You are on page 1of 7

Amanah

Q.S: 33/72 Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gununggunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia.

Rabu, 12 Oktober 2011


TOKOH SUFI ABAD 21, H.ISMAIL WAJENG

H. Ismail Wajeng Vs al-Hallaj, dan Abu Yazid al-Bustami


H. Ismail Wajeng, demikian nama lengkapnya. Bukan seorang kyai atau ustadz, namun perjuangan keruhanian beliau telah mengantarkannya menuju maqam yang tinggi. Beliau tidak banyak dikenal oleh masyarakat umum, tetapi Insya Allah beliau lebih terkenal oleh penduduk langit dan para malaikat tingkat tinggi. Beliau bermukim di kota Makassar, murid-muridnya tersebar di wilayah Makassar, Sulawesi Tenggara, Jakarta, bahkan sampai Malaysia. Beliau kembali kepangkuan Ilahi pada awal Ramadhan tanggal 6 Agustus 2011, bertepatan dengan tanggal 7 Ramadhan 1432 H dalam usia lebih kurang 70 tahun. Berbeda dengan ahli zikir atau sufi yang lain yang mengajarkan murid-muridnya mulai dari syariat, tarekat, hakekat, dan marifat. Pengajaran H. Ismail langsung menuju ke marifat, baru kemudian menjalankan syariat dengan baik. Karena menurut beliau Nabi Muhammad SAW baru menerima perintah syariat setelah beliau bermarifat di Gua Hira. Jadi agama yang paling dasar menurut beliau adalah marifatullah. Temukanlah dulu Tuhanmu, biarlah Tuhanmu yang mengajarkanmu tentang syariat, demikian wejangan beliau. Banyak orang syariat yang gagal menemukan Tuhannya karena terhijab oleh ilmunya. Ia menganggap dirinya paling pintar, paling mengetahui, dan paling benar padahal di hadapan Allah ia belum tentu benar. Mengapa H. Ismail begitu istimewa bagi murid-muridnya ? Hal ini tidak terlepas dari cara mengajar beliau yang selalu mengontrol perkembangan perjalanan spiritual murid-muridnya. H. Ismail telah diberikan karamah oleh Allah untuk mengetahui sampai dimana perjalanan

Ruhaniah (maqamat) seseorang dan diberikan ilmu oleh Allah untuk mengetahui dan mengontrol ingatan seseorang, siapa di antara mereka yang mengingat dan siapa di antara mereka yang lalai ingatannya kepada Allah. Meskipun demikian beliau tidak menganggapnya sebagai karamah. Karena beliau berpendapat bahwa karamah dapat menjadi hijab yang menghalangi perjalanan batin seseorang untuk naik lebih dekat ke hadirat Allah. Menurut beliau, banyak pejalan-pejalan ruhani (waliullah) yang terhambat perjalanannya karena dia telah mengambil ilmu Allah yang ditawarkan kepadanya (ilmu laduni), dimana ilmu itu tidak dapat digunakan di akhirat, hanya dapat digunakan di dunia. Wejangan beliau setiap kali bertemu dengan murid-muridnya adalah shalat. Perbaiki ingatanmu kepada Allah, karena tiada yang diperiksa di hari akhirat nanti kecuali ingatan seseorang kepada Allah. Perbaiki ingatanmu di dalam shalatmu, karena shalatmu akan sia-sia jika bukan Allah yang engkau ingat. Jika engkau shalat dan takbir kepada Allah, tetapi waktu engkau takbir engkau mengingat sandalmu, maka sesungguhnya yang engkau sembah adalah berhala (sandal), bukan Tuhan. Shalat itu mirajnya orang mukmin. Jika engkau shalat tetapi tidak bermiraj menuju Azza Wa Jalla, maka shalatmu akan sia-sia, shalatmu akan kececeran di bumi tanpa mampu naik menembus langit. Jika engkau akan shalat, konsentrasikan dirimu. Bawalah seluruh rasamu menuju hatimu (dalam dada) menjadi satu titik. Kemudian bawalah rasamu naik melalui ubun-ubun, kemudian lepas menuju tingkatan langit yang tak terhingga sampai rasamu membentuk titik. Lalu hubungankanlah rasa (titik) yang ada di dalam dadamu dengan (titik) rasa yang ada di atas, kemudian engkau takbir Allahu Akbar. Bawalah kemudian rasamu menuju qalbumu (dadamu). Pertahankan kesinambungan rasamu (di dada) ketika engkau membaca ayat-ayat Al-Quran, ketika engkau berdiri, ruku, sujud, duduk hingga selesainya engkau mengucapkan salam (selesai shalat). Rasa itu adalah jiwa. Sedangkan jiwa itu sesungguhnya adalah akal, angan-angan, dan nafsu. Jiwa inilah yang mampu mengenal Allah. Jiwa ini bisa kemana-mana tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Jiwa ini setiap kali naik menghadap ke pada Allah, maka dia akan mendapatkan energi atau cahaya. Jiwa ini adalah kedirian kita, atau jati diri sebenarnya. Jiwa ini apabila lebih condong kepada apa yang disukai oleh tubuh, seperti harta, perhiasan, nafsu syahwat, maka ia akan jauh dari Ruhani (Rab). Tetapi apabila ia lebih condong untuk selalu mengingat Ruhani (Rab), maka tubuh pun akan mengikut kepada jiwa dan Ruhani. Ruhani berada dekat dengan kita, bahkan dikatakan lebih dekat dari urat leher. Ruhani ini berasal dari tiupan Ruh Ilahi. Sedangkan Allah berada di atas Arsi Yang Agung yang Menciptakan segala hal ikhwal. Ruh ada pada diri tiap manusia itulah Tuhan kita. Ruh ini berasal dari sebagian Ruh Allah, sehingga dikatakan Laa Ilaaha Illallah(Tiada Tuhan selain Allah). Dalam suatu ceramahnya H. Ismail menyampaikan perjalanan batinnya kepada murid-muridnya: Aku pernah dipanggil naik menghadap kepada Allah. Disana aku menemukan H. Ismail (Ruhani H.Ismail=penulis). Kualitasnya hanya 50 %. dan kualitasku (jiwa=penulis) 50% pula. Ketika aku dan Ruhaniku ini melebur diri menjadi satu, maka kualitasnya mencapai 100%. Kualitas Allah yang Ada di Arsy juga 100%. Allah berkata kepadaku, jika engkau seperti

itu,engkau adalah Aku, dan Aku adalah engkau. Ketika aku (jiwa) dan Ruhaniku terpisah, Allah berkata lagi kepadaku, jika begitu Engkau adalah Engkau, dan Aku adalah Aku. H. Ismail telah dibukakan mata batinnya oleh Allah SWT, sehingga dapat berdialog langsung dengan Rabnya. Beliau telah bermusyahadah. Dalam pertemuannya beliau diberikan tugas secara pribadi oleh Allah, yaitu "Jadikanlah semua harimu adalah Ramadhan, dan jadikanlah semua waktumu adalah Lailatul Qadar. Beliau telah berpuasa tiap harinya dan ingatannya tidak pernah lalai lagi untuk mengingat kepada Allah, dan beliau telah diberikan tugas khusus oleh Allah untuk menjadi seorang guru mursyid. H. Ismail tidak pernah terdengar memproklamasikan dirinya sebagai Tuhan atau mengeluarkan kalimat ittihad sebagaimana paham hulul Al-Hallaj atau ittihad Abu Yazid al-Bustami. Beliau hanya menceritakan proses perjalannya kepada murid-muridnya bagaimana proses pertemuan jiwa, Ruhani, dan Allah Azza Wa Jalla, dan kadar masing-masing. Hanya dari kisah pertemuan H. Ismail tersebut dengan Azza Wa Jalla dapat memberikan kita kepahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana hulul dan ittihad dari Al-Hallaj dan Abu Yazid al-Bustami dapat terjadi. Catatan : Kepada murid-murid beliau yang belum memiliki rekaman ceramah beliau, dan kepada pembaca yang berminat mengenal ajaran beliau, silahkan download di bawah ini : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ceramah_H_Ismail_6 Ceramah_H_Ismail_1 Ceramah_H_Ismail_2 Ceramah_H_Ismail_3 Ceramah_H_Ismail_4 Ceramah_H_Ismail_5

Diposkan oleh Abdullah bin Muhammad di Rabu, Oktober 12, 2011 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Label: Tokoh 3 komentar:

1. AmanahOct 12, 2011 01:02 AM Alhamdulillah, telah mempertemukanku dengan hamba-Nya H.Ismail.

Balas

2. Tuan GuruOct 12, 2011 08:48 AM Subhanallah, beruntunglah org2 yg dirindukan Allah, mendapt petunjuk lgsung atau melalui wali-Nya .... Balas

3. Abdullah bin MuhammadOct 28, 2011 09:14 PM Allahu Akbar, semoga pengajarannya tetap berlanjut oleh murid-muridnya Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langgan: Poskan Komentar (Atom)

Bacalah !

Tasawwuf: KH.Syamsuri Abdul Majid Syamsuri Abdul Madjid alias Syekh Imam Muhammad Al Mahdi Abdullah telah meninggal dunia. Dia menghembuskan nafas terakhir di usia ke-83 tahu...

Memahami dan Menemukan Jati Diri Bismilahir Rahmanir Rahim ! Suatu saat seorang murid bertanya kepada Sang Guru, "Bagaimana saya dapat mengenal Allah?" Sang Guru berkata:" ...

BELAJAR "MATI SEBELUM MATI" Bismillahir Rahmanir Rahim. "Mati ! Semua yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Lalu mengapa harus takut mati, jika kematian itu past...

Belajar dari Mimpi Mimpi adalah bunga tidur. Bahasa itu biasa kita dengar bila ada seseorang yang mengungkapkan tentang mimpinya, walaupun sebagian orang menya...

Perangkat Pembelajaran IPS Berkarakter Bagi rekan-rekan guru yang membutuhkan perangkat pembelajaran IPS Berkarakter tingkat SMP yang memuat eksplorasi, elaborasi, dan kompirmasi...

MENGUPAS ITTIHAD ABU YAZID AL-BUSTAMI

Aku adalah Engkau, Engkau adalah Aku Aku, adalah Aku, Engkau adalah Engkau ABU YAZID AL-BUSTAMI, nama lengkapnya Abu Yazid Taifur bin ...

Al Quran yang Sebenarnya Bismillahir Rahmanir Rahim ! Apa itu Al Quran ? Kalau orang awam yang ditanya tentang Al Quran tentu saja jawabannya bahwa Al Quran adalah ...

TOKOH SUFI ABAD 21, H.ISMAIL WAJENG H. Ismail Wajeng Vs al-Hallaj, dan Abu Yazid al-Bustami H. Ismail Wajeng, demikian nama lengkapnya. Bukan seorang kyai atau ustadz, namun p...

BERPANDANG-PANDANGAN Bismillahir Rahmanir Rahim ! Dari tipe-tipe jabat tangan di atas tentu kita dapat merasakan bagaimana sebaiknya berjabat tangan yang baik...

Kekasih Menyambutku suatu saat ... kudatangi pintu kekasih dengan segala kepongahan diri sementara diluar begitu banyak pecinta dan kuketuk pintu kekasih dari ...

Buka dan Bacalah !

Edukasi (3)

Info (2) Kajian (4) Puisi (1) Suluk (4) Tokoh (4)

Laman

Beranda

Arsip Blog

Agustus (2) September (8) Oktober (3) November (5)

Mengenai Saya

Abdullah bin Muhammad Ya Allah, jadikan aku pembawa amanah untuk menyampaikan ilmu-Mu. Lihat profil lengkapku

Anda Tamu Ke
3,373

Pengikut

Cari Blog Ini

Microsoft CNET - Microsoft Office for the iPad: To be or not to be powered by Gambar template oleh rajareddychadive. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like