You are on page 1of 2

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Proses pembelajaran akan dapat berjalan dan respons akan dapat diharapkan kemunculannya jika

terjadi dalam situasi yang menyenangkan bagi peserta didik. Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik jika ada dorongan dan kebutuhan yang jelas dari pihak guru maupun peserta didik yang dioperasionalkan dalam tujuan instruksional, tujuan pembelajaran yang harus dapat diukur, sehingga perubahan perilaku siswa dapat jelas terlihat sebagai akibat dari proses pembelajaran. (Winatraputra Udin. S. 2007: 2.13). Dalam proses pembelajaran terdapat serangkaian kegiatan untuk memberikan pengalaman belajar yang berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Komponen proses penyelenggaraan pendidikan yang utama adalah guru, karena guru merupakan pelaksana dari proses itu sendiri. Sedangkan komponen-komponen yang menentukan kompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai dengan topik, penggunaan metode, alat peraga, tingkat perkembangan peserta didik. Pada pembelajaran IPA berhubungan dengan cara mencari tahu. IPA bukan hanya penguasaan kemampuan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip tetapi merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diarahkan untuk inquiry dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik. (PERMEN 22, 23, 24. 2006: 147). Berdasarkan pengalaman di lapangan dalam proses pembelajaran IPA di kelas V SDN Jayi II Kec. Sukahaji Kab. Majalengka khususnya pada materi pembelajaran konsep pesawat sederhana jenis pengungkit tingkat pemahamannya masih sangat rendah. Ini terlihat dari hasil evaluasi rata-rata hanya mencapai 5,9. Peserta didik yang memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) hanya mencapai 45% dari 22 peserta didik. Sedangkan yang lainnya masih sanggat jauh di bawah KKM. Peserta didik tidak menunjukkan aktivitas dan kreativitas serta motivasinya dalam belajar. Merujuk permasalahan di atas disebabkan karena pada saat pembelajaran peserta didik tidak ada keberanian untuk bertanya, untuk mengemukakan pendapat, kurang perhatian dan tidak memahami penjelasan peneliti, kurang merespons pertanyaan peneliti, tidak tersedianya buku sumber bagi peserta didik. Hal ini dapat dianalisis, yang menyebabkan kurangnya pemahaman peserta didik adalah penjelasan peneliti kurang di pahami oleh peserta didik karena cenderung berbelit-belit. Metode pembelajarannya sebagian besar menggunakan ceramah. Peneliti tidak memotivasi peserta didik pada saat proses pembelajaran dan tidak menggunakan alat peraga. Oleh karena itu peneliti dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran ini akan menggunakan metode inquiry dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, meningkatkan aktivitas, kreativitas serta memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran yang efektif dan hasil yang optimal. Peneliti harus dapat memilih dan menggunakan metode yang tepat, sehingga dapat merangsang peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan. Dan materi hendaknya disajikan dengan cara menarik, sehingga rasa ingin tahu peserta didik terhadap materi pelajaran meningkat. Sejalan dengan tahap perkembangan peserta didik di mana siswa kelas V SD (7-12 tahun) berada pada tahap operasional yang kongkrit yang ditandai dengan kemampuan berpikir abstrak belum sepenuhnya berkembang. Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti melakukan refleksi diri melalui penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran

IPA tentang jenis-jenis pengungkit dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry. Pengertian metode inquiry adalah salah satu cara belajar yang bersifat mencari sesuatu secara kritis, analitis, argumental (ilmiah) dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan analisis yang telah diuraikan di atas pada mata pelajaran IPA peneliti akan memfokuskan perbaikan pembelajaran yaitu: Apakah metode inquiry dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada konsep pesawat sederhana jenis pengungkit ?. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam laporan perbaikan pembelajaran IPA yaitu untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, mendeskripsikan cara menerapkan metode inquiry, menganalisis hasil penggunaan metode inquiry dalam pembelajaran pesawat sederhana jenis pengungkit. MANFAAT PENELITIAN Perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dengan pendidikan, terutama peneliti dan peserta didik di kelas V SDN Jayi II Kec. Sukahaji Kab. Majalengka. Bagi Peneliti Meningkatkan kinerja peneliti, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap pembelajaran, menambah pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam mengelola perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode yang tepat. Bagi Peserta Didik Meningkatkan pemahaman peserta didik agar hasil pembelajaran tentang pesawat sederhana jenis pengungkit meningkat, meningkatkan aktivitas dan kreativitas serta memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran melalui metode inquiry. Bagi Sekolah Meningkatkan mutu pendidikan demi terciptanya sekolah yang bermutu dan berkualitas.

You might also like