You are on page 1of 7

Wed, 12 Dec 2007 19:08:32 -0800

Al Udh-hiyyah (Hewan Qurban) Definisi Udhhiyyah Al Udhhiyyah adalah hewan yang disembelih pada hari an nahr (Iedul Adha) dan hari-hari tasyrik dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah Taala. Hukum Udhhiyyah Seluruh kaum muslimin telah sepakat mengenai disyariatkannya udhhiyah. Allah Taala berfirman, Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu dan berkurbanlah (QS. Al Kautsar : 2) Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah dirizkikan Allah kepada mereka, maka Ilahmu ialah Ilah Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya (QS. Al Hajj : 34) Dari Anas bin Malik radhiyallaHu anHu, ia berkata, Nabi telah berkurban dengan dua domba yang berbulu hitam di atas warnanya yang putih. Beliau menyembelih dengan tangannya, membaca basmalah dan bertakbir. Beliau meletakkan kakinya di atas tubuh domba tersebut (HR. al Bukhari dan Muslim) Namun demikian para ulama berbeda pendapat mengenai hukum udhhiyah ini dan Syaikh al Utsaimin menjelaskan perbedaan tersebut, Jumhur ulama berpendapat bahwa udhhiyah hukumnya sunnah muakkadah dan ini merupakan pendapat madzhab Syafii, Malik dan Ahmad menurut riwayat yang masyhur dari mereka berdua (yakni Imam Malik dan Imam Ahmad). Sedangkan sebagian ulama berpendapat bahwa hukum udhhiyah adalah wajib. Pendapat ini merupakan madzhab Abu Hanifah dan salah satu diantara dua riwayat dari Imam Ahmad. Pendapat inilah yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (Hukum Udhhiyah hal. 17) Dan nampaknya hukum udhhiyah ini wajib bagi yang mampu berdasarkan sabda

Rasulullah ShallallaHu alaiHi wa sallam, Man kaana laHu saatun wa lam yudhahhi fa laa yaqrabanna mushallaanaa yang artinya Barangsiapa memiliki kemampuan dan tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami (HR. Ibnu Majah no. 3123, dihasankan oleh Syaikh al Albani dalam Shahiih Sunan Ibni Majah no. 2532) Syarat-syarat Hewan Kurban Kurban tidak boleh kecuali dari sapi, kambing dan unta, berdasarkan firman Allah Taala, Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah dirizkikan Allah kepada mereka, maka Ilahmu ialah Ilah Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya (QS. Al Hajj : 34) Syaikh al Utsaimin menjelaskan, Yang dimaksud binatang ternak adalah unta, sapi dan kambing. Makna ini terkenal di kalangan bangsa Arab. Hal ini telah dikatakan oleh al Hasan dan Qatadah serta ulama yang lain (Hukum Udhhiyah hal. 24) Dan hendaklah hewan ternak yang dikurbankan adalah hewan ternak yang sehat. Dari Ubaid bin Fairuz, ia berkata, Aku berkata kepada al Bara bin Azib, Beritahukanlah kepadaku apa saja binatang kurban yang dibenci atau dilarang Rasulullah ?, Dia (al Bara bin Azib) berkata, Rasulullah mengisyaratkan dengan tangan beliau begini, namun tanganku lebih pendek dari tangan beliau, Ada empat binatang yang tidak boleh digunakan untuk kurban, yaitu (1) hewan yang pincang dan yang nyata kepincangannya, (2) hewan yang salah satu matanya buta dan nyata kebutaannya, (3) hewan yang sakit dan nyata sakitnya dan (4) hewan yang kurus sehingga tidak bersumsum (HR. Imam Malik dalam al Muwatha) Dan mengenai batasan umur hewan kurban yang akan disembelih Rasulullah

ShallallaHu alayHi wa sallam bersabda, Janganlah kalain menyembelih kurban kecuali berupa musinnah kecuali apabila sulit bagi kalian maka sembelihlah jadzah dari domba (HR. Muslim) Musinnah adalah binatang ternak yang sudah tanggal giginya atau yang lebih tua dari itu. Dan jadzah adalah apa yang di bawahnya. Syaikh al Utsaimin menjelaskan, Unta yang sudah tanggal giginya adalah yang telah sempurna lima tahun. Adapun sapi apabila telah sempurna dua tahun. Pada kambing apabila telah sempurna satu tahun. Dan yang dimaksud dengan jadzah adalah yang telah berusia enam bulan. Jadi, tidak sah meyembelih kurban yang belum genap dari umur yang telah disebutkan (Hukum Udhhiyah hal. 24-25) Waktu Penyembelihan Hewan Kurban Waktu untuk menyembelih hewan kurban adalah dari setelah shalat Ied hingga terbenamnya matahari pada hari-hari tasyrik, yaitu tanggal 13 Dzulhijjah. Jadi waktu menyembelih kurban ada empat hari yaitu hari Ied setelah shalat, dan tiga hari sesudahnya. Barangsiapa yang menyembelih sebelum selesai shalat Ied atau sesudah matahari terbenam pada tanggal tiga belas maka sembelihannya tidak sah. Dari al Bara bin Azib radhiyallaHu anHu, Rasulullah ShallallaHu alaiHi wa sallam bersabda, Barangsiapa yang menyembelih sebelum shalat, maka sembelihannya hanyalah daging yang dipersembahkan kepada keluarganya, dan tidaklah mendapatkan dari nusuk sedikit pun (HR. al Bukhari) Seekor Kambing Cukup untuk Satu Keluarga Dari Abu Ayyub al Anshari radhiyallaHu anHu, ia berkata, Dahulu seseorang pada zaman Nabi, seseorang menyembelih seekor kambing untuk dirinya dan keluarganya. Lantas mereka memakannya dan membagikannya kepada orang lain (HR. Ibnu Majah dan at Tirmidzi dan beliau menshahihkannya) Syaikh al Utsaimin menjelaskan,

Apabila seseorang berkurban dengan seekor kambing atau domba dengan niat untuk diri dan keluarganya, maka telah cukup untuk orang yang dia niatkan dari keluarganya, baik yang masih hidup atau pun yang sudah mati. (Hukum Udhhiyah hal. 39) Sementara itu sepertujuh unta atau sepertujuh sapi telah sah bagi seseorang sebagaimana dia menyembelih seekor kambing. Karena Nabi ShallallaHu alaiHi wa sallam menjadikan sepertujuh unta atau sapi seperti kedudukan satu kambing dalam hadyu (binatang yang dipersembahkan ketika haji tamattu dan Qiran). Adab-adab Menyembelih Hendaklah orang yang menyembelih adalah orang yang berakal dan sudah tamyiz (dewasa) dan hendaklah orang yang menyembelih adalah muslim atau ahli kitab. Allah Taala berfirman, Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi al Kitab itu halal bagimu (QS. Al Maidah : 5) Menghadap ke arah kiblat ketika menyembelih. Berbuat ihsan dalam menyembelih, yaitu dengan alat yang tajam. Nabi ShallallaHu alaiHi wa sallam bersabda, Sesungguhnya Allah telah mewajibkan ihsan dalam segala hal. Apabila kalian membunuh maka perbaguslah cara kalian dalam membunuh dan apabila kalian menyembelih maka perbaguslah cara kalian dalam menyembelih. Dan hendaknya dia menajamkan pisaunya dan memudahkan untuk hewan sembelihannya (HR. Muslim) Bertakbir atau membaca, AllaHu Akbar setelah membaca, BismillaH ketika akan menyembelih. Adapun doa lengkapnya adalah, BismillaHi wallaHu akbar, allaHumma minka wa laka annii yang artinya Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, Yaa Allah sembelihan ini dari-Mu dan untuk-Mu, maka terimalah dariku. Jika sembelihan milik orang lain maka hendaklah menyebutkan nama orang tersebut.

Memotong kerongkongan dan mari (saluran makanan dan minuman) setelah memutus kedua urat leher. Kemudian mengalirkan darahnya, Rasulullah ShallallaHu alaiHi wa sallam bersabda, Setiap yang mengalirkan darah dan disebut Allah atasnya maka makanlah selam tidak disembelih dengan gigi atau kuku (HR. Jamaah) Berapa yang Dimakan dan yang Dibagikan ? Allah Taala berfirman, Maka makanlah sebagian daripadanya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir (QS. Al Hajj : 28) Maka makanlah sebagiannya dan berikanlah makan kepada orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta (QS. Al Hajj : 36) Dari Salamah bin Akwa radhiyallaHu anHu, Nabi ShallallaHu alaiHi wa sallam bersabda, Kuluu wa athimuu wad dakhiruu yang artinya Makanlah (dari udhhiyah), berikanlah makan kepada orang lain dan simpanlah (HR. al Bukhari) Itham artinya memberikan makan kepada orang lain meliputi hadiah bagi orang-orang kaya dan shadaqah kepada orang miskin. Namun demikian para ulama berbeda pendapat tentang kadar daging yang dimakan, yang dihadiahkan dan yang disedekahkan. Syaikh al Utsaimin rahimahullah memberikan pendapatnya, Pendapat yang paling tepat adalah dimakan sepertiga, dihadiahkan sepertiga dan disedekahkan sepertiga (Hukum Udhhiyah hal. 57). WallaHu alam. Maraji : Hukum Udhhiyah dan Adab Menyembelih, Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin, at Tibyan, Solo. Panduan Fiqih Lengkap Jilid 3, Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al Khalafi, Pustaka Ibnu Katsir, Bogor, Cetakan Pertama, Dzul Hijjah 1426 H/Januari 2006 M. Semoga Bermanfaat

Doa Menyembelih Hewan Qurban


Pembaca yang budiman , Menyembelih kurban adalah amalan yang sering dilakukan kaum muslimin di Iedhul Adha . Dan disunnahkan bagi orang yang menyembelih untuk melakukannya di mushalla atau Tanah lapang yang digunakan untuk sholat Ied, sebagaimana yang disebutkan di dalam sebuah hadits shahih Dari Nafi dari Ibnu Ubar dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam, bahwasanya beliau melakukan dzabh dan nahr , dzabh adalah menyembelih sapi dan kambing , adapun nahr adalah menyembelih unta , di musholla . (HR Bukhari, an Nasai,Ibnu Majah dan Abu Dawud). Mengenai hal tersebut Imam Asy Syaukani berkata ,bahwa hikmah dilakukannya penyembelihan di mushalla atau lapangan tempat sholat Ied, adalah supaya orang-orang fakir dapat melihatnya sehingga mereka dapat mengambil daging sembelihan tersebut. Nah pembaca , itulah tempat yang disunahkan bagi seorang yang berkurban untuk menyembeih hewan yang di qurbankanya . Kemudian pembaca , terkait dengan rubrik kita kali ini maka pembahasan kita akan beralih pada Doa disaat menyembelih hewan Qurban itu sendiri . Yang dalam hal ini , Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam telah mengucapkan beberapa doa ketika menyembelih hewan tersebut , sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat yang shahih diantaranya hadits yang diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam telah memerintahkan untuk didatangkan kepadanya seekor kibas atau domba yang hitam, Maka didatangkanlah kibas tersebut agar beliau menyembelihnya. Lalu beliau berkata kepada Aisyah : Ya Aisyah, bawalah kemari sebuah pisau. Maka Aisyahpun melakukannya. Kemudian Rasulullah mengambil pisau tersebut dan mengambil kibas serta menggulingkannya lalu beliau sembelih dengan mengucapkan : Bismillah, Allahumma taqobbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa min ummati muhammadin. Baik kita ulang sekali lagi , Bismillah, Allahumma taqobbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa min ummati muhammadin. yang artinya , Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (kurban) dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta dari ummat Muhammad. (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud).

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam berkurban dengan dua kibas yang berwarna putih campur hitam dan bertanduk, kemudian Anas mengatakan : Aku melihatnya menyembelih keduanya dengan tangannya, dan aku melihat beliau meletakkan kakinya di atas kedua pipi kibas sambil mengucapkan , basmalah yakni Bismillah, dan bertakbir yakni Allahu akbar, Artinya : Dengan Nama Allah, Allah Maha Besar . (Hadist Riwayat Muslim). Demikianlah pembaca , kurang lebihnya ada dua riwayat yang mengabarkan perihal bacaan atau doa ketika hendak menyembelih hewan Qurban , diantaranya , Terdapat dalam hadist riwayat ahmad , Bismillah, Allahumma taqobbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa min ummati muhammadin. Baik Kita ulangi , Bismillah, Allahumma taqobbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa min ummati muhammadin. Dan doa yang lebih singkat dari itu , Bismillah, wallahu akbar. Mudah mudahan bermanfaat , Wallahualam , wasalam . Label: Bimbingan Dzikir dan Doa diposkan oleh Renungan Dizaman ini pada 06:58 0 Komentar: Poskan Komentar

Berlangganan Poskan Komentar [Atom]

<< Beranda

You might also like