You are on page 1of 25

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Sejarah perkembangan peradaban Islam dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: periode klasik (650 -1250 M), periode pertengahan (1250 1800 M) dan periode modern (1800 sekarang).Yang dimaksud abad pertengahan ialah tahapan sejarah umat Islam yang diawali sejak tahun-tahun terakhir keruntuhan Daulah Abbasiyah (1250 M ) sampai timbulnya benih-benih kebangkitan atau pembaharuan Islam yang diperkirakan terjadi sekitar tahun 1800 M.Periode pertengahan ini juga terbagi menjadi dua bagian, yaitu masa kemunduran I (1250 1500 M) dan masa tiga kerajaan besar (1500 1800 M). Menurut Harun A.Nasution, terdapat tiga kerajaan besar yang muncul ke permukaan dalam kurun waktu (1500-1800 M). Tiga kerajaan yang dimaksud adalah kerajaan Ustmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India. Tiga kerajaan besar ini mempunyai kejayaan masing-masing, terutama dalam bentuk literatur dan arsitek. Masjid-masjid dan gedung-gedung indah yang didirikan di zaman ini masih dapat dilihat di Istambul, Tibriz dan Isfahan serta kota-kota lain di Iran dan Delhi. Kemajuan umat Islam di zaman ini lebih banyak merupakan warisan kemajuan di masa periode klasik. Perhatian pada ilmu pengetahuan masih kurang. Tentu saja bila dibanding kemajuan yang dicapai pada masa Dinasti Abbasiyah, khususnya di bidang ilmu pengetahuan. Namun, menarik untuk dikaji, karena kemajuan pada masa ini terwujud setelah Dunia Islam mengalami kemunduran beberapa abad lamanya. B. Perumusan masalah

Agar terwujud kesinambungan sejarah pemikiran dan peradaban islam maka perlu diketahui sejarah pemikiran dan peradaban islam di masa pertengahan. Dari uraian ini muncul pertanyaan: 1. 2. 3. Bagaimana Sejarah Pemikiran dan Peradaban di Kerajaan Turki Usmani Bagaimana Sejarah Pemikiran dan Peradaban di Kerajaan Mughal India Bagaimana Sejarah Pemikiran dan Peradaban di Kerajaan Safawi Persia

C. 1. Islam 2. pertengahan 3. D.

Tujuan Penulisan Memenuhi tugas terstruktur dari mata kuliah Sejarah Peradaban dan Pemikiran

Mengetahui sejarah pemikiran dan peradaban tiga kerajaan besar pada abad

Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan Metode penelitian

Metode penulisan dilakukan dengan menggunakan metode Studi Pustaka. E. Sistematika penulisan makalah

Untuk mempermudah membaca dan memahami makalah ini, penulisan makalah ini di susun secara sistematis sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan: Berisi tentang latar belakang masalah, Rumusan masalah, dan Metode Penulisan Makalah. BAB II , III, dan IV : Berisi tentang Inti makalah. BAB II berisi tentang peradaban Turki Usmani, BAB III berisi tentang peradaban Mughal India dan BAB IV berisi tentang Peradaban Kerajaan Syafawi di Persia. BAB V : Penutup. Berisi tentang kesimpulan.

BAB II SEJARAH PEMIKIRAN DAN PERADABAN DI KERAJAAN TURKI USMANI

A.

Sejarah berdirinya Kerajaan Turki Usmani Khilafah Abbasiyah di Baghdad akibat serangan tentara

Runtuhnya

mongol,mengakibatkan kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol. Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, diantaranya Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani ini adalah yang pertama berdiri juga yang terbesar dan paling lama bertahan dibanding dua kerajaan lainnya. Untuk mengetahui lebih jelasnya maka dalam makalah ini akan kami terangkan lebih lanjut mengenai Turki Usmani. Nama kerajaan Usmaniyah itu diambil dari dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama, Sultan Usmani Ibnu Sauji Ibnu Arthogol Ibnu Sulaimansyah Ibn Kia Alp, kepala Kabilah Kab di Asia Tengah.1 Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kirakira tiga abad, mereka pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad kesembilan atau kesepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah. Di bawah tekanan serangan-serangan Mongol pada abad ke-13 M, mereka melarikan diri ke daerah barat dan mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudara-saudara mereka, orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia Kecil.2 Dibawah pimpinan Orthogul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II yang sedang berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka inilah, Bizantium dapat dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibukota.3
1 2

Hamka, Sejarah Ummat Islam. 1975. Jakarta : NV. Nusantara, hlm. 205 Hassan Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta Kota Kembang, 1989), hlm. 324-325. 3 Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2003, hlm. 130

Ketika pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang kerajaan Seljuk dan Sultan Alauddin terbunuh. Kerajaan Seljuk Tum kemudian terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil. Usman pun menyatakan kemerdekaan dan berkusasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah, kerjaan Usmani dinyatakan berdiri. Penguasa pertamanya adalah Usman yang sering disebut juga Usman I. Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah Al Usman (raja besar keluarga Usman) tahun 1300 M setapak demi setapah wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkan kota Broessa tahun 1317 M, kemudian, pada tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota kerajaan. Pada masa pemerintahan Orkhan (1326 M 1359 M) Kerajaan Turki Usmani ini dapat menaklukan Azmir (Smirna) tahun 1327 M, Thawasyanli (1330 M, Usandar (1338 M), Ankara (1354 M), dan Gallipoli (1356 M). Daerah ini adalah bagian benua Eropa yang pertama kali diduduki kerajaan Usmani.Ketika Murad I, pengganti Orkhan, berkuasa (1359 M 1389 M), selain memantapka keamanan dalam negeri, ia melakukan perluasan daerah ke Benua Eropa. Ia dapat menaklukkan Adrianopel-yang kemudian dijadikannya sebagai ibu kota kerajaan yang baru-, Macedonia, Sopia, Salonia, dan seluruh wilayah bagian utara Yunani. Ekspansi kerajaan Usmani sempat terhenti beberapa lama. Ketika ekspansi diarahkan ke Konstantinopel, tentara Mongol yang dipimpin Timur Lenk melakukan serangan ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi di Ankara tahun 1402 M. Tentara Turki Usmani mengalami kekalahan. Bayazid I, pengganti Murad I, bersama putranya Musa tertawan dan wafat dalam tawanan tahun 1403 M.4 Kekalahan Bayazid I di Ankara itu membawa akibat buruk bagi Turki Usmani. Penguasa-penguasa Seljuk di Asia Kecil melepaskan diri dari genggaman Turki Usmani. Wilayah-wilayah Serbia dan Bulgaria juga memproklamasikan kemerdekaan. Dalam pada itu, putra-putra Bayazid saling berebut kekuasaan. Suasana buruk ini baru berakhir setelah Sultan Muhammad I (1403 -1421 M) dapat mengatasinya. Sultan Muhammad berusaha keras menyatukan negaranya dan mengembalikan kekuatan dan kekuasaan seperti sedia kala.Usaha yang dilakukan oleh Sultan Muhammad I kemudian diteruskan oleh Murad II (1421 1451 M), sehingga Turki Usmani mencapai puncak kejayaannya pada masa Muhammad II atau biasa disebut Muhammad Al-Fatih (1451 1484 M).Sultan Muhammad Al-Fatih dapat mengalahkan
4

Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam:Imperium Turki Usmani,(Jakarta: Kalam Mulia, 1988), hlm. 7

Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel tahun 1453 M. Dengan terbukanya Konstatinopel sebagai benteng pertahanan terkuat Kerajaan Bizantium, lebih mudahlah arus ekspansi Turki Usmani ke Benua Eropa. Akan tetapi ketika Sultan Salim I (1512 1520 M) naik tahta, ia mengalihkan perhatian ke arah timur dengan menaklukkan Persia, Syria, dan dinasti Mamalik di Mesir. Usaha Sultan Salim I ini kemudian dikembangkan oleh Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1520 1566 M). Ia tidak mengarahkan ekspansinya ke salah satu arah timur atau barat, tetapi seluruh wilayah yang berada di sekitar Turki Usmani merupakan obyek yang menggoda hatinya. Sulaiman berhasil menundukkan Irak, Bergrado, Pulau Rhodes, Tunis, Budapest, dan Yaman. Dengan demikian, luas wilayah Turki Usmani pada masa Sultan Sulaiman Al-Qanuni mencakup Asia Kecil, Armenia, Irak Syria, Hejaz, dan Yaman di Asia; Mesir, Libia, Tunis, dan Aljazair di Afrika; Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria, dan Rumania di Eropa.5 Demikianlah perkembangan dalam kerajaan Turki Usmani yang selalu berganti penguasa dalam mempertahankan kerajaannya. Diantara mereka (para penguasa) memimpin dengan tegasnya atas tinggalan dari nenek moyang agar jangan sampai jatuh ke tangan negeri / penguasa lain selain Turki Usmani. Hal ini terbukti dengan adanya para pemimpin yang saling melengnkapi dalam memimpin perjuangannya menuju kejayaan dengan meraih semua yang membawa kemajuan dalam kehidupan masyarakat

B.

Peradaban Kerajaan Turki Usmani

Akibat kegigihan dan ketangguhan yang dimiliki oleh para pemimpin dalam mempertahankan Turki Usmani membawa dampak yang baik sehingga kemajuan-kemajuan dalam perkembangan wilayah Turki Usmani dapat diraihnya dengan cepat. Dengan cara atau taktik yang dimainkan oleh beberapa penguasa Turki seperi Sultan Muhammad yang mengadakan perbaikan-perbaikan dan meletakkan dasar-dasar keamanan dalam negerinya yang kemudian diteruskan oleh Murad II (1421-1451M).6 Sehingga Turki Usmani mencapai puncak kejayaan pada masa Muhammad II (1451- 1484 M). Usaha ini ditindak lanjuti oleh raja-raja berikutnya, sehingga dikembangkan oleh Sultan Sulaiman al-Qonuni.

5 6

Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid I, (Jakarta: UI Press, 1985, cetakan kelima), hlm. 84 Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, hlm. 133-144

Kemajuan dan perkembangan wilayah kerajaan Usmani yang luas berlangsung dengan cepat dan diikuti oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan lain yang penting, diantaranya : 1. Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan

Dalam pembangunan, Turki Usmani lebih memfokuskan kepada bidang politik , kemiliteran dan arsitektur. Sejak kepemimpinan Ertoghul sampai Orkhan adalah masa pembentukan kekuatan militer. Perang dengan Bizantium merupakan awal didirikannya pusat pendidikan dan pelatihan militer, dengan terbentuknya kelompok militer yang disebut pasukan Jenissari atau Inkisyariah, yaitu organisasi militer baru, yang merupakan jajaran elit militer Turki yang mayoritas anggotanya terdiri dari kelompok muda Sufi dan para pemuda Kristen yang telah memeluk Islam. Pasukan inilah yang dapat mengubah Negara Usmani menjadi mesin perang yang paling kuat, dan memberikan dorongan sangat besar bagi penaklukan negeri-negeri nonMuslim. Dari antara 37 penguasa yang memimpin Turki Usmani, Sultan Muhammad II pantas untuk menyandang gelar al-Fatih (sang penakluk) atas keberhasilannya menaklukan kekuatan terakhir imperium Romawi Timur yang berpusat di kota Konstantinopel pada tahun 1453.7 Selain itu kerajaan Usmani membuat struktur pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan Sultan yang dibantu oleh Perdana Menteri yang membawahi Gubernur. Gubernur mengepalai daerah tingakat I. Di bawahnya terdapat beberapa bupati. Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, di masa Sultan Sulaiman I dibuatlah UU yang diberi nama Multaqa AlAbhur, yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasanya ini, di ujung namanya di tambah gelar al-Qanuni.8 Dalam dinasti ini hukum syariah tidaklah mencakup semua aspek kehidupan politik dan sosial Usmani. Ini bertujuan untuk menertibkan hubungan antara aristokrasi Usmani dengan warga, dan untuk memastikan status, tugas dan ketentuan hukum masing-masing maka sultan diberi wewenang menetapkan firmans. Beberapa ketetapan ini dikumpulkan dalam sebuah kitab hukum yang merupakan bentuk hukum administratif dan bersifat sekuler. Dalam sejumlah bidang yang tidak tercakup oleh ketentuan syariah, kodifikasi hukum secara sistematik tersebut agaknya terilhami oleh kitab-kitab hukum Yustinian9

7 8

http://hitsuke.blogspot.com/2009/05/kerajaan-turki-usmani.html http://saef-jaza.blogspot.com/2008/05/sejarah-islam-abad-pertengahan.html 9 Ira.M.Lapidus Sejarah sosial Umat Islam, Jakarta Rajawali Pres ,hlm 492

2.

Bidang Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan

Dalam bidang Ilmu Pengetahuan di Turki Usmani tidak begitu menonjol karena mereka lebih memfokuskan pada kegiatan militernya, sehingga dalam khasanah Intelektual Islam tidak ada Ilmuwan yang terkemuka dari Turki Usmani. Sedangkan kebudayaan Turki Usmani merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan, diantaranya adalah kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia mereka banyak mengambil ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja. Organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak diserap dari Bizantium. Dan ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, keilmuan dan huruf diambil dari Arab. Bangsa Turki juga banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam, misalnya banyak dibangun bangunan-bangunan megah, seperti sekolah, rumah sakit,villa, makam, jembatan dan masjid-masjid. Bangunan-bangunan masjid yang indah, seperti Masjid AlMuhammadi atau Mesjid Jami Sultan Muhammad Al-fatih, Mesjid Agung Sulaiman dan

Mesjid Abi Ayyub al-Anshari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi yang indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah mesjid yang asalnya gereja yang disebut Aya Sopia. Hiasan kaligrafi itu, dijadikan penutup gambar-gambar Kristiani yang ada sebelumnya. Sebagaimana terdapat pada istana sultan-sultan Arab dan Persia, syair merupakan ekspresi utama dari pola kesenian raja. Syair istana didasarkan pada aruz, sebuah irana persajakan yang bersal dari irama syair Arab, yang secara tegas ditekankan pada peristilahan Arab dan Persia. Literatur prosa pada masa Usmani secara kuat di pengeruhi oleh ambisi imperal Usmani. Manuskrip abad enambelas beralih dari ilustrasi terhadap literature klasik kepada peristiwa kontemporer. Seni manuskrip Usmani mengingatkan pada kesadaran diri kalangan elit Usmani sebagai sebuah kekuatan sejarah dunia. Ringkasnya, rezim Usmani, baik dalam kosep maupun dalam praktiknya berasal dari preseden-preseden Timur tengah peninggalan Mamluk, Saljuk, dan Turki. Pengaruh Kristen dan bangsa Eropa relative sedikit. Tentara Turki, budak raja, sejarawan, seniman kalangan istana semuanya berjuang untuk sebuah visi kerajaan tentang ekspansi Islam.
10

Dari pemikiran tersebut, maka tidak mengherankan bila Turki Usmani bisa

melakukan ekpansi sampai jauh ke Eropa daratan dan juga ke benua-benua yang lain.
10

Ira.M.Lapidus Sejarah social Umat Islam, rajawali pers ,hlm 494-496

3.

Bidang Keagamaan

Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat digolongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Oleh karena itu, ajaran-ajaran thorikot berkembang dan juga mengalami kemajuan di Turki Usmani. Para Mufti menjadi pejabat tertinggi dalam urusan agama, dan mereka mempunyai wewenang dalam memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan yang terjadi dalam masyarakat. 4. Bidang ekonomi Serangkaian penaklukan di Iran, di propinsi semanjung Arab, Mesir dan Samudera Hindia, merupakan bagian dari sebuah program pembentukan lalu lintas yang menyalurkan barang-barang di wilayah timur ke seluruh penjuru Imperium Usmani. Penaklukan Usmani menunjukkan persaingan ekonomi di Anatolia, timur tengah dan Balkan. Kebutuhan pasar bangsa eropa juga merangsang kegiatan ekspor Usmani. Dalam masa ini serikat kerja merupakan badan utama dalam mengendalikan penduduk perkotaan. Kaum pedagang, pengrajin, pekerja transportasi, dan bahkan kalangan elit entertainer dan pelacuran diorganisir menjadi badan-badan korporasi untuk menerapkan disiplin ekonomi dan melancarkan administrasi. 11Dengan ditopang kekuatan ekonomi yang kuat, maka turki Usmani ketika itu bisa menjadi Negara adidaya yang disegani baik oleh negara-negara barat maupun Negara timur

C.

Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Turki Usmani

Secara garis besar kemunduran Usmani mulai terasa sejak pemerintahan Sultan Salim II yang menggantikan Sultan Sulaiman Al Qanuni pada 1566-1574 M. Hal ini disebabkan karena banyaknya kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggal diantaranya: perebutan kekuasaan antara putera beliau sendiri. Para pengganti Sulaiman sebagian besar orang yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk. Juga karena melemahnya semangat perjuangan prajurit Usmani yang mengakibatkan kekalahan dalam mengahadapi beberapa peperangan. Ekonomi semakin memburuk dan sistem pemerintahan tidak berjalan semestinya. Di lihat dari faktor-faktor yang menyebabkan keruntuhan Kerajaan Turki Usmani yang secara perlahan selama tiga abad dapat dilihat melalui beberapa masalah, diantaranya:
11

Ira.M.Lapidus Sejarah social Umat Islam, rajawali pers ,hlm 506-510

1. Melemahnya semangat Yenisari sehingga menyebabkan berbagai wilayah lepas dari kekuasaan Turki Usmani, hal ini sudah mulai menunjukkan tanda-tandanya yaitu saat kekuasaan Salim II, dimana ia menderita kekalahan dari serangan pasukan gabungan armada Spanyol, Bandulia, dan armada Sri Paus di tahun 1663 M. Pasukan Usmani juga mengalami kekalahan dalam pertempuran di Hungaria di tahun 1676 M. Pada 1669 M, Turki Usmani mengalami kekalahan di Mohakez sehingga terpaksa menandatangani perjanjian Karlowitz yang isinya kerajaan Usmani harus menyerahkan seluruh wilayah Hungaria dan pada 1770 M pasukan Rusia mengalahkan pasukan Usmani di Asia kecil. 2. Luasnya wilayah dan buruknya sistem pemerintahan pasca Sulaiman Al Qanuni juga membuat hilangnya keadilan, dan merajalelanya korupsi dikalangan istana. 3. Heterogenitas penduduk menyebabkan kurangnya semangat persatuan. Terlebih Usmani merupakan kerajaan yang bercorak militer. 4. Kehidupan istana jauh dari nilai-nilai keislaman, justru sikap bermegah-megahan dan istimewa serta pemborosan uang terjadi di kerajaan Turki Usmani. Hal ini setidaknya terjadi akibat pengaruh kehidupan barat yang masuk ke istana. Terlebih pemborosan harta ini terjadi saat perekonomian mulai mengalami kemerosotan yang sangat tajam, apalagi untuk pembiayaan angkatan perang yang diharapkan mampu meraih ghanimah malah mengalami kekalahan yang berturut-turut. 5. Kemuduran di kalangan istana ini, diambil kesempatan oleh wilayah-wilayah Turki dalam upaya memerdekakan diri. Terlebih setelah munculnya semangat nasionalisme. Bangsabangsa yang tunduk pada Turki Usmani, mulai menyadari akan kelemahan kerajaan tersebut. Maka walaupun kerajaan Usmani memperlakukan mereka sebaik mungkin, namun dalam benak mereka tetap saja bila Usmani adalah penjajah yang datang menyerbu dan menguasai wilayah mereka. Dimulailah usaha untuk melepaskan diri dari pemerintahan Usmani, di Mesir misalnya, Yenisari justru bekerjasama dengan dinasti Mamalik dan akhirnya berhasil merebut kembali wilayah Mesir pada 1772 M hingga kedatangan Napoleon pada !789 M. Lalu ada gerakan Wahabisme di tanah Arab yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul wahab yang bekerjasama dengan keluarga Saud, dan akhirnya berhasil memukul mundur kekuasaan Turki dengan bantuan tetara Inggris dari jazirah Arab. Keluarga Saud sendiri memproklamirkan sebagai penguasa Arab, maka wilayah Jazirah Arab selanjutnya dinamakan Saudi Arabia.

6. Kemajuan teknologi Barat juga tidak bisa dilepaskan sebagai salah satu faktor penentu kehancuran wilayah Turki Usmani, dimana sistem kemiliteran bangsa Barat selangkah lebih maju dibandingkan dengan kerajaan Turki Usmani. Oleh karena itu saat terjadi kontak senjata maupun peperangan yang terjadi belakangan, tentara Turki selalu mengalami kekalahan. Terlebih Turki Usmani sangat tidak mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan, maka otomatis peralatan perangnya pun semakin ketinggalan jaman. Saat Turki Usmani mulai berbenah, sudah terlambat karena wilayahnya sedikit demi sedikit mulai menyusut karena melepaskan diri dan sulit untuk menyatukannya kembali.12

12

http://www.saifalink.co.cc/2010/10/23/masa-kemunduran-dan-runtuhnya-tiga-kerajaan-besar-islam/

BAB III SEJARAH PEMIKIRAN DAN PERADABAN DI KERAJAAN MUGHAL INDIA

A.

Sejarah berdirinya kerajaan Mughal di India

Kerajaan Islam Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di India. Jika pada dinastidinasti sebelumnya Islam belum menemukan kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar dan berjaya. Keberadaan kerajaan ini dalam periodisasi sejarah Islam dikenal sebagai masa kejayaan kedua setelah sebelumnya mengalami kecemerlangan pada dinasti Abbasiyah. Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi, sebab ia menandai puncak perjuangan panjang untuk membentuk sebuah imperium India muslim yang didasarkan pada sebuah sintesa antara warisan bangsa Persia dan bangsa India. Sejak Islam masuk ke India pada masa Umayyah, yakni pada masa Khalifah al-Walid I (705-715) melalui ekspedisi yang dipimpin oleh panglima Muhammad Ibn Qasim tahun 711/712, peradaban Islam mulai tumbuh dan menyebar di anak benua India. Kemudian pasukan Ghaznawiyah dibawah pimpinan Sultan Mahmud mengembangkan kedudukan Islam di wilayah ini dan berhasil menaklukkan seluruh kekuasaan Hindu dan serta mengislamkan sebagian masyarakat India pada tahun 1020 M. Setelah Gaznawi hancur muncullah beberapa dinasti kecil yang menguasai negeri India ini, seperti Dinasti Khalji (12961316 M.), Dinasti Tuglag (1320-1412), Dinasti Sayyid (14141451), dan Dinasti Lodi (1451-1526).13 Kerajaan Mughal di India didirikan oleh seorang peziarah dari Asia tengah bernama Zahiruddin Muhammad Babur (1482-1530 M),salah satu cucu dari Timur Lenk dari etnis Mongol, keturunan Jengis Khan yang telah masuk Islam dan pernah berkuasa di Asia Tengah pada abad ke 15. Orang tua Babur, Umar Mirza mewariskan kekuasaannya sejak Babur berusia 11 tahun, sejak kecil ia berkeinginan menghidupkan kembali kerajaan Mughal, usaha itu diawali dari Samarkand, karena Samarkand merupakan salah satu kota penting di Asia tengah. Pada mulanya ia mengalami kekalahan tetapi karena mendapat bantuan dari Raja Safawi Ismail I, akhirnya ia berhasil menaklukkan Samarkand tahun 1494 M. Pada tahun 1504 M ia menduduki Kabul, ibu kota Afghanistan. Kemudian Zahiruddin Babur mengambil alih kekuasaan dari Dinasti Lodi pimpinan Ibrahim Lodi yang tengah berkuasa di India. Pada saat itu di India tengah dilanda krisis sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau. Babur bersama pasukannya
13

Mahmudunnasir, Islam konsep dan sejarahnya,( Bandung : Rosda karya , 2005)., Hlm 273

memasuki kota Delhi untuk menegakkan pemerintahan di kota ini. Dengan ditegakkannya pemerintahan Babur di kota Delhi, maka berdirilah Kerajaan Mughal di India pada tahun 1526 M.14 Kemenangannya yang begitu cepat mengundang reaksi dari para penguasa Hindu setempat. Proklamasi 1526 M yang dikumandangkan Babur mendapat tantangan dari Rajput dan Rana Sanga, didukung oleh para kepala suku India tengah dan umat Islam setempat yang belum tunduk pada penguasa yang baru tiba itu, sehingga ia harus berhadapan langsung dengan dua kekuatan sekaligus. Tantangan tersebut dihadapi Babur pada tanggal 16 Maret 1527 M di Khanus dekat Agra. Babur memperoleh kemenangan dan Rajput jatuh ke dalam kekuasaannya. Setelah Rajput dapat ditundukkan, konsentrasi Babur diarahkan ke Afganistan, yang saat itu dipimpin oleh Mahmud Lodi saudara Ibrahim Lodi. Kekuatan Mahmud dapat dipatahkan oleh Babur tahun 1529 M sehingga Gogra dan Bihar jatuh ke bawah kekuasaannya. Pada tahun 1530 M Babur meninggal Dunia dalam usia 48 tahun setelah memerintah selama 30 tahun, dengan meninggalkan kejayaan-kejayaan yang cemerlang. Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh anaknya Humayun. Humayun memerintah selama lebih dari seperempat abad (1530-1556 M). Pemerintahan Humayun dapat dikatakan sebagai masa konsolidasi kekuatan periode I. Sekalipun Babur berhasil mengamankan Mughal dari serangan musuh, Humayun masih saja menghadapi banyak tantangan. Ia berhasil mengalahkan pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri dari Delhi. Pada tahun 1450 Humayun mengalami kekalahan dalam peperangan yang dilancarkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Ia melarikan diri ke Persia. Di pengasingan ia kembali menyusun kekuatan. Pada saat itu Persia dipimpin oleh penguasa Safawiyah yang bernama Tahmasp. Setelah limabelas tahun menyusun kekuatannya dalam pengasingan di Persia, Humayun berhasil menegakkan kembali kekuasaan Mughal di Delhi pada tahun 1555 M. Ia mengalahkan kekuatan Khan Syah. Setahun kemudian, yakni pada tahun 1556 Humayun meninggal. Humayun digantikan anaknya bernama Syah Jehan atau Syah Johan yang masih berusia 14 tahun dan diberi gelar sultan Akbar, karena usianya yang relative muda, untuk mengendalikan negara diserahkan kepada Biram Kahn, seorang tokoh beraliran Syiah. Kekuasaan itu kembali ia pegang setelah dewasa. Sultan Akbar dikenal dengan kebijakan politik bernama Sulakhul
14

Mubarok, sejarah peradaban Islam, (Banbung : pustaka islamika, 2008 )., Hlm 51-53

(toleransi universal) yang memandang semua rakyat India sama, tidak dibedakan atas etnis dan agama.15 Akbar adalah raja Mughal paling kontroversial, dia mengambil kebijakan untuk mencabut jizyah bagi orang-orang non-muslim, dan dia juga memberikan jabatan yang tinggi bagi kalangan non muslim, dan di antara kebijakanya bahwa hukum syariah tidak berlaku bagi orang yang non muslim. Akan tetapi karena keputusan kontroversialnya ini kerajaan Mughal justru mencapai puncaknya, karena dengan kebijakan kebijakannya ini membuat warga non muslim merasa dilindungi dan tidak ada lagi pemberontakan. Karena toleransinya maka kerajaan Mughal mendapat sambutan yang baik dari kerajaan kerajaan di sekitarnya.16 Kemajuan yang dicapai Akbar dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu: Jehangir (1605-1628 M) Syah Jihan (1628-1658 M) dan Aurangzab (1658-1707 M) tiga sultan penerus Akbar ini terhitung raja-raja besar dan kuat. B. Peradaban Kerajaan Mughal India

Kubah putih yang terkenal dan menara Tajmahal yang indah yang di dalamnya batu nisan yang bertahtakan berlian adalah di antara peninggalan kerajaan Mughal. Kerajaan ini hampir menguasai seluruh India dan Pakistan pada abad ke 16 dan 17. Yang merupakan simbol Negara Islam di kawasan Asia Selatan. Mughal adalah kerajaan Islam yang sebagian besar rakyatnya adalah orang Hindu, Kerajaan ini membawa banyak perubahan bagi India, di antaranya: 1. a. Dalam Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan

Mughal menyatukan kerajaan-kerajaan kecil yang ada di sekitar India pada masa itu dan menjadikannya sebuah Negara adikuasa yang disegani Dunia. Ekpansi yang di lakukan kerajaan ini terus berjalan hingga pemerintahan Aurangzab.

b.

Pemerintahan yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Akbar menerapkan politik toleransi Universal (sulakhul). Dengan politik ini, semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama. Politik ini dinilai sebagai satu satunya model toleransi yang pernah dipraktekkan oleh penguasa Islam di India.17

c.

Pada Masa Akbar terbentuk landasan institusional dan geografis bagi kekuatan imperiumnya yang dijalankan oleh elit militer dan politik yang pada umumnya terdiri dari

15 16

http://www.bbc.co.uk/religion/religions/islam/history/mughalempire_1.shtml ibid 17 ibid

pembesar-pembesar Afghan, Iran, Turki, dan Muslim Asli India. Peran penguasa di samping sebagai seorang panglima tentara juga sebagai pemimpin jihad. d. Wilayah imperium juga dibagi menjadi sejumlah propinsi dan distrik yang dikelola dan dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan pusat, untuk mengamankan pengumpulan pajak dan untuk mencegah penyalahgunaan kaum petani. 2. a. b. Dalam Bidang Ekonomi

Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian. Adanya sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian dan melindungi petani. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat lokal, yang dinamakan Muqaddam atau patel, yang mana kedudukan yang dimilikinya dapat diwariskan, bertanggungjawab kepada atasannya untuk menyetorkan penghasilan dan menghindarkan tindak kejahatan. Kaum petani dilindungi hak kepemilikan atas tanah dan hak mewariskannya, tetapi mereka juga terikat terhadapnya.

c.

Sistem pengumpulan pajak yang diberlakukan pada beberapa propinsi utama pada imperium ini. Perpajakan dikelola sesuai dengan sistem zabt. Sejumlah pembayaran tertentu dibebankan pada tiap unit tanah dan harus dibayar secara tunai. Besarnya beban tersebut didasarkan pada nilai rata-rata hasil pertanian dalam sepuluh tahun terakhir.

d.

Perdagangan dan pengolahan industri pertanian mulai berkembang. Pada masa Akbar konsesi perdagangan diberikan kepada The British East India Company (EIC) Perusahaan Inggris-India Timur- untuk menjalankan usaha perdagangan di India sejak tahun 1600. Mereka mengekspor katun dan busa sutera India, bahan baku sutera, sendawa, nila dan rempah dan mengimpor perak dan jenis logam lainnya dalam jumlah yang besar.

3. a.

Bidang Agama

Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal mencapai suatu fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebuah cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-i-Ilahi. Karena aliran ini Akbar mendapat kritik dari berbagai lapisan umat Islam. Bahkan Akbar dituduh membuat agama baru. Pada prakteknya, Din-i-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama Islam. Namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-umat beragama di India. Sayangnya, konsepsi

tersebut mengesankan kegilaan Akbar terhadap kekuasaan dengan simbol-simbol agama yang di kedepankan. b. Perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap pengembangan Islam, seperti pada daerah Benggal, Islam langsung disambut dengan tangan terbuka oleh penduduk terutama dari kasta rendah yang merasa disia-siakan dan dikutuk oleh golongan Arya Hindu yang angkuh. c. Berkembangnya aliran keagamaan Islam di India. Sebelum dinasti Mughal, muslim India adalah penganut Sunni fanatik. Tetapi penguasa Mughal memberi tempat bagi Syi'ah untuk mengembangkan pengaruhnya. d. Pada masa Aurangzeb berhasil disusun sebuah risalah hukum Islam atau upaya kodifikasi hukum Islam yang dinamakan Fatawa Alamgiri. Kodifikasi ini ditujukan untuk meluruskan dan menjaga syari'at Islam yang nyaris kacau akibat politik Sulakhul dan Din-i- Ilahi.18 4. a. b. Bidang Pendidikan, Seni dan Budaya

Menyatukan Seni dan budaya Persia dengan budaya India. Bahasa Persia yang digabung dengan bahasa Arab dan Hindi sehingga terbentuklah bahasa Urdu. Sistem pendidikan yang berbasis pada kebutuhan masyarakat setempat19 Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavat yang mengandung pesan kebajikan manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair istana. Abu Fadhl menulis Akhbar Nameh dan Aini Akbari yang berisi sejarah Mughal dan pemimpinnya.

c. d.

e.

Kerajaan Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj mahal di Agra merupakan puncak karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh Istana Fatpur Sikri peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi di Lahore. Di kota Delhi Lama (Old Delhi), lokasi bekas pusat Kerajaan Mughal, terdapat menara Qutub Minar (1199), Masjid Jami Quwwatul Islam (1197), makam Iltutmish (1235), benteng Alai Darwaza (1305), Masjid Khirki (1375), makam Nashirudin Humayun, raja Mughal ke-2 (1530-1555). Di kota Hyderabad,

18 19

Hamka, sejarah umat islam,III (Jakarta : bulan bintang, 1981),hlm 30 http://www.bbc.co.uk/religion/religions/islam/history/mughalempire_1.shtml

terdapat empat menara benteng Char Minar (1591). Di kota Jaunpur, berdiri tegak Masjid Jami Atala (1405).
20

C.

Kemunduran kerajaan Mughal di India

Setelah satu setengah abad dinasti mughal berada dipuncak kejayaannya para pelanjut Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesarannya yang telah dibina oleh sultan-sultan sebelumnya, pada abad ke-18 M kerajaan ini memasuki masa-masa kemunduran, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: 1. Internal; Tampilnya sejumlah penguasa lemah, terjadinya perebutan kekuasaan, dan lemahnya kontrol pemerintahan pusat. 2. Eksternal; Terjadinya pemberontakan di mana-mana, seperti pemberontakan kaum Sikh di Utara, gerakan separatis Hindu di India tengah, kaum muslimin sendiri di Timur, dan yang terberat adalah invasi Inggris melalui EIC.21 3. Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara. 4. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal. 5. Monopoli Inggris yang sangat otoriter dan cenderung keras, membuat rakyat Mughal yang muslim maupun Hindu, bersama-sama mengadakan pemberontakan. Akan tetapi dapat dikalahkan walaupun dalam serangan itu, pasukan Hindu yang memulainya, akan tetapi Inggris melihat umat islam dan Bahadur Syah II, ikut campur dalam penyerangan itu. Maka sebagai hukumannya, inggris memporakporandakan wilayah Mughal dengan kekuatan senjatanya yang selangkah lebih maju dibandingkan pasukan Mughal dan Hindu. Masjid dan Candi menjadi sasaran penghancuran. Bahadur sendiri di usir dari istana pada 1858 M, maka sejak saat itu berakhirlah kekuasaan kerajaan Mughal di India dan digantikan oleh imperialisme Inggris.22

20 21

Murodhi, sejarah kebudayaan islam, (semarang : CV.toha putra,1995)., hal 22 Abdullah taufiq, sejarah dakwah islam, (Jakarta : wijaya, 1983)., hal 54 22 http://www.saifalink.co.cc/2010/10/23/masa-kemunduran-dan-runtuhnya-tiga-kerajaan-besar-islam/

BAB IV SEJARAH PEMIKIRAN DAN PERADABAN DI KERAJAAN SYAFAWI PERSIA

A.

Sejarah Berdirinya

Cikal bakal kerajaan ini sebenarnya berasal dari perkumpulan pengajian tasawuf tarekat Safawiyah yang berpusat di kota Ardabil, Azerbaijan. Nama Safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi al-Din, seorang keturunan Imam Syiah yang ke enam, Musa al Kazhim. Kerajaan ini dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya Negara Iran dewasa ini. Gerakan tarekat ini lama kelamaan berubah bentuk menjadi gerakan politik. Jamaah atau muridmuridnya berubah menjadi tentara yang teratur dan fanatik dalam kepercayaan serta menentang setiap orang yang bermazhab selain syiah.Kepemimpinan Safawi silih berganti, dan semakin eksis sebagai gerakan politik yang didukung oleh pasukan tentara yang kuat yang diberi nama Qizilbash (baret merah) pada masa kepemimpinan Ismail (1501-1524 M).23 Ismail memanfaatkan kedududkannya sebagai mursyid untuk mengkonsolidasikan kekuatan politiknya dengan menjalin hubungan dengan para pengikutnya.Dalam waktu kurang lebih lima tahun, ia berhasil menghimpun kekuatan yang cukup besar. Setelah berhasil menaklukan Syirwan, ia bergerak menuju Ak-Koyonlo. Dalam suatu peperangan yang sengit di Sharur dekat Nackhchiwan tahun 1501 ia berhasil memenangkan peperangan dengan gemilang, sehingga pada tahun itu juga ia memasuki kota Tebrez seraya memproklamasikan berdirinya kerajaan Safawi dengan ia sendiri sebagai Syaikhnya yang pertama dan menetapkan Syi'ah Dua Belas sebagai agama resmi kerajaan Safawi. Dengan diproklamasikannya kerajaan Safawi sebagai kerajaan dan ditetapkan pula Syi'ah sebagai agama kerajaan maka merdekalah Persia dari pengaruh kerajaan Usmani dan kekuatan asing lainnya.Peristiwa inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya kerajaan Safawi yang akan turut memberikan kontribusi dalam perkembangan kekuasaan Islam. Kerajaan Safawi dapat menguasai daerah yang cukup luas, dan menundukkan kekuatankekuatan penguasa daerah Persia yang sebelumnya. Daerah yang dikuasainya membentang dari Jihun sampai teluk Basrah dan dari Eufrat sampai Afganistan. Daerah-daerah ini meliputi

23

http://saef-jaza.blogspot.com/2008/05/sejarah-islam-abad-pertengahan.html

Mazandaran, Gurgan, Yazd, Sirvan, Samarkand, Fars, Kirman, Khuzistan, Kurasan, Balkh, Merv, Irak, Azarbaijan, dan Dyar Bakr.24 Tidak sampai di situ, ambisi politik mendorong kerajaan ini untuk terus mengembangkan sayap menguasai daerah daerah lainya, seperti ke Turki Usmani. Namun, Ismail bukan hanya menghadapi musuh yang sangat kuat, akan tetapi juga sangat membenci golongan Syiaah. Peperangan dengan Turki Usmani terjadi pada tahun 1514 M di Chalderan dekat Tabriz. Karena keunggulan organisasi militer kerajaan Usmani, dalam peperangan ini Ismail I mengalami kekalahan, malah Turki Usmani di bawah pimpinan Sultan Salim dapat menduduki Tabriz. Kerajaan Syafawi terselamatkan dengan pulangnya Sultan Usmani ke Turki karena terjadi perpecahan di kalangan militer Turki di negerinya.25 Keadaan kerajaan Safawi yang memprihatinkan itu baru bisa diatasi setelah Raja Safawi kelima, Abbas I naik tahta (1588-1628 M). Langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas I dalam rangka memulihkan kerajaan Safawi adalah: 1. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash dengan cara membentuk pasukan baru yang berasal dari budak-budak dan tawanan perang bangsa Georgia, Armenia dan Sircassia. 2. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani dengan jalan menyerahkan wilayah Azerbaijan, Georgia, dan disamping itu Abbas berjanji tidak akan menghina tiga Khalifah pertama dalam Islam (Abu Bakar, Umar dan Usman) dalam khutbah khutbah Jumat. Sebagai jaminan atas syarat itu, Abbas menyerahkan saudara sepupunya Haidar Mirza sebagai sandera di Istambul.26 Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan kerajaan Safawi. Ia berhasil mengatasi gejolak politik dalam negeri yang mengganggu stabilitas negara dan sekaligus berhasil merebut kembali beberapa wilayah kekuasaan yang pernah direbut oleh kerajaan lain seperti Tabriz, Sirwan dan sebagainya yang sebelumnya lepas direbut oleh kerajaan usmani.

24 25

P.M.Holt, dkk (ed) The Cambridge History of Islam, vol. I A, (London: Cambridge University Press, 1970), hlm.399 Hasan Ibrahim hasan sejarah dan kebudayaan Islam, (Yogyakarta: kota kembang 1989), hlm.337 26 Carl brockelmann, History of the islamic peoples ( london: routledge & kegan paul, 1974), hlm.503

B. Peradaban dan pemikiran kerajaan Syafawi 1. Dalam bidang Politik Di bidang politik, terciptanya stabilitas negara dan perdamaian dengan Turki Usmani dan kerajaan Mughal serta keberhasilan menyatukan wilayah-wilayah Persia dibawah satu atap, merupakan kesuksesanya di bidang politik. Betapa tidak, karena sebelumnya wilayah Persia terpecah dalam berbagai Dinasti kecil yang bertaburan dimana-mana, sehingga para sejarawan berpendapat bahwa keberhasilan Shafawiyah itu merupakan kebangkitan nasionalisme Persia. 2. Dalam bidang Ekonomi Dalam bidang ekonomi terjadi perkembangan ekonomi yang sangat pesat setelah kepulauan Hurmuz pada tahun 1622 dapat dikuasai dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandar Abbas. Hal ini dikarenakan Bandar ini merupakan salah satu jalur dagang antaraTimur dan Barat yang sebelumnya di perebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis. Kunci dari program administrasi dan ekonomi Syah Abbas adalah pembentukan ibukota baru yang besar di Isfahan. Isfahan merupakan kota yang sangat penting bagi tujuan politik dan ekonomi negara Iran yang memusat, dan bagi legitimasi dinasti Safawiyah. Safawiyah membangun kota baru tersebut mengitari Mydani-Syah,yakni sebuah alun-alun yang besar yang luasnya sekitar 160500 meter. Alun-alun tersebut berfungsi sebagai pasar tempat perayaan dan sebagai lapangan permainan polo. Ia dikelilingi oleh sederetan toko bertingkat dua, dan sejumlah gedung utama pada setiap sisinya. Pada sisi bagian timur terdapat Masjid Saikh Lutfallah, yang mulai dibangun pada 1603 M dan selesai pada 1618 M, merupakan sebuah oratorium yang disediakan sebagai tempat peristirahatan pribadi Syah. Sejumlah bazar di Isfahan sangat penting kedudukannya bagi perokonomian negara, sebab ia nerupakan pusat produksi dan kegiatan pemasaran dan mereka berada didalam pengawasan petugas perpajakan negara. Disamping menguasai jalur perekonomian, kerajaan ini juga mencapai kemajuan yang pesat dalam dunia pertanian karena menguasai tanah yang luas yang subur yang diolah secara maju27. 3. Dalam bidang keilmuwan dan keagamaan Dalam bidang pendidikan, terutama untuk perkembangan madzhab Syiah didirikan sekolah teologi serta didirikan pusat kajian syiah di tiga kota, yaitu: Qum, Najaf dan Masyhad.
27

Badri Yatim, sejarah peradaban islam (raja grafindo persada 1998) hlm, 140-142

Sepanjang sejarah Islam Persia di kenal sebagai bangsa yang telah berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sejumlah ilmuan yang selalu hadir di majlis istana yaitu Baha al-Dina al-Syaerazi, generalis ilmu pengetahuan, Sadar al-Din al-Syaerazi, filosof, dan Muhammad al-Baqir Ibn Muhammad Damad, filosof, ahli sejarah, teolog dan seorang yang pernah pernah mengadakan observasi tentang kehidupan lebah.28 Kemudian kemajuan dalam bidang tasawuf ditandai dengan berkembangnya filsafat ketuhanan yang kemudian terkenal dengan filsafat Isyroqi (pencerahan) dengan salah satu tokohnya yang terkenal Mullah Sadra pada tahun 1640. 4. Dalam bidang seni dan arsitektur Dalam bidang fisik dan seni, para penguasa Safawi telah berhasil membangun Isfahan, Ibukota kerajaan ini menjadi kota yang sangat indah. Dibangun pula masjid-masjid, rumah sakitrumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa diatas Zende Rud, dan istana Chihil Sutun. Unsur seni terlihat juga misalnya dalam bentuk kerajinan tangan seperti keramik, karpet, pakaian dan tenun, mode, tembikar dan lain-lain. Kota Isfahan juga diperindah dengan kebun wisata yang tertata apik. Pada tahun 1666M , menurut keterangan seorang pengujung bangsa Eropa, Isfahan memiliki 162 masjid, 48 perguruan, dan 273 tempat pemandian umum, yang hampir seluruhnya dibangun oleh Abbas I dan penggantinya Abbas II (1642-1666 M).29

C. Kemunduran kerajaan Safawi di Persia Sepeninggal Abbas I kemunduruan kerajaan Safawi mulai terlihat dengan jelas, di antara faktor yang membuat kerajaan safawi mundur dan kemudian rutuh adalah sebagai berikut: 1. Ketidakcakapan para penguasa sepeninggal Abbas I dalam memimpin Negara dan mengendalikan system pemerintahan serta keacuhan mereka terhadap persoalan kemasyarakatan dan kenegaraan 2. Adanya dekadensi moral yang melanda para penguasa, serta kekejaman penguasa terhadap rakyat dan pemimpin daerah yang berseberangan madzhab

28 29

Carl Brockelmann, History of the Islamic Peoples, ( london: routledge & kegan paul, 1974),hlm 503-504 Badri Yatim, sejarah peradaban islam (raja grafindo persada 1998) hlm, 142-143

3.

Konflik berkepanajangan dengan turki usmani dan juga kerajaan mughal yang menyebabkan jatuhnya kota Baghdad ke turki usmani dan kota Qandahar ke tangan kerajaan Mughal Menguatnya paham rasionalis yang menggantikan paham syiah Adanya konflik internal keluarga kerajaan dalam bentuk perebutan kekuasaan Serangan dari pasukan afganistan yang berhasil merebut ibu kota kerajaan safawi yaitu Isfahan pada tahun 1722 kerajaan Safawi
30

4. 5. 6.

, dari kejadian itu maka berakhirlah sejarah

30

Saepul Anwar, Peradaban Islam masa dinasti safawi Persia, hlm 14

BAB V PENUTUP

A.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang sudah dipaparkan di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Setelah berakhirnya kekhilafahan Abasiyah di Baghdad akibat serangan Mongol,

umat Islam mencoba untuk bangkit kembali. Maka pada sekitar abad 13 M munculah 3 kerajaan besar, yang pertama ialah Turki Usmani kemudian di susul kerajaan Mughal di India dan terakhir kerajaan Safawi di Persia. Kerajaan Turki Usmani berumur antara abad 13 sampai abad 19. Perluasan wilayah kerajaan Turki terjadi dengan cepat, karena raja-raja yang berkuasa mempunyai potensi yang kuat dan baik. Banyak daerah-daerah yang dapat dikuasai (di Asia Kecil) sehingga memperkuat berdirinya kerajaan Turki Usmani. Salah satu sumbangan terbesar kerajaan Turki Usmani dalam penyebaran Islam adalah penaklukkan kota dan benteng Constantinopel (Bizantium) ibukota Romawi Timur (1453 M), penaklukkan kota itu terjadi pada masa Al-Fatih (1451-1481 M). Selanjutnya Turki Usmani mengalami puncak keemasan pada masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566 M) yang terkenal dengan sebutan Sulaiman Agung. Kemajuan peradaban dan pemikiran kerajaan ini dapat di lihat dari beberapa hal sebagai berikut : a. Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan. Turki mempunyai militer yang sangat kuat dan siap bertempur kapan dan dimana saja. Di bidang urusan pemerintahan dibuat undang-undang yang berguna untuk mengatur urusan pemerintahan di Turki Usmani. b. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Turki kaya akan kebudayaan, telah terjadi akulturasi budaya antara Arab, Persia dan Bizantium. Akan tetapi dalam bidang ilmu pengetahuan Turki Usmani tidak begitu menonjol karena terlalu berfokus pada bidang kemiliteran. c. Dalam Bidang Keagamaan. Peranan agama di Turki Usmani sangatlah besar terutama dalam tradisi masyarakat. Mufti/Ulama menjadi pejabat tinggi dalam urusan agama dan berwenang memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan yang dihadapi masyarakat.

Kemunduran kerajan Turki Usmani bermula setelah masa pemerintahan Sulaiman (1520-1566 M) berakhir, dengan terjadinya pertikaian diantara anak Sulaiman untuk memperebutkan kekuasaan. Turki Usmani mengalami kekacauan, satu persatu daerah kekuasaannya melepaskan diri, karena tidak ada pengganti pemimpin yang kuat dan cakap. 2. Kerajaan Mughal di India berdiri pada tahun 1526 M, yang didirikan oleh Babur,

dia adalah keturunan dari Timur Lank. Dia mengalahkan Ibrahim Lodi sultan terakhir dari kesultanan Delhi. Mughal mencapai kejayaannnya saat pemerintahan sultan Akbar dengan politiknya yang terkenal dengan nama sulakhul (toleransi universal) yang memandang semua rakyat India sama, tidak dibedakan atas etnis dan agama. Kejayaan kerajaan ini bisa bertahan pada 3 era setelah sultan Akbar. Peradaban yang dicapai kerajaan ini dapat terlihat dari beberapa hal, di antaranya: a. Dalam bidang politik, kerajaan ini bias menyatukan Negara Negara kecil di sekitarnya untuk membentuk kekuatan yang besar. Politik toleransi universal nya terbukti ampuh untuk menekan gejolak gejolak yang timbul. Pembagian wilayah imperiumnya kedalam propinsi dan kabupaten. Serta terbentuknya landasan institusional dan geografis bagi kekuatan imperium Mughal. b. Dalam bidang ekonomi, terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian. Adanya system perlindungan bagi petani dan juga system perpajakan yang di dasarkan pada hasil pertanian dalam 10 tahun terakhir. c. Dalam bidang seni dan budaya, banyaknya peninggalan gedung gedung dan masjid masjid yang berasitektur seni islam yang sangat indah seperti Taj Mahal. Dan terbentuknya bahasa urdu yang merupakan gabungan antara bahasa india dan bahasa arab. Setelah berada dipuncak kejayaannya, para pelanjut Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesarannya yang telah dibina oleh sultan-sultan sebelumnya, pada abad ke18 M kerajaan ini memasuki masa-masa kemunduran, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:Lemahnya kontrol pemerintahan pusat sehingga terjadi pemberontakan dimana mana. Serta kemerosotan moral pada elite politik. Dan terjadinya stagnasi dalam pembinaan militer.

3.

Kerajaan Safawi di Persia berdiri tahun 1501 sampai tahun 1736 M. Nama Safawi

di nisbahkan kepada tarekat safawiyah yang di dirikan oleh syekh Safiudin Ishaq pada dinasti Ilkhan. Pada mulanya gerakan tasawuf Safawiyah bertujuan memerangi orang-orang ingkar akan tetapi kemudian berkembang menjadi tentara tangguh yang diberi nama Qizilbasy. Setelah mengalahkan syirwanid dan Ak koyonlu Ismail mendirikan kerajaan safawi pada tahun 1501 dengan menjadikan syiah isna ashara sebagai madzhab Negara. Mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Abbas I, kemajuannya dapat di lihat dalam beberapa bidang, di antaranya: a. Dalam bidang pendidikan, didirikan sekolah teologi serta pusat kajian syiah dibeberapa kota besar. b. c. Dalam bidang ekonomi terlihat dengan kemajuan pertanian dan budaya wakaf Dibidang politik tercapainya stabilitas Negara dengan tercapainya perdamaian dengan turki usmani dan kerajaan mughal. d. Berkembangnya filsafat ketuhanan yang terkenal dengan filsafat isyraqi.

Kemunduran kerajaan ini terlihat sepeninggal pemerintahan Abbas I karena ketidakcakapan penguasa penerus Abbas I serta terjadinya perang berkepanjangan dengan Turki Usmani dan kerajaan Mughal. B. Penutup

Demikianlah pembahasan mengenai sejarah pemikiran dan peradaban Islam pada masa abad pertengahan, semoga pembahasan ini dapat menambah wawasan keilmuwan kita.

DAFTAR PUSTAKA Badri, Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2003 Brockelmann, Carl History of the Islamic Peoples, London: routledge & kegan paul, 1974 Hamka, Sejarah Umat Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1981 Hassan, Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Yogyakarta Kota Kembang, 1989 Ira.M.Lapidus Sejarah sosial Umat Islam, Jakarta Rajawali Pres Mahmudunnasir, Islam konsep dan sejarahnya, Bandung : Rosda karya , 2005 Mubarok, sejarah peradaban Islam, Banbung : pustaka islamika, 2008 Murodhi, Sejarah kebudayaan Islam, semarang : CV.toha putra,1995 P.M.Holt, dkk (ed) The Cambridge History of Islam, vol. I A, London: Cambridge University Press, 1970 Syalabi, Ahmad Sejarah dan Kebudayaan Islam:Imperium Turki Usmani,Jakarta: Kalam Mulia, 1988 Taufiq, Abdullah, Sejarah Dakwah Islam, Jakarta : wijaya, 1983

Internet: http://www.bbc.co.uk/religion/religions/islam/history/mughalempire_1.shtml http://www.saifalink.co.cc/2010/10/23/masa-kemunduran-dan-runtuhnya-tiga-kerajaanbesar-islam/ http://saef-jaza.blogspot.com/2008/05/sejarah-islam-abad-pertengahan.html http://hitsuke.blogspot.com/2009/05/kerajaan-turki-usmani.html

You might also like