You are on page 1of 3

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 3.

Analisa Saringan

Analisa Butiran (Grained Size Analysis) ASTM D 442 72

3.2.1

Analisa Saringan (Sieve Analysis)

3.2.1.1 Tujuan
a.

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pembagian butiran dari suatu contoh tanah yang berbutir kasar yang tertahan saringan No. 200.

b. Untuk mengklasifikasikan tanah.


c.

Untuk mengetahui koefisien keseragaman (Cu) dan koefisien gradasi (cc).

3.2.1.2 Teori Dasar Pada dasarnya partikel-partikel pembentuk struktur tanah mempunyai ukuran dan bentuk yang beragam, baik pada tanah kohesif maupun tanah non kohesif. Sifat suatu tanah banyak ditentukan oleh ukuran butir tanah dan distribusinya. Dalam mekanika tanah, analisa saringan (sieve analysis) banyak dilakukan untuk mengklasifikasikan tanah. Besarnya butiran tanah umumnya digambarkan secara grafik yang dijadikan grafik lengkung gradasi atau grafik pembagian butiran. Grafik tersebut dapat menggambarkan batas antara kerikil, pasir atau lanau. Tanah yang ukuran butirannya terbagi rata antara besar dan kecil disebut bergradasi baik (well graded), sedangkan bila terdapat ukuran yang kekurangan atau kelebihan maka tanah tersebut disebut bergradasi jelek (poor graded). Bila ukuran butiran hampir seragam maka disebut bergradasi seragam (uniform graded). Untuk tanah yang berbutir kasar seperti kerikil dan pasir, sifatnya tergantung kepada ukuran butirannya. Karena itu sering dipakai koefisien bilangan untuk menggambarkan bentuk lengkung pembagian butirannya. Koefisiennya adalah sebagai berikut :
1. 2. 3. Kelompok I

Ukuran efektif Koefisien keseragaman (Cu) Koefisien gradasi (Cc)

= D10 = D60 / D10 = (D30)2 / D10 x D60

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Analisa Saringan

D10, D30 dan D60 adalah ukuran suatu butiran yang selaras dengan 10%, 30%, dan 60% melalui saringan (yaitu yang lebih kecil dari ukuran tersebut). Untuk tanah yang berbutir halus seperti lempung dan lanau, sifatnya tidak berhubungan langsung dengan ukuran butirannya. Hal ini dikarenakan sifat lempung atau lanau lebih tergantung pada komposisi zat mineral yang dikandungnya. Karena itu penentuan ukuran butiran tidak terlalu penting untuk lempung dan lanau. Tetapi yang lebih penting adalah penentuan batas plastisnya, karena angka ini memberikan petunjuk yang lebih baik tentang sifatnya daripada ukuran butirannya. 3.2.1.3 Peralatan
a. b.

Satu set saringan nomor 4, 10, 20, 40, 100, 200, dan pan (tadah) Sieve shaker, yaitu alat pengguncang saringan mekanis Oven Timbangan Sikat dan kuas, untuk membersihkan saringan Palu karet, untuk memisahkan butiran tanah Air suling untuk mencuci tanah di atas saringan No.200

c.
d.

e. f.
g.

3.2.1.4 Prosedur Percobaan a. b. c. Ambil contoh tanah yang telah dikeringkan selama 24 jam sebanyak 300 gram, bila masih bergumpal, pisahkan dengan palu karet. Tanah tersebut dicuci di atas saringan nomor 200 sampai air yang keluar dari saringan menjadi bening. Butiran yang tertahan pada saringan nomor 200 dikeringkan kembali dalam oven selama 24 jam.
d.

Contoh tanah diayak dengan satu set saringan dengan menggunakan Sieve Shaker selama 15 menit. Timbang butiran yang tertahan pada masing-masing saringan.

e.

3.2.1.5 Pengolahan Data

Kelompok I

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Analisa Saringan

a. b. c. d. e. f.

Berat tertahan diperoleh dari hasil penimbangan tanah yang tertahan pada masing-masing saringan Jumlah berat tertahan adalah kumulatif dari berat tertahan Persen tertahan = (jumlah berat tertahan / berat tanah awal) x 100% Persen lewat = 100% - % tertahan Persen lewat terhadap seluruh contoh = persen lewat Persentase kumulatif tanah yang tertinggal pada saringan ke-n adalah jumlah persentase tanah yang tertahan sampai saringan ke-n

g.

Persentase finer = 100% - persentase kumulatif

Contoh pengolahan data : Contoh tanah tak terganggu (Undisturbed Sample) Jenis saringan No. 200

Berat seluruhnya Berat tertahan Jumlah tertahan % tertahan % lolos

= 300 = 3,3 = 26,6

g g g

= (26,6/300 ) x 100% = 8,867 % = 100% - 8,867 % = 91,133 %

Kelompok I

You might also like