You are on page 1of 8

MANUSIA DAN ALAM SEMESTA ( UNIVERSE)1

Oleh: Junaidi Idrus, S.Ag., M.Hum

PENDAHULUAN

Penciptaan manusia dan alam semesta termasuk salah satu isu sentral dalam bahasan pemikiran keagamaan. Orientasi Penciptaan alam semesta termasuk kajian penting dalam bidang sains kealaman yang bersifat empiris eksperimental. Setidaknya ada tiga pertanyaan besar dalam mengkaji Manusia dan Alam Semesta ; Pertanyaan tentang manusia: 1. Apa manusia itu ? 2. Bagaimana manusia itu? 3. Kenapa manusia itu bertindak demikian ? Pertanyaan tentang alam semesta (universe): 1. Apa alam semesta itu ? 2. Bagaimana alam semesta itu ? 3. Kenapa alam semesta itu demikian ? Pertanyaan apa berorientasi kepada pemikiran kajian filosofis (filsafat). Sedangkan pertanyaan bagaimana dan kenapa adalah kajian ilmu. Pertanyaan apa menghendaki jawaban tentang hakikat (metafisika). Pertanyaan bagaimana menghendaki jawaban tentang sifat, gejala dan data-data daripada persoalan yang ditanyakan. Tapi, pertanyaan kenapa berorientasi kepada hubungan sebab akibat atau hubungan kausal.

Topik ini adalah Tatap muka ke 2 dalam perkuliahan D3TI - Kelas A,B,dan C hari Senin 15 September 2009 di Gedung Unit III STMIK-AMIKOM Yogyakarta.

PEMBAHASAN A. Hakikat Manusia 1. Persepsi Tentang Manusia.


Konsep manusia dalam Islam termaktub dalam alquran dan hadits. Manusia diciptakan Allah dari intisari tanah yang dijadikan nuthfah yang tersimpan dalam tempat yang kokoh. Nufhfah dijadikan darah beku, darah beku jadi, mudghah dijadikan tulang, tulang dibalut dengan daging, sehingga menjadi makhluk lain. Dalam hadits Bukhari-Muslim mengartikulasikan bahwa ruh dihembuskan Allah SWT dalam janin setelah mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari darah beku dan 40 hari mudghah. Keragaman Pandangan Tentang Manusia : Perspektif filsafat : Menurut filsuf Plato :Manusia adalah makhluk berakal dan akal manusia berfungsi mengarahkan budi. Menurut filsuf Aristoteles: Manusia adalah binatang yang berfikir. Perspektif antropologi : Manusia tergolong primata yang paling sempurna jasmani dan rohani, sehingga tidak tertutup kemungkinan melahirkan perilaku dalam berbagai bentuk dan implikasinya. Perspektif psikologi modern: Bagi Aliran Behaviorisme, manusia adalah makhluk netral. Ketika manusia dilahirkan, pada dasarnya tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulasi dalam lingkungannya. Bagi Aliran Psikoanalisis; manusia adalah makhluk yang hidup atas bekerjanya dorongan seksualitas yang memberi daya pada eqo (kesadran terhadap realitas kehidupan dan super eqo (kesadran normatif). Perspektif Psikologi humanistik: Manusia pada dasarnya punya potensi yang baik dan kemampuan yang tak terhingga serta memiliki otoritas atas kehidupannya sendiri. Manusia memiliki kualitas insani yang unik yaitu (kemampuan abstraksi, daya analisis dan sisntesis, imajinasi, kreativitas, kebebasan kehendak, tanggungjawab, aktualisasi diri, sikap etis dan estetika. Perspektif psikologi tranpersonal: Perspektif ini merupakan lanjutan dari psikologi humanistik. Yaitu ; Manusia memiliki potensi luhur dalam bentuk dimensi spiritual dan fenomena kesadaran transendental ( manusia memiliki pengalaman subjektif transendental dan pengalaman spiritual). Perspektif Pendidikan : Manusia adalah homo edukatif. Ketidakberdayaan manusia ketika lahir menjadi peluang bahwa manusia adalah makhluk yang dapat dididik. Perspektif Sosiologi : Manusia adalah homo sosio yaitu makhluk bermasyarakat.

2. Siapakah Manusia ? Ada beberapa term untuk mengungkapkan kodrat manusia : alInsan , an-naas3, unas4, al-ins5. Kata Insan berasal dari akar kata uns artinya jinak, harmonis dan nampak). Insan yang yang berasal dari kata nasiya, artinya lupa. Insan yang berasal dari kata nasa artinya berguncang.
2

Deskripsi Al-Quran Tentang Manusia a. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang terdiri dari unsur materi dan immateri. Unsur materi manusia seperti air6, tanah7, debu8, tanah liat9, sari pati tanah10, sari pati air yang hina11, tanah hitam seperti tembikar12. Dari berbagai perspektif ayat tersebut dapat dipahami bahwa unsur materi yang menjadi asal kejadian manusia adalah dua unsur yaitu tanah dan air.13 b. Manusia adalah makhluk Allah yang terdiri dari dimensi materi 14 dan ruhani. c. Manusia memiliki fitrah, yaitu adanya kecenderungan menuju jalan keimanan (tauhid). d. Manusia dibekali dengan berbagai kelebihan. e. Manusia memiliki kelemahan-kelemahan. Eksistensi Manusia Murtadha Mutahhari memformulasikan eksistensi manusia sebagai makhluk serba dimensi, diantaranya: Dimensi pertama: secara fisik manusia hampir sama dengan hewan. Dimensi kedua : manusia memiliki ilmu dan pengetahuan. Dimensi ketiga: manusia bersinergi atas kebajikan etis.
2 3

Lihat QS Al-Insan, 76:1 Lihat QS An-Nas, 114:1-6 4 Lihat QS Al-Baqoroh 2:60 5 Lihat QS Adz-Dzariyat 51:56 6 Lihat QS Al-Anbiya 21:30 7 Lihat QS Nuh, 71: 17-18 8 Lihat QS Al-Haj, 22:5 9 Lihat QS As-Sajdah, 32:7 10 Lihat QS Al-Mukminun, 23:22 11 Lihat QS As-Sajdah, 32: 8 12 Lihat QS Ar-Rahman,55:14 13 Air yang dimaksud adalah air yang merupakan sari pati tanah melalui makanan yang dikonsumsi manusia yang berasal dari dan mengandung unsur-unsur tanah yang ada dalam tubuh manusia. 14 Dimensi materi nampak dalam kesempurnaan organ tubuh manusia seperti kepala, mata, hidung, dll. Dalam dimensi ruhani terdapat potensi-potensi ruhaniah yang terdiri dari ruh, nafs (jiwa), akal, qolbo dan hati nurani.

Dimensi keempat: manusia mempunyai kecenderungan keindahan. Dimensi kelima: manusia mempunyai kecenderungan dalam hal pemujaan dan pengkudusan. Dimensi keenam: manusia adalah makhluk serba bisa. Dimensi ketujuh: manusia memiliki pengetahuan diri. Dimensi kedelapan: manusia mempunyai pengembangan bakat. 3. Tujuan Penciptaan Manusia Tujuan fungsional antara manusia dan alam semesta adalah untuk menciptakan sinergi bagi kemaslahatan manusia itu sendiri. Untuk itu, alam semesta diciptakan Allah bukan dengan main-main dan tanpa tujuan. Karena manusia merupakan satu sub sistem dengan alam semesta sebagai satu tujuan dan orientasi. Oleh karena itu, satu-satunya tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah. Ibadah berasal dari bahasa Arab, al-ibadah (yang menundukkan atau merendahkan diri). Hakikat ibadah, terkandung 2 makna : 1. al-ubudiyyah Lillah di dalam jiwa. 2. semua aktivitas hidup manusia hanya berorientasi kepada Allah.

B. Hakikat Alam Semesta Alam semesta ( universe, kosmos, al-kaun) merupakan realitas yang dihadapi oleh manusia, yang sampai kini baru sebagian kecil saja yang dapat diketahui dan diungkap oleh manusia. Bagi seorang ilmuwan akan menyadari bahwa manusia diciptakan bukanlah untuk menaklukkan seluruh alam semesta. Imam Syafii pernah berkata: [ kullama zaadanii ilman, zaadanii fahman bijahli] setiap kali bertambah ilmuku, tambah tahu aku akan kebodohanku. Faktor lain yang mendorong manusia untuk senantiasa meneliti alam semesta karena ada rasa ingin tahu (curiosity) sehingga diwujudkan dalam bentuk bertanya dan berfikir. 1. Istilah Alam dalam Al-Quran a. Istilah alam Istilah alam yang kita pakai adalah alam semesta, jagat raya, universe (inggris), dalam bahasa arab disebut alam. Istilah alam dalam alquran datang dalam bentuk jamak [ alamiina], disebut sebanyak 73 kali

yang termaktub dalam 30 surat.15 Pemahaman kata alamin, bentuk jamak al-quran tersebut mengandung berbagai interpretasi pemikiran bagi manusia. Bagi kaum teolog, mendefenisikan alam sebagai segala sesuatu selain Allah. Bagi filosof Islam, alam didefenisikan sebagai kumpulan maddat(materi) dan shurat (bentuk) yang ada di bumi dan di langit. Sedangkan perspektif al-quran alam adalah kumpulan yang sejenis dari makhluk Tuhan yang berakal atau memiliki sifat-sifat yang mendekati makhluk berakal. Pemikiran Muhammad Abduh tentang alam sebagai berikut:
Al-Alamin adalah jamak dari alam yakni jamak muzakkar yang berakal. Yaitu setipa makhluk Tuhan yang berakal atau mendekati sifat-sifat berakal; seperti alam manusia, hewan dan tumbuhan.

Agaknya, kriteria al-alamin yang dipaparkan Abduh tersebut dapat diterima , karena memang pendidikan dan pemeliharaan Tuhan dapat di nalar pada alam yang hidup, makan dan berkembang. b. Tujuan memahami alam Dalam al-quran terdapat penjelasan tentang alam semesta dan berbagai fenomenanya secara eksplisit tidak kurang dari 750 ayat.16 Secara umum ayat-ayat ini memerintahkan manusia untuk memperhatikan, mempelajari dan meneliti alam semesta. Dalam artian, al-quran bukanlah ensiklopedi kealaman. Salah satu tujuannya secara eksplisit adalah bagaimana manusia menyadari bahwa di balik tirai alam ini ada zat yang maha besar yaitu Allah SWT. Bagi Muhammad Abduh, sebagaimana dituturkan dalam bukunya Risalah al-Tauhid, berikut ini: Cobalah amati tumbuh-tumbuhan dan binatang yang lengkap kekuatan dan kesanggupannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Amati pula alam yang tidak mempunyai panca indera seperti tumbuhtumbuhan yang mampu menghirup makanan yang sesuai baginya. Coba perhatikan bagaimana mungkin biji labu air yang ditanam di samping biji semangka pada kebun yang sama, di sirami dengan air yang sama. Akan tetapi bisa berbeda rasa yaitu pahit dan manis.

15 16

Lihat, Sirajuddin Zar, Konsep penciptaan alam dalam pemikiran Islam, Sains dan Al-Quran. Hal; 19. Lihat: Than thawiy Jauhariy, al-jawahir Fiy Tafsir al-quran, jilid I, Dar al-Fikri, Beirut, tt, hlm: 3

c. Cara-cara memahami alam Dalam al-quran dijelaskan cara-cara memahami alam. Salah satu cara memahami alam raya ini dapat dilakukan lewat indera penglihatan, pendengaran, perasa, pencium dan peraba.17 Artinya, semua alat utama ini dapat membantu manusia untuk melakukan pengamatan dan eksperimen. Panca indera belumlah cukup atau satu-satunya jalan memahami alam, tetapi dibutuhkan lagi yaitu penalaran atau akal.18 Di samping alat indera dan akal manusia, ada lagi cara lain yaitu melalui wahyu19 dan ilham.20 Agaknya, diagnosa A.rahman Djay21 dapat dibenarkan ketika ia mengatakan bahwa : Penyebab kemunduran umat Islam, karena orang Islam tidak menempatkan porsi ilmu sesuai bidangnya, seperti fenomena alam tidak ditempatkan pada bidang kajian sains dan tekhnologi. 2. Manusia dan alam : Suatu Tinjauan Historis Kajian yang berkaitan dengan asal usul manusia dalam kaitannya dengan alam semesta merupakan menu kopi pahit. Pertanyaannya, kapan manusia pertama kali hadir di muka bumi ini? Makhluk apakah yang menjadi nenek moyangnya manusia dan bagaimana proses penurunan dan perubahannya? Kelompok Darwinisme : mengambil kesimpulan serampangan dan mengaburkan fakta. Makhluk Ramapithecus yang berusia 15 juta tahun dan Oreopithecus yang berusia 12 juta tahun dianggap sebagai manusia tertua. Sebenarnya kedua sampel makhluk tersebut lebih tepat disebut kera ketimbang manusia. Walaupun demikian, manusia yang dikenal sebagai manusia modern seperti sekarang ini dengan ciri anatomis utamanya telah ada sekitar 35.000 sampai 40.000 tahun yang lalu yang dikenal dengan homo sapiens.

17

Lihat: Mahdi Ghulsyani, Filsafat Sains Menurut al-quran, terj.Agus Effendi, Mizan, Bandung, 1988, h.83 18 Akal sangat berfungsi untuk menjawab pertanyaan yang tidak dapat diselesaikan melalui pengamatan panca indera manusia. 19 Menurut Harun Nasution antara wahyu dan ilham terdapat perbedaan. Ilham terjadinya didahului oleh ide dan ide tersebut diungkapkan dalam kata-kata. Sementara wahyu yang terjadi pada Nabi tidak ada ide sebelumnya. Nabi mendengar suara yang jelas tanpa ada ide yang mendahului atau pun bersamaan datangnya dengan kata yang diucapkan. Lihat: Harun Nasution, Akal dan wahyu dalam Islam, UI Press, 1983, hal. 23 20 Cara wahyu dan ilham tidaklah semua orang dapat menikmatinya melainkan hanya orang-orang pilihan Allah. Wahyu hanya dianugerahkan kepada Nabi dan rasul. Sedangkan manusia biasa hanya dapat memperoleh ilham. Lihat: QS al-Qashash / 28:7. 21 A.Rahman Djay, Konsep Kiamat Dalam Kosmologi, Amanah, N0.110 21 September-4 Oktober 1990, hal:108

3. Manusia dan alam : Suatu Tinjauan fungsional Dalam sistem kosmos manusia dan alam semesta merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Karena memiliki keunggulan dalam sistem kesadaran maka alam semesta menjadi sebuah objek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tinjauan ilmiah tentang alam mendekatkan manusia kepada tata laku penciptanya, dalam artian mampu mempertajam persepsi batin manusia untuk mendapatkan suatu penglihatan yang lebih dalam. Pengetahuan mengenai alam akan menambah kekuatan manusia mengatasi alam dan memberinya pandangan total tak terhingga. Perkembangan pengetahuan manusia dalam merespons berbagai kesulitan yang terkait dengan penyesuian diri dengan alam pada akhirnya membuahkan kreasi-kreasi yang mengungguliu sifat-sifat alam. Eksploitasi terhadap alam merusak keseimbangan hubungan yang telah berlangsung milyaran tahun. Krisis global lingkungan mengganggi hubungan antara manusia dan alam saat ini.

You might also like