You are on page 1of 34

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah


1

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hokum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.Kegiatan usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 3 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 pasal 3 ayat (1) koperasi berkedudukan sebagai soko guru perekonomian Nasional dan sebagai bagian dari yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian Nasional. Sebagai salah satu pelaku ekonomi koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota.maka koperasi harus bekerja secara efisien mungkin dan mengikuti prinsip prisip koperasi dan kaidah - kaidah ekonomi. Seiring dengan perkembangan zaman, koperasi di Indonesia telah mengalami kemajuan secara kuantitas, namun tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas sesuai yang diharapkan. Di berbagai daerah berita-berita miring tentang koperasi, mulai dari koperasi gelap, koperasi merpati, praktik rentenir berkedok koperasi, sampai penggelapan uang oleh pengurus koperasi, lebih banyak dibandingkan berita tentang kesuksesan dan prestasi yang telah

dibuat oleh koperasi di Tanah Air. Berbagai praktik tidak wajar yang dilakukan oleh koperasi merupakan akibat dari lemahnya pengawasan pemerintah serta masih lemah pemahaman masyarakat tentang koperasi. Diperlukan langkah terpadu oleh pemerintah dan dinas terkait dalam mengatasi masalah tersebut seperti pembinaan dan pengawasan yang teratur,membuka layanan keluhan dan aduan masyarakat yang merasa dirugikan oleh praktik koperasi, memperketat pendirian koperasi , menciptakan sebuah role model koperasi ideal atau semacam laboratorium koperasi yang sesuai dengan prinsip - prinsip koperasi sebagai sarana pembelajaran dan sosialisasi masyarakat serta menertibkan koperasi bermasalah sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Koperasi Nusantara lahir dengan dijiwai nilai pancasila dan UUD 1945 Sebagai hasil tuntunan akan adanya nilai - nilai kemanusiaan yang tertinggi dalam sitem perekonomian yang berlaku. Oleh Karena itu setiap koperasi yang

dibangun termasuk koperasi Nusantara menganut nilai - nilai ideologi tertentu sejak didirikan . Nilai - nilai itu disusun dan didasarkan pada landasan moral,etika spiritual dan berkembang menjadi budaya koperasi Nusantara yang menuntun dan menjadi acuan pada semua aktivitas yang dilakukan oleh koperasi Nusantara. Koperasi Nusantara memulai usahanya dengan membuka cabang di beberapa daerah di Jawa Barat yang memberikan layanan pinjaman khusus kepada para pensiun dan pegawai yg pembayaran gaji / uang pensiunnya melalui Kantor Pos. Seiring dengan perkembangan usahanya, Koperasi Nusantara semakin mendapatkan kepercayaan dari para debitur dan mitra usahanya. Hal itu

dibuktikan melalui

kerjasama operasional yang diadakan dengan PT.Pos

Indonesia (Persero) selaku mitra usaha Koperasi Nusantara sejak Januari 2005. Keunggulan produk dan pelayanan yang diberikan yaitu antara lain: (1) pinjaman bisa s/d 100 jt , (2) usia maksimum di akhir pinjaman 75 tahun, (3) jangka waktu pinjaman s/d 10 tahun, (4) bunga bersaing, (5) melayani Take Over pinjaman dan Mutasi gaji, (6) persyaratan mudah, (7) biaya murah, (8) pinjaman diasuransikan, dan dapat dilakukan di kantor pos terdekat. Dari Latar Belakang yang telah diuraikan diatas. Maka penulis tertarik mengkaji tentang "Sistem Akuntansi Pemberian Kredit Pensiun Pada Koperasi Nusantara Cabang Rangkasbitung Selaku Mitra PT. POS INDONESIA (PERSERO)

1.2

Identifikasi Masalah Permasalahan tidak akan muncul dengan sendirinya melainkan ada suatu penyebabnya. Penulis mengidentifikasikan penyebab dari masalah masalah yang terjadi sebagai berikut : 1. Apakah penerapan sistem akuntansi pemberian kredit pensiun pada Koperasi Nusantara Cabang Rangkasbitung Selaku Mitra PT. POS INDONESIA (PERSERO) telah dilakukan dengan baik 2. Apakah Sistem Akuntasi Pemberian Kredit Pensiun mempunyai

peranan pada Koperasi Nusantara Selaku PT. POS INDONESIA (PERSERO).

1.3

Batasan Masalah Agar Pembahasan tidak terlalu meluas, penulis melakukan pembahasan masalah yaitu hanya pada penerapan Sistem Akuntansi Pemberian Kredit Pensiun Pada Koperasi Nusantara Cabang Rangkasbitung Selaku Mitra PT. POS INDONESIA (PERSERO).

1.4

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalalah yang akan diuji dan diteliti serta perihal yang akan dikaji itu adalah tentang : Penerapan Sistem Akuntansi Pemberian Nusantara Cabang Rangkasbitung Selaku Kredit Pensiun Pada Koperasi Mitra PT.POS INDONESIA

(PERSERO)

1.5

Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui Sistem Akuntansi Pemberian Kredit Pensiun Pada Koperasi Nusantara Cabang

Rangkasbitung Selaku Mitra PT POS.INDONESIA(PERSERO).

1.6

Kegunaan Penelitian Kegunaan atau manfaat dari penelitian ini adalah : a.Bagi pembaca, Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pentingnya Sistem Akuntansi pemberian kredit pensiun pada suatu Koperasi. b.Bagi Akademik, dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi dan pemikiran dalam melakukan penelitian sejenis pada jurusan Akuntansi khususnya di bidang Sistem Informasi Akuntansi. c.Bagi Koperasi,hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam pengambilan keputusan mengenai pemberian kredit.

1.7

Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan tugas akhir ini meliputi lima bab dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang keseluruhan isi tugas akhir.Bab satu dengan bab yang lain dalam tugas akhir ini merupakan satu rangkaian tulisan yang berkaitan erat dan tak terpisahkan.Urutan sistematika tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Pada bab ini penulis menjelaskan tentang : latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, dan maksud

penelitian,kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori Pada bab ini penulis menjelaskan tentang : Definisi sistem, definisi sistem akuntansi, tujuan sistem akuntansi, unsur unsur sistem akuntansi, fungsi sistem akuntansi, simbol- simbol sistem, definisi pemberian kredit, definisi kredit, unsur unsur kredit, tujuan dan fungsi kredit, jenis jenis kredit, jaminan kredit, definisi dana pensiun, dan definisi koperasi. BAB III Metode Penelitian Pada bab ini penulis menjelaskan tentang : Objek penelitian, metode penelitian, dan teknik pengumpulan data. BAB IV Analisis Data dan Pembahasan Di dalam bab ini penulis memberikan gambaran mengenai objek yang diteliti, diantaranya tentang : gambaran umum mengenai objek penelitian, analisis data dan pembahasan, serta hasil penelitian tentang sistem Akuntansi Pemberian Kredit Pensiun Pada Koperasi Nusantara Cabang Rangkasbitung Selaku Mitra PT.POS INDONESIA (PERSERO). BAB V Penutup Pada bab ini penulis menyampaikan kesimpulan dari masalah yang diteliti serta saran kepada koperasi sebagai bahan masukan.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1

Definisi Sistem Definisi sistem menurut Mulyadi (2001 : 3) yaituSekelompok unsur yang erat berhubungan dengan satu yang lainnya, yang berfungsi bersama sama untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi sistem terdiri dari unsur unsur yang berbeda. Unsur unsur tersebut merupakan bagian terpadu dari sistem yang bersangkutan dan dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem serta merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. Sistem dapat juga didefinisikan sebagai serangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan. Sesuai dengan definisi tersebut, sebuah sistem mempunyai tiga karakteristik, yaitu komponen, proses dan tujuan (Krismiaji, 2002 : 1). Sedangkan menurut James A Hall (2001 : 5) sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen komponen yang saling berkaitan (interlated) atau sub sistem sub sistem yang bersatu mencapai tujuan yang sama (Commod purpose). Sebuah sistem harus terdiri atas lebih dari satu bagian yang mempunyai keterkaitan untuk memberikan tujuan yang sama Sedangkan menurut Bardirwan (1991 :3) adalah suatu kerangka dari produser produser yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama

dari perusahaan. Suatu sistem yang baik sangat dibutuhkan bagi perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya, dimana sistem tersebut harus disesuaikan dengan keadaan dan kondisi perusahaan. Keberadaan sistem tersebut dapat membantu tugas tugas unit organisasai yang terkait. Sistem perusahaan akan menggunakan sistem yang sesuai dengan aktivitas perusahaan yang dijalankan, sederhana dalam pelaksanaan serta mudah dalam pengawasannya.

2.2

Definisi Sistem Akuntansi Dalam buku Sistem Informasi Akuntansi Edisi 6 karya George H Bodnar dan William S Hapwood, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Amir Abadi Jusuf dan Rudi M Tambunan (2009 : 9), definisi sistem akuntansi merupakan kumpulan sumber daya , seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Sedangkan Widjajanto berpendapat bahwa sistem akuntansi adalah susunan berbagai formulir, catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksana, dan laporan yang terkoordinasikan serta erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2000 : 3).

Sistem akuntansi juga dapat diartikan formulir formulir ,catatan catatan, prosedur prosedur, dan alat - alat yang digunakan untuk mengelola data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga lembaga pemerintahan untuk menilai hasil operasi ( Baridwan, 1991 : 4). Dari definisi diatas dapat diartikan sebagai suatu formulir formulir, catatan catatan, prosedur prosedur, dan alat alat yang digunakan untuk mengelola data mengenai usaha suatu kesatuan yang mengumpulkan, mengordanisi, dan mengikhtisarkan tentang berbagai transaksi perusahaan yang dapat digunakan untuk membantu pimpinan dan manejamen dalam menangani jalannya operasi perusahaan. Sistem akuntansi merupakan sarana (alat) pengawasan manajemen 2.2.1 Tujuan sistem Akuntansi Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001:19) adalah sebagai berikut : a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan usaha baru b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu ,ketetapan penyajian, maupun stuktur informasinya c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan

intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (Reabilitas) informasi akuntansi dan menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan d. Untuk mengurangi biaya kreikal dan penyelenggaraan akuntansi. Tujuan penyusunan sistem Akuntansi menurut La Midjan dan Susanto dalam bukunya Sistem Informasi akuntansi adalah sebagai berikut : a. Untuk meningkatkan informasi yaitu informasi yang tepat waktu, tepat guna (relevance) dan terpercaya (akurat), dengan kata lain sistem akuntansi harus dengan cepat dan tepat dapat memberikan informasi yang diperlukan sesuai dengan yang diperlukan b. Untuk meningkatkan metode internal cek atau pengendalian yaitu metode internal cek dan pengendalian yang diperlukan agar dapat mengamankan kekayaan perusahaan. Ini berarti bahwa sistem akuntansi yang disusun harus juga mengandung kegiatan sistem pengendalian intern (internal check) c. Untuk menekan biaya biaya tata usaha ini berarti bahwa biaya tata usaha untuk sistem akuntansi harus seefisian mungkin.

2.2.2

Unsur unsur Sistem Akuntansi

11

Adapun unsur unsur sistem akuntansi menurut La Midjan dan Azhar Susanto ( 2000 : 22), dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi, yaitu : a. Formulir tercetak b. Catatan catatan (buku buku jurnal, buku buku besar, maupun register anatara lain kartu kartu gudang, kas dan lain lain) c. Laporan laporan d. Kegiatan tata usaha dengan atau tanpa menggunakan mesin dan peralatan pencatatan. 2.2.3 Fungsi Sistem Akuntansi Menurut Barry E Cushing dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi yang diterjemahkan oleh Azhar Susanto dan La Midjan (2000 : 11), bahwa fungsi utama sistem informasi akuntansi adalah mendorong seoptimal mungkin agar akuntansi dapat menghasilkan berbagai informasi akuntansi yang terstuktur dan berkualitas, yaitu tepat waktu, relevan,dan dapat dipercaya yang secara keseluruhan informasi akuntansi tersebut mengandung arti berguna.

2.2.4

Simbol simbol sistem

SIMBOL

PENJELASAN Sebuah dokumen atau laporan dokumen dapat dibuat dengan tangan atau cetak oleh komputer. Digambarkan dengan menumpukan simbol dokumen dan percetakan nomor dokumen dibagian depan dokumen pada bagian atas kiri. Sebuah kegiatan pemrosesan yang dilakukan secara manual. Barang yang dibutuhkan yang ada di gudang Arsip dokumen disimpan dan diambil secara manual, huruf didalamnya menunjukkan cara pengurutan arsip, No : No urut, A : Abjad, T : Tanggal Arah arus dokumen atau pemrosesan arus normal adalah ke kanan atau ke bawah Menghubungkan bagian alir pada halaman sama Digunakan untuk memulai sebuah proses atau program yang digunakan untuk menunjukkan pihak eksternal Sebuah tahap pembuatan keputusan digunakan dalam bagan di program komputer untuk menunjukkan cabang bagi alternatif cara. Menghubungkan bagian alir pada halaman yang berbeda, digunakan

13

untuk menyimpan data secara komputerisasi.

2.3.Definisi Pemberian Kredit Merupakan pemberian pinjaman oleh bank kepada nasabah untuk pembiayaan kegiatan usahanya dalam jumlah tertentu dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama antar bank sebagai kreditur dan nasabah sebagai debitur dengan ketentuan ketentuan yang disetujui bersama yang dituangkan dalam suatu perjanjian kredit yang berisi antara lain kesediaan debitur membayar kembali kreditnya termasuk beban bunganya.

2.4

Definisi Kredit Dalam bahasa latin kredit disebut credere yang artinya percaya. Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan,Sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. Pengertian kredit menurut Undang Undang perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Menurut Kasmir (2002 : 93) kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu perjanjian pembayaran yang akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang telah disepakati. Berdasarkan dari pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa kredit merupakan suatu kepercayaan yang diberikan oleh pihak kreditur kepada pihak debitur dalam bentuk pemberian pinjaman uang atau barang dengan suatu perjanjian atau kesanggupan debitur untuk memnbayar pokok pinjaman beserta bunganya yang telah disepakati. 2.4.1 Unsur Unsur Kredit Dalam kata kredit mengandung berbagai maksud atau dengan kata lain dalam kata kredit terkandung unsur unsur yang direkatkan menjadi satu. Sehingga jika kita bicara kredit maka termasuk membicarakan unsur unsur yang terkandung di dalamnya. Menurut Kasmir (2010 : 93) Adapun unsur unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas berikut : 1. Kepercayaan Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (baik berupa uang, barang atau jasa) benar benar diterima kembali di masa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit. Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang melandasi mengapa suatu kredit berani kredit adalah sebagai

15

dikucurkan. Oleh karena itu sebelum kredit dikucurkan harus dilakukan penelitian dan penyelidikan terlebih lebih dulu secara mendalam tentang nasabah, baik secara interen maupun eksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi pemohon kredit sekarang dan masa lalu, untuk menilai kesungguhan dan etikat baik nasabah bank. 2. Kesepakatan Disampimg unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad kredit dan ditandatangani kedua belah pihak sebelum kredit dikucurkan. 3. Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek (di bawah 1 tahun), jangka menengah (1 sampai 3 tahun) atau jangka panjang ( di atas 3 tahun). Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat diperpanjang

sesuai kebutuhan. 4. Resiko Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah, maupun oleh resiko yang tidak disengaja, misalnya karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya, sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit yang diperolehnya. 5. Balas jasa Bagi bank jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit . Dalam bank jenis konvesional balas jasa kita kenal dengan nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bank. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

2.4.2

Tujuan dan Fungsi Kredit Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang

17

hendak dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan pemberiam kredit juga tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Menurut Kasmir (2010 : 93) Dalam praktiknya tujuan pemberian suatu kredit sebagai berikut : 1. Mencari Keuntungan Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank, disamping itu keuntungan juga dapat membesarkan usaha bank. Bagi bank yang terus menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidir (dibubarkan). Oleh karena itu sangat penting bagi bank untuk memperbesar keuntungannya mengikat biaya operasional bank juga relatif cukup besar. 2 Membantu Usaha Nasabah Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. Dalam hal ini baik bank maupun nasabah sama sama diuntungkan.

3.

Membantu Pemerintah Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai sector, terutama sector riil. Secara garis besar keuntungan bagi pemerintahan dengan menyebarnya pemberian kredit oleh dunia perbankan adalah sebagai berikut : Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan

membutuhkan tenaga kerja baru , sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat

meningkatkan jumlah produksi barang dan jasa yang beredar di masyarakat, sehingga akhirnya masyarakat memiliki banyak pilihan. Menghemat devisa Negara, terutama untuk produk produk yang sebelumnya di impor dan apabila sudah dapat diproduksi

19

di dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat devisa Negara. Meningkatkan devisa Negara, apabila produk dari kredit yang di biayai untuk keperluan ekspor. Disamping memiliki tujuan pemberian suatu fasilitas kredit juga memliki suatu fungsi yang sangat luas. Fungsi kredit yang secara luas tersebut antara lain : 1. Untuk meningkatkan daya guna uang Dengan adanya Kredit dapat menigkatkan daya guna uang, ,maksudnya jika uang hanya disimpan saja dirumah tidak dapat menghasilkan suatu yang berguna.Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit. Kemudian dapat memberikan penghasilan tambahan kepada pemilik dana. 2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga, suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. Sebagi contoh seorang pengusaha di pulau Bangka memperoleh kredit dari salah satu bank di Singapura sebanyak 1 miliyar dolar singapura, maka dengan demikian ada pertambahan

peredaran uang dari singapura ke Bangka sebesar 1 miliyar dolar singapura. 3. Menigkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna atau bermnfaat. Sebagai contoh seorang pengusaha memperoleh kucuran dana dari salah satu bank untuk mengolah limbah plastik yang sudah tidak dipakai menjadi barang barang rumah tangga. Biaya pengolahan barang tersebut diperoleh dari bank. Dengan demikian fungsi kredit dapat meningkatkan daya guna barang dari barang yang tidak berguna menjadi barang yang berguna. 4 Menigkatkan peredaran barang Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar. Kredit untuk meningkatkan peredaran barang biasanya untuk kredit perdagangan atau kredit ekspor minyak.

5.

Sebagai alat stabilitas ekonomi Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat

21

stabilitas ekonomi, karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kredit dapat pula membantu mengekspor barang dari dalam negeri sehingga dapat meningkatkan devisa. 6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha. Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan

kegairahan berusaha, apa lagi si nasabah yang memang modalnya pas pasan. Dengan memperoleh kredit nasabah bergairah untuk dapat memperbesar atau memperluas usahanya. 7. Untuk menigkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam hal menigkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga, dapat pula mengurangi pengangguran. Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat memperoleh pendapatan seperti gaji karyawan yang bekerja di pabrik dan membuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya bagi masyarakat yang tinggal disekitar lokasi pabrik.

8.

Untuk menugkatkan hubungan internasional Dalam hal ini pinjaman internasional akan dapat

meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh Negara lain akan meningkatkan kerja sama di bidang lainnya, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia. 2.4.3 Jenis Jenis Kredit Beragamnya jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana. Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi beragam. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan nasabah. Dalam praktiknya kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditannya rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Menurut Kasmir (2010 : 93) Secara umum jenis jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain : 1. Dilihat dari segi kegunaan a. Kredit Investasi Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluasan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk

membangun pabrik atau membeli mesin mesin. Masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relative lebih lama dan dibutuhkan modal yang relative lebih lama dan

23

dibutuhkan modal yang relatif. b. Kredit modal kerja. Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan menigkatkan produksi dalam

operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya biaya laiinya yang berkaiatan dengan proses produksi perusahaan. 2. Dilihat dari segi tujuan kredit a. Kredit produktif Kredit yang digunakan untuk penigkatkan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk

menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang dan kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian, kredit pertambangan menghasilkan bahan tambang atau kredit industri akan menghasilkan barang industri. b. Kredit konsumtif Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara

pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh

kredit untuk perumahan kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya. c. Kredit Perdagangan Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang

pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor. 3. ` Dilihat dari segi jangka waktu a. Kredit dari jangka Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk keperluan peternakan, misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.

b.

Kredit jangka menengah. Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai

25

dengan 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk, atau pertenakan kambing. c. Kredit jangka panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsmutif seperti kredit perumahan. 4. Dilihat dari segi jaminan. a. Kredit dengan jaminan. Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan si calon debitur.

b.

Kredit tanpa pinjaman. Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang

atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, character serta loyalitas atau nama baik sicalon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain. 5. Dilihat dari sektor usaha. a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang. b. kredit perternakan, merupakan kredit yang diberikan untuk sector perternakan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek misalnya perternakan ayam dan jangka panjang ternak kambing atau sapi. c. Kredit industri, merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri ,baik industri kecil, industri menengah atau industri besar. d. Kredit pertambangan, merupakan kredit yang yang diberikan kepada usaha tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah. e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk mahasiswa.

27

f. Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan professional seperti,dosen, dokter, atau pengacara. g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang. h. Dan sektor sektor lainnya. 2.4.4 Jaminan Kredit Menurut Kasmir (2010 : 93) Untuk melindungi uang yang dikucurkan lewat kredit dari resiko kerugian, maka pihak perbankan membuat pagar pengamanan. Dalam kondisi sebaik apapun atau dengan analisis sebaik mungkin, resiko kredit macet tidak dapat dihindari. Pagar pengamanan yang dibuat biasanya berupa jaminan yang harus disediakan debitur. Tujuan jaminan adalah untuk melindungi kredit dan resiko kerugian, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Lebih dari itu jaminan yang diserahkan oleh nasabah merupakan beban sehingga si nasabah akan sungguh sungguh untuk mengembalikan kredit yang diambilnya. Seperti sudah dibahas di atas bahwa kredit dapat diberikan

dengan jaminan atau tanpa jaminan. Kredit tanpa jaminan sangat membahayakan posisi bank, mengingat jika nasabah mengalami suatu kemacetan maka akan sulit untuk menutupi kerugian terhadap kredit yang disalurkan.Sebaliknya dengan jaminan kredit relatif lebih aman

mengingat setiap kredit macet akan dapat ditutupi oleh jaminan tersebut. 1. Kredit Dengan jaminan a. Jaminan benda berwujud yaitu jaminan dengan barang barang seperti : Tanah Bangunan Kendaraan bermotor Mesin mesin/ peralatan Barang dagangan Tanaman/kebun/sawah Dan lainnya.

b. Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda benda yang dapat jaminan seperti : Sertifikat saham Sertifikat obligasi Sertifikat tanah Sertifikat Deposito Rekenig Koran yang dibekukan Rekening giro yang dibekukan Promes Wesel Dan surat tagihan lainnya.

29

c. Jaminan Orang Yaitu jaminan orang yang diberikan oleh seseorang yang menyatakan kesanggupan untuk menanggung segala resiko apabila kredit tersebut macet. Dengan kata lain orang yang memberikan pinjaman itulah yang akan menggantikan kredit yang tidak mampu dibayar oleh nasabah. 2. Kredit tanpa jaminan Kredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yang diberikan bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya kredit ini diberikan untuk perusahaan yang memang benar benar bonafid dan professional, sehingga kemungkinan kredit tersebut macet sangat kecil. Kredit tanpa pinjaman hanya mengandalkan kepada penilaian terhadap prospek usahanya atau dengan pertimbangan untuk pengusaha pengusaha yang memiliki loyalitas tinggi.

2.5

Definisi Dana Pensiun Menurut ( Ktut Silvanita : 2009) dalam bukunya Bank dan lembaga keuangan lainnya dana pensiun yaitu instrument keuangan yang

mengakumulasikan kekayaan seseorang selama bekerja dan membayarnya pada masa pensiun.

2.6

Definisi koperasi

Koperasi mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Bentuk usaha ini dicita citakan oleh bangsa Indonesia sebagai bangun usaha yang paling cocok. Hal ini dengan jelas dicantumkan dalam dalam Undang Undang Dasar 1945. Dengan demikian, setiap pemerintahan di Indonesia akan senantiasa mengusahakan agar koperasi makin lama makin berperan dalam perekonomian. Kehidupan Koperasi di Indonesia diatur dalam Undang Undang No. 12 tahun 1967 tanggal 18 Desember 1967. Menurut Undang Undang tersebut di atas, yang dimaksud dengan koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak social, beranggotakan orang orang atau badan badan hokum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. Beberapa ciri koperasi adalah : Koperasi merupakan kumpulan dari orang orang, bukan kumpulan modal. Keanggotaan seseorang dalam koperasi bukan dilihat dari modal yang ditanamkan. Keanggotaan lebih dititikberatkan pada kemauannya bekerja sama untuk mencapai kesejahteraan bersama. Faham ini nantinya akan tercermin dalam cara pembagian sisa hasil usaha. Koperasi merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Tujuan utama Koperasi asalah kesejahteraan seluruh anggota. Ini dicapai denagan bekerja sama melakukan usaha. Anggota diwajibkan secara aktif

berpartisipasi memajukan Koperasi sehingga hasilnya dapat dinikmati bersama.

31

Setiapa anggota Koperasi mempunyai hak yang sama dalam pemungutan suara, tanpa memandang pada besar kecilnya modal yang ditanam serta jasa yang diberikan.

Keanggotaan dalam Koperasi tidak dapat dipindahkan kepada orang lain. Ia hanya dapat menjadi anggota atau tidak sama sekali. Ini berbeda dengan kebanyakan bentuk usaha lain dimana pemiliknya biasanya dapat dipindahkan.

Tanggung jawab anggota terhadap kerugian yang diderita, baik yang timbul pada penutupan tahun buku maupun pada pembubaran Koperasi, dapat ditentukan terbatas atau tidak terbatas. Tanggung jawab terbatas pada umumnya dinyatakan dengan menetapkan suatu jumlah uang yang beberapa kali dari jumlah simpanan pokok. Apabila tanggung jawab dinyatakan tidak terbatas, maka harta milik pribadi anggota dapat digunakan untuk menutupi kerugian yang terjadi. Tanggung jawab menagggung kerugian ini tidak lepas walaupun anggota yang bersangkutan telah keluar dari Koperasi. Yaitu, sepanjang kerugian tadi timbul sebagai akibat dari salah satu kejadian dimana yang bersangkutan masih menjadi anggota. Tanggung jawab terhadap kerugian tersebut baru lepas setelah 12 bulan sejak anggota yang bersangkutan keluar dari Koperasi.

BAB III METOLODOLOGI PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang akan penulis lakukan mengenai Sistem Akuntansi

33

Pemberian Kredit Pensiun Pada Koperasi Nusantara Cabang Rangkasbitung Selaku Mitra PT. Pos Indonesia (PERSERO), adalah para pensiunan PNS, TNI dan POLRI yang pembayaran gaji / uang pensiunannya melalui kantor pos.

3.2. Metode Penelitian.


33 Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif yang

merupakan penelitian non hipotesis dimana penulis akan menggambarkan dan menjbarkan suatu hal tentang sistem Akuntansi pemberian Kredit Pensiun Pada Koperasi Nusantara Cabang selaku Mitra PT. POS Indonesia (PERSERO). Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu - raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum dapat yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu, memecahakan berarti mengupayakan agar masalh tidak terjadi.

3.3. Teknik Pengumpulan Data. Dalam proposal penelitian ini, penulis mengumpulkan data yang digunakan dengan cara : a. Observasi Penulis mengadakan penelitian ini secara langsung pada Koperasi Nusantara untuk mengetahui seberapa banyak para pensiunan yang menggunakan layanan kredit pensiun pada koperasi Nusantara. b. Wawancara Sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan study pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dengan cara melakukan Tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berkepentingan mengenai masalah yang diteliti untuk memperoleh data yang lengkap.

c. Studi Pustaka Mendapatkan informasi atau bahan dengan membaca dan mempelajari buku atau sumber lainnya, yang sesuai dengan objek yang akan dibahas. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

You might also like