You are on page 1of 6

1. Pengertian Gangguan waham adalah satu gangguan psikiatri yang didominasi oleh gejalagejala waham.

Waham pada gangguan waham bisa berbentuk: kebesaran, penganiayaan, cemburu, somatic, atau campuran. Waham merupakan suatu keyakinan atau pikiran yang salah karena bertentangan dengan kenyataan (dunia realitas), serta dibangun atas unsur-unsur yang tak berdasarkan logika, namun individu tidak mau melepaskan wahamnya walaupun ada bukti tentang ketidakbenaran atas keyakinan itu. Keyakinan dalam bidang agama dan budaya tidak dianggap sebagai waham. 2. Epidemiologi Prevalensi gangguan waham di Amerika Serikat diperkirakan 0,025 sampai 0,03 persen.gangguan waham lebih jarang dari pada skizofrenia dan gangguan afektif. Usia onset kira-kira 40 tahun, rentang usia untuk onset dari 18 tahun sampai 90 tahunan, terdapat lebih banyak pada wanita 3. Etiologi Penyebab sebenarnya tidak diketahui.ada beberapa factor: a. Factor biologi: Penyakit fisik (misal: tumor otak) Kelainan neurologic (system limbic dan ganglia basalis) b. Factor psikodinamik: Isolasi sosial Hipersensitif (reaksi farmasi, proyeksi dan denial) 4. Diagnosis Pedoman diagnostik gangguan waham (F22.0) Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala yang paling mencolok. Waham-waham tersebut (baik tunggal maupun sebagai suatu system waham) harus sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya, dan harus bersifat khas pribadi (personal) dan bukan budaya setempat

Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang lengkap mungkin terjadi secara intermitten, dengan syarat bahwa waham-waham tersebut menetap pada saat-saat tidak terdapat gangguan afektif itu Tidak boleh ada bukti-bukti tentang adanya penyakit otak Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja ada dan bersifat sementara Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham dikendalikan, siaran pikiran, penumpulan afek, dsb) Waham dapat berbentuk: a. Waham yang sistematik Yaitu waham yang sesudah dianalisis, memperlihatkan suatu pola sentral tertentu yang kemudian dibesar-besarkan atau ditambah-tambah secara rapi menjadi sistematik. Walaupun unsur-unsur dasarnya salah dan tak logis, akhirnya diperoleh suatu waham yang telah terbentuk dan berkembang secara konsekuen b. Waham yang non sistematik Waham yang bekembang secara luas, tetapi tidak memperlihatkan suatu pola sentral tertentu c. Waham kebesaran (delusi megaloman) Waham yang ekspansif, hendak meyakinkan orang tentang kebesaran daripada individu bersangkutan (seperti jadi tuhan, presiden, panglima besar, dan sebagainya) d. Waham kehinaan (delusi nihilistic) Waham yang hendak meyakinkan orang tentang sifat hina diri, rendah, miskin, hampa, sia-sia dan sebagainya daripada individu yang bersangkutan, hal yang mana sama sekali bertentangan dengan kenyataan e. Waham tuduhan diri Keyakinan berdosa dan bersalah yang irrealistik dan irrasional. Konsekuensinya adalah kepercayaannya bahwa sudah selayaknya ia harus dihukum berat atau menjalani hukuman mati sekalipun f. Waham kejaran (delution of persecution) Waham individu itu senantiasa dikejar-kejar oleh orang atau sekelompok yang

bermaksud berbuat jahat kepadanya g. Waham sindiran Waham bahwa individu yang bersangkutan itu selalu disindir oleh orang-orang disekitarnya. Biasanya individu yang memiliki waham sindiran itu mencari-cari hubungan antara dirinya dengan individu-individu sekitarnya yang bermaksud menuduh atau menyindir hal-hal yang tak senonoh kepada dirinya Ada beberapa tambahan jenis-jenis gangguan waham: a. Erotomania: waham cinta, biasanya terhadap orang-orang terkenal (bintang film, pejabat) b. Kebesaran (megalomania): punya kelebihan, kekuatan, kekuasaan; penemuan penting; waham keagamaan (pemimpin umat, nabi) c. Cemburu: paranoia, lebih sering pada laki-laki d. Penganiayaan: paling sering; pemarah, benci, menyakiti e. Somatik: dikenal sebagai psikosis hipokondriakal monosimptomatik; sering infeksi (bakteri, virus, parasit); dysmorphofobia (bentuk tidak serasi pada hidung dan dada); bau badan (kulit, mulut, vagina, dsb) Gangguan afektif dibedakan dengan gangguan waham. Gangguan mood bisa sejalan dengan wahamnya, tapi gangguan waham tidak menunjukkan gejala afektif yang menetap seperti pada gangguan mood 5. Gambaran Klinis Status mental Deskripsi umum Orang dengan gangguan waham biasanya berdandan dengan baik dan berpakaian baik, tanpa adanya bukti adanya disintegrasi nyata pada kepribadian atau aktivitas harian .Tetapi mungkin saja terlihat eksentrik, aneh, pencuriga, atau bermusuhan Mood, perasaan dan afek Mood penderita gangguan waham konsisten dengan isi wahamnya. Seorang poenderita dengan waham kebesaran adalah euphoria, seoraang penderita dengan waham kejar adalah pencuriga

Gangguan persepsi dengan gangguan waham tidak memiliki halusinasi yang menonjol atau menentap. Menurut DSM-IV waham raba tau cium mungkin ditemukan jika hal tersebut adalah konsisten dengan waham, sebagai contohnya wahan aromatik tentang bau badan Pikiran Gangguan pikiran pada waham merupakan gejala utama dari gangguan waham biasanya sistematis dan karakteriatiknya adalah dimungkinkan. Sensorium dan kognisi Orientasi Penderita dengan gangguan waham tidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali pada mereka yang memiliki waham spesifik tentang orang, tempat dan waktu Daya ingat Daya ingat dan kondisi kognitif lainnya adalah intak pada pasien dengan gangguan waham Kejujuran Penderita dengna gangguan waham biasanya dapat dipercaya informasinya,kecuali jika hal tersebut membahayakan wahamnya, 6. Differensial diagnosis Penyakit fisik dan neurologic sering disertai dengan waham (ganglia basalis, system limbic) Delirium Demensia Penyalahgunaan alcohol Malingering Skizofrenia Gangguan obsesif kompulsif, gangguan somatoform, dan gangguan kepribadian paranoid 7. Penatalaksanaan: Perawatan di rumah sakit dilakukan dengan tujuan: a Pemeriksaan medis dan neurologis yang lengkap poada penderita untuk

menentukan apakah terdapat kondisi medis nonpsikiatirik yang menyebabkan gangguan waham b Kemampuan untuk pengandalian impuls kekerasan seperti bunuh diri dan membunuh c Perilaku penderita yang telah mempengaruhi kemampuannya untuk berfungsi dala keluarga dan pekerjaannya Farmakoterapi haloperidol, pimozide, lithium, carbamazepin, valproate, risperidon, clozail Psikoterapi 8. Prognosis 50% sembuh dengan pengobatan 20% pengurangan gejala 30% tidak ada perbaikan <25 % menjadi skizofrenia <10% menjadi gangguan mood Factor yang berhubungan dengan prognosis yang baik Tingkat pekerjaan Penyesuaian fungsional yang tinggi Jenis kelamin (wanita) Onset sebelum usia 30 tahun Onset terjadi tiba-tiba Lama penyakit singkat Adanya factor pencetus Waham kejar, somatic dan erotic diperkirakan memiliki prognosi yang lebih baik daripada pasien dengan wahan kebesaarn dan cemburu.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes, Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III.1995.Jakarta; depkes;120-122 2. Sadock, dkk. Sinopsis Psikiatri.1997.Jakarta; Bina aksara;757-770

You might also like