You are on page 1of 12

MAKALAH KIMIA MINYAK BUMI

Disusun Oleh : 1. Dananto Ramadhan (x3/04) 2. Dewi Andriani (x3/06) 3. Hanif Yudha Adidana (x3/12) 4. I Nyoman Artha Ananda (x3/13) 5. Rusyda Dyah Utari Aditya (x3/28) 6. Yusuf Islam (x3/34)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Minyak bumi adalah salah satu sumber utama bahan bakar yang biasa digunakan. Minyak bumi tersebut menjadi asal mula dari sumber energi untuk memasak, kendaraan bermotor, bahan penggerak industri, dan lain-lainnya. Tak dapat dipungkiri, minyak bumi merupakan sumber hidrokarbon utama di alam yang mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Dikarenakan minyak bumi adalah sumber hidrokarbon utama, minyak bumi bisa banyak diolah menjadi berbagai sumber bahan bakar seperti gas-gas petroleum, bensin, bahkan bitumen atau yang biasa dikenal dengan sebutan aspal. Di SMA, dalam mata pelajaran kimia kelas x pada tahun ajaran 2010/2011, salah satu standar kompetensinya adalah memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul. Dalam standar kompetensi tersebut, terdapat kompetensi dasar mengenai proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta kegunaannya. Untuk itu, penting bagi siswa kelas x untuk mengetahui dan mempelajari hal-hal yang memuat mengenai kompentensi dasar tersebut.

B. Rumusan Masalah Hal-hal yang dipelajari dalam kompetensi dasar kali ini adalah : a. Bagaimana proses pembentukan minyak bumi? b. Apa sajakah komposisi minyak bumi tersebut? c. Bagaimana proses pengolahannya? d. Apa sajakah hasil dari pengolahannya(fraksi-fraksinya)?

C. Tujuan Penulisan Adapun makalah ini dibuat bertujuan untuk: a. Mengetahui bagaimana terbentuknya minyak bumi b. Mengetahui proses pengolahan minyak bumi menjadi sumber-sumber bahan bakar c. Mengetahui fraksi-fraksi minyak bumi

D. Manfaat Penulisan Makalah ini disusun agar dapat berfungsi sebagai bahan belajar untuk membimbing siswa-siswa lain untuk lebih memahami dan mengerti mengenai perihal minyak bumi. Sehingga dapat memahami kompetensi dasar tersebut dengan baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori pembentukan minyak bumi. Ada beberapa hipotesis mengenai bagaimana terbentuknya minyak bumi, beberapa diantaranya adalah : a. Minyak Bumi dari Zat Anorganik

Dinyatakan oleh Berthelot. Menurutnya,logam-logam alkali dalam bumi bereaksi dengan CO2 pada suhu tinggi membentuk gas asetilena (C2H2) yang kemudian membentuk
senyawa hidrokarbon yang lain. Hipotesis lain menurut Dmitri Ivaovick Mendeleev, besi karbida di dalam bumi bereaksi dengan air dan menghasilkan gas asetilena. Reaksi ini mirip dengan reaksi yang terjadi antara batu karbid dan air.

b.

Minyak Bumi dari Zat Organik Teori ini dinyatakan oleh P.G. Macquir, didasarkan pada sumber batubara yang juga berasal dari tumbuh tumbuhan. Adapun teori yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari hewan, kali pertama dikemukakan oleh J.P.Lesley. Kemudian ilmuwan lain bernama B. Haquet melakukan percobaan distilasi minyak bumi dari moluska. Percobaan lain dilakukan oleh H. Hofer dan C.Eugler. Mereka melakukan distilasi terhadap daging kerang dan ikan pada suhu 3000C 4000C dan tekanan 10 atm. Pada zat tersebut dihasilkan zat yang menyerupai minyak bumi. Teori ini didukung oleh hasil hasil penelitian di laboratorium, analisis pemikiran, dan sesuai dengan ilmu geologi sehingga teori yang menyatakan bahwa sumber minyak bumi berasal dari zat anorganik tidak dianut lagi. Berdasarkan teori pembentukannya, minyak bumi berasal dari hasil pelapukan organisme hidup yang berlangsung sangat lama (berjuta juta tahun). Pembentukan minyak bumi memerlukan lingkungan yang dapat memberi kadar zat organik tinggi dan memberi kesempatan pengawetan sehingga tidak terjadi oksidasi atau pembusukan. Daerah pantai yang memiliki muara sungai menghadap ke laut terbuka, memiliki kemungkinan lebih besar memproduksi zat organik . Selanjutnya, zat organik tersebut menyebar ke dalam batuan serpih lempeng yang halus, terakumulasi dan terkonsentrasi. Selanjutnya, zat tersebut bergerak masuk ke dalam batuan dan terperangkap di dalam batuan sedimen.

BAB III PEMBAHASAN


A. Proses Terbentuknya Minyak bumi Proses terbentuknya minyak bumi dapat dijelaskan berdasarkan 2 teori, yaitu : 1. Teori Organik Minyak bumi dan gas alam diduga berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun yang lalu. Dugaan tersebut didasarkan pada kesamaan unsur-unsur yang terdapat yang terdapat dalam bahan tersebut dengan unsur-unsur yang terdapat pada makhluk hidup. Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar laut, kemudian ditutup oleh lumpur yang lambat laun mengeras karena tekanan lapisan diatasnya sehingga berubah menjadi batuan. Sementara itu bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa organisme itu sehingga menjadi minyak bumi dan gas yang terperangkap di antara lapisan-lapisan kulit bumi 2. Teori Anorganik Teori Anorganik dikemukakan oleh Berthelok (1866) yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC2 (dan reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air menghasilkan asetilen yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi. CaCO3 + Alkali CaC2 + HO HC = CH Minyak bumi B. Komposisi Minyak Bumi Minyak bumi adalah suatu campuran kompleks yang sebagian besar terdiri atas hidrokarbon. Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi ialah: 1. Hidrokarbon Alifatik Jenuh Dikenal dengan alkana atau parafin Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak), sedangkan rantai bercabang lebih sedikit Senyawa penyusun diantaranya: a. Metana, CH4 b. Etana, CH3-CH3 c. propana, CH3-CH2-CH3 d. butana, CH3-(CH2)2-CH3 e. n-heptana, CH3-(CH2)5-CH3 f. iso oktana, CH3C(CH3)2-CH2-CH-(CH3)2 2. Hidrokarbon Alifatik Tak Jenuh Dikenal dengan alkena Keberadaannya hanya sedikit Senyawa penyusunnya: a. Etena, CH2 - CH2 b. Propena, CH2 CH - CH3 c. Butena, CH2 - CH - CH2 - CH3

3. Hidrokarbon aromatis Dikenal sebagai seri aromatik Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit Pada umumnya, hanya terdapat dalam minyak bumi yang memiliki jumlah atom C besar Senyawa penyusunannya: a. Naftalena b. Benzena c. Antrasena d. Toluena

Antrasena : polisiklik dari benzena Naftalena : disiklik dari benzena Toluena : Toluena, dikenal juga sebagai metilbenzena ataupun fenilmetana. Toluena adalah hidrokarbon aromatik digunakan secara luas dalam industri dan juga sebagai pelarut. 4. Hidrokarbon Alisiklik Dikenal dengan sikloalkana atau naftena Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana Senyawa penyusunnya : a. Siklopropana b. siklobutana c. siklopentana d. sikloheksana

5. Hidrokarbon Alifatik Rantai Bercabang Jumlah senyawa hidrokarbon ini tidak sebanyak senyawa hidrokarbon alifatik rantai lurus dan senyawa hidrokarbon bentuk siklik. Contoh senyawa yang ada adalah isoalkana atau isoparafin Tabel ini menyatakan komposisi senyawa hidrokarbon dalam beberapa komponen minyak bumi Komponen Minyak Bumi Gas Bensin Kerosin Solar Minyak Pelumas Residu % Volume Isoalkana 20 15 9 6 1

n-alkana 100 38 23 22 16 13

Sikloalkana 43 43 48 52 51

Aromatik 9 19 21 24 27

Residu 8

Bila dilihat dari unsur-unsurnya, unsur-unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi. Berdasarkan atas hasil analisa, diperoleh data sebagai berikut :
a. b. c. d. e.

Karbon : 83,0-87,0 % Hidrogen : 10,0-14,0 % Nitrogen : 0,1-2,0 % Oksigen : 0,05-1,5 % Sulfur : 0,05-6,0 %

C. Pengolahan Minyak Bumi Minyak mentah (Crude oil) yang peroleh dari pengeboran berupa cairan hitam kental yang pemanfaatannya harus diolah terlebih dahulu. Pengeboran minyak bumi di Indonesia, terdapat di pantai utara Jawa (Cepu, Wonokromo, Cirebon), Sumatra (Aceh, Riau), Kalimantan (Tarakan, Balikpapan) dan Irian (Papua). Secara umum, proses pengolahan minyak bumi digambarkan sebagai berikut :

1. Destilasi Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu 370C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi). Berikut adalah menara destilasi sederhana :

Dari proses destilasi fraksinasi inilah pada akhirnya akan terbentuk fraksi-fraksi atau hasil dari minyak bumi yang bisa kita gunakan sehari-hari.

2. Cracking Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin. Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada nheptana yang mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul hidrokarbon.

Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :

a. Cara panas (thermal cracking) Yang dimaksud ialah cracking dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang rendah. Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :

b. Cara katalis (catalytic cracking), Yang dimaksud ialah cracking dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui mekanisme perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam menambahkna proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion karbonium :

c. Hidrocracking Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam minyak diubah menjadi hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.

3. Reforming Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama, tetapi bentuk strukturnya berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan. Contoh reforming adalah sebagai berikut :
CH3 CH2 CH2 CH3 CH3 CH CH3 CH3
n-butana menjadi 2-metilpropana(isobutana)

Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini digunakan katalis molibdenum oksida dalam Al2O3 atau platina dalam lempung.Contoh reaksinya :

4. Alkilasi dan Polimerisasi Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Reaksi umumnya adalah sebagai berikut : M CnH2n Cm+nH2(m+n)

Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa isobutana menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.

5. Treating Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotorpengotornya. Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut :
a. Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. b. Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna. c. Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang rendah. d. Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak pelumas e. Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.

6.Blending Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya. Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat

aditif. Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara.

D. Fraksi-Fraksi / Hasil Pengolahan Minyak Bumi

Jumlah atom karbon dalam rantai hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bakar maka dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan sederhana sebagai berikut : 1. Gas Rentang rantai karbon : C1 sampai C5 Trayek didih : 0 sampai 50C Peruntukan : Gas tabung, BBG, umpan proses petrokomia. 2. Gasolin (Bensin) Rentang rantai karbon : C6 sampai C11

Trayek didih : 50 sampai 85C Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan proses petrokomia 3. Kerosin (Minyak Tanah) Rentang rantai karbon : C12 sampai C20 Trayek didih : 85 sampai 105C Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin jet, bahan bakar rumah tangga, bahan bakar industri, umpan proses petrokimia 4. Solar Rentang rantai karbon : C21 sampai C30 Trayek didih : 105 sampai 135C Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar industri 5. Minyak Berat Rentang rantai karbon dari C31 sampai C40 Trayek didih dari 130 sampai 300C Peruntukan : Minyak pelumas, lilin, umpan proses petrokimia 6. Residu Rentang rantai karbon diatas C40 Trayek didih diatas 300C Peruntukan : Bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas), aspal, bahan pelapis anti bocor.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Proses pembentukan minyak bumi ada dua. Yang pertama beradasarkan teori organik dari jasad renik dan sisa-sisa organisme berjuta tahun yang lalu. Yang kedua berdasarkan teori anorganik, yaitu berasal dari reaksi kalsium karbida, CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi. Minyak bumi mengalami berbagi proses pengolahan hingga akhirnya menjadi bahan bakar yang biasa digunakan sehari-hari. Proses tersebut diantaranya destilasi, cracking, reforming, alkilasi, polimerasi, dan treating. Pengolahan tersebut menghasilkan hasil yang berbeda-beda berdasarkan suhunya, dimulai dari yang titik didihnya terendah, yaitu gas, gasolin (bensin), kerosin (minyak tanah), solar, minyak berat, dan terakhir residu.

B. Saran Minyak bumi terbentuk dalam proses berjuta-juta tahun. Oleh karenanya, minyak bumi merupakan sumber daya yang terbatas. Jumlah minyak bumi di dunia tiap tahunnya tentu mengalami penyututan yang mungkin terbilang drastis. Tak dapat dipungkiri, hal itu terjadi akibat berkembangnya industri dan bertambahnya populasi manusia sehingga permintaan sumber daya pun meningkat. Untuk itu, perlu adanya kesadaran manusia untuk dapat menghemat dan menggunakan bahan bakar yang terbatas itu sebaik-baiknya.

DAFTAR PUSTAKA http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Riski%20Septiadevana%200606249_IE6.0/ halaman_10.html http://amboinas.wordpress.com/2009/06/05/makalah-tentang-minyak-bumi/ http://semaittek.wordpress.com/2008/08/06/proses-pengolahan-minyak-bumi/ http://curahanilmu.blogspot.com/2009/05/makalah-mengenai-minyak-bumi-dan-gas.html http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/proses-pembentukan-minyak-bumi/ http://ana90.multiply.com/journal/item/5 http://library.usu.ac.id/download/fmipa/kimia-fatimah2.pdf

You might also like