You are on page 1of 18

MAKSUD DAN PENGERTIAN MOTIVASI.

; Istilah motiv mengacu pada


sebab atau mengapa seseorang berprilaku dan dari kata motiv inilah
terbentuk kata motivasi yang mana motivasi tersebut mempunyai makna
suatu pernyataan yang komplek di dalam suatu organism yang
mengarahkan pada tingkah laku sesuatu atau perangsang. Bila di pakai
dalam arti ini , maka motivasi akan meliputi segala aspek psikologi. Suatu
organism yang di motivasi akan melakukan aktivitasnya secara lebih giat
dan lebih efesien di bandingkan dengan organism yang beraktivitas tanpa
adanya motivasi. Selain menguatkan organism, motivasi cenderung
mengarah pada suatu tingkah laku tertentu.
Istilah motivasi sendiri baru digunakan pada awal abad ke dua puluh.
Selama berates-ratus tahun pandangan utama para pakar filsafat dan
teologi ialah bahwa manusia adalah makhluk rasional dan intelek yang
memilih tujuan dan menentukan sederetan perbuatannya secara bebas.
Nalarlah yang menentukan apa yang dilakukan oleh manusia dan konsep
motivasi tidaklah perlu tapi pada abad ke XVII para pakar filsafat mulai
meninggalkan konsep rasional dan beralih menganut pandangan
mekanistik tentang prilaku.
Dan selama tahun 1950-an, para psikolog mulai meragukan dorongan
dari motivasi sebagai penjelasan tentang semua jenis prilaku manusia.
Bagi mereka organism tidak di dorong untuk beraktivitas oleh dorongan
internal semata-mata, stimuli eksternal yang di sebut insentif juga
memegang peranan penting dalam menggugah prilaku. Motivasi akan di
fahami secara baik sebagai interaksi antara stimuli dalam lingkungan dan
keadaan fisiologi dari organism tersebut.
Pendekatan yang lebih baru tehadap teori motivasi ini mefokuskan
perhatian pada peran insentif, yaitu keadaan lingkungan yang menjadi
motivasi bagi organism. Suatu insentif positif menggugah organism itu
untuk medekatinya dan insentif negative mengarahkan prilaku kea rah
menjahuinya. Seseorang yang merasa haus, insentif positifnya akan
mencari sesuatu yang dapat menghilangkan rasa hausnya yakni berupa
air. Insentif negative akan menjauhkan seseorang dari suatu benda atau
situasi yang dapat mengakibatkan rasa sakit
PERAN MOTIVASI DALAM PROSES DAKWAH;Motivasi
mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan
dan menopang tingkah laku manusia. Motivasi mengarahkan tingkah laku
individu kearah suatu tujuan, menguatkan intensitas dan arah dorongan-
dorongan dan kekuatan individu tersebut. Tujuan motivasi bagi seorang
dai adalah menggerakkan atau memacu objek dakwah (madu) agar
timbul kesadaran membawa perubahan tingkah laku sehingga tujuan
dakwah dapat tercapai. Selanjutnya seorang dai dituntut untuk
mengarahkan tingkah lku madu sesuai dengan tujuan dakwah kemudian
menopng tingkah laku madu dengan mencipatakan lingkungan yang
dapat menguatkan dorongan-dorongan tersebut. DAN Penting bagi
seorang dai mengetaui motif-motif mendesak dari sasaran dakwahnya
agar seorang dai mampu menyesuaikan materi dakwah. Metode dakwah
atau strategi dakwah yang tepat agar tujuan dakwah dapat tercapai..
Wood worth mengklasifikasikan motif menjadi un-learned motives dan
learned motives. Unlearned motives adalah motiv yang timbul di sebabkan
oleh kekurangan-kekurangan atau kebutuhan-kebutuhan tubuh, seperti
rasa lapar, haus, sakit. Sedangkan learned motives dapat berupa
perasaan suka dan tidak suka. Aspek ini meliputi motif-motif untuk
mendekatkan diri dan menjauhkan diri dari sesuatu.
Sedangkan menurut Fillmore H. Sanford; Melihat asal kata motivasi,
yaitu yang berarti gerakan karenanya ia mengatakan motivasi sebagai
kondisi yang menggerakkan suatu organisme yang mengarah kepada
tujuan
Dan masih banyak pendapat-pendapat para psikolog dalam
memberikan pengertian dan teori-teori tentang sudut pandang motivasi.
Dan di tinjau dari sudut asalnya, para psikolog menggolongkan motif yang
ada pada diri manusia ke dalam motif biogenetis dan motif sosiogenetis,
atau motif yang berkambang pada diri manusia yang berasal darin
organismenya sebagai makhluk biologis dan motif yang berasal dari
lingkungannya. Motif biogenetis merupakan motif yang berasal dari
kebutuhan organisme tertentu demi kelanjutan kehidupanya secara
biologis. Motif biogenetis ini bercorak universal dan kurang terikat pada
lingkungan kebudayaan tampat manusia itu berada. Sedangkan motif
sosiogenetis adalah motif yang dipelajari manusia berasal dari lingkungan
kebudayaan tempat manusia itu berada. Motif sosiogenetis tidak
berkembang dengan sendirinya tapi berdasarkan interaksi dengan orang
lain atau lingkungan
Disamping motif biogenetis dan sosiogenetis, tedapat penggolongan
motif untuk menjelaskan motif manusia sebagai makhlluk berketuhanan,
yaitu motif teogenetis. Motif teogenetis berasal dari interaksi antara
manusia dengan tuhannya. dalam hal ini WA. Gerungan mengatakan
bahwa kepercayaan kepada tuhan yang maha gaib adalah suatu tenaga
motivasi yang paling kuat dalam masyarakat karena hal itu pada
umumnya merupakan sumber kedamaian yang tahan lama, suatu
dorongan keinginan untuk mempercayai_Nya adalah kekuatan pendorong
yang potensional dalam kehidupan manusia
Dalam proses dakwah, motivasi sangat besar pengaruhnya bagi
perkembangan sentimen keagamaan dalam hidup kelompok, terutama di
kalangan remaja. Sentimen keagamaan ini dapat berkembang bilamana
didekati melalui sesuatu organisasi, klab-klab yang di jiwai dengan
dakwah in Action dalam bentuk kegiatan seni budaya misalnya sandiwara,
musik, keolahragaan, dan sebaginya)
By;
HVEY CHOCKY HIKAL SSSSST..
. Latar Belakang Masalah
Di dalam proses kegiatan dakwah, faktor motivasi menjadi penentu bagi
keberhasilannya. Adapun tujuan motivasi bagi seorang dai adalah menggerakkan
atau memacu objek dakwah (madu) agar timbul kesadaran membawa perubahan
tingkah laku sehingga tujuan dakwah dapat tercapai. Dan seorang dai dituntut
untuk mengarahkan tingkah laku madu sesuai dengan tujuan dakwah kemudian
menopang tingkah laku madu dengan menciptakan lingkungan yang dapat
menguatkan dorongan-dorongan tersebut. Selanjutnya suatu organisme yang
dimotivasi akan melakukan aktifitasnya secara lebih giat dan lebih efisien
dibandingkan dengan organisme yang beraktifitas tanpa motivasi. Selain
menguatkan organisme, motivasi cenderung mengarahkan kepada suatu tingkah
laku tertentu.
Namun, tidak semua motivasi yang telah direncanakan tersebut berjalan mulus
tanpa sandungan sedikitpun. Permasalahan seringkali muncul yang berkaitan
dengan pemberian motivasi dalam dakwah, yaitu ketika dai dalam mengarahkan
tingkah laku madu tidak sesuai dengan tujuan dakwah tersebut, seperti pribadi
dai yang mungkin kurang dapat diterima, seperti watak yang keras, kaku, angkuh,
sombong, materialistis, sifat yang tidak terpuji dan tingkah laku yang tidak
mencerminkan seorang dai, juga dari materi yang disampaikan kurang tepat
sasaran, tidak sesuai dengan kebutuhan dan tidak sesuai dengan kadar
kemampuan, juga dari teknis penyampaian dakwah tidak sesuai dengan keadaan
yang menerima, dan dari alat yang dipergunakan tidak banyak menunjang
keberhasilan dakwah, serta dari tujuan tidak jelas dan mungkin belum dihayati
sehingga proses dakwah berjalan tanpa arah. Kejadian ini dapat diidentifikasi
sebagai minimnya motivasi dakwah yang diberikan dai kepada audien (madu).
Dari contoh kejadian kasus di atas, dapat diambil suatu pertanyaan,
Bagaimanakah sebetulnya pengertian motivasi dalam dakwah ? Realitas ini
sangat penting untuk dibahas dalam makalah ini.
Maka dari itu, pembahasan makalah ini diangkat untuk mengungkap masalah-
masalah tersebut. Berdasarkan keterangan-keterangan, telah ditemukan penjelasan
para pakar mengenai pengertian motivasi dalam dakwah dan hal-hal yang terkait
dengannya.
Selanjutnya, berangkat dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka
penulisan makalah ini kami beri judul Pengertian Motivasi Dalam Dakwah.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian motivasi ?
2. Bagaimana konsep motivasi ?
3. Apa saja aspek-aspek motivasi ?
4. Bagaimana teori motivasi ?
5. Bagaimana motif di dalam Al-Quran ?
6. Apa pengertian dakwah ?
7. Apa saja status dai ?
8. Apa pengertian motivasi dalam dakwah ?
9. Apa peranan motivasi dalam proses dakwah ?
10. Apa saja hambatan dakwah ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat menjelaskan/
mendeskripsikan :
1. Pengertian motivasi.
2. Konsep motivasi.
3. Aspek-aspek motivasi.
4. Teori motivasi.
5. Motif di dalam Al-Quran.
6. Pengertian dakwah.
7. Status dai.
8. Pengertian motivasi dalam dakwah.
9. Peranan motivasi dalam proses dakwah.
10. Hambatan dakwah.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata motive. Motive berasal dari kata motion yang berarti
gerakan. Menurut Vroom seperti yang dikutip Faizah dan Lalu Muchsin
Effendi, motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan
individu terhadap bentuk-bentuk kegiatan yang dikehendaki. Istilah motivasi ini
mencakup sejumlah konsep seperti dorongan (drive), kebutuhan (need),
rangsangan, ganjaran dan sebagainya. Jadi dapat dijelaskan bahwa motif
merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseorang yang menyebabkan orang
tersebut mau bertindak untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah
pendorong kepada suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku
seseorang agar ia tergerak untuk melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau
tujuan tertentu. Jadi, motif cenderung instrinsik sedangkan motivasi cenderung
ekstrinsik. Atau dapat dikatakan motivasi adalah pendorong munculnya motif.
Pengertian motivasi menurut beberapa pakar :
a. Fillmore H. Sandford menjelaskan motivasi adalah kondisi yang menggerakkan
suatu makhluk yang mengarahkannya kepada sesuatu tujuan atau beberapa tujuan
dari tingkat tertentu.
b. Chung dan Meggison, motivasi merupakan perilaku yang ditujukan kepada
sasaran, motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang
dalam mengejar suatu tujuan.
c. Stoner & Freeman, motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang
memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor-
faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku
manusia dalam arah tekad tertentu.
d. Kartini Kartono, motivasi adalah dorongan terhadap seseorang agar mau
melaksanakan sesuatu. Dengan dorongan (driving force) di sini dimaksudkan :
desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan
merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup.
d. Menurut Walgito (2002) motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti
bergerak atau tomove yang berarti kekuatan dalam diri organisme yang
mendorong untuk berbuat (driving force).
e. Menurut Caplin (1993) motif adalah suatu keadaan ketegangan di dalam
individu yang membangkitkan, memelihara dan mengarahkan tingkah laku
menuju pada tujuan atau sasaran. Motif juga dapat diartikan sebagai tujuan jiwa
yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk
tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi di sekitarnya. (Woodworth dan Marques
dalam Mustaqim, 1991).
f. Sedangkan menurut Koontz dalam Moekjizat (1984) motif adalah suatu keadaan
dari dalam yang memberi kekuatan, yang menggiatkan atau menggerakkan, dan
yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah tujuan-tujuan tertentu.
g. MC. Donald (dalam Hamalik, 1992) motivasi adalah suatu perubahan energi di
dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Menurutnya terdapat tiga unsur yang berkaitan dengan motivasi
yaitu :
1). Motif dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, misalnya adanya
perubahan dalam sistem pencernaan akan menimbulkan motif lapar.
2). Motif ditandai dengan timbulnya perasaan (afectif arousal), misalnya karena
Amin tertarik dengan tema diskusi yang sedang diikuti, maka dia akan bertanya.
3). Motif ditandai oleh reaksi-rekasi untuk mencapai tujuan. Respon-respon itu
berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam
dirinya. Tiap respon merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan. Contoh :
si A ingin mendapat hadiah, maka ia belajar misalnya mengikuti ceramah,
bertanya, membaca buku, menempuh tes dan sebagainya.
h. Menurut Terry (dalam Moekjizat, 1984) motivasi adalah keinginan di dalam
diri individu yang mendorong individu untuk bertindak.
i. Motivasi adalah keadaan internal organisme_ baik manusia ataupun
hewan_yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Atau pemasok daya
(energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.
j. Menurut Sartain dalam Psychology Understanding of Human Behavior seperti
yang dikutip Ngalim Poerwanto, yang dikutip Faizah dan Lalu Muchsin Effendi,
motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang
mengarahkan tingkah laku ke suatu tujuan atau perangsang.
Ada tiga poin penting dalam pengertian motivasi yaitu hubungan antara
kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul karena adanya sesuatu yang
kurang dirasakan oleh seseorang, baik fisiologis maupun psikologis. Dorongan
merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan tadi, sedangkan tujuan adalah
akhir dari satu siklus motivasi.
Terlepas dari beberapa definisi di atas, kita dapat mengambil tiga kata kunci yang
berkaitan dengan pengertian motivasi, yaitu dorongan/ keinginan, tingkah laku,
dan tujuan. Dengan demikian maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi
merupakan dorongan dalam diri seseorang dalam usahanya mengarahkan tingkah
laku untuk memenuhi keinginan, maksud dan tujuan.
2. Konsep Motivasi
a. Menurut Abraham H. Maslow. Maslow mengatakan bahwa hanya kebutuhan
yang belum terpenuhi yang memotivasi perilaku manusia. Teori Maslow ini
menekankan pada dua pemikiran pokok :
1). Manusia mempunyai banyak kebutuhan, tetapi kebutuhan-kebutuhan yang
belum terpenuhi yang mempengaruhi perilaku manusia.
2). Kebutuhan manusia dikelompokkan ke dalam hierarki menurut
kepentingannya. Bila suatu kebutuhan dipenuhi, maka kebutuhan lainnya yang
lebih tinggi muncul untuk dipuaskan.
Teori Maslow berpendapat bahwa manusia mempunyai 5 (lima) kebutuhan sosial,
meliputi :
1). Kebutuhan fisikologikal seperti sandang, pangan dan papan.
2). Kebutuhan keamanan, tidak hanya dalam arti fisik akan tetapi dengan mental
psikologikal dan intelektual.
3). Kebutuhan sosial, berupa persahabatan dan ketertiban.
4). Kebutuhan prestise yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-
simbol status.
5). Aktualisasi diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah jadi
kemampuan nyata.

Tingkatan kebutuhan tersebut dapat diragakan seperti tampak dalam gambar
berikut ini :
b. Sementara itu, Stranger (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005) mengetengahkan
empat jenis kebutuhan individu, yaitu:
1). Kebutuhan berprestasi (need for achievement), yaitu kebutuhan untuk
berkompetisi, baik dengan dirinya atau dengan orang lain dalam mencapai prestasi
yang tertinggi.
2). Kebutuhan berkuasa (need for power), yaitu kebutuhan untuk mencari dan
memiliki kekuasaan dan pengaruh terhadap orang lain.
3). Kebutuhan untuk membentuk ikatan (need for affiliation), yaitu kebutuhan
untuk mengikat diri dalam kelompok, membentuk keluarga, organisasi ataupun
persahabatan.
4). Kebutuhan takut akan kegagalan (need for fear of failure), yaitu kebutuhan
untuk menghindar diri dari kegagalan atau sesuatu yang menghambat
perkembangannya.
3. Aspek-Aspek Motivasi
Aspek-aspek motivasi adalah :
a. Aspek fisik, meliputi penilaian individu terhadap segala sesuatu yang
dimilikinya, seperti tubuh, pakaian, benda miliknya, dan lain sebagainya.
b. Aspek psikis, meliputi pikiran, perasaan, dan sikap yang dimiliki individu
terhadap dirinya sendiri.
c. Aspek sosial, meliputi kemampuan dalam berhubungan dengan dunia di luar
dirinya, perasaan mampu dan berharga dalam lingkup interaksi sosial dengan
orang lain secara umum.
d. Aspek moral, meliputi nilai dan prinsip yang memberi arti serta arah bagi
kehidupan seseorang, arti dan nilai moral, hubungan dengan Tuhan, perasaan
menjadi orang baik atau berdosa, dan kepuasan atau ketidakpuasan terhadap
agama yang dianut.
e. Aspek seksual, meliputi pikiran dan perasaan individu terhadap perilaku dan
pasangannya dalam hal seksualitas.
f. Aspek keluarga, meliputi arti keberadaan diri di dalam keluarga, hubungan
dengan dan dalam keluarga.
g. Aspek diri secara keseluruhan, meliputi pikiran, perasaan, dan sikap yang
dimiliki individu terhadap dirinya sendiri. Kombinasi dari keseluruhan aspek
tersebut adalah gambaran mengenai diri seseorang, baik persepsi terhadap diri
nyatanya maupun penilaian berdasarkan harapannya.
Aspek-aspek tersebut selanjutnya menjadi dorongan (motivasi) yang merupakan
kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi
(keteguhan, kegigihan, ketegaran, ketahanan) dan antusiasmenya (gairah,
semangat yang menggebu) dalam melaksanakan suatu aktivitas, baik yang
bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari
luar individu (motivasi ekstrinsik).
4. Teori-Teori Motivasi
HM. Arifin mengatakan bahwa, secara fundamental motivasi bersifat dinamis
yang melukiskan ciri-ciri tingkah laku manusia yang terarah pada suatu tujuan.
Dengan motivasi, seseorang dapat melipat gandakan usahanya untuk mengetahui
rintangan dan mencapai tujuan tersebut.
Para psikolog memberikan pengertian dan teori-teori sebagai berikut:
a. Sigmund Freud : berpendapat bahwa dasar dari motivasi tingkah laku manusia
adalah insting (naluri). Semua perilaku manusia berasal dari dua kelompok naluri
yang bertentangan yaitu :
1). Naluri kehidupan yang meningkatkan hidup dan pertumbuhan seseorang.
Maksudnya dorongan insting untuk hidup mendorongnya untuk mencintai dan
mencipta.
2). Naluri kematian yang mendorong manusia ke arah kehancuran. Maksudnya
dorongan insting untuk mati mendorong manusia untuk membenci dan
menghancurkan.
b. Abraham Moslow : berpendapat bahwa manusia dimotivasi oleh sejumlah
kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan
berasal dari sumber genesis atau naluriah. Maksudnya motive manusia senantiasa
menggerakkannya kepada pemenuhan akan kebutuhan-kebutuhan yang
bertingkat-tingkat.
c. K.S. Lashley : berpendapat bahwa motivasi dikendalikan oleh respon-respon
susunan saraf sentral ke arah rangsangan dari dalam dan dari luar yang variasinya
sangat komplek termasuk perubahan komposisi kimiawi dan aliran darah.
d. Fillmore H. Sanford : berpendapat motivasi sebagai kondisi yang
menggerakkan suatu organisme yang mengarah kepada tujuan.



5. Motif Dalam Al-Quran
Ketika manusia melakukan perbuatan, disadari atau tidak sebenarnya ia
digerakkan oleh suatu sistem di dalam dirinya yang disebut sebagai sistem nafs.
Isyarat tentang adanya tingkah laku manusia (motif) dalam sistem nafs dipaparkan
Al-Quran dalam surat Yusuf ayat 53:
ce +eA ^u\ u1ve )e| 4 u1ve) ueO, Bt- )ee
/e--9Tu)'e {B-uo8 #-9Z.+} )e| 4 Pt. &/tqc' uBt-!
-
53. Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya
nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat
oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Q.S. Yusuf : 53)
Isyarat di atas secara jelas mengisyaratkan adanya sesuatu di dalam sistem nafs
yang menggerakkan tingkah laku manusia yang mengajak pada kejahatan.
Dan dalam ayat lain disebutkan :
#-{u|v e e~ )eToe 9e=(0=v~+_3ote u/ o-At
u)e. uoT(e7^ (ekt- .T Bt (ekt- &B.\~
o-9'u)#( ( ,=etZ o-At ( 9o7 uP)ooe 2.tt0(e8
PT,7e uYet. #-!-ceBt-!'u c ?o\|=v0u|t e Bt-
&(=vN )eToe)
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-
Baqarah: 30)
Dalam ayat di atas, malaikat mengisyaratkan bahwa pada dasarnya manusia
memiliki insting atau naluri merusak. Meskipun manusia memiliki predikat
khalifah di bumi, manusia memiliki dorongan jahat yang dapat menggerakkannya
pada perbuatan merusak dan pertumpahan darah. Secara khusus Al-Quran
mengisyaratkan tentang berbagai dorongan dalam diri manusia yang
menggerakkan tingkah laku manusia. Dorongan-dorongan tersebut masih
bersumber pada sistem nafs manusia, yang meliputi dorongan fisiologis dan
psikologis.
a. Dorongan-dorongan fisiologis
1). Dorongan untuk menjaga diri
Dalam Al-Quran Surat An-Naba : 78:9-11 berbunyi
7t-?+- Ptu|Bt3'/| u\=(Zu- _ 9e7t-Y- #-9v.~
u\=(Zu- __ Bt\-v- #-9|kt-u u\=(Zu-
9. dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,
10. dan Kami jadikan malam sebagai pakaian[1546],
11. dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,

[1546] Malam itu disebut sebagai pakaian karena malam itu gelap menutupi jagat
sebagai pakaian menutupi tubuh manusia.
Rasa lelah merupakan dorongan penting bagi manusia yang mendorongnya untuk
istirahat dan tidur setelah bekerja di siang hari. Dengan istirahat dan tidur,
kegiatan dan vitalitas sel-sel tubuhnya akan kembali lagi. Tidur juga bisa
melepaskan seseorang dari ketegangan fisik yang timbul akibat dari ketakutan-
ketakutan yang menimpa seseorang.
2). Dorongan mempertahankan kelestarian hidup jenis
Dorongan yang dimaksud di atas adalah dorongan seksual dan dorongan keibuan.
(a). Dorongan seksual : yaitu melakukan satu fungsi penting melahirkan keturunan
demi kelangsungan hidup.
(b). Dorongan keibuan : Allah menciptakan dalam setiap diri wanita dorongan
alamiah yang membuat mereka siap untuk melaksanakan misi utamanya untuk
melahirkan demi kelangsungan hidup jenis manusia.
b. Dorongan-dorongan Psikis
1). Dorongan untuk memiliki. Dorongan untuk memiliki adalah dorongan psikis
yang dipelajari manusia dalam proses sosialisasi yang dijalaninya. Melalui
kebudayaan di mana ia hidup, manusia belajar rasa cinta untuk memiliki harta
benda dan berbagai hak milik tersebut menumbuhkan rasa aman dari kemiskinan.
2). Dorongan memusuhi. Dorongan memusuhi tampak dalam tingkah laku
manusia yang memusuhi orang lain dengan tujuan untuk memusuhinya dengan
bentuk fisik maupun dengan kata-katanya.
3). Dorongan berkompetisi. Kompetisi merupakan salah satu dari dorongan-
dorongan psikis yang dipelajari seseorang melalui lingkungannya. Al-Quran
sendiri memberikan dorongan kepada manusia untuk berkompetisi dalam
melakukan kebaikan dan kebajikan serta berpegang teguh pada nilai-nilai
manusiawi yang luhur.
4). Dorongan Beragama. Dorongan beragama merupakan dorongan psikis yang
mempunyai landasan alamiah dalam watak kejadian manusia. Dalam relung
jiwanya manusia merasakan adanya dorongan untuk mencari dan memikirkan
Sang Penciptanya dan Pencipta alam semesta, dorongan untuk menyembah-Nya,
meminta pertolongan kepada-Nya setiap kali ia ditimpa malapetaka dan bencana.
Namun godaan duniawi yang lebih mementingkan kebutuhan jasmani atau materi
dapat membuat manusia lupa pada fitrahnya sebagai makhluk berTuhan bahkan
lambat laun dapat terkikis sehingga manusia akan semakin jauh dari nilai-nilai
spiritualitas keagamaan yang sebenarnya tersembunyi dalam relung bawah
sadarnya.
6. Pengertian Dakwah
Banyak definisi telah dibuat untuk merumuskan pengertian dakwah yang intinya
adalah mengajak manusia ke jalan Allah agar mereka berbahagia di dunia dan di
akhirat.
a. Abdul Aziz menjelaskan, secara etimologis da'wah berarti: 1). Memanggil; 2).
Menyeru; 3). Menegaskan atau membela sesuatu; 4). Perbuatan atau perkataan
untuk menarik manusia kepada sesuatu; dan 5). Memohon dan meminta.
b. Menurut Ahmad Mubarok (1999: 19) dakwa dalam bahasa Arab, dawat atau
dawatun biasa digunakan untuk arti-arti undangan, ajakan seruan yang
kesemuanya menunjukkan adanya komunikasi antara dua belah pihak dan upaya
mempengaruhi orang lain. Ukuran untuk keberhasilan undangan, ajakan atau
seruan adalah manakala pihak kedua yakni yang di undang atau diajak
memberikan respon positif, yaitu mau datang atau memenuhi undangan itu.
Ukuran keberhasilan seorang mubaligh adalah manakala ia berhasil
menyampaikan pesan Islam dan pesannya sampai (Wamaalaina al balagh),
sedangkan bagaimana respon masyarakat tidak menjadi tanggung jawabnya.
Dengan demikian maka dapat dirumuskan bahwa dakwah ialah usaha
mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan bertingkah laku seperti apa
yang didakwahkan oleh dai.
c. Menurut M.Syaafat Habib (1992: 93), Arti dakwah secara luas ialah sebagai
agen merubah manusia ke arah yang lebih baik. Dengan arti yang lebih luas ini
dakwah akan menjamah kegiatan-kegiatan fisik, termasuk pembangunan sarana-
sarana pendidikan, rumah sakit, rumah anak yatim piatu dan sebagainya. Bahkan
pembangunan yang bersifat tempat-tempat rekreasi yang sesuai dengan tuntunan
agama, jalan jembatan dan lainnya lagi untuk memberikan pengaruh perubahan
pada tingkah laku manusia, sesuai dengan tujuan dakwah.
d. Bakhial Khauli menjelaskan dakwah adalah satu proses menghidupkan
peraturan-peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan
kepada keadaan lain.
e. Syekh Ali Mahfudz menjelaskan dakwah mengajak manusia untuk
mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik
dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka mendapat kebahagiaan di
dunia dan akhirat.
f. Prof. Toha Yahya Umar, MA menjelaskan dakwah yaitu mengajak manusia
dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah
SWT untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan juga di akhirat.
g. Prof. K.H. Abdul Kahar Muzakkir menjelaskan dakwah yaitu tugas suci atas
tiap-tiap muslim dimana dan bilamana ia berada di dunia ini, yaitu menyeru dan
menyampaikan agama Islam kepada masyarakat dan kewajiban tersebut untuk
selama-lamanya.
Kadangkala istilah dakwah disama artikan dengan istilah tabligh.
Istilah tabligh di dalam surat Al-Maidah : 67, yaitu :
( '/ie7 Be )e9o. &PcAt Bt-! /t=ke|] #-9+uA
t~+kt- - Be, t\|0 u#-!+ 4 _-9oIt. /t=+(.M,
(o0- ?o.\~| 9vO( u)e| Ze #-9.3o~e_t #-9.)ou|Ht
uk|e e #-!v )e| 3 #-9Z-
67. Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan
jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia[430]. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang kafir. ( Q.S. Al-Maidah : 67 )
[430] Maksudnya: tak seorangpun yang dapat membunuh Nabi Muhammad s.a.w.
Sedangkan istilah dakwah ada di surat An-Nahl : 125 yaitu :
u#-9.0u|e^ote /e--:.te3]0te u/ve7 6e~ )e<v4 #-|'
o\uu u/|7 )e| 4 &(T, oe} /e--9vA u~e9.O (
#-:.ttT,Zute /e--9.0(Itet &(=vO uo\uu ( 6e#e&e
t _,~ /e0 &(=vO e._
125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. ( Q.S.
An-Nahl : 125 )
[845] Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan
antara yang hak dengan yang bathil.

ut(B|t #-:.o|e )e<v t(u|t &Bt Bie+3'N|
u9.ut3' o\N u&9o~+_7 4 #-9.0+3oc t utZ|u||t
/e--O(Pt\|- __ #-9.0.=eou_
104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217];
merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali Imran: 104)
[217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan
Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
cc #-9.0T(=e0et Be, )eP+_ uo-At =,~=eo|- ut0e~
#-! )e<v |t! Bie0s ou|eZ &(T, uBt(
33. Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk
orang-orang yang menyerah diri?" (Q.S. Fushshilat: 33)
Ditinjau secara terminologis, istilah da'wah merupakan konsep yang memiliki
ragam penjelasan dalam bentuk rumusan redaksional yang berbeda-beda.
Perbedaan yang terdapat pada setiap penjelasan para pakar dan cendikia,
kelihatannya lebih pada aspek orientasi dan penekanan bentuk kegiatannya, bukan
pada aspek essensinya.
Definisi-definisi berikut merupakan beberapa rumusan mengenai da'wah yang
disampaikan oleh para pakar.
Pertama, definisi da'wah yang menekankan pada proses pemberian motivasi untuk
melakukan pesan da'wah (ajaran Islam), tokoh penggagasnya adalah Syekh Ali
Mahfudz (tt:17), menurutnya da'wah adalah "Mendorong manusia kepada
kebaikan dan petunjuk, memerintahkan perbuatan yang diketahui kebenarannya,
melarang perbuatan yang merusak individu dan orang banyak agar mereka
memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat"
Kedua, definisi da'wah yang lebih menekankan pada proses penyebaran pesan
da'wah (ajaran Islam) dengan mempertimbangkan penggunaan metode, media,
dan pesan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi mad'u (khalayak atau
sasaran da'wah). Pakar da'wah yang menjadi penggagasnya adalah Ahmad
Ghalwusy. Menurutnya, da'wah adalah "menyampaikan pesan Islam kepada
manusia di setiap waktu dan tempat dengan metode-metode dan media-media
yang sesuai dengan situasi dan kondisi para penerima pesan da'wah (khalayak
da'wah)" (Ghalwusy, 1987:11).
Ketiga, definisi da'wah yang lebih menekankan pada pengorganisasian dan
pemberdayaan sumber daya manusia (khalayak da'wah) dalam melakukan
berbagai petunjuk ajaran Islam (pesan da'wah), menegakkan norma sosial budaya
(ma'ruf) dan membebaskan kehidupan manusia dari berbagai penyakit sosial
(munkar). Definisi ini antara lain dikemukakan oleh Sayyid Mutawakil.
Menurutnya, da'wah adalah "mengorganisasikan kehidupan manusia dalam
menjalankan kebaikan, menunjukannya ke jalan yang benar dengan menegakkan
norma sosial budaya dan menghindarkannya dari penyakit sosial" (dalam al-
Mursyid, 1989:21).
Keempat, definisi da'wah yang lebih menekankan pada sistem dalam menjelaskan
kebenaran, kebaikan, petunjuk ajaran, menganalisis tantangan problema
kebathilan dengan berbagai macam pendekatan, metode dan media agar mad'u
mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Definisi
da'wah yang demikian antara lain dikemukakan oleh Al-Mursyid. Menurutnya,
da'wah adalah sistem dalam menegakkan penjelasan kebenaran, kebaikan,
petunjuk ajaran, memerintahkan perbuatan ma'ruf, mengungkap media-media
kebatilan dan metode-metodenya dengan macam-macam pendekatan, dan metode
dan media da'wah (Al-Mursyid, 1989:21).
Kelima, kategori definisi da'wah yang lebih menekankan pada urgensi
pengamalan aspek pesan da'wah (ajaran Islam) sebagai tatanan hidup manusia
hamba Allah dan khalifah-Nya di muka bumi. Definisi ini dikemukakan oleh Ibnu
Taimiyah (1398 H:157-158), dan pesan da'wah yang terkandung dalam perspektif
ini adalah: (1) mengimani Allah; (2) mengimani segala ajaran yang dibawa oleh
semua utusan Allah, dengan membenarkannya dan mentaatinya segala yang
diperintahkan; (3) menegakkan pengikraran syahadatain; (4) menegakkan shalat;
(5) mengeluarkan zakat; (6) shaum bulan Ramadhan; (7) menunaikan ibadah haji;
(8) mengimani Malaikat, Kitab-kitab Allah, para Utusan-Nya, kebangkitan setelah
wafat, kepastian baik-buruk yang datang dari Allah; dan (9) menyerukan agar
hamba Allah hanya beribadah kepada-Nya seakan-akan melihat-Nya.
Keenam, definisi da'wah yang lebih menekankan pada profesionalisme da'wah,
yakni da'wah dipandang sebagai kegiatan yang memerlukan keahlian, dan
memerlukan penguasaan pengetahuan. Dengan demikian, da'i-nya adalah ulama
atau sarjana yang memiliki kualifikasi dan persyaratan akademik serta
keterampilan dalam melaksanakan kewajiban da'wah. Definisi ini diajukan oleh
Zakaria yang menyatakan bahwa "Aktivitas para ulama dan orang-orang yang
memiliki pengetahuan agama Islam dalam memberi pengajaran kepada orang
banyak (khalayak umum) hal-hal yang berkenaan dengan urusan-urusan agama
dan keduniaannya sesuai dengan realitas dan kemampuannya" (dalam Sambas dan
Subandi, 1999:21).
7. Status Dai
a. Dai sebagai pemimpin, artinya sebagai pemimpin bukan hanya menyuruh,
menganjurkan orang lain saja, tetapi keteladanan memegang peranan penting di
dalam kepemimpinan itu sendiri. Ia haruslah ing ngarso sung tulodho, ing madyo
mangun karso, tut wuri handayani.
b. Dai sebagai mujahid, artinya sebagai seorang pejuang, mempunyai ukuran
nilai tersendiri terhadap apa yang diperbuatnya. Sebagai pejuang dia sanggup
menggalang umat, menggerakkan mereka untuk kepentingan dakwah, ketaqwaan
dan untuk pengabdian kepada sesamanya dan memberikan perlindungan serta
pengayoman kepada mereka dan menyalurkan aspirasinya. Seorang mujahid harus
selalu berjiwa besar dan membesarkan jiwa orang lain, tidak sombong dalam
keberhasilannya dan tidak hina dalam kegagalannya. Kesemuanya itu hanya
karena Allah semata.
c. Dai sebagai objek artinya sebagai dai hendaknya selalu menyadari bahwa apa
yang diberikan kepada orang lain pada hakikatnya bukan untuk orang lain saja,
melainkan untuk dirinya juga. Di sinilah tanggung jawab moril seorang dai.
d. Dai sebagai pembawa misi artinya sebagai dai perlu menyadari bahwa
amanah Allah selalu berada di atas pundaknya, kapan dan dimanapun berada.
Amanah harus dijaga sebaik-baiknya dan harus disampaikan kepada yang berhak
menerimanya, karena akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah SWT.
e. Dai sebagai pembangun artinya sebagai dai hendaknya selalu melaksanakan
amar maruf nahi munkar.
8. Pengertian Motivasi Dalam Dakwah
Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
motivasi dalam dakwah adalah dorongan dalam diri seseorang dalam usahanya
untuk memenuhi keinginan, maksud dan tujuan dalam mengajak manusia dengan
cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT
untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan juga di akhirat.
Dalam proses kegiatan dakwah/ penerangan agama, pemenuhan akan kebutuhan-
kebutuhan hidup manusia adalah mutlak perlu diperhatikan, karena tanpa dapat
menghampiri motive-motive pokok manusia, pesan dakwah mustahil dapat
mempengaruhi perilaku objek dakwah / penerangan agama sebagai yang
diharapkan. Dan dalam praktek dakwah, motive tersebut dapat dikembangkan
melalui pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada orang-orang untuk aktif
melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuannya dengan pengarahan
kepada hal-hal yang tidak berlawanan dengan norma susila dan sosial. Bilamana
dalam proses dakwah, jaminan rasa aman dapat direalisasikan dalam bentuk
situasi dan kondisi kehidupan di lingkungan masyarakat dimana dakwah sedang
dilangsungkan, maka masyarakat dengan mudah akan terdorong untuk menerima
bahkan menaruh simpati serta mengaktualisasikan ke dalam perilaku pribadinya.
Akan tetapi sebaliknya jika malah menimbulkan atau mengundang ancaman dari
luar, maka sudah pasti mereka akan menolak bahkan antipati terhadap kegiatan
dakwah. Kepercayaan kepada yang maha Ghaib adalah suatu tenaga motivasi
yang paling kuat dalam masyarakat, karena hal itu pada umumnya merupakan
sumber kedamaian yang tahan lama, suatu dorongan keinginan untuk
mempercayai-Nya adalah kekuatan pendorong yang potensial dalam kehidupan
manusia.
Dan dalam usaha memperoleh hasil guna pelaksanaan dakwah, motive atau
dorongan-dorongan di atas masih perlu diarahkan kepada tujuan proses dakwah
yaitu mengendalikan, mengarahkan, mengembangakan dan memanfaatkan
kemampuan tersebut bagi hubungan manusia sebagai makhluk individual dan
sebagai anggota masyarakat. Daya tarik dakwah atau tabligh kepada sasaran
adalah sangat ditentukan oleh kemampuan mengendalikan, mengarahkan,
mengembangkan dan memanfaatkan motive-motive tersebut untuk
diaktualisasikan dan diorientasikan kepada sasaran dakwah. Dan dalam proses
kegiatan dakwah, faktor manusia adalah yang menjadi sasaran yang perlu
didorong sedemikian rupa sehingga produktivitas dan kreativitas hidup individual
dan sosial yang dijiwai oleh agama dapat berkembang karena hal tersebut menjadi
kebutuhan hidup manusia itu sendiri. Dalam proses dakwah, diharapkan seorang
dai mampu menggerakkan atau menimbulkan kekuatan dalam diri madu dan
memimpin madu untuk bertindak sesuai dengan ajaran-ajaran agama yang
disampaikan.
Sudah menjadi fitrah manusia suka kepada yang menyenangkan dan benci kepada
yang menakutkan, maka selayaknya bagi para dai untuk memulai dakwahnya
dengan memberi harapan yang menarik, mempesona dan menggembirakan
sebelum memberikan ancaman. Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu
Musa ra., ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: Serulah manusia ! Berilah
kabar gembira dan janganlah membuat orang lari. Seorang dai seharusnya
terlebih dahulu memberikan targhib (kabar gembira) sebelum tarhib (ancaman),
mendorong, beramal dan menyebutkan faedah amal sebelum menakut-nakuti
dengan bahaya riya, memberitahu keutamaan menyebarkan ilmu sebelum
memberi peringatan kepada mereka tentang besarnya dosa menyembunyikan ilmu
dan memotivasi untuk melaksanakan shalat pada waktunya sebelum memberikan
peringatan tentang besarnya dosa meninggalkan shalat. Jadi memberi kabar
gembira terlebih dahulu sebelum peringatan itu bisa membuat hati menerima
dengan baik dan lega. Pemberian motivasi ini bisa menumbuhkan harapan dan
optimisme seseorang. Jadi ringkasnya dalam berdakwah, hendaknya kita
mendahulukan memberikan motivasi dan pencerahan.
9. Peranan Motivasi Dalam Proses Dakwah
Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan
dan menopang tingkah laku manusia. Motivasi mengarahkan tingkah laku
individu ke arah suatu tujuan, menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan
dan kekuatan individu tersebut. Tujuan motivasi bagi seorang dai adalah
menggerakkan atau memacu objek dakwah (madu) agar timbul kesadaran
membawa perubahan tingkah laku sehingga tujuan dakwah dapat tercapai.
Selanjutnya seorang dai dituntut untuk mengarahkan tingkah laku madu sesuai
dengan tujuan dakwah kemudian menopang tingkah laku madu dengan
menciptakan lingkungan yang dapat menguatkan dorongan-dorongan tersebut.
Penting bagi seorang dai mengetahui motif-motif mendesak dari sasaran
dakwahnya agar seorang dai mampu menyesuaikan materi dakwah, metode
dakwah atau strategi dakwah yang tepat, sehingga tujuan dakwah dapat tercapai.
Dakwah secara luwes dilakukan dengan memandang dasar-dasar Islam (Al-
Quran dan Hadis) dengan cakrawala yang luas yang berarti tidak semua dalil
dapat digunakan dalam setiap keadaan tetapi kemungkinan ada dalil lain yang
lebih cocok dan relevan. Seperti dalam firman Allah :
_ #-9.0\|Ite( o= e #-!v )e_ 4 ?o\|It#( ue
)o~Ie=\uPt3'O( #-!vet #-! 6e~ e uo~Ie=\u#(
190. Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi)
janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas. (Q.S Al-Baqarah : 190)
Ayat tersebut di atas adalah perintah Allah terhadap Nabi SAW dan orang-orang
yang beriman di saat melakukan ibadah haji dan umrah di Baitul Haram (Mekkah)
untuk menjaga kemungkinan orang-orang kafir Quraisy memerangi kaum
muslimin.
Dengan firman Allah SWT :
Bet~to; t?v4 &93'/| o~| 'u#BtZu#( #-!vet
t~+kt- _ &9eA8 t#>A Bie( ?\Z|3'/
uuu!e&e /e--! ?\o|BeZu|t 4 u&P^T3'N|
/eB.uu9e3'O( #-! 6e~ e uBt~e|t __
?o\|>oHu|t .'Z'A| )e| 9v3'/| ,| o9e3'/|
10. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan
yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?
11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah
dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
Dalam pengharaman khamr ada tiga fase yaitu :
)eO.N\ (ee0-! \~| ( u#-9.0|se #-9.0(c tC
oT(t=\uPt7 - 3 P+.\ee0- Be &2}9t u)eO.00-!
9e=Z- uBt+o~e 27e 7tie .9e 3 #-9.\.uu
\~ Ze)^u|t Bt-o# uoT(t=\uPt _. ?out3v|t
9o\=+6^N| #-ut~Me 9o3'N #-!+
219. Mereka bertanya kepadamu tentang khamar[136] dan judi. Katakanlah:
"Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia,
tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka bertanya
kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan."
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.
(Q.S Al-Baqarah : 219)

[136] Segala minuman yang memabukkan.
Selanjutnya :
u&PuO( #-9'=vu4ov ?o).t/u#( e 'u#Bt+u#( #-!vet
t~+kt- t-/ec )ee +7- ue ?o)^u9'u|t Bt-
?o\|=v0u#( A4 3o~t3 ~ t?v4 &| As(c#
.'+'A u)e| 4 ?o(.utT=\u#( A4 6e~~ 9o~0T('A
&| #-9.(t-!_l Bie, Bie+3'N &vt -!'u &| oq_7+-
=,\e+# (outu0s0u#( Bt-!'| B#( (o=vN| #-9+ieT,-!'u
t^u# .|t #-!v )e| 3 u&|e3'N| /euuoe3'N|
(o--B.T,ou#( c_ ^u#
43. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula
hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub[301], terkecuali sekedar
berlalu saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir
atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan,
kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah
yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha
Pema'af lagi Maha Pengampun. (Q.S An-Nisa: 43)

[301] Menurut sebahagian ahli tafsir dalam ayat ini termuat juga larangan untuk
bersembahyang bagi orang junub yang belum mandi.
Selanjutnya :
u#-9.0.s #-:.o0( )eP+0- 'u#Bt+u)#( #-!vet
t~+kt- #-9.:o~ t0~ Bie( _(+ u#-{u.9o~N
u#-{uP,->: ?\.=eou|t 9o\=+3'N| (o--(Ite7uv
90. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah Termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.(Q.S Al-Maidah: 90)

[434] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab
Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan
apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya ialah: mereka
ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing
yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-
apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. Bila mereka
hendak melakukan sesuatu maka mereka meminta supaya juru kunci Ka'bah
mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti apakah mereka akan
melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang
diambil itu. Kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, maka
undian diulang sekali lagi.
10. Hambatan Dakwah
Hambatan-hambatan dakwah merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh
dai. Diantaranya adalah :
a. Dari dai sendiri dimana pribadinya mungkin kurang dapat diterima, seperti
watak yang keras, kaku, angkuh, sombong, sifat yang tidak terpuji dan tingkah
laku yang tidak mencerminkan seorang dai.
b. Dari materi yang disampaikan kurang tepat sasaran, tidak sesuai dengan
kebutuhan dan tidak sesuai dengan kadar kemampuan.
c. Dari teknis penyampaian dakwah tidak sesuai dengan keadaan yang menerima.
Contoh penyebaran buletin pada masyarakat yang banyak buta huruf.
d. Dari alat yang dipergunakan tidak banyak menunjang keberhasilan dakwah.
e. Dari tujuan tidak jelas dan mungkin belum dihayati sehingga proses dakwah
berjalan tanpa arah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan Pengertian Motivasi Dalam Dakwah, dapat kami simpulkan
sebagai berikut :
1. Pengertian Motivasi adalah dorongan dalam diri seseorang dalam usahanya
mengarahkan tingkah laku untuk memenuhi keinginan, maksud dan tujuan.
2. Konsep Motivasi adalah menurut Abraham H. Maslow. Maslow mengatakan
bahwa hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang memotivasi perilaku
manusia.
3. Aspek-aspek motivasi adalah aspek fisik, meliputi penilaian individu terhadap
segala sesuatu yang dimilikinya, aspek psikis, meliputi pikiran, perasaan, dan
sikap yang dimiliki individu terhadap dirinya sendiri, aspek sosial, meliputi
kemampuan dalam berhubungan dengan dunia di luar dirinya, perasaan mampu
dan berharga dalam lingkup interaksi sosial dengan orang lain secara umum,
aspek moral, meliputi nilai dan prinsip yang memberi arti serta arah bagi
kehidupan seseorang, arti dan nilai moral, hubungan dengan Tuhan, perasaan
menjadi orang baik atau berdosa, dan kepuasan atau ketidakpuasan terhadap
agama yang dianut, aspek seksual, meliputi pikiran dan perasaan individu
terhadap perilaku dan pasangannya dalam hal seksualitas, aspek keluarga,
meliputi arti keberadaan diri di dalam keluarga, hubungan dengan dan dalam
keluarga, aspek diri secara keseluruhan, meliputi pikiran, perasaan, dan sikap
yang dimiliki individu terhadap dirinya sendiri.
4. Teori-Teori Motivasi adalah menurut HM. Arifin bahwa, secara fundamental
motivasi bersifat dinamis yang melukiskan ciri-ciri tingkah laku manusia yang
terarah pada suatu tujuan. Dengan motivasi, seseorang dapat melipat gandakan
usahanya untuk mengetahui rintangan dan mencapai tujuan tersebut. Sigmund
Freud : berpendapat bahwa dasar dari motivasi tingkah laku manusia adalah
insting (naluri). Abraham Moslow : berpendapat bahwa manusia dimotivasi oleh
sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah
dan berasal dari sumber genesis atau naluriah. K.S. Lashley : berpendapat bahwa
motivasi dikendalikan oleh respon-respon susunan saraf sentral ke arah
rangsangan dari dalam dan dari luar yang variasinya sangat komplek termasuk
perubahan komposisi kimiawi dan aliran darah. Fillmore H. Sanford : berpendapat
motivasi sebagai kondisi yang menggerakkan suatu organisme yang mengarah
kepada tujuan.
5. Motif dalam Al-Quran adalah adanya isyarat tentang adanya tingkah laku
manusia (motif) dalam sistem nafs yang dipaparkan Al-Quran dalam surat Yusuf
ayat 53, surat Al-Baqarah ayat 30, surat An-Naba ayat 9-11.
6. Pengertian Dakwah adalah menurut Abdul Aziz secara etimologis da'wah
berarti: 1). Memanggil; 2). Menyeru; 3). Menegaskan atau membela sesuatu; 4).
Perbuatan atau perkataan untuk menarik manusia kepada sesuatu; dan 5).
Memohon dan meminta. Menurut Syekh Ali Mahfudz dakwah adalah mengajak
manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka
berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka mendapat
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Menurut Prof. Toha Yahya Umar, MA, dakwah
yaitu mengajak manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar
sesuai dengan perintah Allah SWT untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka
di dunia dan juga di akhirat. Menurut Prof. K.H. Abdul Kahar Muzakkir
menjelaskan dakwah yaitu tugas suci atas tiap-tiap muslim dimana dan bilamana
ia berada di dunia ini, yaitu menyeru dan menyampaikan agama Islam kepada
masyarakat dan kewajiban tersebut untuk selama-lamanya. Ditinjau secara
terminologis, menurut syekh Ali Mahfudz da'wah adalah "Mendorong manusia
kepada kebaikan dan petunjuk, memerintahkan perbuatan yang diketahui
kebenarannya, melarang perbuatan yang merusak individu dan orang banyak agar
mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat"
7. Status Dai adalah sebagai pemimpin, sebagai mujahid, sebagai objek, sebagai
pembawa misi, sebagai pembangun.
8. Pengertian motivasi dalam dakwah adalah dorongan dalam diri seseorang
dalam usaha.nya untuk memenuhi keinginan, maksud dan tujuan dalam mengajak
manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Allah SWT untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan
juga di akhirat. Dan di dalam proses dakwah, diharapkan seorang dai mampu
menggerakkan atau menimbulkan kekuatan dalam diri madu dan memimpin
madu untuk bertindak sesuai dengan ajaran-ajaran agama yang disampaikan.
9. Peranan motivasi dalam proses dakwah adalah mengarahkan tingkah laku
individu ke arah suatu tujuan, menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan
dan kekuatan individu tersebut.
10. Hambatan Dakwah adalah dari dai sendiri dimana pribadinya mungkin
kurang dapat diterima, seperti watak yang keras, kaku, angkuh, sombong, sifat
yang tidak terpuji dan tingkah laku yang tidak mencerminkan seorang dai, dari
materi yang disampaikan kurang tepat sasaran, tidak sesuai dengan kebutuhan dan
tidak sesuai dengan kadar kemampuan, dari teknis penyampaian dakwah tidak
sesuai dengan keadaan yang menerima, dari alat yang dipergunakan tidak banyak
menunjang keberhasilan dakwah, dari tujuan tidak jelas dan mungkin belum
dihayati sehingga proses dakwah berjalan tanpa arah.
B. Saran
Bagi dai dan calon dai hendaknya mempersiapkan diri sepenuhnya secara
profesional baik secara fisik maupun psikisnya dalam kegiatan dakwah sehingga
apa yang disampaikan membuahkan hasil yang maksimal bagi kemaslahatan
ummat menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

You might also like