You are on page 1of 35

I. Pendahuluan.

Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagai macam menu masakan. PT. NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) membantu petani lele dengan paket produk dan teknologi. II. Pembenihan Lele. Adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele. III. Sistem Budidaya. Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu : 1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya. 2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk. 3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi). Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele.

IV. Tahap Proses Budidaya. A. Pembuatan Kolam. Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai : Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain. Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma.

Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina. Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 34 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.

B. Pemilihan Induk Induk jantan mempunyai tanda : - tulang kepala berbentuk pipih - warna lebih gelap - gerakannya lebih lincah - perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung - alat kelaminnya berbentuk runcing. Induk betina bertanda : - tulang kepala berbentuk cembung - warna badan lebih cerah - gerakan lamban - perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.

C. Persiapan Lahan. Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi : - Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit. - Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan. - Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan. - Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.

Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah : - Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya. - Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama

D. Pemijahan. Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.

E. Pemindahan. Cara pemindahan : - kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm. - siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di sarang. - samakan suhu pada kedua kolam - pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring. - pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.

F. Pendederan. Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 - 7 cm, 7 - 9 cm dan 9 - 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.

V. Manajemen Pakan. Pakan anakan lele berupa : - pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 - 4 hari.

- Pakan buatan untuk umur diatas 3 - 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya. - Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal. VI. Manajemen Air. Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik : - air harus bersih - berwarna hijau cerah - kecerahan/transparansi sedang (30 - 40 cm). Ukuran kualitas air secara kimia : - bebas senyawa beracun seperti amoniak - mempunyai suhu optimal (22 - 26 0C).

Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2. VI. Manajemen Kesehatan. Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.

BUDIDAYA IKA LELE DAN PATIN Dalam budidaya ikan lele ada dua cara media: Cara LELE/Patin dengan media 1. Siapkan tempat yang tidak terkena pencemaran 2. Bersikkan tempat atau media yang akan terpakai terpal,beton/tanah 3. Siapkan kompos/blotong yang akan digunakan dasaran dan campuri CF biarkan 2 hari, 4. Siapkan tempat yang sudah bersih kompos ditaruh di kolam budidaya 5. Berikan air yang tidak tercemar ke dalam kolam dan berikan CF setiap 1m2 di beri 1 tutup CF 6. Biarkan kolam minimal 1 minggu agar air kolam steril dahulu dan makanan plankton tumbuh dengan subur dan melimpah 7. Air bisa di beri enjeng gondok,atau mata lele untuk tambahan makanan ikan 8. SETELAH air kelihatanya steril dan banyak makanan plankton bibit siap di tebarkan 9. Setelah bibit masuk di usahakan jagan di beri makan minimal selama 2 hari agar ikan bisa adaptasi dengan lingkuganya 10. Campuri makananya pellet dengan CF ,dan beri makan secara teratur 2 kali sehari 11. Berikan air kolam setiap 1 minggu sekali di beri 1tutup/m2 budidaya LELE/Patin tanpa media 1. Siapkan media yang tidak terkena pencemaran,bersihkan terpal beton /tanah 2. Jika terpal baru, diredam 3 hari jika beton keringkan 3 hari dan di basuk dengan batang pisang,jika tanah bersihkan dr pengaruh pencemaran kalau bisa di kapur 3. Masukan air dalam kolam yang akan di gunakan budidaya 4. Berikan Biodycon DF dalam kolam setiap 1 m2 di beri tutup 1 DF 5. Biarkan air selama 1 minggu agar plankton dr air tumbuh dengan subur 6. Dan beri CF untuk setiap 1 m3 di beri 1 tutup CF 7. Dan biarkan airnya selama 1 minggu dan bisa di isi enceng gondok atau mata lele 8. Bibit lele dapat di tebarkan 9. Lele jangan di beri makan minimal 2 hari agar ikan hilang dr stressnya 10. Jika ikan dalam keadaan stress jagan beri makan 11. campuri makananya pellet dengan CF ,dan beri makan secara teratur 2 kali sehari 12. berikan air kolam setiap 1 minggu sekali di beri 1tutup CF/m2

Memilih usaha ternyata tidak harus dari sesuatu yang wah. Banyak peluang besar bisa Anda peroleh justru dari sesuatu yang tampak sepele misalnya pembesaran ikan lele. Ikan berkumis ini memang masih dipandang sebelah mata oleh pebisnis. Padahal, rezeki yang ia janjikan cukup besar. Gerai supermarket besar hingga warung tenda di pinggir jalan butuh pasokan lele dalam jumlah banyak secara rutin.

Mungkin kita tak pernah menggubris warung tenda yang menjajakan menu pecel lele yang berderet di sepenjang jalan. Padahal, kontinuitas kebutuhan lele di warung tenda umumnya lebih pasti bila dibanding dengan kebutuhan lele di supermarket. Warung-warung seperti itu banyak tersebar di setiap kota. Memulai bisnis lele tidak harus selalu diawali dengan hitungan yang jelimet serta bikin pusing. Anda bisa memulainya dengan sekedar bejalan-jalan santai, nongkrong sambil iseng mencicipi menu ikan lele. Dari kegiatan itu anda bisa memetakan pasar ikan lele. Jumlah kebutuhan ikan lelepun bisa Anda peroleh secara pasti.

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan:

1.

Dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar bibit tinggi,

2.

Cara budidaya mudah dikuasai oleh masyarakat,

3.

Pemasarannya mudah, dan

4.

Modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah (tergantung besar kecilnya biaya pakan),

5. Selain itu, ikan lele memiliki kandungan gizi paling tinggi dibandingkan dengan jenis ikan perairan darat lain.

Kelebihan Penggunaan Kolam Terpal Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan di pekarangan atau pun di halaman rumah. Lahan yang digunakan berupa lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan yang telah dimanfaatkan, tetapi kurang produktif. Keuntungan lain dari kolam terpal adalah: 1. Terhindar dari pemangsaan hama seperti ikan liar dan ular sawah.

2. Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk memudahkan pergantian air maupun panen dan dapat mempermudah penyesuaian ketinggian air sesuai dengan usia ikan. 3. 4. Dapat dijadikan peluang usaha skala kecil dan besar, Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih, dan seragam.

5.

Lahan yang digunakan tidak berubah karena bukan kolam galian atau kolam semen.

Cara Awal Pengisian Air dan Bibit 1. Langkah Pertama

Bagian dalam kolam terpal dicuci dengan kain menggunakan sabun untuk menghilangkan bau lem atau zat kimia yang dapat mematikan bibit ikan. Setelah itu bagian dalam terpal dibilas sampai bersih dan dikeringkan selama satu hari, barulah kolam diisi dengan air setinggi 20 cm. Air yang telah diisi dibiarkan selama seminggu dengan diberi daun talas, daun singkong, atau daun pepaya. Tujuannya agar air berwarna hijau. Fungsi air yang sudah dan tetap berwarna hijau adalah untuk mencegah bau yang dapat ditimbulkan oleh air kolam dan tidak perlu dilakukan penggantian air. 2. Langkah Kedua

Siapkan bibit lele dumbo sebanyak 1000 ekor ukuran 6 8 cm. Untuk ukuran kolam 2 m x 1 m x 1 m. Bibit yang baru dibeli (baru tiba) jangan langsung dimasukkan ke dalam kolam tetapi harus melalui tahap klimatisasi agar bibit lele dapat menyesuaikan diri dengan air di dalam kolam. Setelah lele berumur lebih dari 20 hari, lele perlu disortir dengan menggunakan bak sortir yang berukuran 9 -12 cm. Alasannya, lele yang lebih kecil akan sulit mendapatkan makanan karena kalah cepat dengan yang lebih besar. Oleh karena itu, sejak awal kita harus mempersiapkan 2 buah kolam ukuran 2 m x 1 m x 1 m. Ada alasan mengapa kita tidak membutuhkan kolam yang lebih besar. Pertama, untuk menghemat tempat. Kedua, untuk membatasi pergerakan ikan lele agar dapat tumbuh menjadi lebih besar, jika terlalu banyak bergerak maka lele akan kurus. Perawatan 1. Kualitas Air

Air kolam yang berkurang karena proses penguapan maka perlu ditambahkan air hingga tinggi air kembali pada posisi normal. Mula tinggi air 20 cm (bulan pertama), 30 cm (bulan kedua), dan 40 cm (bulan ketiga). Warna air yang terbaik bagi si penghuni kolam adalah berwarna hijau. Air yang berwarna hijau menandakan kualitas air yang baik bagi ikan lele. Ikan lele tidak menyukai air yang bening. 2. Pemberian Pakan

Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari yaitu pada waktu jam 7 pagi, jam 5 sore, dan jam 10 malam. Pemberian pakan tidak selalu harus 3 kali sehari, bisa juga 4 kali, tergantung dari kebutuhan ikan akan pakan. Untuk kegiatan pembesaran ikan pemberian pakan menggunakan pelet 781-1 sampai ikan panen (40 hari). Kebutuhan pakan yang digunakan kg per hari. Oleh karena itu, pakan yang dibutuhkan sampai panen sebanyak 30 kg. Pemberian pakan tidak boleh berlebihan. Usahakan tidak ada pakan yang tersisa karena sisa pelet yang tidak termakan akan mengendap di dasar kolam dan akan menimbulkan racun amoniak.

Penyebab Kematian Ikan dan Pencegahannya 1. Amoniak

Sisa-sisa pakan yang tidak termakan ikan juga dapat menyebabkan menumpuknya racun amoniak dan membuat kadar keasamannya meningkat. Akibat dari zat asam ini lele menjadi buas dan tumbuh suburnya penyakit-penyakit. Ciri-ciri air mengandung zat asam yaitu mayoritas ikan mengambang dengan posisi berdiri. Solusinya adalah hindari penggunaan pakan yang berlebihan dan air diberi daun-daunan agar berwarna hijau dan memberi probiotik agar sisa pakan/ kotoran ikan bisa terurai.

2.

Kedalaman Air

Kolam yang terlalu dangkal akibat penguapan akan membuat ikan menjadi kepanasan. Tentunya hal ini akan membuat ikan menjadi kelelahan dan mati. Solusinya adalah dengan menambah air yang telah surut kembali ke posisi yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu perlu ditambahkan tanaman air seperti kangkung air, daun keladi/ talas, dan eceng gondok. Fungsi tanaman air selain sebagai peneduh dapat pula menyerap racun-racun yang terkandung dalam air kolam. 3. Pengemasan Bibit yang Tidak Baik

Pengemasan di wadah bibit yang kurang nyaman membuat bibit mengalami stres yang diakibatkan oleh banyaknya guncangan, terlalu lama di dalam plastik, dan cuaca panas. Solusinya adalah membeli bibit dari tempat yang tidak terlalu jauh dari kolam dan tidak terkena sinar matahari. 4. Klimatisasi

Bibit ikan akan mati apabila tidak dilakukan penyesuaian suhu antara air yang ada di plastik pembungkus dengan air kolam. Sebelum dimasukkan ke dalam kolam, bibit ikan harus dikenalkan terlebih dahulu dengan air kolam. Caranya, plastik yang berisi bibit ikan direndam di air kolam selama - 2 jam. Kemudian plastik dibuka dan biarkan air kolam masuk perlahan-lahan ke dalam plastik sampai bibit ikan keluar dari plastik dengan sendirinya. Setelah itu, ikan baru bisa sepenuhnya masuk ke kolam. Lakukan hal ini pada pagi atau sore hari untuk menghindari suhu air yang lebih panas. 5. Tingkat Kejernihan Air

Pada dasarnya ikan lele tidak menyukai air jernih. Hal ini dapat dilihat dari sifat dan bentuk tubuhnya. Sifat ikan lele mencari makan pada malam hari menyebabkan ikan lele tidak membutuhkan penglihatan yang baik. Ini didukung pula dari bentuk tubuhnya yang memiliki kumis di sekitar mulutnya. Fungsi kumis ini berguna untuk meraba makanan. Selain itu, sistem pernapasan ikan lele menggunakan labirin yang artinya pernapasan ikan lele tidak bergantung pada oksigen yang terlarut di air. Jadi, pada kondisi minim oksigen pun ikan lele tetap dapat bertahan hidup misalnya air berlumpur. Air yang jernih dapat mematikan bibit ikan lele. Meskipun ikan lele tidak menyukai air jernih, kita tidak bisa memasukan sembarang air ke kolam. Bisa saja air yang kita masukan mengandung bakteri dan parasit yang dapat menimbulkan penyakit. Kiranya perlu kita memperkeruh air kolam yaitu dengan cara memberikan daun-daunan seperti yang telah disebutkan di atas agar air berwarna hijau. 6. Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit juga tidak bisa dianggap remeh karena kedua hal ini sangat mempengaruhi volume produksi. Hama biasanya berupa hewan yaitu linsang, burung pemakan ikan, kucing, dll. Sedangkan untuk penyakit berupa virus dan bakteri. Pencegahannya yaitu menggunakan semacam penghalang agar tidak ada hewan liar yang masuk ke kolam dan memakan bibit lele. Untuk penyakit dapat diberikan obat-obatan yang banyak tersedia di toko pertanian, tergantung pada jenis penyakitnya. Panen Setelah cukup umur maka ikan akan di panen. Panen dilakukan dengan disortir yaitu dengan memilih ikan yang sudah layak untuk dikonsumsi (dijual) biasanya ukuran 5 sampai 10 ekor per kg atau sesuai dengan keinginan pembeli, kemudian ukuran yang lebih kecil dipelihara kembali.

BIODYCON UNTUK PERIKANAN

Formulasi yang tetap dan lengkap,sangat membantu usaha budidaya perikanan,sehigga membuat usaha budidaya perikanan mudah,hemat dan berdaya saing tinggi. Anti stress Untuk pengiriman bibit ikan,benur,campurkan di air untuk pengepakan dengan dosis 1 tetes /10 liter air ( 5 ppm), maka akan membantu menetralisir ammonia (NH3) kadungan nutrisinya mampu menjaga bibit ikan ,benur tidak stress Budidaya kolam statis air tawar Aplikasi setip 1 minggu sekali dengan dosis 1 tutup / 1 m3 air kolam ata 0,0001 ppm,maka air kolam akan Sehat ,plankton tumbu subur bio siklus dinamis atau mata rantai makanan yang dinamis berlangsung di kolam sehingga kotoran ikan terurai menjadi volume terkecil,yang akan diserap oleh plankton ,di siang hari plangton (phytoplangton) aka berpotosintesa menghasilkan o2 sehingga air kaya akan o2 terlarut ,air kolam stabil dan sehat sehingga penggatianya air tidak terlalau penting, hanya pada saat air menyusut karena penguapan atau kolam bocor. Secara visual air kolam terlihat lebih jernih tidak keruh, particle organic tidak tersuspensi,tetapi menggupal di dasar kolam ,perilaku ikan lebih senang diam didalam kolam , pertumbuhan kolam lebih cepat dan tidak mudah kena penyakit. Pada freeding farm, sangat baik untuk pertumbuhan. kematanggan gonat dengan aplikasi di campur pada pakan ikan 1 tutup + 100 ml air kolam 1 kg pakan pellet, diadukan rata langsung dapat di berikan pada ikan tana perlu dikeringkaan, berikan 1 kali sehari sampai ikan siap di pijahkan. Cocok untuk : 1. Budidaya ikan lele,patin,khotok gabus dll 2. Budidaya ikan gurame,nila bawal dll 3. Budidaya ikan hias kolam outdoor 4. Budidaya ikan mas dll 5. Pemijaha ikan

DALAM SEMUA BERTERNAK IKAN DIBUTUHKAN: 1. Kualitas air yang bagus, karena anakan lkan yang dipelihara kebanyakan sakit karena kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit, baik berupa jamur, protozoa, bakteri, dll. Untuk menilai air dinilai

berkualitas baik biasanya air harus bersih, berwarna hijau cerah, kecerahan transparansi sedang (30-40cm), bebas senyawa beracun dan mempunyai suhu optimal. 2. Bibit yang baik, diperlukan adanya tahapan seleksi bibit pada setiap interval waktu tertentu, yaitu memisahkan bibit ikan menjadi beberapa golongan berdasarkan ukurannya. Pada dasarnya seleksi bibit perlu dilakukan agar tercapai tingkat keseragaman ukuran (sesuai umur ikan) sekaligus untuk mendapatkan bibit yang berkualitas, sehat, tidak cacat dan memiliki laju pertumbuhan yang baik. Alasan rasional lainnya adalah bahwa lele tergolong ikan yang bersifat kanibal sehingga jika tidak segera diseleksi dan dipisahkan ruang pemeliharaannya maka lele yang tumbuh lebih cepat (lebih besar) cenderung akan memangsa lele-lele lainnya yang berukuran lebih kecil. Disamping itu di sarankan untuk mendapatkan lele dari satu indukan. 3. Pakan yang cukup, jangan sampai terlambat memberi makan, karena kalau telat makan, lele yang besar akan memakan lele yang ukurannya lebih kecil. 4. Untuk menunjang diberikan probiotik untuk memelihara semuanya tetap berjalan baik. Banyak probiotik ditawarkan, saya menawarkan probiotik biodycon . karena sudah banyak yang membuktikan Biodycon banyak manfaatnya. Untuk meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan nafsu makan ikan, penyerapan pakan maksimal, nutrisi banyak terserap sehingga kotoran lebih sedikit dan tidak berbau, meningkatkan daya tahan tubuh, mengurangi mortalitas ikan, menjaga ikan dari penyakit dan stres. Untuk implementasinya di campur dengan pakan dengan dosis: 10ml/kg pakan diberikan seetiap memberi pakan ikan. Manfaat lain adalah untuk memperbaiki kualitas air kolam

BUDIDAYA IKA LELE DAN PATIN Dalam budidaya ikan lele ada dua cara media: Cara LELE/Patin dengan media 1. Siapkan tempat yang tidak terkena pencemaran 2. Bersikkan tempat atau media yang akan terpakai terpal,beton/tanah 3. Siapkan kompos/blotong yang akan digunakan dasaran dan campuri biodycon biarkan 2 hari, 4. Siapkan tempat yang sudah bersih kompos ditaruh di kolam budidaya 5. Berikan air yang tidak tercemar ke dalam kolam dan berikan biodycon setiap 1m2 di beri 1 tutup biodycon 6. Biarkan kolam minimal 1 minggu agar air kolam steril dahulu dan makanan plankton tumbuh dengan subur dan melimpah 7. Air bisa di beri enjeng gondok,atau mata lele untuk tambahan makanan ikan 8. SETELAH air kelihatanya steril dan banyak makanan plankton bibit siap di tebarkan 9. Setelah bibit masuk di usahakan jagan di beri makan minimal selama 2 hari agar ikan bisa adaptasi dengan lingkuganya 10. Campuri makananya pellet dengan biodycon ,dan beri makan secara teratur 2 kali sehari 11. Berikan air kolam setiap 1 minggu sekali di beri 1tutup/m2 budidaya LELE/Patin tanpa media 1. Siapkan media yang tidak terkena pencemaran,bersihkan terpal beton /tanah 2. Jika terpal baru, diredam 3 hari jika beton keringkan 3 hari dan di basuk dengan batang pisang,jika tanah bersihkan dr pengaruh pencemaran kalau bisa di kapur 3. Masukan air dalam kolam yang akan di gunakan budidaya 4. Berikan Biodycon dalam kolam setiap 1 m2 di beri 10 cc 5. Biarkan air selama 1 minggu agar plankton dr air tumbuh dengan subur 6. Dan beri biodycon untuk setiap 1 m3 di beri 10 cc 7. Dan biarkan airnya selama 1 minggu dan bisa di isi enceng gondok atau mata lele 8. Bibit lele dapat di tebarkan 9. Lele jangan di beri makan minimal 2 hari agar ikan hilang dr stressnya 10. Jika ikan dalam keadaan stress jagan beri makan 11. campuri makananya pellet dengan biodycon ,dan beri makan secara teratur 2 kali sehari 12. berikan air kolam setiap 1 minggu sekali di beri 1tutup biodycon/m2

Budidaya Ikan Gurami Nutrisi Biodycon Budidaya ikan gurami biasa dibuat 2 atau 3 tahap sbb: 1. Tahap pembesaran 1 Dari telur baru menetas sampai ukuran sebesar kuku ibu jari orang dewasa,lama pemeliharaan biasanya 30 hari,pada tahap ini pola budidaya sebagain berikut: Persiapan kolam beton: isi air kolam minimal 50 cm , 1tutup biodycon /m3 air kolam ,beri pupuk kompos dari kotoran ayam/puyuh 5 kg masukan ke dalam karung bekas terigu,masukan ke dalam kolam diamkan minimal 7 hari agar kutu air (daphnia) tumbuh subur untuk makanan kecil ,masukan ikan yang baru umur 3 hari yang baru menetas,usahakan kolam dinaungi agar kolam sedikit teduh,berikan 1 tutup CF sebanyak 1 tutup /m3 setiap minggu ,sampai ikan siap panen ukuran silet atau 3 jari tangan orang dewasa . 2. Tahap pembesaran 2 Dari ukuran nyilet sampai ukuran bungkus rokok atau sebesar tangan orang dewasa , persiapan kolam tanah/beton biasakan pH tanah dan beton diukur ,lalu berikan kapur bila ph kurang dari ph kurang dari ph 6 ,lalau tabur pupuk kompos campuran biodycon sebanyak 1 kg 10 m2,lalu isi air sampai penuh minimal 70 cm.dan berikan 1 tutup biodycon / m3 dlm air,diamkan 1 minggu lalau bibit ikan siap di tebar,lakukan pemberian pakan pellet 2 kali 3% dari biomasa ikan,lalu pemberian pakan hijauan seperti daun cente selalu diberikan sebagai makanan tambahan ,aplikasi Biodycon sebanyak 1 tutup /m3 setiap 1 minggu sekali sampai panen seukuran bungkus rokok 3. Tahap pembesaran 3 Adalah pembesaran sampai ukuran konsumsi biasanya tergantung konsumen dari ukuran 500 gr s/d ukuran 1 kg . Pola budidaya pada persiapan kolam seperti pada pola terhadap tahap 2,pemberian pakan juga sama ,penganttian air bila menyusut akibat penguapan atau kolam bocor ,setiap habis hujan berikan 10 ppm agar Ph air stabil,dan ikan terhindar dari hama penyakit . pemberian 1 tutup /m3 setiap 1 minggu sekali , ditambah BIodycon 20 ml + 100 ml air kolam + 1 kg pakan pellet = diaduk rata ,lalu di berikan setiap kali pemberian pakan,pola ini akan membantubproses metabolisme ikan,sehingga pakan terserap optimal,pertumbuhan ikan cepat limbah tidak mencemari kolam,sehingga lingkugan peraiaran kolam sehat. Efesian pakan bisa 10 %,waktu panen bias lebih cepat 10%, kualitas daging ikan lebih padat dan bau lumpur tidak ada,rasanya enak gurih serta tahan simpan.

BUDIDAYA IKAN HIAS KOLAM OUTDOOR

Pada budidaya ikan hias ,pakan alami sangat di butuhka untuk itu persiapkan kolam sangat penting artinya. Agar budidaya menjadi usaha yang kopententif tanpa megensampingkan kulitas . Persiapkan setelah kolam bak fiber/beton di bersihkan Isi air kolam menurut kondisi tempat Siapkan kompos ayam petelur/burung puyuh 5 kg untuk 1 m3 air kolam dan di semprot biodycon ,bungkus kompos tadi dengan karung terigu lalu rendam di kolam Beri Biodycon kedalam kolam setiap 1m3 di beri 10 cc Setelah 1 minggu bibit tebar dalam kolam Setelah itu beri biodycon setiap 1 minggu sekali

BUDIDAYA IKAN MAS ATAU NILA

Persiapkan kolam dilakukan 2 minggu sebelum bibit ikan di tebar usahakan kedalaman kolam 100 cm dan ikan nila itu lebih suka air yang jernih tetapi mengadung bayak lumut.dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Ukur ph tanah lalu tebar kapur sesuai dengan kebutuhan ,ph yang di inginkan ph 6 ph 7 2. Lalu tebar pupuk kompos dengan dosis 100 gr /m2 3. Isikan air pada kolam 4. Berikan Biodycon pada kolam setiap 1m2 dengan dosis 10 cc 5. Biarkan Air Selama 2 Minggu agar pakan alami tumbuh melimpah 6. Setalah 2 minggu bibit ikan dapat ditebar 7. Pengulanggan /perawatan setiap 1 minggu 1 tutup Biodycon per m3 air kolam

Keunggulan ikan mas dan nila dengaN pola seperti ini : Citarasa daging ikan lebih enak dan gurih,walaupun di goreng tanpa bumbu sekalipun Kualitas daging ikan padat dan tidak berbau amis Daya tahan ikan setelah panen tetap segar dan tahan lama Ikan organic ,harga jual akan lebih tinggi

BUDIDAYA IKAN GABUS/KUTOK

1 Siapkan media yang tidak terkena pencemaran,bersihkan terpal beton /tanah 2 jika terpal baru, diredam 3 hari jika beton keringkan 3 hari dan di basuk dengan batang pisang,jika tanah bersihkan dr pengaruh pencemaran 3 Campur blotong dengan tanah liat degan perbandingan 1 : 1 , maasukan ke dalam kolam yang telah di persiapkan 4 Berikan Biodycon dengan dosis 1 tutup / m2 masukan air dalam kolam yang akan di gunakan budidaya biarkan air selama 1 minggu agar plankton dr air tumbuh dengan subur 5 Bibit Gabus/kutok dapat di tebarkan 6 Jangan di beri makan minimal 2 hari agar ikan hilang dr stressnya 7 Jika ikan dalam keadaan stress jagan beri makan 8 campuri makananya pellet dengan ,dan beri makan secara teratur 2 kali sehari

CARA BUDIDAYA IKAN BAWAL TAWAR

Budidaya Ikan Bawal dapat dilakukan di kolam tanah maupun dikolam permanen ,baik secara monokultural maupun polikutural. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah lokasi sebelum digunakan untuk membudidayakan ikan bawal tawar adalah : 1. Tanah berstekur liat lempung,tidak porous,subur serta mempunyai sudut kemiringan sebesar 35% 2. Lokasi Pemeliharaan berada pada ketingian 50-400 m dpl 3. Kualitas air harus baik,dalam artinya bebas dr pencemaran bahan-bahan kimia, minyak maupun limbah pabrik,memiliki kadar ph 7-8 dan bersuhu 20-280 c 4. Dasar kolam berlumpur ,tidak terlalau keruh 5. Kedalaman kolam berkisar diantara 80-100 cm 6. Sumber air mempunyai debit 3 liter/detik ntuk system pemeliharaan tradisional serta 6-12 liter/ detik untuk system pemelharaan polikutural

TEKNIK BUDAYA 1. Persiapan kolam yang tak tercemar 2. Pengapuran tanah dasar kolam dengan menggunaan kapur tohor atau dolomit, dengan dosis 25 kg/100m2 3. Pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang dengan dosis 25-50 kg / 100 m2 dan Biodycon setiap 1 m2 /10 cc 4. Kolam di isi dengan air setinggi 3 cm lalu di diamkan elama 3 hari

5. Penambahan air dilakukan sedikit demi sedikit hingga pada akhirnya ketinggian air kolam maksimal 80-120 dan di beri Biodycon 6. Jika warna air sudah hijau terang baru benih ikan ditebar (biasaya 7 10 hari setelah pemupukan 7. Ikan bawal bisa di beri makanan berupa daun daunan maupun berupa pellet,pakan di berikan 3-5 % berat badan dan di campuri biodycon 8. Berikan biodycon setiap 1 minggu sekali 1 m2/10 cc

APLIKASI PADA TAMBAK UDANG WINDU TRADISIONAL Persiapan kolam 2 miggu sebelum benur ditebar. pH tanah penting diukur disarankan ph 6-7 adalah ph yang ideal ,lakukan penebaran kapur bila ph terlalau rendah. 1. ukur ph tanah lalu tebar kapur sesuai anjuran kebutuhan, ph yang di inginkan ph 6- ph 7 2. lalu tebar pupuk kompos dengan dosis 100gr/m2 bila pupuk kandang kebutuhan 2000 kg/ha 3. isi air kolam 4. tebar Biodycon ke tambak 5. diamkan selama 2 minggu,agar pakan alami tumbuh melimpah 6. apabila pada saat akan menebar benur banyak hewan pesaing udang,lakukanlah penaggulangan dengan samponen 7. setelah penebaran samponen bagkai ikan liar tidak perlu dibunag lakukan penebaran /3 botol 1 aplikasi / ha,lalu benur dapat di tebar padat tebar 30.000 ekor/ha 8. penggulangan /perawatan setiap 2 minggu sekali Biodycon 9. setiap sehabis hujan lebat lakuakan penebarabn kapur dengan dosis 1 ppm atau 10 kg/ha agar ph air stabil 10. pengantian air tambak tidak di sarankan, biola ada sumber air tawar air boleh dilakukan 11. panen dilakukan saat udang sudah mencapi ukuran ekonomis atau maksimum 4 bulan budidayanya yang perlu diperhatikan sat budidaya adalah kualitas air, dimana penurunan kualitas air biasanya di sebabkan beberapa factor , seperti : pembususkan sisa limbah organic pembusukan klekap pembususkan sisa kulit udang hasil dari moulting ( ganti kulit ) air terlalu dangkal ,sehingga air terlalu tinggi di siang hari dan terlalu dingin di malam hari ,menyebabkan udang stress

Aplikasi ikan pada kolam air tawar dilahan gambut atau tanah Persiapan lahan 1. persiapkan lahan tanah yang sudah di gali dan bersihkan tanah dr pencemaran 2. keringkan tanah selama 3 hari dan tebarkan kompos/ blotong yang sudah di campur dengan Biodycon 3. berikan dolomit/kapur untuk menetralisiskan ph air nanti berikan 10 kg/1 ha

4. isi air sesuai iakn yang igin di budidaya 5. berika Biodycon setiap 1 m2/1 tutup 6. biarkan air di kolam selama 1 minggu agar plankton tumbuh subur 7. ikan siap di tebarkan dan di beri Biodycon setiap 1 m2 /1 tutup 8. ikan jagan di beri makan selama 2 hari 9. dan ulangi pemberian Biodycon 1 minggu sekasli pada air kolam

pembuatan pakan lele oraganik 1. siapkan blotong sapi 10 kg, yang sudah agak kering 2. dan siapkan dedak (bekatul) 1 kg 3. siapakan air bersih yang di campuri Biodycon 1 liter air 2 tutup Biodycon 4. Campur rata dedak dan blotong langsung beri air campuran pribiotik sampai rata 5. masukan dalam karung dan tali ujung karung 6. biarkan selama 1 minggu , dan pakan siap di buka 7. biarkan selama 1 jam pakan siap di berikan pada ikan

Air berkualitas , warna hijau dan bebas bau di Randi Farm

Konsep Green Water System yang telah kami terapkan di lahan kami menghasilkan air yang berkualitas untuk ikan. Air berwarna hijau, tidak berbau dan ikan lele hidup sehat dan lincah. Mungkin inilah salah satu parameter air yang sehat untuk ikan. Sesuai dengan habitat hidupnya. Konsep ini memerlukan perlakuan yang khusus dan proses waktu agar terciptanya air seperti ini.

Bebas penyakit ikan dengan Air berkualitas

Penyakit menjadi momok yang menakutkan bagi para peternak ikan lele. Biasanya terjadi pada petani lele pemula. Ikan lele banyak yang mati, setiap hari kematian semakin tinggi, kecepatan kematian juga tinggi. Permasalah yang timbul seperti perut besar pada ikan., Bercak putih pada kulit, mulut putih, badan putih dan sekelumit penyakit ikan lele yang lain. Momok yang paling menakutkan adalah suhu dingin pada musim panca roba dimana tingkat kematian bisa mencapai 8090%. Suhu dingin menyebabkan tumbuhnya jamur yang cepat pada ikan dan sifatnya menyebar.

"AIR" itulah yang sering tidak diperhatikan oleh sebagian besar pembudidaya. Seolah hanya ingin ikan lele cepat tumbuh besar, cepat bisa dipanen akhirnya memasukkan semua makanan entah limbah atau apapun yang justru akan merusak kualitas air. Bahan-bahan seperti kotoran kambing, sapi, sisa-sisa makanan, atau limbah lain yang sebetulnya perlu difermentasi. Termasuk pemberian pakan pabrikan yang jika diberikan berlebihan akan meracuni kolam karena tingkat amoniak yang tinggi. Parameter yang paling mudah kita ketahui adalah "JIKA AIR KOLAM BERBAU MENYENGAT, TANDANYA ADA BAHAN YANG BELUM TERDEKOMPOSISI" dan itu yang bisa merusak kualitas air. Alhasil harus sering dikuras habis, sering diganti air, mungkin bagi kita untuk kebaikan ikan. Tapi bagi ikan itu justru membuat stress. Pergantian air yang sering justru membuat ikan harus beradaptasi lagi. Dan akan berimbas dengan pertumbuhan ikan lele.

Ada banyak cara untuk menjaga air agar tetap berkualitas salah satunya membuat air berwarna hijau di awal. namun sayangnya hanya bersifat sementara. Biasanya hanya terjadi di awal-awal saja namun semakin berjalan untuk mempertahankan air yang berkualitas akan semakin rendah. Mengapa hal ini bisa terjadi ??? Begini, Mikroorganisme dan probiotik yang berfungsi menjaga kualitas air yang biasa kita berikan ke kolam memang akan berkembang namun perkembangannya akan kalah akibat dimakan ikan melalui mekanisme membuka dan menutupnya mulut ikan selain itu life cycle pada mikroorganisme dimana ada yang mati dan hidup. Apalagi ditunjang dengan kepadatan tebar. Sehingga banyak produk2 probiotik yang mengharuskan pemberian perlakuan kolam secara berkala untuk menjaga keberadaan probiotik di kolam. Karena jika tidak fungsi probiotik akan berkurang dan kualitas air akan menurun. Mungkin kesannya kita harus menambah biaya operasional untuk membeli produk probiotik secara berkala. Namun kami sendiri menggunakan cara yang jauh lebih ekonomis yaitu kolam kultur dan kolam pengkayaan nutrisi yang sudah kami postingkan di Kolam kultur dan kolam pengkayaan. Sistem ini menjaga ketersediaan mikroba, pakan alami dan probiotik yang berfungsi menjaga kualitas air. Pemberian air dari kolam pengkayaan yang nantinya akan masuk ke kolam budidaya ikan, akan menjaga ketersediaan agen-agen penyeimbang dan penjaga kualitas air di kolam budidaya ikan.

Pembenihan Lele Sangkuriang

Segmen pembenihan lele sangkuriang adalah usaha ternak lele sangkuriang yang berorientasi pada pengadaan benih lele sangkuriang, dalam hal ini para peternak melakukan kegiatan perawatan induk, pemijahan, penetasan dan pemeliharaan benih lele yang baru menetas hingga benih mencapai ukuran yang biasa digunakan untuk segmen pembesaran yaitu 5/6 cm atau 7/8 cm.

Kebutuhan kolam pembenihan lele sangkuriang memerlukan lahan yang cukup luas, disarankan untuk menggunakan kolam terpal, selain lebih mudah dan hemat, penggunaan kolam terpal juga bisa meminimalisasi hama yang biasanya banyak terdapat pada kolam tanah, kolam terdiri dari :

~ Kolam perawatan induk yang berukuran + 5 m x 3 m dengan ketinggian sekitar 1,5 meter.

~ Kolam pemijahan ukurannya + 4 m x 2 m dengan ketinggian sekitar 1 meter.

~ Kolam penetasan dan pemeliharaan benih ukurannya + 6 m x 3 m dengan ketinggian sekitar 50 cm sebanyak 10 kolam.

Kolam indukan untuk pembenihan lele sangkuriang dengan ukuran seperti diatas biasanya bisa menampung hingga tiga paket indukan, satu paket indukan biasanya berisi 15 atau 16 ekor, terdiri dari 5 atau 6 ekor jantan dan 10 ekor betina. indukan atau bibit lele sangkuriang sebaiknya dibeli dari tempat-tempat yang jelas dan terpercaya sebagai tempat budidaya lele sangkuriang.

Sebelum membeli indukan lele sangkuriang langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan kolam perawatan induk, dengan ukuran kolam seperti diatas pengisian air kolam kurang lebih 120 cm. Lakukan pengomposan agar kualitas air kolam menjadi baik dan memenuhi standart sehingga indukan-indukan lele dapat hidup dengan sehat dan memiliki kondisi yang baik untuk melakukan proses pemijahan. Pengomposan yang baik biasanya akan menjadikan air berwarna hijau pekat karena mengandung mikroorganisme dan zat-zat yang baik untuk ikan, lama proses pengomposan kurang lebih 10 hari, setelah itu baru indukan lele sangkuriang bisa dimasukan ke dalam kolam. Dalam metode pembenihan lele sangkuriang, indukan lele jantan dan betina tidak dipisahkan, semua indukan lele dimasukan dalam satu kolam, berdasarkan pengalaman di lapangan, dikarenakan warna air kolam yang tidak jernih (Berwarna Hijau Pekat) maka biasanya indukan lele tidak akan melakukan pemijahan liar.

Perawatan indukan merupakan faktor yang penting dalam usaha pembenihan lele sangkuriang, indukan lele sangkuriang sebaiknya diberikan pakan pelet hanya satu kali sehari, sangat dianjurkan

memberikan pakan pada jam 20.00 malam hari, namun harus dipastikan bahwa semua indukan lele dapat makan dengan kenyang. Berikan pakan yang berprotein tinggi agar kualitas telur semakin baik, jika ingin memberikan pakan tambahan (contoh : ayam tiren yang direbus) cukup satu minggu sekali, jika terlalu sering dikhawatirkan akan membuat indukan kelebihan lemak sehingga mengganggu produktifitas telur.

Langkah selanjutnya adalah membuat kakaban dan menyiapkan kolam pemijahan, dalam pembenihan lele sangkuriang setiap kakaban yang digunakan berukuran panjang 1,5 m dan lebar 40 cm, buat 18 kakaban menggunakan ijuk dan bambu sebagai penjepit. Setelah itu isi kolam pemijahan dengan air bersih setinggi 25 cm s/d 30 cm, Masukan 18 kakaban yang sudah disiapkan ke dalam kolam pemijahan, pastikan kakaban dalam kondisi bersih, usahakan dasar kolam tertutup rapat dengan kakaban, jika kakaban mengapung, gunakan batu kali yang tidak tajam agar tidak melukai indukan, batu kali digunakan untuk menahan kakaban agar tenggelam, pastikan batu yang digunakan sebagai penahan tenggelam 10 cm dibawah permukaan air.

Para pelaku usaha pembenihan lele sangkuriang harus memahami dalam hal memilih induk yang sehat dan telah siap untuk memijah, indukan jantan yang siap memijah biasanya alat kelaminnya terlihat memanjang dan berwarna kemerahan, jika diusap pada bagian sirip atas, dari depan ke arah ekor, maka sirip atas akan berdiri, ini menandakan indukan jantan sedang birahi. Indukan betina yang siap memijah memiliki ciri perut yang besar dan lembek, alat kelamin tampak bulat dan membesar berwarna kemerahan. Perbandingan yang ideal untuk satu kali pemijahan adalah 3 ekor induk jantan dan 4 ekor induk betina, masukan indukan yang telah dipilih ke dalam kolam pemijahan yang telah disiapkan. Pemijahan yang baik biasanya dilakukan pada sore hari, proses pemindahan indukan dari kolam indukan ke kolam pemijahan dilakukan per-ekor dan harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai melukai indukan atau membuat indukan menjadi stress. Indukan lele sangkuriang biasanya memijah pada malam hari, sehingga keesokan pagi biasanya telur lele sangkuriang yang sudah dibuahi akan terlihat memenuhi kakaban.

Langkah selanjutnya adalah memindahkan kakaban ke dalam kolam penetasan. Proses ini dilakukan pada sore hari, pindahkan kakaban yang telah berisi telur ke dalam kolam penetasan yang telah disiapkan satu hari sebelum proses pemindahan kakaban, dari 10 kolam penetasan gunakan 6 kolam, masing-masing diisi 3 kakaban/kolam (18 kakaban). Kolam penetasan dibersihkan dan diisi dengan air bersih setinggi 20 cm untuk daerah yang bersuhu panas dan 15 cm untuk daerah yang lebih dingin, berikan larutan atau cairan yang dapat meningkatkan kualitas air dan menjaga kestabilan PH air pada setiap kolam penetasan agar kualitas air menjadi baik dan memenuhi persyaratan untuk proses pembenihan lele sangkuriang, untuk mengetahui kualitas air sebaiknya menggunakan alat pengukur PH air. Pada 4 kolam penetasan yang masih tersisa lakukan pengomposan pada 3 kolam, agar nanti bisa digunakan untuk tempat benih lele pada saat proses penyortiran. 1 kolam yang tersisa tidak perlu dikompos, gunanya untuk mengumpulkan seluruh kakaban yang akan diangkat pada hari ke 13. Setelah semua kakaban dari kolam pemijahan telah dipindahkan ke dalam kolam penetasan, maka semua indukan yang telah memijah harus dikembalikan ke dalam kolam indukan sore itu juga, pindahkan indukan dengan hati-hati, biasanya indukan lele akan beristirahat dan akan kembali bereproduksi setelah satu bulan jika dirawat dengan baik dan benar.

Keesokan paginya biasanya telur-telur lele sangkuriang mulai menetas, benih-benih lele yang baru menetas tidak memerlukan makanan sampai pada hari ke empat, karena mereka masih memiliki cadangan makanan yang dibawa dari lahir, pada hari ke empat barulah benih-benih lele tersebut

diberikan pakan alami berupa cacing sutera yang masih hidup. letakkan tumpukan cacing sutera yang dibagi menjadi 9 tumpukan kecil-kecil di dasar kolam pada sudut yang berbeda-beda agar seluruh benih rata mendapatkan makanan, pengontrolan cacing sutera sangat penting dan harus diperhatikan oleh para pembudidaya pembenihan lele sangkuriang, jika habis tambahkan, begitu seterusnya sampai benih berumur 13 hari.

Pada saat benih lele sangkuriang berumur 13 hari, seluruh kakaban dari kolam penetasan boleh dipindahkan kedalam kolam yang sudah tersedia. Lakukan pemindahan kakaban dengan sangat hatihati, sebaiknya kakaban dicelup-celupkan dulu dengan perlahan agar benih lele yang menempel terlepas. Setelah berumur 13 hari pemberian cacing sutera dihentikan lalu diganti dengan pelet tepung (Pakan udang). Pemberian pelet tepung dilakukan sedikit-sedikit agar benih terbiasa, berikan 6 kali setiap hari, pemberian pelet tepung dihentikan jika sudah menghabiskan 5 kantong. Setelah itu pakan diganti dengan pelet yang ukurannya lebih besar (sesuaikan dengan ukuran ikan), cara pemberian pakan dan banyaknya sama, yaitu sampai menghabiskan 5 kantong, setelah benih berumur 20 hari para pembenih lele sangkuriang biasanya melakukan penyortiran.

Proses penyortiran pada usaha pembenihan lele sangkuriang menggunakan 3 jenis baskom sortir, baskom untuk ukuran benih 2/3 cm, baskom untuk ukuran benih 3/4 cm & baskom untuk ukuran benih 5/6 cm, pada penyortiran tahap pertama ini biasanya akan ditemukan 4 jenis ukuran :

~ Ukuran pertama adalah yang paling kecil, ukuran ini adalah benih yang lolos dari baskom 2/3 cm, masukan kembali benih lele ukuran paling kecil ini ke kolamnya semula dan berikan lagi pakan pelet tepung.

~ Ukuran yang kedua adalah ukuran 2/3 cm, masukan benih ukuran 2/3 cm ini kedalam salah satu dari 3 kolam yang sudah tersedia yaitu, kolam yang sudah dikompos sebelumnya. Untuk benih ukuran ini pelet yang diberikan disesuaikan dengan ukuran ikan , sesekali boleh juga diselingi dengan pelet tepung.

~ Ukuran yang ketiga adalah ukuran 3/4 cm, masukan benih ukuran 3/4 cm ini kedalam salah satu dari 2 kolam yang tersisa. jenis pelet yang diberikan bisa disesuaikan dengan ukuran benih lele.

~ Ukuran benih yang keempat adalah ukuran 4/6 cm atau lebih, namun biasanya jumlahnya belum banyak, masukan benih ukuran ini kedalam kolam terakhir. Benih ukuran ini sudah boleh diberikan pakan pelet yang lebih besar. Benih-benih lele yang sudah ditempatkan dalam kolam yang sesuai dengan ukurannya harus dirawat dengan baik, perhatikan kualitas air dan hama-hama pengganggu yang mungkin saja muncul dan dapat mengganggu kelangsungan hidup benih-benih lele tersebut, berikan pakan sesuai aturan yang telah ditentukan.

Satu minggu kemudian atau setelah benih lele berumur 27 hari, lakukan penyortiran tahap dua, pada penyortiran yang kedua ini biasanya benih lele dengan ukuran 5/6 cm sudah mulai banyak, para pengusaha pembenihan lele sangkuriang sudah bisa menjual benih lele tersebut kepada para peternak lele yang bergerak pada segmen pembesaran, namun jika masih ingin membesarkan benih sampai ukuran yang lebih besar lagi, lakukan tahap-tahap seperti sebelumnya.

Ternak lele sangkuriang merupakan solusi bagi anda yang sudah pernah atau sedang beternak jenis lele dumbo. Lele sangkuriang ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan lele dumbo diantaranya masa panen yang lebih pendek yaitu sekitar 40 hari, tahan terhadap penyakit dan warna kulit lebih terang sehingga lebih menarik dimata konsumen. Lele sangkuriang ini hasil dari perkawinan anak lele ke ibunya sehingga disebut sangkuriang yang menikahi ibunya sendiri. Hasil dari perkawinan ini menghasilkan lele unggul yaitu jenis sangkuriang.Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 mdpi. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi. Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan ikan lele dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, dan pemasarannya relatif mudah dan modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.

Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit. Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate). Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo BBAT Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele Sangkuriang. Seperti halnya sifat biologi lele dumbo terdahulu, lele Sangkuriang tergolong omnivora. Di alam ataupun lingkungan budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya. Untuk usaha budidaya, penggunaan pakan komersil (pellet) sangat dianjurkan karena berpengaruh besar terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas. Tujuan pembuatan Petunjuk Teknis ini adalah untuk memberikan cara dan teknik pemeliharaan ikan lele dumbo strain Sangkuriang yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi Perikanan untuk meningkatkan ketersediaan protein hewani dan tingkat konsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan keunggulan lele dumbo hasil perbaikan mutu dan sediaan induk yang ada di BBAT Sukabumi, maka lele dumbo tersebut layak untuk dijadikan induk dasar yaitu induk yang dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dan telah dilakukan diseminasi kepada instansi/pembudidaya yang memerlukan. Induk lele dumbo hasil perbaikan ini, diberi nama Lele Sangkuriang. Induk lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara silang balik antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2 merupakan koleksi yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985. Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan dihasilkan dari silang balik tahap kedua antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan hasil silang balik tahap pertama (F2 6). Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m 800 m dpi. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi

yang memadai terutama pengaturan suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi. Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat. Budidaya lele, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya. Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumu (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yan sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yan baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut:

Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air. pH air yang ideal berkisar antara 6-9. Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l.

Budidaya ikan lele Sangkuriang dapat dilakukan dalam bak plastik, bak tembok atau kolam tanah. Dalam budidaya ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air. Bentuk kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang dengan ukuran 100-500 m2. Kedalaman kolam berkisar antara 1,0-1,5 m dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%. Pada bagian tengah dasar kolam dibuat parit (kamalir) yang memanjang dari pemasukan air ke pengeluaran air (monik). Parit dibuat selebar 30-50 cm dengan kedalaman 1015 cm. Sebaiknya pintu pemasukan dan pengeluaran air berukuran antara 15-20 cm. Pintu pengeluaran dapat berupa monik atau siphon. Monik terbuat dari semen atau tembok yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian kotak dan pipa pengeluaran. Pada bagian kotak dipasang papan penyekat terdiri dari dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah dan satu lapis saringan. Tinggi papan disesuaikan dengan tinggi air yang dikehendaki. Sedangkan pengeluaran air yang berupa siphon lebih sederhana, yaitu hanya terdiri dari pipa paralon yang terpasang didasar kolam dibawah pematang dengan bantuan pipa berbentuk L mencuat ke atas sesuai dengan ketinggian air kolam. Saringan dapat dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada yang lolos keluar/masuk.

Pelaksanaan Budidaya Sebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi:

a.Persiapan kolam tanah (tradisional) Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat supaya tidak terjadi kebocoran. Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor). Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan). Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam. Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2.

Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang penyaring

Kemudian dilakukan pengisian air kolam.

Kolam dibiarkan selama 7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.

b.Persiapan kolam tembok Persiapan kolam tembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat Permanen. c.Penebaran Benih Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.

d.Pemberian Pakan Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan

perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.

e.Pemanenan Ikan lele Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot antara 200 250 gram per ekor dengan panjang 15 20 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikanikan tersebut diangkut untuk dipasarkan. Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit.

Kegiatan budidaya lele Sangkuriang di tingkat pembudidaya sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan. Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain ular dan belut. Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah Ichthiophthirius sp., Trichodina sp., Monogenea sp. dan Dactylogyrus sp. Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan plastik di sekeliling kolam. Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Pengobatan dapat menggunakan obatobatan yang direkomendasikan. Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disenfeksi (bila diperlukan), pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik. Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan diobati secara terpisah. Ikan yang tampak telah parah sebaiknya dimusnahkan. Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air. Kolam yang telah terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 1 kg/5 m2. Kapur (CaO) ditebarkan merata didasar kolam, kolam dibiarkan sampai tanah kolam retakretak. Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit.

Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi penyakit. Sebelum dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam larutan Kalium Permanganat (PK) 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air). Setelah memegang ikan sakit cucilah tangan kita dengan larutan PK Bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organik Usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air baru. Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan ikan.

ANALISA USAHA Pembesaran lele Sangkuriang di bak plastik

1.Investasi a.Sewa lahan 1 tahun @ Rp 1.000.000,- = Rp 1.000.000,b.Bak kayu lapis plastik 3 unit @ Rp 500.000,-=Rp1.500.000,c.Drum plastik 5 buah @ Rp 150.000,-=Rp750.000,-

Rp3.250.000,2.Biaya Tetap a.Penyusutan lahan Rp 1.000.000,-/1 thn=Rp1.000.000,b.Penyusutan bak kayu lapis plastik Rp 1.500.000,-/2 thn 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 5.0%;" valign="top" width="5%"> =Rp750.000,c.Penyusutan drum plastik Rp 750.000,-/5 thn Rp 150.000,-Rp1.900.000,-

3.Biaya Variabel a.Pakan 4800 kg @ Rp 3700=Rp17.760.000,b.Benih ukuran 5-8 cm sebanyak 25.263 ekor @ Rp 80,-=Rp2.021.052,63 c.Obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,-=Rp300.000,d.Alat perikanan 2 paket @ Rp 100.000,-=Rp200.000,e.Tenaga kerja tetap 12 OB @ Rp 250.000,-=Rp3.000.000,f.Lain-lain 12 bin @ Rp 100.000,-=Rp1.200.000,

-Rp24.281.052,63

4.Total Biaya Biaya Tetap + Biaya Variabel=Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63 =Rp 26.181.052,63 5.Produksi lele konsumsi 4800 kg x Rp 6000/kg -Rp 28.800.000, 6.Pendapatan Produksi - (Biaya tetap + Biaya Variabel)=Rp 28.800.000,- ( Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63) =Rp 2.418.947,37 7.Break Event Point (BEP) Volume produksi=4.396,84 kg Harga produksi=Rp 5.496,05

Kolam sebagai wadah tempat budidaya harus dipersiapkan mulai dari awal pemilihan sistem Budidaya yang akan diterapkan. Sarana dan prasarana pendukung juga harus dihitung dan dipersiapkan sesuai dengan kepadatan tebar bibitnya.

PERSIAPAN PEMBUATAN KOLAM BETON

PERSIAPAN PEMBUATAN KOLAM BETON

Penentuan jenis kolam dari tanah, plastik ataupun beton yang terpenting adalah bisa menyimpan masa air selama masa budidaya atau tidak porus.Hal ini penting sekali diperhitungkan karena air yang porus akan berpengaruh sekali terhadap kestabilan kualitas dan kuantitas air selama masa Budidaya, maka pertumbuhan pun akan bisa terpengaruh dari perubahan-perubahan yang tidak stabil ini disamping faktor cuaca.

Kolam tanah, persiapan awal selain pemadatan dinding dan tanah dasar supaya tidak porus, maka untuk Budidaya Lele yang sangat perlu diperhatikan adalah dinding atau dasar yang padat membuat Lele tidak mudah bersembunyi membuat lubang, disamping pada dasar dan dinding kolam yang tidak rata permukaannya membuat kotoran tidak mudah terbilas hanyut dalam pembuangan. Sehingga kotoran akan mudah menumpuk pada titik yang tidak rata tsb, hal ini akan terjadi titik daerah mati atau dead zone .

dead zone, adalah terjadinya titik daerah mati, dimana terjadi penumpukan Bahan Organik atau sampah yang terkumpul pada area-area tertentu. Daerah ini Kadar amoniak dan gas-gas beracun mulai tinggi sehingga tidak disukai oleh ikan. Apabila ada pakan ikanyang jatuh pada titik-tik ini maka ikan tidak akan mau makan, atau daerah ini temapt menjadi sarangnya beberapa bakteri phatogen yang menyebabkan sakit pada ikan.

Pemberian kapur atau LIMING pada kolam tanah sangat mutlak diperlukan, karena kapur ini fungsinya sebagai : 1. Buffer atau penyagga agar PH di air tidak melonjak naik pada sore hari dan turun pada waktu menjelang pagi hari. 2. Sebagai sumber menyuplai CO2 ( carbondioksida ) dari unsur kapur yaitu Bicarbonat (H2CO3)2yang akan menyuplai digunakan untuk fotosintesa phytoplankton ( mikroalga hijau ).

BEBEAPA JENIS KAPUR TABEL.

JENIS-JENIS KAPUR YANG DIGUNAKAN DALAM PERIKANAN JENIS-JENIS KAPUR YANG DIGUNAKAN DALAM PERIKANAN

Menurut pengalaman penulis, pemberian pupuk kandang untuk ditanah, saat ini kurang diperlukan lagi. Karena justeru akan membuat kondisi lingkungan menjadi kelewat subur pada masa budidaya nantinya. Permasalahan yang sering terjadi nantinya malahan adalah bagaimana menge rem terjadinya saat-saat meluncur pada kondisi lingkungan yang kearah kelewat subur. Pembentukan penumbuhan phytoplankton dapat dilakukan dengan cara memancing pemupukan, tetapi setelah kondisi pemberian pakan yang rutin pada ikan, sisa-sisa pakan ini justeru akan menjadi sumber bahan Organik yang akan diubah menjadi pupuk yang subur oleh siklus mikroorganisme dikolam dalam sistem-sistem Probiotik yang diterapkan nantinya.

Membuat warna Hijau pada Kolam Tanah untuk persiapan tebar Bibit, ini sangat penting sekali dilakukan, karena untuk mendapatkan lingkungan air yang nyaman untuk hidup bibit-bibit lele. Pada Lingkungan air yang berwarna Hijau daun maka Suplai Oksigen (O2) dari hasil fotosintesa sangat membantu untuk kenyamanan hidup bibit. Disamping Phytoplankton ini juga sebagai selimut alami yang berfungsi menjaga kestabilan fluktuasi suhu air perbedaan pada siang Hari dan malam harinya.

Teknologi inilah yang menjadikan perkembangan pengetahuan yang sangat berarti untuk di ketahui oleh para petani ikan. Karena sementara ini sebagian besar petani ikan masih berkiblat pada dunia pertanian,dimana bagaimana carnya membuat lingkungan menjadi subur untuk tumbuhnya phytoplankton atau zooplankton sebagai makanan ikan. Tetapi kenyataannya yang terjadi dilapangan malahan memberi beban yang sangat berlebih pada ligkungan air, sedangkan pakan alami tumbuhnya tidak sesuai dengan jumlah biomasa ikan. Pakan alami sangat membantu

perkembangannya bila dilakukan dalam sistem pendederan secara alami, yaitu untuk bibit-bibit dari ukuran 1 sampai 2 Cm.

Tahapan yang perlu dilakukan untuk kolam tanah dan plastik maupun beton agar menjadi Hijau adalah sbb : - Masukkan air bersih, kalau air dari sawah atau sungai karena sudah mengandung bibit phytoplankton dan kadar Bahan Organik yang terlarut relatif lebih tinggi, maka akan lebih mudah dalam pembentukan warna airnya. Tetapi apabila sumber airnya adalah air dari sumber mata air atau sumur, maka perlu dipancing dengan adanya pemupukan menggunakan pupuk Urea sebanyak 5 grm/M3 dan Kaptan atau Dolomit 100 grm/M3 langsung ditebar secara merata pada permukaan kolam pada pagi hari setelah matahari terbit ( pk 7 9 pagi). - Berilah perlakuan probiotik XTRO Sebanyak 10 ml/ m3 air dan ditebar merata pada permukaan air. - Lakukanlah pemberian kapur kaptan/dolomit, urea, dan Xtro ini selama 3 5 hari berturut-turut sampai didapat warna air yang hijau. - Apabila sudah didapat warna air yang hijau maka berarti air sudah siap tebar bibit, tetapi secara berkala masih perlu dilakukannya perawatan atau maintenance, agar warna hijau akan tetap stabil ( lebih jelas akan diterangkan dalam strategi membuat warna air hijau dalam GREEN WATER SYSTEM ) - Pada kolam tanah kemungkinan akan lebih mudah dalam membuat warna air cepat menjadi Hijau, sedangkan pada kolam plastik atau beton agak lebih sulit. Tetapi pada kolam tanah karena mudah sekali menjebak kotoran atau Bahan Organik maka akan mudah didapat kondisi lingkungan yang cepat subur diumur masa budidaya diatas 60 hari, sehingga sering terjadi gejolak penyakit yang disebabkan oleh penurunan daya dukung lingkungan kolam karena kotoran yang berlebih. - Pada kolam Plastik atau Beton, pada awalnya memang sulit untuk membetuk warna air, tetapi dengan kepiawaian kita dalam mengolah air maka justeru pada kolam ini mudah sekali mengontrol tingkat kesuburan dalam kolam, apabila terjadi permasalahan yang berkaitan dengan penurunan daya dukung Lingkungan air lebih mudah sekali dalam mengendalikannya.

KOLAM PLASTIK atau BETON, Pada kolam ini apabila konstruksinya sudah disiapkan dengan baik dan tidak ada kebocoran pada konstruksinya maka bisa dimasukkan air setinggi 60 70 Cm untuk membuat warna air menjadi Hijau.

PEMBUATAN WARNA AIR MENJADI HIJAU INI SANGAT MUTLAK HARUS DILAKUKAN UNTUK BISA DILAKUKAN TEBAR BIBIT, untuk kolam-kolam dengan sistem budidaya Out door karena suplai Oksigen sudah 100 % bergantung pada sistem Fotosintesa pada Phytoplankton yang berwarna Hijau Muda segar di kolam.

LAKUKAN PERSIAPAN UNTUK TEBAR BIBIT APABILA HAL WARNA AIR SUDAH DIDAPAT STABIL. Dinamika Jenis-jenis warna Air kolam, dan kualitas air nanti akan dibahas lebih lanjut pada GREEN WATER SYSTEM.

Penguasaan Tehnik-tehnik Budidaya Lele menentukan Jumlah kepadatan tebar dan tingkat keberhasilan Biomasa Panen yang dihasilkan, maka disamping prasarana, Modal maka SDM sangat menentukan tingkat keberhasilan kOLAM PEMBESARAN LELE DENGAN KEPADATAN 400 EKOR/M3

KOLAM PEMBESARAN LELE DENGAN KEPADATAN 400 EKOR/M3

Meningkatnya jumlah kepadatan tebar Bibit lele, maka secara langsung akan meningkatkan jamlah Pakan yang diperlukan dan akan berakibat semakin tinginya tingkat kotoran dan sisa pakan yang dihasilkan. Kendala-kendala yang dialami oleh para rekan-rekan petani pemula, kebiasaan tebar yang rendah yaitudibawah 200 ekor/m3 air. Kendala dan masalah yang didapat cukup dengan rutin pergantian air dan tebar pakan sudah bisa didapatkan pertumbuhan yang optimal. Tetapi apabila musim penghujan tiba warna air yang sebelumnya hijau segar mendadak berubah menjadi hijau kusam atau coklat, akan juga diiringi timbulnya beberapa masalah di air, lele mulai menggantungnggantung diujung kolam, keluar bercak-bercak putih ditubuh nafsu makan mulai turun dan bahkan tak jarang akan diiringi dengan kematian lele secara berkala.

Masalah-masalah klasik ini akan selalu muncul apabila petani tidak mau menerapkan sistem Budidaya yang berwawasan dan berkiblat pada kesimbangan Lingkungan Air.

Bagaimana bisa melakukan tebar Lele dengan kepadatan yang tinggi yaitu 200 ekor/m3 lebih dengan pertumbuhan dan kesehatan ikan yang terus Optimal ???.

Kita akan mengupas secara bertahap semua aspek yang perlu dikuasai oleh petani sehingga mempunyai jurus-jurus yang jitu dalam menstrategi budidaya Lele.

Jurus yang perlu dikuasai adalah :

1. Mengerti sifat dan karakter jenis ikan yang akan dibudidayakan, kebiasaan makan, kebiasaaan hidup, mudah stress atau tidak bila dibudidayakan dengan kepadatan tebar yang tinggi. 2. Mengeuasai tehnik Manajemen atau pengaturan Kualitas Air. 3. Bisa menghitung Jumlah Pakan yang diperlukan 4. Mempersiapkan sarana yang sesuai dengan kepadatan tebar bibit ikan, karena tingkat kepadatan ikan sangat menentukan prasarana yang diperlukan, tentunya akan mensegmentasi Sistem Budidaya yang akan dijalankan. ( Tradisional, SemiIntensif atau Intensif ).

Dalam Sistem Budidaya Perikanan dibagi beberapa tahapan tehnis yang disesuaikan dengan Fase ukuran besar ikan dan tingkat kepadatannya. Tahapan Tehnis Budidaya itu perlu disegementasi dengan beberapa pertimbangan, antara lain :

1. Jenis pakan, ukuran pakan 2. Tingkat kepekaan terhadap kepadatan bibit ( penjarangan ). 3. Kecepatan pertumbuhan yang tidak sama ( teknik grading / pemilahan ), untuk didapatkan ukuran besar ikan yang sama. Karena untuk kebanyakan jenis ikan mempunyai naluri Kanibalisme dalam pola makan. 4. Panjangnya waktu yang diperlukan mulai dari ukuran bibit sampai dengan ukuran Konsumsi. Sehingga secara ekonomis disegmentasi tahapan-tahapan pembesarannya.

Adapun Tahapan Segemtasi yang dilakukan sesuai dengan teknologi masing-masing adalah : 1. PEMBIBITAN, Pada tahap ini Manajemen Induk dan bibit perlu dikuasai untuk mendapatkan bibit yang bagus, seragam dan pertumbuhan cepat serta rata. 2. PENDEDERAN, Tahap ini pada fase bibit dipersiapkan pada ukuran siap tebar ke kolam-kolam pembesaran. 3. PEMBESARAN, Tahap pembesaran ikan sampai didapat ukuran konsumsi.

Petani ikan apa bila sudah menguasai tehnik-tehnik dasar dalam Budidaya maka dapat dilakukannya pembesaran Ikan Lele dengan kepadatan yang sangat tinggi yaitu 200 ekor/m3 keatas. Kalau dikuasai teknik dalam budidaya Lele dengan sistem Intensif, Lele mampu hidup pada stresing kepadatan tebar yang ekstrim tinggi tetapi pertumbuhannya masih dalam range waktu standard budidaya, yaitu sekitar 75 Kg/m3 daging ikan Lele, jadi kalau 1 Kg isi 10 ekor, maka lele mampu hidup dengan pertumbuhan yang normal pada kepadatan tebar 750 ekor/m3.

Apakah syarat-syarat kehidupan yang bisa dicapai, untuk melakukan teknologi intensif itu ? - OKSIGEN, sebagai LIMITING FACTOR perlu disediakan pada jumlah yang optimal, walaupun lele mempunyai Labirynth yang bisa digunakan secara langsung mengambil Oksigen di udara. - Kualitas Air yang Optimal sehingga terbentuknya Air berwarna Hijau di awal Budidaya ( TEKNIK GREEN WATER SYSTEM, reff: secara berkala akan diulas khusus tehnik ini). - Manajemen Pakan dan Kualitas Pakan. - Kuantitas Air cukup. - Kualitas Bibit yang bagus ( seragam dan dari jenis induk yang terpilih/ tidak in dreeding ).

MENGAPA DILAKUKAN OUT DOOR ( KOLAM-KOLAM DILUAR RUANGAN ), APAKAH TIDAK MEMUNGKINKAN DILAKUKAN INDOOR SYSTEM ??

Indoor system, sangat mungkin juga dilakukan,tetapi prasarananyapun harus disesuaikan memakai kincir air atau blower untuk suplai Oksigen dibadan air. Karena Kalau Indoor System sudah tidak memungkinkan dilakukan Budidaya dengan Tehnik GREEN WATER SYSTEM, yaitu suplai Oksigen sebagian besar bergantung pada fotosinseta Phytoplankton.

Menyambung dengan Posting kami di TRUBUS ON LINE, yang mempunyai anemo yang tinggi terhadap permasalahan pembesaran Lele, maka tulisan-tulisan kami akan kami mulai dari tehnik Pembesaran dahulu, untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan persayaratanpersyaratan tehnis yang diperlukan untuk dapat melakukan penebaran Lele dengan Tehnik penebaran yang tinggi.

Tingkat keberhasilan dalam BUdidaya lele tergantung, pada beberapa hal al : 1. PEMILIHAN LOKASI 2. KONSTRUKSI & DISAIN KOLAM 3. PERSIAPAN KOLAM 4. PENEBARAN BIBIT 5. MANAJEMEN PAKAN 6. MANAJEMEN KUALITAS AIR DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

You might also like