You are on page 1of 10

Manajemen Device Kata Pengantar Salah satu tugas sistem operasi adalah mengontrol operasi operasi piranti input/output

t (I/O) atau device pada sistem komputer. Selain itu sistem operasi mengontrol operasi piranti I/O dengan mengirimkan instruksi ataupun memeriksa status piranti I/O bersangkutan. Selain mengontrol operasi I/O, sistem operasi harus menyediaka antar muka yang mudah dan seragam untuk memudahkan operasi I/O serta menyembunyikan detail perbedaan operasi antar piranti I/O. Bagian ini akan menjelaskan organisasi sistem I/O dari suatu sistem komputer, baik dari segi perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Organisasi Sistem I/O Secara fisik, organisasi sistem I/O pada sistem komputer dapat dibedakan atas : 1.Piranti I/O (Device) Piranti piranti I/O yang terkoneksi ke komputer mempunyai karakteristik khas sesuai dengan fungsi dan teknologi yang digunakannya. Contoh piranti I/O seperti monitor, keyboard, mouse, printer dan scanner. 2.Device Controller (Adapter) Device Controller berfungsi sebagai antarmuka antara piranti I/O denga sistem internal komputer. Device Controller ini merupakan sirkuit digital yang berfugsi mengontrol kerja komponen mekanik ataupun elektris lainnya dari piranti I/O. 3.Bus I/O Bus I/O terdiri atas bus data, alamat dan kontrol yang berfungsi menghubungkan device controller dengan elemen internal komputer seperti prosessor dan memori. Selain itu terdapat juga bus I/O lanjutan atau ekspansi, seperti bus parallel, serial, PS2, yang digunakan untuk berkomunikasi dengan piranti I/O yang bersifat mudah dipindah pindahkan (movable) dan umumnya terletak di luar kotak komputer. Sistem I/O komputer dapat pula ditinjau dari segi organisasi sistem perangkat lunaknya. Pada kebanyakan sistem operasi seperti keluarga keluarga sistem operasi Windows ataupun Linux, sistem perangkat lunak I/O dirancang dalam struktur berlapis dan umumnya terdiri atas lapisan : 1.Lapisan Intterupt Handler Lapisan perangkat lunak ini menangani terjadinya interupsi dan pengalihan eksekusi ke rutin penanganan interupsi, intterupt handler, yang bersesuaian. 2.Lapisan Device Driver Lapisan Device Driver mengimplementasi secara khusus rincian operasi dari masing masing jenis pengendali piranti I/O atau device controller. Lapisan device driver merupakan abstraksi terhadap operasi piranti I/O yang sangat beragam dan menyediakan antarmuka yang seragam untuk piranti I/O yag sejenis. 3.Lapisan Subsistem I/O atau kernel I/O Lapisan ini menyediakan antarmuka atau fungsi I/O yang generik bagi komponen lain sistem operasi maupun aplikasi.

4.Lapisan Pustaka I/O apikasi Lapisan ini mengimplementasi pustaka pengaksesan I/O atau API (Aplication Programming Interface) bagi aplikasi untukmelakukan operasi I/O.

PERANGKAT KERAS I/O


PERANTI I/O Peranti keras I/O atau device pada sistem komputer amatlah beragam. Masing masing peranti I/O memiliki karakteristik seperti gambar di bawah ini.

Gambar penggolongan peranti I/O berdasarkan karakteristiknya

Untuk membedakan karakteristik antara peranti I/O yang satu dengan yang lainnya adalah : 1.Modus Transfer Data berdasarkan kategori ini, peranti I/O dapat dibedakan sebagai peranti I/O dengan modus transfer per karakter ataupun per blok. Pada peranti I/O karakter, unit terkecil transfer data peranti I/O adalah per karakter, sedangkan pada peranti I/O blok, unit terkeci transfer data peranti I/O adalah per blok data. Contoh peranti I/O per karakter adalah terminal keyboard, sedangkan contoh peranti I/O per blok adalah disk magnetik. 2.Metode akses Berdasarkan kategori ini, peranti I/O dapat dibedakan sebagai peranti I/O dengan metode akses skuensial dan metode akses acak.pada peranti I/O dengan metode akses sekuensial, pengaksesan, baik baik baca ataupun tulis, harus dilakkan secara berurutan. Ini berarti untuk membaca suatu data yang terletak pada akhir harus melewatu seluruh bagian data dari awal sampai posisi akhir tersebut, contohnya modem. Sementara pada peranti I/O dengan metode akses acak, pengaksesan dapat langsung melompat ke posisi yang dikehendaki, contohnya CD ROM dan Disk. 3.Jadwal Transfer berdasarkan kategori ini, peranti I/O dapat dibedakan atas peranti I/O sinkron dan peranti I/O asinkron. Peranti I/O sinkron berarti transfer data hanya dapat dilakukan pada interval waktu tertentu, seperti tape disk. Sementara peranti I/O asinkron dapat melakukan transfer data sewaktu waktu dan kapan saja seperti pada perati keyboard. 4.Berdasarkan kategori ini, peranti I/O dapat dibedakan atas peranti I/O teredikasi (dedicated) dan peranti I/O yang digunakan bersama (shared). Peranti I/O yang terdedikasi berarti peranti I/O tersebut hanya dapat digunakan oleh suatu proses pada suatu waktu seperti halnya tape disk. Sementara peranti I/O shared dapat digunakan bersama seperti halnya peranti keyboard. 5.Kecepatan Akses

Berdasarkan kategori ini peranti I/O dapat dibedakan berdasarkan spektrum atu jangkauan kecepatan akses peranti I/O tersebut. Kecepatan suatu peranti I/O tergantung pada sejumlah aspek seperti latency, yang meliputi waktu tunggu di antrean, waktu untuk menunggu kesiapan peranti I/O, kemudian seek time, yaitu waktu untuk mencari lokasi data, transfer rate, yaitu kecepatan transmisi data dari/ke memori, serta waktu tunda antara operasi yang satu dengan operasi berikutnya. 6.Modus Operasi I/O Berdasarkan kategori ini, peranti I/O dapat dibedakan sebagai peranti I/O read-only, write-only, serta read-write. Peranti I/O read-only hanya dapat melalukan operasi input saja seperti CDROM. Peranti I/O write-only dapat melakukan operasi output saja seperti graphic controller. Peranti I/O read-write dapat melakukan operasi input dan output seperi peranti peyimpanan atau disk.

gambar variasi keceptan berbagai peranti I/O

Selain karakteristik di atas, peranti I/O dapat dibedakan berdasarkan fungsionalaitas sebagai berikut : 1.Peranti antar muka pengguna yaitu peranti yang menjembatani interaksi langsung antara pengguna, umumnya manusia dengan sistem komputer, yang dapat dibedakan lebih lanjut menjadi peranti input, seperti keyboard, mouse, scaner dan seperti peranti output seperti monitor, printer. 2.Peranti transmisi yaitu peranti yang berfungsi untuk mentransmisikan data secara internal maupun eksternal ke perangkat komputasi lainnya. Contohnya adalah NIC (network interface card) dan modem. 3.Peranti penyimpanan data yaitu peranti yag berfungsi untuk penyimpanan data. Contohnya adalah Hardisk, flash memory, CDROM, DVDROM, serta floppy disk. DEVICE CONTROLLER Device controller merupakan bagian dari organisasi fisik sistem I/O yang berfungsi sebagai pengendali sistem digital terhadap peranti I/O dan juga bertanggung jawab atas komunikasi data antara peranti I/O dan sistem internal komputer. Device controller disisi perangkat keras dan device driver di sisi perangkat lunak, merupakan tandem yang mengabstraksi sepenuhnya pengaksesan ke peranti fisik I/O. Device controller dapat berupa suatu kartu rangkaian digital maupun chipset yang ditempatkan pada rangkaian induk sistem komputer, mainboard, ataupun di peranti I/O. Umumnya satu device controller dapat mengelola satu atau lebih peranti I/O yang sejenis. Port controller merupakan device controller khusus yang mengatur pengiriman data antara bus I/O internal, misalnya PCI bus, dengan bus eksternal, seperti bus paralel, bus serial, dan bus USB.

BUS I/O Bus I/O terdiri atas bus data, alamat, dan kontrol yang berfungsi menghubungkan device controller dengan elemen internal komputer seperti prosessor dan memori. Selain itu, untuk sejumlah peranti I/O diperlukan bus ekspansi untuk menghubungkan sistem internal komputer dengan peranti I/O. Contoh bus ekspansi adalah bus IDE, SCSI, bus serial, paralel dan USB. Komunikasi data lewat bus khusus ini masing masing diatur oleh port controller. Secara fisik bus ekspansi di atas umumnya berbentuk kabel, sedangkan port controller berupa kepingan chipset pada mainboard. Gambar kepingan chipset pada mainboard (port controller)

Pengelamatan peranti I/O Untuk mengakses peranti I/O, yaitu membaca atau menulis data ke peranti I/O maka peranti I/O butuh diberi alamat khusus. Sesungguhnya yang diberi alamat adalah register register pada device controller-nya. Ada 2 macam metode untuk memberi pegalamatan pada peranti I/O : 1.Dirrect-mapped I/O addressing Pada skema pengelamatan ini, peranti I/O memiliki ruang alamat yang terpisah dari alamat memori. Jadi sistem komputernya akan memiliki ruang alamat memori dan ruang alamat peranti I/O yang berdiri sendiri sendiri. 2.Memory-mapped I/O addressing pada skema pengelamata ini, peranti I/O memiliki alamat yang merupakan bagian dari ruang alamat memori secara global. Dalam model ini, bagian tertentu dari ruang alamat memori memiliki alokasi khusus sebagai alamat dari peranti peranti I/O.

Contoh gambar pengelamatan peranti I/O

METODE TRANSFER DATA

Salah satu hal yang cukup penting dalam menentukan kinerja sistem I/O adalah mekanisme transfer data dari peranti I/O ke bagian internal sistem komputer. Gambar di bawah akan menunjukan penanganan transfer data I/O pada umumnya.

Gambar berbagai methode transfer data

1.Programmed I/O atau Pooling Prosessor bertanggung jawab atas pemeriksaan atas selesainya operasi transfer data yang dilakukan oleh device controller serta bertaggung jawab atas pemindahan data dari atau ke memori utama. Jadi prosessor memberi instruksi transfer data ke device controller dan harus memeriksa terus menerus status device controller untuk mengetahui kesiapan transfer data ke memori utama. Jika data telah siap di transfer maka prosessor akan memindahkan data ke memori. Pemindahan data ke memori perlu dikendalikan oleh prosessor karena device controller tidak punya kendali atau hak akses langsung terhadap jalur ke memori utama. Teknik ini tidak efisien untuk transfer blok data yang besar. 2.Interrupt Driven I/O Prosessor hanya bertanggung jawab atas pemindahan data ke atau dari memori utama. Jadi prosessor memberikan instruksi tranfer data ke device controller dan melanjutkan instruksi proses lainnya. Prosessor tidak perlu memeriksa ketersediaan data ke device controller, justru device controller akan mengeluarkan sinyal interupsi ke prosessor jika data sudah tersedia untuk disalinkan ke memori utama. 3.DMA (Direct Memory Access) Metode transfer ini membebaskan prosessor sepenuhnya dari pengontrolan transfer data I/O. Sebagai gantinya diperlukan tabahan perangkat keras DMA controller yang memiliki kendali atas bus iternal dan jalur ke memori utama. Jika data sudah ditransfer ke memori utama, DMA controller akan menginterupsi prosessor sebagai informasi bahwa data I/O yang diminta oleh proses sebelumnya telah tersedia di memori utama. Langkah lagkah transfer data dari disk dengan teknik DMA dan dijeaskn sebagai berikut : a)Pertama, suatu proses yang sedang berjalan melakukan operasi I/O dengan memanggil salah satu fungsi device driver untuk melakukan transfer data dari disk ke buffer X di memori utama. b)Device driver menginstruksikan disk controller untuk transfer data sebesar C byte dari disk ke lokasi buffer X di memori utama. c)Disk controller akan menginisialisasi transfer DMA. Langkah ini meliputi DMA controller mengirimkan DMA request ke prosessor. Selanjutnya prosessor akan mengisi DMA controller dengan informasi transfer data, dan DMA akan mengirimkan sinyal DMA acknowledge, sebagai ijin untuk memakai bus sistem (prosessor memory bus). d)Selanjutnya DMA controller akan mengatur perpindahan setiap word data dari disk controller ke lokasi buffer X ke memori utama. Dalam aktivitas ini terjadi kompetesi pemakaian bus sistem dengan proses yang sedang menggunakan prosessor. e)Jika sudah selesai, DMA mengeluarkan sinyal interupt kepada prosessor dan mengembalikan hak pemakaian bus sistem ke prosessor.

Gambar mekanisme transfer data DMA

PERANGKAT LUNAK I/O


TUJUAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK I/O Organisasi perangkat lunak sistem I/O pada sistem komputer disusun secara berlapis. Ini berkaitan dengan tujuan dari sistem perangkat lunak I/O yang antara lain : 1.Device Independece Tujuan ini dicapai dengan membangun lapisan bawah perangkat lunak sistem I/O, yaitu interupt handler dan device driver sedemikian rupa sehingga lapisan perangkat lunak I/O diatasnya tidak membutuhkan pengetahuan tentang rincian operasi peranti I/O yang sangat beragam. Ini berarti ketika menulis program yang terletak di lapisan atas misalnya program untuk menyimpan atau membaca berkas, tidak diperlukan untuk membuat berbagai versi program atau fungsi untuk setiap peranti penyimpanan data yang berbeda. 2.Uniform Naming Tujuan lain yang hendak dicapai adalah penamaan yang seragam untuk berkas yang disimpan di berbagai jenis media penyimpanan yang berbeda. Jadi nama berkas yang digunakan tetap sama, tidak memandang apakah disiman di floppy disk, harddisk, CDROM, DVDROM, ataupun di memori stick kamera. 3.Error Handling Tujuan lain yang ingin dicapai adalah bagaimana menangani kesalahan, terutama kesalahan baca yang ditemui pada operasi I/O. kesalahan ditangani pada semua lapisan perangkat lunak system I/O. sedapat mungkin kesalahan baca dikoreksi pada tingkat perangkat keras. Jika device controller masih menemukan kesalahan data, maka ditingkat ini juga kesalahan akan dikoreksi. Jika setelah itu masih ditemukan adanya kesalahan, maka device driver juga turut berperan dalam mengoreksi kesalahan baca yang terjadi. 4.Transfer Sinkron vs Asinkron Masalah transfer sinkron atau asinkron merupakan pertimbangan yang penting dalam perancangan perangkat lunak system I/O. suatu operasi dikatakan sinkron apabila operasi tersebut dapat melanjutkan eksekusinya hanya setelah permintaannya terpnuhi. Dan pada operasi asinkron operasi tersebut dapat berjalan sekalipun permintaannya masih belum terpenuhi atau masih diproses. Pada transfer data asinkron, prosesor memulai transfer data dan menjalankan proses lainnya sampai mendapat sinyal bahwa operasi transfer data sudah selesai. Begitu sinyal diterima, prosesor baru

memproses atau menyelesaikan penanganan transfer data tersebut. Kebanyakan peranti I/O menggunakan transfer data asikron. Pada transfer sinkron, prosesor akan berhenti sampai data yag diperlukan tersedia di buffer memori. 5.Shareable vs Dedicated Device Hal terakhir yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan perangkat lunak system I/O adalah apakah suatu peranti I/O bersifat shareable atau dedicated. Suatu peranti I/O dikatakan shareable jika dapat digunakan oleh beberapa pengguna pada saat bersamaan. Contohnya adalah pembacaan berkas berkas yang terdapat pada suatu disk pada pengguna computer secara bersamaan. Sebaliknya pada peranti I/O dedicated, hanya satu pengguna yang dapat menggunakan peranti I/O pada suatu waktu sampai tugasnya selesai. Contohnya adalah peranti printer. Sekalipun sejumlah proses memasukan tugas pencetakan suatu printer secara bersamaan, tugas pencetakan tersebut akan tetap dilakukan satu per satu secara berurut. Berikut akan dibahas kompone perangkat lunak system I/O pada system computer, yaitu : interrupt handler, device driver dan kernel I/O. 1. Lapisan Interupt Handler Lapisan ini bertujuan untuk mencapai operasi I/O yang asinkron. Lapisan perangkat lunak ini menangani terjadinya interupsi dan pengalihan eksekusi ke rutin penanganan iterupsi, interrupt handler, yang bersesuaian. Fasilitas interupsi memukinkan transfer data peranti I/O dilakukan secara asinkron sehingga prosesor tidak harus idle selama terjadi proses I/O. proses yang melakukan transfer data I/O akan beralih ke status blocked selama transfer data I/O berlangsung dan prosesor dapat dialokasikan ke prose lain. Jika transfer data I/O telah selesai maka interupsi akan dibangitkan terhadap prosesor, sehigga prosessor akan menunda eksekusinya dan beralih mengeksekusi rutin penanganan interupsi yag akan mengalihkan proses yang akan meminta operasi I/O yang statusnya dari blocked menjadi ready. Setelah itu, penjadwalan prosesor akan dilakukan dan eksekusi prosesor dapat beralih ke proses yang terkena iterupsi atau ke proses yang operasi I/Onya telah selesai atau ke proses lainnya. 2. Lapisan Device Driver Lapisan device driver membantu perangkat lunak system I/O untuk mencapai ketidaktergantungan dengan keberagaman peranti I/O. lapisan device driver mengimplementasi secara khusus rincian dari operasi masing masing jenis pengendali peranti I/O atau device controller. Jadi setiap device controller akan ditangani oleh suatu device driver yang khusus. Lapisan device driver merupakan abstraksi terhadap operasi peranti I/O yang sangat beragam dan menyediakan antarmuka yang seragam untuk peranti I/O yang sejenis. Jika ada perubahan konfigurasi peranti fisik I/O maka cukup device driver-nya yang diganti sedangkan lapisan perangkat lunak I/O atasnya tidak perlu dimodifikasi. Kemudahan seperti ini dapat dicapai dengan merumuskan bersama antarmuka generic untuk setiap jenis device driver di antara vendor vendor peranti I/O. Misalnya 2 jenis graphics card dari vendor yang berbeda akan emiliki device driver yang menyedikan set fungional minimal utuk pengaksesan graphic card. Ini memungkinkan perangkat lunak I/O di atas lapisan device driver tidak perlu menangani perbedaan antar graphic card dari vendor yang berbeda sehingga device independency dapat tercapai.

3. Lapisan Subsistem I/O atau kernel I/O Lapisan kernel I/O mengimplementasi fungsi fungsi manajemen system I/O untuk bersifat umum dan tidak tergantung pada spesifikasi dan arsitektur dari system komputernya. Lapisan ini menyediakan antarmuka atau fungsi I/O yang generic bagi komponen lain system operasi maupun aplikasi. Fungsi fungsi yang diimplementasi oleh lapisan subsistem I/O antara lain fungsi penamaan peranti I/O, proteksi, pelaporan kesalahan. Adanya keseragaman fungsi memudahkan implementasi komponen lain system operasi maupun aplikasi yang melakukan operasi I/O. 4. Lapisan pustaka I/O aplikasi Lapisan ini mengimplementasi pustaka pengaksesan I/O atau API (Aplication Programming Interface) bagi aplikasi untuk melakukan operasi I/O. lapisan ini memudahkan pemrogaman aplikasi, karena pengaksesan ke berbagai macam peranti yang berbeda menggunakan operasi (primitive) yang sama. Sebagai contoh, pustaka Win32 sub system yang menyediakan API untuk operasi I/O dan juga operasi grafis pada system operasi keluarga Windows. Manajemen Device Manajemen device memiliki fungsi fungsi yng diimplementasikan pada lapisa kernel I/O. fungsi fungsi tersebut adalah : 1. Scheduling Salah satu fungsi manajemen device yang melakukan penjadwalan penggunaan suatu peranti I/O. jika suatu proses akan menggunakan suatu peranti I/O maka proses tersebut akan melakukan system call kepada system operasi. System call yang berhubungan dengan layanan I/O selanjutnya akan membuat suatu I/O request. Jika peranti I/O yang hendak diakses sedang sibuk melayani I/O request proses lain maka I/O request tersebut akan dimasukkan ke dalam antrian peranti I/O yang bersangkutan. Kernel I/O bertugas untuk melakukan penjadwalan I/O request jika peranti I/O sudah menyelesaikan I/O request sebelumnya. 2. Buffering Yaitu menampung sementara data operasi I/O, baik operasi baca ataupun tulis di memori utama. Pada mekanisme buffering, data yang hendak dibaca atau ditulis ke peranti I/O disalin ke memori utama sebelum dipindahkan ke tujuan akhirnya. Contoh: data keluaran dari program aplikasi yang hendak disimpan kesuatu berkas di disk ataupun data yang hendak disalin dari suatu floppy disk ke hardisk. Beberapa keuntungan dari mekanisme buffering adalah : a. Mengatasi perbedaan kecepatan antar peranti I/O Mekanisme buffering mengatasi masalah perbedaan kecepatan ini dengan menawarkan komunikasi data secara tidak langsung atau asinkron. Data yang dikirim dari perati I/O asal akan disimpan di memori utama terlebih dahulu mengikuti kecepatan transfer dari peranti I/O asal. Pengiriman data dari memori utama akan dilakukan jika peranti I/O tujuan sudah siap dan dilakukan sesuai dengan kecepatan transfer peranti I/O tujuannya. b. Mengatasi perbedaan banwith transfer antar peranti I/O Contoh : o Data keluaran program aplikasi yang hendak dikirim lewat kabel jaringan computer. Kartu jaringa hanya dapat mengirimkan data dalam bentuk paket paket berukuran kecil. Data keluaran dari program butuh dipecah

pecah dalam betuk paket kecil dan di-buffer di memori sambil menunggu gilirannya untuk dikirim. o Penyipanan data ke piringan disk magnetis yang mengharuskan data ditransfer per block data, seperti per 512 byte. Jika data yang hendak disimpan diperoleh dari keyboard, yang pemasukan datanya perkarakter maka data data yang dimasukkan dari keyboard harus di buffer dahulu sampai terpenuhi ukuran 1 blok, baru data dikirimkan untuk disimpan ke disk. a. Mempertahankan semantic penyalinan data Buffering menyederhanakan pula penanganan penyalinan data antar peranti I/O. tanpa buffering maka kernel I/O harus mengetahui penyalinan data dari suatu jenis peranti I/O kesemua jenis peranti I/O lainnya. Jika ada N jenis peranti I/O yang berbeda maka kernel I/O harus mengetahui N(N-1)/2 model penyalinan data yang berbeda antar peranti I/O. dengan menggunakan memori utama sebagai media perantara penyalinan maka semantic yang perlu diikuti adalah penyalinan data antara perani I/O dan memori. Hal ini dapat pula mengurangi kompleksitas kernel I/O karena hanya memerlukan N model penyalinan yang berbeda. 1. Caching Secara umum, pengaksesan peranti I/O lebih lambat dibandingkan pengaksesan memori utama. Caching merupakan salah satu kunci dalam meningkatkan kecepatan pengaksesan peranti I/O. Pada mekanisme caching, data yang akan diakses dari peranti I/O akan disalin ke memori utama dan disebut dengan cache memory, bahkan sebelum data tersebut akan digunakan oleh proses. Pada saat operasi baca terhadap operasi I/O maka kernel I/O akan memeriksa apakan data yang hendak dibaca sudah ada di cache memory. Jika sudah ada maka data akan diambil dari memori, cache memory tanpa harus membaca dari peranti I/O lagi. Pengaksesan peran I/O hanya terjadi jika data yang hendak diakses ternyata belum ada di cache memory. Jika hal ini terjadi maka kernel I/O akan memperbarui isi cache memory secara blok supaya probabilitas hit tetap tinggi. Hit adalah kondisi dimana data yang hendak diakses ternyata ada di cache memory. 2. Spooling Pada mekanisme spooping setiap proses akan tetap mengirimkan data ke piranti I/O bersangkutan sehingga prosesnya sendiri tidak blocked. Tapi karena piranti I/O-nya sedang sibuk maka kernel I/O akan menampung dahulu data yang akan dikirimkan ke piranti I/O dan menempatkannya dalam suatu antrian. Jika piranti I/O-nya sudah tidak sibuk maka data yang telah di spooling oleh kernelI/O tidak akan hilang. 3. Device Reservation Karena kebanyakan pemakaian piranti I/O bersifat eksklusif maka kernel I/O juga harus memastikan selama pengaksesan piranti I/O oleh suatu proses, tidak ada intervensi dari proses lainnya. Krnel I/O bertanggung jawab memelihara dan mengaudit tatus sert pemakaian suatu piranti I/O sehingga tidak terjadi pemakaian yang tumpang tindih. Selain itu, kernel I/O memastikan pemakaian dan reservasi suatu piranti I/O tidak membuat kondisi deadlock terhadap system computer. 4. Error Handling Pada operasi I/O, data dpat rusk di piranti I/O ataupun selama pross pengiriman. Kernel bertugas pula menangani kerusakan kerusakan data yang masih dapat diperbaiki. Selain itu,

pengiriman data I/O amatlah rentan terhadap kesalahan. Kernel I/O bertugas untuk memulihkan keadaan yang bermasalah dan mencatat atau melaporkan kesalahan kepada pengguna.

You might also like