You are on page 1of 36

catatan Obat

OBAT Definisi : Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yg dimaksudkan utk digunakan dlm menetapkan diagnodis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan pykt atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan & utk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia (SK MENKES RI No. 193/B.VII/71) Obat baku ialah bahan obat berupa substansi yg memenuhi syarat2 yg ditentukan oleh Farmakope Indonesia atau buku resmi lainnya yg ditetapkan oleh pemerintah (obat baku bahan obat) Obat paten ialah obat jadi dengan nama dagang ynag terdaftar atas nama si pembuat (pabrik) atau yang dikuasakannya, dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya Obat asli ialah obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alamiah (Indonesia), terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional Obat baru ialah obat yang terdiri dari satu atau campuran beberapa bahan obat sebagai bagian yg berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat (antara lain zat pengisi, pelarut, vehiculum) atau komponen lain yang belum dikenal, sehingga belum diketahui khasiat serta keamanannya Obat dalam resep : Obat paten (> 70%) Keuntungan : - Dokter cepat menulis resep - Penderita tidak lama menunggu obatnya di apotik karena telah tersedia Kerugian : - Relatif mahal (iklan, sales promotion) - Produk kombinasi Dokter kurang paham isi/jenis obat dan kandungan akibatnya Penderita mendapat obat yang tidak diperlukan dan jumlah tidak sesuai Obat konfeksi belum tentu sesuai kebutuhan penderita Obat jadi atau preparat sekunder

Keuntungan dan kerugiannya sama dengan obat paten, kecuali harga yg mungkin lebih murah Obat menurut komposisi dokter sendiri Keuntungan : terapi individual Pengembangan obat dari obat tradisional Pengolahan Sederhana Bahan Alam Obat tradisional Rebusan Pabrikasi Ekstrak Obat Fitofarmako (kecuali injeksi) Pabrikasi

Bahan Baku Sediaan Farmasi Bahan alam : 1. Tumbuhan (flora) akar (radix), akar tinggal (rhizoma), batang (lignum), kulit batang (cortex), bunga (flos), buah (fruetus), biji (semen), semua bagian tanaman (herba) Hewan (fauna) Mineral Bahan alam terdiri dari bahan yang segar dan yang kering (simplisia) Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan Simplisia yang telah dihaluskan disebut rajangan Pengolahan sederhana (rebusan) : - Pelarut (air) pelarut polar - Zat berkhasiat pada bahan alam larut dalam air rebusan Kelemahan sediaan rebusan : Zat berkhasiat tidak larut air tidak terekstraksi Zat berkhasiat kurang larut air ekstraksi tidak optimal Tidak dapat menutupi kelemahan dari segi rasa, bau, estetika Tidak stabil penyimpanan dalam waktu lama Obat tradisional : - Asal usul : peninggalan luhur - Perlu dikembangkan atasi kelemahan sediaan rebusan - Ada yang sudah terdaftar, ada yang belum - Penandaan : lingkaran putih dengan tulisan jamu Ekstrak adalah hasil proses ekstraksi Ekstraksi adalah proses menarik satu atau lebih zat berkhasiat dari bahan alam Metode ekstraksi : Maserasi (rendaman) Ekstraksi dingin Perkolasi Destilasi (penyulingan) Refluks Ekstraksi panas Sokletasi Pelarut ekstraksi : Polar (air) Semi polar (alkohol, dll) Non polar (eter, kloroform, dll) Untuk fitofarmako, pelarut yang dipakai adalah pelarut air/alkohol Hasil ekstraksi ekstrak cair ekstrak kental ekstrak kering Fitofarmako : - Arah perkembangan obat di Indonesia saat ini - Penemuan obat baru hak paten - Penandaan : lingkaran putih

- Sudah ada data klinis - Sudah dicantumkan pada buku-buku spesialit obat (ISO, dll) - Tidak diperbolehkan membuat sediaan injeksi RANCANGAN BENTUK SEDIAAN Bentuk sediaan obat adalah sediaan yg mengandung satu atau bbrp zat berkhasiat, umumnya dimasukkan dlm satu vehiculum yg diperlukan utk formulasi, hingga didpt suatu prosuk (dgn dosis-unit, volume, serta sediaan yg diinginkan) yg siap utk diminum atau dipakai oleh penderita Faktor-faktor bahan obat yang menentukan pemilihan bentuk sediaan : Sifat fisiko-kimia bahan obat a. Bahan obat higroskopis : cairan (solutio) natrii bromidum b. Bahan obat tidak larut air : padat (pulveres, tablet, kapsul) cth asetosal, chloramfenicol, eritromisin, sulfadiazin (hanya dalam hal khusus diberikan bentuk cairan dan suspensi) c. Bahan obat dirusak oleh getah lambung ( injeksi), cth penicillin G dan adrenalin HCl 2. Hubungan aktivitas/struktur kimia obat (SAR), cth : a. Derivat barbiturat tiopental injeksi b. Derivat fenobarbital oral (tablet, kapsul, puyer) 3. Sifat farmakokinetik bahan obat Nitroglycerine, Isosorbide dinitros tablet, sublingual Cat : bioavailabilitas akan berkurang jika lewat hati Bentuk sediaan yang paling stabil Vitamin C sediaan padat (tablet) Cat : larut air tapi tidak stabil Faktor-faktor penderita yang menentukan pemilihan bentuk sediaan obat : Umur penderita a. Anak balita oral sediaan cairan (solutio, suspensi, emulsi) oral sediaan padat (pulveres) Cat : Sediaan cair lebih gampang diminum daripada sediaan padat Sediaan tablet dan kapsul dihindari untuk anak kurang dari 5 tahun b. Orang dewasa oral sediaan padat lebih baik daripada sediaan cair, karena umumnya lebih stabil dalam penyimpanan Cat : larutan lebih cepat absorpsi daripada sediaan padat Lokasi/bagian tubuh dimana obat harus bekerja a. Efek lokal solutio, mixtura, unguentum/creamy, pasta b. Penyerapan/penetrasi obat melalui kulit linimentum, unguentum, cream (dengan vehiculum tertentu) c. Efek sistemik injeksi sediaan cair oral sediaan padat rectal Penggunaan oral lebih mudah dari rectal

Kecepatan dan lama kerja obat yang dikehendaki a. Injeksi lebih cepat diabsorpsi daripada sediaan oral atau per rektal, cth aminophylline. Injeksi > solutio > pulveres > kapsul b. Obat yang sustained release (tablet/kapsul), bekerja lebih lama dari tablet/kapsul biasa. Pemberian obat cukup 1 atau 2 x sehari. 4. Keadaan umum penderita a. Penderita tida sadar injeksi atau rectal b. Penderita masuk RS atau berobat jalan c. Tidak dapat diberikan secara oral karena hyper-emesis, post operasi saluran cerna injeksi atau rectal 5. Bentuk terapeutik obat yang optimal dan efek samping yg minimal bagi penderita a. Emetin HCl injeksi ( oral) Morfin HCL b. Vitamin C tablet ( sediaan cair) 6. Bentuk sediaan yang palingenak/cocok bagi penderita a. Obat sangat pahit, larut air tablet, kapsul Kinin sulfas, kloramphenikol, antihistamin) sediaan cair, hanya oral b. Bahan obat rasa amis tablet, kapsul, Fe2+ Ferrosi sulfas Ferrosi chloridum Ferrosi carbonat Bahan baku - Hanya mengandung 1 zat berkhasiat murni - Harus memenuhi syarat Farmakope Indonesia - Dapat diperoleh : a. Bahan alam ekstrak bahan baku b. Semi sintetis c. Sintetis (teknologi tinggi) - Untuk Indonesia, > 90% diimport Sediaan farmasi - Tercantum di buku-buku spesialit obat - Diresepkan dokter saat ini - Data klinis lengkap Kesimpulan : Perlu pengembangan obat tradisional menjadi obat Fitofarmako Perlu diintensifkan resep dokter obat Fitofaramako yang terbukti khasiatnya PREPARAT GALENIKA Preparat yang berasal dari simplisia Dibuat dengan cara menyari/mengekstraksi simplisia dengan cairan penyari (.) Zat berkhasiat larut dalam cairan penyari/terekstraksi, sedangkan ampasnya dibuang

Sekarang ini teknik sudah maju sekali, sehingga didapat preparat yang stabil, bebas dari bahan inert, berguna bagi terapi, dibuat dengan konsentrasi sedemikian rupa sehingga memudahkan penyimpanan dan penggunaan Sudah distandarisasi, syarat-syarat tercantum dalam buku farmakope Preparat galenika yang dipakai sebagai obat : tinctura, extractum, infusum Tinctura : hasil pengeringan simplisia dengan alkohol. Tinctura yang mengandung zat beracun dibuat dar simplisia 10%, sedangkan yang tidak mengandung zat beracun 30% Extractum/Ekstrak : hasil pengeringan simplisia dengan air/campuran air dengan alkohol/eter; selanjutnya diuapkan sehingga tercapai konsistensi tertentu dari encer, kental sampai kering Infusum/Infus : sediaan galenika sederhana dan dibuat dengan menarik zat berkhasiat dari simplisia nabati dengan air pada suhu 90 C selama 15 menit. Kalau suhu 90 C selama 30 menit disebut

BENTUK SEDIAAN Berdasarkan wujud penampilan : Sediaan padat (solid) Pulvis/pulveres, ekstrak kental, spesies simplisia, granul, pil, bolus, kapsul, tablet, throchisi, suppositoria, ovulae, bacillae, pellet, resin, serum, sachet Sediaan lembek/semi padat (semi solid) Salep mata, salep kulit, krim, jelly, pasta, sapo, cerata, linimentum 3. Sediaan cair Solutio, mixtura, suspensi, emulsi, elixir, tinctura, sirup, olea pro injection, olea volatilia, aqua pro injection, lotion, infus,, injeksi, serum, gargarisma, guttae, ekstrak, collutaria, iulapium, saturatio, collyria 4. Sediaan gas Aerosol (oral, nasal, vaginal), inhalatio, deodoran aerosol

SEDIAAN OBAT PADAT Sediaan padat ( kecuali pulvis) merupakan sediaan dengan sistim unit/dose, dimana tiap unit = tablet, kapsul, pil, suppositoria dsb mengandung dosis tertentu dari satu atau bbrp komponen obat. Penulisan resep dengan sediaan sistim unit/dose ini sangat memudahkan bagi dokter, karena tidak membutuhkan perhitungan mengenai dosis obat yang diberikan tiap kali. Ini berbeda dengan perhitungan yang harus dilakukan untuk obat minum, sehingga tiap sendok yang diminum mengandung jumlah/dosis tertentu tiap komponen obat. Keunggulan resep sediaan padat : Dokter relatif cepat menuliskan resep Penderita relatif cepat dapat dilayani di apotik Kelemahan resep sediaan padat :

Obat harus mengalami disintegrasi dan disolusi dahulu dalam saluran cerna sebelum diserap/diabsorpsi Mulai bekerja obat umumnya lebih lama daripada bentuk solutio Bioavaibilitas obat sering tidak sempurna, bila ada gangguan pada saluran cerna

PULVIS PULVERES Pulvis = Pulveris = Serbuk Tak Terbagi-bagi Pulveres = Serbuk Bagi = Puyer Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan. Derajat halus serbuk (lihat buku F.I edisi III) : Serbuk sangat halus Serbuk halus Serbuk agak halus Serbuk kasar Pulveres = serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok. Bahan penambah untuk mencukupkan berat agar tiap bungkusnya 500 mg shg dpt dibagi tepat : Sacharum Laktis (SL) Sacharum Album (tidak boleh diberikan pada penderita diabetes) Penyimpangan berat masing-masing serbuk terhadap yang lain paling besar 10%. Penyimpangan antara penimbangan satu persatu terhadap bobot isi rata-rata tidak lebih 15% dari tiap 2 bungkus dan tidak lebih 10% untuk tiap 8 bungkus lainnya. Campuran serbuk yang menjadi basah atau mencair , dimana arti basah disini adalah : Menyerap air (higroskopis) Keluar air kristalnya Turun titik lebur campuran serbuk dibanding titik lebur masing-masing serbuk Obat-obat bentuk serbuk dapat diracik oleh apoteker dan diberikan dlm bentuk : Serbuk Serbuk terbagi-bagi Capsul (serbuk capsul) Keunggulan bentuk sediaan serbuk : Pemilihan bahan dan variasi dosis luas dapat diresepkan dokter sesuai kebutuhan pasien Sediaan lebih stabil untuk obat-obat yang mudah terurai karena kelembaban atau kemungkinan tak tercampurkan pada sediaan cair Dosis dan volume besar dapat diberikan, tidak sulit dibanding sediaan padat lain Kecepatan dispersi obat lebih besar dan cepat dalam lambung daripada sediaan padat lain Sediaan serbuk harus terbagi halus, karena aktifitas terapi obat dipengaruhi oleh ukuran serbuk dan tingkat kehalusan serbuk. Serbuk yang halus biasanya lebih cepat dan sempurna aksinya dan kurang menyebabkan iritasi jaringan. Metode pencampuran serbuk : Trituration = metode Lumpang (metode yang paling sering digunakan dalam peresepan) Spatulation

Sifting Tumbling Ukuran kertas serbuk : Nomor 16 ( 2 2/3 x 3 3/4 inci) (6,8 x 9,5 cm) Nomor 40 ( 3 3/4 x 4 1/2 inci) (9,5 x 11,4 cm) Nomor 46 ( 4 x 4 3/4 inci) (10,2 x 12,1 cm) Nomor 72 ( 4 1/2 x 6 inci) (11,4 x 15,2 cm) Cat : 1 inci = 2,54 cm Cara melipat kertas serbuk dan cara meracik sediaan serbuk akan dipraktekkan di lab farmakologi Serbuk tabur = Pulvis Adspersorius = Bedak, dimana serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk pemakaian luar Serbuk untuk obat dalam tidak dianjurkan berhubungan dengan dosis obat sedikit banyaknya ditentukan oleh penderita sendiri. Bahan obat untuk bentuk sediaan ini mempunyai indeks terapeutik yang lebar. Contoh : oralit PIL Pil adalah suatu sediaan yg berbentuk bulat spt kelereng mengandung satu atau lebih bahan obat. Berat pil antara 100 500 mg Pil kecil yang beratnya kira-kira 30 mg disebut granul Pil besar yang beratnya > 500 mg disebut bolus/boli (boli biasanya untuk pengobatan hewan) Bila tidak disebut lain granul mengandung bahan berkhasiat 1 mg Bahan penambah untuk pembuatan pil : Bahan pengisi untuk memperbesar volume : Saccharum Laktis, Liquiritae Radix Bahan pengisi : Succus Liquiritae, PGR, Tragacant Bahan pembasah : Air, Gliserol, Sirup, Madu Bahan penyalut : Perak, Balsamum Tolutanum, Serlak, Kolodium, Gula Penyalut pil, dimaksudkan untuk : Menghindari oksidasi zat aktifnya Menghindari agar pil tidak pecah di lambung karena : - Zat aktif tidak dikehendaki bekerja dalam lambung tetapi dalam usus - Zat aktif mengiritasi lambung - Zat aktif dapat rusak karena asam lambung Keunggulan bentuk sediaan pil : 1. Rasa obat tak enak dapat tertutupi 2. Mudah ditelan Kelemahan bentuk sediaan pil : Penyimpanan lama sering menjadi keras dan tidak memenuhi waktu hancur Ada kemungkinan ditumbuhi jamur (dapat diatasi dengan bahan peengawet)

KAPSUL Kapsul adalah bahan gelatin digunakan untuk mengisi obat-obat tertentu

Kegunaan kapsul untuk menghilangkan rasa kurang enak/tidak enak dari obat Kegunaan lain yaitu variasi jumlah obat & dosisnya dpt digunakan dokter sesuai kebutuhan pasien Gelatin cepat larut dalam air sehingga cepat melepaskan bahan berkhasiat obat didalamnya Kapsul ada dua macam : 1. Kapsul keras (Capsulae Durae) 2. Kapsul lunak (Capsulae Molles) Kapsul harus disimpan di tempat dingin dan kering. Kapsul dalam jumlah besar disimpan dalam wadah tertutup rapat. Ukuran kapsul : Nomor 000, 00, 0, 1, 2, 3 , 4, 5 Bentuk kapsul : 1. Telescope Capsul 2. Round Gelatin Capsul 3. Oval Gelatin Capsul Ada 2 metode pengisian kapsul dengan tangan dan masing-masing mempunyai keunggulan : Blocking and Deviding Method Punching Method Finishing Capsul ; untuk membersihkan serbuk yang melekat dan bekas jari pada permukaan luar kapsul adalah bersihkan dgn menggunakan kapas yang telah dibasahi alkohol 70% selama 5 detik Keunggulan sediaan kapsul : Dapat menutupi rasa obat tak enak, pahit, amis Dapat diberikan baik obat tunggal atau campuran dengan berat disesuaikan ukuran kapsul Kapsul lebih mudah ditelan daripada tablet Kapsul dpt dilapisi bahan tertentu, shg tdk pecah dlm lambung & baru melepaskan obatnya kalau sampai di usus (Enteric Coating). Tujuan melapisi kapsul ini sama dengan seperti tablet Selain serbuk, bahan obat yang kering dapat dimasukkan dalam kapsul adalah berupa granul yang bila perlu terlapis dengan berbagai tebal lapisan sehingga menghasilkan kapsul Sustained Release TABLET Tablet adalah sediaan padat yang kompak, dibuat secara kempo-cetak, berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung, & mengandung satu atau beberapa bahan obat, dgn atau tanpa zat tambahan. Kegunaan tablet : Untuk pengobatan lokal - Tablet untuk vagina, digunakan sebagai anti infeksi, anti fungi, hormon lokal - Tablet untuk mulut dan tenggorokan : Lozenges, Trochisci 2. Untuk pengobatan sistemik - Tablet langsung ditelan - Tablet Buccal : antara gigi dan gusi - Tablet Sublingual : di bawah lidah - Tablet Implantasi : di bawah kulit badan Komposisi tablet : Zat berkhasiat : tunggal/campuran

Zat pengisi (Diluent) untuk memperbesar volume/bobot tablet Zat pengikat (Binder) agar tablet tidak mudah retak/pecah Zat penghancur (Desintegrator) agar memenuhi syarat waktu hancur tablet Zat pelicin (Lubricant) agar tablet tidak melekat pada cetakan Zat tambahan (Adjuvant) : pewarna, pengharum, pengawet Dalam pembuatan tablet, zat berkhasiat, zat-zat lain kecuali zat pelicin dibuat granul (butiran kasar), karena serbuk tidak mengisi cetakan tablet dengan baik, maka dibuat granul agar mudah mengalir mengisi cetakan serta menjaga agar tablet tidak cetak. Cara membuat granul : - Cara basah - Cara kering (Slugging atau Compression) Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan penyalut yang cocok, bisa berwarna atau tidak. Macam-macam tablet salut : Tablet salut gula (Sugar Coating) Tablet salut kempa (Press Coating) Tablet salut selaput (Film Coating) Tablet salut enterik (Enteric Coating) Tujuan tablet salut enterik : Menghindari iritasi obat pada mukosa lambung yang dapat menyebabkan perdarahan lambung (contoh asetosa atau obat yang dapat menyebabkan nausea/ muntah (mis Atebrin, Diethylsfiboestrol) Menghindari dekomposisi obat dalam lambung (antibiotik penicillin v) Menghindari proses digestif pada lambung (laxans bulk) Obat yang sifatnya alkalis yang dapat menetralisir asam lambung Bentuk tablet : pipih, bulat, lonjong, atau persegi Tablet yang pakai tanda belahan (Scored Tablet ) untuk memudahkan membagi tablet menjadi dua. Tablet dengan belahan silang (Double Scored Tablet) untk memudahkan membagi tablet menjadi empat. Syarat-syarat tablet (pengujian tablet) : - Keseragaman ukuran; diameter tablet - 3 kali tebal tablet - Keseragaman bobot; penyimpangan rata-rata untuk tablet 300 mg atau lebih adalah 5 10 % - Memenuhi waktu hancur/disintegrasi tablet; tidak lebih 15 menit pada suhu 36 - 38 C (tablet salut gula dan selaput, tidak lebih dari 60 menit) - Memenuhi waktu larut (dissolution test) Alat Hardness Tester kekerasan tablet Alat Eriability Tester kerapuhan tablet Keunggulan sediaan tablet : Cepat dpt dilayani di apotik, krn sudah tersedia % tidak perlu diracik dahulu Mudah disimpan dan dibawa (stabil) Lebih mudah menelan tablet daripada puyer (sebagian besar orang) Kelemahan sediaan tablet : Komposisi dan dosis sudah tetap, sulit terapi dosis terapi individual

Komposisi dan dosis belum tentu sesuai kebutuhan penderita Waktu disintegrasi dan disolusi bila tidak memenuhi syarat, maka kadar obat plasma tidak tercapai SUPPOSITORIA Suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui dubur, berbentuk torpedo, dapat melunak, melarut atau meleh pada suhu tubuh Suppositoria digunakan pada : - rektum suppositoria analis - vagina/urethra Ovula (suppositoria vaginalis) - telinga dan hidung Bougies (suppositoria .) Suppositoria tidak hanya untuk aksi lokal, tetapi dapat juga untuk efek sistemik Suppositoria dapat diabsorpsi lambat dan menghasilkan efek terapi untuk waktu yang panjang Keunggulan dibanding sediaan oral : 1. Dapat menghindari iritasi pada lambung 2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan 3. Dapat langsung masuk saluran darah, sehingga efek lebih cepat 4. Bagi pasien yang mudah muntah dan tidak sadar Suppositoria disimpan dalam wadah tertutup baik dan ditempat yang sejuk (5 15) Ovulae adalah sediaan padat berbentuk telur, mudah meleleh (lembek) dan meleleh pada suhu tubuh, dapat melarut dan digunakan sebagai obat luar khusus untuk vagina Waktu dan cara pemakaian supositoria : - Sesudah defecatio (defekasi) untuk suppositoria analia; untuk menghindari obat dikeluarkan terlalu cepat bersama feses sebelum sempat bekerja - Makan sebelum tidur; penderita dalam posisi terlentang untuk menghindari melelehnya obat keluar rektum/vagina

SEDIAAN CAIR LARUTAN = SOLUTIO Larutan adalah sediaan cair mengandung bahan kimia terlarut, sebagai pelarut digunakan air suling, kecuali dinyatakan lain. Larutan = padat + cair Cair Syarat : zat terlarut harus larut dlm pelarut terlarut pelarut Contoh sediaan : berdasar terlarut dan pelarut (ORAL) Sirup : gula + air Sirup dalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa (gula) Elitsir : gula + alkohol Elitsir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai aroma dan bau sedap, selain mengandung obat

juga zat tambahan seperti gula dan pemanis lain, zat pewarna, pengawet dan digunakan sebagai obat dalam Aqua aromatika : minyak menguap + air Spiritus aromatika : minyak menguap + alkohol Tingtur Tingtur adalah sediaan cair dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia nabati atau hewani dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut. Kadar simplisia 10 20%, kecuali dinyatakan lain. Contoh sediaan : berdasar tempat penggunaan (NON ORAL) Collyrium : mata 6. Inhalation/aerosol Collunarium : hidung 7. Injection Collutorium : cuci mulut 8. Enema : rectal Gargle : mulut dan tenggorokan 9. Draught : dosis tunggal Spray & Drops : daerah yang diinginkan Larutan adalah sediaan cair yang homogen dan termostabil, karena itu tidak perlu diberikan etiket kocok dahulu sebelum diminum. Konsentrasi zat berkhasiat (zat terlarut) dalam sediaan larutan sama setiap/waktu, baik bila diambil pada bagian atas, tengah atau bawah dar wadah larutan. (lihat perbedaan pada emulsi dan suspensi) Daya larut suatu solute (terlarut) dalam suatu solven (pelarut) tergantung pada : Zat yang dilarutkan (solute = terlarut) bahan berkhasiat Bahan pelarut (solven) biasanya air (oral), bukan air (non oral) Perbandingan antara solute dan solven. Daya larut maksimal suatu zat padat dalam pelarut (air, alkohol, eter, dsb) lihat dibuku Farmakope, Merck Index, dsb. Contoh : daya larut zat dalam air = 1 : 10 artinya 1 gram zat dengan 10 ml air sudah merupakan larutan yang jenuh. Suhu, umumnya suhu daya larut Larutan harus berupa larutan yang jenih, bila perlu penjernihan dilakukan penyaringan (dengan kertas saring) khusus untuk larutan yang hampir jenuh atau larutan jenuh (batas daya larut) Apabila solute (terlarut) lebih dari satu Mixtura Apabila solute (terlarut) hanya satu Larutan Mixtura agi : mengandung bahan obat tidak larut dalam vehiculum (sebagian larut, sebagian tidak = larutan lewat jenuh) Etiket kocok dahulu sebelum pakai Jangan obat minum (oral) Keunggulan sediaan solutio : - Penyerapan obat lebih cepat - Kerja obat lebih cepat - Penyerapan obat hampir sempurna - Bioavailabilitas tinggi - Mudah bercampur dengan cairan biologis (getah lambung saluran cerna) Kelemahan sediaan solutio : - Stabilitas larutan kurang dibanding sediaan padat, contoh vitamin C - Kurang dapat menutupi rasa obat tidak enak, contoh garam ferro - Merepotkan penderita, karena harus menyiapkan sendok

- Relatif lebih mahal daripada sediaan padat

EMULSI Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Emulsi : minyak + air + emulgator/surfaktan Bahan obat larut pada minyak, air, atau keduanya Cat : Minyak + air tercampurkan. Agar dapat tercampur maka digunakan emulgator atau surfaktan yang cocok. Minyak + air air Tergantung BJ minyak Selanjutnya : minyak + air + emulgator + emulgator W/O minyak air W/O Tipe O/W atau W/O Selanjutnya dengan waktu emulsi yang terbentuk dapat pecah menjadi dua fase lagi yaitu fase air dan fase minyak. Emulsi yang baik hanya dengan pengocokan lemah akan terdispersi merata kembali ( 20 kali). Emulsi yang tidak dapat terdispersi kembali berarti formulasinya jelek. Emulsi dapat pecah (dipercepat) oleh perubahan suhu (panas/dingin), sentrifuse, perubahan pH cairan Fase pendispersi = fase luar = fase external = fase diser.= emulgendum Fase terdispersi = fase dalam = fase internal = menstinum Emulsi tipe M/A (O/W) : fase terdispersinya M, fase pendispersinya A tipe A/M (W/O) : fase terdispersinya A, fase pendispersinya M Pembagian emulsi : 1. emulsi vera (alam) 2. emulsi spemia (buatan) Contoh emulgator : alam Agar-agar Tragacanth alam

Putih telur ... dan . (surfaktan) buatan CMC (carboxymethylcellulose) Etiket : kocok dahulu Tujuan pemberian obat bentuk emulsi : 1. Obat minum (oral) : - obat rasa tidak enak (minyak ) - fase luar air 2. Obat non oral : - cream, jelly (salep tipe emulsi) - injeksi (partikel minyak tidak lebih besar dari erythrocyt)

SUSPENSI Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa Perbedaan suspensi dan larutan : - Suspensi : padat + cair padat tidak larut, hanya terdispersi kocok dahulu - Larutan : padat/cair + cair padat larut, tidak perlu kocok dahulu Perbedaan larut dan terdispersi : - Larut adalah zat terlarut merata konsentrasinya pada sembarang waktu baik di atas, tengah dan dasar cairan dari wadah - Terdispersi adalah zat hanya terdispersi (tidak larut) dalam pelarut dan konsentrasinya hanya merata pada waktu tertentu saja (setelah pengocokkan) Perbedaan suspensi dan emulsi : Fase terdispersi Fase pendispersi Suspensi Padat Cair Emulsi Cair Cair Suspensi harus diberi etiket kocok dahulu sebelum diminum/digunakan Suspensi dengan bertambahnya waktu zat yang terdispersi (bahan berkhasiat) akan bergerak turun ke dasar wadah (umumnya), karena BJ padat > BJ cairan sehingga mengendap. Akibatnya konsentrasi bahan berkhasiat di dasar wadah lebih tinggi dibanding di tengah dan atas cairan. Hal ini dapat dilihat dengan mata bahwa kekentalan (viskositas) dan kekeruhan cairan pada bagian dasar lebih kental dan keruh dibanding bagian atasnya Suspensi yang baik hanya dengan pengocokkan lemah ( 20 kali) maka zat yang mengendap sudah harus terdispersi kembali secara merata pada cairan pembawa Komposisi umum suspensi : Zat berkhasiat (padat) Bahan pembawa (air oral, air/minyak non oral) Bahan pembasah Bahan pensuspensi Bahan adjuvant (pewarna, pengharum, pengawet)

Untuk memperlambat gerakan turun partikel obat ke dasar wadah maka formulasi sediaan suspensi perlu dinaikkan viskositas cairan. Viskositas = kekentalan tidak boleh terlalu tinggi sehingga sediaan mudah dikocok dan mudah Suspensi yang bahan berkhasiat (padat) telah terbentuk cake pada dasar wadah sehingga meskipun telah dikocok berulang-ulang kali (> 20 kali), bahan berkhasiat (padat) tetap berada pada dasar wadah (endapan), tidak terdispersi dalam cairan pembawa maka suspensi tersebut tidak boleh digunakan lagi dalam terapi. Dry Suspension = suspensi kering adalah sediaan yang perlu ditambahkan bahan pembawa air dalam jumlah tertentu sebelum digunakan. - Suspensi kering oral bahan pembawa air minum - Suspensi kering injeksi baha pembawa aqua pro injection Contoh sediaan : ampicillin dry suspension (oral dan injeksi) Alasan : penyebab pembuatan sediaan suspensi kering adalah kestabilan zat berkhasiat dalam air. Hampir semua antibiotik + air potensi obat turun drastis ( 1 minggu expired date) INJEKSI Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lendir Penggolongan injeksi, berdasarkan tempat penggunaan : Injeksi intra kutan atau intra dermal (IC) Injeksi sub kutan atau hipodermal (SC) Injeksi intra muskular (IM) Injeksi intra vena (IV) Injeksi intra arterium (IA) Injeksi intra kor atau intra kardial (IKD) Injeksi intra tekal (IT), intra spinal, intra dural Injeksi intra tikulus Injeksi subkonjungtiva Injeksi pada tempat lainnya (injeksi intra peritoneal/IP, injeksi peridural/PD, ekstra dural, injeksi intra sisternal/IS Zat pembawa : a. Zat pembawa berair - Harus bebas pirogen - Aqua pro injection, injeksi NaCl, injeksi NaCl non jenuh, injeksi glukosa, injeksi campuran gliserol dan etanol b. Zat pembawa tidak berair - Olea pro injection - Syarat : Memenuhi syarat olea ping Harus jernih pada suhu 10 Tidak berbau asing atau tengik Bilangan asam 0,2 0,9 Bilangan iodium 79 128

Bilangan penyabunan 185 200 Harus bebas minyak mineral Penandaan injeksi : Warna obat Persentase masing-masing bahan obat tiap satuan volume (ml) Nama pembuat Nama dan kadar bakteriostatik yang ditambahkan Nama dan kadar zat tambahan untuk penyesuaian pH dan isotonis Untuk sediaan padat, susunan dan jumlah tiap zat Susunan dan jumlah volume zat pembawa atau pelarut yang diperlukan untuk memperoleh obat suntik Jika obat suntik dibuat secara aseptis dan belum diperiksa sterilitasnya harus tertulis pemakaian segera, dibuat secara aseptis Injeksi berupa suspensi ditulis kocok dahulu Injeksi yang mengandung antibiotika ditulis kesetaraan bobot terhadap UI dan daluarsa (expire date) dalam bulan dan tahun Injeksi suspensi kering adalah injeksi untuk obat-obat yang tidak stabil dalam pelarut air. Contoh obat yang dikemas dalam bentuk kering dan steril kemudina dibuat suspensi adalah procain penicillin. Keunggulan : - Obat cepat mulai kerja (onset cepat) - Efek obat dapat diramalkan dengan pasti - Bioavailabilitas sempurna atau hampir sempurna - Kerusakan obat dalam tractus gastrointestinal dapat dihindari Kelemahan : - Rasa nyeri suntikan, apalagi kalau sering kali harus diberikan - Efek psikologis pada pendrita yang takut disuntik - Kekeliruan pemberian obat atau kekeliruan dosis hampir tidak mungkin diperbaiki, terutama pemberian IV - Obat hanya dapat diberikan kepada penderita di rumah sakti atau di tempat praktek dokter atau perawat yang kompeten Persyaratan obat suntik : Aman; tidak boleh menyebabkan iritasi jaringan atau efek toksis Harus jernih; tidak ada partikel padat kecuali suspensi Tidak berwarna; kecuali obatnya berwarna Sedapat mungkin isohidris; artinya pH injeksi = pH darah dan cairan tubuh lain = 7,4, kecuali kestabilan obat. - pH garam alkaloid, vit B1 = 3 - 4 - pH adrenalin = 2 3 - pH luminal, PAS = > 8 5. Sedapat mungkin isotonis; artinya tekanan osmosis injeksi = tekanan osmosis darah dan cairan tubuh 6. Harus steril 7. Bebas pirogen Wadah dan tutup wadah :

- Dibuat dari gelas atau plastik - Berdasar volume injeksi : 1. Wadah takaran tunggal (ampul) 1 ml, 2 ml, 5 ml, 10 ml 2. Wadah takaran ganda (vial atau flacon) 3. Wadah untuk cairan infus (botol infus) biasanya 500 ml - Syarat gelas : 1. Gelas harus netral, tidak mengeluarkan alkali sehingga dapat menaikkan pH larutan injeksi 2. Pada waktu menutup ampul gelas mudah melebur 3. Gelas tidak mudah pecah, dan waktu ampul dipotong tidak mengeluarkan pecahan gelas yang timbul - Syarat karet : 1. Harus elastis 2. Permukaan lapisannya licin dan tidak berlubang 3. Sehabis sterilisasi karena ada penurunan tekanan dalam vial, tutup karet akan tertarik ke dalam sehingga tertutup 4. Pada pemanasan 115 selama 30 menit, cairan tidak punya rasa, tidak berbau, tidak ada sisa penguapan dan tidak boleh ada bahan reduksi dan logam IMMUNOSERUM Imunoserum adalah sediaan cair atau kering beku, mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh secara pemurnian serum hewan yang telah dikebalkan Cara membuat yaitu dibuat dari hewan yang telah dikebalkan dengan menyuntik toksin atau toksoid, bisa ular atau suspensi jasad renik atau antigen lain yang cocok Persyaratan pembuatan serum : - Selama pengebalan, hewan tidak boleh diberi penicillin - Dapat ditambahkan zat pengawet yang cocok untuk sediaan yang disimpan dalam dosis ganda - Kadar air tidak boleh lebih 1, 0% - Harus steril dalam wadah dosis tunggal atau ganda - Terlindung cahaya, antara suhu 2 10, tidak boleh membeku Empat macam immunoserum : Immunoserum Antidiphtericum; mengandung globulin dengan anti toksin khusus untuk menetralkan toksin Corynebacterium diphteriae, untuk pengebalan pasif Immunoserum Antirabieicum; mengandung globulin dengan anti toksin khusus untuk menetralkan virus rabies Immunoserum antitetanicum; mengandung globulin dengan anti toksin khusus untuk menetralkan toksin Clostridium tetani, untuk pengebalan pasif Immunoserum Antivenicum polyvalente; adalah anti bisa ular, merupakan larutan steril, mengandung globulin dengan anti zat khusus untuk menetralkan bisa Ankystrodon rhodostoma VAKSIN Vaksin adalah sediaan yang mengandung antigen yang dapat berupa kuman mati, inaktif, atau hidup yang dilumpuhkan virulensinya tanpa merusak potensi antigennya yang dimaksudkan untuk menimbulkan kekebalan aktif dan khusus terhadap infeksi kuman atau toksinnya Bahan pembuat yaitu dapat dibuat dari bakteri, riketsia, virus atau toksin dan dapat ditambahkan zat

tambahan yang cocok Persyaratan pembuatan vaksin : - Penicillin atau streptomisin tidak boleh digunakan pada tahap pembuatan atau hasil akhir. Jika streptomisin pada pembuatan vaksin virus, harus dibebaskan dari medium pembenihan sewaktu hendak ditunasi virus - Hasil akhir harus ditempelkan dalam wadah steril dan tertutup kedap untuk menghindari pencemaran - Dalam vaksin inaktif steril dapat ditambahkan bakterisida - Vaksin yg dikering-bekukan, kadar air harus dikurangi tdk kurang dari 20% - Penambahan fenol tidak diharuskan & kadarnya tidak boleh lebih dari 0,25% Macam-macam vaksin : Vaksin bakteri berupa suspensi, umumnya putih dalam cairan tidak berwarna atau agak berwarna. Bakteri dapat dibiakkan pada medium pembenihan padat atau cair. Vaksin dibuat secara kimia, fisika atau biokimia Vaksin virus dan riketsia berupa cairan jernih, tidak berwarna atau kuning, atau suspensi putih atau abu dalam cairan berwarna atau tidak berwarna. Vaksin dibuat dari jaringan atau darah dari hewan terinfeksi dari biakan pembenihan telur/jaringan Vaksin campuran merupakan campuran 2 vaksin atau lebih Pada etiket vaksin harus dicantumkan : Banyaknya jumlah ml dalam wadah untuk vaksin cair Dosis Daluarsa Contoh-contoh vaksin : - Vaccinum Cholerae - Vaccinum Diphteriae adsorbatum - Vaccinum Diphteriae pertusis et tetani adsorbatum - Vaccinum Diphteriae et tetani adsorbatum - Vaccinum Pertusis - Vaccinum Poliomyelitidis inactivatum - Vaccinum Poliomyelitidis per orale - Vaccinum Rabieicum - Vaccinum Tetani adsorbatum - Vaccinum Typhoidi - Vaccinum Typhoidi et paratyphoidi AB - Vaccinum Variolae cryodesiccatum

GUTTAE = DROPS = OBAT TETES Guttae adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi dimaksudkan untuk obat dalam dan luar, digunakan dengan cara meneteskan, menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku dalam Farmakope Indonesia Penggolongan, berdasarkan tempat penggunaan : Guttae oris : obat tetes untuk kumur-kumur, sebelum digunakan lebih dulu diencerkan dengan air dan

tidak untuk ditelan Guttae auriculares : obat tetes yang digunakan dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga Guttae nasales : obat tetes yang digunakan dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung Guttae ophthalmicae : sediaan steril berupa larutan atau suspensi yang digunakan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata dan bola mata Syarat tetes mata : Steril Sedapat mungkin isohidris Sedapat mungkin isotonis Guttae dapat berupa oral/minum (bayi) dan obat luar Volume umumnya 10 30 ml, paling banyak 50 ml Wadah biasanya telah dilengkapi dengan alat penetes berskala. Penetes baku internasional 1 ml = 20 tetes air pada suhu 15 C Kesalahan meminum obat dengan sendok lebih kecil daripada tetes

SEDIAAN OBAT SEMI PADAT UNGUENTA = SALEP = OINTMENT Unguenta adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok Salep = bahan obat + dasar salep Salep tidak boleh berbau tengik Klasifikasi salep : A. Berdasar aksi terapi 1. Salep epidermis 2. Salep endodermis 3. Salep diadermis B. Berdasar komposisi (dasar salep) 1. Dasar salep hidrokarbon a. Vaselin putih b. Vaselin kuning c. Campuran vaselin dengan malam putih & malam kuning d. Parafin cair e. Parafin padat f. Jelene g. Minyak tumbuh-tumbuhan 2. Dasar salep serap air a. Adeps lanae, lanoline b. Unguentum simplex (campuran 30 bagian malam kuning & 70 bagian malam wijen) c. Hydrophilik petrolatum 3. Dasar salep dapat dicuci dengan air a. Dasar salep tipe emulsi M/A = Vanishing cream

b. Emulsiflying ointment BP c. Hyrophilik ointment 4. Dasar salep larut dalam air a. Polyethylenglycol ointment USP b. Tragacanth c. PGA Berdasar fisik-konsistensi (viskositas = kekentalan) 1. Cairan kental/encer : linimentum 2. Setengah padat : cream unguentum pasta 3. Lebih bersifat padat : sapo medicatus, emplastrum Cream adalah salep yang dapat dicuci, lebih lunak dari salep, digunakan pada daerah teriritasi atau daerah sensitif Pasta adalah salep yang keras, tidak melebur pada suhu tubuh, mengandung prosentasi padatan yang tinggi Cerata adalah salep berminyak mengandung konsentrasi tinggi dari lilin sehingga keras dan titik lebur tinggi Jelly adalah salep sangat lunak, hampir mencair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin, digunakan pada membran mukosa, sebagai pelicin atau dasar salep obat, dapat dicuci dengan air Salep antibiotik - Banyak antibiotik terurai dalam larutan air, khususnya bila tidak dibuffer (dapar) - Contoh : penicillin, tetracyclin, chloramphenicol, basitracin - Antibiotik neomycin dan polymixin B stabil dalam salep mengandung air - Antibiotik tidak stabil dalam air digunakan dasar salep anhydrous (dasar salep hidrokarbon) Salep mata (ophthalmic ointment) - Salep harus licin bebas partikel yang mengiritasi - Dibuat dengan teknik aseptis, dimasukkan dalam tube steril Wadah salep : 1. Pot 2. Tube (mata, hidung, rectum dan vagina) Linimentum = olesan - Salep tipe emulsi (hasil proses penyabunan yang banyak mengandung air sehingga bila dioleskan pada kulit memberikan perasaan sejuk - Tidak diberikan pada kulit yang luka atau kulit terbuka - Salep tipe suspensi Linimentum < jelly < cream < salep < pasta Linimentum = minyak + air + pulvis Cream = minyak + air + dasar salep Pasta = dasar salep + pulvis Keunggulan linimentum dibanding unguentum : Lebih mudah dicuci dari kulit, baik untuk kulit berambut, kulit muka, kulit bayi Penetrasi obat berkhasiat lebih baik Perbedaan salep dan cream (krim = cremer) - Salep : konsistensi lebih padat (kekentalan), terdapat tipe suspensi & emulsi

- Ceram : konsistensi lebih encer (kekentalan), hanya tipe emulsi Sapo = sabun - Diperoleh dari reaksi saponifikasi (penyabunan), antara asam-asam lemak dan alkali - KOH sabun lunak/lembek NaOH sabun keras - Kegunaan sabun : 1. Sapo kalinus = sabun hijau Sabun lunak, warna kuning kehijauan/ Mengandung glycerin Sebagai deterjen, membersihkan kulit pada persiapan operasi, kulit berambut pada kondisi dermatologis 2. Sapo medicatus = sabun obat Sabun keras, warna kekuningan Tidak mengandung glycerin Emplastrum : - Emplastrum adalah hasil proses penyabunan dari asam lemak dgn logam berat - Contoh : emplastrum plumbici oxydi - Sebagai obat luar - Konsistensi mudah melekat pada kulit, biasanya dilapisi dengan kain - Kegunaan : 1. Memberikan proteksi dari benturan mekanis pada kulit 2. Mengakibatkan obat berkontak erat dengan kulit yang diobati, tidak gampang meleleh sehingga efek lokal lebih intensif Collemplastrum - Emplastrum yang dioleskan pada kain disebut collemplastrum = plester - Contoh : 1. Collemplastrum ad clavos : mengandung acidum salisylicum sebagai keratolitik ( 2. Collemplastrum zinci oxydi : mengandung zinci oksidum sebagai antiseptik (leucoplast) 3. Collemplastrum yang mengandung methylis salicylat atau oleoresin de capsicum sebagai mialgia (mengurangi nyeri otot) SEDIAAN GAS AEROSOL Aerosol adalah sistem koloidal yang terdiri dari zat cair atau zat padat yang terbagi sangat halus sekali dalam gas Penggunaan : - Aerosol oral simtomatis : asthma, migrein - Aerosol topikal penyakit kulit Sekarang bentuk sediaan ini sudah dapat diberikan tidak saja oleh dokter tetapi juga oleh penderita Keunggulan sediaan aerosol : Obat mudah dipakai, hanya dengan menekan tombol Obat tidak terkontaminasi dengan bahan asing atau rusak karena kelembaban udara, karena wadah

tertutup rapi dengan katup yang rapat Sterilitas obat dapat dipertahankan Obat dengan dosis tertentu dapat diberikan sebagai metered aerosol yang wadahnya dengan katup khusus Aerosol-topikal : anestetik lokal, antiseptik, germisida, pertolongan pertama spray on film. Pemberian lebih mudah karena cukup dipakai sebagai lapisan tipis dan tidak memerlukan alat/kapas untuk dioleskan pada kulit Rasa dingin pada kulit sebagai efek cairan-gas membantu berbagai kondisi kulit yang diobati Aerosol dengan cara inhalasi, respons obat lebih cepat dibanding oral Obat yang dirusak getah lambung & usus dapat dihindari dengan cara sediaan aerosol Klasifikasi aerosol : I. Sistim gas yang dicairkan a. Dua fase - Semprotan untuk di udara - Semprotan untuk menutup suatu permukaan - Dispersi ata suspensi b. Tiga fase - Tiga lapisan - Busa II. Sistim gas tekanan tinggi - Saluran aliran padat - Busa - Semprotan (spray basah) Gas yang digunakan adalah gas yang dapat dicairkan dengan tekanan dan mempunyai kekuatan untuk menyemprotkan obat keluar dari wadah melalui katup. Penggunaan ethylchloride untuk anestesi lokal dapat dianggap sebagai pelopor sediaan aerosol Propellant - Bahan pembantu utama dalam aerosol - Memberi tekanan (tinggi) shg menyebabkan (serbuk/larutan/suspensi/emulsi) obat tersemprot keluar wadah - Dapat berfungsi sebagai pelarut/pengencer bahan obat - Contoh : Fluorinated chlorinated hidrokarbon (halokarbon) Fluorinated hidrokarbon Hidrokarbon - Nama dagang : Genetron ( Isotron ( Inhaler adalah obat-obat yang dapat dihirup langsung dari udara melalui hidung penderita karena tekanan uap yang rendah dari obatnya )

http://farmasirisu.blogspot.com/2010/07/catatan-obat.html

Basis Sediaan Semipadat


Apr 19

Basis merupakan komponen terbesar dalam suatu sediaan semipadat (seperti pasta, salep, krim, dll) Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam formulasi sediaan semipadat adalah pemilihan/seleksi basis yang cocok/sesuai. Basis merupakan faktor yang sangat menentukan kecepatan pelepasan/aksi dari obat, yang nantinya akan mempengaruhi khasiat atau keberhasilan terapi, sehingga sediaan semipadat harus diformulasikan dengan basis yang baik. Tidak semua basis cocok/dapat digunakan untuk semua obat/zat aktif, semua jenis kulit, dan pada semua tempat aplikasi serta pada semua penyakit, sehingga dibutuhkan pengkajian yang mendalam tentang sifat-sifat kimia fisika basis dan bahan obat serta penyakit/tujuan terapi. Di dalam USP, basis untuk sediaan semipadat dibagi menjadi 4 kelas. Tetapi di dalam Remington dibagi menjadi 5 kelas. Perbedaannya adalah, di USP basis absorpsi tidak dibedakan antara basis absorpsi anhidrous dengan basis absorpsi W/O tipe, sedangkan di Remington kedua macam basis absorpsi tersebut diklasifikasi dalam kelas yang berbeda. Kelima macam basis tersebut sebagai berikut : 1. Basis Hidrokarbon (Oleaginous) Sifat-sifatnya adalah : a. Emollient b. Occlusive c. Nonwater-washable d. Hydrophobic e. Greasy

Contoh : Vaselin, White Petrolatum/paraffin,, White Ointment. 2. Basis Absorbsi (anhydrous) Sifat-sifatnya adalah : a. Emollient b. Occlusive c. Absorb water d. Anhydrous e. Greasy Contoh : Hydrophilic Petrolatum, Anhydrous Lanolin (adeps lanae). 3. Basis Absorbsi (W/O type) Sifat-sifatnya adalah : a. Emollient b. Occlusive c. Contain water d. Some absorb additional water e. Greasy Contoh : Lanolin, Cold cream 4. Basis Tercuci (O/W type) Sifat-sifatnya adalah : a. water washable b. nongreasy c. can be diluted with water

d. nonocclusive Contoh : Hydrophilic Ointment 5. Basis terlarut Sifat-sifatnya adalah : a. usually anhydrous b. water soluble and washable c. nongreasy d. nonocclusive e. lipid free Contoh : Polyethylen Glycol ointment Saat ini penggunakan basis dengan dasar emulsi lebih disenangi dan berkembang luas. Hal ini karena memberikan banyak keunggulan. Basis dengan dasar emulsi dapat berbentuk tipe W/O, O/W yang merupakan emulsi tunggal ataupun emulsi ganda W/O/W atau O/W/O; mikroemulsi atau dapat juga Water-In-Silicone Emulsions (W/Si). Keberadaan basis dalam suatu menjadi sediaan sangat penting, manakala dalam sediaan tersebut tidak ada zat aktif/obat yang terkandung seperti pada sediaan kosmetik. Perubahan tampilan kulit yang dihasilkan semata-mata hasil aksi/peran dari basis dan komponen lain selain obat (komponen lain selain obat dan basis dalam sediaan semipadat relatif sangat kecil jumlahnya). Pada kasus dimana sediaan tersebut mengandung zat aktif, maka sebelum obat tersebut berefek (menimbulkan efek) maka hal pertama yang harus terjadi adalah obat harus bisa terlepas dari sediaan. Obat terlarut, kemudiaan berdifusi dan terlepas dari pembawa atau basisnya. Tidak peduli obatnya harus bekerja dimana (dipermukaan kulit, lapisan stratum korneum, lapisan dermis, unit pilosebasea dll), obat harus bisa terlepas dari pembawa.

http://www.saifullah.staff.ugm.ac.id/?p=55

SEDIAAN OBAT
KLASFIKASI Obat cair Obat setengah padat Obat padat OBAT CAIR 1. Solutiones dan mixture 2. Mixtura agitanda dan suspensi 3. Emulsa / emulsi 4. Saturasi dan netralisasi 5. Infusa 6. Guttae / drops 7. Injectiones / obat suntik 8. Inhalasi 9. irigasi 1. Solutiones (larutan) dan mixture (campuran) Solutio: larutan dari sebuah zat dalam suatu cairan / pelarut, dimana zat pelarutnya adalah air, bila bukan air maka harus dijelaskan dalam namanya, misalnya : Sol. Camphora Spirituosa kamfer spiritus Sol. Camphora Oleonosa kamfer olie / minyak kamfer Camphora Nitroglycerini spirituosa Lar. Nitrogliserin dalam spiritus Mixtura: Larutan yang didalamnya terdapat lebih dari satu macam zat, yang dapat berupa campuran dari : Cairan dengan zat padat Cairan dengan cairan Cairan dengan extrak kental Tidak ada perbedaan antara solutio dengan mixtura, contoh : Sol. Citratis Magnesici Lar. Mg Citrat dalam air Mixt. Citratis Magnesici campuran Mg Citrat, Syr, Simplex dan spiritus Citri dalam air 2. Mixtura agitanda dan suspensi Mixtura agitanda: Campuran dimana konstituen mengandung zat padat yang tidak dapat larut. Suspensi: Sediaan cairan yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair (cairan pembawa), zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap dan dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi serta tidak boleh terlalu kental agar sediaan mudah

dikocok dan dituang Sirup: larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi Elixir: larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven Lotio: larutan atau suspensi yang digunakan secara tropical Spirit: larutan mengandung etanol / hidro alcoholdari zat yang mudah menguap Tinctur: larutan mengandung etanol / hidro alcohol dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia yang dibuat dengan cara perkolasi atau maserasi Air aromtik: larutan jernih dan jenuh dalam air, dari minyak mudah menguap Enema:larutan yang dimasukkan kedalam rectum dan colon, untuk merangsang pengeluaran kotoran (feses) memberikan efek terapi local atau systemic 3. Emulsa / emulsi Adalah dua fase cairan dalam sistim dispersi (tetesan) dimana fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dalam merata dalam fase cairan lainnya dan umumnya dimantapkan oleh zat pengemulsi (Emulgator). Emulsi O/W: emulsi minyak dalam air, dimana minyak yang merupakan fase terdispersi dan larutan air merupakan fase pendispersi / pembawa (emulsi ini dapat dicernakan dengan air) Contoh : susu (emulgatornya putih telur) Scott Emultion Emulsi W/O: emulsi air dalam minyak, dimana air atau larutan air yang merupakan fase terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak merupakan pembawa atau pendispersi (Emulsi ini dapat diencerkan dengan minyak) contoh : Mentega, Ianolin \jika emulgatornya larut dalam air Emulsi O/W jika emulgatornya larut dalam minyak Emulsi W/O

4. Saturasi dan netralisasi Saturasi / Penjenuhan: obat yang minumnya dibuat dengan jalan mencampurkan suatu asam dengan karbonat, dimana cairan dijenuhkan dengan CO2 (disebut dengan Potio Effervesces), maka tekanan didalam botol lebih tinggi

dari pada tekanan diluar.

Tujuan pemberian obat saturasi: Untuk menutupi rasa garam yang tidak enak. CO2 mempercepat absorbsi Merangsang keluarnya getah pencernaan yang banyak Sebagai carminativum atau laxans Untuk antioxydant Memberi efek psiokologi bahwa obat tersebut kuat Netralisasi atau penetralan: obat minum yang di buat dengan jalan mencampurkan suatu asam dengan suatu basa (yang dipergunakan adalah suatu Carbonat) dan tidak mengandung CO2 (karena CO2 yang terbentuk selalu dihilangkan seluruhnya dengan cara pemanasan sampai larutannya jernih), yang termasuk Netralisasi: Suatu asam dinetralkan dengan NH4CL Suatu asam yang tidak larut dinetralkan dengan suatu HCO3 / CO3, dapat juga dengan NaOH 5. Infusa Infus / rebusan obat: sedian air yang dibuat dengan mengextraksi simplicia nabati dengan air suhu 90 C selama 15 menit, yang mana extraksinya dilakukan secara infundasi

6. Guttae / drops Adalah sediaan cairan (dapat berupa solutio / mixtura / suspensi / emulsi) yang dipakai dengan cara meneteskan, baik sebagai obat dalam maupun obat luar dan harus homogen serta tidak boleh ada endapan. Beberapa jenis guttae: Guttae oris untuk kumur kumur dan tidak untuk ditelan. Biasanya diencerkan dulu dengan air Guttae auriculares / tetes telinga biasanya cairan pembawanya adalah bukan air, tapi lebih kental (mis. Glycerin, minyak propylenglikol)

Guttae Nasales / tetes hidung tidak boleh menggunakan lemak / minyak mineral sebagai cairan pembawanya Guttae Ophthalmic / tetes mata berupa larutan / suspensi steril, cairan pembawanya berair, harus jernih, bebas benda asing, serat dan benang (harus disaring), serta tidak boleh digunakan setelah tutup dibuka > 1 bulan. Dan konsentrasi sunlimatnya tidak boleh > 1:4000 Collyiria / obat cuci mata tidak termasuk dalam obat tetesan, tapi cara kerja dan komposisi serta cara pembuatanya tidak berbeda dengan guttae ophthalmic, hanya jumlahnya lebih banyak

7. Injectiones / obat suntik Adalah sediaan steril untuk penggunaan parental. Keuntungannya: Resorbsi obat lebih cepat dan baik Untuk obat yang tidak tahan asam lambung Untuk obat yang mengiritasi lambung Untuk pasien yang yang tidak dapat makan obat Yang memerlukan obat bekerja cepat (mis. mengalami shock) 8. Inhalasi Adalah sediaan obat / larutan / suspensi terdiri atas satu atau lebih bahan obat yang diberikan melelalui saluran nafas hidung atau mulut untuk memperoleh efek local atau sistemik. (larutan yang disemprotkan dengan menggunakan gas inert dan wadahnya disebut inhaler) 9. Irigasi Adalah larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau membersihkan luka terbuka atau rongga rongga tubuh, pemakaiannya secara tropical dan tidak boleh secara parenteral OBAT SETENGAH PADAT Unguenta Occulenta / salep mata Pasta Linimenta Sapones / sabun Cremores krim Gelones / gel 1. Unguenta Adalah sediaan setengah padat dan mudah dioleskan diatas kulit dan selaput lendir tanpa memakai kekerasan atau pemanasan Salep terdira dari: Remedium Cardinale (bahan tunggal / campuran bahan utama). Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Kadar bahan obat umumnya 10 % kecuali dinyatakan lain atau mengandung obat keras / narkotik Konstituen / Dasar salep (bahan tersendiri atau campuran) adalah zat pembawa dengan massa lembek, mudah dioleskan dan umumnya berlembek, tapi dapat berupa massa lembek atau zat cair atau zat padat yang terlebih dahulu diubah menjadi massa yang lembek. Secara umum salep dibagi atas 3 jenis: Salep Epidermic adalah salep yang bekerja dipermukaan kulit, dan diharapkan tidak diserap. Salep ini berfungsi sebagai pelindung antiseptik, adstrigents dan pelawan rangsangan. Dasar salep yang cocok adalah Vaselin

Salep Endodermic adalah salep yang bekerja memasuki kulit tapi tidak menembus kulit, jadi diserapnya hanya sebagaian saja. Dasar salep yang cocok adalah minyak tumbuhan dan minyak alami Salep Diadermic adalah salep yang bekerja sampai menembus kulit. Dasar salep yang cocok adalah Lanolin, Adeps Lanae, Oleum Cocoa Sedangkan secara theurapetik, salep dibagi atas : Salep Penutup adalah salep yang berfungsi sebagai melindungi kulit dari pengaruh luar contoh: Boorzalf, Zinczalf Salep Resorpsi adalah salep yang mana bahan bahannya akan diresorpsi contoh: salep untuk Rheumatik Salep Penyejuk adalah salep yang banyak mengandung air sehingga memberikan rasa sejuk contoh: Cold Cream 2. Occulenta / salep mata Adalah salep steril untuk pengobatan mata dengan menggunakan dasar salep yang cocok Syarat syarat Occulenta, yaitu: Homogen, tidak boleh mengandung bagian yang kasar dapat teraba. Bersih Steril 3. Pasta Adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaiaan topical, dan konsistensinya lebih plastis dari pada salep Keuntungannya: Menyerap hasil hasil sekresi dari kulit Mengurangi rasa gatal dan memberikan perasaan sejuk Obat obat direkatkan pada kulit mempertinggi pekerjaan obat tersebut 4. Linimenta Adalah sediaan cairan atau kental, mengandung analgetikum dan zat yang mempunyai sifat Rubefasin, melemaskan otot atau menghangatkan dan digunakan sebagai obat, serbuktidak boleh digunakan pada kulit yang luka atau lecet Keuntungannya: Zat yang ditambahkan padanya diresorbsi lebih cepat

Mudah dicuci sangat baik untuk pemakaian pada kulit yang lembut Macam macam Linimenta, yaitu Campuran lemak padat dengan lemak lunak Campuran minyak dan cairan alkali (dibuat dengan cara penyabunan) Linimentum dengan Balsamun Peruvianum Ol. Terebinthinae Linimentum dengan minyak (harus memakai gom) Emulsi yang digunakan sebagai liniment, yaitu Emulsum Benzylis Benzoatus Linimentum Chloroform (dengan cara pencampuran biasa) 5. Sapones / sabun Adalah reaksi garam alkali dan asam lemak tinggi, dimana konsistensinya tergantung dari basa yang digunakan untuk menyabun, yaitu : NaOH sabun keras KOH sabun lemak

Macam macam sapones: Sapokalinus : KOH + Ol. Sesami Sapomedicatus : NaOH + Ol. Olivarum Saposuperadipatus : Campuran Sapomedicatus 80 % + Sapokalinus 16 % + Adeps Lanae 4 % (bentuk ini yang paling dianjurkan untuk pengobata) Sapococos : Sabun Na yang dibuat garam Ol. Cocos 6. Cremores krim Adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental, mengandung air tidak kurang dari 60 %, dengan 2 type yaitu: Type minyak air Type air minyak (mudah kering dan rusak) 7. Gelones / gel Adalah sediaan bermassa lembek berupasuspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawa organic atau makromolekul senyawa organic yang masing masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan Umumnya mengandung air disebut jelli, maka pada etiket tertera kocok dulu OBAT PADAT Pulvis dan pulveres Pililae / pil Tabulae / tablet Capsulae / capsul

Suppositoria Bacilla Spesies / jamu Implant / pelet Aerosolum 1. Pulvis dan pulveres Adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan dan digunakan untuk pemakaian oral ataul luar. isi serbuk terdiri dari : Obat (tunggal / campuran) Konstituen / vehiculum : Untuk serbuk oral Saccharum Lactis Untuk serbuk tabur Talcum venetum, Bolus Alba, Amylum. 2. Pililae / pil Menurut beratnya dibagi atas : Boli : berbobot > 300mg, biasanya dipakai untuk pengobatan hewan Pilulae/pil adaah obat berbentuk bulat seperti pelor yang berbobot antara 50 mg 300 mg, diameternya tidak > 8 mm dan tergantung berat jenis bahan bahan obatnya Granula, berbobot < 30 mg dan tiap granula biasanya mengandung 1 mg bahan obat 3. Tabulae / tablet Merupakan sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Ukurannya adalah tidak boleh > 3x dan tidak boleh < 1/3x tablet Macam mcam tablet Tablet Kunyah Untuk dikunyah dan memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak, serta biasanya untuk anak anak (terutama untuk multivitamin, antasisda antibiotik tertentu) Tablet Buih / Efervesen selain mengandung zat aktif, juga mengandung campuran asam dan natrium bicarbonat, yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan CO2, maka tablet harus disimpan dalam wadah tertutup rapat atau pada kemasan tahan lembab Tablet Hisap / Lozengens padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis yang membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut Tablet bersalut disalut dengan bahan penyalut untuk maksud tertentu Tujuannya: Menutupi rasa tidak enak (mis. Kina)/ bau yang tidak enak (mis. Vitazym)

Membuat penampilan lebih baik menarik dan biasanya diberi warna bagus dan mengkilap Melindungi obat / zat aktif terhadap pengaruh udara, kelembapan dan cahaya (mis. Obat obat yang hygroskopis dan mudah teroksidasi) Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna. Beberapa macam tablet: Tablet bersalut gula / dragee disalut dengan lapisan terdiri dari campuran gula dan bahan lain yang cocok, dengan atau tanpa menambah zat warna. Tablet bersalut selaput / film Coated Tablet disalut dengan lapisan selofan, metilselulosa, povidon atau bahan lain yang cocok Tablet bersalut kempa / salut kering disalut dengan massa granula terdiri dari Laktosa, Calsium Fosfat atau bahan lain yang cocok untuk mempercepat lepasnya satu obat dan obat lain Tablet bersalut enteric / Enteric coated disalut sedemikian rupa sehingga obat tidak hancur dalam lambung tapi hancur dalam usus halus, yang disebut juga Delayed Action. Bahan penyalutnya adalah bahan yang tahan terhadap pengaruh asam lambung yaitu Sehellak, keratin dan salol. Tablet ini dibuat untuk obat obat yang dapat mengiritasi lambung dan obat obat yang dapat rusak bila kena asam lambung (contoh : Voltaren Aropas) 4. Capsulae / capsul Adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut, dimana didalamnya dapat diisi dengan obat serbuk, butiran atau granul, cair, semi padat Jenis jenis kapsul: Capsulae gelatinosae (dibuat dari gelatin) terdiri dari: Soft Capsulae / Capsulae Molles lunak Hard Capsulae / Capsulae Durae keras Capsulae Amylaceas (dibuat dari amylum) Capsulae Metilsellulosa 5. Suppositoria Adalah sediaan padat dalam dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rectal, vagina dan urethra, yang mana umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Suppositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat dan sebagai pembawa zat therapeutic yang bersifat local atau sistemik Jenis jenisnya Suppositoria Anaha disebut juga Suppositoria Suppositoria Vaginalis disebut juga Globuli Vaginalis atau Ovula Suppositoria Urethralia disebut juga Bougie 6. Bacilla

Adalah alat yang digunakan sebagai obat luar Jenis jenis batang: Bacilla Caustica (mengandung bahan bahan caustik) contoh : Argenti Nitras dalam Bacilla Quelistifte (dipakai untuk melebarkan saluran saluran) contoh : Batang Lanfinaria Bougie / Suppositoria Urethanilia (batang yang padat pada suhu kamar dan akan memberikan efek local dan sistemik) 7. Spesies / jamu Adalah bahan bahan dan tumbuh tumbuhan yang masih berupa bagian bagian kasar yang dicampur atau tidak dicampur dengan garam garam, yang kemudian akan dibuat infusa. Contoh: Species anti aphtosa Species laxantes Species anti asthmaticus Species diuretica 8. Implant / pelet Adalah sediaan dengan massa padat steril berukuran kecil berisi obat dengan kemurniaan yang yinggi (dengan atau tanpa eksipien) yang dibuat dengan cara pengepaan atau pencetakan 9. Aerosolum Nama lain adalah Aerosol Farmasetik yaitu sediaan yang dikemas dibawah tekanan dan mengandung zat aktif therapeutic yang dilepas pada saat system katup yang sesuai ditekan. Pemakaian sebagai obat luar, yaitu topical pada kulit, local pada hidung, local pada mulut atau local pada paru paru Diposkan oleh riefarmasi di 05:15

http://riefarmasi.blogspot.com/2009/11/sediaan-obat.html

You might also like