You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tetang Standar Nasional Pendidikan yang menyangkut standar sarana dan prasarana pendidikan secara nasional pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa; (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. (2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat rekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Kemampuan masing-masing sekolah dalam melengkapi sarana prasarana juga beragam. Bagi sekolah-sekolah favorit tidak ada kendala yang berarti dalam melengkapi sarana prasarana yang sebaliknya untuk sekolah-sekolah yang kekurangan dukungan sarana prasarana menjadikan guru harus bekerja ekstra keras. Kesenjangan yang mencolok dalam melengkapi sarana prasarana pastinya juga akan memberikan pengaruh terhadap kinerja guru. Kalau sarana prasarana minim, maka semangat peserta didik bisa melemah dan prestasi kian menjauh. Terdapat perbedaan antara lembaga pendidikan di kota-kota besar dengan lembaga pendidikan di pedesaan. Lembaga pendidikan di pedesaan memiliki sarana dan fasilitas minim: gedung tidak representatif, tidak memiliki laboratorium, tempat praktik, tempat olah raga, dan lain sebagainya. Mengingat pentingnya sarana prasarana dalam kegiatan pembelajaran, maka peserta didik, guru dan sekolah akan terkait secara langsung. Peserta

didik akan lebih terbantu dengan dukungan sarana prasarana pendidikan. Tidak semua peserta didik mempunyai tingkat kecerdasan yang bagus sehingga penggunaan sarana prasarana pendidikan akan membantu peserta didik, khususnya yang memiliki kelemahan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Bagi guru akan terbantu dengan dukungan fasilitas sarana prasarana. Kegiatan pembelajaran juga akan lebih variatif, menarik dan bermakna. Sedangkan sekolah berkewajiban sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap pengelolaan seluruh kegiatan yang

diselenggarakan. Selain menyediakan, sekolah juga menjaga dan memelihara sarana prasarana yang telah dimiliki. Begitu pula di SMP N 1 Pleret dalam pengelolaan sarana prasarana masih mengalami kendala, seperti kurangnya ruang kelas sehingga terdapat satu rombongan belajar ditempatkan di ruang multimedia yang tidak sesuai dengan standar luas ruang kelas. Masalah lain juga muncul pada sulitnya prosedur penghapusan sehingga sarana yang tidak dapat digunakan menumpuk di gudang. Hal tersebut menimbulkan masalah lain yang mengakibatkan ruang guru juga dipergunakan untuk menyimpan sarana yang belum dipergunakan. Sumber dana di SMP N 1 Pleret berassal dari APBD, APBN, Dewan Sekolah, BOS, BOP, P2BPK.

B. Rumusan Masalah 1. Masalah apa yang timbul dalam manajemen sarana prasarana di SMP N 1 Pleret? 2. Bagaimana upaya untuk menangani masalah tersebut?

BAB II HASIL OBSERVASI

A. Perencanaan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), kata perencanaan berasal dari kata rencana yang mempunyai arti rancangan atau rangka dari sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada masa yang akan datang. Menurut Dra Wahyuningrum H, M.M (2000: 7) perencanaan pengadaan fasilitas adalah rencana kebutuhan yang meliputi semua baarang bergerak dan tidak bergerak sebagai sarana pendukung pelaksanaan tugas. Barang bergerak di SMP N 1 Pleret meliputi : barang habis pakai dan tidak habis pakai seperti meja, kursi, kapur, papan tulis, dll. Barang tidak bergerak melliputi: tanah dan bangunan. Dasar perencanaan di SMP N 1 Pleret berdasarkan analisis kebutuhan dan anggaran yang tersedia. Langkah-langkah dalam perencanaan di SMP N 1 Pleret meliputi : a. b. c. Mendata sarana yang dibutuhkan Membuat skala prioritas , yang diutamakan adalah kebutuhan siswa Mengajukan proposal

Agar maksud pemenuhan tuntutan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan maka dalam kegiatan

perencanaan perlu mengikut sertakan berbagai unsur atau pihak yang terkait di dalam pengembangan sarana dan prasarana sekolah. Tujuannya adalah agar unsur atau pihak yang terkait dapat memberikan masukan sesuai dengan bidang keahliannya. Dalam hal ini maka unsur-unsur yang terlibat adalah : Kepala sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru, Kepala Tata Usaha dan Bendahara, serta Komite Sekolah. Tim khusus yang menagani sarana prasarana di SMP N 1 Pleret yaitu : 1. 2. Trismi Amin : menangani masalah proposal dan sebagai ketua tim : mengatur inventarisasi sarana prasarana

3.

Purnowo : sebagai koordinator yang menangani pemeliharaan media seperti lcd, laptop, komputer, dll. Perencanaan fasilitas di SMP 1 Pleret dilaksanakan setiap tahun anggaran

yang bertepatan pada tahun ajaran baru. Sumber dana Fasilitas dibagi menjadi dua:

1.

Sarana Sumber dana untuk pengadaan fasilitas sarana yaitu dari blogren, BOS, dan BOP.

2.

Prasarana Sumber dana prasarana berasal dari dana alokasi khusus ( DAK) P2BPK, penanggulangan tanggap bencana Mulai tahun 2008 SMP N 1 Pleret mendapat dana sebagai Sekolah Standar

Nasional untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan siswa. Persyaratan-persyaratan yang harus diperhatikan dalam perencanaan sebagai berikut; 1. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan harus dipandang sebagai bagian integral dari usaha peningkatan kualitas proses belajar mengajar. 2. Perencanaan harus jelas. Untuk hal tersebut maka kejelasan suatu rencana dapat dilihat pada: a) Tujuan dan sasaran atau target yang harus dicapai serta ada penyusunan perkiraan biaya/harga keperluan pengadaan. b) Jenis dan bentuk tindakan/kegiatan yang akan dilaksanakan. c) Petugas pelaksana, meliputi : guru. Karyawan, dan lain-lain. d) Bahan dan peralatan yang dibutuhkan. e) Kapan dan di mana kegiatan dilaksanakan. f) Harus diingat bahwa suatu perencanaan yang baik adalah yang realistis, artinya rencana tersebut dapat dilaksanakan. 3. Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama dengan pihakpihak yang terlibat dalam perencanaan.

4.

Mengikuti pedoman (standar) jenis, kuantitas dan kualitas sesuai dengan skala prioritas.

5.

Perencanaan pengadaan sesuai dengan plafon anggaran yang disediakan.

6. 7. 8.

Mengikuti prosedur yang berlaku. Mengikutsertakan unsur orang tua murid, Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi dan kondisi yang tidak disangka-sangka.

9.

Dapat didasarkan pada jangka pendek (1 tahun), jangka menenga (4-5 tahun), jangka panjang (10 15 tahun).

B. Pengadaan Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. (Direktorat tenaga kependidikan direktorat jenderal peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan departemen pendidikan nasional 2007 : 14) Cara pengadaan di SMP N 1 Pleret meliputi pembelian dan hibah. Prosedur pengadaan barang dan jasa harus mengacu kepada Kepres No. 80 tahun 2003 yang telah disempurnakan dengan Permen No. 24 tahun 2007. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah umumnya melalui prosedur sebagai berikut:

1. Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana. 2. Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. 3. Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujuakan kepada pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah swasta. 4. Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk mendapat persetujuan dari pihak yang dituju. 5. Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan dikirim ke sekolah yang mengajukan permohonan pengadaan sarana dan prasarana tersebut Proses Pengadaan Sarana Prasarana 1. Buku Dalam hal ini yang biasa dilakukan oleh SMPN 1 Pleret adalah membeli dan menerima bantuan/hibah. Hibah berasal dari siswa kelas 3 akhir. Hibah dapat berbentuk buku atau uang untuk membeli buku. 2. Alat Alat yang dimaksud dalam hal ini terdiri atas alat-alat kantor dan alat alat pendidikan. Adapun yang termasuk alat kantor ialah alatalat yang biasa digunakan di kantor seperti: mesin tulis, mesin hitung, komputer, alat-alat pembersih dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam alat pendidikan ialah alat-alat yang secara fungsional digunakan dalam proses belajar mengajar seperti alat peraga, alat praktik, alat laboratorium, alat kesenian, alat olah raga dan sebagainya. Pengadaan alat kantor dan alat pendidikan dilaksanakan dengan cara:Membeli dan Menerima bantuan/ hibah/hadiah. 3. Perabot Perabot ialah barang-barang yang berfungsi sebagai tempat untuk menulis, istirahat, tempat penyimpanan alat atau bahan. Contoh: meja, kursi, lemari, rak, filling kabinet dan sebagainya.

Adapun untuk pengadaan perabot dilakukan dengan cara membeli 4. Bangunan Pengadaan bangunan dilaksanakan dengan cara membangun bangunan baru 5. Tanah Pengadaan tanah dilaksanakan dengan cara: a. Membeli b. Menerima bantuan/hadiah

C. Penyimpanan Menyimpan adalah meletakan atau menaruh di tempat yang aman. Gudang adalah ruangan tertentu yang digunakan untuk menyimpan barang perlenkapan. Secara teori tempat penyimpanan dogolongkan menurut bentuknya dan fungsinya. Menurut bentuknya dibedakan menjadi : 1. Gudang terbuka adalah ruangan yang terbuka untuk menyimpan barang. 2. 3. Gudang tertutup adalah ruangan yang berdinding dan beratap. Gudang setengah terbuka adalah ruangan yang beratap tetapi tidak berdinding tembok sepenuhnya. Menurut fungsinya dibedakan menjadi gudang pusat; gudang

persediaan; gudang pemakaian; gudang penyaluran; dan gudang khusus. Sedangkan cara penyimpanan di SMPN 1 Pleret dibagi menjadi 3, yaitu : 1. Media Pembelajaran Media pembelajaran di SMPN 1 Pleret disimpan di ruang guru, dikarenakan ruang untuk menyimpan media pembelajaran

dipergunakan untuk ruang kelas. 2. Buku Buku, globe, atlas disimpan di perpustakaan, agar siswa mudah untuk mencari. 3. Perabot

Perabot terdiri dari: meja, kursi, lemari, papan tulis, dll disimpan di gudang khusus.

D. Penggunaan Barang yang telah ada di data kemudian diatur penggunaannya sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengaturan penggunaan atau pemakaian sarana dan prasarana dipengaruhi beberapa faktor, yaitu : 1. 2. 3. 4. Banyak alat untuk tiap macam Banyaknya kelas Banyaknya peserta didik dalam tiap kelas Banyaknya ruangan di sekolah

Dengan meningat beberapa faktor diatas serta pola pengaturan alat pelajaran, maka secara umum dapat diatur sebagai berikut : 1. 2. 3. Alat pelajaran untuk kelas tertentu Alat pelajaran untuk beberapa kelas Alat pelajaran untuk siswa

E. Pemeliharaan Pemeliharaan Sarana Prasarana Sekolah di SMPN 1 Pleret personilpersonil yang ditunjuk dan masuk dalam organisasi kegiatan pemeliharaan gedung sekolah masing-masing memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut : 1. Kepala Sekolah: a. Memiliki tugas:  Bersama-sama dengan komite sekolah menunjuk personil yang akan dilibatkan dalam kegiatan pemeliharaan bangunan gedung sekolah.  Membina hubungan kerja sama yang baik dengan guru, komite sekolah, wali kmurid dan masyarakat yang ditunjuk selaku personil yang dilibatkan dalam kegiatan pemeliharaan.

 Mengkoordinasi

seluruh

personil

yang

ditunjuk

dengan

memberikan arahan kebijakan, informasi dan bimbingan dalam melaksanakan pemeliharaan gedung sekolah. b. Tanggung jawab:  Bertanggung jawab penuh terhadap seluruh hasil yang dicapai dalam kegiatan pemeliharaan.  Bertanggung jawab terhadap pengelolaan gedung sekolah beserta sarana penunjangnya. c. Wewenang:  Mengadakan pengawasan, monitoring dan evaluasi secara periodik terhadap seluruh kegiatan pemeliharaan yang dilakukan oleh kelompok kerja.

2.

Guru / Guru Kelas: a. Memiliki tugas:  Mencatat dan menyusun administrasi mengenai seluruh aset sarana prasarana yang dikelola oleh pihak sekolah.  Memberikan pengertian / pemahaman kepada seluruh siswa tentang pentingnya keikutsertaan mereka dalam menjaga bangunan gedung sekolah beserta sarana penunjangnya.  Memberikan informasi / petunjuk dan bimbingan dalam menjaga kebersihan gedung dan lingkungannya. b. Tanggung jawab :  Memeriksa berlangsung.  Memberikan motivasi melaksanakan kebersihan ruangan dengan memberi contoh kepada seluruh siswa dengan menyapu lantai atau membersihkan ruangan yang selanjutnya akan dilaksanakan seluruh siswa dengan pembagian tugas bergiliran ( piket ) di masingmasing kelas. dan menjaga kebersihan ruangan dan sarana

prasarananya sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar

c. Wewenang :  Mengadakan pengawasan, monitoring dan evaluasi hasil kerja para siswa yang telah melaksanakan kegiatan pemeliharaan harian atau mingguan 3. Tim Pelaksana Pemeliharaan: Tim Pelaksana Pemeliharaan adalah kelompok pelaksana pemeliharaan dan perawatan gedung, dimana personilnya berasal dari unsur guru, anggota komite, wali murid dan masyarakat dengan masing-masing jabatan sebagai ketua tim (koordinator), sekretaris (administrasi dan pelaporan), bendahara (pengelolaan dan pelaporan keuangan), surveyor (pendataan), pelaksana

teknis (pemeliharaan dan perawatan). Masing-masing personil memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut : 1) Ketua Tim (koordinator):  Mengkoordinir tugas-tugas sekretaris, bendahara, surveyor dan pelaksana teknis.  Menyusun rencana kerja, jadwal kerja dan anggaran kegiatan pemeliharaan  Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pemeliharaan

bangunan gedung beserta sarana penunjangnya.  Mengadakan inspeksi langsung secara teratur keseluruh ruangan / bangunan untuk memeriksa kondisi kerusakannya.  Meneliti laporan dan masukan-masukan sebelum disampaikan surveyor.  Merumuskan, mengevaluasi dan merekomendasi laporan-laporan serta penanganan permasalahan yang ditemukan, sebelum disampaikan kepada kepala sekolah dan ketua komite.  Menerapkan prosedur panduan pemeliharaan gedung sekolah, sistem pencatatan dokumen hasil survey dan pengarsipan seluruh dokumen pelaporan dengan teratur.  Memelihara dan membina hubungan kerja dengan seluruh personil yang terlibat.

 Bertanggung jawab penuh dan melaporkan hasil kegiatan kepada kepala sekolah selaku penanggung jawab kegiatan dan ketua komite sekolah selaku pengawas kegiatan. 2) Sekretaris:  Melakukan dokumen tugas-tugas sederhana, administratif pencatatan berupa pengarsipan rapat

notulen

kegiatan

(koordinasi) dan hal-hal penting lainnya serta penyusunan pelaporan.  Dalam melaksanakan tugasnya harus selalu berkoordinasi dengan Ketua Tim dan bertanggungjawab langsung kepada Ketua Tim 3) Bendahara:  Melakukan pengelolaan, pencatatan dan pelaporan keuangan dengan tertib dan penuh tanggungjawab.  Membuat pengajuan permohonan anggaran dana pemeliharaan yang diperlukan untuk kegiatan pemeliharaan dan perawatan.  Dalam melaksanakan tugasnya harus selalu berkoordinasi dengan Ketua Tim dan bertanggungjawab langsung kepada Ketua Tim 4) Surveyor (pendataan):  Melakukan pendataan kerusakan-kerusakan seluruh komponen bangunan.  Melakukan bangunan  Menyusun pelaporan hasil pendataan dan disampaikan kepada Ketua Tim  Bertanggung jawab penuh kepada Ketua Tim. 5) Pelaksana Teknis:  Memimpin dan mengatur seluruh pekerja (tukang dan tenaga) dalam melaksanakan perawatan gedung sekolah agar dokumentasi, pengukuran, perhitungan dan

pencatatan seluruh kegiatan dan hasil pendataan kerusakan

terkoordinasi dengan baik sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan target dan sasaran serta spesifikasi teknis yang disyaratkan  Mempelajari dokumen bestek (gambar kerja , spesifikasi teknis dan anggaran pelaksanaan)  Menghitung kebutuhan material dan tenaga untuk melaksanakan perawatan bangunan  Berkoordinasi dengan Sekretaris dan Bendahara dalam

menyusun laporan maupun pengajuan anggaran perawatan

F. Penghapusan Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris, kerena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Penghapusan sebagai salah satu fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan harus mempertimbangkan alasan-alasan normatif tertentu dalam pelaksanaannya. Oleh karena muara berbagai pertimbangan tersebut tidak lain adalah demi efektivitas dan efisiensi kegiatan persekolahan. Ada beberapa alasan SMPN 1 Pleret yang dilakukan untuk menyingkirkan atau menghapus sarana dan prasarana. Beberapa alasan tersebut yang dapat dipertimbangkan untuk menghapus sesuatu sarana dan prasarana harus memenuhi sekurang-kurangnya salah satu syarat di bawah ini. 1. Dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan lagi.

2.

Perbaikan akan menelan biaya yang besar sehingga merupakan pemborosan.

3.

Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya biaya pemeliharaan.

4. 5. 6.

Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini. Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya barang kimia). Barang yang berlebih jika disimpang lebih lama akan bertambah rusak dan tak terpakai lagi.

7.

Dicuri, terbakar, musnah sebagai akibat bencana alam. Tetapi terdapat kendala untuk melakukan penghapusan tersebut, yaitu

rumitnya prosedur penghapusan karena harus mengajukan permohonan penghapusan kepada dinas pendidikan setempat yang membutuhkan proses yang cukup lama sehingga sarana yang tidak dapat digunakan menumpuk digudang dan sarana yang baru tidak mendapatkan tempat penyimpanan yang kemudian disimpan di ruang guru dan TU .

BAB III PEMBAHASAN

A. Masalah yang Timbul Tentang Manajamen Sarana Prasarana di SMP N 1 Pleret Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di antaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah, untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Dalam manajemen sarana prasarana di SMP N 1 masih terdapat beberapa masalah, diantaranya: 1. Dana dari pemerintah jauh dari cukup untuk memenuhi sarana dan prasarana sekolah. 2. Kurang tepat sasaran dalam penyaluran sarana dan prasarana di SMP N 1 Pleret. Sehingga harus berputar otak untuk

memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana tersebut. 3. Dalam penghapusan pihak sekolah sangat kesulitan karena prosedurnya yang rumit. Pihak sekolah harus lapor ke Dinas Kecamatan. 4. 5. Kurangnya tempat penyimpanan sarana di sekolah SMP N 1 Pleret. Kurangnya ruang kelas, sehingga proses belajar mengajar berlangsung di berbagai tempat yang kosong. Misalnya rombongan belajar siswa melakukan proses belajar mengajar di ruang

multimedia, perpustakaan dsb.

B. Upaya Untuk Mengatasi Masalah Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu:

1.

Untuk mengatasi kurangnya dana, sekolah sebaiknya tidak hanya mengandalkan dana dari pemerintah melainkan bekerjasama dengan pihak swasta, contohnya bekerjasama dengan penerbit dalam pengadaan buku.

2. 3.

Bantuan dari pemerintah seharusnya lebih beragam. Pemberian wewenang untuk pihak sekolah melakukan

penghapusan secara mandiri. 4. 5. Sekolah membangun tempat penyimpanan yang memadahi. Sekolah mencari dana sendiri tidak hanya dari pemerintah

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa 1. Masalah yang timbul dalam manajemen sarana prasarana di SMPN 1 Pleret meliputi a. Dana dari pemerintah jauh dari cukup untuk memenuhi sarana dan prasarana sekolah. b. Kurang tepat sasaran dalam penyaluran sarana dan prasarana di SMP N 1 Pleret. Sehingga harus berputar otak untuk

memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana tersebut. c. Dalam penghapusan pihak sekolah sangat kesulitan karena prosedurnya yang rumit. Pihak sekolah harus lapor ke Dinas Kecamatan. d. Kurangnya tempat penyimpanan sarana di sekolah SMP N 1 Pleret. e. Kurangnya ruang kelas, sehingga proses belajar mengajar berlangsung di berbagai tempat yang kosong. Misalnya rombongan belajar siswa melakukan proses belajar mengajar di ruang

multimedia, perpustakaan dsb. 2. Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut, meliputi: a. Untuk mengatasi kurangnya dana, sekolah sebaiknya tidak hanya mengandalkan dana dari pemerintah melainkan bekerjasama dengan pihak swasta, contohnya bekerjasama dengan penerbit dalam pengadaan buku. b. Bantuan dari pemerintah seharusnya lebih beragam. c. Pemberian wewenang untuk pihak sekolah melakukan penghapusan secara mandiri. d. Sekolah membangun tempat penyimpanan yang memadahi. e. Sekolah mencari dana sendiri tidak hanya dari pemerintah.

B. Saran Dalam peningkatan mutu pendidikan perlu adanya sarana dan prasarana pendidikan yang tercukupi. Hal tersebut bukan hanya sebagai tugas pemerintah dalam penyedian sarana dan prasarana pendidikan. Tetapi juga menjadi tugas seluruh lapisan dalam menyediakan sarana prasarana baik pemerintahan, swasta, individu, maupun kelompok.

Daftar Pustaka

Wahyuningrum.2000.Manajemen Fasilitas Pendidikan.Yogyakarta: UNY Direktorat tenaga kependidikan.2007.Manajemen Sarana Prassarana Pendidikan Persekolah Berbasis Sekolah.Jakarta: Direktorat tenaga kependidikan direktorat jenderal peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan departemen pendidikan nasional. Decentralized basic education (dbe-1) usaid.2007.Pengertian dan acuan manajemen aset sarana prasarana sekolah (buku iv).Jakarta : Decentralized basic education

You might also like