You are on page 1of 14

ir merupakan unsur utama bagi hidup kita di planet ini.

Kita mampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa hari saja. Dalam bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Semua orang berharap bahwa seharusnya air diperlakukan sebagai bahan yang sangat bernilai, dimanfaatkan secara bijak, dan dijaga terhadap cemaran. Namun kenyataannya air selalu dihamburkan, dicemari, dan disia-siakan. Hampir separo penduduk dunia, hampir seluruhnya di negara-negara berkembang, menderita berbagai penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan air, atau oleh air yang tercemar. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, 2 miliar orang kini menyandang risiko menderita penyakit murus yang disebabkan oleh air dan makanan. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian lebih dari 5 juta anakanak setiap tahun. Sumber-sumber air semakin dicemari oleh limbah industri yang tidak diolah atau tercemar karena penggunaanya yang melebihi kapasitasnya untuk dapat diperbaharui. Kalau kita tidak mengadakan perubahan radikal dalam cara kita memanfaatkan air, mungkin saja suatu ketika air tidak lagi dapat digunakan tanpa pengolahan khusus yang biayanya melewati jangkauan sumber daya ekonomi bagi kebanyakan negara. Banyak orang memang memahami masalah-masalah pencemaran dan lingkungan yang biasanya merupakan akibat perindustrian, tetapi tetap saja tidak menyadari implikasi penting yang dapat terjadi. Sebagian besar penduduk bumi berada di negara-negara berkembang; kalau orang-orang ini harus mendapatkan sumber air yang layak, dan kalau mereka menginginkan ekonomi mereka berkembang dan berindustrialisasi, maka masalahmasalah yang kini ada harus disembuhkan. Namun bagaimanapun masalah persediaan air tidak dapat ditangani secara terpisah dari masalah lain. Buangan air yang tak layak dapat mencemari sumber air, dan sering kali tak teratasi. Ketidaksempurnaan dalam layanan pokok sistem saluran hujan yang kurang baik, pembuangan limbah padat yang jelek juga 1

dapat menyebabkan hidup orang sengsara. Oleh karena itu, meskipun makalah ini memusatkan diri terutama pada air dan sanitasi, dalam jangka panjang akan sangat penting memikirkannya dari segi pengintegrasian layanan-layanan lingkungan ke dalam suatu paket pengelolaan air, sanitasi, saluran, dan limbah padat yang komprehensif.

Ketersediaan dan Kelangkaan Air Air merupakan elemen yang paling melimpah di atas Bumi, yang meliputi 70% permukaannya dan berjumlah kira-kira 1,4 ribu juta kilometer kubik. Apabila dituang merata di seluruh permukaan bumi akan terbentuk lapisan dengan kedalaman rata-rata 3 kilometer. Namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang benar-benar dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003%. Sebagian besar air, kira-kira 97%, ada dalam samudera atau laut, dan kadar garamnya terlalu tinggi untuk kebanyakan keperluan. Dari 3% sisanya yang ada, hampir semuanya, kira-kira 87 persennya,tersimpan dalam lapisan kutub atau sangat dalam di bawah tanah. Dalam satu tahun, rata-rata jumlah tersebut tersisa lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar yang dapat diperoleh dari sungai-sungai di dunia. Bandingkan dengan jumlah penyedotan yang kini hanya ada sedikit di atas 3.000 kilometer kubik tiap tahun. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas kelihatannya cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat. Misalnya, lembah sungai Amazon memiliki sumber yang cukup tetapi mengekspor air dari sini ke tempat-tempat yang memerlukan adalah tidak ekonomis. Selain itu, angka curah hujan sering sangat kurang dapat dipercaya, sehingga persediaan air yang nyata sering jauh di bawah angka rata-rata yang ditunjukkan. Pada musim penghujan, hujan sangat hebat, namun biasanya hanya terjadi beberapa bulan setiap tahun; bendungan dan tandon air yang mahal diperlukan untuk menyimpan air untuk bulan-bulan musim kering dan untuk menekan kerusakan musibah banjir. Bahkan di kawasan-kawasan "basah" ini angka yang turun-naik dari tahun ke tahun dapat mengurangi persediaan air yang akan terasa secara nyata. Sedangkan di kawasan kering seperti Sahel di Afrika, masa kekeringan yang berkepanjangan dapat berakibat kegagalan panen, kematian ternak dan merajalelanya kesengsaraan dan kelaparan. Pembagian dan pemanfaatan air selalu merupakan isu yang menyebabkan pertengkaran, dan sering juga emosi. Keributan masalah air bisa terjadi dalam suatu negara, kawasan, ataupun berdampak ke benua luas. Di Afrika, misalnya, lebih dari 57 sungai besar atau lembah danau digunakan bersama oleh dua negara atau lebih; Sungai Nil oleh sembilan, dan Sungai Niger oleh 10 negara. Sedangkan di seluruh dunia, lebih dari 200 sungai, yang meliputi lebih dari separo permukaan bumi, digunakan bersama oleh dua negara atau lebih. Selain itu, banyak lapisan sumber air bawah tanah membentang melintasi batas-batas negara, dan penyedotan oleh suatu negara dapat menyebabkan ketegangan politik dengan negara tetangganya.

Karena air yang dapat diperoleh dan bermutu bagus semakin langka, maka percekcokan dapat semakin memanas. Di seluruh dunia, kira-kira 20 negara, hampir semuanya di kawasan negara berkembang, memiliki sumber air yang dapat diperbarui hanya di bawah 1.000 meter kubik untuk setiap orang, suatu tingkat yang biasanya dianggap kendala yang sangat mengkhawatirkan bagi pembangunan, dan 18 negara lainnya memiliki di bawah 2.000 meter kubik untuk tiap orang. Lebih parah lagi, penduduk dunia yang kini berjumlah 5,3 miliar mungkin akan meningkat menjadi 8,5 miliar pada tahun 2025. Beberapa ahli memperkirakan bahwa tingkat itu akan menjadi stabil pada angka 16 miliar orang. Apapun angka terakhirnya, yang jelas ialah bahwa tekanan yang sangat berat akan diderita oleh sumber-sumber bumi yang terbatas. Dan laju angka kelahiran yang tertinggi justru terjadi tepat di daerah yang sumber-sumber airnya mengalami tekanan paling berat, yaitu di negara-negara berkembang. Dalam tahun-tahun belakangan ini, sebagian besar angka pertumbuhan penduduk terpusat pada kawasan perkotaan. Pertumbuhan penduduk secara menyeluruh di negara-negara berkembang kira-kira 2,1 persen setahun, tetapi di kawasan perkotaan lebih dari 3,5%. Daerah kumuh perkotaan atau hunian yang lebih padat di kota yang menyedot pemukim baru termiskin tumbuh dengan laju sekitar 7% setahun. Hunian pinggiran yang lebih padat sering dibangun secara membahayakan di atas tanah yang tak dapat digunakan untuk apapun, seperti bukit-bukit terjal yang labil atau daerahdaerah rendah yang rawan banjir. Kawasan semacam itu tidak sesuai dengan perencanaan kota yang manapun, dipandang dari segi tata-letak ataupun kebakuan. Karena kawasan semacam itu dianggap sah secara hukum dan bersifat "darurat", pemerintah kota biasanya tidak cepat melengkapinya dengan prasarana seperti jalan, gedung sekolah, klinik kesehatan, pasokan air, dan sanitasi. Namun sebenarnya hunian semacam ini tak pelak akan menjadi pola bagi kota yang harus dilayani dengan prasarana modern; hal ini mempunyai implikasi-implikasi baik untuk pemecahan secara teknis maupun secara lembaga yang akan diperlukan sebagai syarat supaya segala layanan mencapai semua orang dan berkesinambungan. Di sementara negara, masalah terbesar mengenai persediaan air berkembang bukan hanya dari masalah kelangkaan air dibanding dengan jumlah penduduk, melainkan dari kekeliruan menentukan kebijakan tentang air, dan baru menyadari masalah-masalah tersebut lama setelah akibat yang tak dikehendaki menjadi kenyataan. Jadi meskipun penambahan investasi dalam sektor ini diperlukan, penambahan itu perlu disertai dengan perubahan: Prioritas utama haruslah pada cara pemanfaatan paling bijak terhadap investasi besar yang telah ditanam dalam sektor ini setiap tahun.

Contoh-contoh Praktis

Perbaikan efisiensi irigasi. Dari sudut pandang penggunaan sumber daya air global, sangat penting untuk memperkenalkan cara-cara irigasi yang lebih efisien (misalnya, irigasi menetes yang banyak digunakan di Israel). Memperbaiki efisiensi irigasi bisa membebaskan air untuk bisa digunakan di daerah-daerah kota sekitar, seperti yang telah dilakukan di tempat-tempat tertentu di Amerika. Di Imperial Valley di California, sedang dicobakan sebuah pendekatan inovatif untuk menemukan sumber daya air baru untuk memenuhi kebutuhan kota. MWD (The Metropolitan Water District of Southern California) sedang membiayai tindakan-tindakan yang memperbaiki efisiensi sistem irigasi dengan menyediakan pengatur aliran air (reservoir) yang baru, memperbaiki kanal dan memasang lebih banyak monitor arus air. Sebagai imbalan, MWD bisa menggunakan 106.000 acre feet air (seluas 42.500 ha dengan kedalaman 1 kaki) yang bisa dihemat setiap tahun. (1 acre foot air sama dengan volume air seluas 0,4 hektar dan sedalam 0,3 meter). Demikian juga kota Casper di Wyoming, membayar petani untuk mengisi (dengan air) parit-parit irigasi mereka dan memasang peralatan irigasi yang bisa menghemat air. Sebagai gantinya, kota menerima air yang dihemat tersebut. Aspek penting lainnya dari perbaikan efisiensi irigasi adalah pengakuan atas peranan kunci dari para "penerima keuntungan" dalam menciptakan struktur lembaga yang tepat. Sebelumnya, perbaikan irigasi hanya dianggap sebagai masalah teknik belaka; jika instalasi sudah terpasang dengan benar (sesuai dengan rancangan teknis departemen tingkat provinsi atau nasional), maka selanjutnya tinggal mengajari petani cara mengunakan persediaan air tambahan. Pendekatan semacam ini sudah tak bisa dipercayai lagi karena kegagalannya. Sekarang disadari bahwa dalam banyak kasus petani telah mengembangkan sendiri mekanisme untuk mengatur kanal pembagi, mengelola pembagian air, dan menyelesaikan perselisihan. Membangun berdasarkan pengaturan yang sudah ada jauh lebih mungkin untuk berhasil daripada mencoba memaksakan sistem baru dari luar. Pendekatan tersebut telah diterapkan di Filipina sejak pertengahan 1970an, dan model tersebut telah diadaptasi untuk digunakan di negara-negara Asia lainnya, termasuk Srilanka, India, Indonesia, Thailand, Nepal dan Bangladesh. Ini model yang harus diterapkan lebih luas di bidang sanitasi dan penyediaan air kota karena sekarang sudah semakin disadari bahwa keberhasilan masyarakat sekitar kota tergantung pada pembicaraan yang tepat dengan masyarakat itu sendiri.
PENGOLAHAN LIMBAH YANG MENGHASILKAN: BUDIDAYA AIR DENGAN RUMPUT BEBEK Sistem yang menggunakan gulma air rumput, sebagaimana penyeimbang konvensional, bergantung pada serangkaian proses pengolahan untuk memperoleh luapan yang berkualitas tinggi. Setelah disaring (dan dibuang kerikilnya, jika perlu) limbah diolah awal secara sederhana (biasanya di kolam

yang tidak dipakai untuk memproduksi rumput bebek) dan dialirkan ke kolam rumput bebek atau ke beberapa saluran dangkal yang berbelok-belok tempat gulma tumbuh yang ukurannya cukup fleksibel. Dari sana rumput bebek dipindah ke kolam ikan berukuran kecil sehingga mudah dikuras atau dipompa. Hasil dari budidaya yang intensif bisa sangat mengagumkan - sampai 20 ton ikan per acre per tahun. (1 acre sebanding dengan 0,4046 hektar). Hasil yang sedang saja (tiga sampai empat ton per acre per tahun) sudah bisa memberikan sumber protein dan pemasukan yang tidak kecil bagi masyarakat lokal. Di Bangladesh, hasil permulaan menunjukkan bahwa gulma bisa diproduksi lebih kurang 0,5 ton per acre per hari (berat basah) yang kemudian bisa menghasilkan 45 kg makanan kering berprotein tinggi, atau menopang produksi ikan sebesar kira-kira 58 kg per acre per hari. Tebing-tebing di antara saluran kolam gulma bisa dimanfaatkan untuk menanam tanaman yang menghasilkan uang seperti pohon miju (lentil) atau pisang. Secara keseluruhan sistem tersebut bisa memberikan hasil yang besar. Rumput bebek juga bisa dikeringkan untuk makanan ayam. Di Peru, dengan mengganti sampai 40% makanan ayam dari toko dengan gulma rumput bebek, ayam petelur bisa terjaga produksi telurnya dan menghasilkan warna kuning telur lebih baik yang merupakan faktor jual yang penting. Namun, ini mungkin merupakan cara pemanfaatan rumput bebek yang kurang efisien, dan pengeringan gulma mungkin bisa

menimbulkan masalah di banyak kelompok masyarakat dan cuaca. Pada semua kasus, air yang keluar dari kolam telah diolah sepenuhnya dan cocok untuk dilepas menjadi sumber air atau irigasi. Pada kenyataannya, air tersebut seringkali lebih bersih daripada air "segar" di daerah tersebut. Kemampuan gulma untuk bertahan di lingkungan yang buruk mengisyaratkan adanya manfaat potensial lainnya, meskipun ini belum diuji di lapangan. Misalnya, gulma bisa mengumpulkan sisa-sisa logam di limbah industri sehingga bisa menghasilkan air yang cocok untuk dilepaskan menjadi aliran air atau irigasi; dan mungkin pada saat yang sama bisa memberikan pemecahan ekonomis untuk memulihkan sumber-sumber daya berharga yang kalau tidak ditangani akan bisa mencemari lingkungan. Demikian juga, oleh karena gulma tumbuh subur dalam air yang agak asin, maka rumput bebek potensial digunakan untuk mengolah air yang berkadar garam tinggi, membersihkan air tanah sebelum digunakan untuk irigasi atau air minum, membersihkan saluran drainase irigisi sebelum digunakan kembali, atau mungkin mengubah lahan irigasi yang terlantar yang telah menurun produksinya karena perembesan air garam menjadi sistim budidaya air atau rumput bebek yang bisa memberikan pemasukan uang yang tinggi.

Pilihan-pilihan yang lebih baik dalam proses industri. Kemungkinan untuk penghematan yang sangat besar dengan memerintahkan industri untuk menggunakan proses yang hemat air dan memanfaatkan daur ulang telah dikemukakan di depan. Pengawasan yang lebih ketat terhadap penyedotan air oleh industri (termasuk membebani industri dengan biaya yang realistis untuk penggunaan sumber-sumber daya ini) juga menghindari timbulnya masalah seperti yang dilaporkan ini: dihadapkan pada undangundang yang mengharuskan limbah untuk mengandung lebih sedikit kosentrasi pencemar tertentu, industri-industri menemukan cara untuk menghemat dengan cara menambahkan air bersih pada limbah mereka supaya lebih encer dan bukannya berusaha untuk mengurangi jumlah kandungan pencemar.

Konservasi. Meskipun menyediakan air adalah industri yang menghasilkan dan menjual produk, pada umumnya industri ini kehilangan 1/3 dari produksinya sebelum sampai pada konsumen. Di beberapa kota, lebih dari separo air hilang. Kehilangan yang tinggi ini membuat sulit atau tidak mungkin menciptakan kondisi penyediaan air yang memuaskan karena menyediakan lebih banyak air atau menambah tekanan pada sistem yang bobrok hanya menyebabkan luapan dan kebocoran yang lebih besar. Program konservasi biasanya harus terdiri atas kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk saling melengkapi. Di beberapa negara berkembang, dengan sistem lama yang kondisinya menyedihkan, prioritas pertama harus ditujukan pada pengurangan air yang terbuang. Hal ini biasanya merupakan prasyarat untuk menciptakan kondisi penyediaan air yang lebih baik, dan sampai kondisi ini mulai membaik konsumen sering enggan untuk turut serta dalam bagian-bagian lain program ini. Kampanye pengurangan UFW biasanya tidak mahal dibandingkan dengan biaya untuk menyelamatkan air. Kampanye ini memiliki periode pembayaran kembali yang pendek bahkan pada tingkat tarif sekarang ini, dan akan lebih menarik lagi jika dibandingkan dengan biaya mencari sumber air baru. Di negara-negara berkembang yang layanan penyediaan airnya mungkin secara bergilir manfaat penting dari pengurangan UFW ini adalah bahwa hal ini memungkinkan pemulihan layanan 24 jam. Hal ini juga memiliki dampak kesehatan langsung dan menghindarkan polusi air minum yang disebabkan oleh kebocoran saluran limbah yang masuk ke pipa-pipa pada saat pipa-pipa tersebut tidak penuh. Air juga bisa dihemat sebab masyarakat tidak merasa harus mengisi setiap wadah di rumah mereka pada jam-jam penyediaan untuk berjaga-jaga kalau saat aliran air berikutnya mungkin tertunda atau hilang. Meteran juga bisa digunakan dan lebih awet. Dalam kondisi bergilir meteran bisa menjadi sangat tidak akurat karena adanya udara mampat yang melewati pipa pada saat pipa terisi lagi. Selain itu pipa pun bisa rusak karena kekeringan. Pengawasan sistem dan deteksi kebocoran yang ajeg juga jauh lebih sederhana begitu sistem itu diisi air dan sistem ini tidak membutuhkan peralatan yang canggih. Langkah kedua ialah mengharuskan digunakannya peralatan yang menggunakan air dengan desain yang lebih efisien. Desain yang lama menggunakan lebih banyak air. Toilet, pancuran, dan kran hemat air buatan lokal harus merupakan satu-satunya yang tersedia di pasaran, dan insentif sebaiknya diberikan kepada mereka yang memodifikasi barangbarang desain lama supaya bisa digunakan lagi. Sebelum ini, Amerika Serikat tertinggal dalam hal konservasi dibandingkan Eropa. Tapi sekarang Amerika sedang meluncurkan program-program semacam itu dalam jumlah besar dengan hasil yang mengagumkan. Sebagai contoh, di tahun 1988, San Simeon, California, memulai program modifikasi barang-barang desain lama untuk membuat toilet volume rendah (low-volume flush toilet/LVFT) dan ujung pancuran hemat air. Dimulai dari tempat-tempat yang banyak menggunakan air, misalnya sekolah, hotel, rumah sakit, dan pom bensin, ternyata volume air mubazir yang bisa dihemat mencapai 25%. Perluasan

program ini ke daerah pemukiman dan pembatasan penggunaan air untuk menyiram tanaman di musim panas mengurangi penggunaan air secara keseluruhan dan air yang terbuang hingga 50%. Akibat lain ialah pulihnya jaringan sumber air tanah yang sebelumnya terkuras habis. Yang paling hebat adalah berkurangnya ongkos pemanasan air dengan sendirinya cukup untuk membiayai semua program. Demikian juga, sebuah studi pilot yang meneliti contoh-contoh rumah tangga, tempat usaha dan tempat umum di kota Meksiko menemukan bahwa melengkapi tempat-tempat tersebut dengan toilet dan ujung pancuran yang hemat air bisa mengurangi pemakaian air hingga separo. Selain itu, sistem penyaluran air juga diperbaiki dan program modifikasi barangbarang desain lama juga dilancarkan. Di beberapa negara berkembang, kondisi penyediaan air sangat tidak menentu sehingga pembicaraan tentang peralatan hemat air menjadi tampak lucu. Namun, bahkan dalam kondisi demikian air yang terbuang masih bisa banyak. Rumah-rumah orang kaya menggunakan peralatan boros air, dan orang-orang miskin mencuci di bawah kran yang mengalir terus. Dalam kondisi demikian peralatan hemat air akan bermanfaat karena yang kaya akan menggunakan lebih sedikit air sementara standar yang mereka inginkan tetap terjaga; yang miskin akan bisa berbuat lebih banyak dengan persediaan yang terbatas. Unsur ketiga program konservasi air ialah tarif yang dirancang dengan tepat. Pada prinsipnya ongkos air harus naik sesuai dengan meningkatnya jumlah pemakaian air, sehingga untuk keperluan pokok air tersedia dengan harga yang terjangkau, tetapi jumlah yang lebih besar (yang digunakan untuk kemewahan, seperti menyiram kebun, mencuci mobil, dan mengisi kolam renang) secara progresif harganya naik. Seringkali pungutan air tidak didasarkan pada pemakaian yang sebenarnya, atau kalau didasarkan pada meteran biasanya dengan memakai tingkatan tetap atau mendatar (flat unit rate) atau bahkan menurun yang tidak merangsang konservasi. Namun selain hal itu, ada masalah-masalah serius lainnya yang juga harus dipecahkan, seperti bagaimana menyediakan layanan yang terjangkau untuk orang tak mampu (di mana banyak orang menggunakan satu saluran air bersama-sama sehingga timbul kesan yang keliru bahwa air dipakai secara berlebihan), atau bagaimana menjalankan program meteran yang akurat. Tetapi, masalah-masalah tersebut bisa diatasi. Pendidikan dan peran serta konsumen adalah unsur keempat program konservasi yang sangat penting. Penggunaan air adalah jumlah keseluruhan dari berbagai kegiatan harian. Jadi mengubah sikap perilaku sangatlah penting terutama di tempat yang kondisi penyediaan airnya buruk atau peningkatan tarif airnya sedang diusulkan. Teknologi Pengolahan Air. Banyak negara berkembang tidak memiliki sumber keuangan dan personil untuk memasang dan mengoperasikan sistem pengolahan air yang rumit. Bahkan, negara-negara maju pun membutuhkan teknologi yang sederhana dan tahan lama untuk daerah-daerah yang belum begitu maju. Sekarang ada kecenderungan ke arah penggunaan teknologi yang jauh lebih sederhana dan bukannya penggunaan sistem penyaringan rumit yang menggunakan berbagai bahan filter dan kontrol otomatis. Sebagai

contoh adalah filter "laju menurun" (declining rate). Dalam filter itu air yang masuk dibagi merata di antara filter-filter dan tiap filter dicuci pada saat air di dalamnya mulai menggenang yang menandakan adanya sumbatan karena pasir atau bahan-bahan filter lainnya. Cara sederhana lainnya ialah dengan menggunakan `pasir lambat' (slow sand) yang awalnya diperkenalkan satu abad yang lalu di Eropa. Filter ini memiliki tingkat penyaringan yang rendah, tapi hampir tanpa bagian-bagian yang bergerak. Penjernihan biologisnya terjadi pada lapisan material yang terperangkap pada permukaan pasir. Dan ini dibersihkan kalau material itu mulai menyumbat filter. Standar Pasokan Air. Tata cara di banyak negara berkembang diwarisi dari administrasi pemerintah kolonial sebelumnya. Walaupun secara teknis bagus, aturan ini cenderung terasa berlebihan karena awalnya dirancang untuk diterapkan pada kondisi yang berbeda. Peninjauan kritis tentang standar yang ada sekarang akan menunjukkan bahwa lebih banyak lagi orang yang bisa dilayani dengan anggaran yang secara keseluruhan sama. Sekarang tersedia program-program komputer yang mempermudah perancang untuk mengkaji efek penetapan parameter yang lebih tepat terhadap masyarakat yang dilayani daripada mengadopsi kriteria yang diimpor. Program-program semacam itu sekarang diterapkan sebagai sesuatu yang rutin di sejumlah negara (India, Filipina, Indonesia, Cina, Burma, Srinlanka, Thailand, dan Pakistan). Program ini memungkinkan perencana untuk merancang jaringan distribusi hemat biaya yang bisa dijalankan hanya dengan biaya separuh biaya jaringan konvensional. Sebuah studi kasus di Filipina, mungkin merupakan sesuatu yang khas dari 40 sistem yang diperbaiki oleh Administrasi Perusahaan Air Minum Lokal dengan dukungan Bank Dunia. Dilaporkan bahwa modifikasi barang-barang rancangan lama menghasilkan turunnya biaya per kapita dari $45 ke $25. Ini adalah penghematan sekitar 45%. Penghematan ini berasal dari penggunaan pipa berpenampang lebih kecil untuk aliran yang kecil, penurunan ketentuan tekanan minimum untuk gedung satu tingkat, dan dirancangnya kemungkin pelayanan campuran daripada mengasumsikan bahwa setiap orang akan mampu membiayai saluran mereka sendiri. Peranan Masyarakat. Tegucigalpa, Honduras, adalah contoh khas dari banyak kasus keterlibatan komunitas yang lebih besar, yang sudah waktunya untuk diakui selama dekade ini sebagai unsur penting untuk ketahanan jangka panjang. Di daerah kota, pendekatanpendekatan serupa dalam rencana perbaikan kota telah menghasilkan keterlibatan LSM dan kelompok-kelompok masyarakat. Penerapan pendekatan tersebut pada sanitasi dan penyediaan air telah membuahkan beragam rancangan berskala besar atau eceran untuk penyediaan air bagi masyarakat pemukim liar dan konsep menyeluruh tentang keterlibatan kelompok masyarakat dalam perencanaan dan konstruksi serta pengoperasian sistem air dan buangan. Secara khusus, "tuntutan efektif" (effective demand) sebaiknya digunakan untuk menentukan tingkat layanan. Ini berarti bahwa masyarakat ditawari berbagai tingkat layanan dan bisa mendapatkan air sebanyak kemampuan membayarnya. Idealnya, hal ini

bisa memungkinkan semua biaya layanan terbayar oleh mereka yang mendapat layanan , kecuali kalau ada keadaan sosial yang menuntut diberikannya subsidi. Dan tentu saja, masyarakat bisa memilih pemecahan yang oleh perencana semula diperkirakan tidak akan populer. Di Filipina, penyediaan air yang bisa dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah sebenarnya dirancang akan diberikan melalui kran umum, meskipun sebenarnya air yang terbuang akan lebih sedikit seandainya orang-orang tersebut memiliki saluran sendiri. Namun, ternyata mereka justru lebih suka membayar semua biaya sambungan untuk saluran pribadi dan tidak bersedia untuk kran umum. Serupa dengan hal tersebut, di Cochabamba, Bolivia, para insinyur menemukan bahwa orang bersedia membayar lebih mahal untuk sambungan di halaman mereka daripada membayar untuk kran umum. Namun, dengan pelayanan yang sudah diperbaiki ini pun, mereka masih membayar 86% lebih rendah daripada seandainya mereka membayar ke pedagang keliling. Contoh lain adalah masyarakat di Kumasi, Ghana. Kepada masyarakat ini diajukan pertanyaan: "Jika WC (yang dihubungkan ke sistem saluran pembuangan kotoran) dan lubang kakus yang diperbaiki dan diberi ventilasi (Kumasi Ventilated Improved Pit latrine/KVIP) membutuhkan biaya yang sama tiap bulan, maka manakah yang akan Anda pilih? Para perencana memperkirakan bahwa jika biayanya sama, mereka akan memilih WC. Tapi, ternyata hanya 54% yang memilih WC, sedangkan 45% memilih KVIP karena KVIP tidak menggunakan air sehingga akan tetap berfungsi seandainya sistem air rusak. Selain itu KVIP juga lebih sederhana namun lebih sulit untuk disalahgunakan. Penelitian seperti ini memiliki pengaruh penting terhadap perancangan proyek sanitasi.
Rancangan Tarif yang Lebih Baik dan Mekanisme Pemulihan Biaya

Perusahaan-perusahaan air sering menggunakan biaya rata-rata atau biaya 'historis' sebagai dasar penentuan tarif air. Akibatnya, tarif yang mereka tentukan terlalu rendah karena dua hal. Yang pertama jelas: karena inflasi biaya sebenarnya telah meningkat sejak sistem dibangun. Sebab kedua yang agak rumit adalah: karena konsumsi air yang meningkat memaksa perusahaan untuk memperluas kapasitas produksi airnya, maka perusahaan harus mengembangkan sumber-sumber baru, dan tiap-tiap sumber itu secara progresif makin mahal dibandingkan sumber-sumber daya yang telah ada. Memang terpaksa demikian, kalau pemecahan yang makan biaya paling sedikit dipilih pada saat sumber-sumber itu sedang direncanakan. Dengan demikian perusahaan itu dihadapkan pada biaya marjinal dalam jangka panjang yang terus meningkat yang perlu dimasukkan ke dalam tarif supaya hal ini bisa mengurangi konsumsi berlebihan dan supaya bisa menunda kebutuhan untuk mengembangkan penyediaan tambahan yang baru dan mahal. Besarnya kenaikan tarif mungkin akan mengagetkan para perencana. Penelitian Bank Dunia menemukan bahwa dalam hitungan yang sebenarnya (dengan nilai dolar tetap) biaya air per kubik meter untuk proyek yang disetujui pada tahun 1975 - 1981 besarnya tiga kali lipat proyek disetujui pada tahun 1966 - 1971. Mengulangi proyek di daerah perkotaan yang sama menunjukkan kecenderungan meningkatnya biaya perkubik meter lebih dari 200% antara proyek yang pertama dan kedua.

Pada tahun-tahun belakangan ini sudah ada kemajuan dalam pengubahan tarif yang mencerminkan biaya penyediaan air yang sesungguhnya tetapi yang juga tetap mempunyai tujuan sosial. Tarif-tarif ini menggunakan pembiayaan marjinal untuk mencerminkan biaya sumber daya yang sebenarnya, yang akan meningkat begitu konsumsi meningkat supaya orang tidak terangsang untuk boros air. Sementara itu ada juga tarif tingkat 'pertolongan' yang membantu orang-orang miskin supaya dapat menjangkau konsumsi minimum yang pokok. Tarif seperti itu pada akhirnya harus memungkinkan perusahaan air untuk secara finansial bisa mencukupi dirinya sendiri, beroperasi dan merawat sistem-sistem mereka tanpa tergantung pada subsidi dari luar. Penggunaan 'tuntutan efektif' dan kesadaran bahwa sistem yang berakar pada masyarakat memiliki kemungkinan lebih bagus untuk diterima dan dengan demikian juga meningkatkan pemulihan biaya telah membawa perubahan pula pada cara penagihan. Di sebuah daerah miskin di Honduras, di musim kering air didapat dari sungai atau dari pedagang keliling tradisional dengan biaya 50 sen untuk 10 l air. Dengan mendirikan koperasi air dan membeli air dalam jumlah besar dari pemerintah kota, harga air dari kios sekitar turun menjadi 10 sen untuk 10 l air. Dua kepala rumah tangga perempuan yang mengelola kios dibayar dari uang yang masuk. Setiap tiga bulan sekali pengelola kios diganti, dengan demikian kesempatan mendapat kerja dapat dinikmati oleh beberapa keluarga. Di sistem lain di Afrika yang juga dikelola masyarakat, pemakai membeli tanda dari plastik, dan setiap tanda plastik itu bisa ditukar dengan 25 l unit air di toko-toko sekitar kios. Tarif itu sama dengan tiga kali lipat jumlah yang dibayar perkumpulan tersebut ke bagian penyediaan air di kota. Kelebihan tersebut kemudian dipakai untuk membiayai pengoperasian dan perawatan, membayar kembali pinjaman untuk membangun, dan menambah jumlah kios. Proyek ini telah menghasilkan 20 pekerjaan penuh waktu dan mengurangi biaya air sebesar faktor 3 hingga 7 dibandingkan dengan kalau membeli dari pedagang keliling tradisional.

Bergerak ke Depan Evolusi pada sektor air di negara-negara berkembang menunjukkan sejarah kemajuan yang ajeg, dari air dan sanitasi tingkat rumah tangga hingga rancangan setingkat metropolitan dan regional. Hal ini seharusnya cukup memberi pelajaran kepada kita bahwa

10

sesungguhnya tidak ada satu pun teknologi yang tepat untuk masalah-masalah dalam sektor ini. Demikian juga, perubahan-perubahan pada teknologi selalu disertai dengan perubahan yang searah pada reformasi lembaga dan pendanaan. Hal itu mengandung arti bahwa diperlukan sejumlah pendekatan (yang menawarkan bermacam pilihan teknik, finansial, dan institusional) untuk menyesuaikan dengan sifat-sifat sosial ekonomi penduduk yang dilayani, dan dapat ditingkatkan apabila dikehendaki oleh perubahan keadaan. Juga perlu disadari bahwa negara-negara berkembang hendaknya tidak meniru sistem penyediaan air dan pembuangan limbah cair seperti negara maju. Lebih baik bila mereka mencipta sistemnya sendiri berdasarkan pelajaran di masa lampau untuk menanggapi kondisi masa kini, dan dengan demikian dapat menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat mengakibatkan kegagalan sistem dan masalah lingkungan di negara-negara industri. Ada tiga prinsip yang mendukung pembangunan masa depan yang sehat dalam sektor ini. Konservasi. Ini berarti menggunakan air hanya secukupnya saja untuk memenuhi kebutuhan yang senyatanya, tanpa pemborosan. Konservasi yang efektif biasanya meliputi suatu paket langkah pengendalian kebocoran, penggunaan peralatan untuk penghematan air, tarif yang berdaya mencegah pemborosan, dan kampanye untuk mendorong konsumen lebih sadar terhadap akibat penggunaan yang boros. Ketahanan. Ini berarti penggunaan teknologi dan sistem yang selalu siap bekerja dengan sumber-sumber daya yang dapat diperoleh dari lingkungan masyarakat yang dilayani, tanpa ketergantungan yang berlebih pada masukan dari luar. Sumber daya ini meliputi tidak saja keuangan, melainkan juga mengelola sistem dan ketrampilan yang diperlukan untuk merawat dan memperbaiki peralatan yang telah dipasang. Ketahanan juga meliputi peduli terhadap keberterimaan (yaitu menggunakan sistem air minum dan sanitasi yang disenangi masyarakat) dan juga peduli terhadap partisipasi masyarakat (dalam memilih teknologi yang akan diterapkan dan dalam menentukan cara mengelolanya, demikian juga dalam perencanaan, konstruksi, manajemen, dan operasi dan pemeliharaan yang tepat). Sistem yang tidak mampu berjalan atau yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat yang seharusnya dilayani merupakan penyia-nyiaan investasi sumberdaya. Sistem Melingkar (Circular System). Dengan meningkatnya tekanan jumlah penduduk terhadap sumber-sumber daya yang terbatas, maka kita perlu memikirkan sistem melingkar, bukan garis lurus. Kota yang membuang polusinya ke saluran air dan menyebabkan masalah bagi orang lain tidak bisa diterima lagi. Sebaliknya, air limbah yang telah diolah seharusnya dianggap sebagai suatu sumber bernilai yang dapat dipakai

Penyediaan Air Alternatif yang Dikelola oleh Masyarakat di Tegucigalpa, Honduras


Di Tegucgalpa, Honduras, menyebarnya "barrios marginales" (daerah pemukiman liar) di banyak dataran tinggi yang sulit dicapai menyebabkan kelangkaan air yang parah. Masyarakat terpaksa

11

membeli sejumlah kecil air dari pedagang keliling dengan harga mahal. SANAA (badan yang menangani air dan sanitasi nasional Honduras) mendirikan sebuah kelompok istimewa, UEBM (Unit Barrios Marginales) untuk mengurusi masalah penyediaan air di kawasan tersebut. UEBM membantu dengan mendirikan tiga jenis sistem: Sistem konvensional, dengan sumur-sumur baru untuk melayani daerah-daerah sekitar tertentu. Penjualan air skala besar. Dengan ini masyarakat membangun tanki penyimpanan air yang disediakan oleh SANAA. Atau, kalau tanki sulit diperoleh, sebagai gantinya dipakai truk tanki. Karena gravitasi, air akan mengalir; atau bisa juga air dipompa ke tanki-tanki penyimpanan yang lebih kecil di seluruh pemukiman, dan dijual dengan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga penjual keliling swasta. Perbaikan penampungan air hujan untuk menambah persediaan selama lima bulan musim hujan. Unsur kunci perencanaan ini adalah peranan Himpunan Masyarakat Air dalam membangun dan mengatur sistem-sistem tersebut yang bisa sepenuhnya mandiri, sementara kelompok ini juga mampu menyediakan air dengan biaya lebih rendah. Sebagian besar pemasukan yang diperoleh menjadi dana berputar yang dipakai membantu mengembangkan sistem semacam itu di kelompok masyarakat lainnya. Sisanya dipakai untuk membantu mengembangkan proyek-proyek pengembangan lainnya (seperti sanitasi atau pembangunan jalan) di masyarakat pemilik dana tersebut. Dalam waktu lima tahun, perencanaan seperti ini telah mampu melayani hampir 50.000 orang. Tetapi, meskipun pemecahan inovatif ini mampu membuat air menjadi lebih terjangkau, masyarakat di "barrios marginales" masih membayar 50% lebih mahal dibanding rumah-rumah tangga umum lainnya yang bisa sambung dengan jaringan kota.

untuk berbagai kebutuhan untuk irigasi, sebagai ganti air yang diambil dari lapisan sumber air bawah tanah, untuk memasukkan air ke jaringan-jaringan tersebut di sepanjang pantai guna mencegah perembesan air garam, dan dengan kewaspadaan yang benar, bisa dipakai untuk kebutuhan rumah tangga. Selain itu, unsur hara dalam limbah sebaiknya tidak begitu saja dibuang sehingga menyebahkan terjadinya rawa-rawa (eutrophication) di saluransaluran dan sungai-sungai. "Setiap hari beribu-ribu ton unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan potasium, mengalir dari desa ke kota dalam bentuk makanan. Di seluruh dunia, lebih dari 2/3 unsur hara yang terdapat dalam limbah manusia di buang ke lingkungan dalam bentuk limbah cair yang tidak diolah," tulis Lester Brown dan Jodi Jacobson dari Institut Wordwatch. Dan, tentu saja, unsur hara yang hilang ini pada akhirnya harus diganti dengan pupuk petrokimia. Proses pengambilan keputusan juga perlu diperbaiki. Terlalu banyak usulan proyek yang diterima hanya berdasarkan rendahnya biaya modal awal, tanpa mempertimbangkan faktorfaktor penting lainnya yang berhubungan dengan ketahanan (sustainability). Keputusankeputusan seharusnya paling tidak didasarkan pada "biaya masa siklus" (life-cycle cost) yang meliputi semua biaya yang dibutuhkan untuk menjaga investasi yang diusulkan

12

supaya tetap terawat dan beroperasi dengan efisien. Pertimbangan penting lainnya ialah bahwa sebenarnya ada pemecahan yang bisa dirancang secara lokal dan padat karya sehingga menciptakan banyak lapangan kerja. Pemecahan semacam ini memiliki kesempatan lebih besar untuk bisa terus beroperasi dan dengan demikian memberikan keuntungan jangka panjang, sementara pemecahan berteknologi tinggi sering macet setelah kerusakan ringan pertama tak bisa diperbaiki. Sayang, di tingkat atas sering ditemukan persekongkolan rahasia tak disengaja yang jauh lebih condong pada pemecahan modern dan canggih. Juga, buku-buku teks dan bahan-bahan untuk memberi gambaran pendekatan yang lebih sesuai sangat kurang. Selain itu, terbentang jurang lebar antara kenyataan ekonomi dan finansial pada banyak analisis proyek. Sebuah cara, "penyusutan perputaran uang", dipakai sebagai pembenaran ekonomi untuk menunda penanaman modal sampai tahap kedua yang dianggap pantas dikerjakan. Untuk tingkat nasional, hal itu mungkin merupakan kebijakan yang bagus, tetapi sukar dimengerti oleh pemerintah daerah yang melulu harus berurusan dengan masalah keuangan dan mungkin tidak akan pernah lagi memiliki kesempatan untuk mendapat bantuan dari luar. Demikian juga, pengangguran dan setengah pengangguran dalam istilah ekonomi berarti buruh dapat "dihargai secara semu", yakni hanya bernilai satu bagian kecil saja dari biaya yang sesungguhnya. Tetapi, pemerintah kota tidak bisa menggaji pekerjanya serendah itu. Secara umum, kesenjangan antara lembaga lokal dan mereka yang berpikir secara makro ekonomis perlu dijembatani. Selanjutnya, akibat jangka panjang yang tak bisa diperbaiki, misalnya kemerosotan mutu lingkungan dan habisnya sumber daya, perlu dinilai secara lebih realistis, supaya pengurasan dan pencemaran air oleh industri dan kota bukan lagi merupakan strategi yang secara komersial dianggap sehat. Dampak kesehatan layanan air dan sanitasi merupakan contoh khusus dari biaya dan manfaat jangka panjang yang sering diabaikan. Pengembangan yang tidak seimbang (meningkatnya kuantitas persediaan air tanpa menyediakan sarana pembuangan limbah air atau sarana sanitasi pokok) secara politis memang populer, tetapi mungkin tidak menaikkan tingkat kesehatan sebab lingkungan tetap tercemar. Limbah industri yang tidak ditangani mungkin akan menimbulkan masalah kesehatan di kemudian hari. Dengan dampak kesehatan yang mungkin belum diketahui dari zat-zat kimia modern yang baru akhir-akhir ini saja ditemukan, industri dan pencemar potensial lainnya harus menanggung kewajiban untuk membuktikan bahwa kegiatan-kegiatan yang mereka rencanakan tidak merugikan. Hal ini terutama karena banyak industri membuang kombinasi zat kimia yang berpotensi merugikan sehingga lembaga-lembaga perlindungan tidak bisa mengantisipasi dan mengevaluasi buangan ini dengan sumber referensi yang mereka miliki.
Sanitasi di tempat (on-site sanitation) untuk abad ke-20: VIP dan PF Kakus yang ditingkatkan dan diberi ventilasi (VIP) memecahkan dua problem utama kakus di luar rumah: bau dan lalat. Dengan memasang sebuah pipa ventilasi berdiameter besar dari lubang kakus ke atas atap, terjadilah aliran udara di ujung atas pipa. Lalat dikendalikan dengan memasang sebuah kasa di ujung atas pipa; tiap lalat yang menetas di dalam kakus terbang ke atas pipa dan dijebak oleh kasa itu, dan mati. Jika ada dua lubang kakus, maka yang satu digunakan selama beberapa tahun sampai

13

hampir penuh kemudian diistirahatkan sementara lubang yang kedua bisa digunakan. Pada saatnya kemudian, isi lubang kakus yang pertama sudah berubah menjadi humus dan bisa digali serta digunakan dengan aman untuk tanah. Meskipun pada awalnya adalah teknologi pedesaan, VIP sudah memperoleh pengakuan luas di daerah-daerah perkotaan, terutama di Afrika. VIP sangat akomodatif, bisa menerima berbagai bahan yang dipakai untuk membersihkan setelah buang air besar. Tetapi, sebagian besar penduduk dunia hanya menggunakan air untuk membersihkan. Karena itu, mereka bisa memasangkan kakus yang memiliki air sebagai penutup lubangnya (water-sealed unit), yang bisa disiram dengan tangan dengan menggunakan sedikit air. Jenis toilet siram (PF) memiliki wadah yang secara hidraulis efisien dan dapat disiram dengan beberapa liter air saja, yang dihubungkan ke sepasang lubang pelarut yang dipakai secara bergantian. (Seperti VIP, lubang ini bisa dikosongkan setelah beberapa tahun dan humusnya bisa dipakai

untuk menyuburkan tanah). Karena air tersimpan rapat dalam wadah, toilet ini bisa dipasang di dalam rumah. Jenis sanitasi ini sangat disukai di sebagian besar Asia, Amerika latin, Timur Tengah, dan Afrika utara. Biayanya sebanding dengan VIP, toilet PF jauh lebih murah daripada WC konvensional yang dihubungkan ke saluran pembuangan atau tanki septik. Meskipun memerlukan air (sekitar 2 liter untuk sekali siram), toilet ini masih lebih hemat juga dibandingkan dengan WC konvensional. Suatu keputusan penting yang dibuat oleh pemerintah India selama tahun-tahun belakangan ini adalah membatasi pembuatan sistem saluran pembuangan baru. Perencanaan Terpadu Sanitasi Biaya Rendah Pemerintah Pusat dengan dana sekitar $65 juta untuk periode 1990-1997 membantu masyarakat di daerah-daerah perkotaan memperbaiki sanitasi mereka dengan memasang toilet-toilet PF. Untuk masyarakat berpenghasilan rendah, 45% dari biaya kakus itu merupakan pemberian gratis, dan yang 50% adalah pinjaman. Jadi, mereka hanya perlu menyumbang 5% dari sumber mereka sendiri.

Kebanyakan dari sektor ini "yang terbaik adalah musuhnya yang baik". Sementara peraturan kesehatan masyarakat mengharuskan rumah-rumah untuk memiliki sambungan saluran pembuangan, izin resmi untuk membuat lubang kakus sering ditolak, meskipun kakus ini bisa memberikan tingkat kesehatan yang tinggi, sedangkan sistem saluran pembuangan mungkin untuk selamanya di luar jangkuan kemampuan banyak orang. Demikian juga, keharusan untuk menggunakan teknologi tinggi untuk mengolah air sebelum dipakai untuk irigasi hanya menghasilkan irigasi yang tidak sah yang menggunakan air limbah mentah, karena fasilitas pengolahan yang diharuskan tidak terbeli dan sumber air lainnya tidak ada.

14

You might also like