You are on page 1of 27

TUGAS MATA KULIAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


JUDUL MAKALAH

BELAJAR

Disusun Oleh :
Andi Lala ACB 110 047 Wandi Aprianto ACB 110 023 Randi Adiatma P. M. ACB 110 030 Mita Karola ACB 110 073 Yeni Vera Kristini ACB 110 076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA 2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga makalah Belajar dan Pembelajaran dengan judul Belajar ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini merupakan hasil kerja

penyusun dengan melakukan tinjauan pustaka baik melalui buku dan sumber-sumber lainnya di internet. Akhirnya, penyusun berharap dengan kehadiran makalah ini dapat membantu semua pihak dalam mengetahui tentang belajar. Kami menyadari adanya keterbatasan, kekurangan ataupun ketidaksempurnaan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kami senantiasa berharap kritik, saran, masukan ataupun usulan yang membangun dari semua pihak dalam perbaikan makalah yang akan datang. Palangka Raya, Maret 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... DAFTAR ISI ............................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................

i ii 1

A. B. C. D. E.

Latar Belakang Masalah ...................................................... Rumusan Masalah.................................................................. Batasan Masalah ................................................................... Tujuan Penulisan ................................................................... Metode Penulisan ..................................................................

1 1 1 2 2
3

BAB II KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN ................................................

A. B. C. D. E.

Pengertian Belajar .............................................................. Teori-teori pokok belajar ..................................................... Tujuan Belajar ...................................................................... Prinsip-prinsip belajar.......................................................... Cara Belajar yang Baik .......................................................

3 5 11 12 14
22

BAB III PENUTUP...................................................................................................

A. Kesimpulan ................................................................................ B. Saran ..........................................................................................


DAFTAR PUSTAKA.......... ......................................................................................

22 23
24

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Maksudnya tidak lain bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang terikat, terarah, pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan pendidikan itu diharapkan guru dan siswa sebagai komponen yang penting dalam dunia pendidikan, mampu melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar dengan baik supaya tercapai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Dalam pelaksanaannya para siswa cenderung pasif dan tidak memiliki keinginan untuk belajar, dikarenakan berbagai faktor. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai belajar dan bagaimana belajar yang baik itu, agar para guru dapat membimbing siswa untuk dapat belajar lebih baik.

B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang diambil dalam makalah ini adalah : 1. Apa pengertian dari belajar? 2. Apa saja teori-teori pokok belajar? 3. Apa tujuan dari belajar? 4. Apa prinsip-prinsip belajar? 5. Bagaimana cara belajar yang baik?

C. Batasan Masalah Dalam makalah ini materi yang akan dibahas tentang pengertian belajar, pengembangan kecakapan belajar, teori-teori belajar, tujuan belajar, prinsipprinsip belajar serta tentang cara belajar yang baik, yang berada dalam ruang lingkup pendidikan dan tidak membahas materi di luar masalah yang diangkat.

D. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengertian belajar 2. Teori-teori pokok belajar 3. Tujuan belajar 4. Prinsip-prinsip belajar 5. Cara Belajar yang Baik

E. Metode Penulisan Penulis mempergunakan metode kepustakaan. Dalam metode penulis membaca buku- buku dan mencari lewat internet yang berkaitan dengan penulisan makalah.

BAB II PEMBAHASAN
BELAJAR

A. Pengertian Belajar Usaha pemahaman mengenai makna belajar ini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa definisi tentang belajar, antara lain dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Cronbach memberikan definisi: learning is shown by a change in behavior as a result of experience. 2. Harold Spears memberikan batasan: learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. 3. Geoch mengatakan: learning is a change in performance as a result of practice. 4. Nasution, belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah

pengetahuan. 5. Ernest H. Hilgard, belajar adalah dapat melakukan sesuatu yang dilakukan sebelum ia belajar atau bila kelakuannya berubah sehingga lain caranya menghadapi sesuatu situasi daripada sebelum itu. 6. Notoatmodjo, belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup. 7. Ahmadi A., belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia. 8. Oemar H., belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan. 9. Cronbach., belajar sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu menggunakan panca indranya.

10. Winkel, belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis hanya berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap-sikap. 11. Noehi Nasution, belajar adalah suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya perilaku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau adanya perubahan sementara karena suatu hal. 12. Snelbecker, belajar adalah harus mencakup tingkah laku dari tingkat yang paling sederhana sampai yang kompleks dimana proses perubahan tersebut harus bisa dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktor-faktor eksternal. 13. Whiterington, belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian sebagaimana dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan pola-pola respon tingkah laku yang baru nyata dalam perubahan ketrampilan, kebiasaan, kesanggupan, dan sikap. Di samping definisi-definisi tersebut, ada beberapa pergertian lain dan cukup banyak, baik yang dilihat secara mikro maupun secara makro, dilihat dalam arti luas ataupun terbatas/khusus. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Selanjutnya ada, yang mendefinisikan: belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Secara umum, belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antara dari manusia (id-ego-super ego) dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah:

a. Proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar, dan b. Dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera ikut berperan. Selanjutnya, American Heritage Psychology secara lebih luas memerinci belajar sebagai: To gain knowledge, comprehension, or mastery through experience or study (bertambahnya pengetahuan dan keahlian melalui pengalaman belajar). To fik in the mind or memory: memorize (perpaduan antara berpikir dan mengingat, menghafalkan). To acquire through experience, kesiapan untuk memperoleh pengalaman.

James O. Wittaker mendefinisikan belajar sebagai proses ketika tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Learning may defined as the process by which behaviour originates or is altered through training or experience.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, apa yang dikemukakan oleh para ahli itu berbeda-beda pendiriannya dan berlain-lainan titik tolaknya. Dengan demikian, dapat kita simpulkan hal-hal pokok belajar adalah sebagai berikut. Perubahan dengan mendapatkan kecakapan baru . Latihan atau praktik tersebut terjadi karena usaha

B. Teori tentang Belajar Pada mulanya teori-teori belajar dikembangkan oleh para ahli psikologi dan dicobakan tidak langsung kepada manusia di sekolah melainkan menggunakan percobaan dengan binatang. Mereka beranggapan bahwa hasil percobaannya akan dapat diterapkan pada proses belajar-mengajar untuk manusia.

Pada tingkat perkembangan berikutnya, baru para ahli mencurahkan perhatiannya pada proses belajar-mengajar untuk manusia di sekolah. Penelitianpenelitiannya yang tertuang dalam berbagai teori yang berbagai macam jenisnya, ada yang mereka sebut dengan : Programmed text, Teaching Machiness, Association theory dan lain-lain. Teori-teori ini kemudian berkembang pada suatu stadium yang berdasar atas prinsip Conditioning, yakni pembentukan hubungan antara stimulus dan respons. Dalam hal ini secara global ada tiga teori yakni, teori Ilmu Jiwa Daya, Ilmu Jiwa Gestalt dan Ilmu Jiwa Asosiasi.

1. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam daya. Masingmasing daya dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi fungsinya. Untuk melatih suatu daya itu dapat digunakan berbagai cara atau bahan. Yang penting dalam hal ini bukan penguasaan bahan atau materinya, melainkan hasil dari pembentukan daya-daya itu. Kalau sudah demikian, maka seseorang yang belajar itu akan berhasil.

2. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagianbagian/unsur. Sebab keberadaanya keluruhan itu juga lebih dulu. Sehingga dalam kegiatan belajar bermula pada suatu pengamatan. Dalam kegiatan pengamatan keterlibatan semua panca indra itu sangat diperlukan. Menurut teori ini memang mudah atau sukarnya suatu pemecahan masalah itu tergantung pada pengamatan. Menurut aliran teori belajar itu, seseorang belajar jika mendapakan insight. Insight ini diperoleh kalau seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi tertentu. Adapun timbulnya insight itu tergantung hal-hal berikut :

a. Kesanggupan, maksudnya kesanggupan atau kemampuan intelegensia individu. b. Pengalaman, karena belajar berarti akan mendapatkan pengalaman itu mempermudah munculnya insight. c. Taraf kompleksitas dari suatu situasi, semakin kompleks semakin sulit. d. Latihan, dengan banyak latihan akan dapat mempertinggi kesanggupan memperoleh insight, dalam situasi-situasi yang bersamaan yang telah dilatih. e. Trial and eror, sering seseorang tidak dapat memecahkan suatu masalah. Baru setelah mengadakan percobaan-percobaan. Dari aliran ilmu jiwa Gestalt/keseluruhan ini memberikan beberapa prinsip belajar yang penting, antara lain : a. Manusia bereaksi dengan lingkungannya secara keseluruhan, tidak hanya secara intelekstual, tetapi juga secara fisik, emosional, social, dan sebagainya. b. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan. c. Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap dengan segala aspek-aspeknya. d. Belajar adalah perkembangan kearah differensial yang lebih luas. e. Belajar hanya berhasil, apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight. f. Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi memberi dorongan yang menggerakan seluruh organisme. g. Belajar akan berhasil kalau ada tujuan. h. Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu bejana yang diisi.

3. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi Ilmu Jiwa Asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Dari aliran ini ada dua teori yang sangat terkenal, yaitu Teori Konektionisme dari Thorndike dan Teori Conditioning dari Pavlov. a. Teori Konektionisme Menurut Thorndike, dasar belajar itu adalah asosiasi dari kesan panca indra (sense impression) dengan impuls untuk bertindak (impuls to action). Dengan kata lain, belajar adalah pembentukan antara stimulus dan respons, antara aksi dan reaksi. Berkat latihan yang terus menerus, hubungan antara stimulus dan respons itu akan menjadi terbiasa dan otomatis. Mengenai hubungan antara stimulus dan respos tersebut, Thorndike mengemukakan beberapa prinsip atau hukum diantaranya sebagai berikut:

1) Law of effect Hubungan stimuslus dan respons akan bertambah erat kalau disertai dengan perasaan senang atau puas, dan sebaliknya kurang erat atau bahkan bisa lenyap kalau disertai perasaan tidak senang. 2) Law of multiple response Dalam situasi problematic, kemungkinan besar respons yang tepat itu tidak segera tampak, sehingga individu yang belajar harus berulang kali mengadakan percobaan sampai respons itu muncul dengan tepat. 3) Law of exercise atau law of use and disuse Hubungan stimulus dan respons akan bertambah erat kalau sering dipakai dan akan berkurang bahkan lenyap jika jarang atau tidak pernah digunakan.

4) Law of assimilation atau Law of analogy Seseorang dapat menyesuaikan diri atau memberi respons yang sesuai dengan situasi sebelumnya.

b. Teori Conditioning Kalau seseorang mencium bau sate atau bau makanan lainnya, air liur pun mulai keluar. Demikian juga kalau seseorang naik kendaraan di jalan raya, begitu lampu merah maka akan berhenti. Bentuk kelakuan ini pernah dipelajari berkat conditioning. Bentuk kelakuan ini pernah dipelajari oleh Pavlov dengan percobaan kepada anjing. Dalam praktik kehidupan seharihari pola seperti itu banyak terjadi. Seseorang akan melakukan sesuatu kebiasaan karena adanya suatu tanda.

Melihat ketiga teori belajar yang dirumuskan menurut Ilmu Jiwa Daya, Gestalt, maupun Asosiasi, ternyata memang berbeda-beda. Namun demikian sebagai teori yang berkaitan dengan kegiatan belajar, ketiganya ada beberapa persamaannya. Persamaannya itu antara lain mengakui adanya prinsip-prinsip berikut ini : 1) Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan faktor yang sangat penting 2) Dalam kegiatan belajar selalu ada halangan/kesulitan 3) Dalam belajar memerlukan aktivitas 4) Dalam menghadapi kesulitan, sering terdapat kemungkinan bermacammacam respons.

4. Teori Konstruktivisme Disamping teori-teori tersebut, penting juga untuk diketahui mengenai teori konstruktivisme". Konstruktivisme adalah salah satu filsafat

pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah kontruksi (bentukan) kita sendiri. Von Glaserferd menegaskan bahwa pengetahuan 9

bukanlah suatu tiruan dari kenyataan. Tetapi pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. Seseorang yang belajar membentuk pengertian. Bettencourt (1989) menyimpulkan bahwa kontruktivisme tidak bertujuan mengerti hakikat realitas, tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita menjadi tahu tentang sesuatu. Sehubungan dengan itu ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar (Paul Suparno, 1997) yang dijelaskan sebagai berikut : a. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. b. Kontruksi makna adalah proses yang terus menerus. c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian baru. d. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar adalah kegiatan yang aktif di mana si subjek belajar membangun sendiri pengetahuan. Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari. Selain teori-teori di atas ada beberapa teori lagi yaitu ; a. Teori behavioristik b. Teori konitif, dan c. Teori humanistis Ketiga aliran psikologi pendidikan di atas tumbuh dan berkembang secara beruntun, dari periode ke periode berikutnya. Dalam setiap periode perkembangan aliran psikologi tersebut bermunculan teori-teori tentang belajar yaitu : a. Teori-teori belajar dari psikologi behavior b. Teori-teori belajar dari psikologi kognitif c. Teori-teori belajar dari psikolohi humanistis. 10

C. Tujuan Belajar Belajar dapat didefiniskan, Suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan : 1. Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku, misalnya seorang anak kecil yang tadinya sebelum memasuki sekolah bertingkah laku manja, egois, cengeng, dan sebagainya, tetapi setelah beberapa bulan masuk sekolah dasar berubah menjadi anak yang baik, tidak lagi cengeng dan sudah mau bergaul dengan teman-temannya. 2. Belajar bertujuan mengubah kebiasaan, dari yang buruk menjadi baik, seperti merokok, minum-minuman keras, keluyuran, tidur siang, bangun lambat, bermalas-malasan dan sebagainya. Cara menghilangkan ialah belajar melatih diri menjauhkan kebiasaan buruk dengan modal keyakinan dan tekad bulat harus berhasil. 3. Belajar bertujuan untuk mengubah sikap, dari negatif menjadi positif, tidak hormat menjadi hormat, benci menjadi sayang dan sebagainya. 4. Dengan belajar dapat mengubah keterampilan, misalnya olahraga, kesenian, jasa, teknik, pertanian, perikanan, pelayaran dan sebagainya. 5. Belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu, misalnya tidak bisa membaca, menulis, berhitung, berbahasa Inggris menjadi bisa semuanya dan tidak mengetahui keadaan bulan jadi mengetahui dan sebagainya.(M. Dalyono:2009:49-50)

Menurut Sardiman A. M. tujuan belajar ada tiga jenis. 1. Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, 11

tidak lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar. 2. Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Jadi soal keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Demikian juga mengungkapkan persaan melalui tulis dan lisan, bukan soal kosa kata atau tata bahasa, semua memerlukan banyak latihan. 3. Pembentukan Sikap Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatan. Untuk ini dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of values. Oleh karena itu, guru tidak sekadar pengajar, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan

memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya. Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan penanaman sikap mental nilai-nilai. Sardiman (2010:28)

D. Prinsip-Prinsip Belajar 1. Kematangan Jasmani dan Rohani Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani

12

yaitu telah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan belajar. 2. Memiliki Kesiapan Setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik fisik, mental maupun perlengkapan belajar. Kesiapan fisik berarti memiliki tenaga cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar. Belajar tanpa kesiapan fisik, mental dan perlengkapan akan banyak mengalami kesulitan, akibatnya tidak memperoleh hasil belajar yang baik. 3. Memahami Tujuan Setiap orang yang belajar harus memahami apa tujuannya, kemana arah tujuan itu dan manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat penting dimiliki oleh orang belajar agar proses yang dilakukannya dapat cepat selesai dan berhasil. 4. Memiliki Kesungguhan Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakan. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Selain itu akan banyak waktu dan tenaga terbuang dengan percuma. Sebaliknya, belajar dengan sungguh-sunguh serta tekun akan memperoleh hasil yang maksimal dan penggunaan waktu yang lebih efektif. 5. Ulangan dan latihan Prinsip yang tidak kalah penting adalah ulangan dan latihan. Sesuatu yang perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. Sebaliknya belajar tanpa diulang hasilnya akan kurang memuaskan.

13

Menurut Thursan Hakim dengan berpedoman pada prinsip-prinsip belajar, maka kita akan menemukan metode belajar yang efektif. Prinsipprinsip belajar tersebut adalah sebagai berikut: 1. Belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas 2. Proses belajar akan terjadi bila seseorang dihadapkan pada situasi problematik 3. Belajar dengan pengertian akan lebih bermakna daripada belajar dengan hafalan. 4. Belajar merupakan proses yang kontinu (berkelanjutan) 5. Belajar memerlukan kemauan yang kuat. 6. Keberhasilan belajar ditentukan oleh banyak faktor. 7. Belajar secara keseluruhan akan lebih berhasil daripada belajar secara terbagibagi. 8. Proses belajar memerlukan metode yang tepat. 9. Belajar memerlukan adanya kesesuaian antara guru dan murid. 10. Belajar memerlukan kemampuan dalam menangkap intisari pelajaran itu sendiri.

E. Cara Belajar yang Baik Menentukan bagaimana cara-cara belajar yang baik bukanlah soal yang mudah. di samping faktor yang ada di dalam diri orang itu sendiri, banyak pula faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri. Dr. Rudolf Pintner mengemukakan sepuluh macam metode di dalam belajar, seperti berikut : 1. Metode keseluruhan kepada bagian (whole to part method) Di dalam mempelajari sesuatu kita harus memulai dahulu dari keseluruhan, kemudian baru mendetail kepada bagian-bagiannya. 2. Metode keseluruhan lawan bagian (whole versus part method)

14

Untuk bahan-bahan pelajaran yang skopnya tidak terlalu luas, tepat dipergunakan metode keseluruhan seperti menghafal syair, membaca buku cerita pendek, mempelajari unit-unit pelajaran tertentu, dan sebagainya. untuk bahan-bahan yang bersifat non verbal, seperti keterampilan, mengetik, menulis, dsb. lebih tepat digunakan metode bagian. 3. Metode campuran antara keseluruhan dan bagian (mediating method) Metode ini baik digunakan untuk bahan-bahan pelajaran yang skopnya luas, atau yang sukar-sukar, seperti misalnya tata buku, akunting, dan bahan kuliah lain pada umumnya. 4. Metode resitasi (recitation method) Resitasi dalam hal ini berarti mengulangi atau mengucapkan kembali (sesuatu) yang telah dipelajari. Metode ini dapat digunakan untuk semua bahan pelajaran yang bersifat verbal maupun non verbal. 5. Jangka waktu belajar (leght of practice periods) Dari hasil-hasil eksperimen ternyata bahwa jangka waktu (periode) belajar yang produktif seperti menghafal, mengetik, mengerjakan soal hitungan, dsb. adalah antara 20-30 menit. Jangka waktu yang lebih dari 30 menit untuk belajar yang benar-benar memerlukan konsentrasi perhatian relatif kurang atau tidak produktif. Jangka waktu tersebut di atas tidak berlaku bagi mata pelajaran yang memerlukan pemanasan pada permulaan belajarnya seperti untuk belajar sejarah, geografi, ilmu filsafat, dsb. 6. Pembagian waktu belajar (distribution of practice periods) Dari berbagai percobaan telah dapat dibuktikan, bahwa belajar yang terusmenerus dalam jangka waktu yang lama tanpa istirahat tidak efisien dan tidak efektif. oleh karena itu, untuk belajar yang produktif diperlukan adanya pembagian waktu belajar.

15

7. Membatasi kelupaan (counteract forgetting) Bahan pelajaran yang telah kita pelajari seringkali mudah dan lekas dilupakan. maka untuk jangan sampai lekas lupa atau hilang sama sekali, dalam belajar perlu adanya ulangan atau review pada waktu-waktu tertentu atau setelah/pada akhir suatu tahap pelajaran diselesaikan. 8. Menghafal (cramming) Metode ini berguna terutama jika tujuannya untuk dapat menguasai serta mereproduksi kembali dengan cepat bahan-bahan pelajaran yang luas atau banyak dalam waktu yang relatif singkat seperti misalnya belajar untuk menghadapi ujian-ujian semester atau ujian akhir. Namun, metode ini sebenarnya kurang baik karena hasilnya lekas dilupakan lagi segera setelah ujian selesai. 9. Kecepatan belajar dalam hubungannya dengan ingatan Kita mengenal ungkapan quick learning means quick forgetting. Di dalamnya terdapat korelasi negatif antara kecepatan memperoleh suatu pengetahuan dengan daya ingatan terhadap pengetahuan itu. Hasil-hasil eksperimen yang telah dilakukan tidak mempunyai cukup bukti untuk menolak ataupun membenarkan generalisasi tersebut. untuk bahan pelajaran yang kurang mempunyai arti, mungkin generalisasi itu tepat dan benar. Akan tetapi, untuk bahan-bahan pelajaran yang lain tidak dapat dipastikan kebenarannya. 10. Retroactive inhibition Berbagai pengetahuan yang telah kita miliki itu, di dalam diri kita seolah-olah merupakan unit-unit yang selalu berkaitan satu sama lain, bahkan sering pula yang satu mendesak atau menghambat yang lain. Proses seperti ini di dalam psikologi disebut retroactive inhibition. Inhibition berarti larangan atau penolakan. Jadi, pada waktu terjadi proses reproduksi di dalam jiwa kita, atau dengan kata lain pada waktu terjadi proses berpikir, terjadi adanya penolakan

16

atau penahanan dari suatu unit pengetahuan tertentu terhadap unit yang lain sehingga terjadi kesalahan dalam berpikir. Untuk menghindari jangan sampai terjadi retroactive inhibition tersebut, disarankan agar dalam belajar jangan mencampur aduk, dalam arti beberapa mata pelajaran dipelajari dalam suatu waktu sekaligus. Untuk itu diperlukan adanya jadwal atau time schedule dalam belajar yang harus ditaati secara teratur.

Berikut ini Crow and Crow secara lebih praktis mengemukakan saran-saran yang diperlukan untuk persiapan belajar yang baik seperti berikut : 1. Adanya tugas-tugas yang jelas dan tegas Siswa pada umumnya dapat mencapai mental yang baik bagi belajar jika mereka mengerti apa tujuan mereka belajar dan bahan-bahan atau buku-buku sumber apa saja yang perlu dipelajari. Untuk itu diperlukan adanya tugastugas yang jelas dari guru. Makin jelas tugas yang diberikan oleh guru, baik tujuan maupun batas-batasnya, makin besar pula perhatian dan kemauan siswa untuk mengerjakan atau mempelajarinya. 2. Belajarlah membaca dengan baik Kepandaian membaca sangat diperlukan untuk memperoleh pengetahuan dan mengerti benar-benar apa yang dibacanya. Bahan-bahan dalam buku bukan hanya untuk di mengerti kata demi kata atau kalimat demi kalimat, melainkan harus diusahakan untuk mengetahui apa isi buku tersebut. Bahkan lebih baik lagi jika pembaca dapat mengerti apa dan bagaimana pandangan pengarang dengan tulisannya itu. 3. Gunakan metode keseluruhan dan metode bagian dimana diperlukan Kedua cara itu, yaitu whole learning dan part learning, sama-sama diperlukan menurut tingkat keluasan dan kesulitan bahan yang dipelajari. Untuk

17

mempelajari buku yang tebal misalnya, mungkin kurang sesuai jika digunakan metode keseluruhan. Akan tetapi, untuk mempelajari bab demi bab diperlukan metode keseluruhan itu. 4. Pelajarilah dan kuasailah bagian-bagian yang sukar dari bahan yang dipelajari Pada tiap pelajaran biasanya terdapat bagian-bagian yang sukar dan memerlukan perhatian dan pengerjaan yang lebih teliti. Pelajari baik-baik bagian-bagian yang sukar itu untuk dapat menguasai keseluruhan pengetahuan dari bahan yang dipelajari. Untuk itu, pembuatan ringkasan (summary) dalam belajar sangat diperlukan.

5. Buatlah outline dan catatan-catatan pada waktu belajar Outline dan cataatan-catatan tentang materi bacaan atau pelajaran sangat membantu siswa itu sendiri. Apalagi jika catatan-catatan itu kemudian disusun ke dalam bentuk outline yang dapat menggambarkan garis besar dari apa yang telah dipelajari. Outline dan catatan-catatan yang tersusun itu akan dapat membantu siswa lagi pada waktu mereka akan mengulangi pelajaran itu ketika akan menghadapi tentamen atau ujian. 6. Kerjakan atau jawablah pertanyaan-pertanyaan Pada akhir tiap bab buku pelajaran (textbook) biasanya kita jumpai sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud membantu siswa mengingat kembali apa yang telah dipelajari dalam bab tersebut, atau memperluas pengetahuan mereka tentang sesuatu yang berhubungan dengan isi bab tersebut. Kerjakan atau jawablah pertanyaan-pertanyaan itu dengan sebaik-baiknya.

18

7. Hubungkan bahan-bahan yang baru dengan bahan-bahan yang lama Belajar merupakan suatu proses yang sinambung untuk membentuk konsepkonsep baru, atau pengetahuan baru berdasarkan pengalaman-pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Oleh karena itu, sebelum siswa mulai untuk harihari berikutnya, dia harus mengulangi kembali pelajaran-pelajaran yang lampau yang ada hubungannya dengan bahan-bahan pelajaran yang akan dipelajarinya. Dengan kata lain, untuk menerima pelajaran yang baru diperlukan pengetahuan dari bahan-bahan yang lama yang telah dipelajari pada waktu yang lalu. 8. Gunakan bermacam-macam sumber dalam belajar Tiap pengarang buku mempunyai pandangan dan cara yang berbeda-beda dalam mengemukakan tulisan atau karangannya. Buku pelajaran yang berjudul sama belum tentu isinya sama. Setiap pengarang memilikikelebihan dan kekurangan. Perbedaan-perbedaan ini terutama terdapat pada pengarangpengarang buku ilmu pengetahuan sosial, bahkan terdapat juga pada pengarang ilmu pengetahuan eksakta. Siswa harus terlatih untuk memilih dan menentukan sendiri mana dari sekian banyak pendapat atau pandangan yang menurut mereka lebih baik, lebih lengkap, atau lebih sesuai dengan kebutuhan. 9. Pelajari baik-baik tabel, peta, grafik, gambar dsb. Dewasa ini banyak terdapat buku cerita yang dilukiskan dalam bentuk gambar seri untuk menarik perhatian dan kesukaan membaca pada anak-anak. Juga buku-buku pelajaran di sekolah, kecuali berisi gambar-gambar, banyak pula yang dilengkapi dengan peta, gambar grafik, dan atau tabel. Siswa yang kurang mengerti maksudnya-dan ini merupakan sebagian besar siswa-merasa segan dan biasanya melampaui saja gambar atau grafik tersebut di dalam belajarnya. Padahal dengan mempelajari gambar, tabel, grafik, atau peta yang

19

terdapat di dalam buku, siswa dapat memperoleh pengertian yang lebih jelas dan sering kali lebih luas daripada membaca uraian-uraian yang panjang lebar. Adalah menjadi tugas dan kewajiban guru untuk membimbing siswa bagaimana menginterpretasikan gambar, grafik, tabel , peta, bagan yang terdapat di dalam buku pelajaran ataupun buku-buku sumber lainnya, dan bagaimana menyusun atau mengambil kesimpulan daripadanya. Makin pandai siswa membuat rangkuman, makin mudah baginya untuuk mengadakan review atau mengulang kembali pelajaran yang telah diterimanya. Rangkuman atau review memberikan kesempatan kepadanya untuk merefleksikan, mengingat kembali, dan mengevaluasi isi pengetahuan yang telah dikuasainya. Saran-saran untuk membiasakan belajar yang efisien menurut Crow and Crow sebagai berikut : a) Miliki dahulu tujuan belajar yang pasti. b) Usahakan adanya tempat belajar yang memadai. c) Jaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu konsentrasi dan keaktifan mental. d) Rencanakan dan ikutilah jadwal waktu untuk belajar. e) Selingilah belajar itu dengan waktu istirahat yang teratur. f) Carilah kalimat-kalimat topik atau inti pengertian dari tiap paragraf. g) Selama belajar gunakan metode pengulangan dalam hati (silent recitation). h) Lakukan metode keseluruhan (whole method) bilamana mungkin. i) Usahakan agar dapat membaca cepat tetapi cermat. j) Buatlah catatan-catatan atau rangkuman yang tersusun rapi. k) Adakan penilaian terhadap kesulitan bahan untuk dipelajari lebih lanjut. l) Susunlah dan buatlah pertanyaan-pertanyaan yang tepat. m) Pusatkan perhatian dengan sungguh-sungguh pada waktu belajar. 20

n) Pelajari dengan teliti tabel-tabel, grafik-grafik, dan bahan ilustrasi lainnya. o) Biasakanlah membuat rangkuman dan kesimpulan. p) Buatlah kepastian untuk melengkapi tugas-tugas belajar itu. q) Pelajari baik-baik pernyataan (statement) yang dikemukakan oleh pengarang, dan r) tentanglah jika diragukan kebenarannya. s) Telitilah pendapat beberapa pengarang. t) Belajarlah menggunakan kamus dengan sebaik-baiknya. u) Analisislah kebiasaan belajar yang dilakukan, dsn cobalah untuk memperbaiki kelemahan-kelemahannya.

21

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa : Secara umum, belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antara dari manusia (id-ego-super ego) dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Teori-teori ini kemudian berkembang pada suatu stadium yang berdasar atas prinsip Conditioning, yakni pembentukan hubungan antara stimulus dan respons. Dalam hal ini secara global ada tiga teori yakni, teori Ilmu Jiwa Daya, Ilmu Jiwa Gestalt dan Ilmu Jiwa Asosiasi. Tujuan dari belajar adalah : 1. Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku. 2. Belajar bertujuan mengubah kebiasaan, dari yang buruk menjadi baik. 3. Belajar bertujuan untuk mengubah sikap, dari negatif menjadi positif, tidak hormat menjadi hormat, benci menjadi sayang dan sebagainya. 4. Dengan belajar dapat mengubah keterampilan. 5. Belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu. Prinsip-prinsip belajar adalah kematangan jasmani dan rohani, memiliki tujuan, memiliki kesiapan, memiliki kesungguhan, serta ulangan dan latihan. Metode-metode belajar seperti berikut : Metode keseluruhan kepada bagian (whole to part method), Metode keseluruhan lawan bagian (whole versus part method), Metode campuran antara keseluruhan dan bagian (mediating method), Metode resitasi (recitation method), Jangka waktu belajar (leght of practice

periods), Pembagian waktu belajar (distribution of practice periods), Membatasi 22

kelupaan (counteract forgetting), Menghafal (cramming), Kecepatan belajar dalam hubungannya dengan ingatan, dan Retroactive inhibition

B. Saran Kepada para pembaca yang benar-benar ingin melanjutkan penulisan makalah ini, disarankan agar memperbanyak referensi tentang belajar dan pembelajaran, Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca menjadi mengerti tentang belajar dan cara belajar yang baik. Mungkin informasi yang diberikan masih belum sempurna, sehingga pembaca disarankan untuk membaca sumber-sumber atau literatur lain untuk memperdalam pengetahuan mengenai belajar.

23

DAFTAR PUSTAKA

Dalyono, M., Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 2009 Baharudin. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2009. Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pres, 2010. Djamarah, Saiful Bahri, dan Zain, Aswen. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta, 2002 http://himcyoo.wordpress.com/2010/05/09/cara-cara-belajar-yang-baik/

24

You might also like