You are on page 1of 37

LAPORAN KELOMPOK PUSKESMAS PROGRAM PENDIDIKAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Program Imunisasi

Disusun Oleh: Nofitayanti Dwi Utami Fatimatasari Rusni Serly Marlyantika Diyah Intan Pradini Putu Ayu Andayani Rima Setiariza Wahyu Asti Aji Eva Jaya Estriana Fitria Aprilia Mila Yatina Lusi Mulyasari 090200414 090200419 090200421 10200551 10200359 080200265 090200373 090200376 090200377 090200380 090200382 090200385

PROGRAM STUDI DIII ILMU KEBIDANAN STIKES ALMA ATA YOGYAKARTA 2011/2012

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KELOMPOK PUSKESMAS PROGRAM PENDIDIKAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Program Imunisasi

Laporan Kelompok Program Pendidikan Kebidanan Komunitas (PPKK) Telah Memenuhi Persyaratan dan disetujui Tanggal.........................

Menyetujui,

Pembimbing Institusi

Pembimbing Lahan

Sri Marwanti, S. Si T

Susi Ida,

Penanggungjawab PPKK Tahun Ajaran 2011/2012

Nining Sulistyawati, S. ST

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KELOMPOK PUSKESMAS PROGRAM PENDIDIKAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Program Imunisasi

Laporan Kelompok Program Pendidikan Kebidanan Komunitas (PPKK) Telah Memenuhi Persyaratan dan disetujui Tanggal.........................

Mengesahkan,

Ketua Prodi Kebidanan STIKES Alma Ata Yogyakarta

Kepala Puskesmas Pajangan

Nur Indah Rahmawati, S. ST

drg. Tutik Waluyaningsih

Mengetahui, Ketua STIKES Alma Ata Yogyakarta

Prof. Dr. Hamam Hadi, MS., Sc. D

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui Pembangunan Nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan dan kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya. Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari satu daerah ke daerah lain atau satu Negara ke Negara lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan dengan hasil yang efektif. Upaya imunisasi diselengarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Upaya ini merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effective. Dengan upaya imunisasi terbukti bahwa penyakit cacar telah terbasmi dan Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974. Mulai 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi program pengembangan imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu, tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B. Walaupun PD3I sudah dapat ditekan, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata. Kegagalan untuk menjaga tingkat cakupan imunisasi yang tinggi dan merata dapat menimbulkan letusan atau kejadian luar biasa (KLB) PD3I. Untuk itu, upaya imunisasi perlu disertai dengan upaya surveilans epidemiologi agar terjadinya peningkatan kasus penyakit atau terjadinya KLB dapat terdeteksi dan segera diatasi. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab atas pelaksanaan program imunisasi tingkat pertama. Selain sebagai pelaksana program, Puskesmas juga bertanggung jawab atas

upaya surveilains epidemiologi melalui pencatatan dan pelaporan dalam bentuk PWS Imunisasi. Melalui makalah ini penyusun mencoba menganalisa hasil PWS Imunisasi untuk mengetahui cakupan kegiatan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Pajangan,

menyimpulkan penyebab ketidak tercapaian target dan menentukan program kesehatan yang sesuai dengan masalah imunisasi yang terjadi. B. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pelaksanaan program imunisasi diwilayah kerja Puskesmas Pajangan. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui rencana program imunisasi Puskesmas Pajangan. b. Mengetahui pelaksanaan kegiatan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Pajangan. c. Menganalisa penyebab masalah ketidaktercapaian program imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Pajangan. d. Menentukan program kesehatan yang sesuai dengan masalah yang terjadi.

BAB II TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 1. Definisi Batasan yang paling tua, dikatakan bahwa kesehatan masyarakat adalah upayaupaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan. Batasan lain disampaikan oleh ikatan dokter Amerika (1948), kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalaui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Batasan ini mencakup pula usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit. Dari perkembangan batasan kesehatan masyarakat seperti tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial dan itulah cakupan illmu kesehatan masyarakat. 2. Faktor derajat kesehatan masyarakat Kesehatan dipengaruhi oleh: a. Lingkungan b. Perilaku c. Pelayanan kesehatan d. Genetik B. KONSEP DASAR PUSKESMAS 1. Pengertian Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. 2. Visi dan Misi a. Visi Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat.

b. Misi 1) Menggerakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya 2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya 3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan 4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat 3. Tujuan Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional 4. Fungsi a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan b. Pusat pemberdayaan masyarakat c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama 5. Kedudukan Puskesmas a. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Kedudukan puskesmas dalam SKN adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan UKP dan UKM di wilayah kerjanya. b. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota Dalam SKD, puskesmas adalah UPT dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan tugas pembantuan kesehatan kabupaten/kota. c. Sistem Pemerintahan Daerah Puskesmas sebagai UPT Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang merupakan unit struktural pemerintah daerah kabupaten/kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan. d. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama 1) Mitra bagi pelayanan kesehatan swasta strata I 2) Pembina bagi sarana pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat 6. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan a. Upaya kesehatan wajib 1) Upaya promosi kesehatan

2) Upaya kesehatan lingkungan 3) Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB 4) Upaya perbaikan gizi masyarakat 5) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 6) Upaya pengobatan b. Upaya kesehatan pengembangan 1) Upaya kesehatan sekolah 2) Upaya perawatan kesehatan masyarakat 3) Upaya kesehatan kerja 4) Upaya kesehatan gigi dan mulut 5) Upaya kesehatan jiwa 6) Upaya kesehatan mata 7) Upaya kesehatan usia lanjut 8) Upaya pembinaan pengobatan tradisional c. Upaya kesehatan penunjang 1) Upaya Laboratorium Medis dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat 2) Upaya Pencegahan dan Pelaporan (SIK dan SP2TP) C. PROGRAM IMUNISASI 1. Pengertian Umum Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. (Depkes RI 2005). Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin kedalam tubuh manusia, untuk mencegah penyakit. (Depkes-Kessos 2000). Vaksin adalah suatu produk biologic yang terbuat dari kuman, komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan dan berguna untuk merangsang pembentukan kekebalan tubuh seseorang. (Depkes RI 2005).

2.

Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) a. Difteri Adalah penyakit yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphteriae dengan gejala panas lebih kurang 380C disertai adanya pseudo membrane (selaput tipis) putih keabu-abuan pada tenggorokan (laring, faring, tonsil) yang tak mudah lepas dan mudah berdarah. Dapat disertai nyeri menelan, leher membengkak seperti lehr sapi (bull neck) dan sesak nafas disertai bunyi (stridor) dan pada pemeriksaan apusan tenggorok atau hidung terdapat kuman difteri. b. Pertusis Adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bardetella pertusis dengan gejala batuk beruntun dan pada akhir batuk menarik napas panjang terdengar suara hup (whoop) yang khas, biasanya disertai muntah. Serangan batuk lebih sering pada malam hari. Akibat batuk yang berat dapat terjadi perdarahan selaput lendir mata (konjunctiva) atau pembengkakan disekitar mata (oedem periorbital). Lamanya batuk biasanya mencapai 1-3 bulan dan penyakit ini sering disebut penyakit 100 hari. Pemeriksaan Lab pada apusan lendir tenggorokan dapat ditemukan kuman pertusis (Bordetella pertussis). c. Tetanus Adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani dengan terdiri dari tetanus neonatorum dan tetanus. d. Tuberculosis Adalah penyakit yang disebabkan Myobacterium tuberculosa menyebar melalui pernapasan lewat bersin atau batuk, gejala awal adalah lemah badan, penurunan berat badan, demam dan keluar keringat pada malam hari. Gejala selanjutnya adalah batuk terus menerus, nyeri dada dan dapat terjadi batuk darah. e. Campak Adalah penyakit yang disebabkan oleh virus measles, disebarkan melalui droplet bersin atau batuk dari penderita. Gejala awal penyakit adalah demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, conjunctiva (mata merah), selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ke tubuh, tangan serta kaki.

f. Poliomyelitis Adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio tipe 1, 2, atau 3. Secara klinis penyakit polio adalah penyakit pada anak di bawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh layu akut (acute flaccid paralysis/AFP). Penyebaran penyakit melalui kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi. Kelumpuhan dimulai dengan gejala demam, nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit. Kematian bisa terjadi jika otot-otot pernapasan terinfeksi dan tidak segera ditangani. g. Hepatitis B Adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati. Penyebaran penyakit terutama melalui suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi selama proses persalinan, melalui hubungan seksual. Infeksi pada anak biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala yang ada adalah lemah, gangguan perut dan gejala lain seperti flu, urine menjadi kuning, kotoran menjadi pucat. Warna kuning bisa terlihat juga pada mata ataupun kulit. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan Cirrhosis hepatis, kanker hati dan menimbulkan kematian. h. Meningitis Meningokokkus Adalah penyakit akut radang selaput otak yang disebabkan oleh bakteri Meissiria meningitis. i. Demam Kuning (Yellow Fever) Adalah penyakit infeksi virus akut dengan durasi pendek (inkubasi 3 sd 6 hari) dengan tingkat mortalitas yang bervariasi, disebabkan oleh virus demam kuning dari genus Flavivirus, family Flaviviridae. Vektor perantara adalah Aedes aegypti. Ikterus sedang ditemukan pada awal penyakit. Beberapa kasus berkembang menjadi stadium intoksikasi yang lebih berat ditandai dengan gejala hemoragik seperti epistaksis, perdarahan gingival, hematemesis, melena, gagal ginjal dan hati. 3. Pengendalian PD3I Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisai berdasarkan Kepmenkes No. 1611/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi.

a. Tujuan Umum Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) b. Tujuan Khusus 1) Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 82% secara merata pada bayi 100% desa/kelurahan pada tahun 2011. 2) Tercapainya eliminasi tetanus maternal dan neonatal (Maternal Neonatal Tetanus Elimination/MNTE) (insidens dibawah 1/1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun) di tingkat kabupaten/kota pada tahun 2012 3) Eradikasi Polio 4) Tercapainya reduksi campak 5) Memberikan kekebalan efektif bagi semua orang yang melakukan perjalanan berasal dari atau ke Negara endemis demam kuning. 6) Memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit Meningitis meningokokus tertentu pada calon jemaah haji. 7) Menurunkan angka kematian pada kasus gigitan hewan penular rabies. c. Strategi 1) Memberikan akses (pelayanan) kepada masyarakat dan swasta. 2) Membangun kemitraan dan jejaring kerja. 3) Menjamin ketersediaaan dan kecukupan vaksin, peralatan rantai vaksin dan alat suntik. 4) Menerapkan sistem pemantauan wilayah setempat (PWS) untuk menentukan prioritas kegiatan serta tindakan perbaikan. 5) Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga profesional/terlatih. 6) Pelaksanaan sesuai dengan standar. 7) Memanfaatkan perkembangan metode dan teknologi yang lebih efektif berkualitas dan efisien. 8) Meningkatkan advokasi, fasilitasi dan pembinaan.

d. Pokok-pokok kegiatan 1) Imunisasi rutin: a) Adalah kegiatan imunisasi yang secara rutin dan terus menerus harus dilakukan pada periode waktu yang telah ditentukan. b) Berdasarkan kelompok usia sasaran, imunisasi rutin dibagi menjadi : rutin pada bayi, wanita usia subur, dan anak sekolah 2) Imunisasi tambahan, adalah kegiatan imunisasi yang dilakukan atas dasar ditemukannya masalah dari hasil pemantauan atau evaluasi. Kegiatan ini sifatnya tidak rutin, membutuhkan biaya khusus dan kegiatannya dilaksanakan pada suatu periode tertentu. Yang dimaksud dalam kegiatan imunisasi tambahan adalah : a) Backlog fighting adalah upaya aktif melengkapi imunisasi dasar pada anak yang berumur 1 - 3 tahun. Sasaran prioritas adalah desa/kelurahan yang selama 2 tahun berturut turut tidak mencapai desa UCI b) Crash program ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi secara cepat untuk mencegah terjadinya KLB. Kriteria pemilihan lokasi adalah : 1. Angka kematian bayi tinggi dan angka PD3I tinggi; 2. Infrastruktur (tenaga, sarana, dana kurang); 3.Desa yang selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai target UCI 3) Imunisasi dalam penanganan KLB (Outbreak Response Imunization/ORI) 4) Kegiatan imunisasi khusus a) Pekan Imunisasi Nasional (PIN) b) Sub Pekan Imunisasi Nasional c) Cacth-up campaign campak 4. Vaksin Pengertian Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman (bakteri, virus atau riketsia), atau racun kuman (toxoid) yang telah dilemahkan atau dimatikan dan akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.

a. Jenis-Jenis Vaksin 1) Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine), untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosa. 2) Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus), untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri, pertusis dan tetanus. 3) Vaksin TT (Tetanus Toksoid), untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus. 4) Vaksin DT (Difteri dan Tetanus), untuk pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus. 5) Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine), untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis. 6) Vaksin Campak, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak. 7) Vaksin Hepatitis B, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B. 8) Vaksin DPT/HB, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.

b. Jadwal Pemberian Imunisasi Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi


Vaksin Pemberian Imunisasi 1x Selang Waktu Pemberian 0-11 bulan 0.05 cc Umur Dosis Tempat Suntikan Lengan kanan atas luar, intrakutan DPT/HB 3x (DPT/HB 1, 2, 3) 4 Minggu 2-11 bulan 0.5 cc Paha tengah luar sebelah kiri, Intramuskular IPV 4x (IPV 1, 2, 3, 4) Campak 1x 1-3 Minggu 2-11 bulan 9-11 bulan Hepatitis B 1x Hep.B 0 0-7 hari 0.5 cc 0.5 cc 0.1cc Paha kanan, intramuskular Lengan kiri, Subkutan Paha tengah luar sebelah kanan,, Intramuskular

BCG

Jadwal Pemberian Imunisasi Pada WUS Pemberian Imunisasi TT1 TT2 4 minggu setelah TT1 TT3 6 bulan setelah TT2 TT4 1 tahun setelah TT3 TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun 0.5cc 10 tahun 0.5cc 5 tahun 0.5cc 3 tahun Selang Waktu Pemberian Masa Perlindungan 0.5 cc 0.5cc Dosis

Jadwal Pemberian Imunisasi Anak SD & Yang Sederajat Vaksinasi Pemberian Imunisasi Kelas 1 Campak 1x DT 1x Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 c. Kerusakan Vaksin Vaksin Sensitif Beku Vaksin Pada Suhu Dapat Bertahan Selama Hepatitis B, DPT- -0.5 0C HB DPT, DT, TT DPT, DPT-HB, DT -5 0C s/d -10 0C Max 1.5 2 jam Beberapa 0C di atas 14 hari suhu udara luar Max jam Td 1x Td 1x TT 1x 0.5 cc 0.5 cc 0.5 cc 0.5 cc 0.5 cc Dosis

(ambient temperature < 34 0C) Hepatitis B & TT beberapa 0C di atas 30 hari suhu udara luar

(ambient temperature < 34 0C)

Vaksin Sensitif Panas Vaksin Pada Suhu


0

Dapat Bertahan Selama

Polio

beberapa suhu < 34 0C)

C diatas luar

2 hari

udara

(ambient temperature
0

Campak & BCG

beberapa suhu < 34 0C)

C diatas luar

7 hari

udara

(ambient temperature

d. Alat Pemantau Suhu Untuk Mengetahui Kondisi Vaksin 1) Vaccine Vial Monitor (VVM) a) VVM adalah alat pemantau paparan suhu panas, fungsi: untuk memantau suhu vaksin selama dalam perjalanan maupun dalam penyimpanan. b) VVM ditempelkan pada setiap vial vaksin. c) Mempunyai bentuk lingkaran dengan bentuk segi empat pada bagian dalamnya. d) Diameter VVM sekitar 0,7 cm (7mm) e) VVM mempunyai karakteristik yang berbeda, spesifik untuk tiap jenis vaksin. f) Setiap jenis vaksin mempunyai VVM tersendiri. 2) Termometer Muller a) Suatu alat pengukur suhu tanpa menggunakan sensor pengukur. b) Dimasukkan ke dalam lemari es atau freezer, digunakan untuk memantau suhu selama pengiriman vaksin atau pada saat penyimpanan. 3) Freeze Watch a) Suatu alat pemantau suhu dingin di bawah 00C.

b) Alat ini menggunakan cairan berwarna biru sebagai indikator, bila freeze watch terpapar suhu di bawah 00C maka latar belakang putih yang ada berubah menjadi biru, kadaluarsa adalah 5 tahun dari tahun produksi. 4) Freeze Tag a) Suatu alat pemantau suhu dingin di bawah 00C. b) Digerakkan dengan baterai 1,5 volt yang dapat bertahan selama 3 tahun, menggunakan sistem elaktronik dengan menampilkan tanda rumput () atau silang (X). c) Bila tanda rumput pada monitor berubah menjadi tanda silang hal ini menandakan bahwa sudah terpapar pada suhu di bawah 00C selama lebih dari 1 jam. e. Cara Pemeriksaan Vaksin UJI KOCOK ( Shake Test) Dilakukan untuk meyakinkan apakah vaksin tersangka beku masih layak digunakan atau tidak. Cara melakukan uji kocok: 1) Pilih satu contoh dari tiap tipe dan batch vaksin yang dicurigai pernah beku, utamakan dengan evaporator dan bagian lemari es yang paling dingin. Beri label Tersangka Beku. Bandingkan dengan vaksin dari tipe dan batch yang sama yang sengaja dibekukan hingga beku padat seluruhnya dan beri label Dibekukan. 2) Biarkan contoh Dibekukan dan vaksin Tersangka Beku sampai mencair seluruhnya. 3) Kocok contoh Dibekukan dan vaksin Tersangka Beku secara bersamaan. 4) Amati contoh Dibekukan dan vaksin Tersangka Beku bersebelahan untuk membandingkan waktu Pengendapan (umumnya 5-30 menit) 5) Bila terjadi: a) Pengendapan vaksin Tersangka Beku lebih lambat dari contoh Dibekukan: vaksin dapat digunakan. b) Pengendapan vaksin Tersangka Beku lebih cepat dari contoh Dibekukan: vaksin jangan digunakan, vaksin sudah rusak.

6) Harus melakukan uji kocok untuk tiap vaksin yang berbeda batch dan jenis vaksinnya dengan kontrol Dibekukan yang sesuai. f. Penanganan Vaksin Rusak Vaksin yang disebut rusak adalah sebagai berikut: 1) Vaksin yang sudah menunjukkan indikator VVM pada tingkat C dan D berarti sudah rusak dan tidak dapat digunakan lagi. 2) Vaksin yang sudah lewat tanggal kadaluarsa ( expiry date) 3) Vaksin yang beku 4) Vaksin yang pecah Vaksin yang rusak dikeluarkan dari lemari es, kemudian dilaporkan kepada atasan petugas. Jika sedikit dapat dimusnahkan sendiri oleh Puskesmas, tetapi bila banyak dapat dikumpulkan ke Dinkes Kabupaten/Kota dengan dibuat berita acara pemusnahan. g. Penanganan Vaksin Sisa Sisa vaksin yang telah dibuka pada pelayanan Posyandu tidak boleh digunakan lagi. Sedangkan pelayanan imunisasi stasis (di Puskesmas, Poliklinik) sisa vaksin dapat dipergunakan lagi dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Vaksin tidak melewati tanggal kadaluarsa 2) Tetap disimpan dalam suhu +20C - +80C 3) Kemasan tidak pernah tercampur/terendam dengan air 4) VVM tidak menunjukkan indikasi paparan panas yang merusak vaksin. 5) Pada label agar ditulis tanggal pada saat Vial pertama kali dipakai/dibuka. 6) Vaksin DPT, DT, TT, Hepatitis B, dan DPT-HB dapat digunakan kembali hingga 4 minggu sejak vial vaksin dibuka. 7) Vaksin IPV dapat digunakan kembali hingga 24 jam sejak vial dibuka. 8) Vaksin Campak karena tidak mengandung zat pengawet hanya boleh digunakan tidak lebih dari 6 jam sejak dilarutkan, sedangkan Vaksin BCG hanya boleh digunakan 3 jam

5. Pencatatan dan pelaporan tingkat puskesmas a. Pencatatan 1) Hasil cakupan imunisasi a) Hasil kegiatan imunisasi di lapangan ditambah laporan dari puskesmas pembantu direkap di buku pencatatan imunisasi puskesmas b) Hasil imunisasi anak sekolah direkap di buku hasil imunisasi anak sekolah c) Hasil kegiatan imunisasi dikomponen statik dicatat untuk sementara dibuku bantu, pada akhir bulan di rekap ke buku sesuai dengan desa asal sasaran d) Laporan hasil imunisasi di balai pengobatan swasta dicatat dari bulan yang sesuai. e) Dalam menghitung persen cakupan, yang dihitung hanya pemberian imunisasi pada kelompok sasaran dan periode yang dipakai adalah tahun anggaran mulai dari 1 januari sampai dengan 31 desember pada tahun tersebut. 2) Pencatatan vaksin Keluar masuknya vaksin terperinci menurut jumlah nomor batch dan tanggal kadaluarsa harus dicatat dalam kartu stok. Sisa atau stok vaksin harus selalu dihitung pda setiap kali penerimaan dan pengeluaran vaksin. Masingmasing jenis vaksin mempunyai kartu stok tersendiri. Selain itu kondisi VVM sewaktu menerima dan mengeluarkan vaksin juga perlu dicatat di SBBK (surat bukti barang keluar) 3) Pencatatan suhu lemari es Temperatur lamari es yang terbaca pada termometer yang diletakkan pada tempat yang seharusnya, harus dicatat dua kali sehari yaitu pagi waktu datang dan sore sebelum pulang. 4) Pencatatan logistik imunisasi Keluar masuknya vaksin harus dicatat di buku stok vaksin. Nomor Batch untuk vaksin, serta nomor seri untuk sarana cold chain (lemari es, mini freezer, vaccine carrier, container) harus dicatat kedalam kolom keterangan. Untuk

perlatan habis pakai seperti ADS, safety box dan spare part cukup dicatat jumlah dan jenisnya. b. Pelaporan Skema Pelaporan SUBDIT IMUNISASI DIT JEN PPM & PL JAKARTA DINAS KESEHATAN PROVINSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA 1 x / bulan selambatlambatnya tanggal 10 tembusan 1 x / bulan selambatlambatnya tangggal 5 1 x / bulan selambatlambatnya tanggal 15 tembusan

PUSKESMAS

6. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Prinsip PWS 1) Memanfaatkan data yang ada: dari cakupan/laporan cakupan imunisasi 2) Menggunakan indicator sederhana: tidak terlalu banyak. Indicator PWS untuk masing-masing antigen: a) DPT-1 : jangkauan/aksesibilitas pelayanan

b) Hepatitis B 1 <7 hari : jangkauan/aksesibilitas pelayanan c) Campak d) Polio-4 : tingkat perlindungan (efektifitas program) : tingkat perlindungan (efektifitas program)

e) Drop out DPT-1 Campak : efisiensi/manajemen Program 3) Dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan setempat 4) Teratur dan tepat waktu 5) Lebih dimanfaatkan sendiri atau sebagai umpan balik untuk dapat mengambil tindakan daripada hanya dikirimkan sebagai laporan.

6) Membuat grafik yang jelas dan menarik untuk masing-masing indicator untuk memudahkan analaisis.

BAB III HASIL PENGUMPULAN DATA

A. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS DAN STRUKTUR PROGRAM 1. Struktur Organisasi Puskesmas Pajangan Kepala Puskesmas
Kepala Sub Bagian TU

Bendahara

Kepegawaian Inventaris Barang

Data dan Informasi

Upaya Kesehatan Masyarakat

Upaya Kesehatan perorangan

Upaya Penanggulangan Penyakit

Upaya Penyembuhan Kesehatan Upaya KIA dan gizi Lingkungan dan Promkes Pengobatan Penunjang

Pustu Guosari I

Pustu Guosari II

Pustu Triwidadi

Pustu Beji

2. Struktur Program Imunisasi Kepala Puskesmas

Upaya Kesehatan Masyarakat

Upaya Penanggulangan Penyakit

Program Imunisasi

Koordinator

Pelaksana B. SUMBER DAYA MANUSIA, SARANA DAN PRASARANA PROGRAM IMUNISASI PUSKESMAS PAJANGAN 1. Sumber Daya Manusia Koordinator : Susi Ida Pelaksana : Semua bidan di wilayah kerja Puskesmas Pajangan

2. Sarana dan Prasarana a. Lemari Es b. Cold chain c. Vaksin lengkap: 1) BCG 2) HB 3) DPT-HB 4) DT 5) TT 6) IPV

7) Campak d. Safety Box e. Spuit 1) Spuit 0.05 ml 2) Spuit 0.5 ml 3) Spuit 5 ml C. RENCANA PROGRAM PUSKESMAS 1. Kebijakan Program Imunisasi Puskesmas Pajangan Tahun 2011 Kebijakan Program Imunisasi Puskesmas Pajangan tahun 2011 sesuai dengan RPJMN 2010 2014 dan Renstra Dinkes Provinsi DIY 2009 2013, yaitu: a. Tercapainya cakupan imunisasi dasar lengkap 82 % bayi 0 11 bulan b. Tercapainya UCI 100 % untuk seluruh desa/ kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Pajangan. c. Tercapainya 98 % anak SD yang mendapat imunisasi. 2. Rencana Kerja Rencana Kerja Program Imunisasi Puskesmas Pajangan yaitu: a. Pelaksanaan imusisasi rutin b. BIAS campak bulan Juli 2011 c. BIAS rutin TT dan TD bulan Nopember d. Pelacakan KIPI apabila ada kasus e. Kunjungan DO f. Sweeping BIAS g. Rujukan anak yang tidak ikut BIAS h. Sosialisasi tingkat Kecamatan dan SD 3. Indicator dan Target Pencapaian Program Imunisasi Puskesmas Pajangan Tahun 2011 Indikator
Imunisasi DPT 1 pada bayi Drop Out DPT 1 - campak Imunisasi HB 1 < 7 hari Imunisasi campak pada bayi

Target
95% <5% 80% 90%

Hasil kegiatan
Jumlah bayi di imunisasi DPT 1 Jumlah imunisasi DPT1 campak Jumlah bayi diimunidadi HB1< 7 hari Jumlah bayi diimunisasi

Sasaran 1 tahun
Jumlah sasaran bayi dalam 1 tahun Jumlah imnunisasi DPT 1 Jumlah sasaran bayi dalam 1 tahun Jumlah sasaran bayi dalam

Imunisasi campak dan pada anak kelas 1 SD Imunisasi DT dan pada anak kelas 1 SD Imunisasi Td pada anak kelas 2 dan 3 SD Imunisasi TT pada anak kelas 4 SD

98%

98% 98%

98%

campak Jumlah anak kelas 1 SD mendapat imunisasi campak Jumlah anak kelas 1 SD mendapat imunisasi DT Jumlah anak kelas 2 dan 3 SD mendapat imunisasai TT Jumlah anak kelas 4 SD mendapat imunisasi TT

1 tahun Jumlah murid kelas 1 SD

Jumlah murid kelas 1 SD Jumlah murid kelas 2 dan 3 SD Jumlah murid kelas 4 SD

D. Pelaksanaan Program Puskesmas Cakupan Imunisasi Dasar pada Bayi kumulatif bulan Desember 2011 Imunisasi Jumlah Bayi jml 1 2 3 1 2 3 4 1 jml jml % % % % % % % % % % % 143 142 141 135 142 141 135 134 141 135 7 Guosari 143 Sendangsari Triwidadi Puskesmas Pajangan 503 499 498 494 485 498 494 484 482 497 483 15 99.2 99 98.2 96.42 99 98.2 96.22 95.82 98.8 96.02 3.01

196 164 BCG 100 192 98 164 100 DPT 99.3 192 98 164 100 98.6 190 96.9 163 99.4 94.4 188 95.9 162 98.8 IPV 99.3 192 98 164 100 98.6 190 96.9 163 99.4 94.4 188 95.9 161 98.2 93.7 187 95.4 161 98.2 Hepatitis B 1 < 7 hari 98.6 193 98.5 163 99.4 Campak 94.41 187 95.41 161 98.17 Drop Out DPT-1 Campak 4.9 5 2.6 3 1.83

Cakupan Imunisasi BIAS kumulatif bulan Desember 2011 Imunisasi Sasaran Hasil kegiatan Guosari sasaran cakupan % sasaran cakupan % sasaran cakupan % sasaran cakupan % Campak SD kelas 1 166 166 100 155 154 99.35 148 148 100 469 468 99.78 DT Td TT SD SD SD SD kelas 1 kelas 2 kelas 3 kelas 4 166 147 149 158 166 146 146 155 100 99.31 98.10 97.99 155 162 164 207 154 161 159 202 99.35 99.38 96.95 97.58 148 147 146 134 145 144 146 132 100 98.50 97.97 97.96 469 451 451 499 465 456 459 489 99.15 98.90 98.26 98

Sendangsari

Triwidadi

Puskesmas Pajangan

Grafik PWS DPT-1 Puskesmas Pajangan tahun 2011

Cakupan Imunisasi DPT-1 kumulatif s.d desember 2011


95.00% 87.08% 79.17% 71.25% 63.33% 55.42% 47.50% 39.58% 31.67% 23.75% 15.83% 7.92% 0.00% guosari desembser november 99.30% 62.70% sendangsari 98% 74.50% triwidadi 100% 70.10% Puskesmas Pajangan 99.00% 69.10%

Grafik PWS Drop Out DPT-1 - Campak Puskesmas Pajangan tahun 2011

Cakupan Drop Out DPT-1 - Campak Kumulatif s.d Desember 2011


5.00% 4.58% 4.17% 3.75% 3.33% 2.92% 2.50% 2.08% 1.67% 1.25% 0.83% 0.42% 0.00% guosari desember 4.90% sendangsari 2.60% triwidadi 1.80% Puskesmas Pajangan 3.01%

Grafik PWS HB-1 < 7 hari Puskesmas Pajangan tahun 2011

Cakupan Imunisasi HB-1 < 7 Hari Kumulatif s.d Desember 2011


95.00% 87.08% 79.17% 71.25% 63.33% 55.42% 47.50% 39.58% 31.67% 23.75% 15.83% 7.92% 0.00% guosari desember 98.60% sendangsari 98.50% triwidadi 99% puskesmas pajangan 98.80%

Grafik PWS Campak Puskesmas Pajangan tahun 2011

Cakupan Imunisasi Campak Kumulatif s.d Desember 2011


90.00% 82.50% 75.00% 67.50% 60.00% 52.50% 45.00% 37.50% 30.00% 22.50% 15.00% 7.50% 0.00% guosari desember november 94.41% 60.70% sendangsari 95.41% 86.10% triwidadi 98.17% 70.10%

puskesmas pajangan 96.02% 72.30%

Grafik PWS IPV-4 Puskesmas Pajangan tahun 2011

Cakupan Imunisasi IPV-4 Kumulatif s.d Desember 2011


90% 83% 75% 68% 60% 53% 45% 38% 30% 23% 15% 8% 0% guosari desember november 93.70% 60% sendangsari 95.40% 86.70% triwidadi 98.20% 70.10% puskesmas pajangan 95.80% 72.27%

CAKUPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI PUSKESMAS PAJANGAN TAHUN 2011

Cakupan Imunisasi
100.00% 98.80% 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% HB-1 <7hari BCG DPT/IPV1 DPT/IPV3 campak IPV 4 3.01% DO 99.20% 99.00% 96.42% 96.02% 95.80%

Pencapaian BIAS Campak dan DT pada Anak SD kelas 1 Puskesmas Pajangan Tahun 2011
campak 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% guosari sendangsari triwidadi puskesmas pajangan 100% 100% 99.35% 99.35% 100% 97.97% 99.78% 99.15% DT

Pencapaian BIAS Td pada Anak SD kelas 2 dan 3 Puskesmas Pajangan Tahun 2011
kelas 2 100.00% 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% guosari sendangsari triwidadi puskesmas pajangan 99.31% 97.98% 99.38% 96.95% 97.96% 100.00% 98.68% 98.26% kelas 3

Pencapaian BIAS TT pada Anak SD kelas 4 Puskesmas Pajangan Tahun 2011


100.00% 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% guosari sendangsari triwidadi puskesmas pajangan 98.10% 97.58% 98.50% 98.00%

Pencapaian BIAS Puskesmas Pajangan Tahun 2011


campak 100.00% 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% kelas 1 kelas 2 (Td) kelas 3 (Td) kelas 4 (TT) 99.78% 99.15% 98.90% 98.26% 98.00% DT

E. Peta Masalah 1. Peta Masalah

BAB IV PEMBAHASAN

Dari hasil analisa data yang telah kami lakukan, didapatkan bahwa pada tahun 2011 Puskesmas Pajangan telah mencapai UCI 100% untuk seluruh desa. Untuk imunisasi dasar pada bayi, cakupan imunisasi untuk masing-masing antigen telah mencapai lebih dari 90% dari target UCI 82%. Sedangkan untuk cakupan imunisasi BIAS baik imunisasi campak, DT, Td maupun TT telah mencapai target lebih dari 98%. Cakupan imunisasi campak pada bayi di kecamatan pajangan tahun 2011 sebesar 96%. Jadi sudah 96% bayi di kecamatan pajangan telah mendapat imunisasi dasar lengkap dengan angka drop out (DO) 3%. Permasalahan yang dihadapi untuk mencapai 100% cakupan adalah karena wilayahnya yang luas dan sebagian besar pegunungan sehingga sulit dijangkau dan dikarenakan ada orangtua bayi yang tidak mau membawa anaknya untuk mendapatkan imunisasi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu: 1. Pendataan bayi lewat posyandu 2. Pembinaan kader untuk pencatatan dan pelaporan imunisasi 3. Melakukan pelacakan drop out (DO) dengan melibatkan kader 4. Mengadakan sosialisasi imunisasi pada ibu hamil tentang imunisasi pada bayi setelah melahirkan di tingkat Posyandu.

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat kami ambil yaitu: 1. Rencana program imunisasi Puskesmas Pajangan terutama diarahkan untuk mencapai target UCI yaitu cakupan imunisasi dasar lengkap minimal 82% secara merata pada bayi di 100% desa/kelurahan pada tahun 2011. 2. Pelaksanaan kegiatan imunisasi di wilayah kerja puskesmas Pajangan telah mencapai target. 3. Penyebab masalah ketidaktercapaian 100% sasaran pada program imunisasi di wilayah kerja puskesmas Pajangan adalah dikarenakan terdapat wilayah yang sulit dijangkau dan ada orangtua bayi yang tidak mau membawa anaknya untuk imunisasi. 4. Program kesehatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan pendataan bayi lewat posyandu di masing-masing dusun dan melakukan pelacakan DO.

B. SARAN 1. Bagi Puskesmas, hendaknya: a. Dalam melakukan pendataan bekerjasama dengan kader sehingga hasil pendataan dapat lebih maksimal. b. Mengadakan pembinaan kader untuk pencatatan dan pelaporan. c. Pelacakan DO dilakukan dengan melibatkan kader. d. Mengadakan sosialisasi untuk para ibu hamil mengenai imunisasi pada bayi setelah melahirkan di tingkat Posyandu. 2. Bagi tenaga kesehatan a. Hendaknya setiap tenaga kesehatan memberikan konseling kepada Ibu mulai dari saat hamil untuk memberikan imunisasi dasar lengkap untuk bayinya. b. Hendaknya tenaga kesehatan khususnya bidan mampu melaksanakan dan mengawasi program imunisasi dengan baik di wilayah kerjanya.

You might also like