You are on page 1of 15

MACAM-MACAM PENGERTIAN, PERNYATAN, DAN PENYIMPULAN

OLEH KELOMPOK IX Renanta Amira Nisita Youda Haqdhia Hasrul Gian Mahendra Cristanti Karina Putri Alit Septian Widhiantara Tiwik Mairawati Anggi Ghaisani P.I. Muhammad Habib M.A. Diah Indra Cahyani (041014098) (041113349/81) (041113350/82) (041113351/83) (041113352/84) (041113353/85) (041113354/86) (041113355/87) (041113772/88)

BAB I PENDAHULUAN

I. PENGERTIAN, PROPOSISI DAN SILOGISME Pengertian adalah suatu gambar akal budi yang abstrak, yang batiniah, tentang inti sesuatu. Sedangkan Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kaliimat Tanya,kalimat perintah, kalimat harapan, dan kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi . Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral. Dan sillogisme adalah proses logis yang terdiri dari tiga bagian. Dua bagian pertama merupakan premis-premis atau pangkal tolak penalaran silogistik. Sedangkan bagian ketiga merupakan perumusan hubungan yang terdapat antara kedua bagian pertama melalui pertolongan term penengah (M). bagian ketiga ini disebut juga kesimpulan yang berupa pengetahuan baru (konsekuens). Proses menarik suatu kesimpulan dari premis-premis tersebut disebut penyimpulan. II. TUJUAN a. Bisa memahami arti, isi, dan luas pengertian beserta contohnya b. Bisa mengerti arti dari penggolongan dan definisi serta perbedaannya, disertai contohnya
c. Bisa membedakan macam-macam proposisi, pembalik, dan silogisme

beserta contohnya

BAB II PEMBAHASAN

I. ARTI, ISI DAN LUAS PENGERTIAN Sudah diketahui bahwa kegiatan akal budi yang pertama menangkap sesuatu sebagaimana adanya. Hal itu terjadi dengan mengertinya. Mengerti berarti menangkap inti sesuatu. Inti sesuatu itu dapat dibentuk oleh akal budi. Yang dibentuk itu adalah suatu gambaran yang ideal, atau suatu konsep tentang sesuatu. Karena itu pengertian adalah suatu gambar akal budi yang abstrak, yang batiniah, tentang inti sesuatu. Isi sering disebut konprehensi, sedangkan luas sering juga disebut ekstensi. Isi suatu pengertian hendaknya dicari dalam inti pengertian itu. Sedangkan luasnya hendaknya dicari dalam benda atau hal mana yang ditunjukkan dengan pengertian itu. Isi pengertian adalah semua unsur yang termuat dalam suatu pengertian. Unsur-unsur itu meliputi semua unsur pokok, unsur hakiki, serta semua unsur yang langsung dapat diturunkan dari unsur pokok itu. Unsur pokok, hakiki adalah unsur yang menunjukan inti sesuatu. Tetapi unsur-unsur itu tidak mencakup unsur-unsur yang tidak hakiki. Kita ambil pengertian Manusia , misalnya. Pengertian manusia itu mengandung unsur-unsur pokok, seperti berada , material , berbadan , hidup , dapat berbicara, mahluk sosial, dan sebagainya. Tetapi pengertian manusia itu tidak mengandung unsur-unsur seperti berkulit hitam,berkebangsaan Indonesia,berambut keriting, dan sebagainya. Luas pengertian adalah benda-benda (lingkungan realitas) yang dapat dinyatakan oleh pengertian yang tertentu. Penyelidikan yang teliti menunjukan bahwa 1) setiap pengertian mempunyai daerah lingkupnya sendiri. Pengertianpengertian itu mencakup semua barang atau benda yang bisa disebut dengan pengertian tersebut. Misalnya, pengertian kuda menunjukan hanya semua mahluk (hewan) yang tertentu yang dinyatakan oleh pengertian itu dan bukan mahluk

(hewan) lainnya. Selain itu 2) pengertian-pengertian itu juga tidak sama luasnya. Pengertian yang satu lebih luas (sempit) daripada pengertian lainnya. Misalnya, pengertian hewan lebih luas daripada pengertian kuda. Sedangkan pengertian kuda lebih sempit daripada hewan. Dengan ini dinyatakan bahwa pengertian kuda merupakan bawahan dari pengertian hewan. Orang membedakan 2 macam luas pengertian. Yang satu disebut luas yang mutlak , yang lainnya disebut luas yang fungsional. Luas yang mutlak adalah luas pengertian terlepas dari fungsinya dalam kalimat. Sedangkan luas yang fungsional adalah luas pengertian dilihat dari sudut fungsinya dalam kalimat atau luas pengertian dilihat dari sudut fungsinya sebagai subyek atau predikat dalam kalimat tertentu.

II. PEMBAGIAN(PENGGOLONGAN) DAN DEFINISI Pembagian(penggolongan) adalah suatu kegiatan akal budi yang tertentu. Dalam kegiatan itu akal budi menguraikan, membagi,menggolongkan, dan menyusun pengertian-pengertian dan barang-barang yang tertentu. Penguraian dan penyusunan itu diadakan menurut kesamaan dan perbedaan. Dalam proses pemikiran dan ilmu pengetahuan , pembagian (penggolongan) ini memegang peranan penting. Sebab, tidak mudah mengupas suatu masalah tanpa dapat menangkap bagian-bagiannya. Juga tidak mudah menghadapi suatu persoalantanpa menguraikan unsur-unsur yang menyusunnya. Demikian juga dalam setiap ilmu pengetahuan. Karena itu perlulah orang mengusai ketrampilan untuk menemukan pembagian(penggolongan) itu. Untuk membaca suatu buku dengan berhasil, misalnya, perlulah orang menemukan pembagian itu dan menyusun jalan pikiran yang terkandung di dalamnya dalam suatu bagan atau skema. Kalau tidak, hampir mustahillah ia mempelajari serta menguasainya secara berhasil dan memuaskan. Ada beberapa aturan yang perlu ditepati sehubungan dengan

pembagian(penggolongan), yaitu:

1. Pembagian(penggolongan) harus lengkap. Artinya, kalau kita membagibagikan suatu hal, maka bagian-bagian yang diperincikan harus mencakup semua bagiannya. Bagian- bagian itu tidak hanya mencakup beberapa bagiannya saja. Maka kalau bagian-bagian itu dijumlah, hasilnya tidak kurang dan tidak lebih dari kesatuan yang dibagi-bagikan tadi. 2. Pembagian(penggolongan) itu harus sungguh-sungguh memisahkan. Artinya, bagian satu tidak boleh memuat bagian yang lain. Tidak boleh terjadi adanya tumpang tindih antara bagian yang satu dengan bagian lainnya. Karena itu, sebaiknya antara bagian-bagian yang mau diperincikan itu terdapat suatu perlawanan . Dengan demikian kelompok yang satu dapat dibedakan dengan jelas dari kelompok yang lain. 3. Pembagian(penggolongan) itu harus menggunakan dasar, prinsip yang sama. Artinya, dalam suatu pembagian(penggolongan) yang sama tidak boleh digunakan dua tau lebih dari dua dasar, prinsip sekaligus. Menggunakan dua dasar atau lebih dalam satu pembagian(penggolongan) , hanyalah menunjukan tidak adanya sikap yang konsekuen dalam cara bekerja saja. 4. Pembagian(penggolongan) itu harus sesuai dengan tujuan yang mau dicapai. Ada beberapa kesulitan yang dapat timbul dari pembagian(penggolongan). Kesulitan-kesulitan itu dapat mengambil bentuk-bentuk yang berikut: 1. Apa yang benar untuk keseluruhan, juga benar untuk bagian-bagiannya. Tetapi apa yang benar untuk bagian-bagian belum pasti benar untuk kesuluruhannya. Demikian juga , apa yang dimungkiri tentang kesuluruhan juga dimungkiri tentang bagian-bagiannya. Dan apa yang dimungkiri tentan bagian-bagian, belum pasti juga dimungkiri tentang kesuluruhannya. Kesalahan sering terjadi karena tidak adanya pemahaman yang tepat mengenai hubungan antara bagian-bagian dan keseluruhannya.

2. Adanya keraguan-raguan tentang apa atau siapa yang sebenarnya masuk ke dalam kelompok yang tertentu. Hal ini terjadi karena tidak mudahnya membedakan golongan yang satu dari golongan yang lainnya dengan tegas. 3. Karena tidak berpikir panjang, orang cenderung mengambil jalan pintas. Jalan pintas itu sering kali berbetuk menggolongkan barang, benda, dan orang hanya atas dua golongan saja. Artinya, orang mengadakan penggolongan yang hitam putih saja. Penggolongan seperti ini sering kali melupakan bentuk-bentuk antara, bentuk-bentuk peralihan, yang terdapat di antara kedua ekstrem uang diajukan. Kata definisi berasal dari kata definitio (bahasa latin), yang berarti pembatasan. Atas dasar ini dapatlah dikatakan bahwa definisi mempunyai suatu tugas tertentu, yaitu menentukan batas suatu pengertian dengan tepat, jelas dan singkat.
III. MACAM-MACAM PROPOSISI, PEMBALIKAN, DAN PERLAWANAN

Proposisi Macam-macam proposisi : 1. Proposisi Universal Afirmatif Proposisi universal afirmatif ialah pernyataan bersifat umum yang mengiyakan adanya hubungan subjek dengan predikat, dirumuskan berikut ini : Semua S adalah P. Proposisi ini sama artinya dengan S yang non P itu tidak ada (kelas kosong). Proposisi ini disebut tipe A. Berdasarkan perbandingan luas term, dapat dibedakan atas dua macam: universal afirmatif ekuivalen dan universal afirmatif implikasi.

Proposisi universal afirmatif ekuivalen ialah pernyataan umum X mengiyakan yang antara subjek dan predikat merupakan suatu persamaan, yakni semua anggota subjek adalah anggota predikat dan semua anggota predikat adalah anggota subjek, contoh : Semua manusia yang hidup bernafas.

Proposisi universal afirmatif implikasi ialah pernyataan umum mengiyakan yang semua subjek merupakan bagian dari predikat, yakni semua anggota subjek menjadi himpunan bagian dari predikat, contoh : Setiap mahasiswa Universitas Gunadarma memiliki KTM.

2. Proposisi Universal Negatif Proposisi universal negatif ialah pernyataan bersifat umum yang mengingkari adanya hubungan subjek dengan predikat, dirumuskan: Semua S bukan P. Proposisi ini sama artinya: S yang P itu tidak ada (kelas kosong). Proposisi ini disebut tipe E. Proposisi universal negatif berdasarkan perbandingan luas term, hanya ada satu bentuk, yaitu berbentuk eksklusif sehingga lengkapnya disebut universal negatif eksklusif, yaitu pernyataan umum mengingkari yang berarti antara subjek dan predikat tidak ada hubungan, misalnya semua rakyat Indonesia tidak mengikuti ajaran komunis. 3. Proposisi Universal Partikular Afirmatif Proposisi partikular afirmatif ialah pernyataan bersifat khusus yang mengiyakan adanya hubungan subjek dengan predikat, dirumuskan: Sebagian S adalah P. Proposisi partikular afirmatif berdasarkan perbandingan luas term, dapat dibedakan atas dua macam: partikular afirmatif inklusif dan partikular afirmatif implikasi.

Proposisi partikular afirmatif inklusif ialah pernyataan khusus mengiyakan yang sebagian subjek merupakan bagian dari predikat, yakni ada anggota subjek yang menjadi bagian predikat dan ada anggota predikat yang menjadi bagian subjek, contoh : Sebagian rakyat Indonesia adalah keturunan asing.

Proposisi partikular afirmatif implikasi ialah pernyataan khusus mengiyakan yang sebagian dari subjek merupakan suatu predikat, yakni ada sebagian anggota subjek yang menjadi himpunan predikat, misal: Sebagian mahasiswa Universitas Gunadarma adalah warga Depok.

4. Proposisi Universal Partikular Negatif Proposisi partikular negatif ialah pernyataan bersifat khusus yang mengingkari adanya hubungan subjek dengan predikat, dirumuskan: Sebagian S bukan P .

Proposisi partikular negatif berdasarkan perbandingan luas term terdapat dibedakan atas dua macam: partikular negatif inklusif dan partikular negatif implikasi. Setelah mengetahui bagaimana hubungan subjek dan predikat dalam sebuah proposisi maka disini saya akan membahas bagaimana hubungan tersebut dalam topik penalaran.Dalam menentukan sebuah kalimat ada subjek saja dan atau predikat saja maka perlu sebuah penalaran dalam aturan proposisi. Berbicara masalah penalaran, penalaran dapat di istilahkan sebagai proses berfikir dengan cara mengumpukkan data dan fakta sebuah informasi dalam rangkat menarik kesimpulan. Sebuah kalimat tidak hanya memiliki sbeuah kaidah SPOK tetapi sebuah kalimat bisa saja tidak menggunakan kaidah tesebut dalam hal ini maka kita perlu sebuah penalaran dalam menentukan propisi sebuah kalimat. Pembalikan Pembalikan adalah pengungkapan kembali kebenaran yang terkandung dalam suatu proposisi dengan cara menukar tempatkan term subyek dengan term predikatnya, tanpa mengubah kualitas (bentuk) proposisi itu. Karena dalam suatu proposisi terjadi suatu hubuangan antar term-subyek dan term predikatnya, maka berdasarkan itu dapat pula disimpulkan mengenai hubungan antara term predikat dan term subyeknya. Agar kesimpulan dari pembalikan itu benar, luas term subyek dalam kesimpulan harus tetap sama dengan luas term predikat dalam proposisi asal (premis). Hal ini tidak begitu sulit apabila dalam proposisi premisnya luas term subyek dan luas term predikatnya sama: kedua-keduanya universal atau keduaduanya partikular. Ada dua macam pembalikan, yaitu: 1. Pembalikan sederhana yang meliputi pembalikan terhadap proposisi E dan I Proposisi E dibalik menjadi proposisi E karena luas term subyek dan term predikat sama-sama universal. Artinya proposisi E kalau dibalik tetap menjadi proposisi E. Contoh:

Premis: Semua mahasiswa bukan anak kecil (proposisi E) Kesimpulan: Semua anak kecil bukan mahasiswa (proposisi E) Pembalikan proposisi I pada proposisii I luas term subyek dan term predikat partikular. Dengan demikian proposisi I kalau dibalik tetap menjadi proposisi I. Misalnya: Premis: Beberapa mahasiswa berlatih karate (proposisi I) Kesimpulan: Beberapa yang berlatih karate adalah mahasiswa (proposisi I). 2. Pembalikan dengan pembatasan yang berlaku pada proposisi A. Luas term predikat proposisi A adalah partikular. Kalau dibalik secara sederhana begitu saja, maka term predikat yang semula partikular akan menjadi universal. Contoh: Premesi: Semua buku logika adalah buku penting (proposisi A: luas term buku penting adalah partikular). Kesimpulan: Semua buku penting adalah buku logika (proposisi A : luas term buku penting menjadi universal). Jelaslah bahwa kesimpulan di atas salah. Untuk mendapatkan pembalikan yang tepat terhadap proposisi A, haruslah dilakukan dengan membatasi luas term subyek dalam proposisi kesimpulan menjadi partikular. Itu berarti pembalikan terhadap contoh di atas seharusnya adalah: Kesimpulan: Sebagian buku penting adalah buku logika (proposisi I: luas term buku penting adlaah partikular).

Jadi, proposisi A hanya bisa dibalik menjadi proposisi I. itulah sebabnya mengapa pembalikan terhadap proposisi A ini bisa disebut juga pembalikan terbatas. Mengenai proposisi O, secara umum harus dikatakan bahwa proposisi O tidak dapat dibalik. Kalau dibalik, kita akan mendapatkan kesimpulan yang salah sebagaimana terlihat pada contoh berikut ini: Premis: Sebagian manusia bukan dokter (proposisi O). Kesimpulan: Sebagian dokter bukan manusia (proposisi O). Perlawanan Di antara keempat macam proposisi kategoris, yaitu A, E, I, dan O, yang mempunyai kelas subyek dan predikat yang sama, terdapat suatu relasi di antara mereka yang cukup mendapat perhatian para ahli logika. Relasi yang dimaksud ialah relasi antara dua proposisi yang mempunyai kelas subyek dan predikat yang sama, tetapi berbeda dalam kuantitas dan/atas kualitasnya. Relasi demikian disebut relasi perlawanan (oposisi). Berpijak pada rumusan tersebut, kita mengenal macam-macam perlawanan sebagai berikut:

perlawanan dalam hal kuantitas dan kualitas. Biasa disebut perlawanan kontradiktoris, yaitu perlawanan yang terjadi antara proposisi A-O dan antara proposisi E-I:

perlawanan dalam hal kualitas. Biasa disebut perlawanan kontraris (kebalikan) untuk perlawanan antara proposisi A-E dan sub-kontraris (kebalikan-bawahan) untuk perlawanan antara proposisi I-O.

perlawanan dalam hal kuantitas. Biasa disebut perlawanan subaltern (ketercakupan), yaitu perlawanan yang terjadi antara proposisi A-I dan antara proposisi E-O.

IV. SILOGISME : KATEGORIS DAN HIPOTESIS

Silogisme adalah proses logis yang terdiri dari tiga bagian. Dua bagian pertama merupakan premis-premis atau pangkal tolak penalaran silogistik. Sedangkan bagian ketiga merupakan perumusan hubungan yang terdapat antara kedua bagian pertama melalui pertolongan term penengah (M). bagian ketiga ini disebut juga kesimpulan yang berupa pengetahuan baru (konsekuens). Proses menarik suatu kesimpulan dari premis-premis tersebut disebut penyimpulan. Suatu premis adalah suatu pernyataan yang dirumuskan sedemikian rupa sehingga pernyataan tadi menegaskan atau menolak bahwa sesuatu itu benar atau tidak benar. Suatu premis dapat mengatakan suatu fakta, suatu generalisasi, atau sekedar suatu asumsi atau sesuatu yang spesifik. Pada pokoknya silogisme mempunyai dua bentuk asli, yaitu: silogisme kategoris dan silogisme hipotetis. a) Silogisme Kategoris Silogisme Kategoris adalah struktur suatu deduksi berupa berupa suatu proses logis yang terdiri dari tiga bagian yang masing-masing bagiannya berupa pernyataan kategoris (pernyataan tanpa syarat). Sebagai suatu bentuk logis yang sudah baku, silogisme kategoris bermakna sekali dalam percakapan sehari-hari, diskusi,buku dan pidat,jalan pikiran kita jarang dirumuskan dalam bentuk silogisme. Tetapi begitu masalah mengapa dipersoalkan, maka orang akan mencari alasan-alasannya. Disinilah bentuk silogisme kategoris dapat membantu menunjukkan jalan atau tahap-tahap penalarannya. Misalnya, apabila seseorang ditanya,mengapa korupsi itu haram? maka akan dicari alasannya, dan kemudian berkata karena korupsi adalah mencuri. Jika kemudian diberi bentuk logis, maka dapat diperoleh silogisme sebagai berikut: Mencuri itu haram. Korupsi adalah mencuri. Maka korupsi adalah haram.

b) Silogisme hipotesis Silogisme Hipotetis, yakni premisnya berupa penyataan bersyarat: P diakui atau dipungkiri tentang S tidak secara mutlak, melainkan bergantung pada syarat Ada 4 macam tips silogisme hipotetis,yaitu: 1) Silogisme hipotetis yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti: Jika hujan, saya naik becak Sekarang hujan Jadi saya naik becak 2) Silogisme hipotetis yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya: seperti: Bila hujan, bumi akan basah Sekarang bumi telah basah Jadi hujan telah turun 3) Silogisme hipotetis yang premis minornya mengingkari antecedent, seperti: Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul Politik pemerintah tidak dilaksanakan dengan paksa Jadi kegelisahan tidak akan timbul 4) Silogisme hipotetis yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya, seperti: Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah

Pihak penguasa tidak gelisah Jadi mahasiswa tidak ke jalanan

BAB III PENUTUP

Kesimpulan Pengertian adalah suatu gambar akal budi yang abstrak, yang batiniah, tentang inti sesuatu. Dua macam luas pengertian yaitu luas yang mutlak dan luas yang fungsional. Pembagian(penggolongan) adalah suatu kegiatan akal budi yang tertentu. Macam-macam proposisi adalah proposisi universal afirmatif, proposisi universal negatif, proposisi universal partikular afirmatif, dan proposisi universal partikular negatif. Pembalikan adalah pengungkapan kembali kebenaran yang terkandung dalam suatu proposisi. Perlawanan adalah relasi antara dua proposisi yang mempunyai kelas subyek dan predikat yang sama, tetapi berbeda dalam kuantitas dan/atas kualitasnya. Silogisme Kategoris adalah struktur suatu deduksi berupa berupa suatu proses logis terdiri dari tiga bagian berupa pernyataan kategoris (pernyataan tanpa syarat). Silogisme Hipotetis yakni premisnya berupa penyataan bersyarat: P diakui atau dipungkiri tentang S tidak secara mutlak, melainkan bergantung pada syarat

You might also like