You are on page 1of 6

TES LISAN PADA SEBUAH PENILAIAN 1.

Pengembangan tes lisan Tes lisan Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Tes ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah: - Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung - Bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud hasil tes dapat langsung diketahui peserta didik. Kelemahannya adalah - Subjektivitas pendidik sering mencemari hasil tes, - waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif cukup lama. Bentuk penilaian lisan i. Tes lisan bebas Yaitu pendidik dalam memberikan soal kepada peserta didik tanpa menggunakan pedoman yang dipersiapkan secara tertulis ii. Tes lisan berpedoman Pendidik menggunakan pedoman tertulis tentang apa yang akan ditanyakan kepada peserta didik. Kelebihannya adalah - Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung. Bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud. - Hasil tes dapat langsung diketahui peserta didik - Siswa dapat mengemukakan argumentasi - Dapat mengevaluasi kemampuan penalaran - Dapat mengevaluasi kemampuan berbahasa lisan - Dapat melakukan pendalaman materi Tidak mungkin terjadi penyontekan - Bahan ujian dapat luas dan mendalam Kelemahannya adalah - Subjektivitas pendidik sering mencemari hasil tes, - Waktu pelaksanaan yang diperlukan. - Sangat memungkinkan ketidakadilan - Subjektifitas tinggi - Memerlukan waktu yang lama

- siswa dapat melakukan AB - jika siswa memiliki sifat gugup dapat mengganggu kelancaran menjawab - Kurang reliabel Pelaksanaan tes lisan Nurkanca, dkk (1986:60) menjelaskan bahwa hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan tes lisan antara lain adalah sebagai berikut: - Pertahankanlah situasi evaluasi dalam pelaksanaan tes lisan. Guru harus tetap menyadari bahwa tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan gambaran tentang prestasi belajar yang dicapai oleh murid-murid. - Janganlah guru membentak-bentak seorang murid karena murid tersebut memberikan jawaban yang menurut penilaian guru merupakan jawaban yang sangat tolol. - Jangan pula ada kecenderungan untuk membantu seoarang murid yang sedang di tes dengan memberikan kunci-kunci tertentu karena kita merasa kasihan atau simpati pada murid tersebut. Hal ini bertentangan dengan prinsip-prinsip evaluasi karena kita bertindak tidak adil terhadap murid yang lain. - Siapkanlah terlebih dahulu suatu rencana pertanyaan serta score jawaban yang diminta untuk setiap pertanyaan. Hal ini untuk menjaga agar guru jangan samapai terkecoh oleh jawaban yang ngelantur dari murid-murid. - Laksanakanlah skoring secara teliti terhadap setiap jawaban yang diberikan oleh murid.

CARA TES LISAN Langsung kepada individu Menyebar kepada semua siswa Retorik, guru bertanya, siswa diberi waktu untuk menjawab, tetapi guru yang menjawab Balikan, pertanyaan siswa dijawab guru selanjutnya guru bertanya lagi kepada siswa yang bertanya Terusan, pertanyaan peserta dibalikan untuk dijawab oleh peserta lainnya MANFAAT PERTANYAAN LISAN Mengembangkan pemahaman siswa Mengembangkan kemampuan berpikir dan membuat keputusan Mengaktifkan kedua belah pihak guru dan siswa

Contoh penilaian yang menuntut tes lisan Pelajaran bahasa indonesia kelas 2 semester 2 KD : 6.2 Menceritakan kembali cerita anak yang didengarkan dengan menggunakan kata-kata sendiri Indikator: 6.2.1 menyampaikan kembali cerita dengan bahasa sendiri ( kognitif) 6.2.2 mengekspresikan cerita yang disampaikan dengan ekspresi yang tepat

6.2.3 menyebutkan sikap tokoh yang baik dan tidak baik dalam cerita yang disampaikan ( afektif) Tujuan pembelajaran - Setelah membaca teks cerita anak mampu menyampaikan kembali cerita yang dibacanya dengan bahasa sendiri dengan baik - Dengan menyampaikan cerita dengan bahasanya sendiri anak mampu menunjukkan ekspresi yang tepat ketika menyampaikan kembali cerita tersebut dengn benar - Setelah menyampaikan cerita anak mampu menyebutkan sikap (watak) tokoh yang ada dalam cerita yang baik dan jelek dengan benar Siapkan lembar soal ( dengan kesulitan yang sama ) Siapkan kunci jawaban masing-masing soal ( poin penilaian )

Poin Penilaian Tes Lisan Kriteria penilaian No Nama siswa Ketuhan cerita Ekspresi Ketepatan menyampiakan watak Total poin

1 2 3 4 5

Keutuhan cerita Kriteria : - Inti cerita yang disampaikan tidak berbeda dengan cerita yang dibaca - Tidak ada kejadian yang terlupakan oleh siswa, sehingga tidak merusak alur cerita - Tokoh yang diceritakan tidak ditambah maupun dikurngi Ekspresi Kriteria : - Kesesuaian ekspresi siswa dengan bagian-bagian cerita yang disampaikan Misalnya, jika ada bagian cerita yang sedih, maka siswa menyesuaiakan dengan cerita tersebut. Watak tokoh Kriteria -

Tokoh dalam cerita mempunyai watak masing-masing. Anak harus jeli dalam menyampaikan sikap atau watak seorang tokoh dalam cerita

Tugas asesmen Bentuk penilaian tes lissan

Oleh Kelompok 11 - Apfirti wenni - Fera andani - Melisa noviani - Rindy kartika permata sari

Pendidikan guru sekolah dasar Fakultas ilmu pendidikan Universits negeri padang 2012

1. kenapa subyektifitas tinggi pada tes lisan 2. alasan mengambil KD yan dicontohkan

You might also like