You are on page 1of 3

Bruguiera gymnorhiza

sebagai makanan cemilan baru


Bagi mahasiswa biologi khususnya pecinta mangrove pasti tidak asing dengan jenis tumbuhan mangrove yang satu ini. Bruguiera gymnorhiza adalah salah satu spesies mangrove sejati. Tumbuhan mangrove sejati adalah tumbuhan yang mampu memiliki kekuatan adaptasi pada kondisi ekstrim dan hanya ditemukan di wilayah intertidal atau pasang surut seperti mangrove. Bruguiera gymnorhiza memiliki nama lokal salah satunya adalah putut. Kelurahan Kutawaru adalah salah satu wilayah mangrove di Cilacap Tengah. Secara geografis Kelurahan Kutawaru berupa daratan dengan ketinggian 6 meter diatas permukaan laut. Suhu berkisar 24oC hingga 30oC. Jarak batas-batas wilayah secara administratif adalah Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat : Desa Brebek Kecamatan Jeruklegi : Segara anakan : Kali bengawan donan : Desa Ujungmanik Kecamatan Kawunganten

Masyarakat kutawaru semenjak tahun 1945 mereka sangat menggemari makanan yang terbuat dari kandungan mangrove salah satunya adalah Putut. Masyarakat kutawaru khususnya RW I masih menggemari putut untuk dimakan khususnya bila ada resepsi pernikahan atau peristiwa yang menggembirakan. Selama ini masih banyak yang belum mengetahui bahwa tumbuhan mangrove khususnya spesies Bruguiera gymnorhiza dapat diolah menjadi makanan yaitu Dodol Putut. Dodol termasuk makanan basah yang terbuat dari tepung ketan, tepung beras,tepung terigu, dan santan. Dodol yang sudah terkenal dan menjamur ditelinga kita adalah dodol putut. Permasalahan dalam pembuatan dodol putut di RW I Kelutahan kutawaru adalah masih cepat mmebusuknya makanan dodol dengan munculnya jamur. Jangka waktu pembuatan hingga munculnya jamur sangat singkat yaitu 2-3 hari. Dalam pengembangan POSDAYA PUSPA INDAH I yang sebenarnya memiliki potensi besar kami tim KKN memohon bantuan

kepada salah satu Dosen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) Fakultas Pertanian UNSOED Purwokerto sebagai Pembicara dalalm Penyuluhan Teknik Pengawetan Makanan Secara Alami khususnya untuk dodol putut dengan Bapak Gunawan Wijonarko, SP., M.P. Penyuluhan ini menghasilkan bahwa makanan basah memang cepat menjamur dan dapat dikurangi dengan proses yang paling utama adalah sterilisasi makananan dari pengolahnya. Proses pemanasan tidak menjadi masalah namun, proses pendinginan dodol dan pengemasan yang menjadi masalah utama dikarenakan proses inilah yang akan memudahkan bakteri dan jamur masuk dan mempercepat proses pembusukkan makanan.

Berdasarkan survey dan praktik langsung memang lokasi dalam pengolahan dodol putut belum memiliki tempat yang pasti atau masih menumpang dirumah warga. Kurangya ilmu warga sehingga tidak dapat berpikir ke depan bahwa menjaga kebersihan diri dan sekitar wilayah selama proses pengolahan, pendinginan dan pengemasan sangatlah penting demi terjaga sterilisasi. Selain itu permasalahan minimnya keuangan mereka untuk membuat suatu ruangan atau laboratorium khusus sebagai proses pengolahan dodol putut. Hal ini sebenarnya perlu di dukung karena POSDAYA ini memiliki potensi yang besar. Putut sendiri khususnya bagian hipokotil yang digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan dodol, hingga saat ini memang belum diketahui manfaat yang pasti namun, menurut Pak Gunawan Putut memiliki kandungan yang kaya akan serat, antioksidan. Dodol Putut telah memiliki PI.RT atau izin dari Dinas Kesehatan. Putut ini baik bagi pencernaan. Hal ini akan ditindaklanjuti oleh Dosen ITP Fakultas Pertanian UNSOED Purwokerto. Informasi ini dapat gunakan sebagai kebijakan pemerintah dan pemerhati pangan Indonesia serta yang peduli akan mangrove. By ELISABET ROSE RAHAYU BORU HUTABARAT (B1J008017)

MAHASISWA ANGKATAN 2008 FAKULTAS BIOLOGI UNSOED PURWOKERTO

You might also like