You are on page 1of 5

2011

TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN


PERMASALAHAN LINGKUNGAN di BALI AKIBAT PERKEMBANGAN PARIWISATA yang PESAT

Oleh:

DEWI RUPYANTI SINAGA MOH. RIZAL RIZKI

3610100007 3610100043

INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER SURABAYA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH KOTA (PLANOLOGY)
2/19/2011

BALI HADAPI BERATNYA MASALAH LINGKUNGAN


Senin, 07 Februari 2011 10:56 WIB DENPASAR--MICOM: Bali menghadapi masalah lingkungan hidup yang sangat berat dan rumit sebagai dampak negatif dari perkembangan pariwisata yang cukup pesat, di samping kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat setempat terhadap kelestarian lingkungan.

"Bali menghadapi masalah lingkungan yang berat mulai dari perubahan flora fauna hingga pencemaran serta menurunnya kualitas sumber daya alam dan kualitas lingkungan perkotaan," kata Ketua Program Studi Pemandu Wisata Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Dr Drs I Ketut Sumadi MPar di Denpasar, Senin (7/2). Ia mengatakan, kerusakan lainnya juga terjadi pada infrastruktur dan fasilitas pendukung yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dampak negatif pembangunan pariwisata terhadap lingkungan fisik sangat mudah dilihat, baik yang terjadi pada tanah, air, maupun udara. Kerusakan dan pencemaran antara lain terjadi pada air, termasuk air tanah dan air permukaan, serta pada lapisan tanah dan udara. Selain itu juga perubahan pada penggunaan lahan, terutama alih fungsi lahan pertanian yang sulit dikendalikan. fungsi lahan pertanian yang sulit dikendalikan.

Hamparan lahan pertanian yang subur kini berubah menjadi gedung dan bangunan-bangunan permanen, termasuk hotel dan vila. Hal itu dengan mudah ditemui di kawasan wisata Ubud, Gianyar dan tempat-tempat lainnya di Bali, ujar Ketut Sumadi. Demikian pula beberapa kawasan hutan dibabat menjadi fasilitas, sarana atau prasarana pariwisata, sehingga sangat berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan, terutama terjadinya banjir dan tanah longsor pada musim hujan. Banyak objek wisata yang dikembangkan mencaplok lahan pertanian produktif dalam ratusan hektare luasnya, dan bahkan menggusur atau mengganggu keberadaan tempat-tempat suci (parahyangan) yang terdapat di daerah tersebut.

Selain itu juga mencaplok kawasan pantai, kemudian menutup fungsi pantai sebagai tempat suci bagi orang Bali dalam prosesi upacara Melasti, yakni upacara menyucian alam semesta dan menyucikan diri sendiri menjelang Hari Suci Nyepi, tahun baru saka.

Keharmonisan hubungan manusia Bali dengan Tuhan Yang Maha Suci kini mulai terganggu, sehingga secara langsung berpengaruh buruk kepada sikap dan prilaku masyarakat setempat terhadap lingkungan dan sesamanya. Fenomena yang muncul antara lain terjadinya kontradiksi antara tuntunan religius atau kearifan lokal warisan leluhur dengan kepentingan pariwisata, ujar Ketut Sumadi menandaskan. (Ant/OL-9). Sumber: www.mediaindonesia.com

IDENTIFIKASI

ISU

BERATNYA

PERMASALAHAN

LINGKUNGAN

yang

DIHADAPI MASYARAKAT BALI Tidak dipungkiri lagi bahwa Pulai Bali menjadi tujuan daerah wisata yang sangat difavoritkan baik bagi para wisatawan domestic maupun mancanegara. Sebagai daerah/Pulau yang sangat mengandalkan dan bergantung pada sektor pariwisata, Bali tentu akan semakin mengeksplor dan mengembangkan potensi-potensi keindahan alam dan pariwisata yang dimilikinya kearah yang lebih baik, atau biasa disebut pariwisata berkelanjutan. Namun pengembangan dan pengelolaan objek wisata tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan dan hanya mengutamakan keuntungan komersial semata tentu akan menimbulkan permasalahn lingkungan baru serta ketidakseimbangan ekosistem. Apabila pariwisata hanya dikenal sebagai kegiatan bersenang-senang, maka kemudian pembangunan pariwisata dan pengelolaannya cenderung sebatas pembukaan lahan yang belum tentu melestarikan ekosistem alami. Berdasarkan artikel tersebut permasalahan yang ditimbulkan oleh perkembangan pariwisata yang cukup pesat tanpa memperhatikan kelestarian ekosistem yanga ada antara lain perubahan flora fauna hingga pencemaran serta menurunnya kualitas sumber daya alam dan kualitas lingkungan perkotaan, kerusakan dan pencemaran pada air tanah, air permukaan, serta lapisan tanah dan udara, perubahan pada penggunaan lahan, terutama alih fungsi lahan pertanian yang sulit dikendalikan, pembabatan kawasan hutan menjadi sarana dan prasarana

pariwisata, dan pengembangan objek wisata yang mencaplok lahan pertanian dan kawasan pantai. Permasalahan-permasalahan lingkungan tersebut terjadi sebagi akibat dari kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat setempat terhadap kelestarian lingkungan. Pariwisata berkelanjutan melibatkan masyarakat sebagai salah satu pelaku utamanya dan mengutamakan kelestarian sumber daya. Masyarakat dengan paradigma sederhana mengenai pariwisata kemudian akan mendukung pengembangan pariwisata terkait sebatas menerima keberadaan objek wisata, namun apabila dilibatkan dalam perencanaan, pembangunan hingga pengelolaan, masyarakat lokal akan sulit memberi dukungan karena tidak sepenuhnya mengerti apa dan bagaimana pariwisata yang sebenarnya yang mengakibatkan masyarak menjadi tidak peduli pada pengembangan pariwisata. Pembabatan kawasan hutan untuk keperluan sarana dan prasarana pariwisata menyebabkan flora dan fauna yang tinggal dan hidup di hutan tersebut tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan tempat tinggal mereka dan menjadi merasa tidak cocok untuk terus menempati daerah asal, sehingga mengakibatkan perubahan persebaran flora dan fauna. Sementara itu, alih fungsi lahan pertanian disebabkan saat ini sangat sulit mencari lahan untuk dijadikan area pariwisata dan perumahan terutama di daerah perkotaan. Sehingga alih fungsi lahan pertanian untuk kebutuhan pariwisata lebih disebabkan pada factor ekonomi, yaitu penjualan tanah dari masyarakat Bali kepada investor baik untuk dijadikan hotel, vila, perumahan ataupun kepada warga asing. Kondisi alih fungsi lahan pertanian memang mengkhawatirkan sebab menggeser keberadaan lahan pertanian atau perkebunan. Dimana lahan tersebut memiliki fungsi yang vital bagi kepentingan masyarakat. Apalagi ketersediaan pangan tergantung dari adanya lahan kondisi alih fungsi lahan pertanian memang mengkhawatirkan sebab menggeser keberadaan lahan pertanian atau perkebunan. Dimana lahan tersebut memiliki fungsi yang vital bagi kepentingan masyarakat. Apalagi ketersediaan pangan tergantung dari adanya lahan. Sedangkan kerusakan dan pencemaran pada air, lapisan tanah dan udara lebih disebabkan pada kegiatan proyek pembangunan. Kegiatan yang berkaitan dengan rumah tangga dan industri, termasuk pariwisata dapat menghasilkan berbagai macam limbah yang dibuang ke dalam air permukaan. Berbagai kegiatan pembangunan telah mengakibatkan perubahan penggunaan lahan dari penggunaan lahan pertanian ke penggunaan lahan non pertanian, yang pada dasarnya mengubah kondisi Daerah Aliran Sungai dari daerah yang

lolos air menjadi daerah yang kedap air. Salah satu dampak pembangunan adalah perubahan kondisi badan dan mutu air di dalamnya, baik pada badan perairan dekat proyek pembangunan maupun yang ada di sekitarnya, pada permukaan tanah maupun di bawah permukaan tanah.

SOLUSI

UNTUK

MENGATASI

MASALAH

LINGKUNGAN

AKIBAT

PERKEMBANGAN PARIWISATA yang PESAT Mengatasi perkembangan pariwisata yang pesat namun tidak memperhatikan kelestarian lingkungan dan keseimbangan ekosistem dapai dipilih alternatif menggunakan konsep Pariwisata alternatif yang melestarikan sumber saya. Pariwisata alternatif merupakan suatu bentuk kegiatan kepariwisataan yang tidak merusak lingkungan, berpihak pada ekologis dan menghindari dampak negatif dari pembangunan pariwisata berskala besar yang dijalankan pada suatu area yang tidak terlalu cepat pembangunannya. (Koslowskidan Travis: 1985). Merujuk dari pengertian tersebut, maka pariwisata alternatif adalah pariwisata yang muncul guna meminimalisir dampak negatif dari perkembangan pariwisata masal yang terjadi hingga saat ini. Dampak negatif dari pariwisata masal atau pariwisata berskala besar adalah ancaman terhadap kelestarian budaya dimana budaya lebih dikomersialisasikan dibandingkan dijaga keaslian dan kelestariannya. Selain itu dampak negatif yang dapat berbahaya adalah perusakan sumber daya alam dimana sumber daya alam habis dieksploitasi besar-besaran. Contoh implementasi dari pariwisata alternatif adalah agrowisata. Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Selain memperhatikan kelestarian lingkungan sekitar, agrowisata juga memberikan nilai edukasi bagi pengunjungnya yaitu adalah untuk memperluas pengetahuan para pengunjung wisata. Jadi, bisa disimpulkan pembangunan pariwisata yang baik dan mendukung kelestarian sumber daya baik alam, budaya dan manusia adalah pariwisata alternatif.

You might also like