You are on page 1of 54

Tata Cara Shalat

menurut sunnah Rasul

Shalat Jamaah
Segala puji bagi ALLAH, Tuhan semesta alam, Yang Maha Suci lagi Maha Agung.
Hanya kepada-NYA kita menyembah dan kepada-NYA pula kita memohon belas
kasihan. Salam dan shalawat senantiasa kepada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wassalam, Nabi kita sebaik-baik manusia sebagai pemimpin.
Berbagai macam ragam cara shalat yang diajarkan oleh para ulama, kyai, dai,
ustadz dan muallim. Namun masih saja banyak perbedaan satu dengan lainnya.
Bahkan perbedaan itu membawa perselisihan umat. Padahal sumber utama yang
mengajarkan shalat itu hanya satu orang, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wassalam. Jadi seharusnya yang menjadi panutan itu adalah Rasulullah, bukannya
ulama/kyai/ustadz/dai. Jadi marilah kita bersatu dalam sunnah Rasul.
Insya ALLAH, presentasi ini menjelaskan tata cara setiap gerakan zahir dalam
shalat sesuai sunnah yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam.
Semoga dengan shalat yang benar maka ALLAH akan membuka hijab tabir antara
kita dengan-NYA, sehingga segala doa yang terpanjat akan sampai ke hadapan
ALLAH Penguasa Langit dan Bumi, dan DIA berkenan mengabulkan doa kita
karena DIA Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Cinta-Rasul-Owner@yahoogroups.com
Tata Cara Shalat
Urutan gerakan zahir dalam shalat:
• Niat, berdiri
• Takbiratul ihram
• bersedekap
• Membaca iftitah
• Membaca taawudz dan fatihah
• Membaca surah/ayat Quran
• Ruku’
• I’tidal
• Sujud ke-1
• Duduk dua sujud
• Sujud ke-2
• Duduk istirahat sebelum bangkit berdiri
• Melanjutkan ke rakaat berikutnya (dimulai dari membaca fatihah
hingga sujud ke-2)
• Duduk tahiyat awwal dan membaca doa
• Duduk tahiyat akhir dan membaca doa
• Mengucapkan salam
1. Berniat untuk mengerjakan shalat
fardhu/sunat, kemudian berdiri tegak
menghadap kiblat.
Niat cukup dalam hati saja, jangan
mengucap “ushalli” karena hal itu
tidak ada dalam sunnah Rasul.
Pandangan mata hanya diarahkan ke
tempat sujud agar dapat shalat
dengan khusyu’.
DALIL TENTANG NIAT
Rasulullah SAW bersabda: Pekerjaan-pekerjaan itu tidak lain hanyalah dengan
niat, dan sesungguhnya setiap orang itu akan mendapatkan apa yang
diniatkannya. [Bukhari & Muslim]
An Nawawi mengatakan didalam Raudhatu ‘th Thalibin Al Maktab Al Islami, bahwa
niat adalah maksud (keinginan). Orang shalat hendaklah menghadirkan didalam
ingatannya akan shalat itu sendiri beserta kewajiban-kewajiban (rukun) dalam
shalat. Kemudian memaksudkan pengetahuan dan ingatan itu secara sengaja dan
menghubungkannya dengan awal takbir. Kemudian mereka berpendapat bahwa
niat itu sudah cukup dalam hati saja.
Lafadz “ushalli…” tidak ada satupun dalil yang mengajarkannya, tidak pernah
Rasulullah memulai shalatnya dengan mengucap sebarang kata, selain takbir.
Oleh karena itu, ucapan “ushalli…” dimasukkan sebagai perkara bid’ah,
karena termasuk menambah-nambah sesuatu yang baru dalam perkara
agama. Dan bid’ah adalah kesesatan, dan kesesatan berarti neraka.
Janganlah kita mengikutinya, cukuplah kita berniat dalam hati saja. Kita mungkin
menganggap mengucap “ushalli” itu ringan, namun kita tidak tahu kebencian
ALLAH terhadap orang yang menambah-nambah urusan agama-NYA.
Apakah sukar shalat tanpa ushalli??? Jika tidak sukar, maka tinggalkan saja.
1. Takbiratul ihram dengan cara
mengangkat kedua tangan setinggi
bahu/pundak secara bersamaan
sambil membaca takbir “ALLAHU
AKBAR”
Allah Maha Besar

dimana jari-jari tangan dirapatkan


dan telapak tangan diarahkan ke
kiblat
DALIL TENTANG TATA CARA TAKBIRATUL IHRAM
Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: Aku melihat Rasulullah SAW mengangkat
kedua tangan hingga sejajar pundak ketika memulai salat, sebelum rukuk dan
ketika bangun dari rukuk. Beliau tidak mengangkatnya di antara dua sujud.
[Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal,
Malik & Ad Darami]

Dari Salim bin Abdullah bin Umar, katanya: Apabila Rasulullah SAW berdiri
hendak shalat, maka diangkatnya kedua tangannya hingga setentang dengan
kedua bahunya sambil membaca takbir. Apabila beliau hendak ruku’
dilakukannya pula seperti itu, begitu pula ketika bangkit dari ruku’. Tetapi beliau
tidak melakukannya ketika mengangkat kepala dari sujud. [Muslim]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam memulai shalat dengan kata-kata “Allahu


akbar” (ALLAH Maha Besar). [Muslim & Ibnu Majah]

Rasulullah mengeraskan suaranya dengan takbir sehingga terdengar oleh orang-


orang yang berada di belakangnya. [Ahmad & Hakim, dishahihkan olehnya dan
disepakati oleh Adz Dzahabi]
DALIL TENTANG BACAAN TAKBIRATUL IHRAM

Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya tidak lah sempurna shalat salah


seorang diantara manusia, sehingga ia berwudu dan meletakkan wudhu pada
tempatnya, lalu berkata “Allahu Akbar”. [Thabrani, dengan isnad yang shahih]

Rasulullah SAW bersabda: Kunci shalat itu adalah suci, pembukanya adalah
takbir dan penutupnya adalah salam. [Abu Dawud, Tirmizi dan dishahihkan
olehnya dan disepakati oleh Adz Dzahabi]

Diriwayatkan bahwa: Beliau SAW mengangkat keduatangannya sambil


meluruskan jari-jemarinya, tidak merenggangkannya dan tidak pula
menggenggamnya. [Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah, Tamam, Al Hakim dan
disahihkan olehnya dan disepakati oleh Adz Dzahabi]
1. Setelah bertakbiratul ihram
kemudian meletakkan tangan di
dada dengan telapak tangan kanan
diatas punggung tangan kiri
(sedekap).
DALIL TENTANG BERSEDEKAP

Dari Wa’il bin Hujr katanya dia melihat Nabi SAW mengangkat kedua tangan
pada permulaan shalat setentang dengan kedua telinganya sambil membaca
takbir. Kemudian dilipatkannya bajunya lalu diletakkannya tangan kanan diatas
tangan kiri. Ketika beliau hendak ruku’ dikeluarkannya kedua tangannya dari
lipatan bajunya, kemudian diangkatnya sambil membaca takbir, lalu beliau ruku’.
Ketika beliau membaca “sami’Allahu liman hamidah” diangkatnya pula kedua
tangannya. Ketika sujud, beliau sujud antara kedua telapak tangannya. [Muslim]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: Sesungguhnya kami sekalian


para Nabi telah diperintahkan untuk menyegerakan berbuka puasa dan
mengakhirkan makan sahur, dan untuk meletakkan tangan-tangan kanan kami di
atas tangan-tangan kiri kami pada waktu shalat. [Ibnu Hibban dan Adh Dhiya,
dengan sanad yang shahih]

Beliau melarang untuk meletakkan tangan di atas lambung (perut) di dalam


shalat. [Bukhari & Muslim]
1. Setelah bersedekap kemudian
Membaca Doa Iftitah.
Ada banyak bacaan iftitah yang
diajarkan oleh Rasulullah, boleh
memilih salah satunya saja, atau
menggabungkannya (jika shalat
sendirian/sunat).
DALIL TENTANG BACAAN IFTITAH
Dari Ibnu Umar bin Khattab katanya: Ketika kami sedang shalat bersama-sama
Rasulullah SAW, tiba-tiba ada seorang laki-laki dalam jamaah membaca:

“ALLAH maha besar sebesar-besarnya, pujian yang tak terhenti bagi ALLAH,
maha suci ALLAH sepanjang pagi dan petang”
Maka bertanya Rasulullah SAW: Siapa yang membaca kalimat itu tadi? Jawab
laki-laki itu: Saya, wahai Rasulullah! Sabda Rasulullah SAW: Aku kagum dengan
kalimat itu, karenanya dibukakan segala pintu langit.
Kata Ibnu Umar: Aku tidak pernah lupa membacanya sejak kudengar Rasulullah
SAW membacanya.
[HR. Muslim]
5. Setelah membaca doa Iftitah
kemudian membaca ta’awudz
(berlindung daripada syetan)
kemudian melanjutkannya dengan
membaca Surah Al Fatihah.
DALIL TENTANG KEWAJIBAN MEMBACA AL FATIHAH

Sebelum memulai bacaan dalam shalat, Nabi SAW mengucapkan:

“Aku berlindung kepada ALLAH dari setan yang terkutuk, dari


kesombongannya dan sihirnya serta godaannya.” [Tirmidzi, Nasa’i, Abu
Dawud, Ibnu Majah, dan Baihaqi]

------

Dari Ubadah bin Shamit ra: Bahwa Nabi SAW bersabda: “Tidak sah
shalatnya orang yang tidak membaca surat Al Fatihah.” [Bukhari, Muslim,
Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed & Ad Darami]
6. Setelah membaca Surah Al Fatihah
kemudian Membaca salah satu Ayat
atau Surah dari Al Qur’an
DALIL TENTANG MEMBACA AYAT

Dari Abu Hurairah katanya Rasulullah SAW bersabda : “Tidak sempurna


shalat, melainkan dengan membaca bacaan (ayat).” kata Abu Hurairah,
“Karena itu apa yang dibacanya (Nabi SAW) nyaring, kami baca pula nyaring
kepadamu. Dan apa yang dibacanya perlahan, kami baca pula perlahan
kepadamu.”
[HR. Muslim]

Dari Atha’ katanya Abu Hurairah berujar: “Dalam setiap shalat Rasulullah
SAW selalu membaca bacaan (ayat). Karena itu bacaan yang
dinyaringkannya kepada kami, kami nyaringkan pula, dan bacaan yang
perlahan-lahan dibacanya kami perlahankan pula kepadamu.”
Lalu seorang laki-laki bertanya, “Bagaimana kalau tidak kutambah lagi
bacaanku selain membaca Al Fatihah?”
Jawabnya (Abu Hurairah), “Jika anda tambah lebih baik, jika tidak maka Al
Fatihah sudah cukup.
[HR. Muslim]
7. Setelah selesai membaca ayat
kemudian bertakbir sambil
mengangkat kedua tangan seperti
ketika bertakbiratul ihram dengan
membaca kalimat takbir “ALLAHU
AKBAR”
DALIL TENTANG TAKBIR RUKU

Hadis tentang takbir ruku adalah hadis shahih muttafaq ‘alaih, sehingga seluruh
Mazhab mengganggapnya termasuk rukun shalat, jika terlupa membacanya,
maka membatalkan shalatnya, dan ia harus mengulang shalatnya.

Dari Abu Qilaabah, bahwa ia melihat Malik bin Huwairits ketika ia shalat, ia
bertakbir lalu mengangkat kedua tangannya. Ketika ingin rukuk, ia mengangkat
kedua tangannya. Ketika mengangkat kepala dari rukuk, ia mengangkat kedua
tangannya. Ia (Malik) bercerita bahwa Rasulullah SAW dahulu berbuat seperti
itu.
[HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal & Ad
Darami]
8. Setelah selesai membaca
takbir, kemudian RUKUK
dengan cara
membungkukkan badan
dengan posisi tangan
diletakkan di atas lutut, dan
punggung rata atau lurus,
kemudian membaca tasbih
RUKUK sebanyak 3 kali.

Maha Suci Tuhan yang Maha Agung


TATA CARA RUKUK
Dari ‘Aisyah katanya : “Rasulullah SAW memulai salat beliau dengan takbir.
Sesudah itu beliau baca surat Al Fatihah. Apabila beliau Ruku’ kepalanya tidak
mendongak dan tidak pula menunduk, tetapi pertengahan (sehingga kepala
beliau kelihatan rata dengan punggung). Apabila beliau bangkit dari Ruku’ beliau
tidak sujud sebelum beliau berdiri lurus terlebih dahulu. Apabila beliau
mengangkat kepala dari sujud (pertama), beliau tidak sujud (kedua) sebelum
duduknya antara dua sujud itu tepat benar (sempurna) lebih dahulu. Tiap-tiap
selesai dua rakaat, beliau membaca tahiyat sambil duduk menghimpit kaki kiri
dan menegakkan kaki kanan. Beliau melarang duduk seperti cara setan duduk
atau seperti binatang buas duduk. Dan beliau menyudahi salat dengan membaca
salam.” [Muslim]

Mush’ab bin Saad berkata: Aku salat di samping ayahku (yaitu Saad bin Abu
Waqash). Aku biarkan tanganku (terlepas) di depan lututku. Lalu ayah berkata:
Tempelkan kedua telapak tanganmu di kedua lututmu. Kemudian aku melakukan
hal itu sekali lagi. Ayah memukul tanganku seraya berkata: Kita dilarang
melakukan itu (melepas tangan saat rukuk). Kita diperintah untuk menempelkan
tangan kita pada lutut saat rukuk. [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud,
Ibnu Majah, Ahmad bin Hanbal & Ad Darami]
DALIL TENTANG BACAAN TASBIH RUKU

Dari Hudzaifah katanya ia melihat Rasulullah SAW rukuk dengan


mengucapkan:

“Maha Suci Tuhan yang Maha Agung.” Tiga kali.


------

Rasulullah SAW bersabda: Apabila salah seorang dari kamu mengucapkan


“Subhana rabii al adzim” tiga kali, maka telah sempurna rukuknya. [Tirmizi,
Abu Dawud, Nasai & Ibnu Majah]
1. Setelah membungkuk ruku,
kemudian bangkit berdiri tegak
sambil mengangkat kedua
tangan sambil membaca takbir
IKTIDAL

Maha Mendengar ALLAH kepada yang memujinya

Setelah itu diam sekejap sambil


meluruskan kedua tangan
kemudian membaca tasbih
IKTIDAL

Ya Tuhan, bagi-Mu segala puji


DALIL TENTANG BACAAN TAKBIR DAN TASBIH IKTIDAL

Dari Abu Hurairah ra: Bahwa Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya imam
itu untuk diikuti. Karena itu, maka janganlah kalian menyalahinya. Apabila ia
bertakbir, maka bertakbirlah kalian. Bila ia rukuk, maka rukuklah kalian. Bila ia
membaca “sami’allahu liman hamidah”, maka bacalah “Allahumma rabbanaa
lakal hamdu”. Bila ia sujud, maka sujudlah kalian. Dan bila ia shalat sambil
duduk, maka shalatlah kalian sambil duduk.
[HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah]

Dalam hadis muttafaq alaihi ini terdapat tambahan Allahumma. Sedangkan


Rabbana… itu kita ambil dari hadis Bukhari dan Muslim lainnya.
Jika kita artikan maka Allahumma rabbana berarti “Ya ALLAH, ya Tuhan
kami”.
10. Setelah membaca tasbih
tuma’ninah kemudian ber-
SUJUD dengan cara
membungkuk meletakkan
wajah ke sajadah, kemudian
membaca tasbih SUJUD
sebanyak 3 kali.

Maha Suci Tuhan yang Maha Tinggi


DALIL TENTANG BACAAN TASBIH SUJUD

Dari Hudzaifah katanya ia melihat Rasulullah SAW sujud dengan mengucapkan:

“Maha Suci Tuhan yang Maha Tinggi.” [Muslim]

------

Rasulullah SAW mengajarkan: Apabila salah seorang dari kamu bersujud,


hendaklah ia mengucapkan “Subhana rabii al a’la” tiga kali, dan itulah yang paling
sedikit. [Tirmizi, Abu Dawud, Nasa’i & Ibnu Majah]
TATA CARA SUJUD
Dari Al Barra’ katanya Rasulullah SAW bersabda: “Apabila engkau sujud,
letakkan telapak tanganmu dan tinggikan kedua sikumu.” [Muslim]

Dari Maimunah isteri Nabi SAW katanya: “Apabila Rasulullah SAW sujud
direnggangkannya kedua sikunya dari rusuk, sehingga kelihatan putih ketiak
beliau. Dan apabila beliau duduk antara dua sujud dan pada tasyahud awal,
beliau duduk tenang di atas pahanya yang kiri.” [Muslim]

Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Nabi SAW diperintahkan untuk sujud dengan
tujuh anggota badan dan dilarang menutup dahinya dengan rambut dan pakaian.
[Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal & Ad
Darami]

HR. Muslim dari Ibnu Abbas mengatakan bahwa Tujuh anggota badan itu ialah:
(1) wajah yaitu dahi dan hidung ; (2-3) kedua belah telapak tangan ; (4-5) kedua
ujung lutut ; (6-7) kedua ujung kaki.
11. Setelah bersujud kemudian bangkit
duduk dengan cara bangkit dari sujud
sambil membaca takbir “Allahu
Akbar”
tetapi membaca takbir ini tidak
dengan mengangkat kedua tangan.
Kemudian duduk dengan menekukkan
ujung kaki kanan dan setelah duduk
tegak sempurna kemudian membaca
zikir DOA DUDUK ANTARA DUA SUJUD

Ya Tuhan, ampunilah aku ; 2 (dua) kali


DALIL TENTANG BACAAN DUDUK ANTARA DUA SUJUD
Perlu diketahui, tidak ditemukan dalil-dalil dari kitab sahih dari Bukhari dan Muslim
yang menerangkan tentang bacaan duduk antara dua sujud. Sehingga seluruh
mazhab sepakat berpegang pada kitab hadis dibawahnya yaitu dari kitab-kitab
Sunan.
Menurut para sunan, diriwayatkan dari Hudzaifah bahwa Rasulullah SAW
mengucapkan diantara dua sujud:

Ya Tuhan, ampuni aku, ya Tuhan ampuni aku.


[HR. Tirmizi, Abu Dawud, Nasai & Baihaqi]
12. Setelah membaca doa zikir
duduk antara dua sujud
kemudian kembali membaca
takbir sambil membungkuk
untuk ber-SUJUD dan kembali
membaca tasbih SUJUD 3 kali.

Maha Suci (Allah) Tuhan yang Maha Tinggi


DALIL TENTANG SUJUD YANG KEDUA

Dari Barra bin Azib, ia berkata: Aku mengamati shalat Muhammad SAW. Aku
perhatikan berdirinya, rukuknya, iktidal setelah rukuk, sujudnya, duduk antara
dua sujud, sujud kedua, duduk antara salam dan selesai shalat, (aku perhatikan)
satu dengan lainnya saling sama. [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud,
Ahmed bin Hanbal & Ad Darami]

Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah shalat mengimami
para sahabat. Ia bertakbir tiap kali turun dan bangun. Ketika selesai ia berkata:
“Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling mirip dengan
shalatnya Rasulullah SAW.” [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu
Majah, Ahmed bin Hanbal, Malik & Ad Darami]
13. Setelah bangkit dari sujud
yang kedua, hendaknya
duduk tuma’ninah sekejap
dua atau 5 detik kemudian
kembali berdiri untuk
mengerjakan rakaat
selanjutnya sambil membaca
takbir,

setelah berdiri dengan


sempurna kemudian memulai
rakaat selanjutnya dengan
kembali membaca Fatihah.
DALIL TENTANG BACAAN TAKBIR BANGKIT DARI SUJUD

Dari Abu Hurairah katanya: Apabila Rasulullah SAW berdiri untuk raka’at
kedua, beliau langsung membaca Fatihah, tanpa diam sebentar terlebih
dahulu. [Muslim]

Dari Mutharrif bin Abdullah, ia berkata : Aku dan Imran bin Hushein shalat di
belakang Ali Bin Abi Thalib. Ketika sujud beliau bertakbir. Saat mengangkat
kepala beliau bertakbir. Saat bangun dari dua rakaat beliau bertakbir. Selesai
shalat Imran memegang tanganku dan berkata: Sesungguhnya Ali telah
mengingatkan aku dengan shalat Muhammad SAW. [Bukhari, Muslim, Tirmidzi,
Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal, Malik & Ad Darami]
Perintah dari Nabi Muhammad SAW untuk ber-tuma’ninah
dalam shalat

Hadis riwayat Abu Hurairah ra :


Bahwa Rasulullah SAW masuk mesjid. Lalu seorang laki-laki masuk dan melakukan shalat. Setelah selesai ia
datang dan memberi salam kepada Rasulullah SAW. Beliau menjawab salamnya lalu bersabda : Ulangilah
shalatmu, karena sesungguhnya engkau belum shalat. Lelaki itu kembali shalat seperti shalat sebelumnya.
Setelah shalatnya yang kedua ia mendatangi Nabi SAW dan memberi salam. Rasulullah SAW menjawab :
Wa’alaikas salam. Kemudian beliau bersabda lagi : Ulangi shalatmu, karena sesungguhnya engkau belum
shalat. Sehingga orang itu mengulangi shalatnya sebanyak tiga kali. Lelaki itu berkata : Demi Zat yang
mengutus anda dengan membawa kebenaran, saya tidak dapat mengerjakan yang lebih baik daripada ini
semua. Ajarilah saya. Beliau bersabda : Bila engkau melakukan shalat, bertakbirlah. Bacalah bacaan dari Al
Quran yang engkau hafal. Setelah itu rukuk hingga engkau tenang dalam rukukmu. Bangunlah hingga berdiri
tegak. Lalu bersujudlah hingga engkau tenang dalam sujudmu. Bangunlah hingga engkau tenang dalam
dudukmu. Kerjakan semua itu dalam seluruh shalatmu.
[HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal]
Duduk Tahiyat atau
Duduk Tasyahud
Duduk setiap dua rakaat atau duduk pada
rakaat terakhir.
14. Duduk tahiyat awal adalah
duduk sesudah sujud kedua
pada setiap dua rakaat,
dengan cara meluruskan
ujung kaki kiri dan
menegakkan ujung kaki
kanan, kemudian membaca
“attahiyatullillahi…”.
Sesudah sampai pada
membaca syahadat,
kemudian bangkit berdiri
sambil bertakbir untuk
melanjutkan rakaat
selanjutnya.
TATA CARA DUDUK TAHIYAT
Dari Maimunah isteri Nabi SAW katanya : “Apabila Rasulullah SAW sujud
direnggangkannya kedua sikunya dari rusuk, sehingga kelihatan putih ketiak
beliau. Dan apabila beliau duduk antara dua sujud dan pada tasyahud awal, beliau
duduk tenang di atas pahanya yang kiri.” [Muslim]
Dari ‘Aisyah katanya : “Rasulullah SAW memulai shalat beliau dengan takbir.
Sesudah itu beliau baca surat Al Fatihah. Apabila beliau Ruku’ kepalanya tidak
mendongak dan tidak pula menunduk, tetapi pertengahan (sehingga kepala beliau
kelihatan rata dengan punggung). Apabila beliau bangkit dari Ruku’ beliau tidak
sujud sebelum beliau berdiri lurus terlebih dahulu. Apabila beliau mengangkat
kepala dari sujud (pertama), beliau tidak sujud (kedua) sebelum duduknya antara
dua sujud itu tepat benar (sempurna) lebih dahulu. Tiap-tiap selesai dua rakaat,
beliau membaca tahiyat sambil duduk menghimpit kaki kiri dan menegakkan kaki
kanan. Beliau melarang duduk seperti cara setan duduk atau seperti binatang
buas duduk. Dan beliau menyudahi shalat dengan membaca salam.” [Muslim]
Dari Amir bin Abdullah bin Zubair dari bapaknya, katanya : “Apabila Rasulullah
SAW duduk mendoa (tasyahud dalam shalat) diletakkannya tangan kanan diatas
paha kanan, tangan kiri diatas paha kiri. Beliau menunjuk dengan telunjuk,
meletakkan ibu jari di jari tengah serta meletakkan telapak tangan kiri di atas
lutut.” [Muslim]
DALIL TENTANG BACAAN TASYAHUD AWAL
Dari Abdullah bin Mas’ud ra dia berkata: Ketika kami bermakmum di belakang Rasulullah SAW kami
membaca : “Keselamatan tetap kepada Allah, keselamatan tetap kepada si fulan.” Suatu hari Rasulullah
SAW bersabda kepada kami : Sesungguhnya Allah adalah keselamatan itu sendiri. Jadi apabila salah
seorang di antara engkau duduk (membaca tasyahud) hendaknya membaca :

“Segala kehormatan, semua rahmat dan semua yang baik itu milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat
Allah dan berkah-Nya dilimpahkan kepadamu, wahai Nabi. Semoga keselamatan dilimpahkan kepada
kami dan kepada para hamba Allah yang saleh.”
Apabila dia telah membacanya, maka keselamatan itu akan menyebar kepada semua hamba Allah yang
saleh baik yang di langit maupun yang di bumi. “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
aku bersaksi bahwa Muhammad hamba-NYA dan Rasul-NYA”, kemudian berdoalah sesukanya.
[HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal]
15. Duduk tahiyat akhir adalah
duduk pada rakaat terakhir,
dengan cara meluruskan
ujung kaki kiri dan
menegakkan ujung kaki
kanan, kemudian membaca
“attahiyatullillahi…”.
DALIL TENTANG TATA CARA DUDUK TASYAHUD AKHIR
Dari Muhammad bin Amr bin Atha’, bahwasanya ia duduk dengan sekelompok
sahabat Nabi SAW. Lalu kami menyebutkan tentang shalat Nabi SAW, maka
Abu Humaid As Sa’idi berkata: “Aku adalah orang yang paling hafal di antara
kalian tentang shalat Rasulullah SAW, aku melihat beliau bertakbir seraya
menempatkan kedua tangannya sejajar dengan kedua pundaknya. Apabila ruku’
beliau menempatkan kedua tangannya pada kedua lututnya, kemudian beliau
meratakan belakangnya (punggungnya). Apabila mengangkat kepalanya, beliau
tegak hingga setiap ruas tulang belakang kembali pada tempatnya. Apabila
sujud, beliau meletakkan kedua tangannya tanpa menelungkupkan dan tidak
pula merapatkannya, dan menghadapkan jari-jarinya ke kiblat. Apabila duduk
pada dua rakaat, beliau duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki
kanannya. Apabila duduk pada rakaat terakhir beliau memajukan kaki
kirinya dan menegakkan kaki yang satunya, seraya duduk dengan
pantatnya. [Bukhari]
DALIL TENTANG SALAWAT NABI
Dari Abdullah bin Abu Laila, dia berkata: Kaab bin Ujrah menemuiku dan berkata:
Maukah engkau aku berikan hadiah? Rasulullah SAW pernah menemui kami, lalu
kami berkata: “Kami telah mengetahui cara membaca salam untuk baginda, lalu
bagaimana kami membaca selawat untuk anda?” Beliau SAW bersabda: Bacalah,

“Ya Allah, limpahkan kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad


sebagaimana Engkau telah melimpahkan kesejahteraan kepada keluarga Ibrahim.
Sesungguhnya Engkau maha terpuji lagi mulia. Ya Allah, limpahkanlah
keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau
telah melimpahkan keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau
maha terpuji lagi maha mulia.”
[Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal]
16. Sesudah selesai membaca tahiyat
akhir, kemudian mengakhiri shalat
dengan mengucapkan SALAM
sambil menolehkan wajah ke
sebelah kanan, kemudian menoleh
ke sebelah kiri seraya membaca
SALAM.
DALIL TENTANG SALAM

Dari Abu Ma’mar ra. Katanya : “Seorang Amir (pemimpin) dari Makkah
menyudahi shalat dengan dua kali salam. Maka bertanya Abdullah, “Dari mana
anda peroleh cara begitu?” Kata Al Hakam didalam hadisnya, “Sesungguhnya
Rasulullah SAW melakukan seperti itu.” [Muslim]

Dari Amir bin Sa’ad dari bapaknya (Sa’ad bin Abi Waqash ra), katanya : “Aku
melihat Rasulullah SAW memberi salam ke kanan dan ke kiri sehingga terlihat
olehku putih pipi beliau.” [Muslim]
Membaca Qunut
HADIS TENTANG QUNUT

Dari Abu Hurairah katanya: Demi ALLAH, akan aku ajarkan kepada kamu cara
shalat Rasulullah SAW. Maka Abu Hurairah berqunut ketika shalat Zuhur, Isya
dan Subuh mendoakan kebaikan bagi orang-orang mukmin dan mengutuk
orang-orang kafir. [Bukhari, Muslim, Nas’ai, Abu Dawud, Ahmad]

Dari Muhammad, dia bertanya kepada Anas, katanya: Adakah Rasulullah SAW
qunut dalam shalat subuh? Jawab Anas: Ada, yaitu sesudah ruku. [Muslim]

Dari Anas bin Malik, katanya: Rasulullah SAW pernah qunut sebulan lamanya
dalam shalat Subuh sesudah rukuk yaitu mengutuk kabilah-kabilah Ri’il,
Dzakwan dan Ushayyah karena mereka mendurhakai ALLAH dan Rasul-NYA.
[Muslim]

Dari Al Barra bin Azib, katanya: Rasulullah SAW pernah qunut dalam shalat
Subuh dan Maghrib. [Muslim]
IJTIHAD PARA ULAMA TENTANG QUNUT
Menurut Mazhab Syafii membaca qunut dalam shalat subuh adalah sunat muakkad. Andaikata
ditinggalkan baik sengaja atau karena lupa, maka tidak batal shalatnya, akan tetapi harus melakukan
sujud sahwi.
Diriwayatkan oleh Al Hakim, bahwa Anas bin Malik berkata: Rasulullah SAW tetap melakukan qunut
diwaktu Subuh hingga beliau meninggal dunia. Dikatakan oleh Al Hakim bahwa ini adalah hadis sahih.
Maka akan timbul pertanyaan: Apakah boleh berqunut selain shalat subuh?
Menjawab hal ini Imam Syafii mempunyai 3 (tiga) pendapat:
1) Boleh berqunut pada setiap shalat apabila timbul bencana alam atau bahaya peperangan, atau
wabah penyakit atau gangguan (intimidation) kepada kaum muslimin. Jika tidak ada bencana,
maka tidak boleh berqunut selain pada shalat subuh.
2) Mazhab mereka selalu membaca qunut pada semua shalat fardu, tidak terkecuali baik dalam
keadaan bahaya ataupun tidak
3) Qunut boleh tidak dibaca sama sekali

•Qunut dibaca pada separuh terakhir bulan Ramadan pada rakaat terakhir shalat Witir. Ini masih
menurut Imam Syafii dan Imam Nawawi.
•Menurut Mazhab Syafii dengan fatwa dari Imam Nawawi, saat membaca qunut dalam shalat subuh
adalah sesudah mengangkat kepala dari rukuk (sesudah iktidal) dalam rakaat kedua.
•Dan menurut mazhab Syafii, bacaan qunut tidak ditentukan bacaannya. Artinya boleh membaca doa
manapun atau doa-doa yang ada dalam Quran.
DOA QUNUT
Adapun lafaznya, maka bacaan qunut yang terpilih adalah mengucapkan seperti yang diriwayatkan
dalam hadis sahih dalam kitab sunan (Abu Dawud, Tirmizi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Baihaqi serta lainnya),
dengan isnad (sanad) sahih:

Dari Hasan bin Ali: Rasulullah SAW mengajari aku kata-kata yang kuucapkan dalam shalat Witir:

Ya ALLAH, tunjukilah aku sebagaimana orang yang Engkau beri petunjuk. Dan bebaskanlah
aku (dari kekurangan lahir batin) sebagaimana orang yang Engkau bebaskan. Dan jadikanlah
aku sebagai orang yang menuju hanya kepada-MU semata. Dan berkatilah aku dalam rezeki
yang engkau berikan. Karena sesungguhnya Engkaulah yang mentakdirkan dan bukan
Engkau yang ditakdirkan. Tidaklah hina orang yang mencintaiMU. Maha Suci Engkau, wahai
Tuhan kami yang Maha Tinggi.
PENDAPAT YANG MENGANGGAP QUNUT ADALAH SUNAT
1) Sebelumnya Qunut dibaca oleh Rasulullah untuk mendoakan suatu kaum:

Dari Anas bin Malik, katanya: Rasulullah SAW pernah qunut sebulan lamanya dalam
shalat Subuh sesudah rukuk yaitu mengutuk kabilah-kabilah Ri’lin, Dzakwan dan
Ushayyah karena mereka mendurhakai ALLAH dan Rasul-NYA. [Muslim]
2) Tetapi kemudian doa Rasulullah itu ditolak oleh ALLAH ta’ala:
Dari Abu Hurairah, katanya: Pernah setelah Rasulullah SAW selesai membaca
“sami’allahu liman hamidah, rabbana lakal hamdu”, kemudian beliau masih berdiri
membaca doa sebagai berikut:
“Ya ALLAH, selamatkanlah Walid bin Walid, Salamah bin Hisyam, Iyasy bin Abi Rabi’ah
dan orang-orang mukmin yang lemah-lemah. Ya ALLAH, perberat siksa-MU atas kabilah
(suku) Mudhar, dan jadikanlah tahun-tahun mereka seperti tahun-tahun yang berat bagi
Yusuf. Ya ALLAH, kutuklah kabilah-kabilah (ethnic group) Lihyan, Ri’lan, Dzakwan dan
Ushayyah karena mereka mendurhakai ALLAH dan Rasul-NYA.”
Kemudian kami dapat kabar bahwa beliau meninggalkan doa itu setelah turun ayat
ALLAH:
“Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima
taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang
yang zalim.” [QS:3 Ali Imran: 128]
[Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad & Ad Darami]
Sujud Sahwi
(sujud karena terlupa)
DALIL TENTANG SUJUD SAHWI

Ketahuilah bahwa sujud sahwi adalah kesepakatan semua aliran tanpa


terkecuali. Banyak hadis sahih yang menerangkannya. Diantaranya adalah hadis
sahih muttafaq alaih:

Dari Abu Hurairah, katanya Rasulullah SAW bersabda: Apabila kamu shalat,
datanglah setan mengganggumu sehingga kamu lupa telah berapa raka’at kamu
shalat. Apabila kamu mengalami hal yang demikian itu, maka sujudlah dua kali
ketika duduk (tasyahud akhir). [Muslim]

Dari Abdullah bin Buhainah, ia berkata: Rasulullah SAW shalat dua rakaat
bersama kami, kemudian beliau bangkit dan tidak duduk. Para sahabat yang
lainpun ikut bangkit bersama beliau. Ketika beliau hendak menyelesaikan
shalatnya dan kami menunggu salamnya, beliau malah membaca takbir lalu
melakukan sujud dua kali sedang beliau masih dalam keadaan duduk sebelum
salam. Kemudian beliau salam. [Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasai, Abu Dawud,
Ibnu Majah, Ahmed, Malik & Ad Darami]
DALIL TENTANG SUJUD SAHWI
Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: Rasulullah SAW shalat (menurut perawi
Ibrahim, beliau SAW terlebih atau kurang jumlah rakaat). Ketika selesai salam,
ada yang berkata: Ya Rasulullah, apakah telah terjadi sesuatu ketika baginda
shalat. Rasulullah SAW bertanya: Apa itu? Mereka menjawab: Baginda
melakukan shalat begini, begini. Seketika itu juga Rasulullah SAW melipatkan
kedua kakinya dan menghadap kiblat, melakukan sujud dua kali dan salam.
Kemudian beliau berpaling kepada kami seraya bersabda: Seandainya terjadi
sesuatu dalam shalat, maka aku akan menerangkannya kepadamu. Tetapi aku
adalah manusia biasa yang dapat lupa seperti halnya engkau. Apabila aku lupa,
maka ingatkanlah aku. Apabila salah seorang kamu merasa ragu-ragu dalam
shalatnya, maka berusahalah mencari dan meyakini yang benar, lalu
sempurnakan. Selanjutnya hendaknya ia melakukan sujud dua kali.
[Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed, Malik & Ad
Darami]
BACAAN SUJUD SAHWI
Ada perbedaan di antara para ulama tentang saat membaca Sujud sahwi, ada yang
berpendapat dilakukan sebelum mengucapkan salam dan ada yang berpendapat
sesudah salam.
Pendapat yang mengatakan sujud sahwi adalah sesudah salam, sesuai hadis
sahih:
Dari Abdullah katanya: Nabi SAW sujud dua kali karena lupa, yaitu sesudah salam
dan bercakap-cakap. [Muslim]
Namun pendapat Imam yang kita pilih mengatakan bahwa sujud sahwi dilakukan
sebelum salam, hal ini berpegang dari banyaknya hadis sahih Bukhari, Muslim yang
menerangkannya. Sedangkan dalam hal apa yang dibaca ketika melakukan sujud
sahwi, maka kita kemukakan pendapat Imam Nawawi rahimahullah:
Bacaan sujud sahwi adalah sama dengan bacaan sujud yaitu “subhana rabbi al a’la”
, karena dalam hadis-hadis tidak disebutkan bacaannya yang tertentu. Dalam hadis-
hadis sahih Bukhari, Muslim dan kelompok Sunan, Rasulullah SAW hanya
menyebutnya sebagai sujud karena terlupa.
Dan bacaan duduk antara dua sujud sahwi adalah sama dengan bacaan duduk
antara dua sujud yaitu “rabbigh fir li, rabbigh fir li” atau yang panjang lagi dari hadis
kelompok Sunan.
Ya ALLAH, begitulah yang kami ketahui
semampu kami tentang shalat yang diajarkan
oleh Rasul-MU.
Ya ALLAH, ampunilah dosa dan segala
kekurangan kami. Cukuplah hanya kepada-
MU kami berserah diri. Tidak ada Tuhan selain
ALLAH Yang Maha Bijaksana lagi Maha
Pengampun.
Ya ALLAH hanya kepada-MU kami
menyembah dan hanya kepada-MU kami
memohon pertolongan.
© Presentasi ini diedarkan dan dipertanggungjawabkan dalam milis:

Public Unmoderated:

Cinta_Rasul@googlegroups.com

You might also like