You are on page 1of 25

DASAR-DASAR ILMU TANAH

TEKSTUR TANAH NAMA NIM KELOMPOK HARI/TANGGAL ASISTEN : I KOMANG TRI WIDYA PUTRA : G111 09 327 : X (SEPULUH) : SELASA/ 16 OKTOBER 2009 : YULFIRA

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2009

I. 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan. Tanah memeliki beberapa fungsi yaitu : Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran, penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara), penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara), sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman. Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 - 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain. Segitiga tekstur

merupakan suatu diagram untuk menentukan kelas-kelas tekstur tanah. ada 12 kelas tekstur tanah yang dibedakan oleh jumlah persentase ketiga fraksi tanah tersebut. misalkan hasil analisis lab menyatakan bahwa persentase pasir (X) 32%, liat (Y) 42% dan debu (Z) 26%, berdasarkan diagram segitiga tekstur maka tanah tersebut masuk kedalam golongan tanah bertekstur. seandainya hasil analisis lab menunjukkan persentase pasir 35%, liat 21% dan debu 44%. Proses perkembangan tanah adalah berkembangnya fase pembentukan tanah setelah masa pelapukan batuan dan atau dekomposisi bahan organik. Tekstur tanah juga menunjukkan kasar halusnya tanah dan dibagi menjadi beberpa kelompok antara lain; kasar(pasir, pasir berlempung), agak kasar (lempung berpasir, lempung berpasir halus), sedang(lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu), agak halus(lempung liat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu), halus(liat berpasir, liat berdebu). Selain itu, tanah mempunyai perbedaan dalam memegang air, kemampuan ini tergantung pada teksturnya. 1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1 Maksud Percobaan Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari tekstur tanah pada tanah alfisol, tanah oxisol, tanah laterik, tanah vertisol-grumosol. 1.2.2 Tujuan Percobaan Tujuan Percobaan ini adalah untuk menentukan tekstur tanah yang terkandung pada setiap jenis tanah, serta menghitung kadar pasir, debu, dan liat pada tanah yang di uji.

II. Tinjauan Pustaka Tekstur tanah dapat didefinisikan sebagi susunan relatif dari tiga kelas ukuran partikel anorganik tanah yaitu pasir (berukuran 2 mm50 ), debu (berukuran 50 --2 ), dan liat (berukuran kurang dari 2 ) (Soil Survey Staff 1998). Tekstur tanah adalah perimbangan nisbi berbagai kelompok ukuran zarah tunggal (fraksi/pisahan tanah) yang menyusun masa tanah. Pisahan-pisahan tanah yang digunakan untuk menentukan tekstur tanah adalah pasir, debu, dan liat (Purwowidodo 1998). Golongan pasir adalah tanah yang mengandung pisahan pasir sama atau lebih dari 70% (atas dasar bobot). Sifat tanah semacam ini adalah lepas dan tidak lekat. Jenis tanah pasir digolongkan ke dalam dua kelas, yaitu pasir dan pasir berlempung. Agar tanah dapat digolongkan sebagai liat, ia harus mengandung paling sedikit 35% pisahan liat, dan biasanya lebih dari 40%. Selama persentase liat lebih dari 40% sifat tanah ditentukan oleh liat tersebut dan dibedakan atas liat berpasir dan liat (Soepardi 1983). Tekstur memiliki hubungan erat dengan sifat-sifat tanah yang lain seperti kapasitas menahan air, kapasitas tukar kation, porositas, kecepatan infiltrasi, serta pergerakan air dan udara dalam tanah. Dengan demikian tekstur tanah akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap kecepatan pertumbuhan akar. Tekstur juga bisa digunakan sebagai kriteria dalam klasifikasi tanah maupun kesesuaian lahan (Soedomo et al. 1988). Lutz dan Chandler (1965) dalam Purwowidodo (1987) menyatakan bahwa sejumlah pengamatan menunjukkan bahwa tanah-tanah bertekstur lempung akan lebih menguntungkan pertumbuhan pepohonan dibandingkan tanah bertekstur pasir atau liat halus. Tanah bertekstur kasar umumnya menghasilkan tegakan nisbi buruk. Adanya bahan berukuran diameter kurang dari 0.2 mm pada tanah bertekstur pasir sangat bermanfaat dalam mendukung kualitas tapak. Kualitas tapak tanah-tanah bertekstur pasir akan meningkat sebanding dengan peningkatan kandungan bahan bergaris tengah kurang dari 0.2 mm.

Adanya lapisan-lapisan yang mengandung bahan bertekstur halus di bagian bawah suatu profil tanah akan dapat mengimbangi ketidakbaikan bahanbahan bertekstur kasar di lapisan atasnya. Regenerasi dan pertumbuhan pohon pinus pada tanah abu vulkanik berjeluk dalam, umumnya buruk. Namun pada tanah abu vukanik yang dibawahi oleh liat atau lempung, memungkinkan perakaran pinus tumbuh baik sampai perakaran itu mencapai lapisan yang bertekstur lebih berat. Tanah bertekstur liat sangat berat akan menghambat regenerasi atau pertumbuhan pepohonan (Purwowidodo 1987).

Tanah Alfisol adalah tanah-tanah yang berkembang dari bahan induk tua, terdiri dari bentonit yang bercampur dengan batupasir atau bahan volkan tua. Bahan induk kaya kalsium dan magnesium. Pencucian kurang intensif sehingga kejenuhan basa relatif tinggi. Mineral mudah lapuk sedikit, dan susunan mineral fraksi liat adalah campuran monmorilonit, kaolinit dan bahan amorf atau campuran dua yang terakhir. Secara fisik dan kimia Alfisol bersifat kurang baik. Kadar liat yang tinggi telah menghasilkan struktur gumpal bersudut sedang dan horison argilik yang relatif kedap. Tanah juga mengandung Al-dd dan kejenuhan Al yang tinggi, sehingga perlu pengapuran. Disamping itu, pemupukan hara makro (kecuali Ca dan Mg) dan bahan organik sangat

diperlukan.(Djunaedi Abdul Rachim, 2000) Alfisol umumnya berada pada kondisi geografis dan agroklimat yang mendorong untuk menjadi tanah marjinal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sifat kimia dan fisika tanah Alfisol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH tanah Alfisol yang diamati bereaksi dari masam hingga netral, dengan kandungan Corganik rendah, Ptersedia dari sangat rendah hingga sedang, K-dd dari rendah hingga tinggi, Ca-dd dari sedang hingga sangat tinggi, Mg-dd dari sedang hingga tinggi, KTK dari sedang hingga sangat tinggi dan unsur mikro (Fe dan Zn) yang tinggi. Warna tanah Alfisol yang diamati adalah coklat kemerahan hingga merah gelap, kekuatan tanah yang relatif rendah yaitu kurang dari 3,75 kg F/cm2, struktur tanah dari butir hingga tiang dan tekstur tanah dari lempung liat berpasir hingga liat.( Djunaedi Abdul Rachim, 2000) III. Metodologi

3.1

Tempat dan Waktu Tempat penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisika Tanah dan Kesuburan

Tanah,

Jurusan Ilmu Tanah, Unversitas Hasanuddin dan waktu pelaksanaannya hari

Selasa, 13 Oktober 2009 pukul 14.00-selesai. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu timbangan, mesin pengocok(mixer), corong, botol semprot, sprayer, hidrometer, cawan petri, pengaduk, thermometer, desikator, ayakan (saringan), botol tekstur, lap kasar, lap halus, silinder sedimentasi, kertas label, oven, plastik dan karet. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel tanah terganggu lapisan I, II dan III, aquadesh, calgon (Na2PO7(6H2O)) 0,05%, amyl alkohol, kertas label. 3.3 Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja dari percobaan mengenai bahan organik yaitu : 1. Menimbang sebanyak 20 gram tanah kering udara, butirp-butir tanah berukuran kurang dari 2 mm. 2. Memasukkan kedalam botol tekstur dan menambahkan 10 ml calgon 0,05 % dan air secukupnya. 3. Mengocok dengan mesin pengocok. 4. Menuangkan secara kualitatif isinya kedalam selinder sedimentasi1500 ml yang diatasnya dipasangi saringan dengan diameter lubang sebesar 0,05 mm dan membersihkan botol tekstur dengan bantuan botol semprot. 5. Menyemprot dengan sprayer sambil mengaduk-aduk semua suspensi yang masih tinggal pada saringan sehinggah semua partikel debu dan liat telah turun (air saringan telah jernih). 6. Memindahkan pasir yang tertinggal kedalam cawan dengan pertolongan botol semprot kemudian memasukkan dalam oven 105oC selama 2 x 24 jam.

7. Mencukupkan larutan suspensi dalam selinder sedimentasi dengan air destilasi hingga 1000 ml. 8. mengangkat selinder sedimentasi, meyumbat baik-baik denagn karet lalu kocok denga mebolak balik tegak lurus 100o sebanyak 20 kali, lalu dapat juga dilakukan dengan memasukkan pengocok kedalam selinder sedimentasi lalu aduk naik turun selama 1 menit. 9. Dengan cepat tuangkan kira-kira 3 tetes amyl alkohol kepermukaan suspensi untuk menghilangkan gangguan buih yang mungkin timbul. 10. Setelah 15 detik, masukkan hidrometer kedalam sespensi dengan hati-hati agar suspensi tidak banyak terganggu. 11. Setelah 40 derik baca dan catat pembvacaan hidrometer pertama (H1) dan suhu suspensi (t1) 12. Dengan hati-hati keluarkan hidrometer dari suspensi 13. Setelah menjelang 8 jam, masukkan hidrometer ke II (H2) dan suhu suspensi (t2) 14. Hitung berat debu dan liat dengan menggunakan persamaan dibawah ini : Berat debu dan liat =

H 1  0,3(t1  19,8)  0,5.............(a ) 2 H 2  0,3(t 2  19,8)  0,5................(b) 2

Berat liat

Berat debu

= berat (debu dan liat)-berat liat.(a + b)

15. Hitung persentase pasir, debu dan liat dengan persamaan : % pasir =

C x100% ac ( a  b) x100% ac

% debu =

% liat

b x100% ac

16. Masukkan nilai yang didapat dalam segitiga tekstur

IV. Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil

Hasil pengamatan pada praktikum Bahan Organik tanah Allfisol dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel : Hasil Perhitungan Tekstur Tanah Pada Lapisan I, II dan III Pada Profil Dalam Profil dalam % pasir % debu % liat Jenis partikel tanah Lapisan I Lapisan II Lapisan III 66,4 63,5 44,6 16,3 21,18 4,96 17,2 15,25 50,3 Lempung berpasir Lempung berpasir Liat

Sumber : Data Primer, 2009 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan maka diperoleh hasil bahwa pada lapisan I memiliki persentase pasir sebesar 66,4 %, persentase debu 16,3 %, persentase liat, 17,2 % dengan jenis lempung berpasir. Pada lapisan II persentase pasir sebesar 63,5 %, persentase debu 21,18 %, dan liat sebesar 15,25 % dengan jenis partiekl tanah lempung berpasir. Pada lapisan III persentase pasir 44,6 %, debu 4, 96 % dan liat sebesar 50,3 % dengan jenis partiekl tanah liat. Pada lapisan I dan II memiliki kesamaan jenis partikel tanah yaitu lempung berpasir karena pada lapisan ini mengandung beberapa persen bahan organik. Dimana lapisan ini merupakan lapisan permeable atau lapisan yang mudah dilalui air dan udara. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim (1986) yang menyatakan bahwa semakin tinggi persentase pasir dalam tanah, semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin dapat memperlancar gerakan udara dan air. Pada lapisan III memiliki jenis partikel tanah yaitu liat karena pada lapisan ini merupakan lapisan sub soil. Dimana lapisan ini memiliki kandungat liat yang leih tinggi dibandingkan lapisan teratas. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutedjo dan Kartasapoetra (2002) yang menyatakan bahwa bila horizon B mempunyai paling sedikit 20 % tanah liat

lebih banyak dari horizon diatasnya, horizon ini mempunyai klasifikasi sebagai horizon argilik.

V. Kesimpulan dan Saran

5.1

Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan dapat ditarik sebuah kesimpulan. Adapun kesimpulan

yang dapat ditarik yaitu

 Pada lapisan I memilki persentase pasir 66,4 %, debu 16,3 % dan liat 17,2 % dengan jenis partikel tanah adalah lempung berpasir.  Pada lapisan II memilki persentase pasir 63,5 %, persentase debu 21,18 % dan persentase liat 15,25 % dengan jenis partikel tanah adalah lempung berpasir.  Pada lapisan III memilki persentase pasir 44,6 %, debu 4,96 % dan liat 50,3 % dengan jenis partikel tanah adalah liat.  Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah adalah kemampuan tanah memegang dan menyimpan air, permeabilitas, aerasi, kapasitas tukar kation dan kesuburan tanah. 5.2 Saran Saran yang dapat diberikan yaitu hasil yang sudah diperoleh dari penelitian tekstur tanah dapat dijadikan acuan untuk mengukur kesuburan tanah dan kekuatan tanah sebelum dilakukan penanaman tanaman.

Daftar Pustaka

Dedy, 2009, Tekstur Tanah, (online), www.google.com, diakses tanggal 5 September 2009, pukul 19.35 WITA E-smartschool, 2008, Bagaimana Tanah Terjadi ?, www.google.com, diakses tanggal 5 september 2009, pukul 19.35 WITA Hardjowigeno, S. 2005. Ilmu Tanah. Akademika Presindo, Jakarta Rahim, Abdul J, Tanah Alfisol, (online), www.google.com, diakses tanggal 7 Oktober 2009, pukul 20.10 WITA Sutedjo, M.M, A.G. Kartasapoetra. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Lampiran

Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Clay Silty Clay Silty Clay Loam Sandy Clay Sandy Clay Loam Clay Loam 7. 8. 9. 10. 11. 12. Silt Silt Loam Loam Sand Loamy Sand Sandy Loam

Data Hasil Praktikum tekstur tanah

Tabel 3.Data hasil praktikum Jenis Tanah Alfisol lap I Alfisol lap II Alfisol lap III Oxisols Inceptisol Vertisols Mollisol Laterik 6 3 5 4 4 290C 27,50C 28,50C 300C 280C 4 1 7 3 5 290C 300C 300C 290C 300C 1,3 gr 0,12 gr 2,83 gr 1,9 gr 1,41 gr 7 27.50C 6 300C 0,006 gr 5 25,50C 270C 3 300C 300C 2,01 gr H1 T1 H2 T2 C

0,01 gr

LAMPIRAN 2

LAMPIRAN 1 : perhitungan berat debu dan liat serta presentase fraksidebu dan liat. Tanah alfisol (Lapisan I) H1 = 5 H2 = 3 t1 = 25,50C t2 = 300C Berat debu dan liat = = =
            

fraksi Pasir,

c = 2,01 gr

- 0,5 - 0,5

- 0,5

= 2,855 gram .(a) Berat liat = =


         

- 0,5 - 0,5

= 2,53 gram (b) Berat debu = berat (debu dan liat) berat liat = 2,855 2,53 = 0,325 gram..(a+b) Persentasi pasir, debu, dan liat % pasir = = = % debu = = = % liat = 41,31 %
 

x 100 % x 100 %

x 100 %
 

x 100 %

6,68 x 100 %

= =

x 100 % 52,1 %

Tanah alfisol (Lapisan II) H1 = 7 gr H2 = 6 gr            

T1 =27C T2 = 30C

c = 0,01 gr

Berat debu dan liat = = = = - 0,5 - 0,5

- 0,5 - 0,5

= 4,08 gram .. (a) - Berat Liat = = = = =


              

- 0,5 - 0,5 - 0,5

- 0,5 - 0,5

= 4,03 gram . (b) - Berat debu = berat (liat dan debu) berat liat = 4,08 4,03 = 0,05 gram - Persentasi pasir, debu, dan liat : % pasir = = = = x 100% x 100 % x 100 % 0,24 % x 100%

% debu =

= = = % liat = = = =

x 100 % x 100 % 1,23 % x 100% x 100 % x 100 % 98,53 %

Tanah alfisol (Lapisan III) H1 = 7 gr H2 = 6 gr - Berat debu dan liat = = = =


           

T1 =27,5C T2 = 30C

c = 0,006 gr

- 0,5 - 0,5

- 0,5 - 0,5

= 4,155 gram .. (a) Berat liat = = = = =


              

- 0,5 - 0,5 - 0,5

- 0,5 - 0,5

= 4,03 gram . (b) Berat debu = berat (debu dan liat) berat liat = 4,155 4,03 = 0,125 gram ..(a+b) Persentasi pasir, debu, dan liat

% pasir = = = = % debu = = = = % liat = = = Tanah inceptisol H1 = 3 gr H2 = 1 gr




x 100% x 100 % x 100 % 0,14 % x 100% x 100 % x 100 % 3,1 % x 100% x 100 % 96,85% T1 =27,5C T2 = 36C c = 0,12 gr

- Berat debu dan liat = = = =


           

- 0,5 - 0,5

- 0,5 - 0,5

=2,155 gram ..(a) - Berat Liat = = = = =


              

- 0,5 - 0,5 - - 0,5

- - 0,5 - - 0,5

= 1,88 gram ..(b) Berat debu

= berat (debu dan liat) berat liat = 2,46 1,88 = 0,58 ..(a+b) Persentasi pasir, debu, dan liat % pasir = = = = % debu = = = = % liat = = = Tanah oxisol H1 = 6 gr H2 = 4 gr - Berat debu dan liat = = = =
            

x 100% x 100 % x 100 % 30,89 % x 100% x 100 % x 100 % 16,3 % x 100% x 100 % 52,81 %

T1 =29C T2 = 29C

c = 1,3 gr

- 0,5 - 0,5

- 0,5 - 0,5

= 3,88 gram .. (a) Berat liat = =


         

- 0,5 - 0,5

= = =

   

- 0,5 - 0,5

- 0,5

= 2,88 gram . (b) Berat debu = berat (debu dan liat) berat liat = 3,88 2,88 = 1 gram ..(a+b) Persentasi pasir, debu, dan liat % pasir = = = = % debu = = = = % liat = = = Tanah Mollisol H1 = 4 gr H2 = 1 gr - Berat debu dan liat = = = =
            

x 100% x 100 % x 100 % 25,1 % x 100% x 100 % x 100 % 19,3% x 100% x 100 % 55,6% T1 =30C T2 = 29C c = 1,9 gr

- 0,5 - 0,5

- 0,5 - 0,5

= 3,53 gram .. (a)

Berat liat = = = = =
              

- 0,5 - 0,5

- 0,5 - 0,5

- 0,5

= 1,88 gram . (b) Berat debu = berat (debu dan liat) berat liat = 3,53 1,88 = 1,65 gram ..(a+b) Persentasi pasir, debu, dan liat % pasir = = = = % debu = = = = % liat = = = Tanah Vertisol H1 = 7 gr H2 = 5 gr - Berat debu dan liat = =
          

x 100% x 100 % x 100 % 35,12 % x 100% x 100 % x 100 % 30,13% x 100% x 100 % 34,75% T1 =30C T2 = 28,5C c = 5,83 gr

- 0,5 - 0,5

= =

 

- 0,5 - 0,5

= 4,53 gram .. (a) Berat liat = = = = =


              

- 0,5 - 0,5

- 0,5 - 0,5

- 0,5

= 3,38 gram . (b) Berat debu = berat (debu dan liat) berat liat = 4,53 3,38 = 1,15 gram ..(a+b) Persentasi pasir, debu, dan liat % pasir = = = = % debu = = = = % liat = = = Tanah Laterik H1 = 5 gr H2 = 4 gr - Berat debu dan liat T1 =30C T2 = 28C c = 4,41 gr


x 100% x 100 % x 100 % 56,27 % x 100% x 100 % x 100 % 11,1% x 100% x 100 % 32,63%

= = = =
   

  

  

 

- 0,5 - 0,5

- 0,5 - 0,5

= 3,53 gram .. (a) Berat liat = = = = =


              

- 0,5 - 0,5

- 0,5 - 0,5

- 0,5

= 3,23 gram . (b) Berat debu = berat (debu dan liat) berat liat = 3,53 3,23 = 0,3 gram ..(a+b) Persentasi pasir, debu, dan liat % pasir = = = = % debu = = = = % liat = =


x 100% x 100 % x 100 % 55,54 % x 100% x 100 % x 100 % 3,78% x 100% x 100 % = 40,68%

You might also like