You are on page 1of 10

1

Sebelum melakukan pengambilan spesimen, lakukan persiapan-persiapan seperti berikut ini : Persiapan pasien. Beritahukan kepada pasien tentang hal-hal apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh pasien sebelum dilakukan pengambilan spesimen. Persiapan secara umum, seperti : puasa selama 8-10 jam sebelum pengambilan spesimen (untuk pemeriksaan glukosa darah puasa, profil lipid, profil besi), tidak melakukan aktifitas fisik yang berat, tidak merokok, tidak minum alkohol, dsb. o Jika pasien harus melakukan pengambilan spesimen sendiri (urin, dahak, faeses), jelaskan tata cara pengambilannya. Misalnya : kapan harus diambil, bagaimana menampung spesimen dalam wadah yang disediakan, mencuci tangan sebelum dan setelah mengambil spesimen, membersihkan daerah genital untuk pengambilan sampel urin, dsb. o Jika pengambilan spesimen bersifat invasif (misalnya pengambilan sampel darah, cairan pleura, ascites, sumsum tulang, dsb), jelaskan macam tindakan yang akan dilakukan. Peralatan sampling. Pastikan semua peralatan sampling telah disiapkan sesaat sebelum sampling. Penting untuk diperhatikan bahwa semua peralatan memenuhi persyaratan sebagai berikut : o bersih o kering o tidak mengandung detergent atau bahan kimia o terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen o steril, apalagi jika spesimen akan diperiksa biakan (kultur) kuman o sekali pakai buang (disposable) o wadah spesimen tidak retak atau pecah, mudah dibuka atau ditutup rapat, besar/ukurannya sesuai dengan volume spesimen yang diambil. Antikoagulan Antikoagulan adalah bahan kimia yang dipergunakan untuk mencegah pembekuan darah. Umumnya yang digunakan adalah EDTA (ethylendiamin tetraaceticacid), natrium citrat, heparin dan natrium fosfat. Pemilihan antikoagulan harus sesuai dengan jenis pemeriksaan dan takaran volumenya harus tepat. Mengenai antikoagulan akan dibahas pada postingan yang lain. 4. Lokasi sampling. Sebelum melakukan sampling, tetapkan lokasi pengambilan sesuai dengan jenis spesimen yang diperlukan. o Darah vena umumnya diambil dari vena median cubiti pada daerah lengan di lipatan siku bagian dalam. Vena ini besar, cukup terlihat, paling sedikit sakit dan kecil kemungkinan memarnya. o Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis di daerah pergelangan tangan. o Darah kapiler diambil dari ujung jari tangan, yaitu jari tengah atau jari manis. Pada bayi diambil pada tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki. o Spesimen untuk biakan kuman diambil pada daerah yang sedang infeksi, kecuali darah dan cairan otak. o Sumsum tulang orang dewasa diambil pada tulang dada dancrista iliaca anterior dan posterior. Pada anak-anak diambil pada bagian proksimal tibia. o Lokasi pengambilan spesimen tidak boleh terdapat luka, hematoma, infeksi, oedema. Untuk pengambilan spesimen darah, selain tidak dilakukan pada tempat-tempat tersebut, juga tidak boleh dilakukan pada daerah dimana darah sedang ditransfusikan dan intravena lines (infus). o

2.

3.

PENGAMBILAN SPESIMEN Salah satu cara menanggulangi penyakit infeksi adalah dengan menentukan penyebab dan kemudian memberi terapi yang rasional berdasarkan hasil uji laboratorium. Dalam hal ini peranan laboratorium sebagai penunjang diagnosis dan terapi penyakit infeksi menjadi sangat penting . Hasil pemeriksaan mikrobiologik sangat tergantung oleh kualitas spesimen. Spesimen yang diperiksa di lab Mikrobiologi sebagian besar merupakan klinik berkaitan dengan penyakit infeksi. Kualitas specimen ditentukan oleh metoda pengambilan dan proses tranportasi ke laboratorium. Hasil pemeriksaan mikrobiologik negatif tidak selalu berarti bahwa diagnosis salah.

2
Kegagalan isolasi mikroorganisme penyebab infeksi sering ditentukan oleh beberapa hal, antara lain : Pengambilan dan pengiriman spesimen yang tidak benar Teknik atau cara kerja di laboratorium uang tidak tepat

Pengambilan specimen atau bahan pemeriksaan merupakan langkah awal yang sangat menentukan hasil pemeriksaan dalam rangka memperoleh jawaban yang menentukan penyebab infeksi. Dapat terjadi bahwa yang diisolasi bukan penyebab tetapi organisme flora normal sehingga akan memberikan intreprestasi hasil laboratorium yang keliru dan menyebabkan langkah terapi yang salah. Hasil pemeriksaan laboratorium mikrobiologik sangat ditentukan oleh cara pengambilan, saat pengambilan dan seleksi spesimen. Beberapa hal penting yang perlu dilakukan untuk memperoleh hasil pemerisaan yang baik adalah : Bahan pemeriksaan sedapat mungkin diambil dari lokasi yang paling besar kemungkinannya mengandung penyebab infeksi pada stadium tertentu. Pada lokasi tubuh yang pada keadaan normal mengandung flora normal, hasil laboratorium positif sebaiknya dikorelasikan dengan keterangan klinik , sehingga mendapatkan suatu interpertasi yang bermakna. Hasil laboratorium positif sangat bermakna bila diperoleh dari lokasi tubuh yang dalam keadaan normal steril (cairan serebro spinal darah, cairan pleura, cairan). Agar diperoleh kualitas spesimen yang baik, pengambilan spesimen harus memenuhi beberapa kriteria tertentu.

Pedoman Umum Spesimen yang diambil harus memiliki syarat sbb : Representatif untuk proses infeksi : Bahan pemeriksaan harus benar-benar berasal dari tempat infeksi, misalnya: bahan pemeriksaan dari luka, sebaiknya diambil dari dasar luka dan dihindari kontak dengan kulit sekitarnya sehingga tidak memungkinkan bagi kontaminasi oleh flora kulit. bahan dari asbes diambil dengan cara aspirasi steril. sebelum dilakukan pengambilan urine, alat genital dibersihkan untuk menghindari kontaminasi. bahan sputum harus benar-benar berasal dari saluran nafas bagian bawah, bukan hanya berupa saliva.

Jumlah spesimen cukup untuk memungkinkan pemeriksaan. Misalnya : bahan dari pus dalam keadaan infeksi aktif, jumlahnya tidak perlu diperhatikan, tetapi pada infeksi kronik jumlah bahan yang diambil sebaiknya agak banyak. Bahan berupa darah, jumlah nya harus cukup. Perbandingan volume darah dengan medium cair adalah 1 :5 atau 1 :10. Bahan urine : sebaiknya diambil setelah penderita tidak berkemih sekurang-kurangnya 3 jam, sehingga diperoleh volume cukup untuk diambil. Saat pengambilan perlu diperhatikan. Pengambilan harus dilakukan pada stadium yang tepat, untuk ini perlu diketahui riwayat penyakit penderita. Pada demam tifoid minggu pertama, bakteri akan dapat ditemukan di darah. Sedangkan pada minggu ke 2 dan ke 3, tinja dan urine biasanya positif. S. typhi akan ditemukan pada tinja dan urine selama fase akut dari stadium diare.

3
Terhindar dari kemungkinan kontaminasi baik dari alat, lingkungan, bagian tubuh lain, dan petugas pengambil. Alat dan tempat spesimen harus steril dan sesuai. Misalnya pengambilan urine atau sputum sebaiknya dengan pot bermulut lebar. Setelah bahan ditampung hendaknya ditutup rapat dan dicegah adanya kebocoran untuk menghindari kontaminasi dan pencemaran dari dan pada lingkungan. Pengambilan spesimen dilakukan sebelum pemberian terapi antibiotik. Perlu diperhatikan hal-hal sbb : cairan serebrospinal yang purulen, dalam waktu 24 jam setelah pemberian antibiotik seringkali sudah tidak mengandung bakteri penyebab, misalkan Haemophilus influenzae. selama pemberian terapi antibiotik pada penderita salmonelosis, dalam tinja penderita tidak akan diketemukanS.typhi. Bila bahan yang diperiksa berasal dari pasien yang telah diterapi, sebaiknya klinisi memberi catatan khusus, sehingga bisa dilakukan tindakan-tindakan tertentu. Misalnya dapat diberikan Penisinase untuk merusak penisilin. Jadi pada penderita yang telah diterapi bisa dilakukan pemeriksaan mikrobiologik. Bahan pemeriksaan sebaiknya segera dibawa ke laboratorium atau kalau diperlukan dapat pula digunakan media transport yang sesuai, agar bisa diperiksa secepatnya. Pedoman khusus Dalam melakukan pengambilan spesimen klinik, perlu diperhatikan beberapa hal khusus sesuai lokasi pengambilan : 1. Cara Pengambilan Darah Darah biasanya diambil pada saat demam tinggi, dari vena cubiti. Pertama-tama dilakukan palpasi untuk mencari letak vena yang akan diambil. Sebelum pengambilan kulit sekitarnya diusap dengan antiseptik, misalnya Jodium tincture 2%, atau alkhohol 80%. Setelah itu tidak boleh dilakukan palpasi lagi, juga tidak boleh mengusap jarum suntik dengan kapas alkohol. Volume pengambilan : 10-20 ml untuk dewasa 1-5 ml untuk anak- anak Karena organisme pada bakteri jumlahnya kecil, sebaiknya segera diinokulasikan kedalam media kultur setelah pengambilan. Contoh media kultur darah yang digunakan: Trypticase Soy Broth, untuk kultur aerob Brain Heart Infusion, untuk kultur bakteri aerob atau anaerob Thioglikolat broth, untuk kultur anaerob Gal medium, untuk kultur Salmonella

Dapat pula ditransport secara stril dalam tabung mengandung SPS Interval pengambilan : endocarditis : 3 kali pengambilan (kultur) dalam 24 jam bakterima : 3 kali pengambilan (kutur) dalam 24-48 jam

pasien yang diberi antibiotik : 4-6 kali pengambilan dalam 48 jam

2. Cara Pengambilan Tinja atau Usapan Rektal Tinja diambil dari bagian yang diperkirakan banyak mengandung organisme penyebab (lendir atau darah), ditampung pada tempat steril, harus segera dibawa ke laboratorim. Sedangkan usapan rectal diambil dengan

4
kapas lidi steril, diputar (360) pada mukosa rektal diambil dengan kedalaman 1-2 cm, kemudian dimasukkan media transport bersama kapas lidi atau kedalam tabung kosong bertutup ulir steril, tutup rapat, segera dikirim ke laboratorium. Sebaiknya tidak digunakan kertas toilet dalam pengambilan/penampungan tinja, karena pada umumnya mengandung garam bismuth yang dapat membunuh mikroorganisme. 3. Cara Pengambilan Urine Bahan berupa urine dapat diambil dengan berbagai teknik : aspirasi supra public kateterisasi urine pancaran tengah (Mid Stream Urine)

Cara pertama dan kedua hanya dilakukan oleh dokter dengan indikasi tertentu karena mengandung resiko, harus dilakukan secara aseptik untuk menghindari infeksi. Volume urine minimal 10 ml dan segera dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Seperti diketahui urine adalah medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri, terutama bagi pemeriksaan angka kuman harus segera diperiksa agar tidak terjadi pertumbuhan pesat sebelum diperiksa. Apabila terpaksa bisa disinpan dalam almari pendingin selama 24 jam, tetapi dianjurkan tidak lebih dari 8 jam. 4. Cara Pengambilan Dahak atau Sputum Dahak yang diambil diusahakan tidak tercemar oleh flora normal di rongga mulut, sebaiknya pasien diminta berkumur sebelumnya dengan akuades steril, atau larutan garam fisiologis steril. Dahak ditampung didalam pot steril, dengan cara batuk dalam-dalam, perlu kerjasama dengan pasien. Segera mungkin ditanam dalam media perbenihan yang sesuai dengan jenis pemeriksaan. 5. Cara Pengambilan Discharge Mukosa Bahan dari mukosa diambil dengan kapas lidi steril, bahan diambil dari : hidung, tenggorokan, mata, telinga, lubang urogenital, luka. 6. Abses Seleksi dan pengambilan yang adekuat sangat berpengaruh pada hasil pemerisaan. Jika lesi luas atau terdapat beberapa lesi, bahan diambil dari beberapa tempat. Sampel dari abses harus mengandung pus dan bagian dari dinding abses. Sebelum pengambilan kulit dibersihkan dengan larutan fisiologis steril. . 7. Cara Pengambilan Cairan Serebrospinal Dilakukan dengan punksi lumbal oleh seorang dokter ahli dengan memperhatikan aspek sterilitas alat dan teknik pengambilan secara benar. Kuman pada bahan ini pada umumnya hanya bertahan beberapa jam, sehingga harus segera dikirim ke laboratorium. Meningokokus sangat rentan terhadap suhu rendah, sama sekali tidak dibenarkan menyimpan bahan pemeriksaan ini pada almari pendingin. DARAH VENA Tujuan : mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi Lokasi : vena mediana cubiti ( dewasa ) -vena jugularis superficialis ( bayi ) Alat-alat : kapas alkohol -diaspossible syringe / vacutainer 10 cc -Tabung reaksi pyrex 10 cc -kapas steril -plester

Cara kerja : 1. Bersihkan daerah vena mediana cubiti dengan alcohol 70% dan biarkan menjadi kering kembali 2. Pasang ikatan pembendung/torniquit diatas fossa cubiti. Mintakan pasien yang akan diambil darahnya untuk mengepal dan membuka tangannya beberapa kali agar vena jelas terlihat. Pembendungan vena tidak boleh terlalu kuat . 3. Tegangkan kulit diatas vena dengan jari tangan kiri agar vena tidak bergerak 4. Tusuk kulit diatas vena dengan jarum/nald dengan tangan kanan sampai menembus lumen vena 5. Lepaskan pembendungan dan ambillah darah sesuai yang dibutuhkan 6. Taruh kapas diatas jarum/nald dan cabut perlahan 7. Mintakan agar pasien menekan bekas tusukan dengan kapas tadi 8. Alirkan darah dari syringe kedalam tabung melaluji dinding tabung 9. Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen DARAH EDTA Tujuan : mendapatkan spesimen darah EDTAbyang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan morfologi sel darah tepi dan hitung jumlah trombosit Lokasi : vena mediana cubiti ( dewasa ) -vena jugularis superficialis ( bayi ) Alat-alat : kapas alkohol -diaspossible syringe / vacutainer 10 cc -Tabung reaksi pyrex 10 cc/tabung EDTA -kapas steril -plester Reagensia : EDTA 10% Cara kerja : 1. teknis pengambilan darah serupa dengan pengambilan sample darah vena 2. darah yang telah diambil dialirkan kedalam tabung yang telah berisi EDTA 10% 3. Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen DARAH SITRAT Tujuan : mendapatkan spesimen darah SITRAT yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan laju endapan darah metode Weatergreen dan pemeriksaan tes hemoragik Lokasi : vena mediana cubiti ( dewasa ) -vena jugularis superficialis ( bayi ) Alat-alat : kapas alkohol -diaspossible syringe / vacutainer 10 cc -Tabung reaksi pyrex 10 cc -kapas steril

-plester Reagensia : Natrium sitrat 3.8% Cara kerja : 1 teknis pengambilan darah serupa dengan pengambilan sample darah vena 2 darah yang telah diambil sebanyak 1.6 ml dialirkan kedalam tabung yang telah berisi natriumsitrat 3.8 % sebanyak 0.4 ml 3 Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen DARAH KAPILER Tujuan : mendapatkan spesimen darah kapiler yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan golongan darah dan beberapa pemeriksaan rapid test imunologi Lokasi : ujung jari tangan / anak daun telinga ( dewasa ) - tumit / ibu jari kaki ( bayi ) Alat-alat : alcohol 70% - lancet steril -kapas steril -plester Cara kerja : 1. Bersihkan daerah yang akan di tusuk alcohol 70% dan biarkan menjadi kering kembali 2. Pegang bagian yang akan di tusuk supaya tidak bergerak dan di tekan sedikit agar rasa nyeri berkurang 3. Tusuk dengan cepat memakai lancet steril. Pada ibu jari tusukan tegak lurus dengan garis sidik jari. Bila memakai anak daun telinga tusukan dilakukan dipinggir bukan pada sisinya. Tusukan harus cukup dalam . 4. Buang tetes darah pertama keluar dengan memakai kapas kering. Tetes darah berikutnya dipakai untuk Pemeriksaan. PENGAMBILAN SAMPEL URINE UNTUK PEMERIKSAAN URINALISA Tujuan : mendapatkan spesimen urine yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan urinalisa Waktu : pengambilan sebaiknya sebelum pemberian anti biotik. Untuk Pemeriksaan test kehamilan dan sedimen dipakai urine pagi hari. Alat-alat : wadah setril dari gelas/plastik bermulut lebar bertutut rapat, ukuran 50 ml Cara kerja : 1. Penderita diminta untuk mengeluarkan urine 2. Aliran urine ditampung dalam wadah yang sudah disediakan. 3. Hindari urine mengenai lapisan tepi wadah . 4. Setelah penampungan urine selesai wadah di tutup dengan rapat 5. Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen

PENGAMBILAN SAMPEL TINJA UNTUK PEMERIKSAAN FESES RUTIN Pemeriksaan Sp esimen Feses Pemeriksaan dengan menggunakan spesimen feses bertujuan untuk mendeteksiadanya kuman, seperti kelompok salmonela, sigela, E.Coli, dan stafilokokus.Pemeriksaan feses dilakukan untuk:1. Melihat ada tidaknya darah. Pemeriksaan ini mudah dilakukan baik oleh perawatatau klien sendiri. Pemeriksaan ini menggunakan kertas tes Guaiac.2. Analisa produk diet dan sekresi saluran cerna. Bila feses mengandung banyak lemak (disebut: steatorrhea), kemungkinan ada masalah dalam penyerapanlemak di usus halus. Bila ditemukan kadar empedu rendah, kemungkinan terjadiobstruksi pada hati dan kandung empedu.3. Mendeteksi telur cacing dan parasit. Untuk pemeriksaan ini dilakukan tiga hariberturut-turut.4. Mendeteksi virus dan bakteri. Untuk pemeriksaan ini diperlukan jumlah fesessedikit untuk dikultur. Pengambilan perlu hati-hati agar tidak terkontaminasi.Pada lembar pengantar perlu dituliskan antibiotik yang telah dikonsumsi Sebelum pengambilan spesimen, perawat perlu mengingatkan klien akan hal-halberikut:1. Defekasi pada bedpan yang bersih2. Bila memungkinkan, spesimen tidak terkontaminasi dengan urin atau darahmenstruasi3. Jangan meletakan tisue pembersih pada bedpan setelah defekasi karena dapatmempengaruhi hasil pemeriksaanDalam pengambilan spesimen gunakan sarung tangan bersih, jumlah fesestergantung pemeriksaan, umumnya 2,5 cm untuk feses padat atau 15-30 mLuntuk cair. Untuk kultur, gunakan swab yang steril, lalu dimasukkan dalamkantung steril. Segera kirim spesimen ke lab untuk segera diperiksa. A la t dan b ahan 1. sarung tangan2. 10 % formalin kontainer 3. spatel steril4. penampung feses (kontainer PVA)5. pispot ( toilet hat )6. 2 label dengan rincian:nama anak, tanggal lahir, dan tanggal serta waktu pengambilan spesimen7. P lastic bag Untuk diperhatikan: cairan yang ada di dalam botol untuk penyimpananspesimen feses adalah bahan beracun dan harus disimpan jauh dari jangkauananak-anak Prosed

8
u r a. Bayi ( infant ): segera setelah bayi BAB, ambil spesimen feses dari popoknyab. Toddler: jika anak toddler sudah dapat melakukan toilet training , kumpulkanfesesnya dari kursi toilet ( potty chair ). Jangan biarkan urin bercampur denganspesimen feses. Anjurkan anak BAK terlebih dahulu untuk mengosongkankandung kemihnya. Jika anak tidak terlatih untuk BAB/BAK di toilet,kumpulkan feses dari popoknya atau celana latihan ( training pants ) yangdigunakannyac. Older child : Ketika anak sudah siap untuk memiliki gerakan usus, letakkan"toilet hat untuk mengumpulkan feses. Angkat toilet duduk, letakkan "toilethat" lebih rendah kursi. Jangan biarkan urin ke kontak spesimen. Janganmengumpulkan spesimen dari mangkuk toilet.1.cuci tangan 2.gunakan sarung tangan 3.jelaskan prosedur yang akan dilakukan 4.tampung bahan dengan menggunakan spatel steril 5.tempatkan ke dalam wadah steril dan ditutup rapat 6.feses jangan tercampur dengan urin

7. banyak anak-anak dengan diare, terutama anak-anak usia muda, tidak selaludapat memberitahukan orang tua sebelumnya kapan mereka ingin BAB. Jaditutup plastik berbentuk topi digunakan untuk mengumpulkan spesimen feses.Perangkat ini dapat dengan cepat ditempatkan di atas mangkuk toilet, atau dibawah bokong anak, untuk mengumpulkan sampel. M enggunakan perangkatpenangkapan dapat mencegah kontaminasi feses dengan air dan kotoran. Caralain untuk mengumpulkan sampel feses adalah menggunakan tempat bungkusplastik di atas kursi toilet. Kemudian tempatkan sampel feses dalam kontainer yang telah disediakan sebelum membawanya ke laboratorium. Anak tidak harusbuang air kecil ke dalam wadah dan, jika mungkin, harus mengosongkankandung kemihnya sebelum buang air besar sehingga sampel feses tidak diencerkan oleh urin. Untuk hasil terbaik, feses harus berada dalam suhuruangan dan segera dibawa ke laboratorium maksimal 48 jam setelah sampeldiambil.8. jangan berikan barium atau minyak mineral yang dapat menghambatpertumbuhan bakteri9. catat tanggal pengambilan dan identitas klien, beri label pada wadah10. buka sarung tangan11. cuci tangan

Tujuan : mendapatkan spesimen tinja/feses yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan feses rutine Waktu : pengambilan dilakukan setiap saat, terutama pada gejala awal dan sebaiknya sebelum pemberian anti biotik. Alat-alat : lidi kapas steril

- pot tinja Cara kerja : 1. Penderita diharuskan buang air kecil terlebih dahulu karena tinja tidak boleh boleh tercemar urine 2. intruksikan pada penderita untuk buang air besar langsung kedalam pot tinja ( kira kira 5 gram ) 3. tutup pot dengan rapat 4. Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen PENGAMBILAN SAMPEL SPUTUM UNTUK PEMERIKSAAN BASIL TAHAN ASAM (Mycobacterium tuberculosis) Tujuan : mendapatkan spesimen sputum yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan pewarnaan basil tahan asam Waktu : diperlukan 3 kali pengambilan ssputum dalam 2 kali kunjungan, yaitu Sputum sewaktu (S), yaitu ketika penderita pertama kali dating; Sputum pagi (P) , keesokan harinya ketika penderita dating lagi dengan membawa sputum pagi ( sputum pertama setelah bangun tidur) Sputum sewaktu (S), yaitu saat penderita tiba di laboratorium.,penderita diminta mengeluarkan sputumnya lagi Alat-alat : wadah setril dari gelas/plastik bermulut lebar bertutut ulir Cara kerja : 1. Berikan penjelasan pada penderita bagaimana cara membantukkan sputum yang baik yaitu : kumur- kumur lebih dahulu, tarik nafas 2 3 kali, tahan beberapa detik , kemudian batukkan kuat-kuat 2. Taruh wadah sputum dekat bibir dan masukkan sputum kedalamnya. 3. sputum yang baik adalah yang kental dan jumlahnya cukup 2 3 ml 4. tutup wadah sputum dengan rapat 5. Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen

PENGIRIMAN SPESIMEN DAN PENANGANAN SPESIMEN Apabila bahan pemeriksaan diambil diluar laboratorium seharusnya segera dikirim untuk diperiksa. Akan tetapi bila tidak memungkinkan karena beberapa keadaan, dapat digunakan media transport sebagai media yang mampu memberikan bahan pertumbuhan untuk mikroorganisme tersangka, terutama bagi organisme yang sensitif terhadap pengaruh lingkungan. Kadang-kadang bahan pemeriksaan yang tidak memerlukan media transport karena bahan tersebut telah mengandung bahan yang diperlukan bagi pertumbuhan organisme tersangka. Pada saat pengiriman temperatur dan tempat pengiriman harus diperhatikan. Adapun medium transport yang biasa digunakan adalah : medium Carry & Blair, medium Stuart, medium Amies.

1.Pengiriman Darah

10
Setelah diperoleh darah harus segera dikirim ke laboratorium karena kuman didalam darah akan dipengaruhi oleh sel-sel dalam darah ataupun zat-zat yang ada dalam darah. Secara umum telah direkomendasikan bahwa darah untuk perbenihan ditanam dalam perbenihan cair dengan perbandingan 1 : 10 untuk membantu menetralkan efek bakterisidal karena adanya antimikroba dalam (darah pada pasien yang telah diterapi) atau efek komplemen dan fagosit. Bila darah dikirim tanpa menggunakan perbenihan cair seperti penjelasan dimuka, maka volume darah yang dikirim untuk kepentingan isolasi adalah sebanyak 10-20 ml dengan menggunakan antikoagulan, sebaiknya digunakan SPS (Sodium Polynethol Sulfonate) 0.05% atau 0.025 %. Disamping sebagai antikoagulan, SPS merupakan antikomplemen dan antifagosit dan dapat menetralkan efek anti mikroba. Suhu pengiriman supaya dipertahankan untuk tidak lebih dari 37C, dan terhindar dari kekeringan.

2.Pengiriman Tinja Tinja dapat dikirim tanpa medium transport bila tidak terlalu lama. Apabila jarak pengiriman jauh sehingga memerlukan waktu lebih dari 4 jam, maka perlu digunakan media transport yang sekaligus merupakan medium selektif bagi jenis kuman tertentu. Medium transport atau selektif ini berupa medium cair, misalknya : Air peptone alkali, Selenit Broth, dsb. Perlu diperhatikan suhu dan hindarkan dari kekeringan. 3. Pengiriman urine Urine dikirim tanpa medium transport karena urine merupakan medium yang baik pertumbuhan kuman. Pengiriman bahan ini harus dilakukan segera mungkin untuk menghindari perkembangan pesat organisme tersangka, dalam waktu 1 jam organisme per ml akan menjadi berlipat ganda. Hal ini perlu diperhatikan mengingat diagnosis bakteriuri didasarkan pada jumlah kuman per ml urine. Suhu dan kekeringan harus diperhatikan. 4.Pengiriman Dahak Dikirim tanpa medium transport, tetapi harus segera. 5. Pengiriman discharge mukosa Setelah diambil dengan kapas lidi dapat dimasukkan dalam media transport, kapas lidi dimasukkan dalam tabung media transport secara aseptic. 6. Pengiriman abses, jaringan, spesimen drainage Bahan pemeriksaan dikirim dengan medium transport semisolid Sturt, Carry & Blair (untuk kuman anaerob). Spesimen dari usapan (swab), sebaliknya dihindari, lebih baik spesimen langsung. Bila terpaksa, swab harus merupakan sampel yang mewakili bagian yang mengandung kuman penyebab. 7. Pengiriman Cairan Serebrospinal Bahan ini dikirim tanpa medium transport, tetapi harus sesegera mungkin dibawa ke laboratorium dalam waktu kurang dari 1 jam. Segera ditanam pada medium perbenihan padat yang cocok.

You might also like