You are on page 1of 7

TORCH?

Penyakit TORCH merupakan kelompok infeksi beberapa jenis virus yaitu parasit Toxoplasma gondii, virus Rubella, CMV (Cytomegalo Virus), virus Herpes Simplex (HSV1 HSV2) dan kemungkinan oleh virus lain yang dampak klinisnya lebih terbatas (misalnya Measles, Varicella, Echovirus, Mumps, Vassinia, Polio dan Coxsackie-B). Penyakit TORCH ini dikenal karena menyebabkan kelainan dan berbagai keluhan yang bisa menyerang siapa saja, mulai anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Bagi ibu yang terinfeksi saat hamil dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan pada bayinya, yaitu cacat fisik dan mental yang beraneka ragam. Infeksi TORCH juga dapat menyerang semua jaringan organ tubuh, termasuk sistem saraf pusat dan perifeir yang mengendalikan fungsi gerak, penglihatan, pendengaran, sistem kadiovaskuler serta metabolisma tubuh. Toxoplasma Gondii Penyakit Toxoplasmosis disebabkan oleh bakteri Toxoplasma gondii. Parasit ini biasa hidup di dalam usus hewan peliharaan rumah seperti anjing dan kucing, sehingga penularan dari hewan ke manusia mudah terjadi. Hewan lain adalah tikus, burung merpati, ayam, kerbau, sapi atau kambing. Daging hewan tersebut dikonsumsi manusia dan dapat berubah menjadi kista-kisata yang masuk dalam peredaran darah dan jaringan otot/daging. Bila penyakit ini menjangkiti wanita hamil, maka janin juga akan terinfeksi. Gejala yang mungkin timbul adalah anemia, kejang-kejang, pembengkakan kelenjar air liur, muntah, bisul-bisul, radang paru-paru, diare, demam, kulit kuning dan pengapuran dalam tengkorak. Gejala tersebut umumnya tampak pada bayi berusia 1 tahun atau lebih, akan diteruskan dengan kejang-kejang, serta keterlambatan mental dan fisik pada usia selanjutnya. Infeksi pada ibu hamil seakan tanpa menimbulkan gejala yang tampak pada ibu sendiri namun mempunyai dampak yang serius pada janin, dapat keguguran, atau lahir dengan cacat fisik maupun mental. Rubella Infeksi virus Rubella merupakan penyakit ringan pada anak dan dewasa, tetapi apabila terjadi pada ibu yang sedang mengandung virus ini dapat menembus dinding plasenta dan langsung menyerang janin. Gejala klinis setelah bayi lahir adalah mata katarak, kelainan jantung, atau tuli. Gejala lain adalah berat badan rendah, trombositopeni, kelainan tulang, kelainan kelenjar endrokin, kekurangan hormon pertumbuhan, diabetes atau radang paru-paru. Virus Rubella ditularkan melalui urin, kontak pernafasan, dan memiliki masa inkubasi 2-3 minggu. Penderita dapat menularkan virus selama seminggu sebelum dan sesudah timbulnya rash (bercak merah) pada kulit. Rash Rubella berwarna merah jambu, menghilang dalam 2-3 hari, dan tidak selalu muncul untuk semua kasus infeksi. Cyto Megalo Virus (CMV) Virus CMV termasuk keluarga virus Herpes. Sekitar 50% 80% orang dewasa memiliki antibodi anti CMV. Infeksi primer virus ini terjadi pada usia bayi, anak-anak, dan remaja yang sedang dalam kegiatan seksual aktif. Penderita infeksi primer tidak memperlihatkan gejala yang khusus, tetapi virus tetap hidup dalam tubuh penderita selama bertahun-tahun. Virus CMV akan aktif apabila inang mengalami penurunan kondisi fisik dan kadang-kadang memunculkan keluhan seperti vertigo, migren, radang sendi, radang tenggorokan, radang lambung, lemah lesu dan beberapa keluhan pada saraf mata dan saraf otak.

Hanya sekitar 5 hingga 10 bayi yang terinfeksi CMV menunjukan kelainan sewaktu lahir. Gejala klinis yang umum dijumpai adalah berat badan rendah, hepatomegali, splenomegali, kulit kuning, radang paru-paru, dan kerusakan sel pada jaringan saraf pusat. Cacat pada jaringan saraf akan berlanjut menjadi kemunduran mental, tuli, rabun dan mikrosefali. Herpess Simplex HSV dibedakan menjadi HSV1 dan HSV2, penyebab 84% kasus penyakit kelamin Herpes adalah HSV2. Perbedaan HSV1 dan HSV2: Bagian yang disukai HSV1 adalah kulit dan selaput lendir mukosa di mata atau mulut, hidung dan telinga. Sedangkan HSV2 di kulit dan selaput lendir pada alat kelamin dan parianal. Bentuk pada kulit HSV1 adalah bercak verikel-verikel kecil tersebar, sedangkan HSV2 membentuk bercak verikel besar, tebal dan terpusat. Wanita hamil yang terinfeksi HSV2 harus ditangani secara serius karena dapat menembus plasenta ndan menimbulkan kerusakan neonatel sampai kematian janin. Selama belum dilakukan pengobatan yang efektif, perkembangan penyakit herpes sulit diramalkan. Jika infeksi ini segera diobati maka kemungkinan resiko dapat dihindarkan, sedangkan infeksi rekurens hanya dapat dibatasi frekwensi kambuhnya. Diagnosa Penyakit TORCH Proses diagnosa medis merupakan langkah pertama untuk menangani suatu penyakit. Tetapi diagnosa berdasarkan pengamatan gejala klinis sering sukar dilaksanakan, maka dilakukan diagnosa laboratorik dengan memeriksa serum darah, untuk mengukur titer-titer antibodi IgM atau IgG-nya. Penderita TORCH kadang tidak menunjukkan gejala klinis yang spesifik, bahkan bisa jadi sama sekali tidak merasakan sakit. Secara umum keluhan yang dirasakan adalah mudah pingsan, pusing, vertigo, migran, penglihatan kabur, pendengaran terganggu, radang tenggorokan, radang sendi, nyeri lambung, lemah lesu, kesemutan, sulit tidur, epilepsi, dan keluhan lainnya. Untuk kasus kehamilan: sulit hamil, keguguran, organ tubuh bayi tidak lengkap, cacat fisik maupun mental, autis, keterlambatan tumbuh kembang anak, dan ketidaksempurnaan lainnya. Namun begitu, gejala diatas tentu belum membuktikan adanya penyakit TORCH sebelum dibuktikan dengan uji laboratorik. Sewaktu istri saya mengalami penyakit sakit kepala yang luar biasa setiap hari, sudah mendatangi beberapa dokter untuk mengetahui penyakit apa sebenarnya yang diderita. Setelah akhirnya seorang dokter menyarankan untuk tes darah di laboratorium barulah ketahuan penyakitnya yaitu CMV. Pengobatan TORCH Karena pengobatan TORCH secara medis sangat mahal untuk ukuran kami, akhirnya pengobatan alternatif yang dipilih. Di Jogjakarta menurut informasi penderita TORCH banyak yang berobat dengan cara Terapi Sengat Lebahdi daerah Godean, mengkonsumsi Kapsul Herbal TORCH produksi Kusumo Wanadri racikan Romo Dr. Paulus di jalan Cokroaminoto, dan Terapi Ramuan Herbal di Yayasan Aquatreat Teraphy Indonesia hasil penelitian Ir. H.A. Juanda di Jalan Sidikan. Istri saya saat ini sedang menjalani terapi pak Juanda, dimana pengobatan alternatif pak Juanda menghususkan diri menangani Penyakit TORCH saja. Syukur alhamdulillah istri saya mengalami banyak kemajuan yang menggembirakan setelah dilakukan uji lab kembali kandungan virus CMV-nya banyak berkurang.

Pengertian TORCH

Monday, 28 January 2008

Pengertian TORCH TORCH adalah singkatan dari Toxoplasma gondii (Toxo), Rubella, Cyto Megalo Virus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV) yang terdiri dari HSV1 dan HSV2 serta kemungkinan oleh virus lain yang dampak klinisnya lebih terbatas (Misalnya Measles, Varicella, Echovirus, Mumps, virus Vaccinia, virus Polio, dan virus Coxsackie-B). Penyebab utama dari virus dan parasit TORCH (Toxo, Rubella, CMV, dan Herpes) adalah hewan yang ada di sekitar kita, sperti ayam, kucing, burung, tikus, merpati, kambing, sapi, anjing, babi dan lainnya. Meskipun tidak secara langsung sebagai penyebab terjangkitnya penyakit yang berasal dari virus ini adalah hewan, namun juga bisa disebabkan oleh karena peratara (tidak langsung) seperti memakan sayuran, daging setengah matang dan lainnya. Dalam dunia medis, Toxo sering disebut juga dengan virus kucing. Padahal sesungguhnya ini bukan virus kucing, tetapi parasit darah. Kenapa sering disebut virus kucing : selain sebutan ini sudah salah kaprah, memang parasit ini tumbuhnya di dalam tubuh binatang. Hal mana menurut penelitian di dalam maupun di luar negeri, 70% penyebab penyakit ini adalah kotoran kucing. Kemudian melalui hewan lain yang menempel dalam makanan, lalu masuklah ke dalam tubuh manusia dan menyatu dalam darah. Awalnya seseorang yang mengidap Toxo ini tampak sehat tetapi kemudian ketika sedang hamil mulai muncul sejumlah gejala. Gejala yang sering terjadi adalah flek pada wanita yang sedang hamil. Flek ini bisa terjadi terus menerus sepanjang kehamilan, janin di dalam rahim tidak berkembang, hamil anggur, atau bayinya meninggal pada usia kandungan 7-8 bulan. Bahkan yang seringkali terjadi adlah keguguran. Sebenarnya Toxo bukanlah penyakit menular kepada pasangan, tetapi ia menular pada keturunan. Bisa jadi anak pertama dan kedua sehat, tetapi anak ketiga cacat atau mengalami Epilepsi dan autisme. Tetapi yang sering terjadi sesungguhnya jika dilakukan tes di laboratorium, baik anak pertama maupun anak kedua sesungguhnya turut terinfeksi. Berbeda dengan Rubella. Penyakit ini orang sering menyebutnya dengan Campak Jerman. Pada kasus Rubella, ibu hamil tidak mengalami keguguran atau bayinya meninggal saat lahir, tetapi yang sering terjadi adalah bayi yang dilahirkan mengalami glukoma, atau kebutaan, kerusakan pada otak atau pengapuran pada otak, bibir sumbing, tuna rungu dan sulit bicara. Sedangkan pada pengidap CMV (Cyto Megalo Virus), misalnya seorang ibu pada saat hamil, ia akan mengalami keguguran terus menerus, atau bayi yang dikandungnya lahir dalam keadaan cacat fisik, seperti Hidrosefalus (pembesaran kepala), Microsefalus(pengecilan kepala), lahir dengan usus keluar tubuh, tubuh

transparan atau kaki dan tangannya jadi bengkok. Kemudian, untuk penyakit Herpes lain lagi. Kemunculannya ditandai dengan bintik - bintik pada tubuh dan pada alat genital. Seorang yang mengidap Herpes, di samping kesakitan, juga terasa panas. Bagi wanita hamil sering keguguran atau bayinya lahir dalam keadaan cacat. Jadi Toxo, Rubella, CMV, dan Herpes dapat menyebabkan rusaknya fertilitas pada wanita. Sel telur maupun inti sel dirusak oleh virus tersebut sehingga sel terlurnya mengecil dan tidak bisa dibuahi. Dengan adanya infeksi TORCH ini, pada wanita bisa menyebabkan terbentuknya mioma, penyumbatan atau perlengketan, sehingga sel telur tidak bisa dibuahi atau mengakibatkan sulit hamil. Toxo tidak menular pada pasangan, sedangkan Rubella, CMV, dan Herpes bisa menular. Penularan bisa terjadi melalui hubungan seksual, air liur, keringat, darah, dan Air Susu Ibu (ASI). Sehingga kau wanita terjangkit Rubella, CMV, dan Herpes, maka suaminya pun dapat tertular. Sulitnya terjadi kehamilan pada wanita disebabkan oleh virus tersebut memperburuk kualitas spermatozoa/sperma, karena kekentalan sperma menjadi cair. Volume sperma yang seharusnya 5 CC menjadi 3 CC dan gerakannya pun sudah berubah. Perlu ditegaskan lagi bahwa Toxo maupun Rubella dan CMV serta Herpes BUKANhanya milik ibu hamil saja. Tetapi siap pun bisa terkena TORCH. Baik dia orang dewasa, kamum muda, lansia, maupun balita. Kemudian TORCH ini yang diserang adalah saraf otak, mata dan gerak. Jika menyerag otak misalnya gejalanya sering sakit kepala, radang tenggorokan, atau flu berkepanjangan. Otot - otot terasa sakit sampai ke persendian dan pinggang. Kaki pun mudah capek dan lemas, menggigil kemudian lambung pun sakit. Orang sering beranggapan bahwa anak yang sakit mata disebabkan oleh seringnya nonton TV dan terlalu dkat ke layar. Tak terpikirkan bahwa sakit mata yang biasa mengakibatkan kebutaan itu disebabkan ooleh infeksi TORCH. Cyto Megalo Virus (CMV) Cyto Megalo Virus atau lebih sering disebut dengan CMV adalah infeksi oportunistik yang berhubungan dengan penyakit HIV. Virus ini dibawa oleh sekitar 50% populasi dan 90% penderita dengan HIV. Sistem kekebalan yang sehat akan menyebabkan virus ini selalu dalam kendali kita. Ketika HIV memperlemah kekebalan kita, CMV dapat menyerang beberapa bagian tubuh. Virus Cyto Megalo Virus (CMV) termasuk keluarga virus Herpes. Sekitar 50% sampai 80% orang dewasa memiliki antibodi anti CMV. Infeksi primer virus ini terjadi pada usia bayi, anak - anak, dan remaja yang sedang dalam kegiatan seksual aktif. Penderita infeksi primer tidak menunjukkan gejala yang khusus, tetapi virus terus hidup dengan status "laten" dalam tubuh penderita selama bertahun - tahun. Virus CMV akan aktif apabila inang mengalami penurunan kondisi fisik, seperti wanita yang sedang hamil atau orang yang mengalami pencangkokan organ tubuh. Jika infeksi pada wanita hamil terjadi pada awal kehamilannya maka kelainan yang ditimbulkan semakin besar. Hanya sekitar 5 hingga 10 bayi yang terinfeksi CMV selama masa kehamilan menunjukkan gejala kelainan sewaktu dilahirkan. Gejala klinis yang umum dijumpai adalah berat badan rendah, hepatomegali, splenomegali, kulit kuning, radang paru - paru, dan kerusakan sel pada jaringan syaraf pusat. Gejala non syaraf akan muncul pada beberapa minggu pertama, cacat pada jaringan syaraf yang akan berlanjut menjadi kemunduran mental, tuli, rabun, dan raikrosefali. CMV lebih sering menyerang retinitas (fleksi pada kornea), yang dapat dengan cepat menyebabkan kebutaan. Bila tidak diobati CMV daapt menyebar ke seluruh tubuh dan menginfeksi ke beberapa organ lain sekaligus. Risiko infeksi CMV paling tinggi terjadi bila cell CD4 dibawah 100. Gejala pertama CMV retinitas adalah problem penglihatan. Seperti bayangan hitam yang bergerak (scotoma) dan tampak seperti bintik - bintik hitam. Kasus lainnya misalnya pandangan sepertinya melihat kabut putih tebal. Contoh kasus seperti yang dialami oleh salah seorang pasien bernama ibu Sribudari dari Depok. Sebelum menjalani pengobatan spesialis TORCH, mata sebelah kirinya tidak bisa melihat lantaran ada bayangan seperti kabut putih tebal dam bintik - bintik hitam seperti tinta. Kasus lainnya seperti yang dialami oleh bapak Agus Harjito, dosen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dan ibu Titut Wisma Rudatin guru SMK 6 Yogyakarta. Kedua orang ini juga terkena CMV yang menyebabkan penglihatannya kabur. Bahkan sudah menjalar sampai ke syaraf otaknya. Alhamdulilah setelah menjalani pengobatan spesialis TORCH dengan meminum ramuan herbal Aquatreat Therapy, akhirnya kedua orang tersebut kini penglihatannya normal kembali. Kasus yang dialami oleh ibu Sribudari, bapak Agus Harjito dan ibu Titut Wisma Rudatin oleh kalangan medis sering disebut dengan istilah Floates dan mengindikasikan suatu peradangan di retina. Beberapa dokter (khususnya dokter ahli mata) sering merekomendasikan pemeriksaan mata untuk mencari retinitis CMV. Pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter spesialis mata, yang akan melakukan dialtasi pupil mata dan mengecek retina. Bila jumlah cell CD4 di bawah 200 dan mengalami problem penglihatan, maka harus melaporkan kepada dokter secepatnya. Cara penanganannya biasanya mendapat infus tiap hari, bisa denganGanciclovir atau Foscarnit. Obat ini dapat mengendalikan CMV, tapi tidak dapat menyembuhkan secara total. Karena masuknya obat tersebut melalui infus tiap hari maka penderita biasanya mendapatkan tempat masuk pengobatan yang diletakkan pada dinding dada atau lengan. Tempat masuk infus ini sering disebut hichman atau grochung catheters yang ahrus dijaga bersih untuk mencegah infeksi. Seorang yang terkena CMV ini biasanya diberi beberapa jenis obat yang berbentuk tablet dari ganciclovir untuk prevensi/profilaksi CMV, tetapi banyak dokter tidak menggunakannya. Tidak digunakannya obat seperti ini karena beranggapan tidak ingin menambah 12 kapsul per hari untuk pasiennya. Di samping itu, pengobatan melalui jenis ini belum menjami ada manfaat bagi pasiennya. Ada beberapa dokter jstru lebih memilih monitoring pada bagian mata, di mana biasanya CMV muncul/terlihat pertama kali. Yang perlu diperhatikan dalam memilih terapi CMV adalah: a.Seberapa efektif pengobatan tersebut? b.Bagaimana pengobatan itu dilakukan (lewat mulut, intravena disuntikkan atau diimplantasikan pada mata).

c.Apakah terapi tersebut lokal (mengenai hanya bagian mata saja) atau sistemik (mengenai seluruh bagian tubuh). Retinitis CMV dapat berkembang cepat dan menyebabkan kebutaan, untuk alasan ini maka perlu terapi segera secara agresif saat pertama kali terlihat. Injeksi yang lebih baru atau implan langsung pada mata, memperlihatkan hasil yang terbaik untuk retinitis, tetapi CMV daapt muncul pada tempat lain. Untuk mengendalikan CMV di bagian lain tubuh, kita membutuhkan terapi sistemik (seluruh tubuh). d. Apa ada efek sampingnya atau tidak? yang harus diperhatikan adalah semua obat CMV intravena dapat merusak sumsum tulang atau ginjal, yang memerlukan banyak penobatan tambahan. Foscarnit memerlukan pengobatan jangka lama, pelan - pelan dan infus tiap hari. Untuk jenis Ganciclovir juga memerlukan infus tiap hari. Penderita CMV harus mendapat obat secara tepat. Tes terbaru dengan pembebanan virus CMV mungkin akan memperjelas hal ini. T-cell di bawah 200, minta dokter untuk melakukan prevensi dan pemeriksaan mata secara teratur. Bila mengalami problem penglihatan apapun, lebih baik secepatnya menghubungi dokter, demi menjaga hal - hal yang tidak diinginkan. Kemudian, yang perlu digarisbawahi adalah hingga saat ini belum ada pengobatan medis yang dapat mencegah serta mengobati secara cepat dan tepat penyakit jenis ini. Ada pengobatan secara infus tiap hari dengancatheter yang ditanamkan, tapi hasilnya tidak efektif. Bahkan hingga saat ini pun belum ditemukan jenis pil yang dianggap bisa menyembuhkan penyakit CMV dengan hasil yang memuaskan. Meskipun dunia medis belum bisa menyembuhkan penyakit jenis ini, namun melalui pengobatan alternatif spesialis TORCH dengan meminum formula obat ramuan herbal Aquatreat Therapy, Insya Allah jenis penyakit ini sudah bisa diobati. Pengobatan ini meiliki tingkat kesembuhan mendekati 100%. Hali ni sangat berbeda dengan jenis pengobatan lainnya, khususnya yang dilakukan oleh medis selama ini. Pekan Ketiga HOTEL, PADANG, Jl. Bagindo Aziz Chan No. 28 Padang PADANG (Sabtu) HP 08126606985 (Ibu Etri Arisman) / Hp. 08126615986 (Bp. Arisman Agus) Ir. H. A. Juanda (08121108990) 4. www.spesialis-torch.com

Aquatret Therapy, Pembasmi Virus Torch Sembuhkan Susah Hamil dan Penyakit Keturunan Padang Ekspres Rabu, 15/02/2012 12:34 WIB Sanny ArdhyPadang 245 klik Kebahagiaan dan rasa syukur memenuhi batin Etri Muchlina, setiap kali ia mendapat telepon dari pasien-pasiennya. Kepala Cabang Perwakilan Aquatret Therapy Sumbar ini ikut merasakan kegembiraan, manakala pasangan suami istri (pasutri) mengabarkan kelahiran buah hatinya. Bisa dibayangkan, mereka yang sulit hamil atau gagal hamil, setelah berobat Torch (Toxo, Rubella, CMV, dan Herpes), mampu memperoleh keturunan. PUTRI, sebut saja begitu, sempat cemas karena tak seorang dokter pun yang dapat menyembuhkan penyakit toxo yang diidapnya. Padahal, entah sudah berapa biaya dokter yang telah dikeluarkan. Sudah lima tahun sejak menikah tahun 2007, rasa sepi menyelimuti Putri dan suaminya. Tidak ada suara tangisan bayi menyertai kehidupan mereka. Warga Jati, Padang ini merasa amat terpukul tiap kali mengingat vonis dokter, dirinya akan selalu keguguran apabila virus ganas itu tetap bercokol di tubuhnya. Kalaupun melahirkan, bayinya tidak akan selamat atau lahir dalam keadaan cacat. Virus itu bernama Torch. Tak banyak orang yang tahu. Etri menjelaskan, Torch adalah penyakit infeksi yang disebabkan virus. Penyebab utama penyakit ini adalah ternak atau hewan peliharaan seperti ayam, kucing, anjing, burung, tikus, kambing, sapi dan lainnya. Cara penularannya kepada manusia melalui dua cara. Yaitu aktif (didapat) dan pasif (bawaan). Penularan secara aktif terjadi bila menelan oosista dan sista. Sedangkan penularan secara pasif terjadi melalui plasenta dari ibu ke anak. Penularan secara aktif antara lain, makan daging setengah matang yang berasal dari hewan yang terinfeksi (mengandung sista). Misalnya daging sapi, kambing, ayam. Kemungkinan terbesar penularan Torch ke manusia melalui jalur ini. Misalnya, makan sate setengah matang, telur setengah matang, atau masakan lain yang dagingnya tidak dimasak sempurna. Makanan yang tercemar oosista dari feses kucing yang menderita Torch. Feses kucing yang mengandung oosista akan mencemari tanah (lingkungan) dan dapat menjadi sumber penularan baik pada manusia maupun hewan. Virus Torch pada kotoran kucing juga bisa diterbangkan angin, dan terhirup oleh manusia. Awalnya, seseorang yang mengidap toxo ini tampak sehat, tetapi kemudian ketika sedang hamil mulai muncul sejumlah gejala. Gejala yang sering terjadi adalah flek pada wanita yang sedang hamil.

Flek ini bisa terjadi terus menerus sepanjang kehamilan, janin di dalam rahim tidak berkembang, hamil anggur, atau bayinya meninggal pada usia kandungan 7-8 bulan. Bahkan yang seringkali terjadi adalah keguguran. Etri menjelaskan, toxo adalah penyakit menular pada keturunan. Bisa jadi anak pertama dan kedua sehat, tetapi anak ketiga cacat seperti mengalami epilepsi dan autisme. Sementara penyakit rubella, ibu hamil tidak mengalami keguguran atau bayinya meninggal saat lahir. Tetapi yang sering terjadi adalah bayi yang dilahirkan mengalami glukoma, atau kebutaan, kerusakan pada otak atau pengapuran pada otak, bibir sumbing, tuna rungu dan sulit bicara. Sedangkan pada pengidap CMV (Cyto Megalo Virus), misalnya seorang ibu pada saat hamil, ia akan mengalami keguguran terus menerus, atau bayi yang dikandungnya lahir dalam keadaan cacat fisik, seperti Hydrochepallus (pembesaran kepala), Microchepallus (pengecilan kepala), lahir dengan usus keluar tubuh, kaki dan tangan bengkok. Kemudian, untuk penyakit herpes lain lagi. Kemunculannya ditandai dengan bintik-bintik pada tubuh dan pada alat genital. Seorang yang mengidap herpes, di samping kesakitan, juga terasa panas. Bagi wanita hamil, bisa menyebabkan sering keguguran atau bayinya lahir dalam keadaan cacat. Jadi Torch ini dapat menyebabkan rusaknya fertilitas pada wanita. Sel telur maupun inti sel dirusak oleh virus tersebut sehingga sel telurnya mengecil dan tidak bisa dibuahi. Dengan adanya infeksi Torch ini, pada wanita bisa menyebabkan terbentuknya mioma, penyumbatan atau perlengketan, sehingga sel telur tidak bisa dibuahi atau mengakibatkan sulit hamil, ulasnya. Sulitnya terjadi kehamilan pada wanita disebabkan oleh virus tersebut memperburuk kualitas spermatozoa/sperma, karena kekentalan sperma menjadi cair. Volume sperma yang seharusnya 5 CC menjadi 3 CC dan gerakannya pun sudah berubah. Virus Torch juga menyerang syaraf otak, mata dan gerak. Jika menyerang otak, misalnya gejalanya sering sakit kepala, radang tenggorokan, atau flu berkepanjangan. Otot-otot terasa sakit sampai ke persendian dan pinggang. Kaki pun mudah capek dan lemas, kemudian lambung sakit (maag). Orang sering beranggapan bahwa anak yang sakit mata disebabkan seringnya nonton TV dan terlalu dekat ke layar. Tak terpikirkan bahwa sakit mata yang biasa mengakibatkan kebutaan itu, disebabkan infeksi virus Torch, tutur Etri yang akrab disapa Eet ini. Mereka yang biasa makan sayuran mentah dan buah-buahan segar yang kurang bersih dicuci, juga dapat terkena Torch. Begitu pula jika makan tidak cuci tangan. Pada orang yang tidak mempunyai kekebalan tubuh atau kekebalan tubuhnya lemah, maka parasit di dalam sel akan berkembang dengan cepat sehingga sel rusak, ulasnya. Adapun gejala penyakit ini, migrain, sakit kepala berkepanjangan, badan 5 L (lemah, letih, lesu, loyo, lunglai), tengkuk atau pundak terasa berat, persendian ngilu, alergi, haid tidak teratur, susah atau gagal punya anak (hamil anggur), kista atau polip, asam lambung, vertigo (hilang keseimbangan), mata kabur. Berbeda dengan toxo, gejala klinisnya hampir tidak nampak. Biasanya masa inkubasi toxo adalah 2-3 minggu. Gejala yang muncul mirip dengan gejala klinis penyakit infeksi pada umumnya. Yaitu demam, pembesaran kelenjar limfa di leher belakang tanpa rasa sakit, sakit kepala, rasa sakit di otot dan lesu. Gejala ini bisanya sembuh secara spontan. Penyakit lainnya yang disebabkan virus Torch, seperti autis, epilepsi, insomnia, tulang rapuh, herpes (alergi kulit), bisu, rabun dan kejang-kejang. Pemeriksaan Darah Untuk mengecek seseorang terkena Torch, pasien diharuskan uji darah dulu di laboratorium. Pertama, pasien datang ke tempat kami untuk konsultasi. Setelah konsultasi, kami akan memberikan surat pengantar uji lab Torch. Pasien dalam hal ini, terserah memilih ke lab mana yang dituju. Setelah didapat hasil lab, pasien bisa datang ke rumah untuk mengambil obat, ujar Eet. Sebelum dikasih obat, Eet akan menjelaskan kepada pasien sudah seberapa parahkah virus dalam tubuh pasien. Hasil lab nantinya akan ketahuan berapa toxor Rubella, CMV, dan herpes seorang pasien. Obat aquatret therapy sendiri adalah obat herbal. Minuman berwarna kekuningan ini harus diminum setiap pagi dalam keadaan perut masih kosong. Setelah aquatreat therapy diminum selama tiga bulan, selanjutnya pasien diwajibkan kembali kontrol darah ke lab. Semua itu tergantung pada kadar virus Toxo yang bersarang pada tubuh seseorang. Kalau virusnya masih ada, aquatreat therapy terus dilanjutkan. Obatnya tak boleh putus. Untuk info lebih lanjut, masyarakat bisa datang ke tempat praktik kami di Hotel Padang, Sabtu (18/2) nanti, pukul 08.00-13.00. Kami selalu praktik setiap minggu ketiga di hari Sabtu, jelas Eet. Selama masa hamil, si ibu masih melanjutkan minum aquatreat therapy, hingga bayinya lahir. Obat Herbal Obat aquatreat therapy ini ditemukan Ir H Juanda, warga Babakan, Kabupaten Bogor. Ceritanya berawal pada kegagalan kehamilan istrinya, Nugrahani. Sudah empat kali hamil, namun selalu saja keguguran. Rasa penasaran

mendorong Juanda untuk mengetahui penyebabnya. Langkah pertama yang dilakukan Nugrahani, adalah melakukan tes darah di laboratorium. Dari situlah diketahui, ternyata istrinya mengidap virus toxo. Untungnya, Juanda tidak putus asa. Sebagai umat beragama, ia yakin jika Allah SWT memberikan penyakit , Allah pulalah yang akan memberikan penawarnya. Sebagai insinyur yang bekerja di lingkungan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, Juanda setiap hari bersentuhan dengan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan. Sampai suatu hari, ia paham sifat masing-masing tumbuhan serta khasiat yang dikandungnya. Pengetahuannya seputar khasiat tumbuh-tumbuhan semakin diyakininya ketika suatu malam Juanda bermimpi. Dalam mimpinya, ia mendapat ilham diberi kemampuan oleh Allah membuat obat yang dapat menyembuhkan istrinya. Obat itu menggunakan delapan jenis tumbuhan yang kemudian diolah oleh Juanda. Berbagai dedaunan itu dicuci, dirajang lalu direbus. Rebusan inilah yang kemudian diminum istrinya. Setelah tiga bulan istrinya meminum racikan itu, Juanda penasaran untuk mengetahui hasilnya. Di luar dugaan, hasil tes darah ternyata amat menggembirakan hatinya. Dari yang semula 1:3200 IU/ml menjadi 1:1000 IU/ml. Tiga bulan berikutnya, istrinya terbebas dari toxo. Keberhasilan ini mendorong Juanda mendaftarkan temuannya itu ke Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk mendapatkan hak paten. Juanda sendiri telah mendapat penghargaan dari dunia pendidikan berupa pemberian gelar Profesor Doktor Honoris Causa dari Northern Global California University, AS. Kini, Aquatreat Therapy sudah tersebar di 25 provinsi Indonesia. Di Sumbar, cabangnya ada di kompleks Perumahan Dahlia Indah Regency Blok B No2 Padang, belakang kantor PDAM Tabing. (***)

You might also like