You are on page 1of 19

Penciptaan Alam Semesta http://aftanet.blogspot.com/2011/05/penciptaan-alam-semesta.

html
Alam semesta adalah fana. Ada penciptaan, proses dari ketiadaan menjadi ada, dan akhirnya hancur. Di antaranya ada penciptaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sana berlangsung pula ribuan, bahkan jutaan proses fisika, kimia, biologi dan proses-proses lain yang tak diketahui. Ini adalah kebenaran tak terbantahkan yang dapat kita capai dengan menggunakan kecerdasan kita. Allah mengungkapkan kenyataan ini dalam kitab suci-Nya, Al Quran, yang telah diwahyukan empat belas abad yang lalu sebagai penerang jalan bagi kemanusiaan. Al-qur'an menyebutkan juga tentang kejadian alam smesta dan berbagai proses kealaman lainya yang sebenarnya sangat jelas. Kebenaran nyata yang dipaparkan Al Quran juga ditegaskan oleh se-jumlah penemu penting ilmu astronomi modern, Galileo, Kepler, dan Newton. Semua menyadari bahwa struktur alam semesta, rancangan tata surya, hukum-hukum fisika, dan keadaan seimbang, semuanya dicipta-kan Tuhan, dan para ilmuwan itu sampai pada kesimpulan dari pene-litian dan pengamatan mereka sendiri. Deskripsi dan Model Alam Semesta Pemahaman manusia tentang alam semesta mempergunakan seluruh pengetahuan di bumi, berbagai prinsip-prinsip, kepercayaan umum da-lam sains (seperti ketidakpastian Heisenberg tentang pengukuran simul-tan dimensi ruang dan waktu), serta berbagai aturan untuk keperluan praktis. Kesan umum luas dan megahnya alam semesta diperoleh penghuni Bumi dengan memandang langit malam yang cerah tanpa cahaya Bulan. Langit tampak penuh taburan bintang yang seolah tak terhitung jumlah-nya. Deskripsi pemandangan alam semesta pun beragam. Dulu alam semesta dimodelkan sebagai ruang berukuran jauh lebih kecil dari realitas seharusnya. Ukuran diameter Bumi (12.500 km) baru diketahui pada abad ke- 3 (oleh Eratosthenes), jarak ke Bulan (384.400 km) abad ke-16 ( Tycho Brahe, 1588), jarak ke Matahari (sekitar 150 juta km) abad ke17 (Cassini, 1672), jarak bintang 61 Cygni abad ke-19 , jarak ke pusat Galaksi abad ke-20 (Shapley, 1918), jarak ke galaksi-luar (1929), Quasar dan Big Bang (1965). Pengetahuan tentang luas alam semesta dibatasi oleh keberadaan ob-jek berdaya besar, seperti Quasar atau inti galaksi, sebagai penuntun tepi alam semesta yang bisa diamati; selain itu juga dibatasi oleh kecepatan cahaya dan usia alam semesta (15 miliar tahun). Itulah sebabnya ruang alam semesta yang pernah diamati manusia berdimensi 15-20 miliar tahun cahaya. Teori-teori Tentang Penciptaan Alam Di seluruh dunia, ada berkembang berpuluh-puluh macam teori penciptaan alam semesta, semua agama dan kepercayaan manapun mengajarkan pengikutnya bagaimana alam semesta ini tercipta. Begitu juga halnya dengan ilmu pengetahuan, meskipun teori-teori yang dicetuskan oleh para ilmuwan belum bisa menjawab secara total bagaimana alam semesta tercipta, tetapi anehnya begitu banyak orang yang mempercayai kebenaran teori-teori tersebut. Beberapa model Teori Penciptaan Ilmiah :

*Calendar Day Interpretation Theory [mencakup: Teori penciptaan bumi muda (young earth creationism),Teori penciptaan alkitabiah, Teori penciptaan 7 hari, dsb]. *Day Age Creationist Theory *Analogical Days Interpretation Theory *Revelatory Device Theory *Revelatory Day Theory Proses Penciptaan AlamTeori Big- Bang ( Dentuman Besar ) Penemuan Hubble bahwa alam semesta mengembang memuncul-kan model lain yang tidak membutuhkan tipuan untuk menghasilkan persamaan sesuai dengan keinginan.Kesimpulan yang harus diturun-kan dari model ini adalah bahwa pada suatu saat, semua materi di alam semesta ini terpadatkan dalam massa satu titik yang mempunyai volume nol karena gaya gravitasinya yang sangat besar. Teori Dentuman Besar dengan cepat diterima luas oleh dunia ilmiah karena bukti-bukti yang jelas. Namun, para ahli astronomi yang memihak materialisme dan setia pada gagasan alam semesta tanpa batas yang dituntut paham ini menentang Dentuman Besar. Ada kebenaran yang ditunjukkan Dentuman Besar ini. Untuk mengatakan bahwa sesuatu mempunyai volume nol adalah sama saja dengan mengatakan sesuatu itu tidak ada. Seluruh alam semesta dicip-takan dari ketidakadaan ini. Dan lebih jauh, alam semesta mempunyai permulaan, berlawanan dengan pendapat materialisme, yang mengata-kan bahwa alam semesta sudah ada selamanya. Sebagai kesimpulan, kebenaran yang terungkap oleh ilmu alam adalah: Materi dan waktu telah dimunculkan menjadi ada oleh pemilik kekuatan besar yang mandiri, oleh Pencipta. Allah, Pemilik kekuatan, pengetahuan, dan kecerdasan mutlak, telah menciptakan alam semesta tempat tinggal kita. Tanda-Tanda Alquran Kebenaran yang dipertahankan oleh sumber-sumber agama adalah realitas penciptaan dari ketiadaan. Ini telah dinyatakan dalam kitab-kitab suci yang telah berfungsi sebagai penunjuk jalan bagi manusia selama ribuan tahun. Dalam semua kitab suci seperti Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, dan Al Quran, dinyatakan bahwa alam semesta dan segala isinya diciptakan dari ketiadaan oleh Allah. Aspek penting lain yang diungkapkan dalam Al Quran empat belas abad sebelum penemuan modern Dentuman Besar dan temuan-temuan yang berkaitan dengannya adalah bahwa ketika diciptakan, alam semes-ta menempati volume yang sangat kecil: Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (QS. Al Anbiyaa, 21: 30) . Proses Penciptaan 6 Masa Pembentukan alam semesta dalam enam masa, sebagaimana disebutkan Al-Quran atau kitab lainnya, sering menimbulkan permasalahan. Sebab, enam masa tersebut ditafsirkan berbedabeda, mulai dari enam hari, enam periode, hingga enam tahapan. Oleh karena itu, pembahasan berikut mencoba menjelaskan maksud enam masa tersebut dari sudut pandang keilmuan, dengan mengacu pada beberapa ayat Al-Quran.

Dari sejumlah ayat Al-Quran yang berkaitan dengan enam masa, Surat An-Naziat ayat 27-33 di atas tampaknya dapat menjelaskan tahapan enam masa secara kronologis. Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga kira-kira dapat diuraikan sebagai berikut: *Masa I (ayat 27): penciptaan langit pertama kali *Masa II (ayat 28): pengembangan dan penyempurnaan *Masa III (ayat 29): pembentukan tata surya termasuk Bum *Masa IV (ayat 30): awal mula daratan di Bumi *Masa V (ayat 31): pengiriman air ke Bumi melalui komet *Masa VI (ayat 32-33): proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia

Penciptaan Alam Semesta Menurut Al Ghazali dan Ibnu Rusyd


http://www.mubarokonline.com/penciptaan-alam-semesta-menurut-al-ghazali-dan-ibnu-rusyd.html

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTAAl-Ghazali merupakan tokoh penentang dan penyanggah falsafa (filsafat Islam) yang paling brilian. Oliver Leaman dalam Pengantar Filsafat Islam menulis bahwa Al-Ghazali seringkali menyerang para filsuf dengan dasar argumen yang mereka pergunakan sendiri, sambil menyampaikan pendapatnya secara filosofis dengan menyatakan bahwa tesis-tesis utama mereka adalah tidak benar dilihat dari sudut-sudut dasar logika itu sendiri. Sebagai contoh, dalam bukunya The Incoherence of the philosophers (Tahafut al-Falasifah), AlGhazali membentangkan dua puluh pernyataan yang ia coba buktikan kesalahannya. Tujuh belas di antaranya menimbulkan bidah karena dianggap menyimpang dari ajaran yang asli, yakni Alquran. Dan, tiga di antaranya benar-benar membuktikan apa yang ia ka tegorikan sebagai orang yang tidak beriman, bahkan dengan tuduhan yang lebih berat lagi. Mengenai pandangan yang keliru dari para filsuf ini, Al-Ghazali mengungkapkan pendapatnya sebagaimana ia paparkan dalam bukunya yang berjudul Munqidh min adh-Dhalal bahwa kekeliruan para filsuf terdapat dalam ilmu-ilmu metafisik. Karena ternyata mereka tidak dapat memberikan bukti-bukti yang pasti menurut persyaratan yang mereka perkirakan ada dalam logika. Maka, dalam banyak hal mereka berbeda pendapat dalam persoalan-persoalan metafisik. Ajaran Aristoteles tentang masalah-masalah ini, sebagaimana yang dilansir oleh Farabi dan Ibnu Sina, mendekati inti pokok ajaran filsafat Islam. Salah satu filsuf Muslim yang mendapat kritikan dari Al-Ghazali adalah Ibnu Rusyd. Menurut Leaman, silang pendapat antara Al-Ghazali dan Ibnu Rusyd sangat menarik karena argumen-

argumen yang disampaikan oleh keduanya selalu melahirkan masalah-masalah khusus yang bersifat kontroversial. Contohnya adalah perdebatan Al-Ghazali dan Ibnu Rusyd tentang penciptaan alam. Tentang penciptaan alam, Al-Ghazali mempunyai konsep yang sangat berbeda dari konsepsi yang dimiliki para filsuf Muslim. Para filsuf Muslim, termasuk Ibnu Rusyd, berpendapat bahwa alam itu azali, atau qadim, yakni tidak bermula dan tidak pernah ada. Sementara itu, Al-Ghazali berpikir sebaliknya. Bagi Al-Ghazali, bila alam itu dikatakan qadim, mustahil dapat dibayangkan bahwa alam itu diciptakan oleh Tuhan. Jadi paham qadim-nya alam membawa kepada simpulan bahwa alam itu ada dengan sendirinya, tidak diciptakan Tuhan. Dan, ini berarti bertentangan dengan ajaran Alquran yang jelas menyatakan bahwa Tuhanlah yang menciptakan segenap alam (langit, bumi, dan segala isinya). Bagi Al-Ghazali, alam haruslah tidak qadim dan ini berarti pada awalnya Tuhan ada, sedangkan alam tidak ada, kemudian Tuhan menciptakan alam, alam ada di samping adanya Tuhan. Sebaliknya, bagi para filsuf Muslim, paham bahwa alam itu qadim sedikit pun tidak dipahami mereka sebagai alam yang ada dengan sendirinya. Menurut mereka, alam itu qadim justru karena Tuhan menciptakannya sejak azali/qadim. Bagi mereka, mustahil Tuhan ada sendiri tanpa mencipta pada awalnya, kemudian baru menciptakan alam. Gambaran bahwa pada awalnya Tuhan tidak mencipta, kemudian baru menciptakan alam, menurut para filsuf Muslim, menunjukkan berubahnya Tuhan. Tuhan, menurut mereka, mustahil berubah, dan oleh sebab itu mustahil pula Tuhan berubah dari pada awalnya tidak atau belum mencipta, kemudian mencipta. Dalam rangka menangkis serangan Al-Ghazali terhadap paham qadim-nya alam, Ibnu Rusyd menegaskan bahwa paham itu tidak bertentangan dengan ajaran Alquran. Bahkan sebaliknya, pendapat para teolog yang mengatakan bahwa alam diciptakan Tuhan dari tiada, justru tidak mempunyai dasar dalam Alquran. Menurut Ibnu Rusyd, dari ayat-ayat Alquran (QS 11: 7; QS 41: 11; dan QS 21: 30) dapat diambil simpulan bahwa alam diciptakan Tuhan bukanlah dari tiada (al-adam), tapi dari sesuatu yang telah ada. Ia mengungkapkan hal ini dalam kitabnya Tahafut Tahafut al-Falasifah (Kehancuran bagi Orang yang Menghancurkan Filsafat). Selain itu, ia mengingatkan bahwa paham qadim-nya alam tidaklah harus membawa kepada pengertian bahwa alam itu ada dengan sendirinya atau dijadikan oleh Tuhan. Sementara itu, menurut Sulaiman Dunya dalam pengantarnya tentang Al-Ghazali: Biografi dan Pemikirannya, dalam Terjemahan Tahafut al-Falasifah, karya Al-Ghazali ini belum menggambarkan secara keseluruhan pemikiran Al-Ghazali. Sebab, komentar AlGhazali tentang kehancuran para filsuf ini, kata Sulaiman, sebelum ia mendapatkan pencerahan petunjuk mengenai `ketersingkapan tabirsufistik (al-kasyf ash-Shufiyyah). Maksudnya, secara keseluruhan AlGhazali menerima pemikiran filsafat selama pandangan itu sesuai dengan pandangan Alquran dan hadis Nabi Muhammad SAW.

Mahluk Yang Pertama Allah Ciptakan


http://tanyajawabagamaislam.blogspot.com/2011/08/mahluk-yang-pertama-allah-ciptakan.html Tanya: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu. Dengan hormat, saya ingin penjelasan tentang apa yang pertama kali diciptakan oleh Allah. Terima kasih. (Iwan) Jawab: Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuhu. Bismillahi washshalatu wassalamu 'alaa rasulillah wa 'alaa aalihi washahbihi ajma'in. Ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa mahluk pertama adalah Al-Qalam (pena yang menulis taqdir di Al-Lauhil Mahfuzh), mereka berdalil dengan hadist 'Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallam bersabda: : : ! : Artinya: "Sesungguhnya mahluk yang pertama kali Allah ciptakan adalah Al-Qalam, kemudian Allah berfirman kepadanya: Tulislah! Kemudian Al-Qalam berkata:Wahai Rabbku, apa yang aku tulis? Allah berfirman: Tulislah taqdir segala sesuatu sampai datang hari kiamat" (HR.Abu Dawud dan dishahihkan Syeikh Al-Albany). Namun disana ada hadist lain yang menunjukkan bahwa ketika pena menulis ternyata Al-'Arsy dan air telah diciptakan, sebagaimana dalam hadist Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallam bersabda: Artinya: "Allah telah menulis taqdir semua mahluk 50 ribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi, dan Arsy Allah berada di atas air." (HR. Muslim). Oleh karena sebagian ulama berpendapat bahwa al-'Arsy dan air lebih dahulu dicipta daripada Al-Qalam, mereka menfathah kata dalam hadist 'Ubadah bin Ash-Shamit sehingga artinya menjadi: "Sesungguhnya ketika diawal Allah menciptakan Al-Qalam Allah berfirman kepadanya: ." Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu: "Al-Qalam ini Allah ciptakan ketika Allah memerintahkannya menulis taqdir semenjak 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi, jadi Al-Qalam tersebut diciptakan sebelum langit dan bumi, dan dia adalah mahluk pertama yang pertama dicipta sebelum alam semesta, dan penciptaannya setelah Al'Arsy , sebagaimana ditunjukkan oleh dalil-dalil dan inilah pendapat jumhur salaf" (Majmu' Al-Fatawa 18/213). Berkata Ibnu Abil Izz rahimahullah: [: : - ] [ : [ : ] ] :

"Hadist ini jelas menunjukkan bahwa taqdir terjadi setelah penciptan Al-Arsy, dan taqdir terjadi di awal penciptaan Al-Qalam sebagaimana dalam hadist'Ubadah ini, dan sabda beliau shallallahu 'alaihiwasallam: sampai akhir ,tidak keluar dari 2 kemungkinan; pertama: hadist ini terdiri dari dari satu kalimat, kedua: hadist ini terdiri dari 2 kalimat. Apabila hadist ini terdiri dari satu kalimat dan ini yang shahih- maka maknanya: Sesungguhnya di awal penciptaan Al-Qalam, Allah berkata kepadanya: Tulislah !....sebagaimana dalam sebuah lafadz: "Di awal Allah menciptakan Al-Qalam, Allah berkata kepadanya: Tulislah", dengan menashab kata: dan Apabila hadist ini terdiri dari 2 kalimat , yang diriwayatkan dengan merafa' dan maka maknanya harus dibawa kepada mahluk yang pertama di alam semesta ini. Dengan demikian sepakatlah dua hadist ini " (Syarh Al-Aqidah Ath-Thahawiyyah 2/345) Berkata Ibnu Hajar Al-'Asqalani rahimahullahu: "Maka cara menjamak antara kedua hadist bahwa maksud pertamanya Al-Qalam adalah dibandingkan segala sesuatu selain air dan arsy, atau pertama dibandingkan dengan apa yang dia tulis" (Fathul Bary 6/289). Berkata Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin : : " : " " " . " Yang nampak dari ucapan penulis (Syeikh Muhammad bin Abdulwahhab) bahwa beliau condong kepada pendapat yang mengatakan bahwa Al-Qalam adalah mahluk Allah yang pertama, akan tetapi yang shahih justru sebaliknya, bahwasanya Al-Qalam bukanlah mahluk Allah yang pertama, karena telah datang riwayat di dalam Shahih Al-Bukhary : "Allah ada dan tidak ada sesuatupun sebelumNya, dan ArsyNya di atas air, kemudian Allah menciptakan langit dan bumi, dan menulis di Adz-Dzikr (Al-Lauhil Mahfuzh) taqdir segala sesuatu" Hadist ini jelas urutannya, oleh karena itu yang benar dan tidak diragukan lagi bahwa penciptaan AlQalam setelah penciptan Al-Arsy, dan telah berlalu takhrij dua riwayat hadist ini, dan riwayat yang nampaknya menunjukkan bahwa Al-Qalam adalah mahluk yang pertama dibawa kepada makna lain, yaitu bahwa dia adalah mahluk yang lebih awal dibandingkan segala yang berkaitan dengan alam semesta yang terlihat ini, maka penciptaan Al-Qalam adalah sebelum penciptaan langit dan bumi, jadi pertamanya Al-Qalam dalam hadist ini nisbi (relatif)" (Al-Qaulul Mufid 3/195) Kesimpulan yang bisa kita ambil dari hadist-hadist dan ucapan para ulama di atas bahwa Al-Arsy dan air lebih dahulu diciptakan daripada Al-Qalam, namun bukan berarti maknanya Al-Arsy adalah mahluk yang pertama kali Allah ciptakan secara mutlak, karena yang demikian butuh dalil yang jelas dan shahih. (Lihat lebih jelasnya perkataan Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Majmu' Al-Fatawa 18/217). Wallahu a'lam.

PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI [ Bagian Kedua ] http://dakwah.net46.net/?p=32 Ketika Alloh taala menciptakan langit, Alloh pun meng hiasi langit dunia dengan bintangbintang, sebagaimana firman Alloh taala : , Dan Kami telah menghiasi langit dunia dengan bintang-bintang sebagai lentera dan penjagaan, yang demikian adalah ketentuan dari Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. ( Qs. Fushshilat : `12 ) Dalam ayat yang lain Alloh Taala berfirman : Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit dunia dengan lente- ra bintang-bintang dan Kami telah menjadikannya sebagai alat-alat untuk melempar syetan. ( Qs. Al-Mulk : 5 ) Ayat-ayat ini dan yang semisalnya mengisyaratkan akan luasnya alam raya ciptaan Alloh. Teropong tercanggih yang dimiliki oleh manusia masih belum mampu melampaui berjuta gugusan bintang dan galaxy di langit dunia, padahal selama kita masih menjumpai adanya bintang berarti kita masih berada di kolong langit dunia. Imam Qotadah, seorang ahli tafsir dari kalangan ulama tabiin berkata : : . Alloh telah menciptakan bintang-bintang ini untuk tiga perkara, yaitu sebagai hiasan langit, sebagai alat melempar syetan, dan sebagai tanda petunjuk jalan. Barangsiapa yang memalingkan kepada selain itu, ber- arti ia telah keliru dan menyia-nyiakan bagian nasibnya serta membe-bani dirinya pada apa yang ia tidak memiliki ilmu tentangnya. Demikianlah, sehingga tidak boleh menjadikan bintang sebagai penen tu nasib, sebagaimana yang dilakukan oleh para ahli nujum, ahli astro- logi, dan orang-orang yang mempercayai ramalan bintang. Mereka adalah orang-orang yang dungu, karena menyerahkan nasibnya kepada bintang yang merupakan benda mati sebagaimana yang kita keta-hui bersama. Bahkan ketololan tersebut semakin bertambah parah keti ka mereka meyakini akan terkabulnya permintaan bila disebutkan keti ka melihat bintang jatuh atau meteor. Padahal bintang jatuh atau me-teor itu sebenarnya adalah bintang yang dilempar oleh malaikat yang sedang mengejar syetan yang ketahuan sedang mencuri berita dari la- ngit. Sehingga meminta kepada bintang jatuh pada hakekatnya adalah meminta kepada syetan yang sedang dikejar oleh bintang atau meteor. Bukankah tolol orang yang melakukan perbuatan itu ? Setelah Alloh taala menciptakan bumi sebagai pondasi dalam 2 hari dan telah menciptakan langit beserta bintang-bintang di angkasa dalam 2 hari, kemudian Alloh menghamparkan bumi, dengan menge- luarkan air dari bumi sehingga menjadi lautan, danau dan sungai, juga menjadikan gunung, bukit dan lembah. Tanam-tanaman pun mulai tumbuh. Semuanya berjalan berfirman :dalam waktu 2 hari. Alloh Dan Dia menjadikan di atas bumi gunung-gunung, Dia member- kahinya serta menentukan pula kadar makanan para penghuninya, yang kesemua proses penciptaan bumi berlangsung selama 4 hari, de-mikianlah jawaban bagi orang-orang yang bertanya. ( Qs. Fushshilat : 10 )

yaitu proses penciptaan bumi secara keseluruhan adalah 4 hari dengan perincian : 2 hari sebelum penciptaan langit dan 2 hari setelah penciptaan langit. Proses penciptaan bumi pasca penciptaan langit digambar kan dalam ayat yang lain : , . , , , , Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit ? Padahal Dia-lah Yang telah membangun langit. Dia meninggi- kan bangunannya dan menyempurnakannya. Dia pun menjadi- kan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang ben derang. Setelah itu, Dia menghamparkan bumi, Dia keluarkan air dan tumbuh-tumbuhan dan Dia pancangkan gunung-gunung. Semua itu untuk kesenanganmu dan hewan-hewan ternakmu. ( Qs. An-Naziat : 27 33 ) Ayat-ayat tersebut memberitakan kepada kita tentang peristiwa penghamparan bumi dan penciptaan segala macam bentuk yang nantinya bakal dibutuhkan oleh para penghuninya. Inilah proses yang benar. Sedangkan proses yang diceritakan di dalam Bible dalam Kitab Kejadian adalah tidak benar dan terbo- lak-balik, selain itu juga tidak dapat diterima oleh akal sehat. Ba gaimana mungkin ada tanaman, ada malam dan siang, dan seba-gainya sementara matahari dan bintang-bintang belum tercipta ? Inilah di antara contoh penyimpangan dalam Bible yang selain bertentangan dengan Al-Quran dan Al-Hadits yang shohih, juga tidak dapat diterima oleh akal yang sehat. Di antara hikmah dari kisah-kisah ini yaitu : 1. diciptakan dengan suatu tujuan yang jelas, bukan sekedar iseng atau main-main.Semua ciptaan Alloh 2. Bintang-bintang di langit selain sebagai hiasan langit, juga sebagai alat untuk merajam syetan yang sedang men curi berita dari langit. 3. Dibolehkan mengambil petunjuk jalan dengan melihat ke pada posisi rasi-rasi bintang di langit. 4. Betapa Alloh Maha Pengasih, sehingga sebelum menciptakan makhluk yang akan menghuni bumi, terlebih dahulu Dia men- ciptakan segala sesuatu yang pasti akan dibutuhkan oleh penghuninya kelak. 5. Dalam kisah ini dapat difahami bahwa tumbuhan lebih dahulu tercipta dan menghuni bumi sebelum hewan, jin dan manusia. 6. Dalam menerima kabar isroiliyyat kita perlu hati-hati. Setiap kabar isroiliyyat yang sesuai dengan Al-Quran dan Al-Hadits maka kita boleh mengambilnya. Sedangkan yang bertentangan wajib untuk ditolak karena telah pasti kepalsuannya sebagaima na cerita-cerita dalam Bible. Sementara yang tidak bertenta- ngan namun tidak pula dibenarkan oleh Al-Quran dan Al-Hadits, maka wajib untuk tawaqquf atau bersikap diam, tidak me- ngimani, tetapi juga tidak mengingkari. Karena kadar kemung- kinan benar dan salahnya sama. Dengan demikian kita akan se lamat dari membenarkan kedustaan atau pun mendustakan ke- benaran. [ Abdulloh A. Darwanto ]

Penciptaan Alam (1) ttg Kronologi Penciptaan


http://isyfatihah.blogspot.com/2011/02/penciptaan-alamini-cuma-teori.html

Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan dan yang mereka katakan Sholawat atas Rasulullah saw,keluarga dan pengikutnya Sesungguhnya perintahNya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya,Jadilah!.Maka terjadilah. (Yasin 82) Kalimat kun fayakun pula yang berlaku dalam penciptaan alam semesta termasuk bumi dan seisinya serta bintang-bintang dan benda-benda angkasa yang sekarang berada di posisi terluar alam semesta.Kalimat tersebut bukanlah berarti tiba-tiba jadi tetapi berkaitan dengan proses dengan tujuan manusia mampu belajar dan mengambil hikmah dari proses tersebut. Terjadi banyak tafsiran tentang ayat-ayat Al Quran yang berkaitan dengan penciptaan.Dan sebenarnya hal tersebut adalah sesuatu yang wajar karena manusia tidak akan pernah berhenti belajar dan pengetahuan akan terus berkembang.Bahkan sekarang pun masih ada orang yang mengatakan bahwa menurut Islam,alam semesta berada di atas punggung ikan.Benarkah?Ayat mana yang menjelaskan ikan tersebut?Apabila yang menjadi sandaran adalah hadits,ketahuilah,hadits harus diuji terlebih dahulu dengan Al Quran.Apalagi hanya pendapat ulama meski ulama-ulama tersebut kualitas iman telah teruji. Allah berfirman ; ,,,bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,kemudian Kami pisahkan antara keduanya,,, (Al Anbiya 30). Kemudian, Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa,,, (As Sajdah 4) Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa,, (Al Furqaan 59) Jadi pada awalnya langit dan bumi beserta tujuh lapisan masing-masing adalah sesuatu yang utuh,artinya ada karena diciptakan Allah Yang Maha Pencipta. Pada masa waktu dan ruang belum ada jadi kita tidak tahu berapa besar dan bagaimana bentuk dari suatu yang padu sebagai cikal bakal langit dan bumi itu. Jika dibaca lebih teliti,maka akan tampak bahwa langit dan bumi diciptakan bersamaan hanya saja bumi ditekankan lebih dahulu untuk diproses. Lalu sesuatu yang utuh dipisahkan oleh suatu kehendak Sang Pencipta karenanya dikatakan Kami memisahkan keduanya. Memisahkan berarti telah dipilih bahan-bahan untuk penciptaan baru seperti unsur pembentuk minyak,logam dan segala macam bahan tambang termasuk biji-biji tumbuhan, unsur pembentuk bintang,oksigen dan berbagai unsur lainnya. Bentuknya mungkin bulat karena bulat adalah bentuk umum benda-benda angkasa dan karena bentuk bulat bisa mengembang membentuk ruang ke segala arah dengan jarak yang sama Dan mungkin juga sesuatu yang padu tersebut adalah kabut juga? Bagaimana cara memisahkan keduanya?

Ada teori Big Bang hanya saja ledakan itu sifatnya tidak terkontrol dan acak padahal dalam ayat tersebut disebutkan adanya memisahkan yang berarti ada kehendak yang sengaja dan terencana. Bisa jadi bukan dengan suatu ledakan besar tapi diuraikan dengan kecepatan tertentu hingga keduanya terpisah (bukan diaduk), atau dengan cara apa saja yang dapat kita perkirakan. Atau dengan suatu cara yang memang hanya Allah yang mengetahuinya. Dalam enam masa yang bahasa Arabnya adalah fii sittati ayyam harus dipahami bahwa alayyamu adalah bentuk jamak dari kata al-yaumu. Al-yauma maknanya menunjukkan suatu waktu/masa/periode apa saja. Yang dimaksudkan dalam ayat tersebut dalam frasa sittati ayyam (enam hari) bukanlah waktu/periode/masa antara setelah maghrib dengan maghrib berikutnya (24 jam) atau waktu dari terbit fajar hingga terbenam matahari yang ada di bumi sekarang karena kedua waktu ini ada setelah terbentuknya bumi sedangkan bumi,sesuai ayat diatas belum terbentuk dan matahari belum ada, jadi darimana asal al yaumu = hari (dengan standar 24 jam) ??? Bisakah fii sittati ayyam diartikan enam tahap?Entahlah,,,,,sementara cukup pada enam masa/periode saja. Allah berfirman ; Patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa,,,, ,,,Dia menentukan kadar makanan penghuninya dalam empat masa,,, (Fushilat 9-10) Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagaihal jalannya awan. (begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (An-Naml : 88). Dia meletakkan gunung-gunung di bumi supaya bumi tidak mengguncangmu (Lukman 10) Gunung sebagai pasak (An Naba 7) Tidak disebutkan secara jelas si Al Quran tentang bahan pembentuk bumi.Sementara ini kita berasumsi saja bahwa bumi pada mulanya adalah asap/kabut (yang sudah mengandung unsur pembentuk minyak,logam dan segala macam bahan tambang termasuk biji-biji tumbuhan, unsur pembentuk bintang,oksigen dan berbagai unsur lainnya) yang kemudian membentuk suatu inti bumi berupa cairan/larutan bertemperatur tinggi sampai dengan terjadinya pembekuan, yang mungkin sebagai awal dari proses pembentukan bumi ini. Dengan berlalunya waktu yang panjang ,larutan bertemperatur tinggi membeku menjadi tanah yang meliputi seluruh permukaan bumi. Disebutkan bahwa matahari dan bulan berjalan pada garis edar serta kata2 terbit dan tenggelam= menunjukkan bahwa bumi itu bulat dan berputar karena bumi juga bagian dari alam semesta yang berarti pula bahwa bumi adalah benda angkasa. Perputaran yang dilakukan bumi,mungkin,menjadi sebab larutan yang bertemperatur tinggi tetap pada suhu tinggi dan tersimpan di perut bumi.Apapun itu,jika sudah menyangkut suhu tinggi, pasti akan menghasilkan zat2 (sebut saja magma) dan magma membutuhkan alat untuk melepaskan energi yang melekat padanya..Jika tidak maka akan terjadi guncangan2 (seperti jika kita merebus air,maka pada titik didih air akan keluar gelembung2 udara yang jika kita tidak membuka tutup panci/tungku maka akan terlihat bergetar karena sebab gelembung2 tadi) yang dihasilkan dan akan meledak pada tingkat kejenuhan tertentu di dalam dapurnya (mungkin istilahnya dapur magma). Untuk melepaskan material/energi magma,lantas Allah menancapkan gunung-gunung sebagai jalan keluar material/energi.Allah memancangkan gunung (bukit) sebagai pasak untuk

keseimbangan Menyeimbangkan tekanan pada lempengan bumi berarti gunung mempunyai bagian yang tertanam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan. Perpanjangan ini tidak lain adalah saluran yang menghubungkan dapur magma dengan bibir gunung api. Dengan kata lain, gunung-gunung menggenggam lempenganlempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini sehingga memancangkan kerak bumi dan menghindarkan dari terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara lempenganlempengannya.Selesaikah penciptaan bumi?Belum.Karena waktu itu belum ada air,oksigen, dan tumbuh-tumbuhan dan sampai sekarang bumi juga masih berputar dan gunung masih meletus. Kemudian Dia menuju langit dan langit saat itu masih berupa asap ,,menjadikan tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang cemerlang,,,.(Fushilat 11-12) Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang,,,,(Al Hijr 16) Kemudian Kami jadikan pelita yang terang (An Naba 13) Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan bintang dan menjadikan matahari dan bulan yang bercahaya (Al Furqan 61) ,,,Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai pada waktu yang ditentukan,,(Lukman 29) Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan siangnya terang (An Naziat 27-29) Dari firman Allah diatas,secara logika bahwa yang pertama kali diciptakan untuk langit adalah langit pertama untuk ditempatkannya matahari,bulan,planet,asteroid,komet,meteor dan gugusan bintang terdekat (yang bisa dilihat oleh mata biasa).Kata "menghiasi" berarti yang dimaksud telah ada. Katamenuju bukan berarti bahwa langit belum ada,akan tetapi bermaksud ke arah penyempurnaan. Dan bintang-bintang mulai dapat dimanfaatkan sebagai petunjuk arah baik di darat maupun di laut.Semua beredar seperti kehendakNya.Sehingga di bumi mulai mengenal waktu 1 hari = 24 jam.Selesaikah penciptaan langit?Belum,karena masih ada lapisan-lapisan berikutnya (yang kita ketahui berbeda dimensi dengan kita).Belum,karena masih berkembang (saya yakin alam semesta masih berkembang karena tidak ada ayat Al Quran yang menjelaskan bahwa Allah berhenti mencipta.) Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit maka diaturnya sumber-sumber air di bumi,,,(Az Zumar 21) Sesudah itu bumi dihamparkanNya Ia memancarkan darinya mata air dan tumbuh-tumbuhan (An Naziat 30-31) Kami turunkan dari awan air yang tercurah (An Naba 14) Setelah itu matahari dan bulan bekerja,Allah menurunkan hujan untuk pertama kalinya ke bumi.Berulang-ulang sehingga seluruh kubangan (laut,danau dan lainnya) terisi.Air meresap ke dalam tanah,kemudian muncul lagi mengalir hingga membentuk sungai dan kembali ke laut.Tumbuh-tumbuhan mulai bertunas,tumbuh dan berbuah sesuai kehendakNya.Bumi

dihamparkan?Oh tentu,karena pasti menjadi pemandangan yang indah.Kok tidak bulat?Lho,kan kita lihat dari atas gunung,kita lihat dari awan.Bayangkan saja,anda berada di tempat tertinggi kemudian matahari terbit dan cahaya terlihat jelas mulai menyinari benda-benda di bumi?Seperti dihamparkan?Indah bukan di masa itu? Tetapi jika ditinjau dari ayat-ayat yang berkaitan dengan orbit dan tempat matahari terbit dan tenggelam serta bulan yang terkadang tampil separuh wajah ---kalau anda mau berpikir pasti setuju apabila Allah menyatakan bumi itu bulat tapi tersirat--. Setelah bumi telah kondusif untuk dihuni maka Allah menciptakan makhluk hidup sesuai dengan kebutuhan manusia. Memperhatikan apa yang tercantum pada Fushilat 9-12,maka tidak heran bila ada yang berpendapat bahwa bumi adalah lebih dahulu diciptakan daripada matahari. Menilik ..langit dan bumi .. yang merupakan rangkaian kata dan sering diulang setiap bagian kalimat penciptaan langit dan bumi (menempatkan langit sebagai kata pertama) tak salah juga bila ada yang berpendapat bahwa matahari adalah yang pertama diciptakan. Secara pribadi saya memilih pendapat pertama karena pada ayat 10 terdapat kalimat ,,,Dia memberkahinya ==memberkahi bumi== dan Dia menentukan kadar makanan-makanan (penghuninya) dalam empat masa.(Penjelasan itu sebagai)jawaban bagi orang-orang yang bertanya. Karena sejalan dengan kehendakNya yaitu ; 1.menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah, 2.memuliakan manusia sebagai khalifah 3.memuliakan imam manusia yaitu Rasulullah saw sebagai rahmat bagi seluruh alam. Saya berpikir jika matahari lebih dahulu ada apakah sinar matahari akan mempengaruhi proses pembentukan daratan? Sedangkan pada frasa kata ,,,langit dan bumi,,, adalah untuk menunjukkan bahwa menciptakan langit adalah lebih sulit dibandingkan bumi dan manusia (Allah menghendaki kita untuk membandingkan penciptaan manusia dan langit).Akan tetapi meski hal menciptakan langit adalah sangat mudah bagiNYA, hanya saja Allah menghendaki agar manusia tidak bosan untuk belajar dan mengambil hikmah/pelajaran di balik penciptaan langit dan bumi. Patut diingat,proses penciptaan bumi masih belum selesai ketika Allah menuju penciptaan langit.Bahkan sampai saat ini pun proses penciptaan langit dan bumi serta yang berada di antara keduanya masih belum selesai.Pada masa ke tujuh terjadilah ; Pada hari Kami gulung langit seperti menggulung lembaran kertas (Al Anbiya 104) Maka proses penciptaan langit dan bumi akan selesai dan Allah akan memulai penciptaan baru,yaitu persiapan kampung Akhirat. Ternyata alam semesta yang demikian luas hanya seperti kertas,karpet,permadani yang DIHAMPARKAN oleh Sang Pencipta.

Proses Penciptaan Alam Semesta http://agamadaniptek.wordpress.com/2011/06/03/proses-penciptaan-alam-semesta/

Proses terciptanya atau lahirnya alam semesta memang selalu menjadi hal yang menarik untuk diperdebatkan selama ribuan tahun. Namun tahukah anda bagaimana sebenarnya ajaran agama memandang hal ini? Bagaimana pula Ilmu Pengetahuan Modern ( IPTEK ) dalam menjawab hal ini? Dan bagaimana kaitan antara agama dan IPTEK mengenai proses ini? Artikel berikut mencoba untuk menjawab ketiga pertanyaan sederhana di atas, dimana dalam artikel ini akan dijelaskan secara singkat teori-teori yang ada mengenai Proses Penciptaan Alam Semesta, baik teori-teori dalam IPTEK maupun teori-teori yang berkembang dalam ajaran agama, terutama agama Budha dan Islam. Artikel ini juga akan menjawab apakah benar pernyataan Albert Einstein yang menyatakan bahwa agama masa depan adalah agama kosmis, yaitu agama Budha? Mari kita mencari kebenaran dengan membuka Hati dan Pikiran kita Selamat membaca dan semoga bermanfaat. ==================================================================== PROSES PENCIPTAAN ALAM SEMESTA MENURUT ILMU PENGETAHUAN MODERN ( IPTEK ) Sejak dahulu kala, manusia dari masa ke masa selalu mempertanyakan proses penciptaan alam semesta. Berawal dari pertanyaan sederhana itu, kemudian tercipta beragam teori tentang penciptaan alam semesta. Di antara beragam teori itu, yang paling dikenal adalah teori Materialisme dan Teori Ledakan Besar (Big Bang Theory). Materialisme merupakan salah satu aliran dalam ilmu filsafat yang dikembangkan oleh para filosof Yunani Kuno. Materialisme adalah aliran yang memandang bahwa segala sesuatu adalah realitas, dan realitas seluruhnya adalah materi belaka. Menurut teori ini, alam semesta sudah ada sejak waktu yang tak terbatas. Menurut penganut paham materialisme, alam tidak memiliki awal maupun akhir. Teori ini juga menyakini bahwa alam semesta tidak diciptakan, tetapi ada dengan sendirinya. Segala sesuatu dalam alam semesta hanyalah peristiwa kebetulan atau ketidaksengajaan dan bukan merupakan hasil dari sebuah rancangan atau visi yang disengaja. Teori ini diagung-agungkan para materialis di abad ke-19, termasuk Ludwig Freuerbach (18041872). Menurut pendapatnya, hanya alamlah yang ada, manusia juga termasuk alam. Dia menganggap bahwa jiwa ada setelah materi, jadi psikis manusia merupakan salah satu gejala dari materi yang ada. Kaum materialis juga mengingkari adanya the ultimate nature of reality (realitas tertinggi atau Yang Mutlak). Mereka menganggap bahwa doktrin alam semesta yang digambarkan oleh sains merupakan materialisme sederhana.

Kaum materialis menyatakan bahwa para filosof tidak dapat menambah, dalam arti memperbaiki pengertian materi yang bersifat deskriptif yang diberikan para ilmuwan pada masa hidupnya. Paham materialisme ini memiliki beberapa aliran, yakni; materialisme lama, materialisme modern, serta materialisme dialektis/historis. Teori materialisme yang sempat diagung-agungkan para filsuf dan ilmuwan Barat dipatahkan oleh Teori Ledakan Besar (Bing Bang Theory). Seiring ditemukannya fakta tentang terjadinya Ledakan Besar oleh seorang Ahli Astronomi Amerika bernama Edwin Hubble pada 1929, kebenaran Teori Ledakan Besar pun semakin kokoh. Teori Ledakan Besar mengungkapkan bahwa alam semesta termasuk bumi dan isinya itu terbentuk dari sebuah ledakan besar. Teori ini menyatakan adanya awal atau permulaan pada alam semesta yang disebabkan oleh Big Bang. Kalau alam semesta itu memiliki permulaan, maka tentu saja ada yang menciptakannya yakni Tuhan, Sang Pencipta semesta alam. Beberapa puluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1948 seorang peneliti bernama George Gamov berpendapat, seharusnya ada sisa-sisa radiasi dari hasil big bang. Tak lama setelah itu, dua orang peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson menemukan sisa radiasi dari Ledakan Besar berupa radiasi latar belakang kosmik. Radiasi ini tidak seperti apapun yang berasal dari seluruh alam semesta, karena luar biasa seragam. Radiasi ini tidak dibatasi dan tersebar merata di seluruh jagad raya. Ternyata radiasi ini merupakan gema dentuman besar. Berkat penemuan itu baik Arno Penzias dan Robert Wilson dihadiahi Nobel untuk penemuan besar mereka. Pada tahun 1989, National Aeronautics and Space Administration (NASA) meluncurkan sebuah satelit yang dilengkapi dengan instrumen sensitif Cosmic Background Emission Explorer (COBE) ke luar angkasa guna mendeteksi radiasi latar belakang kosmik yang ditemukan oleh Arno Penzias dan Robert Wilson. Hanya dalam hitungan menit, (COBE) mampu menemukan radiasi latar belakang kosmik. Penemuan ini merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan. Sejumlah bukti lainnya yang menunjukkan alam semesta berasal dari sebuah ledakan besar adalah terdapatnya kandungan Hidrogen dan Helium yang tersebar di seluruh jagat raya. Jika alam semesta tidak memiliki awal, seharusnya Hidrogen telah menghilang dari alam semesta ini diakibatkan perubahan atom Hidrogen menjadi atom Helium. Ini bukti yang ditemukan dari penelitian yang panjang. Akhirnya para ilmuwan di dunia mengakui kebenaran bahwa alam semesta lahir dari sebuah ledakan besar yang tentu saja diciptakan keberadaannya. ==================================================================== PROSES PENCIPTAAN ALAM SEMESTA MENURUT BUDHA Konsep tentang kejadian bumi dan manusia menurut agama Buddha agak unik. Di alam semesta ini bukan hanya ada bumi ini. Telah banyak bumi yang muncul dan hancur (kiamat). Manusia yang muncul pertama kali di bumi kita ini tidak seorang, tetapi banyak, dan mereka muncul bukan karena kemauan satu makhluk tertentu. Kejadian bumi dan manusia di bumi diuraikan oleh Sang Budha dalam Agganna Sutta, Digha Nikaya, dan Brahmajala Sutta. Tetapi di bawah ini hanya uraian dari Agganna Sutta yang akan diterangkan.

Vasettha, terdapat suatu saat, cepat atau lambat, setelah suatu masa yang lama sekali, ketika dunia ini hancur. Dan ketika hal ini terjadi, umumnya makhluk-makhluk terlahir kembali di Abhassara ( alam cahaya ); di sana mereka hidup dari ciptaan batin ( mano maya ), diliputi kegiuran, memiliki tubuh bercahaya, melayang-layang di angkasa, hidup dalam kemegahan. Mereka hidup demikian dalam masa yang lama sekali. Vasettha, terdapat suatu saat, cepat atau lambat, setelah suatu masa yang lama sekali, ketika dunia ini mulai terbentuk kembali dan ketika hal ini terjadi makhluk-makhluk masuk di Abhassara ( alam cahaya ); Biasanya terlahir kembali di sini sebagai manusia. Mereka hidup dari ciptaan batin ( mano maya ), diliputi kegiuran, memiliki tubuh yang bercahaya, melayang-layang di angkasa, hidup dalam kemegahan. Mereka hidup secara demikian dalam masa yang lama sekali. Pada waktu itu ( bumi kita ini ) semuanya terdiri dari air, gelap gulita. Tidak ada matahari atau bulan yang nampak, tidak ada bintang-bintang maupun konstelasi-konstelasi yang kelihatan; siang maupun malam belum ada,.. Laki-laki maupun wanita belum ada. Makhluk-makhluk hanya dikenal sebagai makhluk-makhluk saja. Vasettha, cepat atau lambat, setelah suatu masa yang lama sekali bagi makhluk-makhluk tersebut, tanah dengan sarinya muncul keluar dari dalam air. Sama seperti bentuk-bentuk buih ( busa ) di permukaan nasi susu masak yang mendingin, demikianlah munculnya tanah itu. Tanah itu memiliki warna, bau dan rasa. Sama seperti dadi susu atau mentega murni, demikianlah warna tanah itu; sama seperti madu tawon murni, demikianlah manis tanah itu. Kemudian, Vasettha, diantara makhluk-makhluk yang memiliki sifat serakah ( lolajatiko ) berkata : O, apakah ini? Dan mencicipi sari tanah itu dengan jarinya. Dengan mencicipinya, maka ia diliputi oleh sari itu, dan nafsu keinginan masuk dalam dirinya. Makhluk-makhluk lainnya mengikuti contoh perbuatannya, mencicipi sari tanah itu dengan jari-jari.. makhluk-makhluk itu mulai makan sari tanah, memecahkan gumpalan-gumpalan sari tanah tersebut dengan tangan mereka. Dan dengan melakukan hal ini, cahaya tubuh makhluk-makhluk itu lenyap. Dengan lenyapnya cahaya tubuh mereka, maka matahari, bulan, bintang-bintang ddan konstelasi-konstelasi nampak. Siang dan malam..terjadi. Demikianlah, Vasettha, sejauh itu bumi terbentuk kembali. Vasettha, selanjutnya makhluk-makhluk itu menikmati sari anah, memakannya, hidup dengannya, dan berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Berdasarkan atas takaran yang mereka makan itu, maka tubuh mereka menjadi padat, dan terwujudlah berbagai macam bentuk tubuh. Sebagaian makhluk memiliki bentuk tubuh yang indah dan sebagian makhluk memiliki bentuk tubuh yang buruk. Dan karena keadaan ini, mereka yang memiliki tubuh yang indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh yang buruk.maka sari tanah itupun lenyap ketika sari tanah lenyapmuncullah tumbuhan dari tanah ( bhumipappatiko ). Cara tumbuhnya seperti cendawan.. Mereka menikmati, mendapatkan makanan, hidup dengan tumbuhan yang muncul dari tanah tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali..(seperti di atas ). Sementara mereka bangga akan keindahan diri mereka, mereka menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan yang muncul dari tanah itupun lenyap. Selanjutnya tumbuhan menjalar ( badalata )muncul.warnanya seperti dadi susu atau mentega murni, manisnya seperti madu tawon murni.

Mereka menikmati, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan menjalar itu.maka tubuh mereka menjadi lebih padat; dan perbedaan bentuk tubuh mereka nampak lebih jelas; sebagian nampak indah dan sebagian nampak buruk. Dan karena keadaan ini, maka mereka yang memiliki bentuk tubuh indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh buruk..Sementara mereka bangga akan keindahan tubuh mereka sehingga sombong dan congkak, maka tumbuhan menjalar itupun lenyap. Kemudian, Vasettha, ketika tumbuhan menjalar lenyap.muncullah tumbuhan padi ( Sali ) yang masak di alam terbuka, tanpa dedak dan sekam, harum, dengan bulir-bulir yang bersih. Pada sore hari mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan malam, pada keesokan paginya padi itu telah tumbuh dan masak kembali. Bila pada pagi hari mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan siang, maka pada sore hari padi tersebut telah tumbuh dan masak kembali, demikian terus menerus padi itu muncul. Vasettha, selanjutnya makhluk-makhluk itu menikmati padi (masak) dari alam terbuka, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan padi tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama. Berdasarkan atas takaran yang mereka nikmati dan makan itu, maka tubuh mereka tumbuh lebih padat, dan perbedaan bentuk mereka Nampak lebih jelas. Bagi wanita nampak jelas kewanitaan ( itthilinga ) dan bagi laki-laki nampak jelas kelaki-lakiannya ( purisalinga ). Kemudian wanita sangat memperhatikan tentang keadaan laki-laki, dan laki-laki pun sangat memperhatikan keadaan wanita. Karena mereka saling memperhatikan keadaan satu sama lain terlalu banyak, maka timbullah nafsu indriya yang membakar tubuh mereka. Dan sebagai akibat nafsu indriya tersebut, mereka melakukan hubungan kelamin. Dari penjelasan singkat di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa menurut agama Budha, sebenarnya alam semesta telah ada dengan sendirinya, namun tidak tampak karena tertutup oleh cahaya dari makhluk-makhluk, setelah makhluk-makhluk itu makan sari tanah dan akhirnya cahaya tubuh mereka hilang, maka nampaklah alam semesta ini. Jadi ajaran Sang Budha tentang Alam Semesta ini dapat kita kategorikan ke dalam Teori Materialisme ==================================================================== PROSES PENCIPTAAN ALAM SEMESTA MENURUT ISLAM Dalam Islam, seluruh alam semesta merupakan ciptaan Allah SWt, hal ini sesuai firman-Nya : Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya ( QS. As Sajdah ( 32 ) : 4 ) Dan sebagai Pencipta, maka tidak ada sesuatu atau apapun sebelum Allah SWT, hal ini harus menjadi keyakinan mendasar pada seorang Muslim, sesuai firman-Nya : Dialah Yang Awal dan Yang Akhir. ( QS. Al Hadiid ( 57 ) : 3 ) Dan juga sebagai Pencipta maka Allah SWT adalah berbeda dengan ciptaan-Nya, hal ini telah ditegaskan : Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia. ( QS. Asy-Syuura ( 42 ) : 11 ) Menurut Islam, alam semesta diciptakan dalam 6 hari, hal ini telah termaktub dalam Al Quran : Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam

hari/masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan diciptakanNya pula matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah Tuhan semesta alam. ( QS. Al-Araf ( 7 ) : 54 ) Istilah sittati ayyam ( enam hari/masa) disini memang sering menimbulkan perdebatan antara Muslim dan Non Muslim, namun perlu diketahui bahwa karena Allah SWT sebagai Sang Pencipta berbeda dengan ciptaan-Nya ( lihat QS. Asy-Syuura ( 42 ) : 11 di atas ), maka istilah sittati ayyam ( enam hari/masa) ini juga berbeda dengan apa yang ada dipikiran kita. Jika perhitungan hari yang kita pakai saat ini adalah selama 24 jam, maka hal ini berbeda dengan hitungan hari menurut Allah SWT, dan hanya Allah SWT sajalah yang mengetahui hitungan hari tsb. Ayat-ayat berikut dapat menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud dalam QS. Al-Araf ( 7 ) : 54 tsb. Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya {27} Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya {28} dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang {29} Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya {30} Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya {31} Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh {32} (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu {33} ( QS. An-Naziat ( 79 ) : 27-33) Pembentukan alam semesta dalam enam masa, sebagaimana disebutkan Al-Quran, sering menimbulkan permasalahan. Sebab, enam masa tersebut ditafsirkan berbeda-beda, mulai dari enam hari, enam periode, hingga enam tahapan. Oleh karena itu, pembahasan berikut mencoba menjelaskan maksud enam masa tersebut dari sudut pandang keilmuan, dengan mengacu pada beberapa ayat Al-Quran. Dari sejumlah ayat Al-Quran yang berkaitan dengan enam masa, Surat An-Naziat ( 41 ) ayat 27-33 di atas tampaknya dapat menjelaskan tahapan enam masa secara kronologis. Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga kira-kira dapat diuraikan sebagai berikut: Masa I ( Ayat 27 Surah An-Naziat ) : Penciptaan langit pertama kali Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?. ( QS. AlAnbiyaa ( 21 ) : 30 ) Keterangan yang diberikan Al Quran ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan Big Bang, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal ( Lihat Persamaan Penemuan ini dengan QS. AlAnbiyaa ( 21 ) ayat 30 di atas ) . Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada. Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Quran 1.400 tahun lalu.

Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20. Masa II ( Ayat 28 Surah An-Naziat ) : Pengembangan dan penyempurnaan Dalam ayat 28 di atas terdapat kata meninggikan bangunan dan menyempurnakan. Kata meninggikan bangunan dianalogikan dengan alam semesta yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi. Ibaratnya sebuah roti kismis yang semakin mengembang, dimana kismis tersebut dianggap sebagai galaksi. Jika roti tersebut mengembang maka kismis tersebut pun akan semakin menjauh. Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi, pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang, melainkan proses pengembangan alam semesta. Dengan menggunakan perhitungan efek doppler sederhana, dapat diperkirakan berapa lama alam ini telah mengembang, yaitu sekitar 13.7 miliar tahun. Sedangkan kata menyempurnakan, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut. Masa III ( Ayat 29 Surah An-Naziat ) : Pembentukan tata surya termasuk Bumi Surat An-Naziayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang dan malam. Pembentukan tata surya diperkirakan seperti pembentukan bintang yang relatif kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus. Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi seperti di atas, hanya ukurannya lebih kecil. Seperti halnya matahari, sumber panas dan semua unsur yang ada di Bumi berasal dari reaksi nuklir dalam inti besinya. Lain halnya dengan Bulan. Bulan tidak mempunyai inti besi. Unsur kimianya pun mirip dengan kerak bumi. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, disimpulkan bahwa Bulan adalah bagian Bumi yang terlontar ketika Bumi masih lunak. Lontaran ini terjadi karena Bumi bertumbukan dengan suatu benda angkasa yang berukuran sangat besar (sekitar 1/3 ukuran Bumi). Jadi, unsur-unsur di Bulan berasal dari Bumi, bukan akibat reaksi nuklir pada Bulan itu sendiri. Masa IV ( Ayat 30 Surah An-Naziat ) : Awal mula daratan di Bumi Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, dapat diartikan sebagai pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi. Masa III hingga Masa IV ini juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ( 41 ) ayat 9 yang artinya, Katakanlah: Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam. Masa V ( Ayat 31 Surah An-Naziat ) : Pengiriman air ke Bumi melalui komet Dari ayat 31 di atas, dapat diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air ketika mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari tidak ada air menjadi ada air. Jadi, darimana datangnya air? Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama. Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya

lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya. Karena semua kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air. Masa VI ( Ayat 32-33 Surah An-Naziat ) : proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia Dalam ayat 32 di atas, disebutkan gunung-gunung dipancangkan dengan teguh. Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah. Proses detail terbentuknya gunung dapat dilihat pada artikel sebelumnya yang ditulis oleh Dr.Eng. Ir. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc tentang fungsi gunung sebagai pasak bumi. Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya manusia sebagaimana disebutkan dalam ayat 33 di atas. Jadi, usia manusia relatif masih sangat muda dalam skala waktu geologi. Jika diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka empat masa tersebut dapat dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ( 41 ) ayat 10 yang berbunyi, Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Demikianlah penafsiran enam masa penciptaan alam semesta dalam Al-Quran, sejak kemunculan alam semesta hingga terciptanya manusia.

Rasulullah memegang tangan Abu Hurairah, lalu bersabda, Allah telah menciptakan bumi pada hari Sabtu,menciptakan gunung itu pada hari Ahad, menciptakanpohon pada hari Senin, menciptakan hal-hal yang tidak disukai pada hari Selasa, menciptakan cahaya pada hariRabu, menyebarkan bintang-bintang di bumi pada hariKamis dan menciptakan Adam pada hari Jumat setelah Asar, sebagai penciptaan terakhir pada saat terakhir hariJumat antara Asar dan malam (Hadits Muslim dan Ahmad)

You might also like