You are on page 1of 10

Kata Pengantar

Syukur Alhamdulilah kami panjatkan kahadirat ilahi rabbi, Allah SWT tuhan semesta alam. Tak lupa shalawat serta salam kita haturkan ke baginda Nabi besar kita, Nabi Muhamad SAW beserta keluarga (ahlubait), sahabat (ahlusunah wal jamaah) serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Amin

Pada kesempatan kali ini kami dari kelompok 6 akan berusaha mencoba membahas suatu masalah yang hingga kini sedang Tren, dan juga bersamaan dengan itu merupakan pembahasan bagi kelompok kami, ialah Bank Syariah kami berusaha menjelaskan se-Obyek mungkin secara umum, meskipun pembahasan kami hanya sebatas pada kajian pustaka semata, tidak melakukan investigasi pada semua bank yang akan kami bahas. Namun tidak mengurangi pembahasan kami.

Bank syariah, bank yang seutuhnya menggunakan hukum Islam, berbeda dengan bank konvensional yang menggunakan hukum barat (yahudi), meskipun demikian, dongkrak atau perkembangan yang terjadi saat ini ialah, kini setiap bank berlomba-lomba untuk merubah sistem perbankan kepada sistem syariah, semua itu tak luput dari akibat krisis global, kita pun tahu bahwa krisis hampir terjadi pada seluruh bank di dunia termasuk indonesia yang menggunkan konsep Barat (yahudi), dan bank-bank islam yang menggunakan sistem syariah, begitu tenangnya.

Sekilas pengantar yang merupakan testimoni dari makalah ini, kami akan menjelaskan secara utuh (Insya Allah), mengenai pengertian hingga bidang unit kerja Bank Syariah. Pada Bab I merupakan Pendahuluan yang membahasa Bank Syariah secara umum, dan pada Bab II merupakan Pembahasan, mengenai pengertian bank dan syariah secara umum, sejarah bank syariah, prinsip-prinsip, serta bidang usaha yang dilakukan oleh Bank Syariah. Pada Bab III merupakan kesimpulan dari pembahasan kami, yang berisi label- tentang kegiatan bank syariah yang kami dapatkan dari Internet.

Bank Syariah Basis Bank Modern 1

Demikianlah pengantar singkat tentang makalah kami, tidak ada kesempurnaan dalam diri manusia kecuali Allah SWT semata. Masukan serta kritikan berguna bagi kami, guna penyempurnaan pembahasan yang telah kami lakukan, Terima kasih dan Akhirul Kalam 10 Mei 2009

Penulis

Bank Syariah Basis Bank Modern 2

Bab I PENDAHULUAN

Bank

Syariah

di

Indonesia

terhitung

masih

sangat

muda,

perkembangannya pun di Indonesia begitu lambat, sebenarnya pembahasan tentang Bank Syariah sudah pernah di bahas pada tahun 80an, namun realisasinya terjadi pada tahun 92 yang dilakukan oleh salah satu bank pemerintah, yaitu Bank Muamalat Indonesia, dengan hukum yang jelas. Pada awalnya perkembangan bank di Indonesia masih bersifat konvensional dalam artian, belum memiliki standar dari bank syariah sendiri, karena bank syariah berbasis ideologi Islam, sedangkan Bank Konvensional (Orang mengenal Bank-bank Umum,peny) berdasarkan ideologi barat terutama ideologi Amerika dan Eropa. Pada makalah kali ini kami tidak akan membahas tentang mengapa Bank konvesional indonesia beralih kepada Bank Syariah, tetapi kami membahas bank syariah secara umum. Secara umum ada beberapa karakteristik yang membedakan antara bank syariah dengan bank konvensional. 1. Bank syariah tidak menggunakan Bunga 2. Tidak digunakan untuk usaha yang yang haram, seperti Bar Minuman Keras 3. Menerima Zakat, Infaq dan Sodaqoh untuk disalurkan kepada masyaratkan yang membutuhkan, terdapat 8 Golongan dalam Al-quran. Pada point pertama, dalam bank syariah tidak menggunakan bunga, melainkan menggunakan konsep bagi hasil dimana jika bank mendapatkan keuntungan maka akan dibagi hasil keuntungan tersebut dengan para penabung, jika bank rugi maka para penabungpun akan rugi. Bank Syariah juga tidak serta merta meminjamkan sejumlah uangnya kepada masyarakat secara tunai melainkan dengan cara prinsip bagi hasil (mudharabah), prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli (murabahah), dan prinsip sewa (ijarah)

Bank Syariah Basis Bank Modern 3

Bab II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bank dan Syariah Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengertian bank ialah Badan yang mengurus uang, menerima simpanan dan memberi pinjaman dengan memungut bunga1 , dan Syariah menurut bahasa (kamus) ialah hukum yang telah ditetapkan oleh Tuhan, berasal dari kata syariat, berarti hukum yang tidak bisa diakal-akali oleh manusia sekalipun. Jadi Bank Syariah ialah Bank yang berfungsi sebagaiman fungsinya, namun dengan aturan dan hukum yang telah di tetapkan sesuai Islam 2.2 2.3 Sejarah Perbankan Syariah 2.3.1 Sejarah Dunia Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-embel Islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai gerakan Fundamentalis. Pemimpin perintis usaha ini Ahmad El Najjar, mengambil bentuk sebuah bank simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian laba) di kota Mit Ghamr pada tahun 1963. Eksperimen ini berlangsung hingga tahun 1967, dan saat itu sudah berdiri 9 bank dengan konsep serupa di Mesir. Bank-bank ini, yang tidak memungut maupun menerima bunga, sebagian besar berinvestasi pada usaha-usaha perdagangan dan industri secara langsung dalam bentuk partnership dan membagi keuntungan yang didapat dengan para penabung. Masih di negara yang sama, pada tahun 1971, Nasir Social bank didirikan dan mendeklarasikan diri sebagai bank komersial bebas bunga. Walaupun dalam akta pendiriannya tidak disebutkan rujukan kepada agama maupun syariat islam.

Kamus Ilmiah Populer, Indrawan WS.-Cipta Media Surabaya

Bank Syariah Basis Bank Modern 4

Islamic Development Bank (IDB) kemudian berdiri pada tahun 1974 disponsori oleh negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam, walaupun bank tersebut adalah bank antar pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan dana untuk proyek pembangunan di negara-negara anggotanya. IDB menyediakan jasa finansial berbasis fee dan profit sharing untuk negara-negara tersebut dan secara eksplisit menyatakan diri berdasar pada syariah islam. Dibelahan negara lain pada kurun 1970-an, sejumlah bank berbasis islam kemudian muncul. Di Timur Tengah antara lain berdiri Dubai Islamic Bank (1975), Faisal Islamic Bank of Sudan (1977), Faisal Islamic Bank of Egypt (1977) serta Bahrain Islamic Bank (1979). Dia Asia-Pasifik, Phillipine Amanah Bank didirikan tahun 1973 berdasarkan dekrit presiden, dan di Malaysia tahun 1983 berdiri Muslim Pilgrims Savings Corporation yang bertujuan membantu mereka yang ingin menabung untuk menunaikan ibadah haji

2.3.2

Sejarah Indonesia Walaupun di Indonesia masyarakatnya mayoritas Islam, namun belum ada

Bank yang tercermin pada bank-bank timur tengah, bank di Indonesia mayoritas merupakan bank cerminan barat (Amerika dan Eropa), yang lebih dikenal bank Konvensional, dan sebenarnya kajian tentang perbankan syariah sudah muncul sejak tahun 1980-an namun realisasinya Berdiri tahun 1991, oleh Bank Muamalat Indonesia. bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim.bank ini awalnya memiliki landasan hukum yang lemah UU no 7 Tahun 1992 belum di jelaskan tentang bank syariah, namun setelah terjadi revisi muncul UU no 10 Tahun 1998 dan dengan revisi UU tersebut maka status bank syariah semakin kuat Bank Muamalat Indonesia juga sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada

Bank Syariah Basis Bank Modern 5

periode 1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-undang yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan. Hingga tahun 2007 terdapat 3 institusi bank syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Sementara itu bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 19 bank diantaranya merupakan bank besar seperti Bank Negara Indonesia (Persero) dan Bank Rakyat Indonesia (Persero).Sistem syariah juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat ini telah berkembang 104 BPR Syariah Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan

2.4 Prinsip Bank Syariah Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah. Beberapa prinsip/ hukum yang dianut oleh sistem perbankan syariah antara lain

Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.

Bank Syariah Basis Bank Modern 6

Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil usaha institusi yang meminjam dana.

Islam tidak memperbolehkan "menghasilkan uang dari uang". Uang hanya merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai intrinsik.

Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah transaksi.

Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan dalam islam. Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh perbankan syariah.

2.5 Produk Perbankan Syariah 2.5.1 Penghimpun Dana A. Giro Syariah Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek/bilyet giro, atau dengan cara

pemindahbukuan. B. Tabungan Syariah Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek/bilyet giro. C. Deposito Syriah Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah dengan bank. 2.5.2 Penyaluran Dana A. Akad Mudharabah (bagi hasil) Transaksi yang penanaman dana dari pemilik modal dengan pengelola untuk melakukan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan

Bank Syariah Basis Bank Modern 7

pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan perjanjian yang telah disepakati. B. Akad Musyarakah (penyertaan modal) Transaksi penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana atau barang untuk menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian hasil antara kedua belah pihak berdasarkan perjanjian yang telah disepakati, jika pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal masing-masing. C. Akad Murabahah (jual beli) Transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah margin yang disepakati oleh para pihak, dimana pihak penjual menginformasikan harga perolehan terlebih dahulu kepada pembeli atau konsumen. D. Akad Salam Transaksi jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syaratsyarat tertentu dan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh. E. Akad Istishna Transaksi jual beli barang dengan cara pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan prasyaratan tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan. F. Akad Ijarah (sewa) Transaksi sewa menyewa atas suatu barang atau jasa, antara pemilik dan pemakai sewa dengan hak pakai untuk mendapatkan imbalan atas objek yang disewakan. G. Akad Qaradh Transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. 2.5.3 Pelayanan Jasa A. Letter of credit (L/C) impor Syariah

Bank Syariah Basis Bank Modern 8

L/C adalah surat pernyataan akan membayar eksportir yang diterbitkan oleh bank atas permintaan imprtir dengan pemenuhan prasyaratan tertentu. B. Bank Garansi Syariah Jaminan yang diberikan oleh bank kepada pihak ketiga penerima jaminan atas pemenuhan kewajiban tertentu nasabah bank selaku pihak yang di jamin kepada pihak ketiga dimaksud. C. Penukaran Valuta Asing (sharf) Transaksi penukaran mata uang yang berlainan jenis, baik membeli atau menjual kepada nasabah. 2.6 Peran Pemerintah

Bab III KESIMPULAN Tabel 1. Perkembangan Bank Syariah Di Dunia, 1940 1980 TAHUN KETERANGAN
1940 Rintisan Bank Syariah di Malaysia, untuk mengelola dana jamaah haji secara nonKonvensional Berdirinya Mit Ghamr Rural Bank, di Mesir, oleh Dr. Ahmad Najar Mit Ghamr ditutup karena alasan politis dan diambil alih oleh National Bank of Egypt

1963 1967

Bank Syariah Basis Bank Modern 9

1969 1970

1972 Maret 1972 Juli 1973

Mei 1974 1974

Muncul gagasan kolektif pembentukan Bank Syariah pada Konferensi Negaranegara Islam se-dunia di Malaysia Delegasi Mesir mengajukan proposal pendirian Bank Syariah pada Sidang Menteri Luar Negeri Negara-negara OKI di Karachi Berdiri kembali sistem bank tanpa bunga yang bersifat sosial di Mesir, yaitu Nasser Social Bank. Usulan/proposal Delegasi Mesir diagendakan kembali dan memutuskan membentuk komisi khusus menangani masalah ekonomi dan keuangan Para ahli yang mewakili Negara Islam penghasil minyak membicarakan Pendirian Bank Syariah dan terumuskanlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Pembahasan AD/ ART yang telah dirumuskan Berdiri Islamic Development Bank dengan modal awal 2 miliar Dinar atau sama dengan 2 miliar SDR (Special Drawing Rights) IMF Bermunculan Lembaga Keuangan Syariah di Mesir, Sudan, negara-negara di wilayah Teluk,Malaysia, Pakistan, Inggris, Denmark, Bahmas, Swiss dan Luxembourg

Awal 1980an

Tabel 2. Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia, 1970 2003 TAHUN


1970an 1988

KETERANGAN
Muncul gagasan pendirian Bank Syariah Muncul lagi gagasan Bank Syariah karena pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober (Pakto) yang berisi liberalisasi industri perbankan. Namun, gagasan tersebut deadlock karena tidak ada perangkat hukum yang dapat menjadi rujukan. Lokakarya Ulama tentang bunga bank dan perbankan di Cisarua Bogor Pembahasan hasil lokakarya pada Munas IV MUI di Jakarta dan terbentuklah Kelompok Kerja Pembentukan Bank Syariah Penandatanganan Akte Pendirian Bank Muamalah Indonesia dan terkumpulah komitmen pembelian saham sebanyak 84 miliar Silaturrahim dengan presiden di Istana Bogor dan terpenuhilah komitmen modal disetor awal sebesar Rp 106.126.382.000 Operasional awal Bank Muamalat Indonesia (BMI). Pengakomodasian perbankan dengan prinsip bagi hasil pada Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Pengenalan dual banking system. Peraturan Pemerintah (PP) No. 72 Tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil. PP tersebut dijabarkan secara terperinci dengan keluarnya Surat Edaran BI No. 25/4/BPPP BMI men-sponsori berdirinya Asuransi Syariah, Syarikat Takaful Indonesia dan menjadi salah satu pemegang sahamnya BMI men-sponsori lokakarya Ulama tentang Reksadana Syariah yang diikuti

19-22/08/ 1990
22-25/08/ 1990

1/11/ 1991 3/11/ 1991

1 Mei 1992 1992 1992 30/10/ 1992

29/02/ 1993 1994 1997

Bank Syariah Basis Bank Modern 10

You might also like