You are on page 1of 10

HOST, VECTOR DAN LINGKUNGAN PADA PENYAKIT MALARIA

3/14/12

Disusun Oleh : Dian Tri Sugesti 100200426 Annisa Ulkharomah 100200431 Amalia Yuli Astuti 100200436 Dwi Erna Wijayanti 100200457 Ani Widayanti 100200458
3/14/12

Latar Belakang Masalah


Malaria adalah salah satu penyakit yang mempunyai penyebaran luas. Sampai saat ini malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Malaria sebagai salah satu penyakit infeksi disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus Click to edit Master subtitle style orang ke orang Plasmodium, yang ditularkan dari melalui gigitan nyamuk Anopheles betina (Depkes RI, 2001). Penyakit ini tersebar luas di berbagai daerah, dengan derajat infeksi yang bervariasi. Di beberapa daerah yang telah belasan tahun tidak ada kasus malaria, tiba-tiba menjadi endemis kembali.
3/14/12

Di Pulau Bintan, Aceh dan Kabupaten Jayawijaya di Papua sempat dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang memerlukan penanganan serius dari lintas sektor. Hal ini berkaitan dengan terjadinya perubahan lingkungan yang memudahkan perkembangan nyamuk vektor malaria (Anies, 2005). Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, di Indonesia setiap tahunnya terdapat sekitar 15 juta penderita malaria klinis yang mengakibatkan 30.000 orang meninggal dunia (Depkes, 2003). Penularan malaria dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor parasit (plasmodium), faktor manusia (host), faktor nyamuk Anopheles (vektor), dan faktor lingkungan (Soejoeti, 1995).

3/14/12

Malaria adalah suatu istilah yang diperkenalkan oleh Dr. Francisco Torti pada abad ke 17, malaria berasal dari bahasa Itali Mal = kotor, sedangkan Aria = udara udara yang kotor (Gandahusada, 2006). Proses penularannya adalah dimulai nyamuk malaria yang mengandung parasit malaria, menggigit manusia sampai to edit Master subtitle style timbulnya gejala Click pecahnya sizon darah atau demam. Malaria disebabkan oleh sporozoa dari genus plasmodium yang ditularkan ke manusia oleh nyamuk Anopheles dengan gejala demam yang sering/periodik, anemia, pembesaran limpha dan berbagai gejala lain. Malaria dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia, disamping menyebabkan kesakitan dan kematian juga dapat menurunkan produktivitas kerja penderita (Rahmati, 2006).
3/14/12

Pengertian Malaria

Host

Malaria dapat menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus plasmodium.

Vektor

Parasit malaria yang terbanyak di Indonesia adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax atau campuran keduanya, sedangkan Plasmodium. ovale dan Plasmodium malariae pernah ditemukan di Sulawesi, Irian Jaya dan Negara Timor Leste. Nyamuk Anopheles di seluruh dunia terdapat kirakira 2000 spesies, sedangkan yang dapat menularkan malaria kira-kira 60 spesies.
3/14/12

Lingkungan Menurut Harijanto (2000), Faktor geografi dan meteorologi di Indonesia sangat menguntungkan transmisi malaria di Indonesia, seperti : 1. Suhu Nyamuk adalah binatang berdarah dingin sehingga proses metabolisme dan siklus kehidupannya tergantung pada suhu lingkungan, tidak dapat mengatur suhu tubuhnya sendiri terhadap perubahan-perubahan di luar tubuhnya. Nyamuk dapat bertahan hidup pada suhu rendah tetapi proses metabolismenya menurun bahkan terhenti bila suhu turun sampai suhu kritis. Pada suhu yang lebih tinggi dari 35 C, juga mengalami perubahan. Suhu rata-rata optimum untuk pertumbuhan nyamuk 25 27C. Toleransi suhu tergantung pada species nyamuknya, species nyamuk tidak tahan pada suhu 5 6C. 3/14/12

2. Kelembaban nisbi udara Kelembaban nisbi udara adalah banyaknya kandungan uap air dalam udara yang biasanya dinyatakan dalam persen (%). Kelembaban yang rendah memperpendek umur nyamuk, meskipun tidak berpengaruh pada parasit. Tingkat kelembaban 60 % merupakan batas paling rendah untuk memungkinkan hidupnyaedit Master subtitle style Click to nyamuk. Kelembaban juga berpengaruh terhadap kemampuan terbang nyamuk. Badan nyamuk yang kecil mempunyai permukaan yang besar oleh karena sistem pernapasan dengan trachea. Pada waktu terbang, nyamuk memerlukan oksigen lebih banyak sehingga trachea terbuka. Dengan demikian penguapan air dari tubuh nyamuk menjadi lebih besar. Untuk mempertahankan cadangan air dalam 3/14/12 tubuh dari penguapan, maka jarak terbang nyamuk

3. Hujan Hujan menyebabkan naiknya kelembaban nisbi udara dan menambah jumlah tempat perkembangbiakan (breeding places) dan terjadinya epidemi malaria. Besar kecilnya pengaruh tergantung pada jenis dan derasnya hujan, jenis vektor dan jenis tempat perindukan. Hujan yang diselingi panas akan memperbesar kemungkinan berkembang biaknya nyamuk Anopheles. 4. Ketinggian Setiap ketinggian naik 100 meter maka selisih udara dengan tempat semula C. Bila perbedaan tempat cukup tinggi, maka perbedaan suhu udara juga cukup banyak dan mempengaruhi faktor-faktor yang lain, termasuk penyebaran nyamuk , siklus pertumbuhan parasit di dalam nyamuk dan musim penularan.
3/14/12

5. Angin Angin secara langsung berpengaruh pada penerbangan nyamuk dan ikut menentukan jumlah kontak antara nyamuk dan manusia. Kecepatan angin 11 14 m/det atau 25 31 mil/jam akan menghambat penerbangan nyamuk. 6. Sinar matahari Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda-beda. An. sundaicus lebih suka tempat yang teduh. An. hyrcanus dan An. punctulatus lebih menyukai tempat yang terbuka. An. barbirostris dapat hidup baik di tempat yang teduh maupun yang terang. 7. Arus air An. barbirostris menyukai perindukan yang airnya statis/ mengalir lambat, sedangkan An. Minimus menyukai aliran air yang deras dan An. letifer 3/14/12 menyukai air tergena

You might also like