You are on page 1of 5

ANALISIS ASPEK PEMASARAN (Perencanaan Usaha) ANALISIS DALAM MEMBUKA R.

M ANEKA SATE

LATAR BELAKANG Bandung merupakan daerah salah satu yang tinggi tingkat perekonomiannya. Salah satunya yang familiar dari dulu sampai sekarang adalah di bidang wisata kuliner. Banyak berbagai macam makanan dari daerah ataupun kota lain yang di jual di bandung, dari masakan desa sampai ala barat banyak ragamnya. Di Kota Bandung sendiri sudah tidak terhitung banyaknya rumah makan dan pedagang bahkan warung jajan pinggir jalan/warung tenda yang menyediakan berbagai macam menu makanan. Salah satunya banyak yang menyediakan menu dari hewani. Daging, Karena daging seperti ayam,kambing,sapi mengandung protein dan lemak tak jenuh serta fosfor dan juga bergizi tinggi dsb yang bermanfaat untuk tubuh. Salah satu makanan yang berbahan daging adalah sate, makanan khas Indonesia ini yang bumbunya dan penyajiannya berbeda di tiap daerah bisa kecap atau bumbu kacang. Sate berbahan utama daging, baik itu ayam,kambing atau sapi, mendapatkan bahannya pun mudah hampir di setiap pasar tradisional menjualnya. Karena bermanfaat dan rasanya yang lezat jika di olah maka Menjual sate di daerah beriklim dingin seperti Bandung banyak penikmatnya. Makanan ini banyak peminatnya dan cocok untuk menu makan siang ataw makan malam bahkan hanya sekedar untuk cemilan. Setelah mengalami pengolahan kandungan gizi dari daging-daging ini tidak terlalu berkurang disbanding dengan daging yang di goreng , karena proses memasaknya dengan di bakar. Proses pembuatan sate sangatlah mudah dilakukan, penjual-penjual sate biasanya berkembang hamper di berbagai daerah, dan peralatan yang digunakan juga untuk menghasilkan sate yang lezat haruslah memakai alat tradisional, walaupun ada beberapa yang memaki alat modern. Dilihat dari aspek ekonomis, usaha sate merupakan bisnis yang sangat menguntungkan. Meski sudah banyak yang jual Peluang pasar masih sangat terbuka. Hal ini dikarenakan sate merupakan konsumsi sehari-hari masyarakat sehingga permintaan untuk sate relatif stabil bahkan cenderung mengalami kenaikan. Selain mampu meningkatkan pendapatan bagi pengusaha, usaha ini juga mampu membantu meningkatkan pendapatan penduduk sekitar .

Dilihat dari aspek sosial, usaha rumah makan aneka sate ini mempunyai dampak sosial yang positif. Industri kecil rumah tangga ini mampu menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar. Secara tidak langsung ini merupakan upaya penciptaan lingkungan kerja yang mengurangi jumlah pengangguran di suatu wilayah. Dilihat dari sisi dampak lingkungan, usaha rumah makan aneka sate ini tidak menimbulkan pencemaran Iingkungan. Limbah yang dihasilkan dari usaha ini hanyalah tusuk sate yang tidak mengandung zat-zat kimia dan langsung meresap ke dalam tanah setelah dibakar terlebih dahulu.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek pasar disini menyangkut hal permintaan dan penawaran aneka sate

sedangkan aspek

pemasaran meliputi masalah harga, rantai pemasaran, peluang pasar dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pemasaran aneka sate. Aspek Pasar

1. Permintaan Permintaan aneka sate berasal dari konsumen itu sendiri, karena selama ini sate hanya di jual di tempat-tempat berbeda, tidak ada satu rumah makan sate yang menyediakan menu khusus segala sate,seperti sate kambing,ayam,sapi,kelinci dalam 1 tempat rumah makan . Meski secara kuantitatif belum ada data yang menggambarkan jumlah konsumsi sate. Meskipun demikian dapat diperkirakan bahwa jumlah konsumsi sate relatif tinggi, karena makanan olahan ini banyak digemari oleh masyarakat luas. Menurut data dari Survei , penduduk wilayah perkotaan (urban) lebih banyak mengkonsumsi sate daging dibanding penduduk wilayah pedesaan dan pesisir pantai . Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pengeluaran untuk konsumsi sate di wilayah perkotaan lebih besar dibanding pengeluaran konsumsi sate penduduk wilayah pedesaan & pesisir pantai. Jumlah konsumsi sate di wilayah perkotaan yang lebih tinggi dibanding pedesaan dikarenakan pendapatan penduduk di kota yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pedesaan. Urbanisasi

dan mobilitas penduduk yang sehari-harinya bekerja di kota telah menumbuhkan usaha penjualan makanan. Selain itu sifat sate sebagai makanan utama ini sering diabaikan oleh penduduk desa karena lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan yang lebih pokok. 2. Penawaran Usaha sate maranggi banyak diusahakan di daerah-daerah yang banyak di datangi/dilewati pengunjung terutama daerah-daerah perkotaan atau tempat wisata dan jalur peristirahatan. Meskipun beberapa daerah telah menjual sate juga, data mengenai jumlah produksi sate baik di tingkat nasional maupun daerah belum bisa diperoleh. Sampai saat ini belum ada survey yang mengidentifikasi jumlah usaha sate baik di tingkat lokal maupun nasional. Aneka sate dapat diproduksi sehari-hari dan tidak tergantung pada musim. Hanya saja kemungkinan terjadi penurunan pasokan daging pada musim kemarau karena produksi dari pemasok menurun. Tetapi dengan berkembangnya teknologi, hambatan proses pencarian makanan alami pada musim kemarau dapat teratasi sehingga pada musim kemarau proses produksi masih bisa dilakukan meskipun tidak sebanyak pada musim kemarau. Selain itu pasokan aneka daging yang bisa diperoleh tiap hari dapat menjamin keberlangsungan usaha sekaligus pasokan daging.

3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar Persaingan untuk usaha ini cukup tinggi karena jumlah usaha penjual sate relatif banyak dan jenis sate yang sangat bervariasi. Peluang pasar untuk produk sate ini dapat diperoleh dengan menghasilkan produk inovasi baru dengan kualitas rasa yang lebih enak dan warna ataupun bentuk yang lebih menarik serta harga yang lebih murah. Berbagai jenis sate dan rasa yang ada di pasaran membuat konsumen semakin mempunyai banyak pilihan. Selain produk inovasi baru peluang pasar untuk aneka sate adalah segmen pasar yang sangat luas. Produk ini dikonsumsi secara luas dari masyarakat berpenghasilan rendah sampai masyarakat penghasilan tinggi. Sate yang akan dibuat harganya akan lebih murah akan tetapi tidak mengurangi kualitas dan ukuran sehingga bisa dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Diperkirakan jumlah konsumsi sate akan meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan gaya hidup masyarakat yang menjadikan sate sebagai menu makan sehari-hari.

Aspek Pemasaran 1. Harga Harga aneka sate mengikuti hukum penawaran dan permintaan. Jika penawaran menurun maka harga sate cenderung naik. Banyaknya jumlah usaha dengan berbagai jenis sate yang dihasilkan menyebabkan jumlah penawaran yang cukup besar. Dalam masalah harga, produsen tidak biisa menentukan harga seperti pada pasar persaingan sempurna. Pihak yang dapat mempengaruhi harga adalah pedagang. Banyaknya penjual sate di pasar membuat konsumen bebas memilih produk sesuai selera, sehingga produk laku tersebut akan naik harganya dan dapat menurunkan harga penjual sate lain. Harga rata-rata daging kambing muda yang berkualitas di tingkat produsen pada tahun 2010 di Bandung mencapai Rp 56000.,- sampai Rp.60000,- per 1kg , ayam fillet dada mencapai Rp. 34000 sampai Rp. 37000. Per kg. Harga daging ini cukup fluktuatif. Perubahan harga tersebut bervariasi tetapi biasanya masih berada pada kisaran 10%. Kenaikan harga terjadi pada saat inilah produksi menurun yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku dan penurunan produksi terutama pada musim kemarau

2. Rantai Pemasaran Rantai pemasaran menggambarkan bagaimana proses menu sate di rumah makan aneka sate sampai kepada konsumen. Pengusaha membeli daging dari produsen dan

mengolahnya menjadi produk sampai pada sate mentah siap bakar. Hasil produksi berupa sate mentah siap bakar dipasarkan ke konsumen akhir dengan menjualnya langsung sesuai dengan pesanan konsumen.

3.

Kendala Pemasaran Kendala dalam pemasaran R.M aneka sate adalah masalah harga : Harga sate sepengetahuan konsumen untuk sate dengan bumbu maranggi biasanya mahal.

Dugaan mahalnya harga daging muda tanpa lemak ini menyebabkan pembeli untuk produk ini masih terbatas. Masyarakat dengan pendapatan menengah ke atas mungkin akan membeli sate sebagai salah satu kebutuhannya, tetapi untuk masyarakat dengan pendapatan yang masih rendah konsumsi untuk sate ini masih terbatas pada acara-acara tertentu yang dianggap istimewa dan untuk konsumsi sehari-hari lebih memilih kerupuk jenis lainnya yang lebih murah. B. ASPEK TEKNIS & TEKNOLOGI Dalam hal ini akan dibahas mengenai teknis pembuatan macam macam sate. Secara teknis pembuatan sate relatif mudah dilakukan karena bahan-bahan yang mudah didapat dan alat-alat yang digunakan cukup sederhana Lokasi Usaha Lokasi usaha penjualan sate sebaiknya dilakukan di daerah-daerah yang dekat dengan wilayah perkantoran,rest area dan tempat wisata, atau perkebunan yang berhubungan dengan alam. agar dapat memperoleh bahan baku dengan harga yang lebih murah, Untuk sate tidak memerlukan lokasi usaha yang spesifik. Rumah tangga pada umumnya dapat melakukan usaha ini sepanjang memiliki tanah lapang yang cukup untuk proses parker dan tempat makan. Pada lokasi usaha yang hanya memiliki tanah sempit dapat melakukan penyesuaian dengan membuat tempat makan pada bagian atas bangunan yang dibuat bertingkat, dan pembakaran di bawah.

You might also like