You are on page 1of 6

JAMPERSAL SEBAGAI SALAH SATU PERWUJUDAN SISTEM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Jaminan kesehatan nasional merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang menjadi perdebatan akhir-akhir ini.Jaminan kesehatan nasional (JKN) adalah perintah UndangUndang Dasar dan Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) serta merupakan praktik negara beradab di seluruh dunia. Tahun 2005 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak semua negara anggota menjamin kesehatan bagi seluruh penduduknya.Kebijakan pemerintah dan rancangan undang undang mengenai sistem jaminan sosial nasional (RUU SJSN)mulai marak diperbincangkan.Salah satu isu tersebut adalah jaminan kesehatan nasional Indonesia yang notabenenya teringgal dari negara negara tetangga. Sebut sajaFilipina yang memperkenalkan asuransi wajib pada tahun 1995 dan mulai menerapkannya serentak di tahun 1997. Badan penyelenggara dibentuk dengan undangundang dan tunggal (Philhealth), yang bukan BUMN. Semua pekerja formal wajib membayar iuran 2,5 persen dari upah sebulan yang ditanggung bersama oleh pekerja dan pemberi kerja. Penduduk di sektor informal yang mampu membayar 120 peso per bulan dan pemerintah, termasuk pemerintah daerah, juga membayar iuran bagi penduduk kurang mampu sebesar 120 peso (sekitar Rp 20.000). Jaminannya adalah rawat inap dengan tarif yang sama di seluruh Filipina. Tarif rumah sakit tersebut tercantum dalam undang-undang yang diamendemen berkala. Jaminan Sosial Nasional adalah program Pemerintah dan Masyarakat yang bertujuan memberi kepastian jumlah perlindungan kesejahteraan sosial bagi tiap penduduknya agar setiap penduduk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya menuju terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia. Perlindungan ini diperlukan utamanya bila terjadi hilangnya atau berkurangnya pendapatan. Beberapa negara yang menganut welfare state yang selama ini memberikan jaminan sosial dalam bentuk bantuan sosial mulai menerapkan asuransi sosial. Utamanya karena jaminan yang diberikan melalui bantuan sosial membutuhkan dana yang besar dan tidak mendorong masyarakat merencanakan kesejahteraan bagi dirinya sendiri. Disamping itu, dana yang terhimpun dalam asuransi sosial dapat merupakan tabungan nasional. Secara keseluruhan tujuan adanya jaminan sosial nasional adalah untuk dapat menunjang pembangunan nasional

yang berkelanjutan. Pengaturan dalam jaminan sosial ditinjau dari jenisnya terdiri dari jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan pemutusan hubungan kerja, jaminan hari tua, pensiun, dan santunan kematian. Jaminan Persalinan adalah salah satu contoh upaya nyata dari program jaminan sosial nasional di Indonesia. Program ini mencakup jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan bayi baru lahir, pelayanan nifas, termasuk pelayanan Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan. Jaminan persalinan ini merupakan salah satu kebijakan yang diluncurkan oleh kementerian kesehatan yang dilaksanakan dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional serta Millenium Development Goals(MDGs). Dari beberapa pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional serta MDGs, realisasi program ini menghadapi berbagai hal yang multi kompleks seperti masalah budaya, pendidikan masyarakat, pengetahuan, lingkungan, kecukupan fasilitas kesehatan, sumberdaya manusia dan lainnya. Tingginya angka kematian ibu dan anak di Indonesia masih menjadi persoalan, dan sebagian besar terjadi saat persalinan. Dengan kebijakan baru dari pemerintah yakni Jaminan Persalinan (Jampersal), diharapkan angka kematian ibu dan anak dapat diturunkan. Hal ini pula yang mendorong Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih akhirnya mengeluarkan petunjuk teknis (juknis) mengenai jaminan persalinan (jampersal). Juknis ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 631/Menkes/per/ iii/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan.Garis besar Juknis ini meliputi Latar belakang hingga tujuan dan kebijakan operasional Jampersal, ruang lingkup

Jampersal,pendanaan Jampersal, dan lain-lain. Tujuan jampersal dalam upaya peningkatan mutu kesehatan masyarakat Indonesia sudah dapat dievaluasi dari angka kematian ibu dan anak, serta angka kematian perinatal yang menurun secara signifikan. Hal ini didukung oleh kebijakan jampersal itu sendiri yang berupa pelayanan persalinan yang melibatkan keseluruhan aspek baik dari bidan praktek swasta, rumah sakit, serta pusat kesehatan masyarakat lainnya.

Jampersal telah cukup berhasil dalam hal peningkatan akses layanan terhadap masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan jaminan kesehatan berupa pelayanan persalinan.Hanya dengan bermodal KTP setiap masyarakat dapat langsung mendapatkan pelayanan persalinan yang optimal meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan bayi baru lahir, pelayanan nifas dan juga termasuk pelayanan Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan. Kebijakan yang baik ini haruslah didukung dengan sosialisasi yang optimal.Seluruh praktisi kesehatan harus terlibat dalam pelaksanaan kebijakan ini.Sikap yang tidak apatis dan saling empati mutlak diperlukan dalam pencapaian tujuan bersama ini. Sistem pengelolaan keuangan yang baik dan transparan juga mutlak diperlukan agar kebijakan ini tidak menjadi ajang pemanfaatan dana yang bersifat pribadi. Jika semua ini terjalin dan timbul dengan baik tentu tujuan dari kebijakan ini dapat tercapai. Kebijakan jampersal ini terkesan sangat gencar dalam melaksanakan perannya dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan anak. Kebijakan yang tak memandang status kesejahteraan, dalam arti tidak memandang orang mampu atau tidak, sangat menunjukkan bahwa menteri kesehatan Indonesia secara umum menginginkan penurunan angka kematian ibu dan anak dalam upaya peningkatan mutu kesehatan Indonesia.Namun, Kebijakan ini justru terlihat berorientasi pada hasil instan yang didapat.Hal ini justru terkesan hanya sebagai akselerasi peningkatan mutu kesehatan dalam upaya pencapaian MDGs 2011. WHO sendiri telah menjelaskan bahwa standar mutu kesehatan dalam suatu negara salah satunya adalah tinggi rendahnya angka kematian ibu dan anak.Masalah ini di Indonesia sendiri belum dapat terselesaikan dengan baik. Mutu kesehatan Indonesia memang akan membaik tapi hal ini hanya merupakan hasil semu yang akan kembali terulang jika kebijakan-kebijakan dalam bidang kesehatan terutama jampersal ini hanya sementara dan tidak berkesinambungan. Manifestasi akhirnya adalah tujuan MDGs yang tercapai tetapi pemerataan pelayanan kesehatan dan peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang sehat justru tak akan tercapai. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kebijakan jaminan persalinan ini merupakan suatu kebijakan yang baik dalam upaya peningkatan akses layanan kesehatan, tentunya dengan sosialisasi program yang baik.

Realisasi program ini sudah mulai dilakukan sejak April 2011 lalu.Pelayanan ini tidak hanya sebatas proses persalinan saja, tapi juga meliputi pemeriksaan kehamilan ante natal care (ANC), pertolongan persalinan, pemeriksaan post natal care (PNC) oleh tenaga kesehatan.Pelayanan ini mencakup di seluruh jaringan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan (RS) di kelas III yang sudah memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Kabupaten/Kota.Menurut data Kemenkes, 90 persen kematian ibu disebabkan karena persalinan. Hal ini karena masih banyaknya ibu tidak mampu yang persalinannya tidak dilayani oleh tenaga kesehatandan fasilitas kesehatan yang baik karena terkendala biaya. Tentunya hal ini menjadi tanggung jawab lain yang harus dipikul oleh kemenkes. Selain sosialisasi yang baik dan merata sehingga semua masyarakat tahu dan mengerti adanya jaminan persalinan gratis ini, aspek yang perlu diperhatikan lagi adalah tersedianya sarana dan fasilitas yang memadai sehingga mendukung tercapainya tujuan dari program ini. Beberapa diantaranya yaitu adanya tenaga kesehatan yang mumpuni di bidang ini, tempat kesehatan yang mudah dijangkau serta transparansi dana Jampersal, bukan hanya tersedianya dana. Selain jampersal, sebenarnya masih banyak jaminan kesehatan lain yang bisa dikatakan sebagai pendahulu dari jampersal ini. Salah satunya yaitu JPKM, yang sekarang telah berganti menjadi jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat).Jika dibandingkan dengan jamskesmas, sebenarnya keduanya setara dengan kelebihan dan kekurangan masingmasing.Kedua proram jaminan ini berlaku bagi mereka yang menggunakan layanan kesehatan sampai pada kelas 3.Bedanya, cakupan jampersal lebih luas, program ini berlaku untuk siapa saja, mulai dari golongan orang miskin sampai pada golongan atas selama mereka tidak terikat dengan asuransi manapun, namun jamkesmas hanya terbatas kepada mereka yang memiliki kartu jamkesmas saja. Baik jampersal maupun jamkesmas, keduanya dapat memberikan jaminan seluruh biaya persalinan. Jampersal, sesuai dengan tujuannya yaitu menurunkan AKI dan AKB, adalah jaminan untuk ANC, persalinan, PNC, termasuk pelayanan KB setelah persalinan, namun tidak mencakup kesehatan bayi dan ibu setelah itu. Sementara cakupan jamkesmas lebih luas tidak hanya mencakup ANC, persalinan, PNC dan pelayanan KB setelah persalinan, namun juga mencakup perawatan kesehatan jika sewaktu-waktu yang bersangkutan membutuhkan perawatan medis, sayangnya program ini juga masih belum bisa dibilang sukses karena beberapa orang yang tergolong miskin masih ada yang tidak memiliki jamkesmas.Bisa

dibilang jampersal yang bertanggung jawab menurunkan AKI dan AKB dapat meningkatkan status kesehatan Indonesia di mata dunia yang notabene bisa dibilang masih cukup rendah. Masalah pelik yang mewarnai realisasi program jaminan kesehatan di Indonesia adalah mengenai masalah fiskalyang seharusnya tidak menjadi sebuah masalah.Faktanya, Indonesia mampu merogoh Rp 120 triliun untuk subsidi BBM/energi yang dinikmati orang kaya. Alokasi dana untuk program jampersal ini adalah sekitar 1,2 triliun. Seperti dilansir pada harian kompas, pejabat keuangan mengatakan bahwa anggaran jaminan kesehatan di Indonesia memberatkan APBN.Subsidi BBM memang membuat citra pemerintah baik.Tetapi, banyak rumah tangga bangkrut ketika sakit.WHO memperkirakan 150 juta orang di dunia jatuh miskin ketika sakit.Jutaan di antaranya ada di Indonesia. Perlu perubahan cara berpikir, khususnya pejabat keuangan, yang belum paham kewajiban konstitusinya. Bukan kemampuan fiskal yang jadi kendala, melainkan kemauan politik pemerintah. Hal ini mungkin karena seluruh biaya dibalik program ini adalah APBN.Bercermin dari beberapa negara tetangga, seperti Malaysia, negera ini menggunakan APBN untuk jaminan kesehatan nasionalnya, yakni dari pajak tetapi khusus biaya menginap, setiap warga Negara diwajibkan membayar 3 ringgit per hari. Sementara di Thailand, pemerintah bertanggung jawab penuh terhadap pegawai negeri, dimana dananya berasal dari APBN, sementara untuk pegawai swasta, mereka wajib menyisihkan 4,5% dari penghasilan mereka untuk jaminan kesehatan, dalam hal ini pemerintah juga tetap turut andil. Penduduk di sector informal dan anggota keluarga pegawai swasta dijamin pemerintah dengan besaran iuran 2.546 baht (sekitar Rp 700.000) pada 2010 per orang per bulan.Bandingkan dengan Jamkesmas yang hanya Rp 6.000 per orang per bulan.Karena bagusnya komitmen Pemerintah Thailand membangun sumber daya manusia Thailand yang sehat, pemerintah siap merogoh 13,1 persen APBN untuk kesehatan. Setelah ada JKN, angka kemiskinan di seluruh Thailand menurun drastis.Indonesia sepertinya masih perlu berbenah diri dan mencontoh salah satu dari beberapa negara di Asia yang telah sukses menjalankan JKN. Pelayanan kesehatan haruslah bersifat menyeluruh dan berkesinambungan serta dapat dijalankan oleh semua aspek dengan baik sehingga tercipta mutu kesehatan yang bersifat keseluruhan dan permanen.Sistem Jaminan Kesehatan Nasional yang baik adalah suatu sistem kebijakan yang justru tidak semakin membebani masyarakat dan para pejabat pemerintah yang memiliki kesadaran publik yang baik, sehingga dapat menciptakan suatu sistem pelayanan kesehatan yang optimal.Hasil akhirnya adalah terciptanya sumber daya

manusia Indonesia yang unggul dan dalam jangka panjang dapat meningkatkan kemajuan bangsa Indonesia. System jaminan kesehatan nasional sebagai salah satu bentuk dari jaminan social nasional utamanya jampersal ini dapat menjadi ujung tombak pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Tentunya dengan optimalisasi segala upaya agar terwujud system yang baik. Sehingga suatu kebijakan yang baik ini akan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan bersama bangsa.

You might also like