You are on page 1of 2

Pelaku Tindak Pidana Korupsi Harus Dihukum

Selamat pagi saya ucapkan kepada Bapak Suroto dan Bapak Harsono, serta kepada saudara sekalian yang telah hadir di tempat ini. Pertama-tama, saya panjatkan syukur kepada TuhanYang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat kemurahan hatiNya sehingga saudara sekalian dapat berkumpul disini. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suroto dan Bapak Harsono, yang telah memberikan saya kesempatan untuk dapat berpidato pada hari ini. Pada kesempatan kali ini, saya akan membawakan pidato mengenai korupsi yang terjadi di Indonesia, serta hubungannya dengan upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh ketua DPR Marzuki Alie. Seperti yang kita ketahui, sejak zaman dahulu, korupsi telah merajalela dan menguasai banyak negara, termasuk Indonesia. Korupsi yang dilakukan semakin lama semakin mewabah dan bertambah parah di Indonesia, bahkan beberapa wakil rakyat yang jujur dan tida mau bekerja sama untuk korupsi dipecat dan ditolak oleh perusahaan. Salah satu bukti konkritnya ialah Sri Mulyani. Sebelumnya, beliau ialah menteri keuangan di Indonesia. Menurut sumber yang saya dengar, alas an beliau berhenti ialh karena ia dipilih menjadi direktur World Bank. Akan tetapi, menurut saya hal itu hanyalah sebuah alasan, karena sebenarnya ia dikeluarkan dari jabatannya karena tidak dapat diajak bekerja sama untuk korupsi. Dipercaya dalam kasus ini, ada beberapa oknum yang memegang peranan penting yang terlibat, akan tetapi rakyat biasa dibuat bungkam agar rahasia tersebut tidak diketahui masyarakat internasional. Karena tindak pidana korupsi yang telah merajalela di Indonesia, ada beberapa langkah yang ditawarkan ketua DPR Marzuki Alie untuk menghentikannya. Pertama, dengan menutup transaksi tunai di atas nominal tertentu dan digantikan dengan transaksi melalui system perbankan sehingga menutup kemungkinan transaksi gelap. Dengan diberlakukannya hal ini, diharapkan para pelaku transaksi dapat menjalankan transaksi tanpa adanya uang gelap. Hal ini memungkinkan karena transaksi dijalankan melalui bank yang memiliki sistem pengamanan yang ketat. Saya setuju dengan cara tersebut, karena melalui bank, ruang gerak koruptor menjadi kecil, sehingga mereka sulit untuk melakukan korupsi, yang biasamereka lakukan dengan cara cash payment. Dengan adanya bank, atau non-cash payment, mereka tidak dapat melakukan korupsi. Hal ini dibuktikan dengan adanya keamanan yang ketat di bank untuk urusan transaksi di bank dan transaksinya berbentuk cheque. Langkah kedua yang dilakukan Marzuki Alie untuk memberantas korupsi ialah menyiapkan rancangan undang-undang pembuktian terbalik. Ya, Negara kita memang telah lama memiliki banyak pasal dalam Undang-undang yang mengatur tentang hukuman yang akan diberikan kepada para pelaku korupsi, akan tetapi negara kita tidak pernah mengindahkan undang-undang tersebut, sehingga hokum hanya dianggap sebagai peraturan belaka,bukan peraturan yang sesungguhnya. Hal ini juga terjadi karena adanya landasan hukum yang tidak

tegas, serta minimnya pengetahuan serta pemahaman aparat penegak hukum tentang peraturan perundangan. Saya setuju dengan kata-kata beliau pada bagian ini, karena menurut saya, Negara Indonesia memang tidak memiliki landasan hukum yang kuat, kurangnya ketegasan dalam menghukum para pelaku tindak pidana, serta kekurangan pengetahuan dan informasi dari aparat penegak hukum untuk menangani kasus-kasus korupsi. Jika para aparat penegak hukum mau tegas dan memiliki wawasan lebih luas lagi mengenai hukum dan peraturan-peraturannya dalam pengejaran dan menghukum pelaku korupsi, saya yakin, dalam waktu dekat Negara kita bisa pulih dari keterpurukan ini. Marzuki Alie juga menyarankan bagi Negara Indonesia untuk mengikuti system peraturan hukum yang ketat seperti di luar negeri. Sayangnya, Indonesia tidak pernah memberi sanksi pidana mati, padahal cukup bisa memberikan efek jera kepada para koruptor. Hingga saat ini, beberapa Negara yang telah sukses melakukan system tindakpidana mati pada koruptor ialah Negara China, sehingg tindak pidana korupsi dapat ditekan di sana. Dan juga pada Negara Latvia, diadakan undang-undang pemotongan generasi. Dengan adanya undang-undang tersebut, pemerintah mengharapkan bahwa generasi yang terputus dari generasi sebelumnya, tidak mewarisi lagi sifat korupsi yang dimiliki oleh tetuanya. Saya pun setuju dengan hal ini. Dengan diberlakukannya hukuman mati, saya rasa hal tersebut benar-benar dapat membuat para koruptor jera melakukan korupsi, sehingga angka korupsi di Indonesia dapat benar-benar ditekan. Hal ini terbukti karena, koruptor-koruptor di Indonesia sekarang tidak pernah takut terhadap hukum karena mereka bisa kabur dan menutupi kejahatannya, selain itu, dengan adanya pemotongan generasi, sifat buruk yang dimiliki oleh generasi sekarang tidak akan terbawa ke generasi yang berikutnya, serta dapat membantu menekan angka kemiskinan dan jumlah penduduk di Indonesia, yang saat ini tergolong banyak. Terakhir, Marzuki Alie mengajukan saran untuk melakukan pemutihan. Apakah pemutihan itu? Pemutihan ialah pemulangan para koruptor kembali ke Indonesia, uang-uang kotor masuk ke dalam negeri dikenakan pajak. Mereka dimaafkan, berikan pengampunan, tapi laporkan semua masalah di-clear-kan. Dengan diadakannya pembuktian terbalik serta pemutihan, beliau percaya bahwa korupsi di Indonesia dapat diberantas. Saya kurang setuju denganpendaat beliau karena, menurut saya, seharusnya para pelaku tipikor ditahan dan dihukum seberat-beratnya agar mereka jera dan kapok. Memang benar, hal yang dikatakan beliau dapat menambah pendapatan Negara, namun bagaimana dengan pelakunya? Apakah mereka akan berotbat setelah hal seperti itu terjadi? Menurut saya, seharusnya kita tetap kembali kepada hukum yang pertama, yaitu pemotongan generasi dan hukuman mati. Dengan begitu, semua pelaku tipikor dapat berpikir kembali sebelum melakukan tipikor karena hukumannya sangatlah berat. Pada akhirnya saudara-saudara, kita sebagai generasi muda yang akan melanjutkan kehidupan bangsa ini, juga harus berusaha untuk melawan korupsi dalam berbagai bentuk. Marilah kita menangkal dan memberantas korupsi dengan segala upaya yang dapat kita lakukan sebagai seorang pelajar. Akhirnya, saya mohon maaf bila ada satu dua kata yang tidak berkenan di hati saudara. Sekian pidato dari saya, selamat siang dan terima kasih.

You might also like