You are on page 1of 48

Assalaamualaikum wr wb

3/12/12

Salsabilaedit Master subtitle style Click to subhan perdana kusuma

Bpak nurhadi selaku pembimbing

3/12/12

3/12/12

TBC

3/12/12

KASUS

BTA ; bakteri yg tahan asam Pemeriksaan lab ; suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan/sample dari penderita Batuk berdahak ; batuk yg mengandung lendir Anamnesa ; menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang 3/12/12 direncanakan

Cara penularan

.Cara penularan Droplet Nucles yang merupakan partikel 1-10 mikron, dikeluarkan oleh penderita penyakit TBC dengan cara batuk-batuk, bersin, bicara, penderita meludah ke tanah kemudian kuman tersebar ke udara. Oleh karena itu penyakit ini disebut Airbone Infection. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan.
3/12/12

Terapi pengobatan tbc

1. Penggunaan vaksin BCG (bacille Calmette -Guerin). 2. Pengobatan pada pasien latent tuberculosis. 3. Pengobatan pada pasien active tuberculosis

3/12/12

3/12/12

Tanda n gejala

a.Batuk-batuk dengan atau tanpa dahak lebih dari 3 minggu. b.Demam ringan, tetapi kadang-kadang dapat mencapai 40 410C. c.Sesak nafas d.Nyeri dada e.Batuk darah f.Badan terasa lemas g.Kehilangan nafsu makan h.Berat badan turun i.Rasa kurang enak badan (malaise) 3/12/12 j.Berkeringat malam padahal tidak ada

Konsep dasar tbc

1. Pengertian TBC Paru TBC adalah penyakit infeksi menular dan menahun yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis, kuman tersebut biasanya masuk kedalam tubuh manusia melalui udara (pernafasan) kedalam paru-paru, kemudian kuman tersebut menyebar dari paru-paru ke organ tubuh yang lain melalui penyebaran darah, kelenjar limfe, saluran pernafasan, penyebaran 3/12/12 langsung ke organ tubuh lain (Sylvia

3/12/12

Konsep patofisiologi tbc

Penyebaran kuman Mikrobacterium tuberkolusis bisa masuk melalui tiga tempat yaitu saluran pernafasan, saluran pencernaan dan adanya luka yang terbuka pada kulit. Infeksi kuman ini sering terjadi melalui udara (airbone) yang cara penularannya dengan droplet yang mengandung kuman dari orang yang terinfeksi sebelumnya . (Sylvia.A.Price.1995.hal 754) Penularan tuberculosis paru terjadi 3/12/12 karena penderita TBC membuang ludah

Askep TBC

PENGKAJIAN

Pengumpulan data Dalam pengumpulan data ada urutan urutan kegiatan yang dilakukan yaitu: 1) Identitas klien Nama, umur, kuman TBC menyerang semua umur, jenis kelamin, tempat tinggal (alamat), pekerjaan, pendidikan dan status ekonomi menengah kebawah dan satitasi kesehatan yang kurang ditunjang dengan padatnya penduduk dan 3/12/12

2) Keluhan Utama Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari pertolongan atau berobat ke rumah sakit. Biasanya pada pasien dengan effusi pleura didapatkan keluhan berupa sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang bersifat tajam dan terlokasilir terutama pada saat batuk dan bernafas serta batuk non produktif.
3/12/12

4) Riwayat penyakit dahulu Keadaan atau penyakit penyakit yang pernah diderita oleh penderita yang mungkin sehubungan dengan tuberkulosis paru antara lain ISPA efusi pleura serta tuberkulosis paru yang kembali aktif. 5) Riwayat penyakit keluarga Mencari diantara anggota keluarga pada tuberkulosis paru yang menderita 3/12/12 penyakit tersebut sehingga sehingga

7) Pola fungsi kesehatan a) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat Adanya tindakan medis dan perawatan di rumah sakit mempengaruhi perubahan persepsi tentang kesehatan, tapi kadang juga memunculkan persepsi yang salah terhadap pemeliharaan kesehatan. Kemungkinan adanya riwayat kebiasaan merokok, minum alkohol dan penggunaan obat-obatan 3/12/12 bisa menjadi faktor predisposisi

b) Pola nutrisi dan metabolik Dalam pengkajian pola nutrisi dan metabolisme, kita perlu melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi pasien, selain juga perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS pasien dengan effusi pleura akan mengalami penurunan nafsu makan akibat dari sesak nafas dan penekanan pada struktur abdomen. 3/12/12 Peningkatan metabolisme akan terjadi

d) Pola aktivitas dan latihan Akibat sesak nafas, kebutuhan O2 jaringan akan kurang terpenuhi dan Px akan cepat mengalami kelelahan pada aktivitas minimal. Disamping itu pasien juga akan mengurangi aktivitasnya akibat adanya nyeri dada. Dan untuk memenuhi kebutuhan ADL nya sebagian kebutuhan pasien dibantu oleh perawat dan keluarganya. Dengan adanya batuk, sesak napas dan 3/12/12 nyeri dada akan menganggu aktivitas.

f) Pola hubungan dan peran Akibat dari sakitnya, secara langsung pasien akan mengalami perubahan peran, misalkan pasien seorang ibu rumah tangga, pasien tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai seorang ibu yang harus mengasuh anaknya, mengurus suaminya. Disamping itu, peran pasien di masyarakatpun juga mengalami perubahan dan semua itu mempengaruhi hubungan interpersonal 3/12/12 pasien.

Pemeriksaan fisik Status Kesehatan Umum Tingkat kesadaran pasien perlu dikaji, bagaimana penampilan pasien secara umum, ekspresi wajah pasien selama dilakukan anamnesa, sikap dan perilaku pasien terhadap petugas, bagaimana mood pasien untuk mengetahui tingkat kecemasan dan ketegangan pasien. Perlu juga dilakukan pengukuran tinggi badan berat badan pasien
3/12/12

Pemeriksaan penunjang

a) Pemeriksaan Radiologi b) Pemeriksaan laboratorium

3/12/12

ANALISA DATA

Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa untuk menentukan masalah klien. Masalah klien yang timbul yaitu, sesak napas, batuk, nyeri dada, nafsu makan menurun, aktivitas, lemas, potensial, penularan, gangguan tidur, gangguan harga diri. Setelah semua data dikumpulkan, kemudian dikelompokkan dan dianalisa sehingga dapat ditemukan adanya masalah yang muncul pada klien 3/12/12 tuberkulosis paru komplikasi effusi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Dari analisa data diatas yang ada dapat dirumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan tuberkulosis paru komplikasi effusi pleura sebagai berikut : 1) Ketidakefektifan pola pernapasan sehubungan dengan sekresi mukopurulen dan kurangnya upaya batuk 2) Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang sehubungan dengan keletihan, anorerksia atau 3/12/12 dispnea.

6) Potensial terjadinya kerusakan pertukaran gas sehubungan dengan penurunan permukaan efektif proses dan kerusakan membran alveolar kapiler. 7) Ganggguan pemenuhan kebutuhan tidur sehubungan daerah sesak napas dan nyeri dada. 8) Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukkan cairan dalam rongga pleura 9) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Sehubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh, pencernaan nafsu makan akibat sesak nafas sekunder terhadap penekanan struktur abdomen 10) Cemas sehubungan dengan adanya ancaman kematian yang dibayangkan (ketidakmampuan untuk bernafas). 11) Gangguan pola tidur dan istirahat sehubungan dengan batuk yang menetap dan sesak nafas serta perubahan suasana lingkungan 12) Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari sehubungan dengan keletihan (keadaan fisik yang lemah). 13) Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi. 3/12/12

PERENCAAAN

1. Diagnosa keperawatan pertama : Ketidakefektifan pola pernapasan sehubungan dengan sekresi mukopurulen dan kurangnya upaya batuk. 1. Tujuan : pola nafas efektif 2. Kriteria hasil : - klien mempertahankan pola pernafasan yang efektif - frekwensi irama dan kedalaman pernafasan normal (RR 16 20 kali/menit) - dipsnea berkurang. 3. Rencana tindakan a) Kaji kualitas dan kedalaman pernapasan, penggunaan otot aksesori pernapasan : catat setiap peruhan b) Kaji kualitas sputum : warna, bau, konsistensi c) Auskultasi bunyi napas setiap 4 jam d) Baringan klien untuk mengoptimalkan pernapasan : posisi semi fowler tinggi. e) Bantu dan ajakan klien berbalik posisi, batuk dan napas dalam setiap 2 jam sampai 4 jam. f) Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat obatan. 4. Rasional a) Mengetahui penurunan bunyi napas karena adanya sekret. b) Mengetahui perubahan yang terjadi untuk memudahkan perawatan dan pengobatan selanjutnya. c) Mengetahui sendini mungkin perubahan pada bunyi napas. d) Membantu mengembangkan paru secara maksimal. e) Batuk dan napas dalam yang tetap dapat mendorong sekret laluar. 3/12/12 f) Mencegah kekeringan mukosa membran, mengurangi kekentalan sekret dan memperbesar ukuran lumen trakeobroncial.

2. Diagnosa keperawatan kedua : Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang sehubungan dengan anoreksia, keletihan atau dispnea. 1) Tujuan : terjadi peningkatan nafsu makan, berat badan yang stabil dan bebas tanda malnutrisi 2) Kriteria hasil - Klien dapat mempertahankan status malnutrisi yang adekuat - Berat badan stabil dalam batas yang normal. 3) Rencana tindakan a) Mencatat status nutrisi klien, turgor kulit, berat badan, integritas mukosa oral, riwayat mual / muntah atau diare. b) Pastikan pola diet biasa klien yang disukai atau tidak c) Mengkaji masukan dan pengeluaran dan berat badan secara periodik d) Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernafasan e) Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohidrat. f) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetukan komposisi diet. 4) Rasional a) Berguna dalam mendefenisikan derajat / wasnya masalah dan pilihan indervensi yang tepat. b) Membantu dalam mengidentifukasi kebutuhan / kekuatan khusus. Pertimbangan keinginan individu dapat memperbaiki masakan diet. c) Berguna dalam mengukur keepektifan nutrisi dan dukungan cairan d) Menurunkan rasa tidak enak karena sisa sputun atau obat untuk pengobatan respirasi yang merangsang pusat muntah. e) Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tak perlu / legaster. 3/12/12 f) Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat

PELAKSANAAN

Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat terhadap pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana keperawatan diantaranya : Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi ; ketrampilan interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta dokumentasi intervensi dan respon pasien. Pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara kongkrit dari rencana intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan perawatan yang muncul pada pasien Pada tahap pelaksanaan ini, fase pelaksanaan terdiri dari berbagai kegiatan yaitu : 1. Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan konsulidasi 2. Keterampilan interpersonal, intelektual, tehnical, dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat 3/12/12 3. Keamanan fisik dan psikologia dilindungi

EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang (US. Midar H, dkk, 1989). Kriteria dalam menentukan tercapainya suatu tujuan, pasien : a. Mampu mempertahankan fungsi paru secara normal. b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi. c. Tidak terjadi gangguan pola tidur dan kebutuhan istirahat terpenuhi. d. Dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri sehari-hari untuk mengembalikan aktivitas seperti biasanya. e. Menunjukkan pengetahuan dan gejala-gejala gangguan pernafasan seperti sesak nafas, nyeri dada sehingga dapat melaporkan segera ke dokter atau perawat yang merawatnya. f. Mampu menerima keadaan sehingga tidak terjadi kecemasan. g. Menunjukkan pengetahuan tentang tindakan pencegahan yang berhubungan dengan penatalaksanaan kesehatan, meliputi kebiasaan yang tidak menguntungkan bagi kesehatan seperti merokok, minum minuman beralkohol dan pasien juga menunjukkan pengetahuan tentang kondisi 3/12/12 penyakitnya.

Ada tiga alternatif yang dipakai perawat dalam menilai suatu tindakan berhasil atau tidak dan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan rencana yang ditentukan, adapu alternatif tersebut adalah : 1. Tujuan tercapai 2. Tujuan tercapai sebagian 3. Tujuan tidak tercapai
3/12/12

SAP TBC

Mata Ajar : Keperawatan medikal bedah Pokok Bahasan : TB Paru Sub Pokok Bahasan : Perawatan pada pasien TB Paru Hari/Tanggal Waktu : 11.00 WIB Penyuluh :

A. TujuanTujuan UmumSetelah dilakukan 3/12/12 tindakan keperawatan/pendidikan

Tujuan KhususSetelah dilakukan tindakan keperawatan / pendidikan kesehatan selama 1 x 45menit Tn. f dan keluarga mampu:1. Mengetahui pengertian TB Paru2. Mengetahui penyebab TB Paru3. Mengetahui tanda dan gejala TB Paru4. Mengetahui cara penularan TB Paru5. Mengetahui akibat TB Paru bila tidak diobati6. Mengetahui siapa penderita TB Paru7. Mengetahui cara pengeluaran dahak8. Mengetahui pencegahan penularan TB Paru9. Mengetahui tentang penatalaksanaan pada pasien TB Paru B. Sasaran dan TargetSasaran ditujukan
3/12/12

E. Susunan AcaraTahap Kegiatan WaktuPembukaanProses Mengucapkan salam Penyampaian maksud dan tujuan pertemuansesuai kontrak waktu Melakukan penyuluhan tentang pengertianTB Paru Melakukan penyuluhan tentang penyebabTB Paru Melakukan penyuluhan tentang tanda
3/12/12

Anatomi Dan Fisiologi


Anatomi Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, faring, laring, trakhea, bronkus, dan bronkiolus. Hidung; Nares anterior adalah saluran-saluran didalam rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara kedalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga hidung). Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, 3/12/12

Fisiologi Pernafasan paru merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada paru-paru. Pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan ekternal, oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernafas, dan oksigen masuk melalui trakea sampai ke alveoli berhubungan dalam darah dalam kapiler pulmonal. Alveoli memisahkan oksigen dari darah, oksigen 3/12/12 menembus

KONSEP PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

Sistem Rujukan
Definisi : suatau jaringan sistem pelayanan kesehatan yang mungkin penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya suatu masalah kesehatan masyarakat baik secara vertikal maupun horizontal Tujuan Khusus

a. Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan 3/12/12 rehabilitatif

Jenis Rujukan
1.

Rujukan Medik : meliputi a. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnospti, pengobatan , tindakan operatif b. Pengiriman bahan spesimen untuk pemeriksaan laborattorium c. mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau yang lebih ahli untuk pelayanan kesehatan

2. Rujukan Kesehatan adalah rujuan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat preventif, promotif yang meliputi :
3/12/12

a. Survei Epidemiologi dan pemberantasan penyakit b. Pemberian pangan dalam kelapatran dalam suatau wilayah kerja c. Penyidikan sebab-sebab keracunan, bantuan teknologi, dan penangan keracunan d. Pemeriksaan spesimen air di laboratorium kkesehatan Langkah-langkah Rujukan
1.

Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam menampung rujukan dari puskesmas pembantu dan pos kesehatan , posyandu Mengadakan pusat rujukan dengan mengadakan 3/12/12 ruang tambahan bagi pasien yang gawat darurat

2.

PMO ( PENGAWAS MINUM OBAT)

Untuk Indonesia TB bukanlah reemerging diseases karena jumlahnya belum pernah menurun dan bukan tidak mungkin untuk meningkat. Laporan Internasional bahkan menunjukkan Indonesia adalah "penyumbang" kasus penderita TB terbesar ketiga di dunia setelah Cina dan India. WHO telah memperkenalkan srategi DOTS (Directly Observed Treatment Short Course) sebagai pendekatan 3/12/12

Langkah selanjutnya WHO dalam perkembangan pemberian obat menerapkan dalam bentuk fixed dose combination (FDCs). Adalah bentuk obat OAT dalam satu tablet, diharapkan akan memberi beberapa manfaat seperti: meningkatkan kepatuhan penderita, menurunkan kemungkinan terjadinya resistensi ganda (MDR), menurunkan harga obat, menurunkan angka kesalahan pemberian obat, dan menyederhanakan manajemen distribusi obat. 3/12/12

GAKIN( gerakan keluarga miskin )

Kriteria Gakin menurut BKKBN : keluarga yang tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih dari enam indikator penentu kerniskinan alasan ekonomi. a. Enam indikator penentu kemiskinan tersebut adalah: Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih b. Anggota keluarga memiliki pakaian berbeda untuk dirumah, bekerja/ sekolah dan bepergian c. Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah d. Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging/ikan/telor e. Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru f. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi untuk tiap penghuni Kriteria Gakin menurut BPS: menggunakan pendekatan basic needs, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan makanan 3/12/12 maupun non makanan yang bersifat mendasar. Batas kecukupan pangan dihitung dari besarnya rupiah yang dikeluarkan untuk makanan yang

Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin yang sebelumnya disebut Asuransi Kesehatan untuk Masyarakat Miskin (Askeskin).

3/12/12

pencegahan
PRIMER

Primer PenceIdentifikasi dan pengobatan individu dengan penyakit Tuberkulosis adalah strategi pertama dalam mengendalikan Tuberkulosis. Upaya pencegahan primer meliputi mendidik masyarakat, pekerja kesehatan dan yang paling penting, kelompok berisiko tinggi. Pendidikan harus mencakup sifat TB, infeksi transmisi dan penyakit. Departemen kesehatan setempat Anda dapat menyediakan Anda dengan materi pendidikan dan informasi lebih lanjut tentang TB. Upaya dilakukan untuk mengurangi penularan TB dan perkembangan penyakit termasuk dukungan ekonomi, dukungan gizi dan konseling HIV. Penargetan legislatif, faktor politik, dan budaya mengurangi insiden penyakit TBC. Menekan anggota parlemen untuk mendanai program pendidikan dan memperbaiki kondisi hidup populasi berisiko 3/12/12 tinggi akan membantu mencegah penyebaran TB. Setelah

TERSIER

Keberhasilan pengobatan tergantung pada: Perilaku pasien dan penyedia layanan kesehatan, Pribadi dan sosial karakteristik pasien dan penyedia layanan kesehatan, Kesehatan infrastruktur, Tingkat pengetahuan pasien tentang TB, Kualitas penyedia layanan pelatihan kesehatan telah menerima, dan
3/12/12

SEKUNDER

Skrining tes, dan terapi pencegahan mencapai upaya pencegahan sekunder. Pelaksanaan terapi pencegahan (pengobatan dengan obat anti-TB) mengurangi risiko infeksi TB yang akan maju ke penyakit TBC. Penjelasan obat ini diberikan di akhir bagian ini. Umumnya, orang di bawah usia 35, dengan tidak ada faktor risiko yang diketahui untuk TB, dievaluasi untuk terapi pencegahan jika reaksi nya PPD 15 mm.
3/12/12 Anak di bawah usia enam bulan beresiko

3/12/12

3/12/12

3/12/12

3/12/12

You might also like