You are on page 1of 47

MODEL PEMBELAJARAN YANG KREATIF MEMBANGUN SEMANGAT BELAJAR SISWA

DI SUSUN Oleh : Yayah Rohaya, S.Ag SDI TERATAI PUTIH GLOBAL


Jln. Kampus Teratai Putih no.1 Cimuning Mustika Jaya

Th 2010
KATA PENGANTAR Alhamdulilaah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatNya dan karuniaNya kepada kita semua, sholawat serta salam tercurahkan kepada Rosulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan shabatnya hingga akhir Zaman. Segala syukur kita limpahkan hanya kepada Allah hingga penulis mampu menyelesaikan makalah dengan judul MODEL PEMBELAJARAN YANG KREATIF MEMBANGUN SEMANGAT BELAJAR SISWA, semoga kasih sayangnya selalu melimpahi kita semua. Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya khususnya bagi penulis sendiri, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, dengan demikian diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun utnuk menyempurnakan makalah ini. Akhir kata penulis memohon maaf atas segala kekurangan pada makalah ini..

Bekasi, April 2010

Yayah Rohaya, S.Ag

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia berkembang begitu pesatnya. Segala sesuatu yang semula tidak bisa dikerjakan, mendadak dikejutkan oleh orang lain yang bisa mengerjakan hal tersebut. Agar kita tidak tertinggal dan ditinggalkan oleh era yang berubah cepat, maka kita sadar bahwa pendidikan itu sangat penting. Banyak negara yang mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan yang pelik. Namun semuanya merasakan bahwa pendidikan merupakan salah satu tugas negara yang amat penting. Bangsa yang ingin maju, membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia tentu mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa. Karena dalam arti yang luas pendidikan adalah suatu proses yang berkaitan dalam upaya mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup pada diri setiap peserta didik.

Dengan demikian, jelaslah bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia. Dengan pendidikan manusia dapat mempunyai sikap bertanggung jawab dan dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal. Oleh kerena itu, kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi anak usia sekolah perlu ditingkatkan, terutama pada tingkat Sekolah Dasar. Sekolah Dasar merupakan pondasi atau tahap awal yang harus dilalui seseorang untuk dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pendidikan Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan formal pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk dapat mengembangkan sikap dan kemampuan dasar bagi siswa agar dapat menyesuaikan diri di tengah masyarakat. Sebagaimana tercantum pada PP No.28 Tahun 2005 tentang tujuan pendidikan dasar yaitu : Pendidikan dasar memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota, masyarakat dan warga negara serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah Untuk memperoleh pendidikan yang baik maka kita sebgai guru perlu disadari bahwa proses pembelajaran di dalam kelas merupakan bagian yang sangat penting dari pendidikan. Sehingga pembelajaran yang tidak bermutu yang pada dasarnya berasal dari dalam kelas itu akan berdampak sangatt luas. Pembelajaran di dalam kelas yang bermutu tentu akan menghasilkan hasil lebih baik. Dalam hal ini guru memiliki peran yang sangat besar dalam mengorganisasi kelas sebagai bagian dari proses pembelajaran dan siswa sebagai subyek yang sedang belajar. Kemampuan guru dalam mengemas proses tentu tidaklah spontan, namun perlu persiapan. Pembelajaran yang bermutu tentu

diawali dari persiapan yang bermutu pula. Kemampuan guru dalam hal ini tentu memberi pengaruh sangat besar. Perlu kita simak bahwa guru yang professional sangat dituntut saat ini, kecuali kita akan tetap ketinggalan sebagai bangsa. Dalam UU No 20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 point 1 dijelaskan Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksudkan dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 4 tertulis guru berfungsi untuk untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi meningkatkan mutu pendidikan nasional. Tentu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan amanat tersebut. Guru yang profesional tentu memiliki kompetensi dalam bidangnya. Disamping memiliki kompetensi profesional yang berarti menguasai bidang yang diampunya, guru dituntut memiliki kompetensi pedagogik yaitu menguasi metodik pembelajaran baik penguasaan kurikulum, merancang proses pembelajaran,

melaksanakan proses pembelajaran, mengadakan evaluasi dan analisa pembelajaran serta melaksanakan program tindak lanjut. Selain kedua kompetensi di atas guru dituntut memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Kompetensi kepribadian tentunya guru sebagai tokoh sentral dalam pembelajaran dituntut memiliki kepribadian yang baik, jujur, berwibawa, tanggungg jawab dan sepatutnya guru adalah teladan bagi murid-muridnya. Kompetensi sosial menunjukkan bahwa guru adalah bagian dari masyarakat, baik masyarakat kerjanya atau koleganya juga masyarakat di

lingkungan

tempat

tinggalnya.

Tentunya

guru

harus

memliki

kemampuan

berkomunikasi dengan baik terhadap lingkungannya. Didalam proses pembelajaran tentunya banyak faktor yang akan mempengaruhi keefektifan pembelajaran tersebut baik yang berasal dari guru, siswa, sekolah, maupun lingkungan dan masyarakat. Guru mempunyai peran penting di dalam proses pembelajaran untuk menjadikan pembelajaran tersebut menjadi efektif dan siswa dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal. Begitu pula dengan siswa, siswa di dalam proses pembelajaran bukan lagi sebagai obyek melainkan sebagai subyek yang harus guru perhatikan di dalam setiap prosesnya. Keefektifan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar juga dipengaruhi oleh motivasi yang ada pada diri siswa itu sendiri maupun guru yang pembelajaran. Inovasi dalam pembelajaran hal yang dapat diandalkan dan guru harus mampu mengeluarkan inovasi-inovasi yang baru di dalam proses pembelajaran baik itu inovasi dai dalam penggunaan strategi pembelajaran, metode pembelajaran ataupun tehknik di dalam pembelajaran sehingga pembelajaran jadi tidak membosankan. Di dalam makalah ini akan disampaikan cara untuk membangun motivasi belajar siswa melalui inovasi pembelajaran yang dapat dilakukan guru dan siswa di dalam proses pembelajaran. yang dapat membangunkan motivasi siswa di dalam proses

BAB II PEMBAHASAN A. Motivasi Belajar 1. Motivasi a. Pengertian Motivasi Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut motivasi adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dan insentif. Beberapa ahli menjelaakan tentang motivasi diantaranya adalah : 1. James O Whittaker

motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut. 2. Mc Donald motivasi sebagai suatu perubahan tenaga didalam diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. 3. Thorndike Motivasi hanyalah menimbulkan variasi respon pada individu, dan bila dihubungkan dengan hasil belajar, motivasi tersebut bukan instrumental dalam belajar. 4. Clifford T. Mrgan Motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek dari pada motivasi. Ketiga hal tersebut adalah keadaan yang mendorong tingkah laku, tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut, dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut. 5. Frederick J. McDonald Motivasi merupakan sebuah perubahan tenaga did alam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Dari beberapa pendapat para ahli yang menjelaskan tentang motivasi dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan sebuah dorongan atau peruhaban tenaga yang terjadi pada diri seseorang untuk melakaukan sebuah kegiatan atau melakukan

sesuatu yang ia kehendaki.

b. Komponen-komponen Motivasi Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu : (1) Kebutuhan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Moslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkatan yaitu : (a)Kebutuhan fisiologis. (b)Kebutuhan akan rasa aman. (c)Kebutuhan sosial. (d)Kebutuhan akanpenghargaan diri, dan. (e)Kebutuhan aktualisasi. (2) Dorongan Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan di dalam rangka memenuhi harapan (3) Tujuan Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan prilaku, dalam hal ini perilaku belajar. Kekuatan mental atau kekuatan motivasi belajar dapat diperkuat dan

dikembangkan. Interaksi kekuatan mental dan pengaruh dari luar ditentukan oleh responden prakarsa pribadi pelaku.

c. Jenis dan Sifat Motivasi 1. Jenis motivasi Para ahli ilmu jiwa mempunyai pendapat bahwa motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder. (1) Motivasi Primer Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis, atau jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjasmani, sehingga prilakunya

terpengaruh oleh insting dan kebutuhan jasmaninya. Diantara insting yang penting adalah memelihara, mencari makan, melarikan diri, berkelompok, mempertahankan diri, rasa ingin tahu, membangun dan kawin. Freud berpendapat bahwa insting memiliki empat ciri, yaitu : (a) Tekanan Tekanan adalah kekuatan yang memotivasi individu untuk bertingkah laku semakin energi dalam insting maka tekanan terhadap individu semakin besar. (b) Objek Objek insting adalah hal-hal yang yang memuaskan insting, hal-hal yang memuaskan insting tersebut berasal dari luar individu atau dari dalam individu. (c) Sasaran Sasaran insting adalah kepuasan atau kesenangan, kepuasan tercapai

10

apabila tekanan dalam insting berkurang. (d) Sumber Sumber insting adalah keadaan kejasmanian individu. Insting manusia dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu insting kehidupan ( lift instinct ) dan insting kematian ( death instinct ) . Insting insting kehidupan tersebut berupa makan, minum, istirahat, dan memelihara keturunan. Insting kematian tertuju pada penghacuran, seperti merusak, menganiaya, atau membunuh orang lain atau diri sendiri. (2) Motivasi sekunder Motivasi sekunder adalah yang dipelajari. Menurut beberapa ahli, manusia adalah makhluk sosial. Perilakunya tidak hanya terpengaruh oleh faktor biologis saja, tetapi juga faktor-faktor sosial. Prilaku manusia terpengaruh oleh tiga komponen penting seperti : (1)Komponen afektif, komponen afektif adalah aspek emosional. Komponen ini terdiri dari motif sosial, sikap dan emosi. (2)Komponen kognitif, komponen kognitif adalah aspek intelektual yang terkait dengan pengetahuan. (3)Komponen konatif, komponen konatif adalah terkait dengan kemauan dan kebiasaan bertindak. Prilaku motivasi sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap. Sikap adalah suatu motif yang dipelajari. Ciri-ciri sikap adalah

11

(a) merupakan kecenderungan berfikir, mesra, kemudian bertindak. (b) Memiliki daya dorong bertindak (c) Relatif bersifat tetap. (d) Berkecenderunagn melakukan penilaian. (e) Dapat timbul dari pengalaman, dapat dipelajari atau berubah. Prilaku juga terpengaruh oleh emosi. Emosi menunjukan adanya sejenis goncangan seseorang emosi memiliki fungsi sebagai pembangkit energi, pemberi informasi kepada orang lain,pembawa pesan dalam hubunga dengan orang lain dan sumber informasi tentang diri seseorang. 2. Sifat motivasi Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam dirinya sendiri, yang dikenal sebagai motivasi internal dan dari luar diri seseoran gyang dikenal sebagai motivasi external. Motivasi eksternal adalah dorongan terhadap sesuatu prilaku seseorang, yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya, berbuat sesuatu, karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah atau menghindari hukuman Menurut Maslow setiap individu bermotivasi untuk mengaktualisasi diri. Ia menemukan 15 ciri orang yang mampu mengaktualisasi diri. Ciri tersebut adalah (a) berkemampuan mengamati suatu realitas secara efisien, apa adanya, dan terbatas dari subjektivitasnya, (b) dapat menerima diri sendiri, orang lain, secara sewajarnya, (c) berperilaku spontan, sederhana, dan wajar,

12

(d) terpusat pada masalah atau tugasnya, (e) memiliki kebutuhan privasi atau kemandirian yang tinggi, (f) memiliki kebebasan dan kemandirian terhadaplingkungan dan

kebudayaannya, (g) dapat menghargai dengan rasa hormat dan penuh gairah, (h) dapat mengalami pengalaman puncak, (i) memiliki rasa keterikatan, solidaritas kemanusiaan yang tinggi, (j) dapat menjalin hubungan pribadi yang wajar, (k) memiliki watak terbuka dan bebas prasangka, (l) memiliki standar kesusilaan tinggi, (m) memiliki rasa humor terpelajar, (n) memiliki kreativitas dalam bidang kehidupan, (o) memiliki otonomi tinggi. d. Motivasi dalam belajar Motivasi belajar ada yang instriktik dan ekstrinsik. Sedangkan penguatan motivasi-motivasi belajar tersebut berada di tangan para guru pendidik dan anggota masyarakat. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah 1. Cita-cita atau aspirasi siswa. oleh perkembangan akal, moral,kemauan,

Timbulnya cita-cita dibarengi

bahasa dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian. Cita-cita siswa untuk menjadi seseorang akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan prilaku belajar. 2. Kemampuan siswa

13

Keinginan seseorang perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Dengan didukung kemampuan, keberhasilan mencapai sesuatu akan menambah kekayaan pengalaman hidup, memuaskan dan

menyenangkan hati anak. Karenanya kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. 3. Kondisi siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempemgaruhi motivasi belajar. 4. Kondisi lingkungan siswa

Sebagai anggota masyarakat, maka siswa dapat terpegaruh oleh lingkungan sekitar. Libgkungan sekitar itu berupa keadaan alam, tempat tinggal, pergaulan sebaya dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat turut mempengaruhi motivasi belajar. 5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Semua unsur dinamis dalam proses belajar dan pembelajaran turut mempengaruhi motivasi belajar. Karena siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang mengalami perubahan berkat pemgalaman hidup. Untuk itu guru yang profesional diharapkan mampu memanfaatkan semua unsur dinamis tersebut. 6. Upaya guru dalam membelajarakan siswa

Intensitas pergaulan guru dan siswa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa. Karenanya sebagai pendidik harus dapat memilih

14

dengan memberikan tauladan yang baik untuk membelajarakan siswa. e. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajarseorang anak antara lain : 1. Optimalisasi penerapan prinsip belajar

Beberapa syarat yang harus dimiliki seorang guru dalam upaya pembelajaran kepada siswa diantaranya : (a) Guru telah mempelajari bahan pelajaran. (b) Guru telah memahami bagian-bagian yang mudah, sedang dan sukar. (c) Guru telah menguasai cara-cara mempelajari bahan. (d) Guru telah memahami sifat bahan pelajaran. (e) Penggunaan strategi, metode atau pendekatan yang baik dan tepat. 2. Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar Dan pembelajaran.

Upaya untuk mengoptimalisasikan unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran antara lain : (a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajarnya. (b) Memelihara minat, kemauan dan semangat belajar siswa. (c) Meminta kesempatan pada orang tua siswa agar memberi kesempatan pada mengaktualisasikan diri. (d) Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan. (e) Menggunakan waktu secara tertib.

15

(f) Merangsang siswa denagn memberi penguat rasa percaya diri. 3. Optimalisasi pemanfaatan, pemgalaman dan kemampuan siswa.

Beberapa upaya optimalisasi tersebut antara lain : (a) Menugasi siswa membaca bahan ajar sebelumnya. (b) Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa. (c) Guru memecahkan dan mencari cara memecakan hal-hal yang sukar. (d) Guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidikkan keberanian mengatasi kesukaran. (e) Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi permasalahan. (f) Beri kesempatan siswa yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekannya 4. Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar

Beberapa cara mendidik dan mengembangkan cita-cita belajar antara lain. (a) Menciptakan suasana belajar yang menggembirakan. (b) Mengikut sertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar. (c) Mengajak serta orang tua dalam pembelajaran. 2. Belajar a. Teori Belajar Pada saat perkembangan teori belajar berkembang cukup pesat. Dan beberapa aliranpun terus berkembang seperti : 1. Aliran tingkah aku/behavioristik (Thorndike,Clark Hull, Edwin Guthire dan Skinner)

16

Belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Perubahan tingkah laku dapat berwujud sesuatu yang kongkret atau yang non kongkret, dan berlangsung secara mekanik serta memerlukan penguatan Aplikasi pada teori behavioristik di dalam pembelajaran, tergantung dari beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik sisiwa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. 2. Aliran kognitif ( Piaget, David Ausebel, Brunner ) Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku. Menekankan pada gagasan bahwa pada begian-bagian suatu situasi berhubungan dengan konteks seluruh situasi tersebut. Pengetahuan dibangun didalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambunan dengan lingkungan Aplikasi teori kognitif di dalam pembelajaran . guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berfikirnya. Anak usia pra sekolah dan usia sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda yang kongkrit, keaktifan siswa amat dipentingkan, guru menyusun materi dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke kompleks, guru menciptakan pembelajaran yang bermakna, memperhatikan perbedaan individual sisiwa untuk mencapai keberhasilan. 3. Aliran humanistik. Belajar adalah menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat

17

ekletik. Tujuannya adalah memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri. Aplikasi teori humanistik dalam pembelajaran guru lebih mengarahkan siswa untuk berfikir induktif, mementingkan pengalaman serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. 4. Teori Sibernetik ( Gange dan Berliner ) Teori sibernetik merupakan salah satu teori di dalam aliran kontemporer yang berpendapat, belajar adalah pengolahan informasi. Yang berarti memiliki kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Namun pada teori ini informasi yang lebih penting yang diproses untuk diberikan kepada siswa Aplikasi teori ini, untuk mendukung pembelajaran dalam kegiatan belajar hendaknya menarik perhatian, memberitahuakan tujuan pembelajaran kepada siswa, merangsang ingatan pada prasyarat belajar, menyajikan bahan perangsang, memberikan bimbingan belajar, mendorong untuk kerja, memberikan balikan informatif, dan menilai unjuk kerja Menurut rumusan G.A Kimble belajar adalah perubahan yang relatif menetap dalam potensi tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan penguatan. Dengan memahami berbagai teori belajar, maka seorang guru juga harus mengetahui perinp-prinsip belajar di dalam pembelajaran agar dapat menghasilkan out put-out put yang berkualitas yang mampu membentuk manusia Indonesia seutuhnya Selain bebrapa teori yang telah dijelaskan diatas beberapa para ahli juga

18

menuangkan pendapatnya tentang belajar diantaranna adalah: 1. Crombach menyatakan bahwa belajar itu diwujudkan oleh adanya perubahan tingkah laku, perbuatan sebagai hasil dari pengalamannya. 2. T. Raka Joni menjelaskan belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman kecuali perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau perubahan instinktif atau yang bersifat kontemporer. 3. Howard L. Kinsley Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan melalui praktek dan latihan. 4. Morgan Belajar adalah perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. 5. Winkle Belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap. 6. Higard dan Bower Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang di sebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar

19

kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan sesaat. 7. Anita E. Woolfolk Menegaskan bahwa belajar terjadi ketika pengalaman menyebabkan suatu

perubahan pengetahuan dan prilaku yang relatif permanen pada individu. 8. Abin Syamsudin Mendefinisakan belajar adalah perubahan yang mengahaliskan perilaku dan pribadi. 9. Santrock and Yussen ( 1994 ) Belajar perubahan pengetahuan, prilaku pribadi yang permanen melalui proses pengalaman. Dari kesemua pernyataan diatas mengandung pengertian bahwa dengan belajar seseorang akan melakukan perubahan-perubahan dalam tingkah laku dan perbuatan sebagai hasil dari pengalamana yang diperolehnya. Belajar merupakan suatu proses perkembangan hodup manusia baik yang menyangkut dirinya sendiri maupun kehidupan itu sendiri. Belajar memerlukan latihan yang diharapkan ada kehidupan yang lebih baik bagi orang yang mengalami proses belajar. b. Prinsip-prinsip Belajar Adapun prinsip-prinsip belajar yang perlu diperhatikan terutama oleh pendidik ada 8 yaitu: 1. Perhatian Dalam pembelajaran guru hendaknya tidak mengabaikan masalah perhatian. Sebelum pembelajaran dimulai guru hendaknya menarik perhatian siswa agar siswa

20

berkonsentrasi dan tertarik pada materi pelajaran yang sedang diajarkan. 2. Motivasi Jika perhatian siswa sudah terpusat maka langkah guru selanjutnya memotivasi siswa. Walaupun siswa udah termotivasi dengan kegiatan awal saat guru mengkondisikan agar perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran yang sedang berlangsung. Namun guru wajib membangun motivasi sepanjang proses belajar dan pembelajaran berlangsung agar siswa dapa mengikuti pelajaran dengan baik. 3. Keaktifan siswa Pembelajaran yang bermakna apabila siswa aktif dalam proses belajar dan pembelajaran. Siswa tidak sekedar menerima dan menelan konsep-konsep yang disampaikan guru, tetapi siswa beraktivitas langsung. Dalam hal ini guru perlu menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas siswa. 4. Keterlibatan langsung Pelibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran adalah penting. Siswalah yang melakukan kegiatan belajar bukan guru. Supaya siswa banyak terlibat dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memilih dan mempersiapkan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran. 5. Pengulangan belajar Penguasaan materi oleh siswa tidak bisa berlangsung secara singkat. Siswa perlu melakukan pengulangan-pengulangan supaya meteri yang dipelajari tetap ingat. Oleh karena itu guru harus melakukan sesuatu yang membuat siswa melakukan pengulangan dalam belajar.

21

6. Materi pelajaran yang merangsang dan menantang Kadang siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan materi yang sedang diajarkan. Untuk menghindari gejala yang seperti ini guru harus memilih dan mengorganisir materi sedemikikan rupa sehingga merangsang dan menantang siswa untuk mempelajarinya. 7. Balikan atau penguatan kepada siswa Penguatan atau reinforcement mempunyai efek yang besar jika sering diberikan kepada siswa. Setiap keberhasilan siswa sekecil apapun, hendaknya ditanggapi dengan memberikan penghargaan. 8. Aspek-aspek psikologi lain Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan individu baik secara fisik maupun secara psikis akan mempengaruhi cara belajar siswa tersebut, sehingga guru perlu memperhatikan cara pembelajaran yang diberikan kepada siswa tersebut misalnya, mengatur tempat duduk, mengatur jadwal pelajaran , dll. B. Pembelajaran 1. Teori Pembelajaran Pembelajaran di sekolah adalah interaksi pendidik dan peserta didik dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu kurikulum. Beberapa pendapat menjelaskan pengertian tentang pembelajran diantaranya adalah

22

1. Menurut Mudjiono (1999:297) pembelajaran adalah kegiatan terprogram dalam

desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
2.

Menurut UUSPN No.20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa

3. Brown ( 1957 : 6 ) learning is an acquiring or getting of knowlage of a subject

or a skill by study, experiences, or instruction yang artinya Pembelajaran adalah proses mencari pengetahuan dari suatu subyek atau kemampuan dengan belajar, pengalaman, perintah 4. Dunkin dan Biddle (1974:38) menjelaskah bahwa proses pembelajaran atau pengajaran kelas berada pada empat variabel interaksi yaitu 1. Variabel pertanda (presage variables) berupa pendidik; 2. Variabel konteks (context variables) berupa peserta didik, sekolah, dan masyarakat; 3. Variabel proses (process variables) berupa interaksi peserta didik dengan pendidik; dan 4. Variabel produk (product vaeiables) berupa perkembangan peserta didik dalam jangka pendek maupun jangka panjang

23

5.

Knirk dan Gustafson menjelaskan pembelajran merupakan suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi.

6. Robert M.Gagne adalah

pembelajaran adalah menciptakan kondisi agar siswa

dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar sehingga belajar siswa dapat dipermudah (facilitated)
7. Briggs, menjelaskan pembelajaran

yaitu suatu sistem yang bertujuan untuk

membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal Dari beberapa pendapat tenatang pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajan merupakan aktivitas guru dan peserta didik sebagi proses interaksi untuk mencapai tujuan pembelajran Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibagun oleh guru untuk

mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Di dalam proses pembelajaran tentunya tidak terlepas dari kegiatan belajar dan mengajar dimana adanya interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa.

24

Berdasarkan berbagai pendapat dan uraian para ahli dapat pembelajaran definisikan sebagai sebuah proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencari pengetahuan melalui kegiatan belajar mengajar. 2. Prosedur Pembelajaran Di dalam proses pembelajaran, terdapat prosedur pembelajaran yang harus dapat dijadikan pegangan guru di dalam kegiatan belajarar mengajar. Secara umum prosedur pembelajaran dilakukan dengan tiga tahapan yaitu : a. Kegiatan awal Udin S. Winataputra. Mengemukakan hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, yaitu : Menciptakan kondisi awal yang pembelajaran meliputi, membina keakraban, menciptakan kesiapan belajar peserta didik dan menciptakan suasana belajar yang demokratis. Apersepsi meliputi kegiatan mengajukan pertannyaan yang berhubungan dengan materi sebelumnya, memberikan komentar atas jawaban yang diberikan peserta didik dan membangkitkan motivasi dan perhatian peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Sementara itu Depdiknas ( 2003 ) mengemukakan bahwa dalam kegiatan pendahuluan, perlu dilakukan pemanasan dan apersepsi, di dalamnya mencakup Bahwa pelajaran yang dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami oleh peserta didik.

25

Motivasi peserta didik ditumbuhkan dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi peserta didik.

Peserta didik didorong agar tertarik untuk mengetahui hal-hal yang baru.

b. Kegiatan Inti Udin S. Winataputra, dkk. (2003) mengemukakan hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan inti, yaitu :

Menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, baik secara lisan maupun

tulisan.

Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh Membahas Materi Depdiknas (2003) membagi kegiatan inti ke dalam tiga tahap kegiatan yaitu:

(1) eksplorasi; (2) konsolidasi pembelajaran, dan (3) pembentukan sikap dan perilaku. 1. Kegiatan eksplorasi merupakan usaha memperoleh atau mencari

informasi baru. Yang perlu diperhatikan dalam kegiatan eksplorasi, yaitu:


a.

Memperkenalkan materi/keterampilan baru;


b.

Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang sudah ada pada peserta didik;

c.

Mencari metodologi yang paling tepat dalam meningkatkan penerimaaan peserta didik akan materi baru tersebut.

26

2.

Konsolidasi merupakan merupakan negosiasi dalam rangka mencapai

pengetahuan baru. Dalam kegiatan konsolidasi pembelajaran yang perlu diperhatikan adalah :
a.

Melibatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi ajar baru;

b. c.

Melibatkan peserta didik secara aktif dalam pemecahan masalah; Meletakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi pelajaran yang baru dengan berbagai aspek kegiatan dan kehidupan di dalam lingkungan; dan

d.

Mencari metodologi yang paling tepat sehingga materi ajar dapat terproses menjadi bagian dari pengetahuan peserta didik.

3.

Pembentukan sikap dan perilaku merupakan pemrosesan pengetahuan

menjadi nilai, sikap dan perilaku. Yang perlu diperhatikan dalam pembentukan sikap dan perilaku, adalah :
a.

Peserta didik didorong untuk menerapkan konsep atau pengertian yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari;

b.

Peserta didik membangun sikap dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari; dan

c.

Cari metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan sikap dan perilaku peserta didik

c. Kegiatan Akhir

27

Udin S. Winataputra, mengemukakan hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan akhir dan tindaklanjut pembelajaran, yaitu :

Penilaian akhir Analisis hasil penilaian akhir. Tindak lanjut Mengumukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang. Menutup kegiatan pembelajaran

Mulyasa (2003) menemukakan dua kegiatan pokok pada akhir pembelajaran yaitu :

Pemberian tugas. Post tes

Sementara itu Depdiknas (2003) mengemukakaan dalam kegiaatn akhir perlu dilakukan penilaian formatif, dengan memperhatikan hal-hal berikut

Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pemebelajaran peserta didik.

Gunakan hasil penilaian tersebut untuk melihat kelemahan atau kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi oleh guru.

Cari metodologi yang paling tepat yang sesuai denagn tujuan yang ingin

dicapai.

28

C. Inovasi Pembelajaran Inovasi pembelajaran perlu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil prestasi peserta didik, kemampuan peserta didik maupun motivasi perserta didik. Seorang guru yang profesional harus bisa mengeluarkan inovasi-inovasi yang terbaik di dalam proses pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki proses belajar demi meningkatkan hasil prestasi siswa terutama motivasi belajar. Karena motivasi merupakan hal yang paling penting yang harus di baangun dan di pertahankan oleh peserta didik baik melalui dirinya sendiri maupun dari guru melalui cara atau strategi guru dalam melakaukan proses pembelajaran. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknogi juga turut andil di dalam membuat inovasiinovasi yang terbaik bagi proses pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru harus bisa menggunakan sebuah inovasi pembelajaran yang bisa berupa model pembelajaran yang merangkup strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran dan teknik pembelajaran. Sebagai usaha guru di dalam mengembangkan motivasi belajar siswa di dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya.

29

Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut. 1. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Bebrapa para ahli menjelakan tentang berbagai pendekatan yaitu : a. Muchlisoh mengemukakan bahwa pendekatan adalah suatu cara yang dianggap terbaik untuk mencapai sesuatu 2. Ujang Kusandi ( 2003 : 39 ) mengemukakan bahwa pendekatan merupakan cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian laksana pakai kaca mata merah semua tampak merah.
3.

Gladene Robertson dan Hellmut Lang ( 1984 : 5 ) menjelaskan pendekatan pembelajaran dapat dimaknai menjadi 2 pengertian yaitu 1) pendekatan sebagai bahan kajian yang terus berkembang dan 2) pendekatan pembelajaran sebagai dokumen tetap dimaknai sebagai suatu kerangka umum dalam praktek

30

profesional guru, yaitu serangkaian dokumen yang dikembangkan untuk mendukung kelancaran guru dalam proses pembelajaran. 4. Saskatchewan education ( 1980 ) Sebagai kerangkan besar tentang tugas profesional guru yang didalamnya meliputi model-model pembelajran, strategi-strategi pembelajran, metodemetode pembelajran dan juga keterampilan-keterampilan mengajar. 5. Philip R Wallce ( 1992 : 3 ) Pendekatan pembelajaran dapat dibagi menjadi dua yaitu. 1) pendekatan konservatif yaitu yang memandang bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sebagai mana umumnya guru mempelajari materi kepada siswa.. 2) pendekatan liberal yaitu pendekatan pembelajaran yang memberi kesempatan luas kepada siswa untuk mengembangkan strategi keterampilan belajar sendiri.

Dari beberapa pendapat tentang pengertian pendekatan diatas dapat penulis simpulkaan bahwa pendekatan adalah cara yang dapat digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Selain itu Hoxeng (1973), Srinivasan (1977) dan pakar pendidikan lainnya menggolongkan program-program pendidikan di dalam pembelajaran empat kategori yaitu pendekatan yang berpusat pada isi program (content-contered approach),

31

Pendekatan yang diarahkan pada pemecahan masalah (problem-focased approach,. Pendekatan kesadaran (the conscientization approach), dan pendekatan pengembangan sumber daya manusia dan perencanaan kreatif (human development and creative planning approach). (Liesen. 1985). Pendekatan pertama, content-centered approach, biasanya digunakan oleh para ahli dalam menyusun dan menggunakan isi program pendidikan luar sekolah untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan dan sikap baru dalam bidang tertentu dan untuk membantu peserta didik agar mereka dapat mengadopsi hal-hal baru tersebut. Keluarga berencana, perbaikan gizi, dan program pertanian adalah contoh-contoh yang termasuk ke dalam pendekatan ini. Isi program yang bertujuan agar peserta didik mengadopsi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dirinci menjadi unit-unit pesan yang akan disampaikan kepada peserta didik melalui berbagai kegiatan belajar seperti ceramah, diskusi, bimbingan individu, demonstrasi, dan media persuasi ini yang terdiri atas flip chart, poster, buku komik, drama, dan film dokumenter. Teknik belajar-membelajarkan dengan pendekatan partisipatif digunakan untuk memotivasi peserta didik. Sumber belajar berperan untuk membantu peserta didik agar mereka secara bersama-sama dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar dan tingkat kemampuan yang mereka miliki, memilih isi program, merencanakan tahapan kegiatan belajar, dan bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan belajar.

32

Kategori kedua, problem-focused approach, mempunyai tujuan ganda. Pertama ialah untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan dalam membuat generalisasi untuk memecahkan masalah dengan menggunakan metode yang tepat. Kedua, untuk membantu peserta didik agar mereka mampu menghimpun dan menggunakan informasi yang tepat dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Kategori ketiga, the conscientization approach, mengarahkan pendekatan kegiatan membelajarkan untuk menyadarkan peserta didik terhadap isu

ketidakseimbangan dalam masyarakat. Kesenjangan kehidupan ini ditandai dengan adanya kelompok masyarakat miskin sebgai akibat pemerasan yang dilakukan oleh pihak tertentu dimasyarakat. Melalui kegiatan belajar penyadaran atau conscientization, sebagai mana dikemukakan oleh Paulo Freire, maka orang-orang miskin yang hidupnya tertekan menjadi sadar terhadap keadaan dirinya dan dapat menggunakan potensi dirinya untuk melepaskan diri dari cengkraman kemiskinan dan perasaan hidup tertekan. Kategori keempat, human development and creative planning approach, diarahkan untuk mengembangkan kreatifitas dan kemampuan merencanakan yang terdapat pada diri peserta didik sehingga mereka dapat berfungsi lebih dinamis dan efektif dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan, dan kepoloporan perubahan dengan harga minyak bumi di Indonesia dan lain-lain. 6. Strategi Pembelajaran

33

Salah satu usaha guru di dalam mengembangkan motivasi belajar siswa adalah menngunakan strategi pembelajaran yang tepat. Para ahli mengemukakan definsi dari strategi pemeblajaran seperti :
a. Kemp (2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu

kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
b. mengutip pemikiran J. R David, (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi

pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. c. Rowntree ( 2008 )Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat

dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
d. Wina Senjaya (2008) Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan

untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan a plan of operation
achieving something sedangkan metode adalah a way in achieving something

34

Dari beberapa pendeapat tentang strategi pembelajran diatas dapat disimpulkan strategi pembelajaran merupakann usaha guru di dalam proses pembelajan sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan pembelajran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :

Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil ( out put )

dan sasaran yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.

Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama ( basic way ) yang

paling efektif untuk mencapai sasaran.

Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah yang kaan ditempuh

sejak titik awal sampai dengan sasaran.

Mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur dan patokan ukuran untuk

mengukur dan menilai taraf keberhasilan usaha. Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.

Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.

35

Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.

Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.

3. Model Pembelajaran 1. Pengertian model pembelajaran: Konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dengan mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan. Fungsinya yaitu sebagai pedoman bagi perancang pemelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pemelajaran. 2. Ciri-ciri Model Pemelajaran a. b. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari ahli tertentu; Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu karena masing-masing model yang dirancang oleh para ahli memiliki tujuan yang berbeda; c. d. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatn pemelajaran; Memiliki perangkat bagian model yang terdiri dari: a) urutan langkah pemelajaran, b) prinsip reaksi, c) system social, dan d) system pendukung. e. Memilliki dampak sebagai akibat penerapan model pemelajaran, yaitu dampak pemelajaran dan dampak pengiring. Dalam model pemelajaran meliputi juga: Pendekatan Mengajar, yaitu cara untuk sampai kepada tujuan perolehan ilmu

36

pengetahuan; Metode Mengajar cara-cara menyajikan suatu bahan pelajaran pada situasi tertentu; Teknik Mengajar, yaitu perpaduan cara dan langkah yang telah terpolakan secara baik untuk melakukan suatu kegiatan (penguasaan kelas, memotivasi, srs mengatur alat, cara berdemontrasi, dll) Stretegi belajar, yaitu rencana dasar yang luas dari suatu tindakan organisasi untuk mencapai tujuan, atau suatu seni menggunakan kecakapan untuk mencapai sasaran dengan menggunakan sumber daya yang ada. 3. Penggolongan Model Pemelajaran a. Rumpun model-model pengolahan informasi Bertitik tolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi, yaitu merujuk pada cara-cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, mengenali masalah, dan mencoba mencari solusinya, serta mengembangkan konsep-konsep dan bahasa untuk menangani masalah. b. Rumpun model-model pribadi/individual Menekankan/memfokuskan pada pengembangan pribadi. Menekankan pada proses membangun/merekonstruksi dan mengorganisasi realita yang

mengandung manusia sebagai pembuat makna. c. Rumpun model social Model-model ini menggabungkan antara belajar dan masyarakat. Kedudukan belajar/pemelajaran merupakan perilaku kooperatif tidak hanya pemberi

37

semangat. Rumpun model perilaku Didasarkan pada suatu pengetahuan yang mengacu pada teori perilaku seperti teori belajar, teori belajar social, modifikasi perilaku, atau perilaku terapi modelmodel pemelajaran yang mementingkan penciptaan lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan perilaku secara efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang dikehendaki. 4. Beberapa contoh model-model pembelajaran yang menyenangkan 1. Pemelajaran berdasarkan masalah, dengan langkah-langkah: a. Guru menjelaskan tujuan pemelajaran. Menjelaskan logistic yang

dibutuhkan, memotivasi peserta didik agar terlibat dalam proses belajar mengajar berdasarkan masalah yang dipilih. b. Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungn dengan masalah tersebut (menetapkan topic, tugas, jadwal, dll) c. Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah; d. Guru membantu peserta didik dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya. e. Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

38

2. Debate, yaitu dengan langkah-langkah: a. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yng lain kontra b. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok c. Setelah selesai membaca materi, guru meminta salah satu anggota kelompok pro untuk beragumentasi dan ditanggapi oleh kelompok yang kontra, demikian selanjutnya d. Sementara peserta didik menyampaikan gagasannya guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis, sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi e. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap f. Dari data-dta dipapan tulis tersebut, guru mengajak peserta didik membuat

kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topic yang ingin dicapai. 3. Model Kooperatif a. Teknik Jigsaw, dengan langkah-langkah: Peserta didik dikelompokan dalam 4/5 anggota tim yang disebut kelompok induk Tiap orang dalam kelompok induk mempunyai nomor urut dan diberi bagian materi yang berbeda Tiap orang dalam tim mengerjakan bagian materi yang ditugaskan Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub. Bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka (no urut 1 bergabung dengan no urut 1 lainnya disebut kelompok ahli 1 dan mendiskusikan sub bab 1, no urut 2 bergabungdengan no urut 2 lainnya disebut kelompok ahli 2 dan

39

membahas materi sub/bab 2, begitu seterusnya) Selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal (kelompok induk) dan bergantian mengajar teman satu tim mereka Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi Guru memberikan evaluasi Refleksi b. Mencari pasangan ( Make a Match) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atu topic yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartu kartunya (soal-jawaban) Setiap peserta didik dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu pemberian poin Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari kartu sebelumnya Demikian seterusnya c. Kepala bernomor (number head together) Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap

40

kelompok mendapat nomor Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjkannya/ mengetahui jawabannya Guru memanggil salah satu nomor, peserta didik dengan nomor yang dipanggil melaporkan hsil kerjasama. d. Snowball throwing, langkah-langkahnya: Guru menyampaikan materi yang akan disajikan Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang suatu materi Masing-masing ketua kembali ke kelompoknya dan menjelaskan materi yang disampaikan guru kepada teman-temannya Masing-masing peserta didik menuliskan satu pertanyaan tentang materi yang baru disampaikan ketua kelompok dalam selembar kertas Kemudian kertas berisi pertanyaan diremas membentuk bola dan dilemparkan kepada temannya secara acak dalam satu kelompok Setelah masing-masing peserta didik mendapat satu bola, kemudian setiap peserta didik diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam bola kertas yang ada di tangan peserta didik dengan cara dibacakan Ketua kellompok mencatat peserta didik yang mampu menjawab benar, menjawab tapi salah dan tidak bisa menjawab. Lalu melaporkan kepada

41

guru Guru dan murid membuat kesimpulan bersama-sama Untuk mengetahui pemahaman peserta, guru memberikan evaluasi.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Implikasi perkembangan teori pembelajaran sekarang sangatlah beragam. Guru dapat menerapkan menurut aliran-aliran teori tertentu. Seperti teori behavioristik dalam

42

pembelajaran guru memperhatikan tujuan belajar, karakteristik siswa, dsb. Teori kognitif, pembelajaran lebih dititik beratkan pada perolehan pengetahuan oleh siswa, guru membimbing siswa untuk memiliki pengetahuan yang hendak dituju. Sedangkan aliran humanistik pembelajaran yang memanusiakan manusia. Guru mengakui siswa sebagai individu yang punya kemampuan dan harga diri. Aliran yang terbaru yaitu Teori kontemporer pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa hendaknya menarik, merangsang siswa untuk berpikir dan guru dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna. Inovasi pembelajaran sangat penting dilakukan oleh guru sebagai upaya untuk membangun dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Inovasi tersebut bisa dilakukan di dalam menggunakan pendekatan, strategi, model pembelajaran seperti : 1. Pembelajaran berdasarkan masalah 2. Debate 3. Model kooperatif Teknik jigsaw Mencari pasangan Kepala bernomor Snowball throwing

Dengan memanfaatkan berbagai model pembelajaran yang menarik sangat memungkinkan siswa akan lebih enjoy dalam menerima materi pemelajaran, dengan

43

demikian dapat diharapkan siswa lebih tertarik dan tidak cepat bosan atau malas mengikuti pelajaran di kelas. B. Saran Sudah di akui oleh dunia bahwa pendidikan merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa. Sudah saatnyalah kita sebagai pendidik mengembangkan proses pembelajaran yang baik dan inovatif agar kita dapat mencetak generasi-generasi yang bermutu dan mampu bertahan di dalam era globalisasi ini.

44

DAFTAR PUSTAKA Budiningsih, Asri C. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta

Dimyati & Mudjiono.1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta

Hamalik, Oemar.2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara

Mawani, Sri & Suryani, Lilis.2005. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta. UHAMKA

Syaipul Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta

Undang-Undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. 2006

Poniran. R. (1996). Pembelajaran yang efektif dan efisien. Jakarta : IKIP. Muhammadiyah Jakarta Press

45

Ratnasari, (2005), Model-model Pembelajaran, LPMP Jawa Barat

Soemanto.W. ( 1987 ). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Bina Aksara.

Winkle.W.S. ( 1996 ). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Garmedia

http/ www.google.com

46

47

You might also like