Professional Documents
Culture Documents
Dengan selayaknya kita mengucapkan rasa syukur kita sebesar-besarnya kepada allah swt karna telah memberikan nikmatnya kepada kita terutama nikmat iman dan islam. Dan tak lupa mari kita sanjungkan shalawat dan salam kepada baginda nabi besar Muhammad rasullulloh sollollohi waialaiwassalam yang telah membawa kita dari dunia yang penuh gelap kemaksiatan ke dunia yang terang benderang. Adapun judul topik yang saya bawakan kali ini adalah tentang antara yang takdir dan usaha hampir dalam semua agama selalu ada perbedaan dalam memaknai takdir, mungkin di dalam agama islam juga demikian, sehingga seorang hamba Allah dengan mudah,:ini kan sudah takdir Allah, jawaban yang diberikan jika tertimpa musibah, bencana atau bahagian dan keuntungan. Meski kepastian takdir kita tidak tahu, lebih rancu lagi jika seoran muslim tidak mengetahui mana qodho dan mana takdir. Sebagian ulama juga ada yang membagi takdir mubram dan qadho muallaq, namun yang terpenting adalah mempercayai adanya qadha dan takdir. Ada hadits yang mengatakan bahwa, janin usia 120 hari (4 bulan) saat ditiupkan ruh telah dicatat oleh Allah 4 hal yaitu umur, rizki, amal (pekerjaannya), bahagia dan celakanya. Dari sini banyak orang memahami semua yang kita sandang bersifat permanent dan sudah terberikan (given) sehingga malas berusaha dan terjerumus kepada pemahaman jabariyah dan fatalistik, lalu harus bagaimana cara memahaminya??? Untuk tiga hal memang tidak bisa ditolak karena yang tiga yaitu umur, rizki, amal tidak bisa kita merubahnya, tetapi ketentuan Allah yang bahagia dan celaka, masih bisa di anulir sesuai dengan kapasitas kemampuan yang kita lakukan untuk merubahnya. Disamping itu, takdir adalah kuasa tuhan, semua tertulis didalam genggamannya, makanya jangan ditebak tebak, apalagi berdalih seperti orang yang sudah tahu jelas dengan rencana takdir tuhan, setelah bermaksiat dengan enteng mengatakan, ini semua adalah takdir tuhan sedangkan kita sendiri menebak apa yang direncanakan seekor ayam saja tidak bisa, terlebih lagi menebak apa yang di kehendak oleh Allah.
Sebaiknya manusia tidak banyak memperdebatkan apa yang ditakdirkan oleh Allah tetapi kita aharus berusaha sebisa mungkin untuk berbaik sangka kepada Allah, dan melakukan semua usaha dengan gigih sesuai rel kebenaran yang dituangkan di dalam Al Quran dan Hadits Nabi saw. Termasuk masalah umur, karena kematian hanya sebuah sebab dari kematian tersebut. Seperti penjelasan QS Al-Furqan [25]: 2 Dia (Allah) Yang menciptakan segala sesuatu, lalu Dia menetapkan (ketetapan) dengan sesempurna-sempurnanya" atasnya qadar
Dapat kita ambil kesimpulan bahwa tidak ada yang lebih baik kecuali berfikir dan berusaha keras untuk menyambut kebaikan dan gajian yang telah di janjikan oleh Allah, karena janji Allah bersifat pasti dan tidak akan dikhianati. Persoalan takdir dan pemahaman seseorang tentangnya selalu berbading lurus dengan kemampuan dan latar belakang keilmuan yang dimilikinya, semakin tinggi keilmuan yang dimilikinya maka semakin tepat dalam memahaminya dan meyakininya. Karna waktu yang terbatas saya akhiri saja pertemuan kita kali ini, bila ada kata-kata ku yang salah dan kurang berkenan saya mohon maaf. Wabillahi taufik walhidayah assalamualaikum warohmatullohi wabarokatu.