Professional Documents
Culture Documents
Whatever government choose to do or not to do. ( Apa yang pemerintah pilih untuk lakukan
atau tidak lakukan ).
1
EVALUASI Kebijakan Mempelajari program
Melaporkan output dari program pemerintah
Evaluasi dampak kebijakan
Mengusulkan perubahan kebijakan
Dilakukan oleh pemerintah sendiri, konsultan luar,
pers, dan publik
3. Hubungan antara Kebijakan Publik dan Politik ada 3 : Kompol, SDE, Hybrid
Merupakan model sistem paling awal dalam bidang kebijakan negara bagian.
Sumber daya ekonomi menentukan tingkat kompetisi dan partisipasi pemilih dan faktor – faktor
politik ini pda gilirannya menentukan kebijakan publik dalam kesejahteraan, ksehatan, jalan
raya, pajak, belanja negara.
Kompetisi
Partisipasi
Sumber Daya
Ekonomi
Kebijakan
Publik
Variabel pengembang ekonomi lebih berpengaruh dibandingkan krakteristik sistem politik dalam
membentuk kebijakan publik di negara bagian. Kebanyakan hubungan yang berlangsung antara
variabel-2 politik.
Misal : kompetisi partai.
Bila faktor politik dikendalikan, perkembngan ekonomi tetap berdampak pada kebijakan publik.
Tapi bila dampak kebijakan publik dikendalikan, maka faktor politik hanya punya sedikit
pengaruh terhadap outcome kebijakan.
2
3. MODEL CAMPURAN ( HYBRID )
Kompetisi
Partisipasi Kebijakan
Sumber Daya
Ekonomi Publik
Sumber daya ekonomi membentuk kebijakan publik secara langsung maupun tidak, dengan
mempengaruhi kompetisi dan partisipasi, yang pada gilirannya mempengaruhi kebijakan
publik.
1. Model INSTITUSIONAL
Check and Balances konstitusional antara legislatif, eksekutif dan yudikatif
2. Model PROSES
Kebijakan sebagai kegiatan politik ( idem dengan 6 Tahap Kebijakan Publik )
4. Model ELITE
Kebijakan publik tidak menyangkut orang banyak untuk mengerjakan nilai – nilai dan
minat elite.
Masyarakat dianggap pasif, masa bodoh, dn mempunyai sedikit informasi sehingga
sering digerakkan oleh elit.
5. Model RASIONAL
Kebijakan sebagai keuntungan sosial yang maksimal manfaat kebijakan harus >
biaya.
6. INCREMENTAL
Konservatif, tambal sulam, tidak mau ambil resiko, hanya melanjutkan atau
memodifikasi kebijakan sebelumnya.
Perhatian hanya dipusatkan pada program baru.
7. GAME THEORY
Dua atau lebih partisipan punya pilihan untuk membuat kebijakan dan hasilnya tergantung
kepada pilihan yang dibuat maisng – masing pihak.
3
Pembuat keputusan harus terlibat dalam pilihan – pilihan yang saling ketergantungan /
interdependen. ’Pemain’ harus menyesuaikan yang tidak hanya mencerminkan
keinginannya sendiri tapi juga harus bisa mewakili kepentingan kelompok lain.
Mendeskripsikan bagaimana orang / kelompok membuat keputusan dalam situasi yang
kompetitif .
Konsepnya adalah STRATEGI.
Strategi rasional -> MINIMAX, meminimalkan kerugian dan memastikan ’gain’ /
keuntungan minimal.
Contoh : balapan mobil ( 2 arah )
b. Teori ini menyadari bahwa pemerintah harus menjlankan fungsi tertentu pada saat
kegagalan pasar, yaitu :
1. pemerintah harus menyediakan public goods.
2. eksternalitas membutuhkan intervensi pemerintah. Ekesternalitas terjadi bila ada tindkan
oleh individual , perusahaan atau pemda yang menyebabkan biaya yang sulit
dikompensasi terhadap pihak lain. Misal : polusi air dan udara mempengaruhi semua
pihak baik pemerintah maupun individu, perusahaan. Pemerintah merespon dengan
membuat kebijakan yang menghasilkan eksternalitas atau mengenakan denda kepada
pihak yang melakukan sebagai kompensasi akibat yang ditimbulkan kepada msyarakat.
c. Teori Pilihan Publik menjelaskan juga mengapa kandidat partai gagal enawarkan
kebijakan yang jelas dalam kampanye pemilu.
Partai dan kandidat membuat kebijakan untuk memenangkan pemilu dan bukan
memenangkan pemilu untuk memformulasi kebijakan.
Jadi nampak bahwa interest group ini seperti aktor, dramatis dalam menjalankan
aksinya, untuk memperjuangkan kepentingan pribadinya di pasar politik.
9. Teori SISTEM
4
Elemen dari sistem adalah saling berhubungan, dan sistem dapat merespon kepada
kekuatan – kekuatan yang ada di dalam lingkungannya untuk menjaga keberlangsungan
sistem itu sendiri.
Manfaat, biaya, baik yang dalam waktu dekat maupun masa mendatang harus diukur
dalam bentuk befek simbolis maupun nyata :
1. Mengukur dampak, bukan output.
Dampak kebijakan tidak sama dnegan output kebijakan.
2. Kelompok target harus diidentifikasi dan selanjutnya efek yang diinginkan
terhadap kelompok ini harus ditentukan.
3. Kelompok non target harus diidentifikasi. Kebijakan dan program punya efek
berbeda-2 terhadap bermacam-2 segmen populasi.
4. Efek jangka pendek dan jangka panjang. Kapan manfaat atau biaya akan
dirasakan?
5. Biaya dan manfaat tak langsung dan simbolis sulit diidentifikasi, kadang perlu
intuisi politik.
6. Mengkalkulasi manfaat dan biaya bersih sulit.
Evaluasi Program :
Apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah
5
Benefit terbatasnya terkonsentrasi dalam konstituen yang kecil, terorganisir, sedangkan
biayanya yang lebih besar tersbar dalam masyarakat / publik yang besar, tak
terorganisir dan tdk kaya informasi.