You are on page 1of 9

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah


Bahwasannya mazhab Ahlussunnah Waljamaah merupakan mazhab yang paling dominan dalam sejarah ummat ini dan merupakan mazhab yang orthodoks; dalam pengertian yang asalnya yaitu mazhab yang benar, asal, tepat mengikut apa yang dikehendaki oleh ajaran dan amalan Islam itu sendiri. Walaupun di dalamnya terdapat beberapa pendirian yang mengambil peristiwa sejarah awal Islam yang memang tidak boleh ditiadakan, hakikat ajaran dan pendiriannya adalah hakikat yang telah ada dalam Islam sejak awal; penjelasan dalam sejarah kemudian dengan istilah-istilah itu adalah merupakan deployment proses perkembangan kemudian yang semestinya berlaku sebagaimana berkembangnya pokok dari pada biji benihnya dengan segala sifat-sifat yang telah ada padanya sejak awal lagi. Dalam makalah ringkas ini insya Allah akan dibahas sedikit sebanyak perkembangannya dalam sejarah dan juga konsep-konsep asas yang terlibat dalam perkembangan ini untuk memperingatkan kembali segi-segi yang berhubungan dengan identitas umat ini. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para siding pembaca.

B. Perumusan Masalah
Setelah memperhatikan permasahan diatas agar tidak terjadi kesimpang siuran dalam penyusunan makalah ini, maka penyusun merumuskan masalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Lahirnya Komunitas Sunni Aswaja Versi Nahdlatul Ulama Pelopor Gerakan Kembali Kepada Aswaja Nama Lain Ahlussunnah Waljamaah.

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam membahas masalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana : 1. Tentang Bagaimana Lahirnya Komunitas Sunni 2. Tentang Bagaimana Aswaja Versi Nahdlatul Ulama 3. Tentang Bagaimana Pelopor Gerakan Kembali Kepada Aswaja 4. Mengetahui Nama Lain Ahlussunnah Waljamaah.

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu memberikan gambaran tentang pendapat pendapat yang berhubungan dengan permasalahan dan tentunya juga dengan metode kepustakaan yang sebagian besar diambil dari beberapa rangkuman yang terdapat di dunia internet computer.

BAB II AHLI SUNNAH WAL JAMAAH 1. Lahirnya Komunitas Sunni


Dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin dijelaskan bahwa 72 golonganAkhlussunnah Waljamaah (Aswaja) adalah : 1. Kaum Syiah Yaitu kaum yang terlalu melebihkan dan memuja Sayyidina Ali Kw. Kelompok Syiah ini menjadi 22 golongan. 2. Khawarij Yaitu kaum yang sangat benci kepada Sayyidina Ali Kw, bahkan ada yang mengkafirkannya. Golongan ini beranggapan orang yang berbuat dosa adalah kafir. Kaum Khawarij pecah menjadi 20 aliran. 3. Kaum Mutazilah Yaitu golongan yang berpaham bahwa Allah tidak memiliki sifat, manusia ditentukan dengan pekerjaannya sendiri, Tuhan tidak bisa dilihat dengan mata kepala di surga. Kaum Mutazilah pecah menjadi 20 aliran. 4. Kaum Murjiah Yaitu golongan yang berpendapat bahwa orang yang berbuat maksiat (durhaka) tidak dapat memberi manfaat kalau sudah beriman. Sebaliknya kebajikan tidak akan memberi manfaat kalau dirinya kafir. Kelompok ini pecah menjadi 5 golongan. 5. Kaum Najariah Yaitu golongan yang memfatwakan bahwa perbuatan manusia adalah makhluk. Tuhan tidak mempunyai sifat. Kaum ini pecah menjadi 3 aliran. 6. Kaum Jabariah Yaitu kaum yang memfatwakan bahwa manusia majbur, artinya tidak berdaya sedikit pun. Golongan ini tidak ada perpecahan, hanya 1 aliran. 7. Kaum Musyabbihah Yaitu golongan yang beranggapan bahwa Tuhan serupa dengan manusia, misalnya Allah mempunyai tangan seperti manusia, duduk di kursi, dan sebagainya. Golongan ini hanya 1 aliran saja. Dari tujuhgolongan tersebut dengan perpecahan yang ada di dalamnya semua berjumlah 72 golongan, sama persis seperti yang diungkap Rasulullah dalam hadits terdahulu. Dan ditambah satu yakni kaum Akhlussunnah Waljamaah. Dengan demikian sempurnalah bilangan 73 umat Nabi Muhammad yang berpecah belah tersebut. Yang terakhir inilah yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah SAW.

Akhlussunah Waljamaah terdiri dari 3 kata , dan ketiganya merupakan satu kesatuan, bukan satuan yang terpisah. Antara lain : a) Ahlun Bermakna : keluarga, kerabat dan penduduk, pemeluk aliran atau pengikut suatu mazhab. Makna Ahlun dalam al-Quran : a) Ahlun berarti keluarga b) Ahlun berarti penduduk c) Ahlun berarti orang yang memiliki sesuatu disiplin ilmu (ahli sejarah atau ahli kimia) b) Sunnah. Menurut bahasa Sunnah berati cara dan jalan hidup. Di dalam qasidah Ibnu Manzhur berkata : Kata Sunnah berarti jalan hidup yang baik maupun yang buruk. Sedangkan menurut istilah para ulama aqidah, Sunnah adalah petunjuk Rasulullah dan sahabat-sahabatnya, baik berupa ilmu (pengetahuan), itiqad (keyakinan), ucapan, maupun perbuatan. Dan itulah Sunnah yang wajib diikuti; penganutnya dipuji dan penentangnya dicela. Istilah Sunnah juga dipakai untuk menyebut sunnah-sunnah ibadah dan itiqad, di samping menjadi lawan dari istilah bidah.4 Oleh karena itu, jika dikatakan, Si Fulan termasuk Ahli Sunnah, maka itu berarti ia termasuk orang yang mengikuti jalan yang lurus dan terpuji. As-Sunnah ialah jalan yang ditempuh atau cara pelaksanaan suatu amalan baik itu dalam perkara kebaikan maupun perkara kejelekan. Maka As-Sunnah yang dimaksud dalam istilah Ahlus Sunnah ialah jalan yang ditempuh dan dilaksanakan oleh Rasulullah salallahu alaihi wa sallam serta para shahabat beliau, dan pengertian Ahlus Sunnah ialah orang-orang yang berupaya memahami dan mengamalkan As-Sunnah An-Nabawiyyah serta menyebarkan dan membelanya. c) Jamaah. Menurut bahasa, Jamaah diambil dari kata dasar jamaa (mengumpulkan) yang berkisar pada al-jamu (kumpulan), al-ijma (kesepakatan), dan alijtima (perkumpulan) yang merupakan antonim (lawan kata) at-tafarruq (perpecahan). Ibnu Faris berkata : Jim, mim, dan ain adalah satu dasar yang menunjukkan berkumpulnya sesuatu. Dikatakan, jamatu asy-syaia jaman (aku mengumpulkan sesuatu). Menurut istilah para ulama aqidah, Jamaah adalah generasi Salaf dari umat ini, meliputi para sahabat Nabi , para tabiin, dan semua orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari Kiamat. Mereka adalah orang-orang yang bersepakat untuk menerima kebenaran yang nyata dari Al-Quran dan As-Sunnah. Menurut bahasa Arab pengertiannya ialah dari kata Al-Jamu dengan arti mengumpulkan yang tercerai berai. Adapun dalam pengertian Asyariah, Al-Jamaah ialah orang-orang yang telah sepakat berpegang dengan kebenaran yang pasti sebagaimana tertera dalam Al-Quran dan Al-Hadits dan mereka itu ialah para shahabat, tabiin (yakni orang-orang yang belajar dari shahabat dalam pemahaman dan pengambilan Islam) walaupun jumlah mereka sedikit, sebagaimana pernyataan Ibnu Masud radhiallahu anhu : Al-Jamaah itu ialah apa saja yang mencocoki kebenaran, walaupun engkau sendirian (dalam mencocoki kebenaran itu). Maka kamu seorang adalah Al-Jamaah.

Definisi Ahli Sunnah Wal Jamaah Ahli Sunnah wal Jamaah adalah orang-orang yang menjalani sesuatu seperti yang dijalani oleh Nabi _ dan sahabat-sahabatnya. Mereka adalah orangorang yang berpegang teguh pada Sunnah Nabi _, yaitu para sahabat, para tabiin, dan para imam petunjuk yang mengikuti jejak mereka. Mereka adalah orang-orang yang istiqomah dalam mengikuti Sunnah dan menjauhibidah, di mana saja dan kapan saja. Mereka tetap ada dan mendapatkan pertolongan sampai hari Kiamat. Mengapa mereka disebut demikian? Karena mereka berafiliasi (menisbatkan diri) kepada Sunnah Nabi _ dan bersepakat untuk menerimanya secara lahirbatin; dalam ucapan, perbuatan, maupun keyakinan. Adapun ciri-ciri Akhlussunnah Waljamaah amtara lain : 1) Sangat fanatik terhadap Rasulullah SAW. 2) Mereka menjadikan al-Quran dan sunnah sebagai iman, rujukan atas segala persoalan agama. 3) Berpegang teguh atas kebenaran sunnah nabi, tidak kepada ungkapan-ungkapan lain di luar sunah. 4) Keberadaan mereka meskipun berbeda negara, zaman dan tempat tinggal, mereka tetap satu dalam tulisan atau hasil karangannya mulai awal sampai akhir, apakah itu berhubungan dengan itikad, keyakinan atau yang lain. 5) Mereka selalu berada di tengah manakala terjadi perselisihan, atau perpecahan, sebagaimana Islam berada di tengah-tengah di antara berbagai agama.

2. Aswaja Versi Nahdlatul Ulama


Berdasarkan hasil keputusan Bahtsul Masail Munas Alim Ulama Nahdatul Ulama di Jakarta pada tanggal 25-28 Juli 2002, Ahlussunah Wal-jamaah adalah orang yang memegang teguh Al-Quran dan mengikuti segala sesuatu yang telah dijalankan oleh Rasulullah Saw, para sahabatnya, serta as-Salaf as-Shalih dan para penerusnya. Menurut pandangan Nahdatul ulama Ahlussunnah Wal-Jamaah (Aswaja) adalah suatu dasar dan paham keagaaman sebagaimana ditulis oleh Syaikh KHM Hasyim Asyari dalam Qanun Asasi NU sebagai berikut: Dalam akidah mengikuti salah satu dari Imam Abu Hasan al-Asyari dan Imam Abu Manshur Al-Maturidi. Dalam ubudiyah mengikuti salah satu Imam Madzab empat. Dalam Bertasawuf mengikuti salah satu dua Imam: Abu Qasyim al-junaidi alBaghdadi dan Abu Hamid Muhammad al-Ghazali.

Dalam menghadapi masalah budaya dan sosial yang berkembang di tengah masyarakat, Masyarakat NU menggunakan pendekatan sikap sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Sikap Tawasuth dan Itidal (moderat, adil, dan tidak ekstrim) Sikap Tasamuh (toleransi, lapang dada dan saling pengertian) Sikap Tawazun (seimbang dalam berhikmat) Amar Maruf Nahi Mungkar.

Sedangkan dalam menyikapi perkembangan budaya, NU tetap mempertahankan tradisi lama yang masih relevan, dan responsif terhadap gagasan baru yang lebih baik dan lebih relevan. Jadi dapat dikatakan bahwa yang tidak boleh adalah mencari hal-hal dari luar yang bertentangan atau berbahaya bagi Islam. Adapun hal-hal yang bermanfaat bagi Islam bukan saja boleh namun malah perlu dicari, diambil dan dikembangkan.

3. Pelopor Gerakan Kembali Kepada Aswaja


Sebagai konsep, Aswaja sudah ada sejak Nabi SAW, namun sebagai gerakan (harakah) dimulai sejak munculnya dua tokoh utama, yakni : 1. Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud al-Maturidi pengikut mazhab Hanafi. 2. Abul Hasan Ali al-Asyari al-Bashri, pengikut mazhab Syafii. Abu Hasan Ali al-Asyari menegakkan paham yang dikenal dengan nama Akhlussunnah Waljamaah atau disingkat Aswaja. Yaitu paham sebagaimana diyakini dan diitikadkan olen Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Sebagai orang Islam, utamanya warga nahdliyin diharapkan mampu : 1. Memelihara, menjaga dan melestarikan nilai-nilai Aswaja yang dikembangkan oleh para ulama sebagai pewaris para nabi. Baik di bidang keagamaan, ubudiah, sosial kemasyarakatan, maupun budaya dan politik. 2. Menjadi Aswaja sebagai komitmen hidup dan rujukan dari setiap ucapan, tindakan, dan perbuatansehari-hari. 3. Menjunjung tinggi dan menjadikan landasan berfikir dalam praktek ibadah, bermuamalah, dan berpolitik. 4. Sebagai pandangan hidup, way of life. 5. Mengajarkan dan mendakwakan kepada orang laindengan cara yang bijaksana sesuai dengan visi dan misi Aswaja menurut gaya dan cara pandang NU. 6. Menanamkan kepada anak-anak dan generasi muda tentang Aswaja tersebut agar mereka memiliki kepribadian Islami yang santun dan sunni. 7. Meyakini dengan benar bahwa Aswaja merupakan produk Nabi yang diteruskan oleh para sahaba, tabiin, tabiit-tabiin dan para ulama. Menurut KH MA Sahal Mahfudh, Aswaja adalah thariqah atau jalannya Nabi dan sahabatnya yang dicirikan dengan cara berfikir moderat, tawazun, taadul dan tasamuh.

4. Nama Lain Ahli Sunnah Waljamaah.


Ahli Sunnah wal Jamaah memiliki sejumlah nama lain. 1. Ahli Sunnah wal Jamaah. 2. Ahli Sunnah (tanpa Jamaah). 3. Ahli Jamaah. 4. Jamaah. 5. Salafush Shalih. 6. Ahli Atsar (Sunnah yang diriwayatkan dari Nabi ). 7. Ahli Hadis. Karena mereka lah orang-orang yang mau mengambi l Hadis Nabi, baik secara riwayah (periwayatan) maupun dirayah (pemahaman), dan siap mengikuti petunjuk Nabi , secara lahirbatin. 8. Firqah Najiyah (Golongan yang Selamat). Karena, mereka selamat dari keburukan, bidah, dan kesesatan di dunia, serta selamat dari api Neraka pada hari Kiamat. Hal itu disebabkan mereka mengikuti Sunnah Nabi. 9. Toifah Manshuroh (Golongan yang Mendapatkan Pertolongan). Yaitu, golongan yang mendapatkan bantuan dari Allah Taala. 10. Ahli Ittiba. Karena, mereka selalu mengikuti (ittiba) Al-Quran, As-Sunnah, dan atsar generasi Salafush shalih.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan


Dari beberapa pembahasan mengenai ahli sunnah wal jamaah diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang diantaranya : 1. As-Sunnah ialah jalan yang ditempuh atau cara pelaksanaan suatu amalan baik itu dalam perkara kebaikan maupun perkara kejelekan. 2. Adapun dalam pengertian Asyariah, Al-Jamaah ialah orang-orang yang telah sepakat berpegang dengan kebenaran yang pasti sebagaimana tertera dalam Al-Quran dan Al-Hadits. 3. Ahli Sunnah wal Jamaah adalah orang-orang yang menjalani sesuatu seperti yang dijalani oleh Nabi dan sahabat-sahabatnya. 4. Menurut pandangan Nahdatul ulama Ahlussunnah Wal-Jamaah (Aswaja) adalah suatu dasar dan paham keagaaman. 5. Gerakan kembali kepada Aswaja dimulai sejak munculnya dua tokoh utama yakni Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud al-Maturidi pengikut mazhab Hanafi dan Abul Hasan Ali al-Asyari al-Bashri, pengikut mazhab Syafii. 6. Adapun nama nama lain dari istilah ahlusunnah wal jamaah itu sendiri banyak macamnya

B. Saran- Saran
Adapun saran yang bisa saya berikan : 1. Kepada semua pembaca bila mendapat kekeliruan dalam makalah ini harap bisa meluruskannya. 2. Untuk supaya bisa membaca kembali lieratur-literatur yang berkenaan dengan pembahasan ini. 2. Yang benarnya hanya dari Allah SWT dan salahnya hanya dari kekurangan kita dan semoga banyak manfaatnya.

DAFTAR PUSTAKA Nasution,Harun:Filsafat Pendidikan Islam 1982 Jakarta. Situs www.google.com : AHLU SUNNAH WALJAMAAH Harits, A. Busyairi. 2010. ISLAM NU. Surabaya : Khalista

AKHLUSSUNNAH WALJAMAAH
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Dosen Pembimbing : Drs. KH. A. Busyairi Harits, M.Ag Rombel 59

Oleh : 1. Kartika Candra Dewi 2. Nur Khomsah : 1401411133 : 1401411524

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

You might also like