You are on page 1of 8

21 Desember 2011

UAS FILSAPAT Nurjanah TH V/B (1209103042) Nama : Nurjanah Nim :1209102042

Tafsir Hadits V/B UAS Filsapat Ilmu PERTANYAAN 1. Apa yang dimakud dengan Pengetahuan, Ilmu, dan Filsapat? 2. Dengan cara apa sajakah pengetahuan itu dapat diperoleh? 3. Sebutkan jenis-jenis pengetahuan menurut Soejono Soemargono, Plato, dan Aristoteles ! 4. Sebutkan metode-metode untuk memperoleh pengetahuan manusia baik itu melalaui akal, indra, dan lain sebagainya dalam teori pengetahuan? Jelaskan !! 5. Sebutkan 2 tokoh Filsapat yang muncul pada zaman kontemporer serta pemikirannya !! JAWABAN 1. a) Pengetahuan Secara Etimologi pengetahuan pengetahuan berasal dari bahasa inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of apahilosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Sedangkan menurut terminilogy arti pengetahuan dikemukakan oleh beberapa tokoh, diantaranya: Drs. Sidi Gazalba : pengetahuan adalah Apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar dan insaf, mengerti dan pandai. Penegtahuan itu adalah semua milik atau atau isi pikiran Dr. Mohammad Hatta : pengetahuan adalahpengetahuan yang di dapat daripada pengalaman disebut pengetahuan pengalaman atau ringkasnya pengetahuan. Pengetahuan yang di dapat dengan jalan keterangan disebut ilmu. James K.Feibleman :Knowledge relation between object and subject

21 Desember 2011

UAS FILSAPAT Nurjanah TH V/B (1209103042)

b) Ilmu Adapun definisi ilmu adalah yang diungkapkan oleh beberapa tokoh, dianataranya adalah: Mohammad Hatta :Tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hokum kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam. Karl Pearson :Ilmu pengetahuan adalah lukisan atau keterangan yang lengkap dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana atau sesedikit mungkin Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag :Ilmu ialah yang empiris, yang rasional, yang umum dan tertimbun bersusun dan keempat-empatnya serempak Prof. Drs. Harsojo :Suatu pendekatan atau suatumetode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh factor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh pancaindra manusia. c) Filsapat Sutarjo A. Wiramihardja mengatakan bahwa secara etimologi, filsapat berasal dari beberapa bahasa yaitu bahasa Yunani dan bahasa Inggris. Dalam bahasa inggris yaitu, Philosophy. Sedangkan dalam bahasa Yunani , yaitu Philen atau Philos dan sofien atau sophi. Mengenai pengertian filsapat saya mengambil dari rumusan beberapa ahli, diantaranya: Plato (427-347 SM) mengatakan bahwa Filsapat itu tidaklah lain daripada pengetahuan tentang segala yang ada. Aristoteles (384-322 SM) mengatakan bahwafilsapat itu menyelidiki sebab dan asas segala benda Al-Farabi (wafat 950 M) mengatakan bahwaFilsapat itu ialah ilmu pengetahuan tentang alammaujud dan bertujuan untuk menyelidiki hakikat yang sebenarnya.

21 Desember 2011

UAS FILSAPAT Nurjanah TH V/B (1209103042) Immanuel Kant (1724-1804 M) mengatakan bahwafilsapat itu ialah ilmu pokok dan pangkal segala penegtahuan yang mencakup didalamnya empat persoalan, yaitu, Apakah yang dapat kita ketahui?. Apakah yang boleh kita kerjakan?. Sampai dimanakah pengharapan kita?. Dan apakah yang dinamakan manusia?. 2. Menurut John Horpers ada enam alat untuk memperoleh pengatahuan, yaitu: a) Pengalaman Indra (Sense Experience) b) Nalar (Reason) c) Otoritas (Authority) d) Intuisi (intuition) e) Wahyu (Relevation) f) Keyakinan (Faith) 3. Pengetahuan menurut Soejono Soemargono terbagi atas dua, yaitu: a) Pengetahuan nonilmiah Pengetahuan nonilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh dengan

menggunakan cara-cara yang tidak termasuk dalam kategori metode ilmiah. Dalam hal ini termasuk juga pengetahuan yang dalam tahap terakhir direncanakan untuk diolah menjadi pengetahuan ilmiah, yang biasa disebut dengan istilah pengetahuan pra ilmiah. b) Pengetahuan ilmiah Pengetahuan ilmiah adalah segenap hasil pemahaman manusia yang diperoleh dengan metode-metode ilmiah.

Plato membagi pengetahuan menurut tingkatan pengetahuan sesuai dengan karakteristik objeknya. Pembagiannya adalah : a) Pengetahuan Eikasia (Khayalan) Yakni pengetahuan yang objeknya berupa bayangan atau gambaran. Pengetahuan ini isinya adalah hal-hal yang berhubungan dengan kesenangan atau kesukaan serta kenikmatan manusia yang berpengetahuan. Misalnya

21 Desember 2011

UAS FILSAPAT Nurjanah TH V/B (1209103042) seseorang yang menghayal memiliki sebuah rumah. Mobil, dan lain sebagainya sehingga hayalan ini terbawa mimpi. b) Pengetahuan Pistis (Substansial) Pengetahuan ini adalah pengetahuan mengenai hal-hal yang tampak dalam dunia kenyataan atau dapat diindrai secara langsung. Objek pengetahuan ini biasa disebuy zooya karena isi pengetahuan semacam ini mendekati suatu keyakinan (kepastian yang bersipat sangat pribadi atau kepastian subjektif). Pengetahuann ini mengandung nilai kebenaran apabila mempunyai syaratsyarat cukup bagi suatu tindakan menegtahui, misalnya mempunyai pendengaran yang baik, penglihatan normal serta indra normal. c) Pengetahuan Dianoya (Matematik) Plato menerangkan tingkatan pengtahuan ini ialah tingkatan yang ada di dalamnya sesuatu yang tidak hanya terletak pada pakta atau objek yang tampak, tetapi juga terletak pda bagaimana cara berpikirnya. Contohnya
adalah para ahli matematika atau geometri, dimana objeknya adalah matematika,

yakni sesuatu yang harus diselidiki dengan akal budi melalui gambar-gambar, diagram kemudian ditarik suatu hipotesis. Hipotesis ini diolah terus hingga sampai pada kepastian. Dengan demikian, pengetahuan ini adalah pengetahuan yang banyak berhubungan dengan masalah matematika atau kuantitas luas, isi, jumlah, dan berat. Hal ini semata-mata merupakan suatu kesimpulan dari hipotesis yang diolah oleh akal pikirbkarena pengetahuan ini disebut juga pengetahuan pikir. d) Pengetahuan Noesis (Filsapat) Yakni prinsip-prinsip utama yang mencakup epistimologis dan metafisik. Prinsip utama ini bisa disebut "ide". Plato menrangkan tentang pengetahuan ini adalah hampir sama dengan pengetahuan pikir, tetapi tidak lagi menggunakan pertolongan gambar, diagram melainkan dengan pikiran yang sungguh-sungguh abstrak. Tujuannya adalah untuk mencapai prinsip-prinsip utama yang isinya berupa kebaikan, kebenaran, dan keadilan. Cara berpikir untuk mencapai tingkat tertinggi dari pengetahuan itu dengan menggunakan

21 Desember 2011

UAS FILSAPAT Nurjanah TH V/B (1209103042) metode dialog sehingga dapat dicapai penegtahuan yang sungguh-sungguh sempurna yang biasa disebut episteme. Pengetahuan menurut Aristoteles dibagi menurut jenisnya sesuai dengan fungsi dari pengatahuan, yaitu: a) Pengetahuan Produksi b) Pengetahuan Praktis (etika, politik, ekonomi) c) Pengetahuan Teoriris (fisika, matematika, dan metafisika/filsapat pertama) Sangat berbeda dengan dua pendapat diatas, yaitu pendapat Pyrro, seorang skepti ekstrim. Ia mengatkan bahwa tidak ada sesuatu yang dapat diketahui dengan menghindarkan diri dari setiap pemberian tanggapan. Hal ini terjadi karena sarana untuk mengetahui yang kita miliki tidak dapat dipercaya dan saling bertentangan, sedangkan semuanya berdalih benar. 4. Pengetahuan yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indra, dan lain-laimempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan, diantaranya adalah : a) Metode Induktif Induksi yaitu suatu metode yang menyimpulkan suatu pernyataanpernyataan hasil observasi disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum. b) Metode Deduktif Deduksi ialah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empiric diolah lanjut dalam suatu system pernyataan yang runtut. Hal-hal yang harus ada dalam deduktif ialah adanya perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri. Ada penyelidikan bentuk logis teori itu dengan tujuan apakah teori tersebut mempunyai sifat empiris atau ilmiah, ada perbandingan dengan teori-teori lain dan ada pengujian teori dengan jalan menerapkan secara empiris kesimpulan-kesimpulan yang bisa ditarik dari teori tersebut. c) Metode Positivisme

21 Desember 2011

UAS FILSAPAT Nurjanah TH V/B (1209103042) Metode ini dikeluarkan oleh August Comte (1798-1857). Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang factual, yang positif. Ia menyampingkan segala uraian/persoalan diluar yang ada sebagai fakta. Oleh karena itu, ia menolak metafisika. Apa yang diketahui secara positif, adalah segala yang tampak dan segala gejala. Dengan demikian metode ini dalam bidang filsapat dan ilmu pengetahun dibatasi kepada bidang gejalgejala saja. d) Metode kontemplatif Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilka pun akan berbeda-beda harusnya dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi. Pengetahuan yang diperoleh lewat intuisi ini bisa diperoleh dengan cara berkontemplasi seperti yang dilkukan oleh AlGhazali. e) Metode Dialektis Dalam filsapat, dialektika mula-mula berarti metode Tanya jawab untuk mencapai kejernihan filsafat. Metode ini diajarkan oleh Socrates. Namun Plato mengartikannya diskusi logika. Kini dialektika berarti tahap logika, yang mengajarkna kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan, juga analisis sistematik tentang ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam pandangan. 5. a) Jurgen HabermasJurgen Habermas adalah filsuf kontemporer yang paling terkenla di Jerman dan juga menghiasi panggung filsapat internasional. Ia dilahirkan pada tahun 18 juni 1929 di daerah Dusseldorf Jerman. Jurgen Habermas ini merupakan filsup pewaris pemikiran madzhab Frankfrut. Madzhab Hermas ini terkenal dengan Teori Kritis atau Teori Kritis Masyarakat yang melemparkan sebuah kritikan serius terhadap konsep teori Positivisme dan menyebut Positivisme itu sebagai saintisme karena mengadopsi metode ilmu-ilmu untuk menggagas unifield science. Pada hakikatnya Teori Kritis ini memiliki empat karakter utama, yaitu

21 Desember 2011

UAS FILSAPAT Nurjanah TH V/B (1209103042) 1. Teori Kritis bersifat historis, artinya teori kritis dilambangkan berdasarkan situasi masyrakat yang kongkrit dan kritik imanen yaitu kritik terhadap masyarakat yang nyata-nyata tidak manusiawi. 2. Teori kritis bersifat kritis terhadap dirinya sendiri dengan cara evaluasi, kritik dan refleksi atas dirinya sendiri. 3. Teori kritis menggunakan metode dialektis sehingga teori kritis memiliki kecurigaan terhadap situasi masyarakat actual. 4. Teori kritis adalah teori dengan maksud praktis yaitu teori yang mendorong transformasi masyarakat dan hanya mungkin dilakukan dalam praktis.

b) Jacques Derrida Jacques Derrida adalah seorang filsup Prancis yang dianggap penting sebagai tokoh post-strukturalis-posmodernis. Derrida ini juga merupakan filsup yang radikal dengan cirri berhingga-nya. Ia selalu menolak pandangan para filsup sebelumnya dan menyatkan bahwa segala sesuatu menunjuk pada yang lain. Derrida menafsirkan ulang pemikiran beberapa filsup modern dan kontemporer. Lewat tafsiran-tafsiran inilah ia mengawali pemikirannya yang bertemakan Dekontruksi. Konsep dokentruksi derrida merupakan suatu perubahan istilah yang sebelumnya pernah dikatakan oleh Heidegger, yaitu mengenai destruksi. Derrida menyatakan bahwa segala sesuatu itu adalah teks. Dengan pandangan teks ini, ia menolak tradisi metafisika filsapat barat dalam mengungkapkan bahasa lisan. Realitas adalah teks dan memiliki cirri berhingga. Dekontruksi bias dijelaskan dengan cara kerja difference. Difference adalah manifestasi dari dekontruksi penanda secara grafis. Arti dari Diffrence sendiri berada pada posisi menggantung, antara dua kata to differ dan to deffer. Derrida percaya bahwa untuk melawan pemikiran modern yang percaya akan kebenaran tunggal, objektif dan universal maka kita harus berani untuk

21 Desember 2011

UAS FILSAPAT Nurjanah TH V/B (1209103042) melakukan penghancuran atau dekontruksi yang kemudian dilakukan perobakan dan perbaikan pola pokor. Sehingga didapat cara berfikir baru yang lebih terbuka, dan mau menerima pendekatan apa saja dalam mendekati realita sebagai teks. Pada konsep difference terlihat usaha Derrida untuk mengkritik persoalan otoritas dan kekuasaan pemikiran modern yang sangat berpihak pada bahasa lisan yang selalu dianggap sebagai bahasa yang mengungkapkan realitas.

Referensi Dr. Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2006 Jujun S,Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta:Pustaka Sinar Harapan, cetakan kedelapan belasa, 2005 Prof.Dr. Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, cetakan kelima, 2010 Drs.Surajiyo,Ilmu Filsapat suatu pengantar, Jakarta:PT Bumi Aksara, 2005 H. Endang Saefudin Anshari, M.A, Ilmu, Filsapat dan Agama, Surabaya: PT Bina Ilmu, 1981.

You might also like