You are on page 1of 13

BAB I

A. Gambaran Permasalahan Kimia (dari bahasa Arab seni transformasi dan bahasa Yunani khemeia alkimia) adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom. Kimia sering disebut sebagai ilmu pusat karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi. Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul. Penjelasan diatas menjelaskan bahwa kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang komposisi, transformasi serta interaksi antar atom individu. Yang mana bila dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari bukanlah hal yang mudah untuk diaplikasikan. Perlu perhatian khusus dalam mempelajari kimia agar mudah untuk dipahami. Pada dasarnya kimia tidak sesulit ilmu pasti matematika karena tidak sepenuhnya berupa hitungan, namun tetap saja jika tidak dipelajari dengan baik maka bisa jadi lebih sulit dari matematika. Kimia mulai dikenalkan kepada siswa saat Sekolah Menengah Pertama, lebih tepatnya pada saat kelas satu atau VII. Pada tahun awal, kimia dikenalkan pada siswa dengan teoriteori seperti zat-zat adiktif, yang pada umumnya adalah materi yang mudah dicerna oleh

siswa karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Pada tahun kedua, siswa mulai mengenal atom-atom beserta rumus-rumusnya, dan disini tidak sedikit siswa yang mulai skeptis dengan kimia karena materi-materinya agak sulit diaplikasikan kepada kehidupan sehari-hari. Rasa skeptis terhadap suatu pelajaran dapat menimbulkan perasaan pesimis terhadap pelajaran tersebut yang berdampak pada kesiapan siswa dalam menerima suatu pelajaran. Disini peran seorang guru sangatlah penting dalam membimbing siswanya agar dapat memperoleh pengetahuan secara maksimal dengan cara yang dapat diterima siswa dan juga merubah pola pikir siswa ke arah yang lebih baik. Terlebih pada bidang studi yang dianggap tidak mudah bagi siswa.

B. Pembahasan Berdasarkan Teori Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.[3] Proses Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. 1. Konsep Dasar Pembelajaran

Dalam pembelajaran, guru mempunyai tugas-tugas pokok antara lain bahwa ia harus mampu dan cakap merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan membimbing dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, agar para guru mampu menunaikan tugasnya
2

dengan sebaik-baiknya, ia terlebih dahulu hendaknya memahami dengan seksama hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran. 2. Pendekatan atau Model dalam Pembelajaran Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afekif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Dalam belajar tentang pendekatan pembelajaran tersebut, orang dapat melihat: (i) pengorganisasian siswa, (ii) posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan, dan (iii) pemerolehan kemampuan dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dengan pengorganisasian siswa dapat dilakukan dengan: (i) pambelajaran secara individual, (ii) pembelajaran secara kelompok, dan (iii) pembelajaran secara klasikal. Sehubungan dengan posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan, guru dapat menggunakan strategi ekspositori, strategi discovery, dan strategi inkuiri. Strategi ekpositori, strategi discovery, dan strategi inkuiri. Strategi ekspositori masih terpusat pada guru; oleh karena itu seyogianya dikurangi. Strategi discovery dan inkuiri terpusat ada siswa. Dalam kedua strategi ini siswa dirancang aktif belajar, sehingga ia dapat menemukan, bekerja secara ilmu pengetahuan, dan merasa senang.

Selain pendekatan atau model belajar individual, kelompok dan klasikal, masih terdapat banyak model belajar yang lain. Di antaranya: Teori belajar Behaviorisme (tingkah laku) Yang ditekankan Stimulus, respon, penguatan motivasi Tokoh Pavlov, Skinner, Bandura Brunner, Piaget, Ausubel Jean Piaget, Vygotsky, John Miler

Cognitivisme

konstruktivisme Humanisme

Daya ingat, perhatian, pemahaman mendalam, organisasi gagasan, proses informasi Pengalaman, interaksi Emosi, perasaan, komunikasi yang terbuka, nilai-nilai

3.

Peran Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran

Peran guru dalam pembelajaran yaitu membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran.[6]Selain itu, menurut Djamarah (2000: 43-48) bahwa tugas dan tanggung jawab guru atau lebih luasnya pendidik adalah sebagai: 1) Korektor, yaitu pendidik bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang

buruk, koreksi atau penilaian yang dilakukan bersifat menyeluruh dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menerima pelajaran. Ada yang mempunyai kemampuan baik di bidang kognitif tetapi kurang pada afektifnya, ada pula yang baik pada psikomotorik namun kurang pada kognitifnya, dan berbagai macam perbedaan peserta didik yang lain. Oleh karena itu, dalam memberikan penilaian, hendaknya pendidik tidak hanya memberikan penilaian dari satu aspek saja. 2) Inspirator, yaitu pendidik menjadi inspirator atau ilham bagi kemajuan belajar siswa

atau mahasiswa, petunjuk bagaimana cara belajar yang baik, serta member masukan dalam menyelesaikan masalah lainnya.
4

3)

Informator, yaitu pendidik harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Dengan peserta didik yang dibekali pengetahuan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka peserta didik tersebut akan memiliki daya saing yang tinggi. Sehingga peserta didik tidak akan tertinggal di era global ini. 4) Organisator, yaitu pendidik harus mampu mengelola kegiatan akademik (belajar),

hingga tercipta kegiatan pembelajaran yang tertib dan menyenangkan. 5) Motivator, yaitu pendidik harus mampu mendorong peserta didik agar bergairah dan

aktif belajar. Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar.[7] Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi dari pendidik merupakan motivasi ekstrinsik. Meskipun dalam proses belajar, motivasi intrinsik atau motivasi yang berasal dari dalam diri individu memiliki pengaruh yang lebih efektif, (karena motivasi intrinsik bertahan relatif lebih lama) namun motivasi ekstrinsik juga tetap dibutuhkan. Karena kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan mempengaruhi semangat belajar seseorang. Oleh karena itu, guru sebagai salah satu motivasi ekstrinsik hendaknya selalu memberikan motivasi pada peserta didiknya. 6) Inisiator, yaitu pendidik menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan

pembelajaran. Melalui berbagai macam pengalaman yang didapatkan pendidik selama di kelas, pendidik hendaknya memberikan ide-ide demi kemajuan pembelajaran, minimal untuk kemajuan pembelajaran di kelas yang dibimbing. 7) Fasilitator, yaitu pendidik dapat memberikan fasilitas yang memungkinkan kemudahan

kegiatan belajar.

8)

Pembimbing, yaitu pendidik harus mampu membimbing peserta didik menjadi manusia

dewasa yang bertanggung jawab. Hal yang harus dilakukan pendidik adalah memberikan contoh yang baik pada peserta didik dan mengarahkannya. Oleh karena itu, pendidik hendaknya selalu menjaga sikap dan perilaku, karena membimbing seseorang tanpa memberikan teladan yang baik adalah sia-sia. 9) Demonstrator, yaitu jika diperlukan pendidik bisa mendemonstrasikan bahan pelajaran

yang susah dipahami. Peserta didik akan lebih mudah memahami suatu materi jika materi tersebut didemonstrasikan, karena sesuatu yang didemonstrasikan melibatkan aspek audio dan visual, sehingga lebih mudah untuk dipahami peserta didik. 10) Pengelola kelas, yaitu pendidik harus mampu mengelola kelas untuk menunjang

interaksi edukatif. Jika kelas dikelola dengan baik, maka proses pembelajaran dapat berjalan dengan tertib. 11) Mediator, yaitu pendidik menjadi media yang berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses interaktif edukatif. Proses pembelajaran merupakan proses interaksi, bukan hanya penyampaian materi dari satu arah atau dari guru saja, peserta didik hendaknya turut aktif dalam proses pembelajaran, dan dengan adanya pendidik maka diharapkan proses interaktif edukatif tersebut tercipta di kelas. Dalam hal ini biasanya pendidik cukup memberikan sedikit materi di awal, kemudian mengajak dialog peserta didik mengenai materi yang telah diberikan sebelumnya, atau dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang akan dibahas. 12) Supervisor, yaitu pendidik hendaknya dapat memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses pembelajaran. Setiap selesai proses pembelajaran, pendidik yang baik akan menilai proses pembelajaran yang telah berlangsung, apabila terdapat kekurangan, maka ia

akan mencari sumber kekurangan tersebut dan memperbaikinya, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih baik setiap harinya. 13) Evaluator, yaitu pendidik dituntut menjadi evaluator yang baik dan jujur. Pendidik diharapkan bisa berlaku adil dan jujur dalam setiap proses evaluasi, sehingga tiap- tiap peserta didik dapat mengetahui kemampuannya. Membantu peserta didik ketika menghadapi ujian bukanlah hal yang tepat dilakukan oleh seorang pendidik, karena hal tersebut

merupakan pembodohan peserta didik dan mengajarkan ketidakjujuran pada peserta didik. Dan hal tersebut juga membuat peserta didik tidak akan pernah merasa percaya diri terhadap kemampuan yang dimilikinya. Oleh karena itu, jelaslah bahwa kata pendidik dalam perspektif pendidikan yang selama ini berkembang di masyarakat memiliki makana yang lebih luas, dengan tugas, peran, dan tanggung jawabnya adalah mendidik peserta didik agar tumbuh dan berkembang potensinya kea rah yang lebih sempurna.

BAB II

A. Kajian Permasalahan Siswa SMP Negeri 6 Cimahi memiliki respon yang baik dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pada umumnya para siswa adalah anak-anak yang aktif di dalam kelas. Mereka juga dapat mengikuti pelajaran kimia dengan baik. Tidak sedikit siswa yang berhasil mendapatkan nilai baik dalam pelajaran kimia, 60% siswa di kelas dapat memahami dan mengikuti pembelajaran kimia dengan baik. Antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran kimia terlihat disaat materi yang dijelaskan adalah berupa teori-teori dasar, seperti zat-zat adiktif. Siswa dapat mudah menyerap materi yang diberikan karena materi tersebut mudah diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Sehingga siswapun dapat berpikir secara cepat dan tepat. Namun bukanlah kimia jika tanpa adanya hitungan dan menjelaskan beberadaan atomatom. Disini siswa mulai diajak berpikir secara abstrak dan matematis, sehingga memerlukan konsentrasi penuh untuk dapat cepat menerima maksud yang disampaikan oleh guru. Untuk siswa SMP pelajaran kimia adalah pelajaran baru karena mereka tidak mendapatkan materi tentang kimia pada saat di Sekolah Dasar. Konsentrasi siswa menjadi masalah disini karena jika siswa tidak mampu berkonsentrasi maka pengetahuan mereka akan tertinggal dari teman-temannya. Siswa SMP Negeri 6 Cimahi sering mengeluhkan kegiatan belajar-mengajar yang mereka terima. Mereka sering merasa sulit mengikuti pembelajaran didalam kelas karena mereka tidak berkonsentrasi. Ketika kegiatan belajar-mengajar dimulai tidak sedikit siswa yang membicarakan hal-hal

yang tidak penting dengan teman-temannya sehingga mereka tidak mendengarkan apa yang guru sampaikan. Selain itu ada juga siswa yang tidak dapat diam ketika KBM berlangsung, mereka lebih suka mengganggu teman-teman dikelasnya daripada menyimak penjelasan gurunya. Dan yang sering terjadi adalah para siswa yang memainkan handphonenya didalam kelas untuk bermain game, sms-an, BBM-an hingga facebook-an. Semua itu terjadi karena para siswa tidak berkonsentrasi dalam menerima pelajaran, sehingga mereka mudah melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan saat KBM berlangsung. Dan akibatnya mereka sulit mengikuti pembelajaran karena materi yang mereka ketahui sedikit.

B. Solusi Permasalahan Masalah konsentrasi terjadi karena mereka kurang memiliki persiapan dalam menghadapi pelajaran, khususnya kimia. Maka dari itu harus ada perubahan yang dilakukan oleh guru selaku pembimbing dan murid selaku orang yang dibimbing, dengan cara : Guru

1. Menyampaikan materi dengan alat bantu peraga. 2. Membuat permainan yang berisi tentang materi yang akan disampaikan. 3. Mengaitkan/menganalogikan materi yang sulit dengan kehidupan sehari-hari. 4. Membuat kelompok belajar untuk siswa.

Siswa

1. Membuat jadwal belajar dan mempraktikkannya. 2. Mengurangi kegiatan main. 3. Menambah waktu belajar untuk mata pelajaran yang dirasa sulit. 4. Sering berdiskusi dengan teman tentang materi yang tidak dimengerti.
9

BAB III
Lampiran

Hasil wawancara dengan Ibu Sri Hartati, guru kimia SMP Negeri 6 Cimahi, pada tanggal 17 Desember 2011.

Arifah : Sejak kapan Ibu mengajar kimia di SMPN 6? Ibu Sri : Saya mengajar kimia sejak tahun 2005. Arifah : Bagaimana apresiasi siswa di kelas terhadap kimia? Ibu Sri : Baik, mereka merasa senang dan antusias terhadap pelajaran kimia. Arifah : Berapa banyak siswa yang senang dan antusias terhadap kimia di kelas?. Ibu Sri : Sekitar 60 %, mereka bisa memahami kimia dengan baik. Arifah : Kemudian materi apa yang paling mudah dimengerti oleh siswa bu? Ibu Sri : Mereka senang dengan materi zat adiktif pada makanan karena sangat mudah dimengerti dan diaplikasikan. Arifah : Apakah ada kesulitan pada siswa dalam menerima pelajaran kimia bu? Ibu Sri : Ada, dan rata-rata mereka tidak bisa membayangkan kimia secara keseluruhan. Arifah : Apa yang menyebabkan siswa tidak dapat membayangkan kimia secara keseluruhan? Ibu Sri : Karena pelajaran kimia adalah pelajaran yang baru bagi mereka sehingga mereka masih bingung untuk membayangkannya. Lalu sering kali siswa tidak berkonsentrasi ketika sedang belajar. Arifah : Materi seperti apa yang membuat siswa merasa kesulitan? Ibu Sri : Materi abstrak seperti atom. Arifah : Lalu bagaimana ibu mengatasi kesulitan-kesulitan pembelajaran pada siswa? Ibu Sri : Dengan memakai alat peraga dan praktik. Arifah : Selain itu apakah ibu memiliki cara pengajaran yang berbeda agar siswa dapat lebih mudah mengerti kimia? Ibu Sri : Iya ada.
10

Arifah : Bagimana caranya? Ibu Sri : Dengan permainan dan tanya jawab perkelompok. Arifah : Apakah cara itu efektif bagi siswa bu? Ibu Sri : Iya, mereka jadi lebih mudah mengerti kimia.

Hasil wawancara dengan Ibu Supristiwaningsih, guru BK SMP Negeri 6 Cimahi, pada tanggal 17 Desember 2011

Arifah

: Sudah berapa lama ibu mengajar BK di SMP 6?

Ibu Ning : Saya mengajar disini sudah 5 tahun. Arifah : Bagaimana keadaan para siswa secara umum?

Ibu Ning : Mereka baik meskipun ada yang nakal tapi kenakalan mereka masih bisa dianggap wajar. Arifah : Seperti apa kenakalan siswa yang sering terjadi di sekolah bu?

Ibu Ning : Mereka sering ngobrol dikelas sewaktu pelajaran, ada juga yang suka jalan-jalan di kelas karena tidak bisa diam, mengganggu temannya dan yang paling sering adalah memainkan handphone sewaktu pelajaran berlangsung. Arifah : Apakah ada siswa yang mengeluhkan guru kimianya pada ibu?

Ibu Ning : Tidak ada, mereka mengeluhkan guru matematika bukan guru kimia. Arifah : Apa yang sering siswa ceritakan kepada ibu selaku guru BK?

Ibu Ning : Mereka sering bercerita tentang kesulitan belajar yang mereka alami, kenakalan teman-teman mereka dan juga masalah keluarga. Arifah : Kesulitan belajar seperti apa yang sering siswa alami bu?

Ibu Ning : Mereka sering merasa tidak bisa konsentrasi dalam menerima pelajaran. Arifah : Apa yang menyebabkan siswa sulit berkonsentrasi?

Ibu Ning : Mereka kurang persiapan dalam menghadapi pelajaran. Arifah : Bagaimana cara ibu mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa?

Ibu Ning : Saya suruh mereka untuk membuat jadwal belajar lalu menjalankannya, mengurangi main, dan menambah waktu belajar untuk mata pelajaran yang dirasa sulit.
11

Arifah

: Apa cara tersebut efektif untuk para siswa bu?

Ibu Ning : Insya Alloh efektif jika dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Hasil wawancara dengan Retno Gita Ayu Ningrum, siswi SMP Negeri 6 Cimahi, pada tanggal 17 Desember 2011

Arifah : Retno kelas berapa sekarang? Retno : Kelas 2 teh. Arifah : Belajar kimia kan? Suka ngga sama kimia? Retno : Mm rada-rada (agak). Arifah : Rada-rada apa ni? Rada suka apa rada ga suka? Retno : Rada suka. Arifah : Kenapa suka sama kimia? Retno : Mm soalnya rame kaya belajar atom-atom gitu. Arifah : Berarti nilai ulangannya bagus-bagus dong? Retno : Mm ngga juga sih, ada yang susah juga. Arifah : Materi apa yang susah? Retno : Yang kaya itung-itungan gitu, kaya misalnya ngitung massa. Arifah : Kenapa ngitung massa susah? Retno : Soalnya harus hafal rumus, kalau ngga hafal ngga akan bisa. Arifah : Kalau lagi kesusahan belajar kimia biasanya retno ngapain? Retno : Nanya ke temen. Arifah : Kenapa ngga nanya ke guru aja? Gurunya Bu Sri Hartati bukan? Retno : Iya Bu Sri, ngga ah gurunya jutek soalnya. Arifah : Kalau cara ngajarnya gimana? Enak ngga? Retno : Iya enak cuma jutek aja.

12

Daftar Pustaka

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=teori+pembelajaran&source=web&cd=5&ved=0CEIQFjA E&url=http%3A%2F%2Flimuna.ipislam.edu.my%2Fwp-content%2Fuploads%2F2008%2F11%2Fteoripembelajaran.ppt&ei=3qzzTsarIcjyrQe7yeTYDw&usg=AFQjCNEeJKJzwOejEKn2k7qWCkGZ8M73Mg http://www.sabah.edu.my/skpmtdon/notes/Teori%20&%20Model%20P&P.pdf http://idb4.wikispaces.com/file/view/lr4003BAB+II.pdf http://esdikimia.wordpress.com/2010/10/13/macam-macam-pendekatan-pembelajaran-kimia/

13

You might also like