You are on page 1of 26

Ghiffary Noor Hanif A1B 011 053 BAB 3 KELOMPOK-KOELOMPOK SOSIAL DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT A.

Pengantar Manusia pada dasarnya adalah makhluk social, memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk hidup dengan orang lain disebut gregariousness sehingga manusia juga disebut social animal (=hewan social). Sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu : 1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (yaitu masyarakat).

2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya. B. Pendekatan Sosiologis Terhadap Kelompok-Kelompok Sosial Suatu aspek yang menarik dari kelompok social adalah bagaimana caranya mengendalikan anggota-anggotanya. Para sosiolog akan tertarik oleh cara-cara kelompok social tersebut dalam mengatur tindakan-tindakan anggotaanggotanya agar tercapai tata tertib di dalam kelompok. Hal yang agaknya penting adalah bahwa kelompok tersebut merupakan tempat kekuatan-kekuatan social berhubungan, berkembang, mengalami disorganisasi, memegang peranan, dan lain sebagainya. C. Tipe-Tipe Kelompok Sosial

1. Klasifikasi Tipe-Tipe Kelompok Sosial


Tipe-tipe umum kelompok social adalah sebagai berikut : a. Kategori statistic adalah pengelompokan atas dasar cirri tertentu yang sama, misalnya kelompok umur.

b. Kategori social adalah kelompok individu yang sadar akan ciri-ciri yang dimiliki bersama, misalnya Ikatan Dokter Indonesia. c. Kelompok social adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka, misalnya keluarga batih. d. Kelompok tidak teratur adalah berkumpulnya orang-orang di suatu tempat pada waktu yang sama karena pusat perhatian yang sama, misalnya orang-orang yang mengantri tiket kereta api. e. Organisasi formal adalah setiap kelompok yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan telah ditentukan terlebih dahulu, misalnya birokrasi.

2. Kelompok Sosial Dipandang dari Sudut Individu


Dalam masyarakat yang sudah komleks individu biasanya menjadi anggota dari kelompok social tertentu sekaligus, misalnya atas dasar seks, ras, dan sebagainya. Akan tetapi dalam hal lain seperti di bidang pekerjaan, rekreasi dan sebagainya, keanggotaan bersifat sukarela. Dengan demikian terdapat derajat tertentu serta arti

tertentu bagi individu-individu tadi sehubungan dengan keanggotaan kelompok social yang tertentu sehingga bagi individu terdapat dorongan-dorongan tertentu pula sebagai anggota suatu kelompok social. Suatu ukuran laiinya bagi si individu adalah bahwa dia merasa lebih tertarik pada kelompok-kelompok social yang dekat dengan kehidupan seperti keluarga, kelompok kekerabatan, dan rukun tetangga, daripada misalnya dengan suatu perusahaan besar atau negara.

3. In-Group dan Out-Group

In group adalah kelompok social di mana individu mengidentifikasikan dirinya, misalnya kami mahasiswa
Fakultas Hukum, kita warga RT 001, dan lain sebagainya.

Out group adalah kelompok social yang oleh individu diartikan sebagai lawan dari in groupnya, misalya
mereka mahasiswa Fakultas Ekonomi, mereka warga RT 002.

Perasaan in group dan out group didasari pada suatu sikap yang dinamakan etnosentris, yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbaik dibanding dengan kelompok lainnya.

4. Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group)


Kelompok primer atau face to face group adalah kelompok social yang paling sederhana, di mana anggotanya saling mengenal serta ada kerjasama yang erat. Misalnya keluarga kelompok sepermainan, dan lain-lain. Kelompok sekunder adalah kelompok yang terdiri dari banyak orang, yang sifat hubungannya tidak berdasarkan pengenalan secara pribadi dan tidak juga langgeng. Contohnya hubungan kontrak jual beli.

5. Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft)


Paguyuban (Gemeinschaft) merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggotanaya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang memang telah dikodratkan. Hubungan seperti ini dapat dijumpai dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan lain-lain. Patembayan (Gesellschaft) adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu

pendek. Ia bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka. Contohnya adalah ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik, dan lain-lain.

6. Formal Group dan Informal Group

Formal Group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggotaanggotanya untuk mengatur hubungan antarsesama. Contohnya organisasi.

Informal Group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti.
Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan yang berulang kali yang didasari oleh kepentingan dan pengalaman yang sama. Contohnya klik (clique)

7. Membership Group dan Reference Group

Membership group merupakan suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok
tersebut. Contonya informal group

Reference group adalah kelompok-kelompok social yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota
kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi dan prilakunya. Contohnya seseorang yang ingin sekali menjadi mahasiswa, tetapi gagal memenuhi persyaratan untuk memasuki salah satu perguruan tinggi, bertingkah laku seprti mahasiswa, walaupun dia bukan mahasiswa.

8. Kelompok Okupasional dan Volunter


Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan, di mana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis. Contohnya kelompok profesi, seperti asosiasi sarjana farmasi, ikatan dokter Indonesia, dan lain-lain. Kelompok volunter adalah kelompok orang yang memiliki kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat. Melalui kelompok ini diharapkan akan dapat memenuhi kepentingan anggotanya secara individual tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara umum. D. Kelompok-Kelompok Sosial yang Tidak Teratur. Kelompok-kelompok social yang secara relative tidak teratur, misalnya kerumunan, public, dan lain sebagainya, beserta bentuk-bentuknya. Bermacam-macam bentuk kelompok-kelompok social yang tidak teratur tadi pada dasarnya dapat dimasukkan ke dalam dua golongan besar, yaitu kerumunan dan public.

1. Kerumunan (Crowd)
Kerumunan (crowd) adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat pada waktu yang bersamaan. Bentuk-bentuk kerumunan : a. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur social.

1) Formal audiences, contohnya penonton film 2) Planned expressive group, contohnya orang yang berpesta, berdansa, dan lain sebagainya.
b. Kerumunan yang bersifat sementara (casual crowd).

1) Inconvenient aggregations atau kumpulan yang kurang menyenangkan, contohnya orang-orang yang
antre karcis.

2) Panic crowds atau kerumunan dalam keadaan panic, contohnya orang-orang yang secara bersamasama berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya.

3) Spectator crowds atau kerumunan penonton, contohnya orang-orang yang melihat suatu kecelakaan.
c. Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hokum (lawless crowds).

1) Acting mobs atau kerumunan yang bertindak emosional, contohnya orang-orang yang melawan
petugas karena rumah mereka akan digusur oleh petugas.

2) Immoral crowds atau kerumunan yang bersifat immoral, contohnya orang-orang yang mabuk. 2. Public

Public merupakan kelompok yang bukan merupakan kesatuan. Setiap aksi public diprakarsai oleh keinginan individual (misalnya pemungutan suara dalam pemilihan umum), dan ternyata ternyata individu-individu dalam suatu public masih mempunyai kesadaran akan kedudukan social yang sesungguhnya dan juga masih lebih mementingkan kepentingan-kepentingan pribadi daripada mereka yang tergabung dalam kerumunan. E. Masyarakat Pedesaan (Rural Community) dan Masyarakat Perkotaan (Urban Community)

1.

Masyarakat Setempat (Community) Community adalah masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (geografis) dengan batas-batas
tertentu, di mana factor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar antara anggota, dibandingkan dengan interaksi dengan penduduk di luar batas wilayahnya.

2. Tipe-Tipe Masyarakat Setempat


Dalam mengadakan klasifikasi masyarakat setempat, dapat digunakan empat criteria yang saling berpautan, yaitu : a. Jumlah penduduk

b. Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman c. Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat; dan

d. Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan.

3. Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan


Perbedaan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan : a. Pada masyarakat pedesaan, warga memiliki hubungan yang lebih erat. Pada masyarakat perkotaan, jumlah penduduknya tidak tentu. b. Pada masyarakat pedesaan, system kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan. Pada masyarakat perkotaan, pekerjaan lebih bervariasi, lebih tegas batasannya dan lebih sulit mencari pekerjaan. c. Pada masyarakat pedesaan, golongan orang tua memegang peranan penting. Pada masyarakat perkotaan, perubahan social terjadi secara cepat dan menimbulkan konflik antara golongan muda dan golongan orang tua. d. Pada masyarakat pedesaan, hubungan antara penguasa dengan rakyat bersifat informal. Pada masyarakat perkotaan, interaksi lebih disebabkan factor kepentingan daripada factor pribadi. e. Pada masyarakat pedesaan, perhatian masyarakat lebih kepada keperluan utama kehidupan. Pada masyarakat perkotaan, perhatian lebih kepada penggunaan kebutuhan hidup yang dikaitkan dengan masalah prestise. f. Pada masyarakat pedesaan, kehidupan keagamaan lebih kental. Pada masyarakat perkotaan, kehidupan keagamaan kebih longgar.

g.

Pada masyarakat pedesaan, banyak berurbanisasi ke kota karena ada factor yang menarik dari kota. Pada masyarakat perkotaan, banyak migran yang berasal dari daerah dan berakibat negative di kota, yaitu pengangguran, naiknya kriminalitas, persoalan rumah, dan lain-lain.

F. Kelompok-Kelompok Kecil (Small Group)

Small group adalah suatu kelompok yang secara teoritis terdiri paling sedikit dari dua orang, di mana orang-orang
saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan yang menganggap hubungan itu sendiri, penting baginya. G. Dinamika Kelompok Sosial Dinamika kelompok social yaitu setiap kelompok social pasti mengalami perkembangan serta perubahan. Perubahan dalam setiap kelompok social, ada yang mengalami perubahan secara lambat, namun ada pula yang mengalami perubahan secara cepat. Pertanyaan : Apa yang dimaksud keluarga batih ?

BAB 4 KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT A. Pengantar Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan membentuk kebudayaan. Dengan demikian tak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah tanpa pendukungnya. Kebudayaan adalah kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. B. Unsur-Unsur Kebudayaan Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu : 1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transport, dan sebagainya) 2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, system produksi, system distribusi dan sebagainya) 3. System kemasyarakatan (system kekerabatan, organisasi politik, system hokum, system perkawinan) 4. Bahasa (lisan maupun tertulis) 5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya) 6. System pengetahuan 7. Religi (system kepercayaan) C. Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat 1. Melindungi diri terhadap alam

2. Mengatur hubungan antarmanusia 3. Sebagai wadah segenap perasaan manusia D. Sifat Hakikat Kebudayaan 1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat prilaku manusia

2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan 3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya 4. Kebudayaan mencangkup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan E. Kepribadian dan Kebudayaan

Kepribadian merupakan organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap prilaku. Kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khususnya apabila dia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan. Tipetipe kebudayaan khusus yang nyata memengaruhi bentuk kepribadian, yakni sebagai berikut. 1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar factor kedaerahan

2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life) 3. Kebudayaan khusus kelas social 4. Kebudayaan khusus atas dasar agama 5. Kebudayaan berdasarkan profesi F. Gerak Kebudayaan Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup di dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi sebab dia mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lainnya. Pertanyaan : Bagaimana contoh dari kegoncangan budaya (cultural shock) ?

Ghiffary Noor Hanif A1B 011 053 BAB 5 LEMBAGA KEMASYARAKATAN (LEMBAGA SOSIAL) A. Pengantar Lembaga kemasyarakatan merupakan terjemahan langsung dari social-institution. Akan tetapi, hingga kini belum ada kata sepakat mengenai istilah Indonesia yang dengan tepat menggambarkan isi social-institution. Beberapa istilah yang biasa digunakan antara lain pranata social, bangunan social, atau lembaga kemasyarakatan. Fungsi lembaga kemasyarakatan : a. Pedoman dalam bertingkah laku untuk menghadapi masalah dalam masyarakat, terutama menyangkut kebutuhan pokok b. Menjaga kebutuhan masyarakat c. Merupakan pedoman system pengendalian social di masyarakat.

B. Proses Pertumbuhan Lembaga Kemasyarakatan

1. Norma-norma Masyarakat
Ada empat pengertian norma (di mana dasar norma tersebut sama, yaitu memberikan pedoman bagi seseorang untuk bertingkah laku dalam masyarakat) : a. Cara (usage) menunjuk pada suatu perbuatan. Contohnya ada yang minum tanpa mengeluarkan bunyi, ada pula yang mengeluarkan bunyi sebagai pertanda rasa kepuasan menghilangkan dahaga b. Kebiasaan (folkways) adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Contohnya kebiasaan member hormat kepada orang lain yang lebih tua c. Tata kelakuan (mores) merupakan kebiasaan yang dianggap sebagai cara berprilaku dan diterima normanorma pengatur d. Adat istiadat (custom) adalah tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola prilaku masyarakat dan ada sanksi bila dilanggar. Contohnya hukum adat yang melarang terjadinya perceraian antara suami-istri yang berlaku di daerah Lampung Proses yang terjadi dalam rangka pembentukannya sebagai lembaga kemasyarakatan, yaitu sebagai berikut : a. Proses pelembagaan (institutionalization), yakni suatu proses yang dilewati oleh suatu norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga kemasyarakatan. b. Norma-norma yang internalized artinya proses norma-norma kemasyarakatan tidak hanya berhenti sampai pelembagaan saja, tetapi mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.

2. System Pengendalian Sosial (social control)

agar masyarakat taat kepada norma yang berlaku, dicipakan system pengendalian social, yang bersifat : a. Preventif Prevensi merupakan suatu usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguan-gangguan pada keserasian antara kepastian dengan keadilan. Contohnya sosialisasi, pendidikan formal dan informal. b. Represif Represif merupakan usaha-usaha yang bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah mengalami gangguan. Contohnya penjatuhan sanksi terhadap warga masyarakat yang melanggar atau menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku. C. Ciri-ciri Umum Lembaga Kemasyarakatan Menurut Gillin dan Gillin, lembaga kemasyarakatan mempunyai beberapa ciri umum, yaitu sebagai berikut, 1. Merupakan suatu organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola prilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasilnya. 2. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri semua lembaga kemasyarakatan. 3. Mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu. 4. Mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan. 5. Biasanya mempunyai lambang. 6. Mempunyai suatu tradisi tertulis atau yang tak tertulis. D. Tipe-tipe Lembaga Kemasyarakatan Tipe-tipe lembaga kemasayarakatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Dari sudut perkembangannya,

Crescive institutions
Merupakan lembaga-lembaga yang secara tak disengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat. Contohnya hak milik, perkawinan, agama, dan seterusnya.

Enacted institutions
Merupakan lembaga yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu. Contohnya lembaga utangpiutang, lembaga perdagangan, lembaga pendidikan, dan lain-lain.

b. Dari sudut system nilai-nilai yang diterima masyarakat,

Basic institutions
Merupakan lembaga kemasyarakatan yang sanagat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Contohnya keluarga, sekolah-sekolah, dan Negara.

Subsidiary institutions
Merupakan lembaga kemasyarakatan yang dianggap kurang penting atau kebalikan dari basic institutions. Contohnya kegiatan-kegiatan untuk rekreasi.

c.

Dari sudut penerimaan masyarakat,

Approved-socially sanctioned institutions


Lembaga-lembaga yang diterima masyarakat. Contohnya sekolah, perusahaan dagang, dan lain-lain

Unsanctioned institutions
Lembaga-lembaga yang ditolak masyarakat atau kebalikan dari approved-socially sanctioned institutions. Contohnya kelompok penjahat, pemeras, pencoleng, dan sebagainya.

d. Dari sudut penyebarannya,

General institutions
Merupakan lembaga-lembaga yang dikenal oleh seluruh masyarakat di dunia. Contohnya agama.

Restricted institutions
Merupakan lembaga-lembaga yang dianut oleh masyarakat-masyarakat tertentu di dunia. Contohnya agama Islam, Protestan, Katolik, Buddha dan lain-lain.

e.

Dari sudut fungsinya,

Operative institutions
Merupakan lembaga yang berfungsi untuk menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan. Contohnya lembaga industrialisasi

Regulative institutions
Merupakan lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu sendiri. Contohnya kejaksaan, pengadilan, dan lain-lain.

E. Cara-Cara Mempelajari Lembaga Kemasyarakatan 1. Analisis historis Bertujuan meneliti sejarah timbulnya dan perkembangan suatu lembaga kemasyarakatan tertentu. Contohnya diselidiki asal mula serta perkembangan lembaga demokrasi, perkawinan yang monogamy, keluarga batih, dan lain-lain. 2. Analisis komparatif Bertujuan menelaah suatu lembaga kemasyarakatan tertentu dalam pelbagai masyarakat berlainan ataupun pelbagai lapisan social masyarakat tersebut. Contohnya bentuk-bentuk milik, praktik-praktik pendidikan kanakkanak dan lain-lainnya, banyak ditelaah secara komparatif. 3. Analisis fungsional Bertujuan menganalisis hubungan antara lembaga-lembaga kemasyarakatan yang terdapat dalam suatu masyarakat tertentu. Contohnya penelitian terhadap lembaga perkawinan mau tidak mau akan menyangkut pula penelitian terhadap lembaga pergaulan muda-mudi, lembaga keluarga, lembaga harta perkawinan, lembaga kewarisan, dan lain-lain. F. Conformity dan Deviation

1.

Conformity adalah proses penyesuaian diri dengan masyarakat dengan cara mengindahkan kaidah dan nilai-nilai
masyarakat. Conformity terdapat pada masyarakat-masyarakat yang secara relative stabil. Cara-cara yang telah melembaga memberikan peluang yang sesuai dengan kebutuhan masyarakatuntuk mencapai nilai-nilai social budaya yang menjadi cita-citanya

2. Deviation adalah penyimpangan terhadap kaidah dan nilai-nilai dalam masyarakat. Deviation mungkin berwujud sebagai pengecualian atau penyelewengan. Di dalam hal terjadinya pengecualian, penyimpangan yang terjadi diberikan pembenaran, tetapi pada penyelewengan telah terjadi suatu delik. Suatu delik merupakan proses di mana warga masyarakat gagal atau tidak mempunyai kemampuan untuk menaati nilai dan norma yang berlaku.

BAB 6 LAPISAN MASYARAKAT (STRATIFIKASI SOSIAL) A. Pengantar Lapisan masyarakat adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Semakin rumit dan semakin maju teknologi suatu masyarakat, semakin kompleks pula system lapisan masyarakat. B. Terjadinya Lapisan Masyarakat Adanya system lapisan masyarakat dapat terjadi dengan dau cara, yaitu sebagai berikut : 1. Terjadi dengan sendirinya Alasan terbentuknya lapisan masyarakat dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur (yang senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu. Contohnya pada masyarakat Batak di mana marga tanah, yaitu marga yang pertama-tama membuka tanah, dianggap mempunyai kedudukan yang tinggi. 2. Sengaja disusun untuk mengejar tujuan bersama Hal ini biasanya berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang resmi dalam organisasi-organisasi formal seperti pemerintahan, perusahaan, partai politik, angkatan bersenjata dan perkumpulan. Kekuasaan dan wewenang merupakan unsure khusus dalam system lapisan. Unsure tersebut mempunyai sifat yang lain dari uang, tanah, benda-benda ekonomis, ilmu pengetahuan, atau kehormatan. C. Sifat Sistem Lapisan Masyarakat 1. Tertutup (closed social stratification) System lapisan tertutup tidak memungkinkan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik gerak pindahnya itu ke atas atau ke bawah. Di dalam system yang demikian, satu-satunya jalan untuk masuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran. 2. Terbuka (open social stratification) Dalam system ini, setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan. Untuk mereka yang tidak beruntung, mereka akan jatuh dari lapisan yang atas ke lapisan yang di bawahnya. D. Kelas-Kelas Dalam Masyarakat (Social Classes) Kelas social adalah semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukannya di dalam suatu lapisan, sedangkan kedudukan mereka itu diketahui serta diakui oleh masyarakat umum. Definisi lain dari kelas social adalah berdasarkan beberapa criteria tradisional, yaitu : 1. 2. Besar atau ukuran jumlah anggota-anggotanya Kebudayaan yang sama, yang menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban warganya

3. Kelanggengan 4. Tanda-tanda atau lambing-lambang yang merupakan ciri-ciri khas 5. Batas-batas yang tegas (antara kelompok itu terhadap kelompok lain) 6. Antagonisme tertentu E. Dasar Lapisan Masyarakat Dasar yang biasa digunakan untuk mengolong-golongkan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan adalah : 1. Ukuran kekayaan (materiil)

2. Ukuran kekuasaan 3. Ukuran kehormatan 4. Ukuran ilmu pengetahuan F. Unsur-Unsur Lapisan Masyarakat Unsur-unsur baku dalam system lapisan social dalam masyarakat adalah sebagai berikut : 1. Kedudukan (status) Merupakan tempat seseorang dalam dalam suatu pola tertentu, dan seseorang dapat memiliki beberapa kedudukan. Ada dua macam kedudukan yang dikembangkan dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut : a.

Ascribed status yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memerhatikan perbedaan-perbedaan
rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran.

b. Achieved status yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh berdasarkan kelahiran, tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja. Semuannya tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. c. Kadang-kadang dibedakan lagi satu macam kedudukan yaitu assignedstatus, yang merupakan kedudukan yang diberikan. Assigne-status tersebut sering mempunyai hubungan yang erat dengan achieved status, dalam arti bahwa suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa, yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. 2. Peranan (role) Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan, yaitu seseorang yang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya. Suatu peranan mencangkup paling sedikit tiga hal berikut ini : a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.

b. Peranan merupakan suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai prilaku individu yang penting bagi struktur social.

G. Lapisan yang Sengaja Disusun Chester I. Barnard membahas system lapisan yang sengaja disusun dalam organisasi-organisasi formal untuk mengejar suatu tujuan tertentu. System kedudukan dalam organisasi-organisasi formal timbul karena perbedaan-

perbedaan kebutuhan, kepentingan, dan kemampuan individu. System pembagian kekuasaan dan wewenang dalam organisasi-organisasi tersebut dibedakan ke dalam : 1. System fungsional yang merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat; dan 2. System scalar yang merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga kedudukan dari bawah ke atas H. Mobilitas Sosial (Social Mobility)

1. Pengertian umum dan jenis-jenis gerak social


Gerak social atau social mobility adalah suatu gerak dalam struktur social (social structure) yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok social. Tipe-tipe gerak social : a. Gerak social horizontal merupakan peralihan individu atau objek-objek social lainnya dari suatu kelompok social ke kelompok social lainnya yang sederajat. Contohnya seseorang yang beralih pekerjaan. b. Gerak social vertical merupakan gerak social yang dimaksudkan sebagai perpindahan individu atau objek social dari suatu kedudukan social ke kedudukan social lainnya yang tidak sederajat.

2. Tujuan Penelitian Gerak Sosial


Untuk mendapatkan keterangan-keterangan prihal keteraturan dan keluwesan struktur social.

3. Beberapa Prinsip Umum Gerak Sosial yang Vertikal


Prinsi-prinsip umum yang sangat penting bagi gerak social vertical adalah sebagai berikut : a. Hampir tidak ada masyarakat yang system lapisannya mutlak tertutup.

b. Betapapun terbukanya system lapisan dalam suatu masyarakat, tak mungkin gerak social dilakukan dengan sebebas-bebasnya. c. Gerak social vertical yang umum berlaku bagi semua masyarakat tak ada.

d. Laju gerak social vertical yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, politik dan pekerjaan berbeda. e. Berdasarkan bahan-bahan sejarah, khususnya dalam gerak social vertical yang disebabkan faktor-faktor ekonomis, politik, dan pekerjaan, tak ada kecendrungan yang kontinu prihal bertambah atau berkurangnya laju gerak social.

4. Saluran Gerak Sosial Vertikal


Menurut Pitirim A Sorokin, gerak social vertical mempunyai saluran-saluran dalam masyarakat. Proses gerak social vertical melalui saluran tadi disebut social circulation. Saluran yang terpenting adalah angkatan bersenjata, lembaga keagamaan, sekolah, organisasi politik, ekonomi dan keahlian. I. Perlunya Sistem Lapisan Masyarakat Mau tidak mau ada system lapisan masyarakat karena gejala tersebut sekaligus memecahkan persoalan yang dihadapi masyarakat, yaitu penempatan individu dalam tempat-tempat yang tersedia dalam struktur social dan mendorongnya agar melaksanakan kewajibannya yang sesuai dengan kedudukan serta peranannya.

Ghiffary Noor Hanif A1B 011 053 BAB 7 KEKUASAAN, WEWENANG, DAN KEPEMIMPINAN A. Pengantar 1. Kekuasaan : a. Sosiologi tidak memandang kekuasaan sebagai suatu yang baik atau buruk, namun sosiologi mengakui kekuasaan sebagai unsur yang penting dalam kehidupan suatu masyarakat b. Kekuasaan ada dalam setiap bentuk masyarakat c. Adanya kekuasaan tergantung dari hubungan antara yang berkuasa dan yang dikuasai, dengan rela atau terpaksa d. Apabila kekuasaan dijelmakan ke dalam diri seseorang, biasanya orang itu dinamakan pemimpin dan mereka yang menerima pengaruhnya adalah pengikut-pengikutnya 2. Wewenang : Adalah kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang yang mendapat pengakuan masyarakat B. Hakikat Kekuasaan dan Sumbernya 1. Sifat dan hakikat kekuasaan dapat terwujud dalam hubungan yang simetris dan asimetris a. Simeritris : Hubungan persahabatan Hubungan sehari-hari Hubungan yang ambivalen Pertentangan antara mereka yang sejajar kedudukannya Popularitas Peniruan Mengikuti perintah Tunduk pada pemimpin formal atau informal Tunduk pada soerang ahli Pertentangan antara mereka yang tidak sejajar kedudukannya Hubungan sehari-hari

b. Asimetris :

2. Sumber kekuasaan :

Sumber : a. Militer, polisi, criminal b. Ekonomi c. Politik d. Hukum e. Tradisi f. Ideologi g. diversionary power

Kegunaan : a. Pengendalian kekerasan b. Mengendalikan tanah, buruh, kekayaan material, dan produksi c. Pengambilan keputusan d. Mempertahankan, mengubah, dan melancarkan interaksi e. Sistem kepercayaan dan nilai-nilai f. Pandangan hidup dan integrasi g. Kepentingan rekreatif

C. Unsur-unsur Saluran Kekuasaan dan Dimensinya 1. Unsur-unsur pokok kekuasaan adalah : a. Rasa takut b. Rasa cinta c. Kepercayaan d. Pemujaan 2. Saluran-saluran kekuasaan adalah : a. Saluran militer b. Saluran ekonomi c. Saluran politik d. Saluran tradisi e. Saluran ideologi f. Saluran lainnya (misalnya alat-alat komunikasi massa) D. Cara-cara Mempertahankan Kekuasaan 1. Meninggalkan segenap peraturan-peraturan lama 2. Mengadakan sistem-sistem kepercayaan 3. Pelaksanaan administrasi dan birokrasi yang baik 4. Mengadakan konsolidasi secara horizontal dan vertikal E. Beberapa Bentuk Lapisan Kekuasaan 1. Tipe kasta 2. Tipe oligarkis 3. Tipe demokratis F. Wewenang 1. Max Webber :

Wewenang adalah suatu hak yang telah ditetapakan dalam suatu tata tertib sosial untuk menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan, menentukan keputusan-keputusan mengenai persoalanpersoalan yang penting, dan untuk menyelesaikan pertentangan-pertentangan 2. Wewenang ada tiga macam, yaitu : a. Wewenang kharismatis (charismatic authority) b. Wewenang tradisional (traditional authority) c. Wewenang rasional/legal (rational/legal authority) G. Kepemimpinan (Leadhership) 1. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang (pemimpin) untuk memengaruhi orang lain (pengikutpengikutnya) sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki olen pemimpin tersebut 2. Kepemimpinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Sebagai kedudukan, kepemimpinan merupakan suatu kompleks dari hak-hak dan kewajibankewajiban yang dapat dimiliki oleh suatu orang atau badan b. Sebagai proses sosial, kepemimpinan meliputi segala tindakan yang dilakukan seseorang atau suatu badan, yang menyebabkan gerak dari warga masyarakat 3. Sifat kepemimpinan a. Resmi (formal leadership), yaitu kepemimpinan yang tersimpul dalam suaut jabatan b. Tidak resmi (informal leadership), yaitu kepemimpinan karena pengakuan masyarakat dan kemampuan seseorang untuk menjalankan kepemimpinan 4. Berdasarkan mitologi Indonesia kepemimpinan yang baik tersimpul dalam Asta Brata yang pada pokoknya menggambarkan sifat-sifat dan kepribadian dari delapan dewa. Ajaran-ajaran tradisional seperti di Jawa, menggambarkan tugas pemimpin melalui pepatah yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berbunyi sebagai berikut :

Di muka memberi tauladan Di tengah-tengah membangun semangat Dari belakang memberikan pengaruh
5. Seorang pemimpin diharapkan dapat menempati ketiga kedudukan tersebut, yaitu sebagai pemimpin di muka (front leader), pemimpin di tengah-tengah (social leader), dan sebagai pemimpin di belakang (rear-leader).

BAB 8 PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN A. Pengantar 1. Perubahan : Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Perubahan bagi masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang menelaahnya, dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, tetapi ada juga yang berjalan cepat. 2. Perubahan bias berkaitan dengan : a. Nilai-nilai sosial b. Pola-pola prilaku c. Organisasi d. Lembaga kemasyarakatan e. Lapisan dalam masyarakat f. Kekuasaan, wewenang dan lain-lain 3. Perubahan sosial : Segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola prilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. B. Pembatasan Pengertian 1. Definisi Para sosiolog maupun antropolog telah banyak mempersoalkan mengenai pembatasan pengertian perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan. Maclever lebih suka membedakan antara utilitarian

elements dan cultural elements. Utilitarian elements disebutnya civilization. Artinya, semua
mekanisme dan organisasi yang dibuat manusia dalam upaya menguasai kondisi-kondisi kehidupannya, termasuk di dalamnya sistem-sistem organisasi sosial, teknik, dan alat-alat material. Sedangkan cultural element menurut Maclever adalah ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara-cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni kesusastraan, agama, rekreasi dan hiburan. 2. Teori-teori perubahan sosial Para ahli filsafat, sejarah, ekonomi, dan sosiologi telah mencoba untuk merumuskan prinsip-prinsip atau hukum-hukum perubahan-perubahan sosial. Banyak yang berpendapat bahwa kecendrungan terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan gejala wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia.

C. Hubungan antara Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan Sebenarnya di dalam kehidupan sehari-hari, acap kali tidak mudah untuk menentukan letak garis pemisah antara perubahan sosial dan kebudayaan. Hal itu disebabkan tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan, dan sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma dalam suatu masyarakat. Hal itu mengakibatkan bahwa garis pemisah di dalam kenyataan hidup antara perubahan sosial dan kebudayaan lebih sukar lagi untuk ditegaskan. Biasanya antara kedua gejala itu dapat ditemukan hubungan timbal balik sebagai sebab dan akibat. D. Beberapa Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan 1. Perubahan lambat dan perubahan cepat 2. Perubahan kecil dan perubahan besar 3. Perubahan yang dikehendaki (intended change) atau perubahan yang direncanakan (planned

change) dan perubahan yang tidak dikehendaki (unintended change) atau perubahan yang tidak
direncanakan (unplanned change). E. Factor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial dan Kebudayaan 1. Sebab yang bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri : a. Bertambah atau berkurangnya penduduk b. Penemuan-penemuan baru c. Pertentangan-pertantangan dalam masyarakat d. Terjadinya pembrontakan atau revolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri 2. Sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat : a. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia b. Peperangan dengan negara lain c. Pengangaruh kebudayaan masyarakat lain F. Faktor-faktor yang Memengaruhi Jalannya Proses Perubahan 1. Faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan : a. Kontak dengan kebudayaan lain b. Sistem pendidikan yang maju c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju d. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan menyimpang e. Sistem lapisan masyarakat yang terbuka f. Penduduk yang heterogen g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu h. Orientasi ke muka i. Nilai meningkatkan taraf hidup 2. Faktor-faktor yang menghambat jalannya proses perubahan :

a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat c. Sikap masyarakat yang tradisionalitis d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested interest e. Prasangaka terhadap hal-hal yang baru/asing f. Hambatan ideologis g. Kebiasaan h. Nilai pasrah G. Proses-proses Perubahan Sosial dan Kebudayaan 1. Penyesuaian Masyarakat terhadap Perubahan Setiap kali terjadi gangguan terhadap keadaan keserasian, masyarakat dapat menolaknya atau mengubah susunan lembaga-lembaga kemasyarakatan dengan maksud menerima unsur yang baru 2. Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan Merupakan saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Umumnya saluran-saluran tersebut adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, agama, pendidikan, rekreasi, dan seterusnya. 3. Disorganisasi (disintegrasi) dan Reorganisasi (Reintegrasi) a. Pengertian Disorganisasi adalah suatu keadaan di mana tidak ada keserasian pada bagian-bagian pada suatu kebulatan Reorganisasi dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-nilai yang baru telah melembaga

(institutionalized).
b. Suatu gambaran mengenai disorganisasi dan reorganisasi Norma-norma dalam lalu lintas, terutama di kota-kota besar di Indonesia, umpamanya Jakarta. Sopan santun berlalu lintas yang secara minimal menyangkut ketaatan seseorang pengemudi atau orang yang jalan kaki, pada peraturan-peraturan lalu lintas sering dilanggar. Pada umumnya terlihat adanya suatu kecendrungan untuk melanggar peraturan-peraturan tersebut, padahal peraturan bertujuan untuk menjaga keselamatan masyarakat, termasuk para pengemudi dan orang-orang yang berjalan kaki. Hal itu paling tidak dapat dijadikan suatu indeks terhadap keadaan sampai di mana disorganisasi masih berlangsung dan apakah telah ada suatu reorganisasi c. Ketidakserasian perubahan-perubahan dan ketertinggalan budaya (cultural lag) Perbedaaan antara taraf kemajuan dari berbagai bagian dalam kebudayaan dari suatu masyarakat dinamakan cultural lag. Juga suatu ketertinggalan (lag) terjadi apabila laju

perubahan dari dua unsur masyarakat atau kebudayaan (mungkin juga lebih) yang mempunyai kolerasi, tidak sebanding sehingga unsur yang satu teringgal oleh unsur lainnya. H. Arah Perubahan (Direction of Change) Perubahan bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi, setelah meninggalkan faktor itu, mungkin perubahan bergerak kepada sesuatu bentuk yang sama sekali baru, atau mungkin pula bergerak ke arah suatu bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang lampau. I. Modernisasi 1. Modernisasi : Di dalam proses modernisasi tercakup suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional maupun pramodern dalam artian teknologis serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri-ciri negara-negara barat yang stabil 2. Syarat-syarat modernisasi : Cara berpikir yang ilmiah Sistem administrasi negara yang baik Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur Penciptaan iklim yang favorable dari masyarakat Tingkat organisasi yang tinggi Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan social planning.

Senin,9 jan. : pukul 07.30-9.30 : pengantar ekonomi : R.II ae 2,4 Selasa,10 jan. : pukul 07.30-9.3 : Bahsa.indoo : R.II ae 2,3 Rabu,11 jan. : pukul 07.30-9.3 : peng. bisnis : R.II ae 2,3 Kamis,12 jan. : pukul 07.30-9.3 : peng. sosio : R.II ae 1,2 Jumat,13 jan. : pukul 9.35-11.35 : Agama Islam : R.II ae 2,3 Sabtu,14 jan. : pukul 7.30-9.30 :peng. akuntansi : R. II ae 2,3 Senin, 16 jan. : Pukul 7.30 - 9.30 : PKN : R. II ae 2,3 Rabu, 18 jan. : pukul 7.30 - 9.30 : mtk ekonomi : R. II ae 2,3 Kamis, 19 jan : pukul 9.30-11.35 : bhs. Inggris : R. II ae 2,3

Ghiffary Noor Hanif A1B 011 053

Grafik Pengangguran di Indonesia tahun 1996 - 2005

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini telah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Hal ini ditandai dengan jumlah penganggur yang besar, pendapatan relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya, pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, serta dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang. Pengangguran merugikan bagi orang yang bersangkutan dan bagi masyarakat sekitarnya. Dari grafik di atas, dapat kita ketahui bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 1996 hingga tahun 2005 mengalami pasang-surut, sedangkan sejak tahun 1999 hingga tahun 2005 jumlah pengangguran mengalami peningkatan. Bahkan pada tahun 2005 kenaikan jumlah pengangguran mencapai kurang lebih 11 juta jiwa. Hal ini tidak di imbangi dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Ini membuktikan bahwa banyaknya pengangguran disebabkan oleh sempitnya lapangan pekerjaan dan tidak adanya kesempatan untuk melatih ketrampilan mereka.

Ghiffary Noor Hanif A1B 011 053 1. Jelaskan dengan kata-kata saudara sendiri arti rasio-rasio diatas ? Rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya dalam jangka pendek atau yang segera harus dipenuhi. Rasio leverage adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya, baik kewajiban keuangan (hutang) jangka pendek maupun hutang jangka panjang jika perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Rasio aktivitas adalah kemampuan perusahaan dalam menggunakan sumber dana yang tersedia. Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan yang diperoleh dari penjualan dan investasi. 2. Buatlah perhitungan rasio financial berdasarkan neraca dan laporan rugi laba di atas, dan jelaskan bagaimana keadaan financial PT ABC berdasarkan perhitungan tersebut ? a. Rasio Likuiditas Current Ratio = = =2 = 200% Quick Ratio = = = 1,2 = 120% Cash Ratio = = =1 = 100% b. Rasio Leverage Total Debt to Equity Ratio = = = 0.6

= 60% Long Term Debt to Equity Ratio = = = 0.4 = 40% Total Debt to Total Ratio = = = 0,375 = 37,5% Time Interest Earned Ratio = = = 10 = 1.000% c. Rasio Aktivitas Total Assets Turnover = = = 1 kali Receivable Turnover = = =5 Average Collection Period = = = 72 Inventory Turnover = = = 10 kali Average Days Inventory = =

= 36 Working Capital Turnover = = = 16 kali Fixed Assets Turnover = = = 1 kali d. Rasio Profitabilitas Gross Profit Margin = = = 0,375 = 37,5% Profit Margin = = = 0,36 = 36% Net Profit Margin = = = 0,16 = 16% Operating Profit Margin = = = 0,33 = 33% Operating Ratio = = = 2,3 = 23% Earning Power =

= = 0,125 = 12,5% Rate of Return on Net Worth = = = 0,2 = 20%

How To Massage To Increase Breastmilk Flow Ram Teri Ganga Meli - Pyari Ganga Protesta "Sin Piel" en Madrid, diciembre de 2009 fashiontv | FTV.com - HOT MIX - HOT SHOT FEM PE 2004 Onegai Teacher - Lover Call Nogizaka Haruka no Himitsu 11 2-3 subtitulos en espaol Die unbarmherzigen Schwestern Tele5 Vorschau CICLISTAS

You might also like