You are on page 1of 18

JUDUL

Imunisasi dasar pada bayi dan balita guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Di Klinik Santi Medan A. Analisa Situasi B. MATERI 1. Pengertian Imunisasi Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain. 2. Macam Kekebalan Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat digolongkan menjadi 2, yakni : 2.1 Kekebalan Tidak Spesifik (Non Specific Resistance) Yang dimaksud dengan faktor-faktor non khusus adalah pertahanan tubuh pada manusia yang secara alamiah dapat melindungi badan dari suatu penyakit. Misalnya kulit, air mata, cairan-cairan khusus yang keluar dari perut (usus), adanya refleks-refleks tertentu, misalnya batuk, bersin dan sebagainya. 2.2 Kekebalan Spesifik (Specific Resistance) Kekebalan spesifik dapat diperoleh dari 2 sumber, yakni : a. Genetik Kekebalan yang berasal dari sumber genetik ini biasanya berhubungan dengan ras (warna kulit dan kelompok-kelompok etnis, misalnya orang kulit hitam (negro) cenderung lebih resisten terhadap penyakit malaria jenis vivax. Contoh lain, orang yang mempunyai hemoglobin S lebih resisten terhadap penyakit plasmodium falciparum daripada orang yang mempunyai hemoglobin AA. 1

b. Kekebalan yang Diperoleh (Acquired Immunity) Kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang bersangkutan. Kekebalan dapat bersifat aktif dan dapat bersifat pasif. Kekebalan aktif dapat diperoleh setelah orang sembuh dari penyakit tertentu. Misalnya anak yang telah sembuh dari penyakit campak, ia akan kebal terhadap penyakit campak. Kekebalan aktif juga dapat diperoleh melalui imunisasi yang berarti ke dalam tubuhnya dimasukkan organisme patogen (bibit) penyakit. Kekebalan pasif diperoleh dari ibunya melalui plasenta. Ibu yang telah memperoleh kekebalan terhadap penyakit tertentu misalnya campak, malaria dan tetanus maka anaknya (bayi) akan memperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut untuk beberapa bulan pertama. Kekebalan pasif juga dapat diperoleh melalui serum antibodi dari manusia atau binatang. Kekebalan pasif ini hanya bersifat sementara (dalam waktu pendek saja). 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekebalan Banyak faktor yang mempengaruhi kekebalan antara lain umur, seks, kehamilan, gizi dan trauma. 3.1 Umur Untuk beberapa penyakit tertentu pada bayi (anak balita) dan orang tua lebih mudah terserang. Dengan kata lain orang pada usia sangat muda atau usia tua lebih rentan, kurang kebal terhadap penyakit-penyakit menular tertentu. Hal ini mungkin disebabkan karena kedua kelompok umur tersebut daya tahan tubuhnya rendah. 3.2 Seks Untuk penyakit-penyakit menular tertentu seperti polio dan difteria lebih parah terjadi pada wanita daripada pria.

3.3 Kehamilan Wanita yang sedang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap penyakit-penyakit menular tertentu misalnya penyakit polio, pneumonia, malaria serta amubiasis. Sebaliknya untuk penyakit tifoid dan meningitis jarang terjadi pada wanita hamil. 3.4 Gizi Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit-penyakit infeksi tetapi sebaliknya kekurangan gizi berakibat kerentanan seseorang terhadap penyakit infeksi. 3.5 Trauma Stres salah satu bentuk trauma adalah merupakan penyebab kerentanan seseorang terhadap suatu penyakit infeksi tertentu. MASA INKUBASI Masa inkubasi adalah jarak waktu dari mulai terjadinya infeksi didalam diri orang sampai dengan munculnya gejala-gejala atau tanda-tanda penyakit pada orang tersebut. Tiap-tiap penyakit infeksi mempunyai masa inkubasi berbeda-beda, mulai dari beberapa jam sampai beberapa tahun. 4. Jenis-Jenis Imunisasi Pada dasarnya ada 2 jenis imunisasi, yaitu : 4.1 Imunisasi Pasif (Pasive Immunization) Imunisasi pasif ini adalah immunoglobulin. Jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakit campak (measles pada anak-anak). 4.2 Imunisasi Aktif (Active Immunization) Imunisasi yang diberikan pada bayi dan anak adalah :

a. BCG untuk mencegah penyakit TBC b. DPT untuk mencegah penyakit-penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. c. Polio untuk mencegah penyakit poliomielitis. d. Campak untuk mencegah penyakit campak (measles). Imunisasi pada ibu hamil dan calon pengantin adalah imunisasi tetanus toksoid. Imunisasi ini untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang dilahirkan. 5. Tujuan Program Imunisasi 5.1 Tujuan Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini, penyakitpenyakit tersebut adalah disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio dan tuberkulosa. 5.2 Sasaran Sasaran imunisasi adalah : a. Bayi dibawah umur 1 tahun (0-11 bulan) 5.3 Pokok-Pokok Kegiatan a. Pencegahan terhadap bayi (imunisasi lengkap) Imunisasi BCG 1 kali Imunisasi DPT 3 kali Imunisasi polio 3 kali Imunisasi campak 1 kali

b. Pencegahan terhadap anak sekolah dasar Imunisasi DT Imunisasi TT

c. Pencegahan lengkap terhadap ibu hamil dan PUS / calon mempelai wanita Imunisasi TT 2 kali

JENIS IMUNISASI 1. Vaksin BCG Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat terjadi karena terhirupnya percikan udara yang mengandung kuman TBC. Kuman ini dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru (paling sering terjadi), kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal, hati, atau selaput otak (yang terberat). Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada bayi yang baru lahir sampai usia 12 bulan, tetapi imunisasi ini sebaiknya dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan. Imunisasi ini cukup diberikan satu kali saja. Bila pemberian imunisasi ini "berhasil," maka setelah beberapa minggu di tempat suntikan akan timbul benjolan kecil. Karena luka suntikan meninggalkan bekas, maka pada bayi perempuan, suntikan sebaiknya dilakukan di paha kanan atas. Biasanya setelah suntikan BCG diberikan bayi tidak akan demam. 2. Vaksin DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus) Kuman difteri sangat ganas dan mudah menular. Gejalanya adalah demam tinggi dan tampak adanya selaput putih kotor pada tonsil (amandel) yang dengan cepat meluas dan menutupi jalan napas. Selain itu racun yang dihasilkan kuman difteri dapat menyerang otot jantung, ginjal, dan beberapa serabut saraf. Racun dari kuman tetanus merusak sel saraf pusat tulang belakang, mengakibatkan kejang dan kaku seluruh tubuh. Pertusis (batuk 100 hari) cukup parah bila menyerang anak balita, bahkan penyakit ini dapat menyebabkan kematian.

Di Indonesia vaksin terhadap difteri, pertusis, dan tetanus terdapat dalam 3 jenis kemasan, yaitu: kemasan tunggal khusus untuk tetanus, bentuk kombinasi DT, dan kombinasi DPT. Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali, yaitu sejak bayi berumur 2 bulan dengan selang waktu penyuntikan minimal selama 4 minggu. Suntikan pertama tidak memberikan perlindungan apa-apa, itu sebabnya suntikan ini harus diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi ulang pertama dilakukan pada usia 1 - 2 tahun atau kurang lebih 1 tahun setelah suntikan imunisasi dasar ke-3. Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia 6 tahun atau kelas 1 SD. Pada saat kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT (tanpa P). Reaksi yang terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan nyeri di tempat suntikan selama 1-2 hari. Imunisasi ini tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan yang menderita kejang demam komplek. 3. Vaksin Polio Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak lumpuh pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2-5 hari. Terdapat 2 jenis vaksin yang beredar, dan di Indonesia yang umum diberikan adalah vaksin Sabin (kuman yang dilemahkan). Cara pemberiannya melalui mulut. Di beberapa negara dikenal pula Tetravaccine, yaitu kombinasi DPT dan polio. Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari dan selanjutnya diberikan setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT. Imunisasi ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT. 4. Vaksin Campak Penyakit ini sangat mudah menular. Gejala yang khas adalah timbulnya bercakbercak merah di kulit setelah 3-5 hari anak menderita demam, batuk, atau pilek. Bercak merah ini mula-mula timbul di pipi yang menjalar ke muka, tubuh, dan anggota badan. Bercak merah ini akan menjadi coklat kehitaman dan menghilang dalam waktu 7-10 hari.

Pada stadium demam, penyakit campak sangat mudah menular. Sedangkan pada anak yang kurang gizi, penyakit ini dapat diikuti oleh komplikasi yang cukup berat seperti radang otak (encephalitis), radang paru, atau radang saluran kencing. Bayi baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif dari ibunya ketika dalam kandungan dan kekebalan ini bertahan hingga usia bayi mencapai 6 bulan. Imunisasi campak diberikan kepada anak usia 9 bulan. Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Namun adakalanya terjadi demam ringan atau sedikit bercak merah pada pipi di bawah telinga, atau pembengkakan pada tempat suntikan. 5. Vaksin Hepatitis B Cara penularan hepatitis B dapat terjadi melalui mulut, transfusi darah, dan jarum suntik. Pada bayi, hepatitis B dapat tertular dari ibu melalui plasenta semasa bayi dalam kandungan atau pada saat kelahiran. Virus ini menyerang hati dan dapat menjadi kronik/menahun yang mungkin berkembang menjadi cirrhosis (pengerasan) hati dan kanker hati di kemudian hari. Imunisasi dasar hepatitis B diberikan 3 kali dengan tenggang waktu 1 bulan antara suntikan pertama dan kedua, dan tenggang waktu 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga. Imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah pemberian imunisasi dasar. C. Solusi yang ditawarkan Metode yang digunakan dalam program ini dalam bentuk : a. Ceramah dan diskusi Ceramah dilakukan dengan presentasi dan penyuluhan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu yang mempunya bayi dan balita. Setelah ceramah dilanjutkan dengan diskusi (tanya jawab). b. Pemeriksaan kesehatan : Imunisasi pada bayi

D. Target Luaran Diharapkan setelah kegiatan ini selesai akan diperoleh manfaat : a. Peningkatan pengetahuan kesehatan khususnya tentang imunisasi pada anak. b. Peningkatan pengetahuan kesehatan warga khususnya tentang pertumbuhan dan perkembangan pada anak. c. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan ibu untuk mendeteksi tanda-tanda gangguan gizi. d. Bagi Departemen Keperawatan Anak Fakultas Keperawatan USU Kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang melibatkan dosen dan masyarakat secara aktif serta memperoleh gambaran nyata pelayanan keperawatan anak berbasis komunitas untuk mencapai tujuan pembelajaran dan tujuan program tercapai. E. Kelayakan Perguruan Tinggi 1. Kualifikasi Tim Pelaksana Ketua tim pelaksana adalah seorang dosen keperawatan yang mendalami bidang kesehatan anak, data selengkapnya ada pada curriculum vitae (lampiran). Anggota tim pelaksana terdiri dari magister keperawatan dan magister kebidanan dan menjadi pembimbing mahasiswa dalam bidang kesehatan anak di masyarakat dan data selengkapnya anggota pelaksana ada pada curriculum vitae (terlampir).

2. Khalayak Sasaran Sasaran pengabdian masyarakat ini adalah masyarakat di desa, khususnya ibu yang mempunyai anak bayi dan balita. Lokasi ini dipilih karena banyaknya bayi dan balita. Selain itu secara umum masyarakat mempunyai pengetahuan yang minim tentang imunisasi pada bayi dan balita. 3. Keterkaitan Pada kegiatan ini instansi yang terkait adalah Perguruan Tinggi, yaitu Program Studi D IV Kebidanan- Fakultas Keperawatan USU dan pemerintah daerah serta petugas kesehatan, khususnya puskesmas dikecamatan Tambun. Peran perguruan tinggi pada kegiatan ini adalah menerapkan IPTEKS yang telah diperoleh melalui proses perkuliahan dan praktikum dilaboratorium serta beberapa penelitian terkait dengan risiko tinggi gangguan gizi seimbang dan faktor-faktor penyebab tingginya angka kesakitan pada anak balita di Indonesia. Peran pemerintah dan petugas kesehatan mulai dari tingkat yang paling rendah yaitu Rt, Rw dan posyandu hingga ke tingkat yang lebih tinggi yaitu kecamatan dan kabupaten diharapkan berupa kemudahan untuk mendapatkan akses dan motivasi masyarakat untuk terlibat aktif dalam kegiatan. 4. Rancangan Evaluasi Masyarakat khususnya ibu yang mempunyai anak balita dan anak balita yang mengikuti kegiatan penyuluhan dapat menyebutkan tentang pengertian gizi seimbang, manfaat, gangguan gizi seimbang, pertumbuhan dan perkembangan, tanda-tanda dan pencegahan serta penatalaksanaan. Permberian makanan tambahan. Secara umum ibu 9

yang mempunyai anak balita di wilayah Desa Tambun memiliki pengetahuan yang baik tentang gizi seimbang dan pertumbuhan dan perkembangan. Akhir dari kegiatan ini diharapkan adanya penurunan angka gangguan gizi seimbang. 5. Jadwal pelaksanaan

Bulan Februari dan Maret No. Jenis Kegiatan Minggu Ke1 1. 2. 3. 4. 5. Perencanaan kegiatan Penyusunan rencana operasioanal Persiapan bahan Pelaksanaan kegiatan (ceramah) Pemberian leaflet dan anjuran X 2 X X X X X X X 3 4 5 6 7

pelaksanaan Papsmear 6. 7. Evaluasi kegiatan Pembuatan laporan X X

F. Rencana Anggaran Belanja

10

No. Rincian Kegiatan

Satuan

Volume

Harga Satuan (Rp)

Total Harga (Rp)

1.

Persiapan a. Pertemuan dengan pihak pihak desa dan petugas kesehatan. b. Fotocopi proposal a. Transportasi lapangan Sub Total tim survey dan perbanyakan 3 kali 50.000 150.000 400.000 2 kali 10 exmp 50.000 15.000 100.000 150.000

2.

Sosialisasi a. Persiapan /pembuatan materi (alat pemeriksaan). b. Pembelian makanan tambahan 500 Tablet 1000 200.000 500.000 200.000 500.000

b. Sewa ruang pertemuan, LCD 1 dan petugas kebersihan c. Konsumsi peserta d. Aqua (air minum) 100 8 orang kotak

7.000 25.000

700.000 200.000

Sub Total

2.100.000

3.

Evaluasi Kegiatan dan Pembuatan

11

laporan Akhir a. Pembuatan Laporan/fotocopy/jilid b. Bahan habis pakai/kertas/ Tinta,dll.selama kegiatan c. Dokumentasi 100.000 Sub Total 500.000., proses 200.000 10 Espl. 20.000 200.000

TOTAL

3.000. 000,00

DAFTAR PUSTAKA Bobak, I.M., & Jensen, M.D. (2000). Maternity and ginecology nursing care. Philadelphia: W.B. Saunders Company. Breslin. E.T., & Lucas, V. A. (2003). Wommens health nursing: Toward evidence-based practice. Philadelphia: St. Louis. Cunningham, (1995). Williams Obstetrics, Appleton & Lange. 12

Guyton (1992). Fungsi reproduksi prakehamilan pada wanita dan hormon wanita. Dalam; Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. ( edisi 3), Terjemahan, Jakarta: EGC Penerbit buku Kedokteran. Gilbert, E.S.& Harmon, J.S. (2003). High risk pregnancy & delivery. St Louis: Mosby.Inc. Gorie, T.M., Mc Kinney, E.S. & Murray, S.S. (1998). Foundation of maternal newborn nursing. ( 2 nd Ed). Pennsylvinia: WB Saunders Company Helen, F.Churcild (1990) Social and emotional, Aspects Process and the childbearing family, (2 nd ed.) London and New York. Indriyani. (2008). Buku pintar kehamilan: Kiat mengatasi gangguan dan penyakit kehamilan, Jogjakarta: Mumtaz Press Potter, Patricia A,(1996) pengkajian kesehatan, alih bahasa Y.P jemes, EGC, jakarta

CURRICULUM VITAE 13

A. Identitas Ketua Pelaksana 1. Nama Lengkap dan Gelar Akademik Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Fakultas/Jurusan/Program Studi Pangkat/Golongan/NIP Bidang Keahlian Kedudukan dalam Tim Alamat Kantor : Nur Asnah Sitohang, S.Kep, M.Kep :Sukaramai, 5 Mei 1974 : Perempuan : FKep. USU : III.b / Lektor/197405052002122001 : Keperawatan Anak : Anggota Pelaksana : Jl. Prof.Maas no.3Komplek USU Telp Fax (061) 8213318 (061) 8213318

B. Anggota Pelaksana 1 1. Identitas Anggota Pelaksana 1 Nama Lengkap dan Gelar Akademik : Farida Linda Sari Siregar, Skep,Ns.Mkep Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Fakultas/Jurusan/Program Studi Pangkat/Golongan/NIP Bidang Keahlian Kedudukan dalam Tim Alamat Kantor : Medan, 20 Maret 1978 : Perempuan : Keperawatan USU : Lektor/III.b/ 19780320200512003 : Keperawatan Anak : Anggota Pelaksana : Jl. Prof. Maas no. 3 Komplek USU Telp (061) 8213318 14

Fax (061) 8213318

Anggota Pelaksana 2. Nama Lengkap dan Gelar Akademik Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Fakultas/Jurusan/Program Studi Pangkat/Golongan/NIP :Febrina Oktavinola Kaban SST.,MKeb :Stabat, 01 Februari 1980 : Perempuan : FKep. USU : III.b / Asisten Ahli/198002012005022001 Bidang Keahlian Kedudukan dalam Tim Alamat Kantor : Keperawatan Anak : Anggota Pelaksana : Jl. Prof.Maas no.3Komplek USU Telp Fax (061) 8213318 (061) 8213318

Anggota Pelaksana 5. Nama Lengkap dan Gelar Akademik Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Fakultas/Jurusan/Program Studi Pangkat/Golongan/NIP Bidang Keahlian : Diah Lestari Nasution SST., MKeb :Padang Sidempuan, 20 April 1978 : Perempuan : FKep. USU : III.a / /197804202009032008 : Keperawatan Anak

15

Kedudukan dalam Tim Alamat Kantor

: Anggota Pelaksana : Jl. Prof.Maas no.3Komplek USU Telp Fax (061) 8213318 (061) 8213318

PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT

16

IMUNISASI DASAR PADA BAYI DAN BALITA GUNA MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI KLINIK SANTI MEDAN

Oleh :

Nur Asnah Sitohang,SKep,NS,M.Kep Farida Linda Sari,SKep,Ns,MKep Febrina Oktavinola Kaban, SST.,MKeb Diah Lestari Nasution, SST.,MKeb

NIP. 197405052002122001 NIP.197803202005012003 NIP. 198002012005022001 NIP.197804202009032008

DEPARTEMEN KEPERAWATAN MATERNITAS-ANAK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN 2012

17

18

You might also like