You are on page 1of 13

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pengujian benih merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman di lapangan. Oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukan korelasi dengan nilai pertanaman benih di lapang harus dievaluasi dalam pengujian. Dalam pengujian benih mengacu dari ISTA, dan beberapa penyesuaian telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola perkecambahan) jenis-jenis yang dibahas di dalam petunjuk ini. Beberapa penyesuaian juga telah dibuat untuk menyederhanakan prosedur pengujian benih. Pengujian benih mencakup pengujian mutu fisik fisiologi benih. Petunjuk ini menjelaskan bagaimana mempersiapkan contoh yang mewakili lot benih untuk keperluan pengujian, dan bagaimana melakukan pengujian benih, salah satunya yaitu analisis kemurnian. Benih murni merupakan salah satu komponen dalam pengujian benih sangat penting dalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Pada pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni. Benih murni yang merupakan salah satu komponen dalam pengujian benih, sangat penting dalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Pada pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni. Dengan demikian hasil pengujian kemurnian benih dan daya kecambah benih mempengaruhi nilai benih untuk tujuan pertanaman. Pengujian kemurnian digunakan untuk mengetahui komposisi contoh kerja, kemurnian, dan identitasnya yang akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada berat komponen pengujian. Dalam pengujian kemurnian contoh kerja kemurnian dipisahkan menjadi benih murni, biji tanaman lain, dan kotoron (ISTA). Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih.

Benih murni yang merupakan salah satu komponen dalam pengujian benih, sangat penting dalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Pada pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni. Dengan demikian hasil pengujian kemurnian benih dan daya kecambah benih mempengaruhi nilai benih untuk tujuan pertanaman.

1.2 Tujuan 1. Menentukan komponen-komponen pada pengujian kemurnian benih dan menghitung hasil pengujian kemurnian benih 2. Untuk memperoleh informasi daya berkecambah yang berkaitan dengan nilai pertanaman dari benih di lapang produksi

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam budidaya tanaman, benih merupakan salah satu faktor utama yang menjadi penentu keberhasilan. Walaupun program perbenihan nasional telah berjalan sekitar 30 tahun, tetapi ketersediaan benih bersertifikat belum mencukupi kebutuhan potensialnya. Salah satu faktor masih rendahnya tingkat ketersediaan benih bermutu (bersertifikat) adalah tingkat kesadaran masyarakat, dalam hal ini petani, untuk menggunakan benih yang berkualitas tinggi atau bersertifikat masih sangat kurang. Pada umumnya, petani memilih benih non sertifikat karena harga benih non sertifikat lebih murah daripada yang bersertifikat. Benih tersebut tentu saja tidak terjamin kualitasnya. Benih non sertifikat banyak dijual di toko benih atau penangkar di daerah - daerah. Kualitas benih non sertifikat dapat diketahui dengan pengujian laboratorium. Tugas dan fungsi BPSB adalah melaksanakan analisis benih di laboratorium dan melakukan pengawasan pemasaran benih (Maiwanto, 2003). Pada dasarnya, benih terdiri dari embrio atau tanaman mini, endosperma dan cadangan makanan lainnya serta pelindung yang terdiri dari kulit benih, dan pada benih-benih tertentu terdapat juga struktur tambahan. Peralihan dari keadaan hidup sampai mati pada benih dapat berlangsung dengan lambat atau cepat, tergantung pada jenis benihnya, seberapa berat dan di bagian mana benih terluka, sewaktu panen dan sewaktu disimpan, serta saat dan lamanya benih terkena kondisi-kondisi buruk tersebut. Kondisi-kondisi itulah yang menentukan masa hidup benih yang sebenarnya. Sehingga benih dapat mati hanya dalam waktu beberapa hari atau minggu setelah saat kemasakannya. Atau sebaliknya, benih tetap segar selama bertahun-tahun setelah kemasakannya (Justice dan Louis, 1990). Kemurnian benih adalah tingkatan kebersihan benih dari materi-materi non benih/serasah, atau benih varietas lain yang tidak diharapkan. Biasanya kemurnian benih dinyatakan dalam persentase (%). Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung

presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen sebagai berikut : Untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen sebagai berikut : a) Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis spesies yang sedang diuji. Yang termasuk benih murni diantaranya adalah : 1. Benih masak utuh 2. Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak 3. Benih yang telah berkecambah sebelum diuji 4. Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya, asal dapat dipastikan bahwa pecahan benih termasuk spesiesnya 5. Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali b) Benih tanaman lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. c) Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah: 1. Benih dan bagian benih 2. Benih tanpa kulit benih 3. Benih yang terlihat bukan benih sejati 4. Biji hampa tanpa lembaga pecahan benih 0,5 ukuran normal 5. Cangkang benih 6. Kulit benih d) Bahan lain yaitu sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai, dll. Dalam pengambilan contoh kerja untuk kemurnian benih ada dua metode yang dapat dilakukan, yaitu: a) Secara duplo, adalah pengambilan contoh kerja yang dilakukan dua kali. b) Secara simplo, adalah pengambilan contoh kerja yang dilakukan satu kali. Kemunduran benih merupakan proses penurunan mutu secara berangsuranngsur dan kumulatif serta tidak dapat balik (irreversible) akibat perubahan

fisisologis yang disebabkan oleh faktor dalam. Proses penuaan atau mundurnya vigor secara fisiologis ditandai dengan penurunan daya berkecambah, peningkatan jumlah kecambah abnormal, penurunan pemunculan kecambah di lapangan (field emergence), terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman,

meningkatnya kepekaan terhadap lingkungan yang ekstrim yang akhirnya dapat menurunkan produksi tanaman (Copeland dan Donald, 1985). Kemunduran benih kedelai selama penyimpanan lebih cepat berlangsung dibandingkan dengan benih tanaman lain dengan kehilangan vigor benih yang cepat yang menyebabkan penurunan perkecambahan benih. Benih yang mempunyai vigor rendah menyebabkan pemunculan bibit di lapangan rendah, terutama dalam kondisi tanah yang kurang ideal. Sehingga benih kedelai yang akan ditanam harus disimpan dalam lingkungan yang menguntungkan (suhu rendah) , agar kualitas benih masih tinggi sampai akhir penyimpanan (Egli dan Krony, 1996 cit. Viera et. al., 2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas benih selama penyimpanan dibagi menjadi factor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup sifat genetik , daya tumbuh dan vigor , kondisi kulit dan kadar air benih awal. Faktor eksternal antara lain kemasan benih, komposisi gas, suhu dan kelembaban ruang simpan (Copeland dan Donald, l985). Menurut (Soemardi. R. 1992), masalah yang dihadapi dalam penyimpanan benih makin kompleks sejalan dengan meningkatnya kadar air benih. Penyimpanan benih yang berkadar air tinggi dapat menimbulkan resiko terserang cendawan. Benih adalah bersifat higroskopis, sehingga benih akan mengalami kemundurannya tergantung dari tingginya faktor-faktor kelembaban relatif udara dan suhu lingkungan dimana benih disimpan.

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Percobaan praktikum tentang Pengujian Kemurnian dan Daya Tumbuh Benih dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Jember, pada hari Jumat tanggal 12 November 2010 WIB sampai selesai.

3.2

Alat dan Bahan

3.2.1 Alat Benih kedelai atau benih jagung

3.2.2 Bahan 1. Alat pembagi tipe Boerner 2. Wadah benih 3. Cutter 4. Lensa pembesar 5. Timbangan 6. Alat pengecambah 7. Substrat kertas merang 8. Tissue

3.3 Cara Kerja 1. Mengambil contoh benih kedelai atau jagung yang merupakan contoh kiriman, kemudian dikurangi serta diacak dengan alat tipe Boerner menjadi contoh kerja 2. Mendapatkan contoh kerja kemurnian sesuai dengan berat contoh kerja kemurnian. Berat contoh kerja kemurnian untuk kedelai 500 gram, jagung 900 gram 3. Menimbang contoh kerja kemurnian tersebut sehingga diperoleh berat awal (gram) dengan menggunakan angka 1 desimal (berat contoh 100,0 -999,1= 1 desimal)

4. Memisahkan contoh kerja diatas meja kemurnian dengan menggunakan spatula atau pinset ke dalam komponen pengujian kemurnian benih, yaitu benih murni (BM), biji tanaman lain (BTL) dan kotoran benih (KB). Kriteria benih murni untuk kacang tanah yaitu benih utuh dengan kulit, pecahan benih lebih dari ukuran asli dengan kulit melekat. Biji tanaman lain mencakup semua biji yang tidak termasuk dalam spesies yang dimaksud oleh pengirim contoh dan beratnya tidak lebih dari 5 % dari berat contoh kerja kemurnian. Kotoran adalah selain benih murni dan biji tanaman lain, seperti ranting, daun, jerami, sekam, batu, tanah, pecahan benih yang ukurannya kurang dari setengah ukuran asli dan sebagainya. 5. Menimbang masing-masing komponen hasil pemisahan dan mencatat beratnya dengan menggunakan 1 angka desimal 6. Menjumlahkan semua berat masing-masing komponen untuk mendapatkan berat total setelah pengujian (berat akhir) 7. Memeriksa apakah nilai berat awal sama dengan nilai berat akhir. Bila selisihnya lebih dari 6 % maka harus mengulang pekerjaan 8. Mengecambahkan masing-masing benih murni sebanyak 25 atau 50 butir dengan metode UKDp sebagai berikut : a. Meletakkan lembaran substrat kertas merang (3-4 lembar) yang sudah dibasahi diatas plastik berukuran sama b. Menanam benih diatas lembaran substrat dengan jarak tanam yang tidak berdekatan satu sama lain c. Menutup substrat yang sudah ditanami benih dengan lembaran substrat yang lain dan digulung d. Meletakkan pada alat pengecambah dengan cara horizontal, dan dijaga agar substrat tidak kering 9. Menjaga kelembaban pada substrat kertas merang pada alat pengecambah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil 4.2 Pembahasan Benih merupakan sarana produksi utama dalam budidaya tanaman, dalam arti penggunaan benih bermutu mempunyai peranan yang menentukan dalam usaha meningkatkan produksi dan mutu hasil. Untuk mendapatkan benih bermutu diperlukan penemuan varietas unggul yang dilakukan melalui usaha pemuliaan tanaman yang diselenggarakan antara lain melalui kegiatan pencarian, pengumpulan, dan pemanfaatan plasma nutfah baik di dalam maupun di luar habitatnya dan atau melalui usaha introduksi dari luar negeri. Benih dari varietas unggul, untuk dapat menjadi benih bina, terlebih dahulu varietasnya harus dilepas. Produksi benih bina harus melalui proses sertifikasi dan apabila akan diedarkan harus diberi label. Di Indonesia sebenarnya telah banyak lembaga pemerintah yang bergerak dalam bidang perbenihan. Namun, peran serta dari lembaga pemerintah ini masih harus perlu dipertanyakan. Banyak permasalahan timbul dari lembaga-lembaga berplat merah, walaupun beberapa diantaranya telah berperan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Berdasarkan warnanya, jagung kering dibedakan menjadi jagung kuning (bila sekurang-kurangnya 90% bijinya berwarna kuning), jagung putih (bila sekurangkurangnya bijinya berwarna putih) dan jagung campuran yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut. Dalam perdagangan internasional, komoditi jagung kering dibagi dalam 2 nomor HS dan SITC berdasarkan penggunaannya yaitu jagung benih dan non benih. Syarat umum yang harus dimiliki adalah bebas hama dan penyakit, bebas bau busuk, asam, atau bau asing lainnya, bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan fungisida serta memiliki suhu normal. Pemilihan benih merupakan faktor penting dalam mencapai keberhasilan budidaya. Benih yang bermutu tinggi dan baik adalah dari varietas unggul, adaptif atau sesuai dengan lingkungan setempat, berdaya tumbuh lebih dari 80 % dan seragam, asal-usul benih jelas (bersertifikat/jelas kualitas dan kemurnian). Benih

ini berasal dari proses produksi yang memenuhi kriteria 6 tepat yaitu tepat varietas, mutu, waktu, lokasi jumlah dan harga. Pemilihan benih yang baik secara fisis dapat diketahui melalui ciri-ciri sebagai berikut yaitu bentuk dan fisik

normal (tidak luka/terserang pengisap polong dan tidak hijau serta ukuran relatif seragam), benih berwarna cerah mengkilap, calon radix (akar) tampak menonjol bening dan tidak luka, hillum tampak tajam kuat dan bersih (tidak terinfeksi jamur bila dilihat dg kaca pembesar), aroma benih tidak berbau tengik atau apeg (jawa), tidak berdebu bila dituang dari kantong, bila di gigit langsung pecah (Kadar air = 9,5 11 %) dan bila diberi air dingin kulit cepat mengembang diikuti dagingnya. Benih yang baik akan tumbuh 4 6 hari setelah ditanam. Adapun beberapa metode untuk menguji kemurnian benih, yaitu : 1. Metode Kue ( Pie Methode ) Dengan cara benih ditebarkan di meja serata mungkin hingga membentuk bulatan seperti kue. Hamparan benih tersebut kemudian dibagi menjadi beberapa bagian dan diberi nomor, setelah itu secara acak dipilih nomor mana yang akan dipakai untuk pengujian 2. Metode Mangkuk ( Cup methode ) Mangkuk ditata di atas nampan dengan jumlah dan ukuran tertentu. Masing masing mangkuk diberi nomor dan benih ditebarkan serata mungkin sampai semua mangkuk terisi penuh dan benih habis terbagi rata. Seacara acak dipilih mangkuk nomor berapa yang akan dipakai untuk pengujian. Tetapi praktikum yang praktikan lalukan masih dalam bentuk yang sederhana sehingga tidak menggunakan metode seperti di atas. Metode yang dilakukan dengan cara menebar semua benih ke meja pemurnian dengan diberi alas kertas putih untuk memudahkan dalam identifikasi benih yang nantinya akan dikelompokkan dalam beberapa komponen yaitu benih murni, kotoran benih, dan benih varietas lain. Dari perlakuan di atas maka dengan mudah benih dipisahkan menurut komponen yang ada. Dan diperoleh data seperti di atas. Pada saat melakukan identifikasi, apabila terjadi suatu hal yang tidak diinginkan misalnya kehilangan

benih maka kehilangan benih yang sedang diidentifikasi tidak boleh lebih dari 5%. Dalam praktikum kali ini jumlah kecambah yang paling banyak adalah kecambah tanaman kedelai, hal ini disebabkan banyak faktor yang mepengaruhi pertumbuhan di antaranya adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon. Untuk proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi. Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan embrio dari benih yang sudah matang. Benih dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor pendukung selama terjadinya proses perkecambahan. Perkembangan benih dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain : 1. Tingkat Kemasakan Benih Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan embrio sempurna. Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah mencapai masak fisiologos atau masak fungsional dan pada saat itu benih mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh maksimum (vigor) dan daya kecambah maksimum (viabilitas) atau dengan kata lain benih mempunyai mutu tinggi. 2. Ukuran Benih Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih banyak dibanding dengan yang kecil pada jenis sama. Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan. 3. Dormansi Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang telah memenuhi syaratnya

bagi suatu perkecambahan atau dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih sehat namun gagal berkecambah pada kondisi yang baik seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai. 4. Penghambat Perkecambahan Penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau menghambat laju respirasi.

DAFTAR PUSTAKA

Copeland. L.O. dan M.B. Mc. Donald. 1985. Principles of Seed Science and Technology. Burgess Publishing Company. New York. 369 p.

Justice, O.L dan Louis, N.B. 1990. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih. Rajawali, Jakarta. 446 hal Maiwanto, 2003. Hubungan Antara Kandungan Lignin Kulit Benih dengan Permeabilitas dan Daya Hantar Listrik Rendeman Benih Kedelai. Jurnal Alta Agrosia 6(2) Soemardi. R. 1992. Mempertahankan Mutu Benih Kedelai dalam Sistem Penyimpanan Tingkat Petani. Dalam Prosiding Lokakarya Penelitian Komoditas dan Studi Khusus. (Ed). Departemen Pertanian. 373-387 p.

Viera. R.D. ; D.M. Tekrony ; D.B. Egli and M. Rucker. 2001. Electrical conductivity of Soybean seeds sfter storage in several environments. Seed Science and Technology., 29. 599-608.

UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH DAN PEMULIAAN TANAMAN

LAPORAN PRAKTIKUM NAMA NIM GOLONGAN/ KELOMPOK : ADITA MARTALENNI : 091510501013 : C1 / 1

ANGGOTA

: 1. AULIA YUDHAWATI (09-1015) 2. NUR FADELI 3. TATU FAUZIAH 4. ASWAR ANNAS 5. MANUEL EDISON (09-1126) (09-1145) (09-1148) (09-1150)

ACARA PRAKTIKUM

: PENGUJIAN KEMURNIAN DAN DAYA TUMBUH BENIH

TANGGAL PRAKTIKUM TANGGAL PENYERAHAN ASISTEN

: 12 NOVEMBER 2010 : 19 NOVEMBER 2010 : 1. ANDRI SETYO N. 2. DWI MAI ABDUL IMAM B. 3. ANJAR RAMADHANI 4. NUR LAILI IKA 5. FITRIA TRISIANAWATI 6. ARIFIN SAID

You might also like