You are on page 1of 21

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Istilah bioteknologi bagi orang awam memang terdengar asing. Namun, apabila mereka diberitahu bahwa pembuatan tempe, tape dan kecap merupakan beberapa contoh bioteknologi, barulah mereka mulai sedikit mengerti apa yang dimaksud dengan bioteknologi. Secara sederhana, bioteknologi dapat diartikan sebagai pemanfaatan organisme untuk memperoleh suatu produk. Namun, untuk memperoleh suatu produk dengan menggunakan suatu organisme tidaklah semudah yang kita bayangkan. Sejak dahulu nenek moyang bangsa Indonesia pun membuat tempe hanyalah kebetulan yang berasal dari coba-coba untuk memanfaatkan organisme dalam menghasilkan suatu produk berupa makanan dan juga tanpa dilandasi prinsip ilmiah. Memang pada saat itu, bioteknologi memang didominasi untuk memproduksi makanan dan dalam bidang pertanian. Seiring perkembangan zaman, para ahli terus meneliti beberapa organisme agar dapat memperoleh suatu produk yang bermanfaat. Dan akhirnya pun mereka berhasil menemukan produk-produk bioteknologi baru dari pemanfaatan organisme. Para pakar tidak hanya mampu memanfaatkan organisme/materi genetik di tingkat seluler, tetapi juga mampu merekayasa organisme/materi genetik hingga tingkat molekuler.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimanakah perkembangan bioteknologi mulai dari bioteknologi

konvensional hingga menuju bioteknologi modern ? 2. Apakah perbedaan antara bioteknologi konvensional dengan bioteknologi modern ? 3. Bagaimanakah dampak positif maupun negatif dari bioteknologi yang terus berkembang ini ?

C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui perkembangan bioteknologi mulai dari bioteknologi konvensional hingga bioteknologi modern. 2. Untuk mengetahui perbedaan antara bioteknologi konvensional dengan bioteknologi modern. 3. Untuk mengetahui dampak positif maupun negatif dari bioteknologi yang terus berkembang.

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI Menurut Aryulina,dkk. (2004:254) :


Bioteknologi berasal dari kata biologi dan teknologi. Biologi adalah ilmu pengetahuan mengenai makhluk hidup, sedangkan teknologi adalah terapan ilmu pengetahuan dasar. Jadi, bioteknologi adalah suatu teknik yang menggunakan makhluk hidup atau bahan yang diperoleh dari makhluk hidup dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi manusia.

Sedangkan menurut sebuah artikel di internet :


Biotechnology has contributed towards the exploitation of biological organisms or biological processes through modern techniques, which could be profitably used in medicine, agriculture, etc... (Anonymous, 2007) Bioteknologi mempunyai kontribusi ke arah penyelidikan/penelitian organisme biologis atau proses bioteknologi meliputi teknik modern, yang dapat memberi keuntungan dalam pengobatan, pertanian, dan lainnya.

Sehingga dapat didefinisikan bahwa bioteknologi adalah pemanfaatan prinsipprinsip ilmiah dengan menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan produk atau jasa guna kepentingan manusia. Makhluk hidup yang digunakan berupa

mikroorganisme, tumbuhan, hewan, dan manusia. Banyak juga ilmuwan yang berusaha memberikan definisi bioteknologi. Hasil dari definisi mereka berbeda-beda, namun mengarah pada satu pendapat yang sama, yaitu adanya keterlibatan makhluk hidup. Akhyar (2004 : 146 ) menuliskan sebagai berikut :
Salah satu ilmuwan yang berusaha menjelaskan pengertian bioteknologi adalah Sylvia A. Mender (2000). Menurut Mender, bioteknologi merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan penggunaan sistem biologi yang bertujuan menghasilkan suatu produk yang sesuai denagn keinginan manusia. Sejak awal peradaban, terutama era Mendel, manusia banyak melakukan persilangan, baik persilangan antar tumbuhan maupun persilangan antar hewan untuk menghasilkan sifat unggul yang diinginkan.

Ricky Lewis (2004) menyebut bioteknologi dengan istilah rekayasa genetika (genethic engineering). Penggunaan istilah rekayasa genetika ini didasarkan atas manipulasi deoxyribbo-nucleic-acid (DNA) suatu makhluk hidup. (Akhyar, 2004 : 146 )

Di dalam bioteknologi dilakukan rekayasa organisme atau komponen organisme untuk menghasilkan barang dan jasa yang penting dan menguntungkan bagi kehidupan manusia. Menurut Syamsuri,dkk. (2004 : 203)
1. 2. 3. 4. Di dalam bioteknologi terdapat komponen-komponen : Bahan yang diproses sebagai bahan masukan (input). Makhluk hidup yang menyelenggarakan proses. Prinsip-prinsip ilmu yang mendasari semua proses. Hasil berupa produk atau jasa sebagai keluaran (output). Secara skematis, pengertian bioteknologi itu dapat digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut :

PRINSIP ILMIAH

MASUKAN (bahan, organisme)

PROSES DI TUBUH ORGANISME

KELUARAN (produk dan jasa)

B. PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI Seperti yang telah dijelaskan di bagian sebelumnya, bahwa bioteknologi adalah pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dengan menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan produk atau jasa guna kepentingan manusia. Sebenarnya bioteknologi bukanlah merupakan hal yang baru bagi manusia karena pembuatan tempe dan tape sejak dahulu telah menunjukkan adanya pemanfaatan suatu organisme untuk menghasilkan suatu produk. Namun, bioteknologi yang telah dilakukan itu masih termasuk bioteknologi konvensional, yaitu penggunaan organisme yang masih belum

berlandaskan ilmiah. Sedangkan, seiring perkembangan waktu saat ini, telah bermunculan bioteknologi modern yang telah berlandaskan ilmiah dalam pemanfaatan organisme dalam menghasilkan suatu produk.
Sejak sekitar 8000 tahun yang lalu, bangsa Mesir kuno menggunakan sejenis mikroba Yeast saccharomyces atau ragi untuk pembuatan roti. Dalam adonan roti, gelembung gas yang dihasilkan dalam proses fermentasi, membuat roti jadi empuk sehingga enak dimakan. Ini adalah penggunaan mikroba atau mikroorganisme pada tingkat sel untuk tujuan pangan. Sehingga ilmu tua bioteknologi (konvensional) adalah penggunaan jasad renik atau makhluk hidup secara umum pada tingkat sel atau disebut seluler (Anonim, 2007)

Hal di atas menunjukkan bahwa sebenarnya bioteknologi telah dipergunakan sejak zaman dahulu. Bioteknologi terus berkembang hingga pada tahun 1970 muncullah bioteknologi modern dengan ditemukannya teknologi DNA rekombinan seperti yang dijelaskan dalam kutipan berikut :
Bioteknologi modern lahir pada tahun 1970-an dengan munculnya teknologi DNA rekombinan. Ilmuwan dari Universitas Kalifornia di San Fransisco (UCSF) bernama Herbert Boyer berhasil mengembangkan teknologi canggih untuk dapat memotong rantai DNA lalu menyambungnya lagi. Tetapi karena materi DNA berukuran sangat kecil, hal ini tidak dapat dibuktikan dengan melihat langsung karena jumlahnya juga sangat sedikit. Seorang ilmuwan lain dari Universitas Stanford bernama Stanley Cohen menemukan cara bagaimana memasukkan materi DNA berbentuk lingkaran atau plasmid ke dalam sel. Walau tinggal berjarak hanya 60 km saja, keduanya tidak pernah bisa bertemu sehingga dapat menyatukan teknologi yang dimilikinya itu. Sampai akhirnya pada tahun 1972, keduanya bertemu di sebuah pertemuan ilmiah, ribuan kilometer dari tempat mereka tinggal dan bekerja di Kalifornia, yaitu di Hawaii. DNA yang sudah disambung lagi dengan teknologi Boyer dapat diperbanyak dengan memasukkan ke dalam sel bakteri dengan teknologi Cohen. Karena bakteri berkembang biak sangat cepat, DNA yang telah dimasukkan pun jadi banyak dalam waktu singkat, sehingga dapat dicek keberadaannya dengan mudah. Inilah inti dari teknologi DNA rekombinan. (Anonim, 2007)

Dan juga dijelaskan oleh Pezzuto (1993 : 3):


A convenient starting point is to recall the Central Dogma of Biology, which dictates that information for the development, organization, and function of living systems is stored in discrete units (genes) within the linear deoxyribonucleic acid (DNA) molecules (chromosomes) of each cell. Titik awal yang senang dipakai adalah untuk memanggil kembali Central Dogma of Biology yang mendiktekan informasi untuk pengembangan, organisasi, dan fungsi dari system kehidupan yang tersedia di gen dengan molekul DNA di setiap sel.

Kemampuan para ahli untuk memanipulasi atau merekayasa molekul-molekul biologi seperti pada kutipan di atas telah menunjukkan lahirnya bioteknologi modern seperti dijelaskan pada kutipan berikut :
DNA adalah salah satu molekul biologi penyusun sel. Penggunaan molekul biologi itu, bahkan sampai kepada kemampuan memanipulasi atau merekayasa adalah revolusi teknologi yang menyebabkan lahirnya bioteknologi modern. Jadi, ada perubahaan dalam bioteknologi tua menjadi bioteknologi modern yaitu perubahan penggunaan materi hayati dari tingkat sel atau seluler ke tingkat molekul atau molekuler. (Anonim, 2007)

Sampai saat ini, perkembangan bioteknologi terus mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga ditemukan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan bahkan teknologi kloning yang menjadi kontroversi hingga saat ini. Berbagai bioteknologi ini masih dimungkinkan akan terus berkembang untuk memperoleh produk baru yang menguntungkan bagi kehidupan manusia.

C. APLIKASI BIOTEKNOLOGI Bioteknologi dapat dibedakan menjadi dua, yakni bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Berikut ini akan dijelaskan beberapa perbedaan antara bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. 1. Bioteknologi Konvensional Dalam bioteknologi konvensional, biasanya hanya memanfaatkan

mikroorganisme seperti bakteri dan jamur dalam memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan lainnya seperti kecap, tahu, dan tempe.

Adapun ciri-ciri bioteknologi konvensional adalah sebagai berikut : (a) dilakukan tanpa dilandasi prinsip-prinsip ilmiah (b) dilakukan hanya berdasarkan pada pengalaman yang diwariskan masyarakat secara turun-temurun (c) pada umumnya, belum dapat diproduksi secara massal karena produknya hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga saja Penerapan bioteknologi tradisional mencakup beberapa aspek kehidupan, salah satunya yaitu pada bidang pengolahan pangan. Bahan pangan yang mengalami proses bioteknologi akan menjadi bahan pangan yang lebih berkualitas, lebih tahan lama, lebih segar, dan meningkatkan nilai tambah bahan pangan, yang tentu saja berpeluang besar untuk meningkatkan nilai jual bahan pangan tersebut. Di bawah ini akan disebutkan beberapa contoh makanan yang merupakan hasil produksi dari bioteknologi tradisional / konvensional. (1). Tempe Tempe merupakan salah satu jenis makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari kedelai, yang dalam proses pembuatannya mendapatkan bantuan dari jamur Rhizopus. Seperti makanan produk kedelai lainnya, tempe mempunyai kandungan gizi yang tinggi.

(2). Kecap Kecap merupakan bumbu makanan yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Kecap yang mempunyai warna cokelat kehitaman, berbau khas, dengan

rasa asin atau pun manis, serta dapat menyedapkan makanan. Dalam pembuatan kecap, mendapatkan bantuan dari jamur Aspergillus dan Rhizopus.

(3). Tahu Tahu merupakan salah satu makanan olahan yang juga berbahan baku kacang kedelai. Tahu dapat dikatakan sebagai produk teknologi karena dalam proses pembuatannya juga melibatkan aktivitas organisme, seperti halnya dalam proses pembuatan tempe dan kecap seperti di atas. Dalam proses pembuatannya, tahu mendapatkan bantuan dari bakteri penghasil asam.

2.

Bioteknologi Modern Kita sudah mengetahui bahwa bioteknologi terbagi menjadi bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Dan pada saat ini, bioteknolog modern semakin berkembang dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah. Prinsip-prinsip itu meliputi pemahaman tentang proses, peralatan yang digunakan, pemrosesan hasil dengan mesin, pengepakan, dan pemasaran. Dalam meningkatkan nilai tambah suatu bahan, bioteknologi modern memanfaatkan mikroorganisme. Mikroorganisme itu misalnya sebagai penghasil obat (penicillium), sebagai pupuk pada tanaman (rhizobium), sebagai bahan makanan yaitu ganggang biru (spirulina) dan lainnya.

Bioteknologi modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (a) Menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan suatu produk. Penggunaan makhluk hidup ini karena : (1) Makhluk hidup dapat dikembangkan secara aseksual sehingga jika dipelihara secara terus- menerus memiliki sifat yang tetap. (2) Mahkluk hidup dapat diperoleh dengan mudah. (3) Sifat makhluk hidup dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan misalnya melalui persilangan. (4) makhluk hidup senantiasa berkembang biak, sehingga merupakan sumber daya alam yang dapat dipulihkan. (b) Menggunakan prinsip-prinsip ilmiah dalam menghasilkan suatu produk. Prinsip-prinsip itu sebagai berikut : (1) Pemahaman tentang proses. (2) Peralatan yang digunakan. (3) Pemrosesan hasil dengan mesin. (4) Pengepakan. (5) Pemasaran. (c) Merupakan hasil pengkajian dari berbagai ilmu. (d) Dapat diproduksi dalam jumlah banyak. Pemanfaatan bioteknologi modern dilakukan dalam berbagai bidang misalnya dalam bidang perkebunan dan pertanian, bidang kesehatan, bidang peternakan, dan lainnya.

Contoh pemanfaatan dalam masing-masing bidang, misalnya : a). Pemanfaatan bioteknologi modern dalam bidang perkebunan dan pertanian. Pemanfaatan bioteknologi modern dalam bidang perkebunan dan pertanian bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dalam masyarakat seperti meningkatkan produksi, memperbaiki kualitas dan lainnya. Salah satu pemanfaatan bioteknologi modern dalam bidang ini yaitu kultur jaringan. Kultur jaringan yaitu membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman baru yang memiliki sifat seperti induknya. Jaringan tanaman yang diambil yaitu pada jaringan yang masih muda agar mudah tumbuh, seperti pada jaringan meristem, misalnya pada daun muda, ujung akar, ujung batang, dan lainnya. Langkah-langkah dalam kultur jaringan yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Memilih jaringan tanaman yang baik. Memilih medium yang cocok. Mempersiapkan jaringan, medium, dan alat. Mensterilisasi alat dan medium. Menanam jaringan pada medium. Pemeliharan sampai menjadi tanaman baru yang lengkap. Pemindahan tanaman ke lapangan (pot).

Penggunaan kultur jaringan mempunyai keuntungan yaitu bibit tanaman yang didapatkan memiliki sifat yang sama dengan induknya, bibit tanaman dapat diproduksi dalam jumlah banyak dalam waktu singkat, lahan yang digunakan tidak terlalu luas, dan lainnya.

b). Pemanfaatan bioteknologi modern dalam bidang kesehatan Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang ini yaitu adanya vitamain dan asam amino melalui bantuan mikroorganisme. Pada umumnya manusia mendapat vitamin sari makanan yang dikonsumsi, kini mereka dapat memperolehnya dengan bantuan mikroorganisme. Melalui teknik kultur dan pemeliharaan mikroorganisme tertentu, kemudian mengekstraknya, maka diperoleh beberapa jenis vitamin dan asam amino. c). Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang peternakan Pemanfaatan dalam bidang ini misalnya pemberian vaksin dan hormon pertumbuhan pada ternak. Penggunaan hormon pertumbuhan pada hewan ternak dapat meningkatkan produksi daging, susu, ataupun telur. Hormon pertumbuhan itu dapat dibuat dengan cara mengklon pengatur pertumbuhan, kemudian

menyisipkannya ke dalam mikroorganisme, sehingga mikroorganisme tersebut menghasilkan hormon tersebut.

D. MANFAAT BIOTEKNOLOGI Bioteknologi sangatlah menjanjikan dalam bidang kedokteran, pengelolaan lingkungan, produksi makanan, dan pertanian.

1. Kedokteran

Di dunia kedokteran banyak obat-obatan yang tercipta dari produk hasil bioteknologi. Kini obat-obatan tersebut tersedia untuk mengobati penyakit. Misalnya insulin, sekarang sudah tersedia untuk mengobati diabetes dan hormon pertumbuhan yang dipakai untuk mengobati gangguan pertumbuhan serta mempercepat

penyembuhan luka. Seperti yang dijelaskan dalam sebuah artikel di internet : Amongst the earliest uses of biotechnology in pharmaceutical manufacturing is the use of recombinant DNA technology to modify escherichia coli bacteria to produce human insulin, which was performed at Genentech in 1978. (Anonymous, 2007). Diantara kegunaan bioteknologi bidang farmasi adalah penggunaan teknologi DNA rekombinan untuk memodifikasi bakteri Eschericia coli untuk menghasilkan insulin manusia yang dilakukan di Gennetech tahun 1978.

Bioteknologi memberikan metode baru untuk membuat vaksin bagi pencegahan penyakit seperti Hepatitis B dan untuk membantu mendeteksi dan mendiagnosis penyakit karena virus serta kelainan bawaan. 2. Pengelolaan Lingkungan Pada saat ini, bioteknologi membuka peluang baru dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan. Misalnya, bakteri yang direkayasa secara genetik bisa digunakan untuk mengubah sampah organik menjadi produk yang berguna atau untuk membersihkan tumpahan minyak. 3. Produksi Makanan

Bioteknologi juga berperan dalam produksi makanan. Di mana bioteknologi memainkan perang penting dengan menyediakan bahan makanan, vitamin, dan enzim untuk mengolah makanan yang lebih banyak dan lebih berkualitas. 4. Pertanian Sekarang di era globalisasi ini, para ilmuwan mampu meningkatkan kualitas buah dan sayuran, memperpanjang waktu simpan makanan agar dapat disimpan lebih lama. Di masa mendatang, para ahli bioteknologi diharapkan mampu menghasilkan tanaman yang tahan terhadap kondisi iklim yang buruk. Seperti kondisi iklim yang kering, panas ataupun dingin, sehingga petani dapat memanfaatkan tanah tersebut.

E. Dampak Penggunaan Bioteknologi Bioteknologi adalah suatu kemajuan ilmu pengetahuan di bidang biologi. Dengan adanya bioteknologi diharapkan masalah di bidang pangan, kesehatan maupun pencemaran lingkungan dapat diatasi dengan adanya kemajuan dalam bidang biologi. Walaupun merupakan suatu kemajuan yang sangat diharapkan, tetapi bioteknologi memberikan dampak negatif yang justru dapat merugikan manusia beserta lingkungannya. Adapun contoh dampak positif bioteknologi antara lain : (1) Diperolehnya bibit unggul tanaman dengan rekayasa genetika
Keanekaragaman hayati pada dasarnya terbentuk dari keanekaragaman genetika, keanekaragaman spesies dan keanekaragaman ekosistem dalam suatu kawasan. Keanekaragaman hayati juga merupakan sumber pengembangan varietas tanaman baru yang menyediakan bahan baku bagi pemuliaan tanaman dengan rekayasa genetika (Anonim 2007).

(2) Memperbanyak tanaman dengan cara kultur jaringan

Dengan menggunakan kultur jaringan, kita memperoleh keuntungan berupa : bibit yang dihasilkan banyak tanpa harus menanam dari benih secara normal, karena penanaman secara normal dengan menggunakan benih akan memerlukan waktu yang sangat lama, karena ada beberapa benih tanaman yang hanya dapat tumbuh pada media tumbuh tertentu saja. (3) Memperoleh dua atau lebih organisme dengan kloning Dengan menggunakan kloning, kita memperoleh keuntungan berupa : mendapatkan dua atau lebih organisme sejenis yang identik dengan induknya. Teknik pengkloningan sangat dibutuhkan untuk usaha peternakan, karena untuk pembiakan hewan ternak terutama kambing membutuhkan waktu yang relatif lama. Di samping itu, anakan yang dihasilkan oleh induk hanya satu atau dua anakan saja. Sedangkan dengan teknik pengkloningan akan dihasilkan anakan yang jauh lebih banyak. (4) Teknik bayi tabung Dengan menggunakan metode bayi tabung, maka seorang ibu yang rahimnya lemah dapat menggunakan rahim ibu donor sebagai tempat perkembangan janinnya sampai lahir.

Walaupun terdapat begitu banyak dampak positif yang diperoleh, bioteknologi memiliki banyak dampak negatif, antara lain :

(1) Munculnya organisme transgenik Dengan adanya mutasi gen akibat rekayasa genetika, organisme transgenik dikhawatirkan akan mempengaruhi dan merusak keseimbangan lingkungan di sekitarnya. (2) Adanya kontroversi tentang kloning Dengan adanya teknik pengkloningan, muncullah banyak pergunjingan dari berbagai pihak. Walaupun kloning merupakan suatu kemajuan di bidang bioteknologi, kloning sangat bertentangan dengan etika dan agama, terutama pengkloningan pada manusia. Karena pada hakikatnya, yang menciptakan manusia adalah Tuhan, bukan manusia yang menciptakan manusia.

BAB III PENUTUP

A. SIMPULAN 1. Perkembangan bioteknologi dimulai dari bioteknologi konvensional menuju bioteknologi modern. Bioteknologi konvensional bersifat sederhana dengan menggunakan organisme yang pada mulanya pemanfaatannya hanya bersifat coba-coba dan belum berdasarkan prinsip ilmiah. Sedangkan bioteknologi modern saat ini sudah menggunakan prinsip ilmiah dalam pemanfaatan organisme dalam menghasilkan suatu produk. 2. Perbedaan antara bioteknologi konvensional dengan bioteknologi modern adalah terletak pada penggunaan prinsip ilmiah, dasar pembuatan produk bioteknologi dan jumlah hasil produksi yang dihasilkan. 3. Dampak positif dari bioteknologi adalah diperolehnya bibit unggul tanaman dengan rekayasa genetika, dapat memperbanyak tanaman dengan cara kultur jaringan dll. Sedangkan dampak negatif dari bioteknologi adalah munculnya organisme transgenik, kontroversi bayi tabung dll.

B. SARAN

Makalah ini merupakan makalah yang berisi informasi dan wawasan mengenai bioteknologi. Sesuai dengan tujuan makalah ini, kami mengharapkan agar pembaca dapat lebih memahami tentang informasi yang terkandung dalam makalah ini. Oleh sebab itu, makalah ini sebaiknya dibaca dengan cermat dan teliti agar pembaca dapat benar-benar memahami isinya dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan seharihari

DAFTAR RUJUKAN

Akhyar, M. Salman. 2004. Biologi untuk SMA kelas 1 semester 2. Bandung : Grafindo Media Pratama. Anonymous. 2007. Human Insulin, (Online), http://en.wikipedia.org/wiki/ Use_of_ biotechnology_in_pharmaceutical_manufacturing, diakses 25 Oktober 2007 Anonymous. 2007. Biotechnology, (Online), http://en.wikipedia.org/wiki/ Biotechnology, diakses 25 Oktober 2007 Aryulina, Diah dkk. 2004. Biologi SMA untuk kelas X. Jakarta : ESIS Budi Witarto, Arief. 2007. Bioteknologi di Indonesia : Kondisi dan Peluang, (Online), http://io.ppi-jepang.org/article.php?edition=7, diakses 26 Oktober 2007 Pezzuto, John M. 1993. Biotechnology and Pharmacy. New York : Chapman and Hall Syamsuri, Istamar dkk. 2004. Biologi untuk SMA kelas X. Jakarta : Erlangga

LAMPIRAN 1 Bioteknologi

Biotechnology
From Wikipedia, the free encyclopedia

The structure of insulin Biotechnology is technology based on biology, especially when used in agriculture, food science, and medicine. The United Nations Convention on Biological Diversity has come up with one of many definitions of biotechnology:[1] "Biotechnology has contributed towards the exploitation of biological organisms or biological processes through modern techniques, which could be profitably used in medicine, agriculture, animal husbandry and environmental cloning." Biotechnology is a popular term for the generic technology of the 21st century. Although it has been utilized for centuries in traditional production processes, modern biotechnology is only 50 years old and in the last decades it has been witnessing tremendous developments. Bioengineering is the science upon which all Biotechnological applications are based. With the development of new approaches and modern techniques, traditional biotechnology industries are also acquiring new horizons enabling them to improve the quality of their products and increase the productivity of their systems. Before the 1970s, the term, biotechnology, was primarily used in the food processing and agriculture industries. Since the 1970s, it began to be used by the Western scientific establishment to refer to laboratory-based techniques being developed in biological research, such as recombinant DNA or tissue culture-based processes. In fact, the term should be used in a much broader sense to describe the whole range of methods, both ancient and modern, used to manipulate organic to reach the demands of human. So the term can be defined as, "The application of indigenous and/or scientific knowledge to the management of (parts of) microorganisms, or of cells and tissues of higher organisms, so that these supply goods and services of use to human beings.[2]

There has been a great deal of talk - and money - poured into biotechnology with the hope that miracle drugs will appear. While there do seem to be a small number of efficacious drugs, in general the biotech revolution has not happened in the pharmaceutical sector. However, recent progress with monoclonal antibody based drugs, such as Genentech's Avastin suggest that biotech may finally have found a role in pharmaceutical sales. Biotechnology combines disciplines like genetics, molecular biology, biochemistry, embryology and cell biology, which are in turn linked to practical disciplines like chemical engineering, information technology, and robotics.

LAMPIRAN 2 Insulin manusia

Human Insulin

Insulin crystals Amongst the earliest uses of biotechnology in pharmaceutical manufacturing is the use of recombinant DNA technology to modify escherichia coli bacteria to produce human insulin, which was performed at Genentech in 1978.[1] Prior to the development of this technique, insulin was extracted from the pancreas glands of cattle, pigs, and other farm animals. While generally efficacious in the treatment of diabetes, animal-derived insulin is not indistinguishable from human insulin, and may therefore produce allergic reactions.[2] Genentech researchers produced artificial genes for each of the two protein chains that comprise the insulin molecule. The artificial genes were "then inserted... into plasmids... among a group of genes that"[3] are activated by lactose. Thus, the insulin producing genes were also activated by lactose. The recombinant plasmids were inserted into Escherichia coli bacteria, which were "induced to produce 100,000 molecules of either chain A or chain B human insulin."[4] The two protein chains were then combined to produce insulin molecules.

LAMPIRAN 3 DNA rekombinan

You might also like