You are on page 1of 11

1. Kota Jakarta: a. Nama Pertama Sunda Kelapa, dikenal dari zaman kerajaan Hindu Pajajaran b.

Tanggal 22 Juni 1527 diganti menjadi Jayakarta c. Nama Batavia diberikan oleh Belanda pada 30 Mei 1619 dalam serangannya ke kota jayakarta d. Pada 9 Maret 1942 Kolonial Belanda Jatuh ke tangan Jepang, dan lalu nama Batavia diganti menjadi Djakarta Toko Betsu Shi. Nama Jakarta didapat secara resmi pada september 1945, dengan walikota pertama Suwiryo. 2. Peran Jakarta Menyongsong Proklamasi: a. Kota Jakarta menjadi tempat berditrinya organisasi Budi Oetomo. Kita mengetahui bahwa budi utomo adalah organisasi pergerakan kebagsaan pertama di Indonesia. b. Semangat nasionalisme Indonesia juga dicanangkan oleh para mahasiswa di Batavia pada awal abad ke 20, keputusan bersejarah yang dicetuskan pada tahun 1928 yaitu sumpah pemuda. c. Pada masa pergerakan kebangsaan, Jakarta telah memunculkan seorang tokoh dan putera betawi asli yang dengan gigih memperjuangkan kemajuan dan kesejahteraan penduduk Betawi, dia adalah Muhammad Husni Thamrin. Di dengan gagah berani memperjuangkan perbaikan kampong dan taraf hidup masyarakat betawi. d. Puncak pergerakan kemerdekaan Indonesia, yakni proklamasi 17 Agustus 1945 terjadi dan berlangsung di halaman rumah kediaman Bung Karna. Di tempat ini dibangun tugu proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. 3. Bentuk dan Akibat Pencemaran Lingkungan: a. Pencemaran Udara i. Sumber 1. Sumber pencemaran dari sumber tetap, yaitu misalnya industri pengolahan dan pembakaran bahan bakar, pembangkit listrik dan tungku domestik 2. Sumber Pencemaran dari sumber bergerak, yaitu kendaraan bermotor 3. Sumber Pencemaran dari limbah padat, misalnya pembakaran limbah padat terutama limbah domestik ii. Zat Pencemar

1. CO [karbon monoksida] 2. Debu 3. Sulfur dioksida [SO2] 4. Nitrogen Oksida[NOX] 5. Hidrokarbon [HC] 6. Timbal [Pb]

iii. Dampak 1. Menimbulkan berbagai macam penyakit, misalnya asma, berkurangnya intelegensi anak, hipertensi, serangan jantung, dan penyakit saluran pernafasan lain. 2. Deposisi asam, yaitu turunnya pencemar yang bersifat asam di atmosfer ke permukaan bumi, ada 2 bentuk yaitu 1} Hujan Asam 2} Deposisi Kering 3. Mengubah struktur atmosfer bumi, sehingga membuka celah bagi sinar ultraviolet matahari untuk masuk, sehingga mengakibatkan global warming. b. Pencemaran Air i. Sumber 1. Buangan rumah tangga [domestik], merupakan limbah yang berasal dari perumhan, pusat perdagangan, dll 2. Buangan limbah industri 3. Limbah Pertanian ii. Zat Pencemar 1. Pestisida 2. Produk minyak 3. Unsur Logam Berat, contohnya tembaga, timah hitam, merkuri, dan selenium 4. Limbah B3, artiya Bahan Beracun dan Berbahaya

5. Kelebihan unsur organik pupuk, bisa mengakibatkan eutrophication 6. Sedimentasi 7. Mikroorganisme Parasit 8. Polusi Thermal iii. Dampak 1. Dampak Terhadap kehidupan Biota air, polusi akan mengurangi pasokan oksigen sehingga mengakibatkan menurunnya kadar oksigen di dalam air 2. Dampak terhadap kualitas air tanah 3. Dampak terhadap kesehatan, pengaruh langsng pencemaran air terhadap kesehatan tergantung sekali pada kualitas air sebagai penyalur atau media penyakit 4. Damapak terhadap estetika lingkungan, muncul bau tidak sedap, menyebabkan tempat sekitar menjadi licin c. Pencemaran Tanah i. Sumber Sumber utama pencemaran tanah adalah sampah yang tidak dapat membusuk, sehingga bisa mengakibatkan produktivitas tanah terganggu, selain itu zat kimia, bibit penyakit, bakteri, protozoa, juga bisa mengakibatkan pencemaran tanah ii. Dampak Mengakibatkan produktivitas tanah terganggu, banyak tanaman mati bila ditanam di tanah yang tercemar oleh sampah yang tidak dapat membusuk, selain itu dapat juga menimbulkan bau tidak sedap d. Pencemaran Suara i. Sumber Suara yang melebihi ambang batas , sehingga menimbulkan suara yang tidak sedap didengar adalah sumber pencemaran suara ii. Dampak Bisa mengganggu orang, bisa menyebabkan penyakit jantung, tuli, dan gila e. Pencemaran Panas

i. Sumber Penggunaan berbagai jenis bahan bakar di pabrik atau untuk rumah tangga adalah sumber pencemaran panas ii. Dampak Kenaikan suhu, dapat mengakibatkan dehidrasi bila terlalu panas, sehingga bisa pingsan atau mimisan 4. Upaya Pemerintah Daerah DKI Jakarta dalam mengatasi pencemaran: a. Tujuan: i. Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan pembangunan menusia seutuhnya ii. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana iii. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan hidup iv. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan seluruh generasi v. Terlindungnya negara dari dampak kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan kerusakan lingkungan. b. Menurut Prof EMIL Salim 5 tantangan yang dihadapi gerakan lingkungan hidup antara lain i. Penyelamatan air dari eksploitasi secara berlebihan. ii. Kualitas tanah terus merosot akibat tekanan penduduk dan eksploitasi besar besaran untuk keperluan pembangunan. iii. Menciutnya keanekaragaman hayati. iv. Perubahan iklim. v. Meningkatnya jumlah kota kota berpenduduk banyak berkaitan dengan proses industrialisasi yang mendorong proses urbanisasi. c. Upaya pemerintah DKI i. Diadakannya peraturan 1. Perda No 12 Tahun 1971, mengatur tentang pencegahan pengotoran udara, air dan lepas pantai dalam wilayah DKI

2. Perda No 2 tahun 2005, berbicara mengenai pengendalian pencemaran udara di DKI Jakarta 3. Keputusan Gubernur KDKI Jakarta no 1189 Tahun 1983, berisi pedoman analisis mengenai dampak lingkungan untuk kegiatan industri wilayah DKI 4. Keputusan Gubernur KDKI No 1002 tahun 1985, berisi tentang koordinasi dan mekanisme pengendalian pencemaran lingkungan di wilayah DKI ii. Penambahan Fasilitas umum 1. Alat transportasi, meberlakukan three in one, dll 2. WC Umum 3. Penambahan mobil sampah dan mobil penyedot tinja 4. Penghijauan, bisa mengurangi CO2 5. Mewujudkan Kota sehat, misalnya dengan a. Memberikan proyek bantuan fisik b. Mempelo[pori bakti sosial membangun fasilitas mereka sebagai motivasi masyarakatuntuk

c. Memberi penyuluhan tentang pentingnya kesehatan d. Membentuk forum kota sehat e. Mengevaluasi dan meingplementasikan bersama kelompok kerja tersebut. 5. Penyebab musibah kebakaran dan penaggulanggannya a. Penyebab i. Penggunaan listrik, biasanya arus pendek ii. Peralatan rumah tangga iii. Pemabakaran sampah iv. Api rokok v. Obat nyamuk bakar vi. Petasan

vii. Petir viii. Kecelakaan kendaraan b. Akibat i. Kehilangan tempat tinggal ii. Kehilangan harta benda dan surat surat penting iii. Cacat tubuh dan korban jiwa iv. Kehilangan mata pencaharian v. Pemadaman aliran listrik vi. Pemutusan saluran komunikasi c. Penggulanggan i. Sarana proteksi kebakaran pasif Berkaitan dengan sistem kompartemenisasi,penggunaan bahan bahan yang melekat pada komponen struktur, seperti dinding, lantai, langit langit, dan bahan pelapis interior suatu bangunan yang didisain untuk menghambat penjalaran kebakaran ii. Sarana proteksi kebakaran Aktif Adalah penyiapan alat atau perangkat atau sistemproteksi kebakaran seperti alat pemadam api ringan dan berat, sistem instalasi pemadam api, alaram kebakaran, hidran kebakaran, dan splinker otomatis iii. Sarana Jalan keluar Adalah seperangkat komponen yang melekat di dalam bangunan yang dimaksudkan sebagai alat untuk menyelamtkan diri keluar ke tempat yang aman bila terjadi kebakaran iv. Manajemen penaggulanggan kebakaran gedung Adalah suatu sistem pengelolaan segala sumber daya yang terdiri atas komponen SDM, peralatan dan tata laksana, atau prosedur operasi standar, yang ditujukan untuk mengamankan bangunan dari bahaya kebakaran. v. Untuk mengurangi akibat kebakaran kita perlu mempunyai sikap yang bertanggung jawab dlm kehidupan sehari hari. Tanggung jawab tersebut termasuk tanggung jawab individu dan sosial. Tanggung jawab individu maskudnyatanggung jawab pada keamanan dan keselamatan diri sendiri,

sedangkan tanggung jawab sosial berhubungan dengan keamanan dan keselamatan oranglain. Apabila tanggung jawab dialogis [dua arah] dapat kita wujudkan dalam kehidupan sehari hari, maka kita dapat mencegah kebakaran. Selain itu tanggung jawab dialogis dapat kita wujudkan dalam kebiasaan antara lain : 1} tidak bermain api 2} memeriksa secara rutin peralatan yang berhubungan dengan api 3}tersedia alat untuk mmadamkan kebakaran yang sederhana. vi. Upaya penaggulangan musibah kebakaran yaitu: 1. Mematikana rus listrik 2. Menghubungi PLN untuk memutuskana rus daerah sekitar 3. Menelepon dinas pemadam kebakaran DKI Jakarta atau suku dinas pemadam kebakaran di lima wilayah kota.Menelepon kantor polisi 4. Bersama masyarakat sebisanya berusaha memadamkan. 6. Latar belakang pembangunan rumah susun: a. Meningkatnya kawasan pemukiman kumuh, ada 3 yaitu bantaran sungai, bantaran rel kereta, dan gang sempit pada lingkungan pemukiman padat. b. Upaya menciptakan pemukiman yang ideal untuk mengurangi pemukiman kumuh. c. Karena pembangunan rumah secara horisontal dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan pemukiman bagi warga ibu kota tidak mungkin lagi dilakukan, mengingat lahan yang ada sangat terbatas. d. Rumah susun menjadi alternatif hunian kota metropolitan, karena mampu menampung penduduk lebih banyak di atas lahan yang tidak terlalu luas, efisiensi penyediaan prasarana dan sarana perkotaan, memperindah lingkungan kota, dan mengurangi pengeluaran penghuni. e. Tujuan utamanya: i. Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, yang terjamin kepastian hukum dalam pemanfaatannya. ii. Meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah di daerah perkotaan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam serta menciptakan lingkungan pemukiman yang lengkap, serasi dan seimbang f. Pengertian utama rumah susun adalah [berdasarkan UU No. 16 tahun 1985] Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu

lingkungan yang terbagi dalam bagian bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan satuan yang masing masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda benda bersama, dan tanah bersama. 7. Badan Pengelola Rumah susun: a. Penghuni Rumah susun i. Penghuni terbagi dalam: 1. 75% untuk pegawai sipil/TNI Polri gol I dan II 2. 15 % untuk karyawan swasta/negara yang penghasilannya setaraf dengan pegawai negeri gol I dan II 3. 10% untuk masyarakat yang terkena gusuran ii. Pengertian: Penghuni SRS adalah pemilik atau penyewa dan atau penyewa beli atau mengontrak atau seseorangan atau badan hukum yang secara nyata menempati SRS sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku. b. Pemilik satuan Rumah susun i. Pengertian 1. Menurut Perda DKI no 1 tahun 1991 pasal 1 huruf j, Pemilik SRS adalah perorangan atau abdan hukum yang memiliki sertifikat Rumah susun yang memenuhi sayarat sebagai pemegang hak atas tanah sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. ii. Hak 1. Menempati dan menggunakkan SRS nya. 2. Menyewakan SRS nya kepada pihak lain untuk beberapa lama, baik perjanjian terikat maupun tidak 3. Menjadikan sertifikat HMSRS nya sebagai agunan atau jaminan peminjaman uang 4. Menjuala tau memberikan sertifikat HMSRS nya kepada orang lain denagn diketahui notaris 5. Mempunyai kesempatan memilih dan dipilih menjadi PPRS iii. Kewajiban

1. Harus memenuhi syarat teknis dan administratif yang ditentukan 2. Sebelum menjual atau meyewakan harus memperoleh ijin dari Pemda 3. Apabila rumah susun telah selesai diabgun, pemilik wajib memisahkan SRS SRS nya berikut bagian, benda, dan tanah dalam suatu akta yang disahkan oleh Pemda 4. Menopang proses pendirian PPRS 5. Menaggung pajaka tau biaya pajak kegiatan PPRS dan badan pengelola sesuai Proporsi 6. Mengajukan perpanjangan jangka waktu/pemabruan haka atas tanah bersama 7. Memantau kegiatan atau keadaan SRS nya pada waktu tertentu agar tidak terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki. c. Persatuan Penghuni rumah susun [PPRS] i. Fungsi 1. Membina terciptanya kehidupan lingkungan yang aman , sehat, dan tertib 2. Mengatur dan membina kepentingan penghuni 3. Mengelola rumah susun di lingkungannya ii. Tugas Pokok 1. Mengesahkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang disusun dalam rapat umum PPRS 2. Membina penghuni ke arah kesadaran hidup bersama yang serasi, selaras, dan seimbang 3. Mengawasi pelaksanaan ketentuan ketentuan yang tercantum dalam AD dan ART PPRS 4. Menyelenggarakan tugas administratif penghunian 5. Menunjuk, membentuk, atau mengawasi badan pengelola rumah susun dan lingkungannya 6. Menyelenggarakan pembukuan administratif keuangan secara terpisah sebagai kekayaan perhimpunan penghuni

7. Menetapkan sanksi terhadap pelanggaran yang ditetapkan dalam AD dan ART PPRS iii. Hak 1. Mengatur komposisi benda pribadi di SRS yang dihuni 2. Memanfaatkan SRS dan lingkungan yang temasuk bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama secara aman dan tertib 3. Mendapat perlindungan sesuai dengan AD dan ART 4. Memilih dan dipilih menjadi anggota pengurus perhimpunan penghuni iv. Kewajiban 1. Mengikuti persyaratan teknis dan administratif yang telah dicanangkan 2. Harus memperoleh izin layak huni dari pemda 3. Mematuhi dan melaksanakan peraturan tata tertib dalam rumah susun dan lingkungannnya sesuai AD dan ART. 4. Membayar iuran pengelolaan dan premi asuransi kebakaran 5. Memelihara rumah susun serta lingkungannya termasuk bagian, benda, dan tanah bersama. v. Kegiatan 1. Menanam pohon pelindung atau tanaman hias 2. Memelihara bangunan atau rumah dan pekarangan dengan baik 3. Membuang benda berbau busuk yang dapat mengganggu 4. Menyediakan tempat sampah di dalam pekarangan abgian depan 5. Memelihara pagar pekarangan dan memotong pagar hidup yang ebrbatasan dengan jalan 6. Membuang bagian dari pohon, semak, mengganggu kebersihandan ketertiban dan tumbuhan, yang

7. Memelihara atau memotong rumput antara batas pekarangan dengan jalan umum 8. Memelihara jalan masuk pekarangan 9. Memagari atau memberi tembok keliling pada sumur air

10.Memelihara dan mencegah kerusakan trotoar 11.Memberi penerangan lampu di pekarangan untuk menerangi jalan yang belum ada penerangannya. 12.Dilarang memotong dan atau menebang pohon yang tumbuh di pekarangan yang ukuran garis tengah minimal 10 cm tanpa izin gubernur DKI. d. Badan pengelola rumah susun i. Tugas 1. Melaksanakan pemeriksaan, pemeliharaan, kebersihan, serta perbaikan rumah susun dan lingkungannya pada bagian, benda, maupun tanah bersama 2. Mengawasi ketertiban dan keamanan penghuni serta penggunaan bagian, benda, dan tanah bersama sesuai dengan peruntukannya 3. Secara berkala menginformasikan permasalahan yang muncul serta memberikan usulan pemecahannya.

You might also like