You are on page 1of 13

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM LABORATORIUM KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Panas Pelarutan dan Hukum Hess

Nama NIM Jurusan Prodi Dosen Tanggal Kelompok Kawan Kerja

: Desy Astikasari : 4301409025 : Kimia : Pendidikan Kimia : Ir. Sri Wahyuni, M.Si : 12 Oktober 2011 :6 : Ika Fatmawati, Hanik Mundirotun

A. TUJUAN a. Menentukan panas pelarutan. b. Menggunakan hukum Hess untuk menentukan panas reaksi secara tidak langsung.

B. DASAR TEORI Perubahan entalpi pelarutan adalah kalor yang menyertai proses penambahan sejumlah tertentu zat terlarut terhadap zat pelarut pada suhu dan tekanan tetap. Terdapat dua macam entalpi pelarutan yaitu entalpi pelarutan integral dan entalpi pelarutan diferensial. Entalpi pelarutan integral adalah perubahan entalpi jika satu mol zat terlarut dilarutkan ke dalam n mol pelarut. Jika pelarut yang digunakan adalah air, maka persamaan reaksi pelarutnya dituliskan sebagai berikut: X + n H2O X. nH2O Hr = ........kJ

Persamaan tersebut menyatakan bahwa satu mol zat x dilarutkan ke dalam n mol air. Sebagai contoh entalpi pelarutan integral dalam percobaan kita kali ini adalah CuSO4: CuSO4 + 5 H2O CuSO4. 5 H2O Hr = ........kJ

Pelarut yang kita gunakan dalam hal ini adalah air. Karena air mempunyai sifat khusus. Salah satu sifatnya adalah mempunyai kemampuan melarutkan berbagai jenis zat. Walaupun air bukan pelarut yang universal (pelarut yang dapat melarutkan semua zat), tetai dapat melarutkan banyak macam senyawa ionik, senyawa organik dan anorganik yang polar dan bahkan dapat melarutkan senyawa-senyawa yang polaritasnya rendah tetapi berinteraksi khusus dengan air. Salah satu sebab mengapa air itu dapat melarutkan zat-zat ionik ialah karena kemampuannya menstabilkan ion dalam larutan hingga ion-ion itu dapat terpisah antara satu dengan lainnya. Kemampuan ini disebabkan oleh besarnya tetapan dielektrika yang dimiliki air. Tetapan dielektrik adalah suatu tetapan yang menunjukkan kemampuan molekul mempolarisasikan dirinya atau kemampuan mengatur muatan listrik yang tedapat dalam molekulnya sendiri sedemikian rupa

sehingga dapat mengarah pada menetralkan muatan-muatan listrik yang terdapat di sekitarnya. Dalam hal ini, kekuatan tarik menarik muatan yang belawanan akan sangat diperkecil bila medianya mempunyai tetapan dielektrik besar. Dalam percobaan ini akan dicari panas pelarutan dua senyawa yaitu CuSO4.5H2O dan CuSO4 anhidrat. Biasanya panas reaksi senyawa sangat sulit untuk ditentukan, tetapi dengan menggunakan hukum Hess panas reaksi ini dapat dihitung secara tidak langsung. Hukum Hess menyatakan bahwa entalpi reaksi adalah jumlah total perubahan entalpi untuk setiap tahapnya atau bisa disimpulkan kalor reaksi tidak bergantung pada lintasan, tetapi hanya ditentukan keadaan awal dan akhir. Jadi jika suatu reaksi dapat berlangsung menurut dua tahap atau lebih maka kalor reaksi totalnya sama dengan jumlah aljabar kalor tahapan reaksinya. Oleh karena itu hukum Hess disebut juga hukum penjumlahan kalor. C. ALAT DAN BAHAN a. Alat: i. Kalorimeter dan pengaduk ii. Mortal dan pastel iii. Termometer 0-100C iv. Gelas ukur 100 ml v. Cawan porselin vi. Stop watch vii. Desikator viii. Pembakar bunsen dan kaki tiga b. Bahan i. Kristal CuSO4. 5 H2O ii. Air

D. CARA KERJA

a. Menentukan tetapan kalorimeter 1. Menyiapkan kalorimeter, termometer dan pengaduknya. 2. Memasukkan 50 ml air dingin dalam kalorimeter, menyiapan juga air panas.

3. Mencatat suhu dalam kalorimeter setia 30 detik sampai suhunya konstan 4. Memasukkankan air panas yang suhunya telah diukur, mencatat suhunya lalu diaduk. 5. Mencatat suhunya setap 30 detik sampai suhunya konstan. b. Menentukan kalor reaksi CuSO4. 5 H2O 1. Menimbang secara kasar kira-kira 10 gram CuSO4. 5 H2O. 2. Menghancurkan kristal CuSO4. 5 H2O dalam mortal dan pastel sampai diperoleh serbuk halus (kristal biru menjadi serbuk putih kebiruan).

3. Menimbang kembali 5 gram. 4. Menyiapkan kalorimeter, lalu memasukkan ke dalamnya 100 ml air dingin.

5. Mencatat perubahan suhu kalorimeter setiap 30 detik sampai konstan. 6. Menambahkan serbuk CuSO4. 5 H2O, suhunya dicatat, lalu diaduk.

7. Mencatat suhunnya setiap 30 detik. c. Menentukan kalor reaksi CuSO4 anhidrat 1. Memanaskan 5 gram serbuk CuSO4. 5 H2O dalam cawan porselin sambil diaduk sampai hidrat CuSO4. 5 H2O hilang (warna serbuk berubah menjadi putih). 2. Menyimpai serbuk tersebut dalam desikator sampai dingin. 3. Menyiapkan kalorimeter, lalu memasukkan ke dalamnya 100 ml air dingin. 4. Mencatat perubahan suhu kalorimeter setiap 30 detik sampai konstan. 5. Menambahkan serbuk CuSO4. 5 H2O, suhunya dicatat, lalu diaduk. 6. Mencatat suhunnya setiap 30 detik.

E. DATA PENGAMATAN Suhu Campuran Waktu (menit) 0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 31.5 31,5 31.5 31.5 31.5 31.5 31 31 38 39 39 40 40.5 41 42 42 48 47 46,5 46 45 44 44 44 CuSO4.5H2O (C) CuSO4 anhidrat Air panas (70C)

4,0 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0

31 31 31 31 31 31 31

43 43 43 43 43 43 43

44 44 44 44 44 44 44

F. PEMBAHASAN Menurut Asas Black, apabila terdapat dua zat yang suhunya berbeda kemudian dicampurkan maka akan terjadi aliran kalor daribenda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini terhenti sampai terjadi kesetimbangan termal, dimana suhu kedua benda sama. Secara matematis dirumuskan Q lepas = Q terima Hukum Hess menyatakan bahwa entalpi reaksi adalah jumlah total perubahan entalpi untuk setiap tahapnya atau bisa disimpulkan kalor reaksi tidak bergantung pada lintasan, tetapi hanya ditentukan keadaan awal dan akhir. Jadi jika suatu reaksi dapat berlangsung menurut dua tahap atau lebih maka kalor reaksi totalnya sama dengan jumlah aljabar kalor tahapan reaksinya. Oleh karena itu hukum hess juga disebut hukum penjumlahan kalor. Dalam kalor reaksi dikenal dua reaksi yaitu reaksi eksoterm merupakan reaksi yang melapaskan kalor dari sistem kelingkungan dan reaksi endoterm dimana reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan ke sistem. Dalam praktikum ini yang menjadi sistem adalah larutan air dengan CuSO4.5H2O atau dengan CuSO4 anhidrat sedangkan yang menjadi lingkungannya adalah kalorimeter. Setelah dilakukan analisis data diperoleh: Tetapan kalorimeter Kalor pelarutan H CuSO4. 5 H2O Panas pelarutan = + 44,21 Jmol-1 (menerima kalor) = - 23158,39 Jmol-1 (melepaskan kalor) = + 60808,6 Jmol-1

Kalor pelarutan H CuSO4. anhidrat = 53562,69 Jmol-1 (menyerap kalor) (menyerap kalor)

Tetapan kalorimeter dapat diperoleh dari pencampuran air dingin dengan air panas dalam kalorimeter dan mencatat suhunya (suhu awal dan akhir). Jika kalorimeter tidak menyerap kalor dari campuran air, maka kalor yang diberikan oleh air panas sama dengan kalor yang diserap oleh air dingin. Tetapi karena kalorimeter juga ikut menyerap kalor, maka kalor yang diserap oleh kalorimeter adalah selisih kalor yang diberikan oleh air panas dikurangi dengan kalor yang diserap oleh air dingin (q3 = q2 q1). Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan cara membagi jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter (q3) dengan penghangatan perubahan suhu pada kalorimeter.
C q3 t

C = tetapan kalorimeter (JK-1) q = kalor yang diserap (J) t = perubahan suhu (K) Kalor atau panas pelarutan dari CuSO4. 5 H2O maupun CuSO4 anhidrat dapat dieroleh dengan cara mencampurkan serbuk zat tersebut ke dalam kalorimeter yang berisi air dingin, sehingga akan bereaksi dan akan timbul suatu reaksi yang disertai dengan perubahan suhu, dan pelepasan sejumlah kalor. Perubahan kalornya tergantung ada konsentrasi awal dan akhir larutan yang terbentuk. Pada pengamatan yang pertama suhu air mengalami penurunan setelah serbuk CuSO4.5H2O dimasukkan karena disini sistem melepaskan kalor ke lingkungan sehingga suhunya turun. Turunnya suhu air dalam kalorimeter dikarenakan karena pada serbuk CuSO4.5H2O telah mengandung air sehingga pada saat dilarutkan kedalam air terjadi interaksi antara keduanya yang menyebabkan suhu larutan menjadi turun. seperti yang diperlihatkan pada grafik di bawah ini.

Menghitung panas pelarutan CuSO4. 5 H2O


28 27

Suhu Pelarutan (C)

26 25 24 23 22 21 0 1 2 3 4 5 6 7 Waktu (menit) + CuSO4. 5 H2O (C)

Pengamatan yang kedua yaitu pada CuSO4 anhidrat. Setelah CuSO4.5H2O ditimbang kemudian CuSO4.5H2O ini dipanaskan. Tujuan dari pemanasan ini adalah agar air hidrat yang terdapat dalam CuSO4.5H2O ini hilang yang mengahasilkan CuSO4 anhidrat. Setelah itu CuSO4 ini dimasukkan kedalam desikator agar suhunya dingin dan juga menghindarkannya agar tidak terkontaminasi dengan udara luar. Setelah suhu air dalam desikator konstan maka serbuk CuSO4 anhidrat ini dimasukkan kedalamnya dan pada saat dimasukkan saat itu juga suhunya diukur ternyata suhu air mengalami kenaikan setelah serbuk CuSO4 anhidrat dimasukkan seperti yang diperlihatkan dalam grafik di bawah ini. Suhu air mengalami kenaikan setelah serbuk CuSO4 anhidrat dimasukkan karena disini sistem menyerap kalor dari lingkungan sehingga suhu mengalami kenaikan. Naiknya suhu larutan ini disebabkan karena pada CuSO4 anhidrat tidak mengandung air seperti pada CuSO4.5H2O sehingga pada saat CuSO4 anhidrat dimasukkan antara air dan CuSO4 anhidrat mengalami tarik menarik yang mengakibatkan naiknya suhu dari larutan. Adapun perbedaan anatara CuSO4.5H2O dan CuSO4 anhidrat adalah pada CuSO4.5H2O mengandung air dan pada CuSO4 anhidrat tidak.

Menghitung panas pelarutan CuSO4 anhidrat


32 31

Pelarutan

30 29 28 27 26 0 1 2 3 4 5 6 7 Waktu + CuSO4. 5 H2O (C)

Dalam percobaan ini, dihasilkan panas pelarutan CuSO4 anhidrat lebih tinggi daripada CuSO4. 5 H2. hal ini disebabkan karena beberapa faktor, antara lain: Massa CuSO4 murninya lebih banyak CuSO4 anhidrat daripada CuSO4. 5 H2O. CuSO4. 5 molekur air yang terikat pada CuSO4. 5 H2O akan memperkecil massa CuSO4 murni. Karena kalor berbanding lurus dengan massa, maka zat yang massanya lebih besar (CuSO4 anhidrat) menghasilkan kalor yang lebih besar. Perbedaan suhu. Molekul air yang terikat pada CuSO4. 5 H2O adalah air dingin. Ini jelas berpengaruh pada kalor yang dihasilkan. Tambahan 5 molekul air (yang tidak ada pada CuSO4 anhidrat mengakibatkan panas pelarutan menjadi lebih kecil. Hasil percobaan kurang sempurna, mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya: 1. Kekurangtelitian praktikan saat percobaan, misalnya pada saat menimbang bahan. 2. Vaiditas alat yang digunakan. 3. Kesalahan analisa data.

G. JAWABAN PERTANYAAN Dengan menggunakan hukum Hess ( alor reaksi hanya ditentukan keadaan awal dan akhir reaksi). H = q CuSO4. 5 H2O q CuSO4.

H. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan


Tetapan kalorimeter hasil percobaan adalah 44,21 JK-1. Panas pelarutan CuSO4. 5 H2O hasil percobaan adalah 23158,39 Jmol-1. Kalor pelarutan CuSO4. anhidrat hasil percobaan adalah 53562Jmol-1. Panas pelarutan air per mol hasil percobaan adalah + 6,08086 kJmol-1. Panas pelarutan CuSO4 anhidrat lebih tinggi daripada CuSO4. 5 H2O karena CuSO4anhidrat mengikat 5 molekul air.

b. Saran Praktikan hendaknya melakukan persiapan secara matang. Praktikan lebih teliti dalam melakukan pengamatam Alat yang digunakan sesuai dengan standar.

I. DAFTAR PUSTAKA Tim Dosen Kimia Fisika. 2011. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Semarang. Jurusan Kimia FMIPA UNNES. Wiryoatmojo, Suyono. 1998. KIMIA FISIKA I. Jakarta. Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Purba, Michael. 1995. KIMIA 2 untuk kelas 2 SMU. Jakarta. Erlangga.

Semarang, 1 Oktober 2011 Dosen Pengampu Praktikan

Ir. Sri Wahyuni, M.Si

Sri Romlah 4301409026

ANALISIA DATA Massa air dingin = V . = 50 ml . 1 gr/ml = 50 gr Ta air dingin (Ta2) = 28C + 273 = 301 K Ta air panas (Ta1) = 70C + 273 = 343 K T campuran (Tc) = 47C + 273 = 320 K

Cair = 4,2 J/kg K = 4200 J /gr K Menentukan C kalorimeter

Q lepas = Q terima Q air panas = Q calorimeter + Q air dingin Q calorimeter = Q air panas Q air dingin

C kal (Tc Ta1) = m . c ( Ta1 Tc ) m . c (Tc Ta2 ) C kal (320 301 ) = 50 . 4200 (343 320) 50 . 4200 (320 301) 19 C kal = 4830 3990 Ckal =

= 44,21 J/K Panas pelarutan (H) CuSO4.5H2O T1 = 27C + 273 = 300 K T2 = 26C + 273 = 299 K T = T2 T1

= 299 300 = -1 K Massa air = 100 . 10-3 kg C Kal = 44,21 J/K

Maka Q = Q air + Q calorimeter = m . c . T + C . T = 100 . 10-3 . 4200 . (-1) + 44,21 (-1) = -464,21 J Mol = Massa CuSO4.5H2O = 5,0013

= 2,0045.10-2 H =

= -23158,39 J Panas pelarutan CuSO4 anhidrat

T1 = 28C + 273 = 301 K T2 = 31C + 273 = 304 K H = 304 301 =3K

Q = Q air + Q calorimeter = m . c . t + C . T = 100.10-3 . 4200 . 3 + 44,21 . 3 = 1260 + 132,63 = 1392,63 J Mol = = Massa CuSO4 anhidrat = 4,175 gr

= 0,026 mol H =

= 53562,69 J Dengan menggunakan Hukum Hess: CuSO4 + 5 H2O H = H CuSO4. 5 H2O - H CuSO4 = -23158,39 + 53562,69 = 30404,3 Jmol-1 H aq per mol = = + 6080,86 J = + 6,08086 kJ (menyerap kalor) CuSO4. 5 H2O

You might also like