You are on page 1of 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang demokrasi, yang memberikan hak bagi warga negaranya untuk memilih kepala daerahnya masing-masing. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan sarana pelaksanaan

kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pilkada diadakan setiap 5 tahun sekali. Di dalam makalah ini akan dijelaskan secara mendalam tentang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan dapat dijadikan sumber bacan bagi pembaca terutama yang menjadi calon pemilih dalam kegiatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) untuk dapat menggunakan hak pilihnya untuk memilih dengan bijiaksana.

1.2

Alasan Apapun yang saya buat tentang makalah ini untuk mengetahui perkembangan dan jalannya demokrasi yang terjadi di Kabupaten Buleleng, sehingga nantinya menjadi barometer atau tolak ukur tegasnya demokrasi di Kabupaten Buleleng khususnya dan di Indonesia umumnya. Dengan demikian apa yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

1.3 Tujuan Tujuan membuat makalah ini adalah agar saya lebih memahami dan mengerti tentang Pemilihan Kepala Daerah, dan untuk memberikan pengatahuan yang lebih lengkap kepada si pembaca.

BAB II ISI

2.1

Pengertian Pemilu Dalam UU No.12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR,DPD, dan DPRD disebutkan bahwa Pemilihan umum merupakan saranapelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yangberdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945. Pemilu diselenggarakan setiap lima tahun sekali pada hari libur atauhari yang diliburkan untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/ Kota.Proses Pemilu yang bebas, jujur dan adil dapat mewujudkan tatanan suatunegara yang aman, adil dan sejahtera. Pemilu dapat juga diartikan sebagai akadantara rakyat dan pemimpinnya, dimana rakyat mempercayakan suaranya padapara pemimipin yang dipilihnya (Salim dkk 2004:2).

2.2 Tujuan Pemilu Secara umum Pemilu memiliki tujuan sebagai berikut : A. Melaksanakan kedaulatan rakyat; B. Sebagai perwujudan hak asasi politik rakyat; C. Untuk memilih Presiden, Wakil Presiden, dan wakil-wakil rakyat yang duduk di DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten / Kota; D. Melaksanakan pergantian personel pemerintahan secara damai, aman,dan tertib (secara Konstitusional); E. Menjamin kesinambungan pembangunan nasional (Budiyanto 2000:181).

2.3 Fungsi Pemilu Pemilu tidak hanya berfungsi untuk mengganti para pemimpin,tetapi juga berfungsi sebagai : A. Media bagi rakyat untuk menyuarakan pendapatnya; B. Mengubah kebijakan;

C. Mengganti pemerintahan; D. Menuntut pertanggungjawaban; E. Menyalurkan aspirasi lokal (Salim dkk 2004:2); F. Sebagai legitimasi politi ( pengesahan ); G. Sebagai mekanisme pergantingan elit politik.; H. Sebagai sarana pendidikan politik.

2.4 Asas Pemilu Pemilu dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (Pasal 2 UU No. 12 Tahun 2003) : A. Asas Langsung, berarti setiap pemilih secara langsung memberikan suaranyatanpa perantaraan dan tingkatan. B. Asas Umum, berarti pemilihan berlaku menyeluruh bagi semua warga negaraIndonesia yang memenuhi persyaratan tanpa diskriminasi. C. Asas Bebas, berarti warga negara yang berhak memilih dapat menggunakanhaknya dan dijamin keamanannya melakukan pemilihan menurut hati nuraninya tanpa adanya pengaruh, tekanan, dan paksaan dari siapapun dandengan cara apapun. D. Asas Rahasia, berarti setiap pemilih dijamin tidak akan siapaundengan jalan apapun siapa yang dipilihnya E. Asas Jujur, berarti bahwa dalam penyelenggaraan Pemilu, diketahui oleh

penyelenggara/ pelaksana, pemerintah dan partai politik peserta Pemilu, pengawas, danpemantau Pemilu termasuk pemilih, serta semua pihak yang terlibat secaralangsung, harus bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku. F. Asas Adil, berarti setiap pemilih dan partai politik peserta Pemilu mendapatperlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak manapun.

2.5 Syarat Memilih Dan Dipilih Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mempunyai hak memilih menurut pasal 13 UU RI No.12 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum:

A. Telah berusia 17 tahun sudah/ pernah kawin; B. Terdaftar sebagi pemilih; C. Tidak sedang terganggu jiwa/ ingatannya; D. Tidak sedang di cabut hak pilihnya berdasarkan putusan

pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Syarat-syarat yan harus dipenuhi untuk mempunyai hak dipilh : A. Umur 21 tahun ke atas; B. Tidak cacat fisik dan mental; C. Sehat jasmani dan rohani; D. Dicalon dari partai politik.

2.6 Peserta Pemilu Peserta pemilu dapat berasal dari perseorangan untuk anggota DPD dan peserta dari partai politik untuk anggota DPR dan DPRD. A. Peserta Pemilu Dari Partai Politik Berdasarkan pasal 8 Undang-Undang No.10 Tahun 2008 tentang Pemilu dan Partai Pemilu maka partai politik dapat menjadi peserta Pemilu setelah memenuhi persyaratan sebagar berikut: 1) Berstatus badan hukum sesuai dengan Undang-Undang tentang partai politik; 2) 3) Memiliki kepengurusan di dua pertiga provinsi; Memiliki kepengurusan di dua pertiga jumlah kabupaten/kota di provinsi yang bersangkutan; 4) Menyertakan sekurang-kurangnya 30% keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai politik tingkat pusat; 5) 6) 7) B. Memiliki anggota sekurang-kurangnya 1.000 orang; Mempunyai kantor tetap; Mengajukan nama dan tanda gambar partai politik kepada KPU. Peserta Pemilu Dari Perseorangan Untuk dapat menjadi anggota DPD, peserta pemilu perseorangan harus memenuhi syarat dukungan dengan ketentuan sebagai berikut.

1)

Provinsi yang berpenduduk sampai dengan 1.000.000 orang harus mendapat dukungan dari paling sedikit 1.000 pemilih.

2)

Provinsi yang berpenduduk lebih dari 1.000.000 sampai dengan 5.000.000 orang harus mendapat dukungan dari paling sedikit 2.000 pemilih.

3)

Provinsi yang berpenduduk lebih dari 5.000.000 sampai dengan 10.000.000 orang harus mendapat dukungan dari paling sedikit 3.000 pemilih.

4)

Provinsi yang berpenduduk lebih dari 10.000.000 sampai dengan 15.000.000 orang harus mendapat dukungan dari paling sedikit 4.000 pemilih.

5)

Provinsi yang berpenduduk lebih dari 15.000.000 orang harus mendapatkan dukungan dari paling sedikit 5.000 pemilih.

2.7 Pelaksanaan Pemilu Pelaksanaan Pemilu adalah KPU,KPUD,PPK,TPS,KPPS : 1) Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bersifat nasional, tetap mandiri; Bersifat Nasional dimaksudkan bahwa KPU sebagai penyelenggara mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bersifat Tetap artinya bahwa KPU sebagai lembaga menjalankan tugasnya secara berkesinambungan, meskipun anggotanya dibatasi oleh masa jabatan tertentu. Bersifat Mandiri dimaksudkan bahwa dalam menyelenggarakan dan melaksanakan Pemilu, KPU bersikap mandiri dan bebas dari pengaruh pihak manapun, disertai dengan transparansi dan pertanggujawaban yang jelas sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2) Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) kabupaten/kota sebagai bagian pelaksanaan pemilihan kepala daerah mempunyai tugas dan wewenang membentuk PPK, PPS, dan, KPPS dalam wilayah kerjanya. Sebelum penghitungan suara dimulai KPPS menghitung hal-hal sebagai berikut : Jumlah pemilihan yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar pemilih tetap; Jumlah pemilih dari TPS lain;

3)

Jumlah surat suara yang tidak terpakai; Jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau salah dalam cara memberikan suara; Sisa surat suara cadangan. Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) PPK berkedudukan di kecamatan. Tugas dan wewenang PPK adalah mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS, melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara dari seluruh TPS dalam wilayah kerjanya, dan membantu pemilihan. Anggota ppk sebanyak 5 orang yang berasal dari tokoh-tokoh masyarakat yang independen. Anggota ppk diangkat dan diberhentikan oleh KPUD kabupaten/kota atau usul camat. tugas-tugas KPUD dalam melaksanakan

4)

Tempat Pemungutan Suara (TPS). Pemungutan suara pemilu untuk anggota DPR,DPD,DPRD Provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dilakukan secara serentak. Hari dan tanggal pemungutan suara pemilu untuk semua daerah pemilihan ditetapkan oleh KPU.

5)

Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Anggota KPPS sebanyak 7 orang. KPPS bertugas melaksanakan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS. Untuk melaksanakan tugas KPPS, di setiap TPS diperbantukan petugas keamanan dari satuan pertahanan sipil/perlindungan masyarakat (Limnas ) sebanyak dua orang. KPPS berkewajiban membuat berita acara dan setifikasi hasil pemungutan suara untuk disampaikan kepada PPS. Syarat untuk menjadi anggota PPK, PPS, dan KPPS, antara lain:

Warga Negara Republik Indonesia; Berumur sekurang-kurangnya 17 tahun; Berdomisili di wilayah PPK, PPS, KPPS; Terdaftar sebagai pemilih dan; Tidak menjadi pengurus partai politik.

2.8 Jumlah Kursi Jumlah kursi dalam DPR, DPD, dan DPRD yang diperebutkan dalam pemilu diberlakukan dengan ketentuan sebagai berikut: A. B. C. Jumlah kursi DPR ditetapkan sebanyak 560 orang; Jumlah anggota DPD setiap provinsi sebanyak 4 orang; Jumlah kursi anggota DPRD provinsi ditetapkan sekurang-kurangnya 35 dan sebanyak-banyak 100 orang; D. Jumlah kursi anggota DPRD kabupaten/kota ditetapkan sekurang-kurangnya 20 kursi dan sebanyak-banyaknya 50 kursi.

BAB III PEMBAHASAN


Pemilihan kepala daerah atau biasa di sebut dengan (PILKADA) yang dilaksanakan setiap 5 tahun sekali dengan tujuan untuk memilih pemimpin yang terbaik. Pilkada tahun ini akan segera dilaksanakan kembali di Buleleng di mana tahun ini diharapkan berjalan dengan lancar, aman, dan tertib. Pemilihan kepala daerah Buleleng adalah untuk menentukan siapa pemimpin kepala daerah Buleleng yang nanti mampu membawa Buleleng kearah yang lebih baik dan maju dari daerah lainnya. Dalam perhelatan Demokrasi Pilkada di Buleleng ini di ikuti oleh 3 pasang calon kadidat yang terdiri dari; 1. Pasangan Putu Agus Suradnyana, ST dan Dr. Nyoman Sutjidra, Sp.Og atau yang lebih populer dengan sebutan PASS, yakni pasangan yang mendapat dukungan dari partai PDI Perjungan. 2. Pasangan I Gede Ariyadi dan I Wayan Arta atau yang lebih populer dengan sebutan GARDA, yakni pasangan yang mendapat dukungan dari partai GOLKAR. 3. Tutik Kusumawardani dan Nova atau yang lebih popular dengan sebutan TIA KUS, yakni pasangan yang memdapat dukungan dari partai DEMOKRAT.

Demikianlah ketiga pasangan calon Bupati yang akan memimpin daerah Buleleng ke depannya di mana kita harapankan sebagai masyarakat pemilih mampu memberikan motivasi/dorongan dalam pesta Demokrasi di Buleleng dengan mendepankan asas pemilu Luber, Dan Jurdil sehingga nantinya dalam hal ini dapat menimbulkan rasa nyaman dan aman.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Dalam Pilkada Buleleng di harapkan kita sebagai masyarakat mendukung ketiga calon bakal Bupati walaupun nantinya siapapun yang terpilih kita tetap mendukung agar Buleleng bertambah maju. Oleh sebab itu dalam Pilkada ini harus dapat dilaksanakan secara jujur, adil, langsung, umum, bebas, dan rahasia. Sehingga nantinya tercipta kedamaian baik di bidang I polesosbuk dan hamkam. Kita sebagai masyarakat yang diberi budi dan aklak mampu memilih mana pemimpin yang baik diantara yang terbaik yang nantinya membawa daerah Buleleng kearah yang lebih maju di masa depan.

4.2 Saran Dengan berjalan pesta Demokrasi di Buleleng ini di harapankan tidak menimbulkan gesek-gesekan yang nantinya menimbulkan tindakan kriminal walapun sudah ada pengawas Pilkada,oleh sebab itu demi terciptanya Pilkada yang Luber, dan Jurdil kita sebagai masyarakat harus mampu berpikir secara positif (Positif Tingking) sehingga tercipta rasa nyaman dan aman dalam Pilkada Buleleng ini.

You might also like