You are on page 1of 5

BAB I PENDAHULUAN 1.

LATAR BELAKANG Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia. (Himpunan Peduli Stroke, 2007, http://hpstroke.wordpress.com, diunduh pada tanggal 27 Januari 2012) Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), terdapat kecenderungan meningkatnya jumlah penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir. Kecenderungannya menyerang generasi muda yang masih produktif. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur. Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak. Stroke dapat terjadi akibat pembentukkan thrombus di suatu arteri cerebrum, akibat emboli yang mengalir ke otak dari tempat lain ke tubuh, atau akibat perdarahan otak. Stroke gaya hidup yang tidak sehat seperti seringnya makan makanan yang berkolesterol tinggi dan olah raga kurang sehingga menimbulkan penimbunan plak di dinding pembuluh darah. Dr. Herman (dalam Himpunan Peduli Stroke, 2007) mengatakan bahwa stroke adalah gangguan saraf yang menetap. Penyebabnya adalah kerusakan pembuluh darah di otak. Serangan itu berlangsung selama 15-20 menit. Orang menyebutnya sebagai serangan otak dan identik dengan serangan jantung. Tercatat 80 persen pasien stroke perdarahan disebabkan hipertensi dan 20 persen karena adanya kelainan pembuluh darah di otak sejak dini/lahir (AVM) dan pecah saat

bertambah usia. Dengan adanya pergeseran usia serangan stroke ke arah yang lebih muda penyebabnya adalah perubahan pola makan dan gaya hidup. Ada sekitar 30% - 40% penderita stroke yang masih dapat sembuh secara sempurna. Asalkan ditangani dalam jangka waktu 6 jam atau kurang dari itu. Hal ini penting agar penderita tidak mengalami kecacatan. Kalaupun ada gejala sisa seperti jalannya pincang atau berbicaranya pelo, namun gejala sisa ini masih bisa disembuhkan. Sayangnya, sebagian besar penderita stroke baru datang ke rumah sakit 48-72 jam setelah terjadinya serangan. Bila demikian, tindakan yang perlu dilakukan adalah pemulihan. Tindakan pemulihan ini penting untuk mengurangi komplikasi akibat stroke dan berupaya mengembalikan keadaan penderita kembali normal seperti sebelum serangan stroke. Upaya untuk memulihkan kondisi kesehatan penderita stroke sebaiknya dilakukan secepat mungkin, idealnya dimulai 4-5 hari setelah kondisi pasien stabil. Tiap pasien membutuhkan penanganan yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan pasien. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan. (Jauhari nurudin, 2007) 2. TUJUAN A. Tujuan Umum Agar penulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien Tn. D dengan stroke hemoragic. B. Tujuan Khusus
1. Penulis mampu melakukan pengkajian klien dengan stroke hemoragic. 2. Merumuskan diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan stroke hemoragic. 3. Menyusun rencana keperawatan yang berkaitan dengan stroke hemoragic. 4. Melakukan tindakan keperawatan daam memenuhi kebutuhan dasar klien

dengan stroke hemoragic.


5. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan pada klien

dengan stroke hemoragic.


6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah diberikan pada klien

dengan stroke hemoragic.

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.

Kesimpulan

Asuhan keperawatan Tn. D dengan stroke hemoragic yang dilakukan selama dua hari mulai tanggal 3 Desember sampai dengan tanggal 5 Desember 2011 secara umum dari tahap pengkajian sampai evaluasi dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengkajian Pengkajian pada Tn. D dengan stroke hemoragic dilakukan untuk mendapatkan datadata klien, terutama keluhan utama, tanda-tanda vital, dan kelainan yang mungkin dapat terjadi. Data diperoleh selain dari keterangan klien dan keluarga juga dari pemeriksan fisik. Pada klien didapatkan keluhan tidak sadarkan diri saat dibawa ke rumah sakit. 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa yang muncul pada Tn. D dengan stroke hemoragic sesuai dengan teori yang ada yaitu perubahan perfusi jaringan, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan, kerusakan mobilitas fisik, dan defisit perawatan diri. 3. Perencanaan Pada perencanaan, penulis mengacu pada buku sumber yang ada. Perencanaan disusun dan disesuaikan dengan kondisi klien serta dengsn persetujuan klien dan keluarga. 4. Pelaksanaan Keberhasilan pelaksanaan asuhan keperawatan sangat ditunjang oleh ketersediaan alat dalam melakukan tindakan keperawatan, peran, dan partisipasi keluarga serta adanya kerjasama tenaga kesehatan atau perawat lain di ruangan. 5. Evaluasi Perawatan klien stroke hemoragic memerlukan ketelitian dan observasi yang berkesinambungan karena memungkinkan terjadinya komplikasi yang dapat memperberat kondisi klien.

B.

Rekomendasi Dari hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn. D dengan stroke hemoragic di

Ruang Unit Perawatan Khusus Rumah Sakit Salak Bogor, maka untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan, penulis mengajukan beberapa pertimbangan yang diharapkan bisa dilaksanakan, yaitu: 1. Kepada pihak rumah sakit Untuk meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan yang kompeten dan berkesinambungan pada klien dengan stroke hemoragic, perlu dipertimbangan adanya rujukan bagi klien yang diperbolehkan pulang untuk control. 2. Kepada institusi pendidikan Perlu adanya pertimbangan unuk penambahan referensi buku yang aktual mengenai asuhan keperawatan untuk lebih meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam hal perawatan. 3. Kepada keluarga Perawatan klien stroke hemoragic perlu mendapatkan perhatian terutama pola gaya hidup klien di rumah dan pola istirahat agar penyakit klien tidak kambuh lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medica. Doenges, Marylinn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC. Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius. Syaifuddin, Drs. H. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC. Black, Joyce M. 1997. Medical Surgical Nursing fifth edition : clinical managemen for continuity of care. Philadelfia : WB. Saunders company Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC Doengoes, et all. Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta : EGC Himpunan Anonim, peduli (2007, stroke, (2007. Angka Kejadian Stroke Meningkat. http://hpstroke.wordpress.com, diperoleh pada tanggal 27 Januari 2012) http://www.jevuska.com/2007/04/11/gejala-diagnosa-terapi-stroke-nonhemoragik/, diperoleh tanggal 4 januari 2012) Anonim, (2008, http://ekspresi ekspresiku.blogspot.com/2008/07/stroke-nonhemoragik.html, diperoleh pada tanggal 4 januari 2012) Senyum Perawat, (2010, http://senyumperawat.blogspot.com/2010/05/askep-ketidakefektifanperfusi-jaringan.html, diperoleh pada tanggal 2012)

You might also like