You are on page 1of 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dewasa ini pembangunan di Indonesia menigkat secara pesat. Bangunanbangunan gedung bertingkat, bangunan-bangunan air, sarana transportasi darat, transportasi laut, maupun transportasi udara, terus menerus dibangun baik di kotakota besar maupun di daerah-daerah yang sedang berkembang. Dalam pekerjaan-pekerjaan bangunan sipil yang besar, terkadang juga dituntut masalah penyelesaian yang cepat. Untuk itu diperlukan pertimbangan untuk mempergunakan alat-alat berat untuk pekerjaan tanah, yang disesuaikan dengan kondisi pekerjaan yang bersangkutan. Hal ini sudah tidak bisa dihindari lagi, mengingat pemanfaatan tenaga manusia secara manual dengan alat-alat konvensional sudah tidak efisien lagi. Pembangunan gedung, jembatan, bendungan dan lain sebagainya merupakan pekerjaan yang besar yang membutuhkan alat-alat berat didalam pelaksanaanya. Oleh karena itu penggunaan alat-alat berat dewasa ini sangatlah penting, baik bagi perancana maupun pelaksana dalam penyelenggaraan suatu pekerjaan yang relative besar, sesuai dengan kemajuan teknologi dewasa ini. Bagi Negara-negara maju yang telah dapat memproduksi sendiri berbagai jenis alat berat dimana kesadaran mekanisasi pelaksanaan pekerjaaan juga sudah tinggi, maka hasil yang diperoleh akan jauh lebih effisien dalam waktu yang lebih ekonomis biyaya. Tetapi untuk Negara-negara yang masih mengimpor alat berat sangatlah menjadi masalah dan dilema dengan harga alat berat yang relative sangat mahal, sehingga nilai effisiensinya dapat diimbangi dengan kemampuan operasional yang baik dan upah tenaga kerja yang biasanya cukup murah. oleh karena itu peran aktif manajemen merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pengelolaan proyek.

Pada hakekatnya bagian pekerjaan-pekerjaan yang sering dijumpai dalam pelaksanaan proyek-proyek besar adalah meliputi : 1. Pekerjaan batu 2. Pekerjaan beton 3. Pekerjaan batuan Pekerjaan tanah umumnya paling dominan, biasanya antara 30%-50% dari seluruh kegiatan. Yang dimaksudkan dengan pekerjaan tanah adalah usaha-usaha memindahkan/menyingkirkan tanah, menimbun dan memadatkannya ditempat lain untuk keperluan suatu konstruksi. Sedangkan pemindahan tanah itu sendiri meliputi usaha penggalian (cut), pemuatan (loading), pengankutan (hauling), dan peletakan kembali tanah tersebut (dumping) di tempat lain.

1.2 PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas dapat dirumuskan berbagai permasalahan, pemasalahan dalam penelitian ini adalah ; 1. tentang bagaimana kebenaran produksi nyata sebuah excavator backhoe dalam perhitungan teori apabila dibandingkan dengan produktivitas nyata alat tersebut di lapangan. 2. Bagaimana menetapkan komposisi jenis merk alat berat yang digunakan agar produktifitas alat berat mencapai optimal.

1.3 TUJUAN Tujuan tentang penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai perbandingan produktivitas alat berat yang dalam hal ini berupa excavator backhoe pada pekerjaan proyek konstruksi berdasarkan produksi secara teoritis dengan produksi nyata yang ada di lapangan. Serta Mengetahui biaya dan waktu yang dibutuhkan pada pekerjaan galian dan timbunan tanah pada kondisi optimal.

1.4 MANFAAT Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka akan diperoleh manfaat atau keuntungan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat mengetahui dan membandingkan nilai produktivitas alat berat excavator backhoe secara teori dan secara nyata pada proyek pekerjaan konstruksi yang ada. 2. Untuk evaluasi dan pertimbangan bagi perancana maupun pelaksana dalam memilih merk excavator backhoe sehingga dalam pelaksanaanya alat dapat berproduksi secara maksimal. 3. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para kontraktor dalam pemilihan merk alat berat sesuai dengan kondisi medan. 4. Menambah referensi bagi pembaca/pengamat tentang wacana manajemen proyek alat berat pengelolaan, pemanfaatan, dan produktivitas yang lebih baik pada pekerjaan sipil.

1.5 BATASAN MASALAH Penyusunan tugas akhir ini akan menjadi lebih jelas dan terarah, maka dilakukan batasan dalam pembahasan tugas akhir dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut ini: 1. Data yang diambil dari proyek konstuksi berupa data primer dan data sekunder yang didapat dari subjek penelitian dan literatur, jenis dan merk alat yang digunakan, dan jam kerja alat 2. Penelitian dilakukan langsung pada Proyek konstruksi. 3. Penelitian dilakukan pada pekerjaan galian dan timbunan proyek konstruksi. 4. Alat berat yang dipakai adalah excavator backhoe 5. Kondisi alat berat 80% - 90%
6. Jam kerja alat berat yang ditinjau adalah jam kerja normal dengan waktu 8

jam/hari.
7. Pengamatan ini membahas produktivitas excavator backhoe dan data yang

didapat adalah cycle time (loading, swing, dumping) pada subyek yang diamati.

BAB II STUDI PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan tinjauan beberapa pendapat para pakar dibidang konstruksi diantaranya adalah : a. Ir. Hendirman Sapiie (dalam majalah Konstruksi Kontraktor, Bahan, Dan Alat No. 9 Juli 1985 Th ke IX) Penggunaan alat berat yang notabene merupakan harta perusahaan yang cukup mahal, faktor alatnya dan faktor manusia yang mengelola peralatan itu sendiri merupakan faktor yang tidak boleh diabaikan dalam keberhasilan atau kegagalan suatu pekerjaan. Produktivitas suatu alat akan menentukan besarnya harga satuan dari suatu produk, semakin tinggi produktifitasnya akan semakin randahlah harga satuanya, sehingga harus benar-benar dipikirkan suatu kondisi, dimana imbalan peralatan yang kita berikan kepada personil-personil yang menagani sebanding dengan produktifitas yang dihasilkan. b. Ir. Suryatin Sastroamijoyo (Dirjen Bina Marga) Faktor merk alat turut menentukan dan peranan distributor pun sangat menunjang dalam hal ini, tetapi yang terpenting adalah bagaimana para kontraktor memilih alat berat yang tepat, ditangani oleh operator yang terampil dan perawatan yang baik amat sangat menetukan. c. Rochmanhadi Alat berat adalah alat yang digunakan sebagai alat penggusur, alat pembajak, alat pengupas dan alat pemuat, yang sebagai penggerak utamanya adalah tracktor dan excavator. Produksi adalah kemampuan alat untuk memindahkan atau menggusur, mengeruk, dan mengangkut tanah dari suatu tempat ke tempat yang lain dalam kurun waktu satu jam.

Kapasitas adalah kemampuan alat untuk menggusur, mengeruk dan mengangkut dalam satu kali operasi atau satu siklus (diukur dalam m3 per siklus)

2.1 Kajian Pustaka Studi pustaka berisi mengenai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai produktivitas excavator backhoe pada pekerjaan proyek konstruksi. Studi pustaka untuk penelitian ini adalah : a. Surya Fibrianti dan Yuni Ariesyanti (2001) Tugas akhir ini membicarakan tentang biaya alat berat untuk jam operasi normal dan lembur pada pekerjaan galian tanah. Metode yang digunakan pada penelitian tersebut adalah menentukan produktifitas alat berat dan cycle time sesuai dengan keadaan medan atau sesungguhny. Hasil yang diperoleh adalah untuk pekerjaan tanah biasa dipilih kombinasi alat berat dengan memanfaaatkan waktu lembur (hari minggu dan hari libur). b. Agus chalid dan iwan gathmyr (2001) Tugas akhir ini membicarakan tentang kombinasi antara loader dengan truck yang yang banyak digunakan dalam pekerjaan pemindahan tanah, metode yang digunakan agar diperoleh kapasitas produksi yang seimbang antara loader dan tuck sehingga didapat efisiensi poerasi yang optimal dari kombinasi loader dan dump truck. Hasil yang dicapai adalah jika kapasitas bak truck diperbesar maka akan menurunkan efisiensi operasi truck dan jika kapasitas bucket loader diperkecil maka akan menaikkan efisiensi operaso loader serta menaikkan biyaya satua produksi alat.

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Tinjauan Umum Pada perancanaan pembangunan proyek yang menggunaka alat berat, salah satu hal yang perlu mendapat perhatian penting adalah cara menghitung kapasitas produksi suatu alat. Oleh karena itu perlu diketahui perhitungan kapasitas alat secara teoritis serta efisiensi kerja sesuai dengan job site yang bersangkutan,. 3.2 Sifat-Sifat Tanah Sebelum pekerjaan tanah dilaksanakan, terlebih dahulu harus diketahui sifat dari tanah tersebut. Sifat-sifat tanah sehubungan dengan pekerjaan pemindahan, penggusuran, dan pemampatan perlu diketahui, karena tanah yang sudah dikerjakan akan mengalami perubahan dalam volume dan kepadatanya. Menurut hendra surya dharma dan haryanto (1998), keadaan tanah yang mempengaruhi volume tanah yang kita jumpai dalam pekerjaan-pekerjaan tanah antara lain : a. Keadaan asli (insitu) keadaan tanah yang dijumpai sebelum tanah tersebut terusik, jadi keadaan yang sesuai dengan kehendak alam dan belum mengalami gangguan teknologi (lalu lalang alat, digali, dipindahkan, diangkut, dan dipadatkan) b. keadaan gembur (loose) keadaan material yang telah digali dari tempat asalnya (kondisi asli). Tanah akan mengalami perubahan volume yaitu mengembang dikarenakan adanya penambahan rongga udara diantara butiran-butiran material. c. keadaan padat (compact) keadaan ini akan dialami oleh material yang mengalami proses pemadatan (pemampaatan), dimana volume akan menyusut. Perubahan volume terjadi karena adanya pengurukan rongga udara diantara butiran-butiran material tersebut.

Tabel 3.1 Sifat-sifat beberapa macam tanah NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. JENIS TANAH Lempung alami Lempung berkerikil kering Lempung berkerikil basah Tanah biasa baik kering Tanah biasa baik basah Kerikil Pasir kering Pasir basah Batu SWELL (%) 38 36 33 24 26 14 11 12 62 LOAD FACTOR 0,72 0,73 0,73 0,81 0,79 0,88 0,90 0,89 0,61

Sumber: Haryanto. Y. W dan Hendra. S. D

3.3 Faktor-Faktor Penentu. Menurut otto santjoko dan harijanto (2000), didalam memilih alat yang cocok medan kerjanya, alat berat untuk pekerjaan tanah perlu dipertimbangkan adanya beberapa faktor penentu yang dapat mempengaruhi kemampuan tenaga mesin dari alat tersebut. Faktor-faktor penentu tersebut antara lain : 1. Tahanan gelinding (rolling resistance = RR) RR = P/B (kg/ton ; lb/ton) dimana : P : Tenaga tarik sampai kendaraan mulai bergerak (Kg, lb) B : berat total kendaraan + muatan (gross vehicle weight = GWV) dalam ton, tahanan semacam ini dijumpai pada gerakan roda kendaraan diatas permukaan tanah. Rolling resistance dipengaruhi oleh : Tire flexing, yaitu pengaruh kelenturan ban (tekanan angin) terhadap permukaan tanah. Ini berlaku untuk kendaraan beroda ban karet.

Internal friction, yaitu pengaruh gesekan antara ban dengan permukaan tanah. Hal ini tergantung dari keadaan permukaan tanah (keras, lembek, atau licin) dan berlaku untuk kendaraan beroda ban karet dan rantai.

Tire penetration, yaitu pengaruh tekanan ban terhadap permukaan tanah (ukuran ban, tekanan angin, dan bentuk kembangan) dan berlaku untuk kendaraan ban karet.

Gross Vehicle Weight = GWV (berat total kendaraan + muatan diatas roda gerak).berlaku untuk ban karet dan rantai. harga RR (rolling resistance) secara teoritis sangat sulit ditentukan, namun secara praktis dapat diperoleh dari berbagai percobaan yang yang pernah dilakukan oleh pabrik-pabrik pembuat alat berat.

2. Landai permukaan (Grade) Jika permukaan jalan menanjak, kemiringanya didefinisikan positif, sedangkan jika menurun didefinisikan negatif. Kemiringan positif akan melambatkan kendaraan dan kemiringan negatif akan melajukan kendaraan. Penambahan atau pengurangan tenaga traksi yang dibutuhkan untuk memelihara gerakan berbanding lurus dengan naik/turunnya landai permukaan.

You might also like