You are on page 1of 5

ANGGARAN BERBASIS KINERJA PENGERTIAN ANGGARAN Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi

seluruh kegiatan lembaga, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter, dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Menurut Warsito (2005: 2) dan menurut Martiasmo (2002:61) anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran financial. Sedangkan Bastian (2006:163) anggaran dapat diinterpretasikan sebagai paket pertanyaan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam 1 atau beberapa periode yang akan datang. FUNGSI ANGGARAN Mardiasmo (2002:63) mengungkapkan ada beberapa fungsi utama dari adanya anggaran sector public yaitu: 1. Anggaran sebagai alat perncanaan (Planning Tool) 2. Anggaran sebagai alat pengendalian (Control Tool) 3. Anggaran sebagai alat kebijakan Fiskal (Fiscal Tool) 4. Anggaran sebagai alat politik (Political Tool) 5. Anggraan sebagai alat koordinasi dan komunikasi (Coordination and Communication Tool) 6. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja (Performance Measurement Tool) 7. Anggaran sebagai alat motivasi (Motivation Tool) 8. Anggaran sebagai alat menciptakan alat public (Public Sphere) Ada beberapa tipe menurut Bastian (2006:166) yaitu sebagai berikut: 1) Line Item Budgeting Line Item Budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan darimana dana berasal (pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut digunakan (pos-pos

pengeluaran). Jenis anggaran ini dianggap paling tua dan banyak mengandung kelemahan atau sering disebut Traditional Budgeting 2) Planning Programing Budgeting System (PPBS) Planning Programing Budgeting System adalah proses perencanaan, pembuatan program, dan penganggaran, serta didalamnya terkandung identifikasi tujuan organisasi atas permasalah yang mungkin timbul 3) Zero Based Budgeting (ZBW) Zero Based Budgeting merupakan system anggaran yang didasarkan pada perkiraan kegiatan, bukan pada apa yang telah dikakukan di masa lalu, dievaluasi secara terpisah 4) Performance Budgeting Performance Budgeting adalah sistem penganggaran yang berorienntasi pada output organisasi dan berkaitan erat dengan visi, misi dan rencana strategis organisasi. 5) Medium Term Budgeting Framework (MTBF) Medium Term Budgeting Framework adalah suatu kerangka strategi kebijakan pemerintah yang anggaran belanja untuk departemen dan lembaga pemerintahan non departemen dan kerangka tersebut memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada departemen untuk penetapan alokasi dan penggunaan sumber dana pembangunan. PENGERTIAN KINERJA Menurut Pabandu (2006: 121) kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang maupun kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai factor untuk mencapai tujjuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Sedangkan menurut Basian (2005: 278) kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. dan setiap kegiatan

PRINSIP ANGGARAN BERBASIS KINERJA Prinsip-prinsip yang digunakan dalam anggaran berbasisi kinerja meliputi: a. Alokasi Anggaran Berbasis Kinerja (Output and Outcome Oriented). Alokasi anggaran yang disusun dalam dokumen rencana kerja dan anggaran dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dengan mengguanakan sumber daya yang efisien. Dalam hal ini, program/ kegiatan harus diarahkan untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan dalam rencana b. Fleksibilitas Pengelolaan Anggaran Fleksibilitas Pengelolaan Anggaran digunakan untuk mencapai hasil dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas (Let The Manager Manages). Prinsip tersebut memperlihatkan keleluasaan manajer unit kerja dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan rencana. Keleluasaan tersebut meliputi penentuan cara dan tahapan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan dan hasilnya pada saat pelaksanaan kegiatan, yang memungkinkan berbeda dengan rencana kegiatan. Cara dan tahapan kegiatan beserta alokasi anggaran pada saat perncanaan merupakan dasar dalam pelaksanaan kegiatan dalam rangka akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara seorang manajjer untik kerja bertanggung jawab atas penggunaan dana dan pencapaian kinerja yang telah ditetapkan (outcome). c. Money Follow Function Followed by Stucture Money Follow Function Followed by Stucture merupakan prinsip yang menggambarkan bahwa pengalokasian anggaran yang mendanai suatu kegiatan didasarkan pada tugas dan fungsi-fungsi kerja unit sesuai maksud pendiriannya (biasanya dinyatakan dalam peraturan perundangan yang berlaku) Selanjutnya prinsip tersebut dikaitkan dengan Prinsip Function Followed by Stucture, yaitu suatu prinsip yang menggambarkan bahwa struktur organisasi yang dibentuk sesuai dengan fungsi yang diemban. Tugas dan fungsi suatu organisasi dibagi habis dalam unit-unit

kerja yang ada dalam struktur organisasi dimaksud, sehingga dapat dipastikan tidak terjadi duplikasi tugas fungsi. Penerapan prinsip terakhir ini berkaitan dengan kinerja yang menjadi bertolak ukur efektifitas pengalokasian anggaran. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut: Efisiensi alokasi anggran dapat dicapai, karena dapat dihindari overlopping tugas/fungsi/kegiatan Pencapaian output dan outcomes dapat dilakukan secaraoptimal karena kegiatan yang diusulkan masing-masing unit kerja benar-benar merupakan pelaksanaan dari tugas dan fungsinya. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut maka tujuan pemnerapan Anggaran berbasis kinerja diharapkan: a) Menunjukkan keterkaitan antara pendanaan dan prestasikinerja yang akna dicapai (direcly lingkages between performance and budget) b) Meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pelaksanaan (operational efficiency) c) Meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam pelaksanaan tugas damn pengelolaan anggaran (more flexibility and accountability) KOMPONEN ANGGARAN BERBASIS KINERJA Penyusunan anggaran berbasis kinerja membutuhkan 3 komponen: 1. Indicator kinerja merupakan alat ukur untuk menilai keberhasilan suatu program atau kegiatan 2. Standar Biaya yang digunakan merupakan standard biaya masukan pada awal tahap perencanaan anggaran berbasisi kinerja, dan nantinya menjadi standard biaya pengeluaran anggaran. Pengertian tersebut diterjemahkan berupakan Standar Biaya Umum (SBU) dan Standar Biaya Khusus (SBK). Pada pelaksanaan kegiatan, cara pelaksanaanya dapat saja berbeda sesuai dengan kondisi yang ada dan tergantung pada sudut pandang pemikiran yang sejalan dengan prinsip let the managemented.

Butir-butir pemikiran mengenai standard biaya dalam rangka mendukung penerapan Anggaran berbasis kinerja dapat dikemukakan sebagai berikut: Standard biaya merupakan alat bantu penyusunan anggaran Standard biaya merupakan kebutuhan anggran yang paling efisien untuk menghasilkan keluaran. Perubahan jumlah/angka standard biaya dimungkinkan karena adanya perubahan parameter yang dijadikan acuan. Parameter tersebut dapat berupa angka inflasi, keadaan kondisi darurat (first majeur) atau hal lain yang ditetapkan sebagai parameter Standard biaya dikatikan dengan pelayanan yang diberikan oleh standard pelayanan minimal

3. Evaluasi kinerja merupakan proses penilaian dan pengungkapan masalah implenmentasi kebijakan untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas pekerja, baik dari sisi efisiensi dan efiktifitas suatu program/kegiatan. Cara pelaksanaanya yaitu dengan membandingkan hasil terhadap target (dari sisi efektifitas) dan realisasi terhadap rencana pemanfaatan sumber daya (dilihat dari efisiensi). Hasil evaluasi kinerja merupakan umpan balik (feed back) bagi suatu organisasi untuk memperbaiki kinerjanya.

Referensi http://bppt.go.id/buku_2_penganggaran http://repository.usu.ac.id

You might also like