MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV MI ISLAMIYAH BANJARPOH PULOREJO NGORO JOMBANG
SKRIPSI
Oleh Ida Fitria Prastuti NIM. 07140058
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Oktober 2009
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK- PAIR-SHARE DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV MI ISLAMIYAH BANJARPOH PULOREJO NGORO
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh Ida Fitria Prastuti NIM. 07140058
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Oktober 2009
LEMBAR PERSETUJUAN
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV MI ISLAMIYAH BANJARPOH PULOREJO NGORO
SKRIPSI
Oleh Ida Fitria Prastuti NIM. 07140058
Telah Disetujui pada Tanggal 15 Oktober 2009 Oleh Dosen Pembimbing
Dr. Wahidmurni, M.Pd., AK NIP. 150 303 049
Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Dra. Hj. Sulalah, M.Ag. NIP 150 267 279
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV MI ISLAMIYAH BANJARPOH PULOREJO NGORO JOMBANG
SKRIPSI
dipersiapkan dan disusun oleh Ida Fitria Prastuti (07140058) dengan nilai telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 25 Oktober 2009 dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada tanggal 30 Oktober 2009
Panitia Ujian Tanda Tangan
Ketua Sidang Abdul Ghofur, M.Ag NIP. 150 368 773
:
Sekretaris Sidang Dr. Wahidmurni, M.Pd., AK NIP. 150 303 049
:
Pembimbing Dr. Wahidmurni, M.Pd., AK NIP. 150 303 049
:
Penguji Utama Dra. Hj. Sulalah, M. Ag NIP. 150 267 279
:
Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Dr. M. Zainuddin, MA NIP. 150 275 502
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji syukur ku panjatkan Kehadirat Allah SWT Karya sederhana ini kupersembahkan kepada Bapak, IBU, dan kedua Kakakku, dan Keluargaku atas segala pengorbanan, doa, dan kasih sayang yang selalu mengalir tiada henti. Kepada para Bapak Ibu Guru dan Dosen yang tiada pernah lelah dalam mencurahkan segala ilmunya untuk membimbingku. Sahabat-sahabatku dan teman-teman PGMI angkatan 05 Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya Kepada kita semua. Amin
MOTTO
#$? ? 99# )G9# #$? ? O}# `9# #)?# !# ) !# >$)9#
Artinya : .dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah Ayat 2). 1
1 Departemen Agama Republik Indonesia Al-Quran dan Terjemahnya (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri), hlm. 106
Dr. Wahidmurni, M.Pd.,AK Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi Ida Fitria Prastuti, A. Ma Malang,13 Oktober 2009 Lamp : 4 (Empat) Eksemplar
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang di Malang
Assalaamualaikum Wr. Wb.
Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa, maupun tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:
Nama : Ida Fitria Prastuti NIM : 07140058 Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah ibtidaiyah (PGMI) Judul Skripsi : Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang
maka selaku pembimbing kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalaamualaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
Dr.Wahidmurni, M.Pd.,AK NIP. 150 303 049
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang, 13 Oktober 2009
Ida Fitria Prastuti
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur hanya bagi Allah Tuhan sekalian alam yang menguasai semua makhluk dengan segala kebesaran-Nya yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah serta karunia-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. Sholawat serta salam semoga Allah selalu melimpahkan kepada beliau Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah membawa petunjuk kebenaran kepada umat manusia dan cahaya kebenaran yaitu agama Islam. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dari keseluruhan kegiatan perkuliahan yang telah dicanangkan oleh Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang sebagai bentuk pertanggung jawaban penulis menjadi mahasiswa serta untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Skripsi ini disusun dengan bekal ilmu pengetahuan yang terbatas dan jauh dari kesempurnaan, sehingga tanpa bantuan pembimbing, dorongan dan petunjuk dari berbagai pihak, maka sulit untuk menyelesaikanya. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati dan penuh rasa syukur penulis ingin menyampaikan rasa hormat serta ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah menyediakan fasilitas guna lancarnya pembelajaran. 2. Bapak Dr. M. Zainuddin, M.A selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 3. Kedua Orang Tuaku dan keluarga yang telah ikhlas memberikan doa dan dorongan spiritual maupun material dalam menuntut ilmu sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Dra. Hj. Sulalah, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 5. Bapak Dr. Wahidmurni, M.Pd., A.K. selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing dan memberikan pengarahan serta meluangkan waktunya, sehingga skripsi ini dapat tersusun. 6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah mendidik penulis selama belajar di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 7. Bapak Syofiyul Ibad, S.Pdi selaku Kepala Sekolah MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
8. Bapak Sukardi, S.Pd, selaku Guru Mata Pelajaran Matematika kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang, terima kasih atas waktu dan kesediaan bapak dalam memberikan informasi dan jam pelajaran untuk melakukan penelitian ini. 9. Semua staf dan guru-guru MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro yang turut serta dalam membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini. 10. Sahabat-sahabatku, Anita, Lalu, Oci, Cicik, Fety yang selalu membantu dalam segala hal dan selalu memberikan support. 11. Teman-teman PGMI angkatan 2005 yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Tiada kata yang patut penulis ucapkan selain ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan doa yang tulus semoga apapun yang telah disumbangkan kepada penulis, sekecil apapun wujudnya tercatat sebagai amal yang diterima oleh Allah SWT. Dengan segala kerendahan hari, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Malang, 13 Oktober 2009
Penulis
DAFTAR TABEL
Table 2.1: Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ....................................... 36 Table 3.1: Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share ....... 59 Table 3.2: Pedoman Observasi Sikap Siswa Terhadap KBM Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share ................................... 61 Table 3.3: Kategori Sikap atau Minat Siswa ...................................................... 62 Table 3.4: Format Penilaian Terhadap Minat Siswa pada Mata Pelajaran Matematika ...................................................................................... 63 Table 4.1: Profil MI Islamiyah Banjarpoh ........................................................ 77 Table 4.2: Data guru MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Tahun Pelajaran 2008/2009 ........................................................................................ 79 Table 4.3: Hasil Nilai Pretes ............................................................................. 81 Table 4.4: Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa terhadap KBM Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Pair-share siklus I Pertemuan I ......................................................................... 85 Table 4.5: Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa terhadap KBM Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share Siklus I Pertemuan II ..................................................................................... 90 Table 4.6: Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa terhadap KBM Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share Siklus II Pertemuan II .................................................................................... 95 Table 4.7: Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa terhadap KBM Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share Siklus II Pertemuan II.........................................................................100
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Foto 1 .......................................................................................... 149 Gambar 2. Foto 2 .......................................................................................... 150 Gambar 3. Foto 3 .......................................................................................... 151
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................. 121 Lampiran II Soal Lembar Kegiatan Siswa ................................................. 133 Lampiran III Hasil Penilaian ........................................................................ 140 Lampiran IV Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif model Think-Pair- Share ...................................................................................... 146 Lampiran V Instrumen Wawancara Responden Siswa ................................ 148 LampiranVI Surat Penelitian ..................................................................... 152 Lampiran VII Surat Bukti Penelitian ........................................................... 153 Lampiran VIII Bukti Konsultasi ................................................................... 154
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v HALAMAN NOTA DINAS ........................................................................... vi HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................. viii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii DAFTAR ISI ................................................................................................ xiv ABSTRAK .................................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 9 C. Tujuan ................................................................................................. 10 D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 11 E. Hipotesis ............................................................................................ 12 F. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah .......................................... 12 G. Definisi Istilah ................................................................................... 13 H. Sistematika Uraian ............................................................................ 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar Matematika ............................................................... 16 1. Konsep Motivasi Belajar ................................................................. 16 2. Fungsi Motivasi Belajar ................................................................... 18 3. Peranan Motivasi Dalam Belajar dan Pembelajaran Matematika ...... 18
4. Teknik Memotivasi .......................................................................... 20 B. Matematika di SD ............................................................................... 21 1. Hakekat Matematika di SD .............................................................. 21 2 Strategi Pembelajaran Matematika di SD ......................................... 23 C. KPK dan FPB ...................................................................................... 25 1. Konsep Faktor dan Kelipatan ........................................................... 25 2. KPK dari 2 atau 3 Bilangan ............................................................. 27 3. FPB dari 2 atau 3 Bilangan .............................................................. 28 D. Strategi Pembelajaran Kooperatif ........................................................ 30 1. Konsep Strategi Pembelajaran ......................................................... 30 2. Hakekat Strategi Pembelajaran Kooperatif ....................................... 31 3. Langkah-langkah Pembelajaran kooperatif ...................................... 35 4. Macam-Macam Pembelajaran Kooperatif ....................................... 36 5. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ..................................................... 38 6. Teori yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif............................... 40 7. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif ...................... 42 8. Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share ............. 44 E. Penerapan Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share pada Pembelajaran Matematika ................................................................... 47 F. Pembelajaran Kooperatif dalam Perspektif Islam ............................... 53
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ................................................................................. 56 B. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................................... 56 C. Kehadiran Peneliti ............................................................................... 57 D. Sumber Data dan Jenis Data ................................................................ 58 E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 58 F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 64 G. Analisis Data ....................................................................................... 66 H. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................... 68 I. Tahapan Penelitian .............................................................................. 69
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Latar Belakang Obyek Penelitian ........................................................ 72 1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo ......... 72 2. Visi, Misi, Tujuan, MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo ...................... 74 3. Prestasi yang Pernah Diperoleh ....................................................... 75 4. Fasilitas Pembelajaran ..................................................................... 75 5. Kegiatan Ekstrakurikuler ................................................................. 76 6. Profil MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang ................. 77 7. Struktur Personalia Guru MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo ............. 78 B. Paparan Hasil Penelitian ...................................................................... 79 1. Siklus I .......................................................................................... 80 a. Paparan Data Siklus I Pertemuan I ........................................... 80 1) Perencanaan Tindaklan ..................................................... 80 2) Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 82 3) Refleksi Tindakan ............................................................. 85 b. Paparan Data Siklus I Pertemuan II .......................................... 86 1) Perencanaan Tindakan ....................................................... 86 2) Pelaksanaan Tindakan ....................................................... 87 3) Refleksi Tindakan ............................................................. 90 2. Siklus II ......................................................................................... 91 a. Paparan Data Siklus II Pertemuan I .......................................... 91 1) Perencanaan Tindakan ....................................................... 91 2) Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 92 3) Refleksi Tindakan ............................................................. 95 b. Paparan Data Siklus II Pertemuan II ........................................ 96 1) Perencanaan Tindakan ....................................................... 96 2) Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 97 3) Refleksi Tindakan ........................................................... 100 C. Temuan Penelitian 1. Siklus I..101 a. Perencanaan ..................................................................... .101
b. Pelaksanann ........................................................................... 101 c. Penilaian ............................................................................... 102 2. Siklus II. ............................................................... 103 a. Perencanaan .......................................................................... 103 b. Pelaksanaan ........................................................................... 104 c. Penilaian ............................................................................... 105
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Perencanaan ..................................................................................... 107 B. Pelaksanaan ...................................................................................... 108 C. Penilaian .......................................................................................... 113
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 115 B. Saran ................................................................................................. 117
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
ABSTRAK Prastuti, Ida Fitria. 2009. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Think-PairShare dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Dr. Wahidmurni, M.Pd.,Ak.
Kata Kunci: Cooperative Learning, Think-Pair-Share, Motivasi Belajar, Matematika
Memperhatikan banyaknya masalah dalam pendidikan matematika di Indonesia, salah satunya adalah selama ini matematika seringnya dipresepsikan oleh siswa sebagai pelajaran yang sulit dipahami penerapannya baik teori maupun konsep-konsepnya, maka sebaiknya penyelenggaraan pembelajaran matematika mampu mengembangkan kreativitas dan kompetensi siswa, dengan menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien. Tujuan pembelajaran matematika akan tercapai jika di dukung dengan iklim pembelajaran yang kondusif, guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar siswa, dimana kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam menggunakan metode pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika semakin aktif siswa dalam pembelajaran, maka semakin berhasil kegiatan pembelajaran tersebut. Untuk itu peneliti menerapkan strategi kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika. Strategi ini sebagai salah satu solusi untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan terutama pada pelajaran matematika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses perencanaan, proses pelaksanaan dan proses pengevaluasian penerapan strategi pembelajaran kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. Penelitian yang penulis lakukan ini adalah termasuk dalam penelitian tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, metode dokumentasi, angket, metode wawancara. Sumber data dari penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. Analisis data dilakukan secara kualitatif karena pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi kooperatif model think-pair-share dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang, hal ini terbukti dengan adanya perubahan yang signifikan pada tingkat antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika, indikator yang dicapai adalah siswa tampak bersemangat dalam mengerjakan tugas, tampak gembira dan senang selama mengikuti pembelajaran. Dan strategi ini dapat mempererat hubungan kerjasama antar siswa, saling menghargai pendapat anggota kelompok.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dewasa ini sedang mengalami krisis, perubahan- perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangan-tantangan yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika praktek-praktek pengajaran dan pendidikan di Indonesia tidak dirubah, bangsa Indonesia akan ketinggalan oleh negara-negara lain. Pada abad 21 ini, praktek-praktek pembelajaran dan pendidikan di sekolah-sekolah perlu diperbaharui. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran, dimana anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran dikelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran, pada mata pelajaran sains termasuk pelajaran matematika tidak dapat mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir kritis dan sistematis, karena strategi pembelajaran berpikir tidak digunakan secara baik dalam setiap proses pembelajaran di kelas. 2 Untuk itu Peranan dunia pendidikan dalam mempersiapkan anak didik agar optimal dalam kehidupan bermasyarakat, maka proses dan model pembelajaran perlu terus diperbaharui.
2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Media Group 2008) hlm. 1
Upaya pembaharuan proses tersebut, terletak pada tanggung jawab guru, bagaimana pembelajaran yang disampaikan dapat dipahami oleh anak didik secara benar. Dengan demikian, proses pembelajaran ditentukan sampai sejauh mana guru dapat menggunakan metode atau strategi pembelajaran dengan baik. Strategi pembelajaran itu banyak macamnya, setiap strategi pembelajaran sangat ditentukan oleh tujuan pembelajaran dan kemampuan guru dalam mengelola proses pengajaran. Matematika sebagai suatu pertanda perkembangan intelegensi manusia, matematika juga merupakan salah satu cara mengembangkan cara berpikir oleh karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari- hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK. Sehingga matematika perlu dibekalkan pada peserta didik sejak usia dini. 3
Matematika merupakan Ilmu Universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia. 4 Matematika juga dapat menjadikan siswa menjadi manusia yang dapat berfikir secara logis, kritis, rasional dan percaya diri. Tetapi matematika seringnya dianggap oleh siswa sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami penerapannya, baik teori maupun konsep- konsepnya sehingga menyebabkan prestasi belajar matematika belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari daftar nilai ulangan harian, nilai tugas, nilai tes semester dan nilai ujian akhir nasional yang belum sesuai dengan harapan guru dan siswa
3 Herman Hujono, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika (Malang : Um Press, 2005), hlm.35
4 Depdiknas, Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (Jakarta: Depdiknas, 2006), hlm. 387
Banyaknya masalah dalam pendidikan matematika di Indonesia merupakan salah satu alasan untuk mereformasi pendidikan matematika di sekolah. Masalah umum matematika yang banyak orang awam tahu seperti rendahnya daya saing diajang internasional, rendahnya rata-rata NEM nasional (paling rendah dibandingkan dengan pelajaran lainnya dan untuk sekolah menengah selalu dibawah nilai rata-rata yang diharapkan), ini menunjukkan bahwa betapa lemahnya kemampuan penguasaan matematika di negara kita ini. Menurut Morris Kline bahwa jatuh bangunya suatu negara dewasa ini tergantung dari kemajuanya di bidang matematika. 5 Penggunaan matematika atau berhitung dalam kehidupan seharihari telah menunjukkan hasil nyata seperti dasar bagi disain ilmu teknik misalnya perhitungan untuk pembangunan antariksa dan disamping dasar ilmu teknik metode matematika memberikan inspirasi kepada pemikiran di bidang sosial dan ekonomi, oleh karena itu sebagai langkah awal untuk mengarah pada tujuan yang diharapkan adalah mendorong dan memberi motivasi belajar matematika bagi masyarakat khususnya bagi para anakanak atau peserta didik mulai dari tingkat dasar hingga sampai ke tingkat yang lebih tinggi. Keberhasilan pengajaran matematika ditentukan oleh besarnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, semakin aktif siswa mengambil bagian dalam proses pembelajaran maka makin berhasil kegiatan pembelajaran tersebut. Tanpa aktivitas siswa, belajar tidak akan memberi hasil yang baik. Dalam proses pembelajaran di kelas, biasanya siswa menerima
5 Lisnawati, Simanjuntak, Metode Mengajar Matematika I (Jakarta : Rineka Cipta, 1993), hlm. 64.
informasi hanya dari guru, tanpa mencoba untuk menemukan sendiri informasi tersebut. Akibatnya, pengetahuan yang diperoleh tidak bermakna dalam kehidupan seharihari sehingga cepat terlupakan. Keberhasilan siswa dalam belajar matematika sangat ditentukan oleh intensitas aktifitas siswa yang menyertai proses belajarnya . Selain itu juga keberhasilan proses belajar mengajar matematika tidak terlepas oleh para tenaga pendidik dibidangnya dan bagi para peserta didik yang sudah mempunyai minat (siap) untuk belajar matematika akan merasa senang dan penuh perhatian mengikuti pelajaran tersebut. Akan tetapi jika penyampaian guru cenderung bersifat monoton, hampir tanpa variasi kreatif, maka kalau saja siswa ditanya ada saja alasan yang mereka kemukakan seperti matematika sulit, tidak mampu menjawab, takut disuruh guru ke depan dan sebagainya, sehingga menimbulkan adanya gejala matematika phobia (ketakutan anak terhadap matematika) yang melanda sebagian besar siswa. Para pendidik harus berupaya untuk memelihara maupun mengembangkan minat atau kesiapan belajar anak didiknya, seorang pengajar harus memahami betul-betul teori belajar yang akan diajarkan. Seorang pengajar matematika yang tidak menguasai materi matematika yang akan diajarkannya, tidak mungkin ia dapat mengajar matematika dengan baik. Demikian juga seorang pengajar yang tidak menguasai berbagai cara penyampaian, tidak memperhatikan kemampuan dan kesiapan peserta didik akan mengakibatkan rendahnya mutu pengajaran matematika dan dapat menimbulkan kesulitan peserta didik dalam memahami pelajaran matematika
sehingga menimbulkan keenggangan belajar matematika bahkan mungkin menjadi frustasi dalam diri peserta didik, demikian juga halnya dengan motivasi belajar peserta didik. Seorang guru atau pendidik harus mempunyai suatu cara atau strategi tersendiri untuk dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didiknya karena tanpa adanya motivasi maka akan sulit tercapainya keberhasilan suatu pembelajaran. Pembelajaran yang baik dan efektif adalah pembelajaran yang mampu memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara adil dan merata sehingga mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk menciptkan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai ketrampilan demi tercapainya keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran adalah keberhasilan peserta didik dalam membentuk kompetensi dan mencapai tujuan, serta keberhasilan guru dalam membimbing peserta didik dalam pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif adalah strategi pembelajaran kooperatif dimana siswa diajak untuk menuangkan ide atau gagasan yang dimilikinya dan dapat berdiskusi dengan temannya untuk memecahkan persoalan yang sedang dihadapi, saling bertukar pendapat, dengan demikian siswa menjadi lebih aktif dan mengurangi tingkat kebosanan yang selama ini dialami selama proses pembelajaran sehingga dapat
menimbulkan motivasi dalam belajar khususnya belajar matematika menjadi menyenangkan. Untuk mengatasi masalah tersebut di atas, sebagai alternatif pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan aktifitas siswa, meningkatkan penguasaan materi dan mutu pembelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka pembelajaran kooperatif dapat diterapkan. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan konstruktivis artinya siswa aktif dalam memperoleh pengetahuan dan mereka membangun sendiri pengetahuan tersebut. Model pembelajaran kooperatif ini memanfaatkan kecenderungan siswa untuk berinteraksi dengan orang lain. Selain unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, model ini sangat berguna untuk membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerja sama, berfikir kritis, dan kemampuan membantu teman. 6
Pembelajaran kooperatif merupakan metodologi pengajaran yang dapat dijadikan dan efektif untuk mengajarkan dan membelajarkan matematika dan membantu menjadikan matematika menarik dan bisa di nikmati oleh siswa maupun guru, sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar matematika. 7 Strategi-strategi kooperatif bisa diintegrasikan pada semua tingkatan sekolah dan untuk semua tema matematika. Siswa belajar bekerjasama dengan siswa lain dan berkomunikasi dalam bahasa matematika. Suasana kelas kooperatif cenderung santai dan informal, bantuan selalu ada,
pertanyaan-pertanyaan diajukan secara bebas dan dijawab, sehingga siswa pemalu bisa menjadi mudah untuk terlibat. Banyak siswa yang menunjukkan minat tinggi dalam aktivitas-aktivitas matematika dan memiliki kesempatan yang lebih menarik dan lebih kreatif. Terdapat beberapa pendekatan dari model pembelajaran kooperatif, yaitu: Student Team Achievement Division (STAD), Jigsaw, Investigasi Kelompok (IK), Numbered-Head-Together (NHT), dan Think-Pair-Share (TPS). Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk saling membantu antar anggota dalam memahami pelajaran ataupun dalam menyelesaikan tugas belajar. Siswa yang lemah akan mendapat bantuan dari temannya yang lebih pandai. Sebaliknya, siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuannya dengan materi pelajaran yang telah dikuasainya kepada temannya yang berkemampuan rendah, sehingga pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantungan satu sama lain atas tugas-tugas bersama serta saling belajar untuk saling menghargai satu sama lain. Sehingga berdasarkan hal tersebut juga maka berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi matematika yaitu dengan Bapak Sukardi, S.Pd dapat dikatakan bahwa : Kondisi pembelajaran siswa kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro khususnya pada pelajaran matematika cenderung pasif, sebagian besar siswa mengatakan kalau mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sulit sehingga sedikit sekali siswa yang suka dengan mata pelajaran ini, hal ini dapat dilihat dari hasil nilai siswa yaitu ratarata nilai yang diperoleh masih rendah, seperti halnya pada pembelajaran KPK dan FPB siswa masih merasa kesulitan dan kurang paham dengan konsep KPK dan FPB. Faktor lainnya adalah selama ini masih menggunakan metode yang monoton yaitu ceramah, dan sebagai satu satunya sumber belajar, sehingga peran siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif, kalau diperhatikan pada
saat pelajaran berlangsung siswa cukup antusias dalam mengikuti pelajaran dan memperhatikan namun faktor yang kurang mendukung adalah peran orang tua di rumah, mereka cenderung cuek atau kurang memperhatikan pendidikan anakanaknya, dan tidak memberikan motivasi kepada anakanaknya hal ini dapat diketahui pada saat siswa diberi pekerjaan rumah maka jarang sekali siswa yang mengerjakan. 8
Untuk lebih meningkatkan motivasi siswa terhadap mata pelajaran matematika guru mencoba mengoptimalkan penerapan strategi pembelajaran kooperatif model think-pair-share dalam pembelajaranya, dengan tujuan agar siswa lebih aktif dan membuat siswa menyukai pelajaran matematika sehingga meningkatkan motivasi belajar matematika siswa. Karena selama ini kebanyakan pembelajaran yang dilakukan adalah siswa hanya duduk mendengarkan ceramah dari guru, menulis, dan mengerjakan apa yang guru berikan. Dari situasi yang demikian ini maka tidak ada kesempatan bagi siswa untuk menuangkan kreatifitas dan menuangkan gagasan yang dimilikinya, dan berbagi (sharing) dengan temannya. Oleh sebab itu model pembelajaran aktif merupakan jawaban atas permasalahan tentang rendahnya mutu kualitas pembelajaran selama ini, dan diharapkan dapat lebih meningkat dengan model pembelajaran ini keaktifan siswa lebih diutamakan. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, mereka akan mengalami,dan menemukan ilmu yang akan menjadi pengetahuan yang melekat pada diri mereka.
8 Wawancara dengan guru bidang studi matematika Bapak Sukardi, S.Pd, Agustus 2009
Dengan pembelajaran kooperatif model think-pair-share siswa tidak hanya bekerja dalam kelompok, namun siswa juga bisa bekerja sendiri dan setidaknya memberi kesempatan delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. 9 Selain itu siswa biasanya dipasangkan dengan teman sebangku dan pada bangku yang berdekatan sehingga dapat menambah motivasi siswa karena siswa sudah akrab dan saling mengenal satu sama lain sehingga memudahkan siswa untuk sharing bersama teman, dan dapat memberikan keuntungan bagi siswa yang pemalu untuk mengemukakan pendapatnya, dengan teknik ini setidaknya siswa berani mengemukakan pendapatnya karena sudah saling mengenal satu sama lain dengan pasanganya dalam kelompok. Berdasarkan pada uraian diatas maka untuk memperlancar proses pembelajaran dan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik agar tercapai pembelajaran yang efektif dan menyenangkan maka dari itu peneliti mencoba mengadakan penelitian tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses perencanaan penerapan strategi pembelajaran kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar
9 Isjoni, Ibid , hlm. 78
matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang? 2. Bagaiman proses pelaksanaan penerapan strategi pembelajaran kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang? 3. Bagaimana proses pengevaluasian penerapan strategi pembelajaran kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang?
C. Tujuan Masalah. 1. Untuk mendeskripsikan proses perencanaan penerapan strategi pembelajaran kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. 2. Untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan penerapan strategi pembelajaran kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. 3. Untuk mendeskripsikan proses pengevaluasian penerapan strategi pembelajaran kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi lembaga / sekolah Sebagai pemberi informasi tentang hasil dari penerapan strategi kooperatif model thinkpairshare dalam proses pembelajaran matematika serta sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga dalam memberikan kebijakan kepada guru dalam penyampaian materi, dan sebagai perbaikan sistem pembelajaran di sekolah. Diharapakan juga dapat menghasilkan calon guru-guru yang profesional di masa depan. Dengan demikian hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mempersiapkan calon guru yang profesional jika penelitian berhasil, sekolah mampu menghasilkan out put yang maksimal.
2. Bagi Peneliti / Guru Manfaat bagi peneliti atau guru agar guru lebih mudah dalam menyampaikan materi, yaitu secara praktis, efektif dan efisien dalam mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, serta untuk menambah wawasan tentang strategi, metode, ataupun media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi dasar pembelajaran. Selain itu guru atau peneliti dapat menyadari bahwa dalam penciptaan kondisi pembelajaran, selain menggunakan metode, srtategi dan media juga diperlukan kreativitas dalam pengelolaan kompetensi dasar yang ada.
3. Siswa Agar siswa lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan guru serta dapat membantu siswa yang bermasalah dalam pembelajaran atau mengalami kesulitan dalam belajar. Dengan adanya straregi kooperatif model think-pair-share ini maka diharapkan siswa mampu memahami dan termotivasi untuk belajar pada pembelajaran matematika dengan lebih mudah sehingga kemampuanya dapat bertambah.
E. Hipotesis Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah jika straregi kooperatif model think-pair-share diterapkan dalam pembelajaran matematika maka dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang.
F. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah Pembahasan penelitian ini tidak terlepas dari ruang lingkup pembahasan. Hal ini untuk menghindari kekaburan dan kesimpangsiuran dalam pembahasan, sehingga dapat mengarah pada pokok bahasan yang ingin di capai. Adapun ruang lingkup penelitian meliputi siswa. Yang dimaksud siswa disini adalah khusus siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang, karena dalam kelas IV siswanya sangat heterogen dan motivasi belajar Matematika siswa masih kurang.
Materi matematika yang dikaji dalam penelitian ini adalah materi pada pokok bahasan tentang KPK dan FPB pada siswa kelas IV. Pada penelitian ini strategi pembelajaran yang diterapkan adalah kooperatif model think-pair-share dalam proses pembelajaran Matematika siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang.
G. Definisi Istilah Untuk menghindari kesalah pahaman antara yang dimaksud peneliti dengan persepsi pembaca, agar tercipta arah pemikiran yang sama terhadap isi penelitian ini, maka peneliti memandang perlu mendefinisikan hal-hal sebagai berikut: 1. Kooperatif Kooperatif atau pembelajaran kelompok adalah suatu bentuk pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan masalah tentang problem yang dihadapi. Ada empat unsur dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu adanya peserta dalam kelompok, adanya aturan kelompok, adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan adanya tujuan yang harus dicapai. 2. Think- Pair- Share Teknik think-pairshare adalah salah satu dari teknik pembelajaran Cooperative Learning, teknik ini juga disebut dengan teknik berpikir- berpasangan-berempat yaitu memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Model thinkpairshare ini
mempunyai 3 tahap, yaitu think (berfikir) yaitu guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara mandiri untuk beberapa saat, kemudian Pair (berpasangan) yaitu guru meminta siswa untuk berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah mereka pikirkan pada tahap pertama dan yang terakhir adalah Share (berbagi) yaitu guru meminta beberapa pasang siswa untuk berbagi hasil diskusi masing-masing kepada seluruh kelas.
H. Sistematika Uraian Untuk lebih terarahnya pembahasan dalam penulisan ini penulis mensistematiskan pembahasan dalam beberapa bab. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan. Dalam bab pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan pembatasan masalah, definisi istilah dan sistematika pembahasan. BAB II : Kajian Pustaka. Dalam bab ini berisi tentang kajian pustaka yaitu tinjauan mengenai motivasi belajar matematika, hakekat matematika di Sekolah Dasar, pembelajaran KPK dan FPB, konsep pembelajaran kooperatif, serta penerapan strategi kooperatif pada pembelajaran matematika. Sajian ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan secara teoritik
terhadap masalah yang disajikan. BAB III : Metode Penelitian. Dalam bab ini berisi tentang lokasi penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, data dan sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahapan penelitian. BAB IV : Hasil penelitian. Pada bab ini memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh dari gambaran obyek penelitian mengenai latar belakang MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang dan penerapan strategi pembelajaran kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar Matematika pada siswa kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. BAB V : Pembahasan hasil penelitian. Dalam bab ini dipaparkan pembahasan terhadap temuan-temuan penelitian yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian yang diperoleh dari penerapan strategi pembelajaran kooperatif model think- pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. BAB VI Penutup. Bab ini merupakan akhir dari pembahasan yang berisi tentang kesimpulan terhadap pembahasan data yang telah dianalisis dan saran sebagai bahan pertimbangan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar Matematika 1. Konsep Motivasi Belajar Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. 10 Istilah lain menyebutkan motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. 11
Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu di mana sebelumnya tidak ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut. Motivasi dapat berupa dorongan-dorongan dasar atau internal dan insentif di luar diri individu atau hadiah, sedangkan sebagai suatu masalah dikelas motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan dan mengontrol minatminat. Menurut Mc. Donald Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perumusan ini mengandung tiga unsur yang saling
10 Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami ( Bandung : Refika Aditama, 2009), hlm.19
11 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukuranya (Jakarta : Bumi Aksara 2007), hlm. 3
berkaitan yaitu: 12 (1). Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, (2) Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal), (3) Motivasi ditandai oleh reaksireaksi untuk mencapai tujuan Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam dari seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Dari sudut sumber yang menimbulkannya, motif dibedakan dua macam, yaitu: 13 motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik, timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Sedangkan motif ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan citacita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.
12 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar ( Bandung : Sinar Baru, 1992), hlm. 173-175
13 Hamzah B. Uno, op. cit,. hlm. 4
Hakekat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswasiswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung, meliputi adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan citacita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. 14
2. Fungsi Motivasi Belajar Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan, sehingga fungsi motivasi adalah 15 : a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar b. Sebagai pengarah, yaitu mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan c. Sebagai penggerak, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. 3. Peranan Motivasi Dalam Belajar dan Pembelajaran Matematika Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang
14 Ibid ., hlm 34
15 Oemar Hamalik, op cit., hlm. 175
belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran , antara lain: 16
a. Menentukan halhal yang dapat dijadikan penguat belajar b. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai c. Menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar d. Menentukan ketekunan belajar. Begitu juga dengan pembelajaran matematika siswa perlu dimotivasi agar lebih antusias dalam mengikuti pelajaran ini, karena banyak siswa yang merasa takut dengan mata pelajaran matematika karena menganggap mata pelajaran ini sulit. Dengan adanya motivasi belajar akan membuat siswa menjadi menyukai pelajaran matematika karena ada keinginan untuk mempelajarinya. Menurut Otto Wilmann di dalam uraianya tentang pertumbuhan dan pembentukan manusia di dapat 6 buah macam motif yang menggerakkan anak mau belajar yaitu: 17
a. Motif psikologi. Pada tiaptiap makhluk yang hidup terdapat dorongan alam untuk berkembang sesuai dengan caranya masingmasing. b. Motif praktis. Semua pengetahuan dan kecekatan itu mempunyai nilai praktis. Perkembangan dan pembentukan adalah alat yang baik sekali untuk memperoleh suatu kedudukan dalam hidup.
16 Hamzah B Uno, op. cit., hlm. 27
17 I.L. Pasaribu dan B. Simanjuntak, Didaktik Dan Metodik (Bandung : Tarsito, 1986), hal.13.
c. Motif pembentukan kepribadian. Pengetahuan dan kecekatan tidaklah hanya menghasilkan saja, tetapi juga menaikkan kepribadian manusia dalam segi estetik dan intelektualistik. d. Motif kesusilaan. Terbentuknya kepribadian berarti bahwa wataknya ikut terbentuk pula dalam kesusilan. Belajarlah agar engkau menjadi lebih berkesusilaan. e. Motif sosial. Sebagai makhluk sosial manusia harus belajar segala sesuatu yang layak diketahui dan dikerjakan dalam hidup pergaulan. f. Motif ke-Tuhanan. Belajarlah agar dapat mengabdi pada Tuhan. Segala pengetahuan dan kecakapan kita, harus kita arahkan pada suatu tingkatan di mana kita dapat menyadari hubungan kita sebagai manusia dengan Tuhan. 4. Teknik Memotivasi. Menyadari pentingnya motivasi di dalam kegiatan mengajar belajar matematika belumlah cukup apabila pengajar tidak mengetahui bagaimana cara atau teknik memberikan motivasi. Berikut ini beberapa cara/teknik memotivasi peserta didik dalam pembelajaran 18 : a. Berikan kepada peserta didik rasa puas sehingga ia berusaha mencapai keberhasilan selanjutnya. b. Kembangkan pengertian (konsep, teorema, langkah pembuktian dan sebagainya) peserta didik secara wajar. Pengertian baru haruslah didasarkan atas pengalaman- pengalaman belajar yang lama.
18 Hamzah B Uno, op.cit hal. 34-37
c. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan. d. Bawalah suasana kelas yang menyenangkan peserta didik suasana yang menyenangkan dapat menimbulkan minat belajar. e. Buatlah peserta didik marasa ikut ambil bagian di dalam program yang di susun. f. Usahakan pengaturan kelas yang bervariasi sehingga rasa bosan berkurang dan perhatian peserta didik meningkat. g. Timbulkan minat peserta didik terhadap materi yang dipelajari peserta didik. h. Berikan komentar kepada hasilhasil yang dicapai, komentar yang mendorong dan membesarkan hati dapat menimbulkan motivasi belajar. i. Berikan kepada peserta didik kesempatan untuk berkompetisi j. Membuat suasana persaingan yang sehat diantara para siswa.
B. Matematika di Sekolah Dasar 1. Hakekat Matematika di Sekolah Dasar Matematika, menurut Rusefendi adalah bahasa simbol ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsurunsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, keaksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Sedangkan hakikat matematika menurut
Soedjadi yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif. 19
Dengan merujuk pada berbagai pendapat para ahli matematika maka pembelajaran matematika disekolah dasar dalam mengembangkan kreativitas dan kompetensi siswa maka guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan kurikulum dan potensi siswa. Siswa Sekolah Dasar (SD) umumnya umurnya berkisar antara 6-7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkrit. 20 Sebagaimana keunikan dan karakteristik kegiatan belajar anak usia sekolah dasar, Peget, Vygotsky dan Bruner mengetengahkan cara cara yang khas bagi seorang guru dalam mendorong terjadinya proses belajar bagi mereka. Berdasarkan hal tersebut maka terdapat tujuan belajar yang sewajarnya dapat diwujudkan seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar termasuk dalam belajar matematika, diantaranya adalah : 21 (1) menjadikan anakanak senang, bergembira dan riang dalam belajar, (2) memperbaiki berpikir kreatif anakanak, sifat keingintauan,
19 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (Bandung : Rosda Karya, 2007), hlm.1
20 Ibid,. hlm. 1
21 Mulyani Sumantri, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1998/1999), hlm. 21
kerja sama, harga diri dan rasa percaya diri sendiri, (3) mengembangkan sifat positif anakanak dalam belajar. Dalam matematika setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakanya. Dalam pembelajaran matematika di tingkat SD diharapkan terjadi reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran dikelas 22 . Walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang yang telah mengetahuai sebelumnya, tetapi bagi siswa SD penemuan tersebut merupakan sesuatu hal yang baru. Pada pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Dalam matematika setiap konsep berkaitan dengan konsep lain, dan suatu konsep menjadi prasyarat bagi konsep yang lain. Oleh sebab itu siswa harus lebih banyak diberi kesempatan untuk melakukan keterkaitan tersebut. 2. Strategi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Matematika sebagai studi obyek abstrak, tentu saja sangat sulit dapat dicerna anakanak usia Sekolah Dasar. Siswa SD masih belum mampu berpikir formal karena orientasinya masih terikat dengan benda
22 Heruman, op. cit., hlm. 4
benda konkret. 23 Ini bukan berarti bahwa matematika tidak mungkin dapat diajarkan di SD. Keanekaragaman kemampuan siswa juga perbedaan minat mempersulit penyampaian matematika sebab matematika yang universal itu bersifat abstrak dan formal terlepas dari obyek konkret. Oleh sebab itu agar siswa mau belajar matematika maka diperlukannya suatu strategi belajar mengajar matematika, yang mana mengandung arti kegiatan yang dipilih pengajar dalam proses mengajar matematika yang dapat memberikan fasilitas belajar sehingga memperlancar tercapaianya tujuan belajar matematika. Strategi yang dapat digunakan dalam pengajaran matematika di tingkat dasar yang perlu diperhatikan yaitu: 24
a. Bagi sekelompok besar siswa yang berkemampuan sedang perlu diperkenalkan terlebih dahulu matematika sebagai aktivitas manusia, dekat dengan penggunaan seharihari yang diatur secara kreatif (oleh guru) agar kegiatan tersebut disesuaikan dengan topik matematika. Sedangkan bagi siswa yang cerdas akan mudah mengasimilasi dan mengakomodasi teori matematika dan masalahmasalah yang tertera di dalam buku teks. b. Dalam mengajar guru tidak terikat dengan pola buku teks, melainkan dengan melihat lingkungan sekitarnya bersamasama siswa untuk mengeksplor lingkungan, kegiatannya diatur sedekatdekatnya dengan lingkungan sehingga konsep matematika lebih mudah diserap siswa
23 Herman Hujono, op. cit., hlm. 149
24 Ibid ., hlm. 157.
c. Mengajar matematika di lingkungan SD, harus didahului dengan bendabenda konkrit, pengembangan bahasa matematika ditekankan lebih kepada proses dari pada hasil. Model konsep seyogyanya dibentuk oleh siswa sendiri (siswa menjadi penemu), siswa akan menjadi senang bila merasa menemukan. d. Guru menyusun materi matematika sedemikian hingga siswa dapat menjadi lebih aktif sesuai dengan tahap perkembangan mentalnya. Kerja sama antar siswa (diskusi) dapat mengembangkan kemampuan matematikanya dan sekaligus memberikan motivasi mereka. e. Matematika yang disajikan sebaiknya dalam bentuk yang bervariasi pengajaranya dilandasi latar belakang yang realistis dari siswa
C. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) 1. Konsep Faktor dan Kelipatan Faktor suatu bilangan Bila bilangan A habis dibagi oleh bilangan B maka dikatakan B adalah faktor dari A sehingga Faktor suatu bilangan merupakan bilangan bilangan yang habis untuk membagi bilangan itu. Ada bilangan yang mempunyai 2 faktor, 3 faktor, 4 faktor dan seterusnya. Bilangan yang mempunyai 2 faktor disebut bilangan prima. Bilangan prima merupakan bilangan yang tepat mempunyai dua faktor yaitu mempunyai faktor 1 dan bilangan itu sendiri. Faktor prima
suatu bilangan adalah bilangan prima yang terkandung dalam faktor bilangan itu. 25
Setiap bilangan mempunyai faktor 1 dan bilangan itu sendiri. 2 merupakan satusatunya bilangan prima genap, selain 2 semua bilangan prima adalah ganjil dan tidak semua bilangan ganjil adalah bilangan prima 26 . Contoh dari faktor bilangan adalah : 1. Faktor dari 6 1 faktor dari 6 karena 1 x 6 = 6 2 faktor dari 6 karena 2 x 3 = 6 3 faktor dari 6 karena 3 x 2 = 6 6 faktor dari 6 karena 6 x 1 = 6 Jadi, faktor dari 6 adalah 1, 2, 3, 6 2. Faktor dari 8 1 faktor dari 8 karena 1 x 8 = 8 2 faktor dari 8 karena 2 x 4 = 8 4 faktor dari 8 karena 4 x 2 = 8 8 faktor dari 8 karena 8 x 1 = 8 Jadi, faktor dari 8 adalah 1, 2, 4, 8 Menentukan Faktor Persekutuan dari Dua Bilangan Faktor dari 12 dan 16
25 Sinaga, Mangantur, Terampil Berhitung Matematika Kelas IV (Jakarta : Erlangga, 2004), hlm.133
26 Soenaryo, Matematika SD dan MI Kelas 5 (Surabaya: JePe Press Media Utama, 2008), hlm. 32
Faktor dari 12 : 1, 2, 3, 4, 6, 12 Faktor dari 16 : 1, 2, 4, 8, 16 Faktor persekutuan dari 12 dan 16 adalah 1, 2, dan 4 Kelipatan Suatu Bilangan Bilangan kelipatan 3. Bilangan ini diperoleh dari : 1 x 3 = 3 4 x 3 = 12 2 x 3 = 6 5 x 3 = 15 3 x 3 = 9 6 x 3 = 18 Bilangan kelipatan 4 diperoleh dari : 1 x 4 = 4 4 x 4 = 16 2 x 4 = 8 5 x 4 = 20 3 x 4 = 12 6 x 4 = 24 Jadi, bilangan kelipatan 4 adalah 4, 8, 12, 16, 20, 24,. Kelipatan Persekutuan Dua Bilangan Bilangan Kelipatan 2 adalah 2, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, Bilangan Kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, Kelipatan Persekutuan dari 2 dan 3 adalah 6, 12, 18, 24, 2. KPK dari 2 atau 3 Bilangan Cara menentukan KPK: a. Tentukan kelipatan dari kedua atau ketiga bilangan tersebut b. Tentukan kelipatan persekutuan dari kedua atau ketiga bilangan c. KPK merupakan kelipatan persekutuan kedua bilangan yang nilainya terkecil.
KPK dari Dua Bilangan Contoh KPK dari 4 dan 6 Bilangan kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, Bilangan kelipatan 6 = 6, 12, 18, 24, 30, . Kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah 12, 24, 36, Kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 yang terkecil adalah 12 Jadi, KPK dari 4 dan 6 adalah 12 KPK dari Tiga Bilangan Contoh KPK dari 3, 4 dan 6 Bilangan kelipatan 3 = 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36,. Bilangan kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36,. Bilangan kelipatan 6 = 6, 12, 18, 24, 30, 36, Kelipatan persekutuan dari 3, 4, dan 6 adalah 12, 24, 36 Kelipatan persekutuan dari 3, 4, dan 6 yang terkecil adalah 12 Jadi KPK dari 3, 4, dan 6 adalah 12 3. FPB dari 2 atau 3 Bilangan Dalam matematika, Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah bilangan bulat positif terbesar yang dapat membagi habis kedua bilangan itu. Dalam bahasa Inggris FPB dikenal dengan Greatest Common Division (GCD), sering juga disebut sebagai Greatest Common Factor (GCF) atau Highest Common Factor (HCF).
Cara menentuka FPB : a. Tentukan faktor dari masingmasing bilangan b. Tentukan faktor persekutuan dari kedua atau ketiga bilangan c. FPB merupakan faktor persekutuan kedua atau ketiga bilangan yang nilainya terbesar. FPB dari Dua Bilangan Contoh FPB dari 12 dan 8 Faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, dan 12 Faktor dari 8 adalah 1, 2, 4, dan 8 Faktor persekutuan dari 12 dan 8 adalah 1, 2, dan 4 Faktor persekutuan dari 12 dan 8 yang nilainya terbesar adalah 4 Jadi FPB dari 12 dan 8 adalah 4 FPB dari Tiga Bilangan Contoh FPB dari 6, 8, dan 12 Faktor dari 6 = 1, 2, 3, dan 6 Faktor dari 8 = 1, 2, 4, dan 8 Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12 Faktor persekutuan dari 6, 8, dan 12 adalah 1 dan 2 Faktor persekutuan dari 6, 8, dan 12 yang terbesar adalah 2 Jadi FPB dari 6, 8, dan 12 adalah 2
D. Strategi Pembelajaran Kooperatif 1. Konsep Strategi Pembelajaran Secara bahasa, strategi dapat diartikan sebagai siasat, kiat, trik, atau cara. Sedangkan secara umum strategi adalah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 27
Dalam perkembangannya, konsep strategi telah digunakan dalam berbagai situasi, termasuk untuk situasi pendidikan, implementasi konsep strategi dalam kondisi pembelajaran ini telah melahirkan pengertian diantaranya, (1) strategi dalam proses belajar mengajar merupakan suatu rencana (mengandung serangkaian aktivitas) yang dipersiapkan secara seksama untuk mencapai tujuantujuan belajar, (2) strategi merupakan garis besar haluan bertindak dalam mengelola proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien, (3) dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of aktivities to achieves a paticular educational goal. Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 28
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.
27 Pupuh Fathurrohman , op. cit., hlm. 3
28 Ibid ., hlm. 126
Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Secara singkat strategi pembelajaran, pada dasarnya mencakup empat hal utama, yaitu menetapkan tujuan pembelajaran, pemilihan sistem pendekatan belajar mengajar, pemilihan dan penetapan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar, dan penetapan kriteria keberhasilan proses belajar mengajar dari evaluasi yang dilakukan. Selain itu strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang memelihara konsistensi dan kekompakan setiap komponen pengajaran yang tidak hanya terjadi pada tahap perencanaan tetapi juga terjadi pada tahap implementasi atau pelaksanaan, bahkan pada tahap pelaksanaan evaluasi. 2. Hakekat Strategi Pembelajaran Kooperatif Strategi pembelajaran kooperatif atau pembelajaran kelompok adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis, yaitu strategi yang digunakan untuk proses belajar, dimana siswa akan lebih mudah menemukan secara komprehensif konsepkonsep yang sulit jika mereka mendiskusikanya dengan siswa yang lain tentang problem yang dihadapi. 29 Dalam strategi kooperatif siswa belajar dalam pasanganpasangan atau kelompok untuk saling membantu memecahkan problem yang dihadapi. Pembelajaran ini lebih menekankan pada lingkungan sosial belajar dan menjadikan kelompok belajar sebagai tempat
29 Isjoni, op. cit., hlm.11-12
untuk mendapatkan pengetahuan, mengeksplorasi pengetahuan, dan menentang pengetahuan yang dimiliki oleh individu. Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia. 30
Istilah cooperative learning dalam pengertian Bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Falsafah yang mendasari model pembelajaran gotong royong atau kelompok dalam pendidikan adalah falsafah homo homoni socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi atau sekolah 31 . Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsurunsur dasar pembelajaran cooperative leraning yang membedakanya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asalasalan. Pengelolaan prosedur
model cooperative learning dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih baik. Unsur-unsur untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran cooperative learning menurut Lungdren yang harus diterapkan yaitu : 32
a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka tenggelam atau berenang bersama b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi. c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama. d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab diantara para anggota kelompok. e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok. f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar. g. Setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang akan ditangani dalam kelompok kooperatif. Strategi pembelajaran kooperatif akhirakhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan dengan alasan yang
32 Isjoni, op. cit,. hlm. 13
pertama adalah beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan ketrampilan, dan dari hasil penelitian Suryadi pada pembelajaran matematika menyimpulkan bahwa salah satu model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berfikir siswa adalah cooperative learning. Selanjutnya menurut Sharan, siswa yang belajar menggunakan metode cooperative learning akan memiliki motivasi yang tinggi karena di dorong dan didukung dari rekan sebaya. 33 Berdasarkan hal ini belajar dengan model kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman dan saling memberikan pendapat. 34
Hal yang menarik dari pembelajaran kooperatif adalah adanya harapan selain memiliki dampak pembelajaran, yaitu berupa peningkatan prestasi belajar peserta didik (student achievement) dan meningkatnya motivasi, juga mempunyai dampak pengiring seperti relasi sosial, penerimaan peserta didik yang dianggap lemah, penghargaan terhadap waktu dan suka memberi pertolongan kepada orang lain. 35
33 Ibid, hlm. 23
34 Ibid, hlm.12-13
35 Wina Sanjaya, op. cit., hlm. 243
3. Langkah-Langkah Pembejararan Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya melalui kerja sama dalam sebuah kelompok. 36 Langkah-langkah yang ditempuh dalam penerapan pembelajaran kooperatif menurut Etin Solihatin adalah sebagai berikut: 37 (1)tahap perencanaan program pembelajaran, (2) penyajian materi, (3) pendampingan dan pembimbingan, kemudian dilanjutkan presentasi. Setelah masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja, maka guru harus memberikan komentar/penjelasan dan memberikan pujian atau merayakan hasil usaha siswa melalui kerja kelompok tersebut, di samping itu guru juga perlu mengulas sedikit materi dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengukur tingkat ketercapaian dalam belajar. 38
Menurut Arends yang dikutip oleh Masnur Muslich, terdapat enam fase atau langkah utama dalam pembelajaran kooperatif. Keenam fase atau langkah pembelajaran kooperatif tersebut dirangkum dalam tabel berikut:
36 A. Fattah Yasin, Dimensi-Dimensi Islam ( Malang: UIN-Malang Press, 2008), hlm. 178
Fase Kegiatan Guru Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar Fase 2: Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa, baik dengan peragaan atau teks Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Guru menjelaskan siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang efisien Fase 4: Membantu kerja kelompok dalam belajar Guru membimbing kelompok- kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas Fase 5: Mengetes materi Guru mengetes materi pelajaran atau kelompok menyajikan hasil-hasil pekerjaan mereka Fase 6: Memberikan penghargaan Guru memberikan cara-cara untuk menghargai, baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
4. Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif a) Mencari Pasangan (Make a Mach) Teknik belajar mengajar mencari pasangan (make a mach) dikembangkan oleh Lorna Curran. Salah satu keunggulannya adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. 40 Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia.
39 Masnur Muslich KTSP, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007) hlm. 230
40 Isjoni, op cit., hlm. 77
b) Bertukar Pasangan Teknik bertukar pasangan memberi siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain. Pasangan bisa ditunjuk oleh guru atau berdasarkan teknik mencari pasangan. c) Berpikir-Berpasangan Berempat (Think-Pair-Share) Teknik berpikir-berpasangan berempat dikembangkan oleh Frank Lyman, teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. 41 Keunggulan teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa, yaitu memberi kesempatan delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. d) Berkirim Salam dan Soal Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk melatih pengetahuan dan ketrampilan mereka. Siswa membuat pertanyaan sendiri sehingga akan merasa terdorong untuk belajar dan menjawab pertanyaan yang dibuat teman sekelasnya. e) Kepala Bernomor (Numbered Heads) Teknik ini dikembangkan oleh Spencer kagan, teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka.
41 Ibid, hlm 78
f) Jigsaw Teknik ini dikembangkan oleh Aronson et all, teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengar ataupun berbicara. 42 Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Teknik ini cocok untuk semua kelas/ tingkatan. Dalam teknik ini guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. g) Dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray) Teknik ini dikembangkan oleh Spancer Kagan dan bisa digunakan dengan teknik kepala bernomor 43 . Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan hasil informasi dengan kelompok lain. 5. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama temantemannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasanya dengan menyampaikan pendapat mereka secara
42 Anita Lie, op cit,. hlm. 69
43 Ibid, hlm. 79
berkelompok. 44 Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan ketrampilan sosial 45
Tujuan penting pertama model pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli bependapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi siswa kelompok bawah memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan meningkatkan kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat dalam materi tertentu. Tujuan penting kedua dari model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya,
44 Isjoni, op.cit,. hlm. 21
45 Ibid, hlm.27
kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugastugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah pengembangan keterampilan sosial (kooperatif) untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting dimiliki karena di dalam masyarakat, banyak pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara kerja sama dalam suatu organisasi yang saling bergantung satu sama lainnya. 6. Teori yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif Terdapat beberapa teori dalam kita mempelajari cooperative leraning. Tiga diantaranya adalah sebagaimana berikut ini : 46
a. Teori Ausubel David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan. Menurut Ausubel bahan pelajaran yang dipelajari haruslah bermakna (meaning full). Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsepkonsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif ialah faktafakta, konsepkonsep, dan generalisasigeneralisasi yang telah dipelajari dan di ingat siswa.
46 Ibid, hlm. 35-40
Menurut Ausubel pemecahan masalah yang cocok adalah lebih bermanfaat bagi siswa dan merupakan strategi yang efisien dalam pembelajaran. b. Teori Piaget Menurut Piaget setiap individu mengalami tingkattingkat perkembangan intelektual sebagai berikut : 1). Sensori motor (0-2 tahun) 2). Pra operasional (2-7 tahun) 3). Operasional konkret (7-11 tahun) 4). Operasional formal (11 tahun ke atas). Dalam hubunganya dengan pembelajaran, teori ini mengacu kepada kegiatan pembelajaran yang harus melibatkan partisipasi peserta didik. Sehingga menurut teori ini pengetahuan tidak hanya sekedar dipindahkan secara verbal tetapi harus dikonstruksi dan direkonstruksi peserta didik. Sebagai realisasi teori ini, maka dalam kegiatan pembelajaran peserta didik haruslah bersifat aktif. Cooperative learning adalah sebuah model pembelajaran aktif dan partisipatif. c. Teori Vygotsky Vygotsky mengemukakan pembelajaran merupakan suatu perkembangan pengertian. Ia membedakan adanya dua pengertian yang spontan dan yang ilmiah. Pengertian spontan adalah pengertian yang didapatkan dari pengalaman anak seharihari. Pengertian ilmiah
adalah pengertian yang didapat dari ruangan kelas, atau yang diperoleh dan dipelajari di sekolah. Sumbangan dari teori Vygostky adalah penekanan pada bakat sosiokultural dalam pembelajaran. Menurutnya pembelajaran terjadi saat anak bekerja dalam zona perkembangan proksimal (zona of proximal development). Zona perkembangan proksimal adalah tingkat perkembangan sedikit diatas tingkat perkembangan seseorang pada saat ini. Ide penting lain yang diturunkan Vygostky adalah scaffolding, yaitu memberikan sejumlah bantuan kepada anak pada tahaptahap awal pembelajaran, kemudian menguranginya dan memberi kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab saat mereka mampu. Bantuan tersebut berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah pada langkahlangkah pemecahan, memberi contoh atau yang lainnya yang memungkinkan pelajar tumbuh mandiri. 7. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Kelebihan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran adalah sebagai berikut: 47
a. Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa yang lain.
47 Wina Sanjaya, op. cit., hlm. 249-250
b. Mengembangkan kemampuan ide atau gagasan dengan katakata secara verbal dan membandingkannya dengan ideide orang lain. c. Membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala kekurangannya serta menerima segala perbedaan, d. Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar e. Untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial f. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamanya sendiri, menerima umpan balik. g. Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata. h. Interaksi antar kelompok dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Disamping keunggulan, pembelajaran kooperatif juga memiliki kekurangan atau kelemahan, diantara kelemahannya adalah sebagai berikut: 48
a. Membutuhkan waktu, antara siswa yang satu dengan yang lainya tidak sama untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan, sehingga keadaan ini dapat menghambat kerja sama dalam kelompok
48 Ibid ,hlm. 250-251
b. Keberhasilan dengan strategi pembelajaran ini dalam upaya mengembangkan kesadaran kelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan tidak mungkin hanya dengan satu atau sesekali penerapan c. Penilaian yang diberikan didasarkan pada hasil kerja kelompok. Namun guru perlu menyadari bahwa hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa. 8. Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Think - Pair - Share Model thinkpairshare merupakan salah satu dari model pembelajaran cooperative learning. Model ini juga disebut dengan berpikir-berpasangan-berempat. Model belajar thinkpair-share dikembangkan oleh Frank Lyman (Universitas Maryland) sebagai struktur kegiatan pembelajaran cooperative learning. 49
Pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share (TPS) memiliki prosedur yang ditetapkan secara implisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab permasalahan dan saling membantu satu sama lain. Prosedur tersebut telah disusun dan dibentuk sedimikian rupa sehingga dapat memberikan waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk dapat berfikir serta merespon yang nantinya akan membangkitkan partisipasi siswa. Think-Pair-Share (TPS) mula-mula dikembangkan oleh Frank Lyman dkk dari Universitas Maryland. Ini merupakan cara yang efektif
49 Anita Lie, op.cit., hlm. 57
untuk mengelola pola diskursus di dalam kelas, strategi ini menentang asumsi bahwa seluruh resitasi dan diskusi perlu dilakukan didalam setting seluruh kelompok dimana guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa memberikan jawaban dan ditunjuk. Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, teknik think-pair-share ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain, yaitu pada saat guru mempresentasikan sebuah pelajaran di kelas, siswa duduk berpasangan di dalam tim mereka. 50
Think (memikirkan ) Think (memikirkan) yaitu guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan sendiri jawaban dari pertanyaan tersebut. Pair (berpasangan) Setelah siswa diminta untuk memikirkan sendiri jawaban dari pertanyaan itu, kemudian siswa berpasangan dengan pasangannya untuk berdiskusi untuk mencapai jawaban tersebut.
50 Ibid, hlm. 57
Share (berbagi) Setelah berpasangan untuk berdiskusi akhirnya siswa diminta untuk berbagi jawaban yang mereka sepakati tersebut kepada semua siswa dikelas. Model ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Cara pembelajaran dalam model think-pair- share: 51
a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok. b. Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri. c. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasanganya. d. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat. Teknik ini mempunyai kelebihan dan juga kekurangan. Kelebihan yang didapat dalam model pembelajaran tipe Think-Pair-Share (TPS) adalah melatih siswa mengungkapkan atau menyampaikan gagasan/idenya, melatih siswa untuk menghargai pendapat atau gagasan orang lain, menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial, memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menghemat waktu dalam mengorganisir kedalam kelompok, mempermudah siswa dalam memahami
51 Ibid, hlm. 58
konsep-konsep sulit karena siswa saling membantu dalam menyelesaikan masalah.. Sedangkan kekurangan dari teknik thik-pair-share adalah kadang hanya beberapa siswa yang aktif dalam kelompok, membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas, kendala teknis, misalnya masalah tempat duduk kadang sulit atau kurang mendukung untuk diatur kegiatan kelompok, agak memakan waktu banyak yaitu Peralihan dari seluruh kelas kekelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran Kelemahan di atas dapat diatasi dengan pengelolaan waktu yang tepat dan hanya sebagian kelompok yang mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.
E. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share pada Pembelajaran Matematika Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan tuntutan masyarakat di era globalisasi ini dan untuk mengatasi masalah dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan matematika di Indonesia, diperlukan suatu perubahan dalam dunia pendidikan, dan upaya pembaharuan proses tersebut terletak pada tanggung jawab guru bagaimana pembelajaran yang di sampaikan dapat dipahami peserta didik secara benar.
Proses pembelajaran di tentukan sampai sejauh mana guru dapat menggunakan metode dan strategi pembelajaran dengan baik. Oleh sebab itu dalam dunia pendidikan diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas sebagai insan yang berilmu pengetahuan, berketrampilan, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, dan bertanggung jawab. Untuk memikirkan cara yang terbaik untuk mempersiapkan siswa menghadapi semua tantangan dunia, para pendidik mengubah isi kurikulum matematika dan cara kita mengajarkannya. Beralih dari fokus aritmatika dan ketrampilan berhitung menjadi kurikulum yang mampu mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir, bernalar dan berkomunikasi secara matematis, dengan tujuan membantu siswa membangun pemahaman konseptual matematika mereka, bukan sekedar mengingat fakta dan aturan-aturanya. 52
Pengajaran matematika sepertinya perlu diubah agar memenuhi tujuan tersebut, yaitu bukan lagi mengajar dengan cara memberitahu atau demonstrasi, campuran dari metodologi-metodologi pengajaran dianjurkan agar mampu memasukkan kerja kelompok dan individu serta pengajaran langsung. 53 Fokusnya adalah menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menelusuri dan memecahkan masalah, secara individu maupun bersama teman dan untuk mengembangkan kemampuan matematika mereka.
Pembelajaran kooperatif menempati tempat utama dalam pengajaran matematika karena penelitian tentang matematika seringkali dianggap sebagai terbatas, individualistik atau kompetitif, yang semata- mata ditujukan untuk memahami materi atau memecahkan masalah yang ditugaskan. Mungkin tidaklah mengejutkan kalau banyak siswa sekolah dan orang dewasa yang takut dengan matematika dan berusaha menghindarinya. Mereka seringkali percaya kalau hanya ada sedikit orang berbakat yang bisa sukses dalam matematika. Pembelajaran kooperatif kelompok kecil memperhatikan masalah-masalah ini dalam beberapa cara. Strategi-strategi kooperatif bisa dengan mudah dimasukkan ke dalam kelas matematika dasar. Pilihan atas strategi dan ukuran kelompok akan tergantung pada tahun pelajaran, pengalaman siswa dengan pemecahan masalah kooperatif dan aktivitas matematika itu sendiri. 54
Berdasarkan pemikiran diatas maka peran pendidik sangat penting dalam menciptakan keberhasilan dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu seorang guru atau pendidik harus mempunyai strategi tersendiri untuk dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didiknya karena tanpa adanya motivasi maka akan sulit untuk mencapai keberhasilan suatu pembelajaran. Maka salah satu strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif adalah guru dapat menggunakan strategi pembelajaran kooperatif model think-pair-share dalam pembelajaran matematika karena disini siswa dapat sharing, berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk
54 Ibid, hlm. 345-353
memecahkan masalah yang dianggap sulit, siswa dapat saling berbagi pengalaman dan dapat mengurangi kebosanan dalam proses pembelajaran sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar dan proses belajar matematika menjadi menyenangkan. Penerapan strategi pembelajaran koperatif model think-pair-share pada pembelajaran matematika dilakukan dengan beberapa fase. Fase-fase dalam pembelajaran model Think-Pair-Share (TPS) adalah sebagai berikut : 55
a. Fase 1 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Guru memotivasi siswa tentang pentingnya mempelajari materi dengan menghubungkan materi pelajaran yang lalu. Dalam motivasi ini, guru menerapkan metode bertanya dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa. b. Fase 2 1. Guru menyajikan informasi sambil menerapkan berfikir (Thinking). 2. Guru menginformasikan bahwa siswa bisa menggunakan buku- buku yang relevan dengan materi yang sedang dipelajari. Tahap 1 (Think) 1. Guru meminta siswa untuk membaca materi pokok secara individu. 2. Guru meminta siswa untuk memikirkan jawaban secara individu. c. Fase 3 Tahap 2 ( Pair)
Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari 4 orang siswa dan sebaiknya dalam bangku berdekatan . d. Fase 4 1. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan materi pokok secara berpasangan dan siswa kembali dalam kelompok berempat. 2. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal. e. Fase 5 Tahap 3 (Share) 1. Guru meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil kelompoknya didepan kelas. 2. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang ditunjuk. 3. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal sebagai umpan balik. f. Fase 6 1. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjanya. 2. Guru bersama-sama siswa untuk merangkum materi yang telah dipelajari. 3. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang presentasi dan kelompok yang menanggapi hasil presentasi dengan memberikan nilai tambahan. Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) memungkinkan semua siswa aktif bekerja dalam kelompok dan siswa dituntut untuk lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar, karena dalam model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) siswa dikelompokkan dengan teman sebangku. Dengan demikian, siswa lebih termotivasi untuk belajar
sebab mereka sudah saling cocok dan lebih memahami satu sama lain. Apabila jumlah siswa dalam suatu kelas ganjil, maka guru menggabungkan siswa tersebut kedalam kelompok yang dirasa guru memiliki prestasi belajar yang rendah, karena akan banyak masukan- masukan atau pendapat-pendapat dalam menyelesaikan soal-soal. Soal tes diberikan kepada siswa yang duduk dalam satu bangku untuk didiskusikan bersama (fase 4). Selama siswa bekerja dalam kelompok, guru memberikan bimbingan kepada kelompok atau siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal (fase 4). Setelah waktu yang ditetapkan habis, maka guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan kerja kelompoknya secara bergiliran dan membahas bersama-sama siswa (fase 5). Banyaknya kelompok yang presentasi tergantung pada banyaknya jumlah soal. Dalam fase 5 pembelajaran kooperatif, guru menunjuk beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan didiskusikan bersama semua siswa. Hal ini akan membuat siswa lebih termotivasi dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan sehingga diharapkan semua siswa akan lebih memahami materi yang diberikan dan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan akan meningkat. Fase terakhir (fase 6), dalam pembelajaran kooperatif adalah memberikan penghargaan kepada beberapa kelompok yang sudah presentasi.
F. Pembelajaran Kooperatif dalam Perspektif Islam
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa, dimana guru berupaya untuk membantu peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar. Belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. 56 Dalam belajar yang terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik. Dalam keseluruhan proses pendidikan kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Perubahan perilaku pada siswa dalam kontek pengajaran jelas merupakan produk dan usaha guru melalui kegiatan mengajar. Perubahan yang didapatkan siswa yang dapat membawa manfaat yaitu siswa memperoleh perubahan dan pengembangan skill (ketrampilan), attitude (sikap), appreciation (penghargaan), dan knowledge (pengetahuan). Hal ini menunjukkan bahwa besar sekali manfaat dari adanya proses belajar mengajar. Oleh sebab itu pendidikan perlu diberikan kepada anak sejak usia dini agar anak bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih baik. Dalam Islam sendiri pendidikan sangatlah penting, sehingga perlu dibekalkan pada anak sejak usia dini, sebagaimana tercantum dalam Al-Quran surat Luqman ayat 13.
56 Pupuh Fathurrohman, op.cit., hlm. 6
) $% )9 / _6 8@ !$/ ) 89# '=9 '
Artinya : dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". 57
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi siapapun juga, dalam Al-Quran dijelaskan bahwa orang yang mempunyai ilmu maka akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT, yaitu terdapat dalam surat Al- Mujadillah ayat 11. $' %!# #`# #) % 39 #s? =f9# #s$ x !# 39 #) % #'# #'$ !# %!# #`# 3 %!# #?& =9# M_ !# $/ =? 7 z
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang- lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 58
Sorang pendidikan yang baik selalu berusaha agar dapat memberikan pembelajaran yang terbaik bagi peserta didiknya, yaitu dalam memilih, maupun menetapkan metode pembelajaran yang sesuai
57 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan terjemahnya (Solo:Tiga Serangkai Pustaka Mandiri), hlm. 412
58 Ibid., hlm. 543
berdasarkan kondisi yang ada agar tercapai pembelajaran yang optimal dan mencapai hasil yang diinginkan. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan mempunyai banyak manfaat, yaitu mengembangkan sikap saling kerja sama, bermusyawarah dalam memecahkan masalah, menciptakan sikap saling mengahargai pendapat orang lain, dan sikap saling tolong-menolong antar sesama teman dalam hal kebaikan. Pernyataan ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 2. . #$? ? 99# )G9# #$? ? O}# `9# #)?# !# ) !# >$)9#
Artinya :...........dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. 59
BAB III METODE PENELITIAN
59 Ibid., hlm. 106
A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro yang terletak di desa Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. Penelitian ini akan difokuskan pada peserta didik kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan data kualitatif dan data kuantitatif. Menggunakan data kualitatif karena dalam melakukan tindakan kepada subyek penelitian yang sangat diutamakan adalah mengungkap makna, yaitu makna dan proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan motivasi, kegairahan dan prestasi belajar melalui tindakan yang dilakukan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Biklen; Lincoln dan Guba bahwa ciriciri pendekatan kualitatif adalah menggunakan latar alamiah, lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung, manusia merupakan alat (instrumen) utama pengumpul data, analisis data dilakukan secara induktif, penelitian bersifat deskriptif analitik, lebih mementingkam proses dari pada hasil, hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama. 60 Sedangkan data kuantitatif berupa hasil skor tes, skor tugastugas yang lain, nilai tes akhir. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan profesionalisme guru, menyiapkan pengetahuan, pemahaman dan wawasan
60 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan ( Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hal. 37
tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar. Dalam hal ini PTK dilakukan secara kolaboratif parsipatoris yaitu adanya kerja sama antara peneliti dengan praktisi dilapangan (guru) . Penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses di mana guru-dosen dan siswamahasiswa menginginkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pembelajaran di kelas tercapai secara optimal. Di samping itu penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. 61
C. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti di lapangan sebagai instrumen kunci penelitian mutlak diperlukan karena terkait dengan desain penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan kelas yaitu dengan pendekatan kualitatif jenis kolaboratif partisipatoris. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai peneliti sekaligus sebagai pengumpul data. Instrumen selain manusia seperti angket, pedoman wawancara, pedoman observasi, dll diperlukan namun hanya sebagai pendukung tugas penelitian sebagai instrumen, sehingga kehadiran peneliti mutlak diperlukan yaitu sebagai pengamat aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
61 M. Djunaidi Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang : UIN Malang Press, 2008) hlm. 8
D. Data dan Sumber Data Data dan sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari seluruh peserta didik/siswa kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang, dari datadata tentang tanggapan mereka terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, dari kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran matematika berlangsung, kreativitas dan tugas siswa baik secara individu maupun secara kelompok, kreativitas guru selama proses pembelajaran berlangsung, wawancara dengan guru, kepala sekolah. Sedangkan data sekunder adalah data yang berasal dari hasil tes siswa, dokumen hasil belajar siswa.
E. Instrumen Penelitian Insntrumen penelitian di sini dimaksudkan sebagai alat untuk mengumpulkan data seperti pada penelitian kualitatif. Adapun isntrumen yang dapat dijadikan penunjang lainya adalah pengamatan dengan lembar pedoman observasi perilaku siswa di dalam proses belajar mengajar dikelas, nilai tugas dari setiap siklus dan angket. Secara terperinci instrumen penelitian yang digunakan adalah : 1. Pengamatan : a) menggunakan pedoman observasi guru untuk mengamati aktivitas guru dalam proses pembelajaran sesuai rencana pembelajaran menggunakan metode kooperatif model TPS di dalam kelas. Aspek-aspek
yang diamati adalah aspek persiapan (secara keseluruhan), aspek pelaksanaan, kegiatan inti, dan penutup. Tabel 3.1 Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share
No Aspek yang diamati Penilaian 1 2 3 4 1. Pendahuluan 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Guru memotivasi siswa tentang pentingnya mempelajari materi KPK dan FPB. Dalam motivasi ini, guru menerapkan metode bertanya dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa.
2. Kegiatan inti (Think) 1. Guru menyajikan informasi sambil menerapkan berfikir (Thinking). 2. Guru menginformasikan bahwa siswa bisa menggunakan buku-buku yang relevan dengan materi yang sedang dipelajari. 3. Guru meminta siswa untuk membaca materi pokok secara individu. 4. Guru memberikan soal untuk dipikirkan oleh setiap siswa 5. Guru meminta siswa untuk memikirkan jawaban secara individu. ( Pair) 6. Guru membagi siswa dalam kelompok- kelompok belajar yang terdiri dari empat orang siswa dan sebaiknya dalam bangku yang berdekatan . 7. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan materi pokok secara berpasangan. 8. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan
soal-soal. (Share) 9. Guru meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas. 10.Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang ditunjuk. 11.Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal- soal sebagai umpan balik. 12.Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjanya. 13.Guru bersama-sama siswa untuk merangkum materi yang telah dipelajari. 14.Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang presentasi dan kelompok yang menanggapi hasil presentasi dengan memberikan nilai tambahan.
3. Penutup 1. Menegaskan kembali kesimpulan materi 2. Memberi tugas siswa
4. Pengelolaan waktu 5. Penampilan guru (ceria, bersih dan rapi) 6. Suasana kelas a. Antusias guru b. Antusias siswa
Keterangan : A = kurang (skornya 1) C = baik (skornya 3) B = cukup (skornya 2) D = baik sekali (skornya 4)
b). Pedoman observasi siswa untuk mengamati sikap siswa terhadap kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode kooperatif
model Think-Pair-Share, dan diberikan setelah proses belajar mengajar selesei. Tabel 3.2 Pedoman Observasi Sikap Siswa Terhadap KBM Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share 62
No Pernyataan Pilihan SS S N TS STS 1. Lebih mudah memahami materi
2. Merasa aktif dalam pelajaran
3. Lebih mudah mengingat materi
4. Menjadi lebih menyenangkan
5. Menjadi lebih mudah dalam memecahkan masalah matematika
Keterangan : SS = Sangat setuju (skornya 5) S = Setuju (skornya 4) N = Netral (skornya 3) TS = Tidak setuju (skornya 2) STS = Sangat tidak setuju (skornya 1)
Tabel 3.3 Katagori Sikap atau Minat Siswa 63
62 . Bahan aJar Evaluasi Pembelajaran Kumpulan Berbagai Pedoman Evaluasi Pembelajaran dari Departemen Pendidikan Nasional. ( Malang : UIN Malang, 2004), hlm. 17
63 Ibid., hlm25
No Skor Siswa Katagori 1. 20 25 sangat tinggi/sangatantusias 2. 15 19 tinggi/ antusias 3. 10 14 rendah/kurang antusias 4. 5 9 sangat rendah/tidak antusias
2. Angket digunakan untuk mengamati sikap siswa terhadap pembelajaran matematika di kelas yang berisi ungkapan pernyataan tentang materi pelajaran, pre-test dan post-test, suasana belajar di kelas, cara belajar, cara guru mengajar, pendapat siswa tentang pembelajaran kooperatif model think-pair-share yang telah diikuti.
Tabel 3.4.
Format Penilaian Terhadap Minat Siswa pada Mata Pelajaran Matematika 64
No Pernyataan Pilihan Ya Kadang- Kadang Tidak 1. Apakah matematika adalah pelajaran yang menarik
2. Apakah matematika adalah pelajaran yang menyenangkan
3. Apakah kamu senang belajar matematika
4. Apakah pelajaran matematika sulit bagi kamu
5. Apakah kamu tegang dalam mengikuti pelajaran matematika
6. Apakah kamu selalu memperhatikan pelajaran matematika pada waktu guru menerangkan
7. Apakah kamu sering bertanya pada guru apabila ada materi yang tidak jelas
8. Apakah matematika membantu kamu dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari
9. Apakah belajar matematika membuat kamu tertib
10. Apakah kamu belum merasa puas sebelum mampu menyelesaikan soal- soal matematika yang kamu jumpai
Dengan distribusi skor sebagai berikut : Pernyataan nomor 1,2,3,6,7,8,9,10 Kriteria : Tidak = skornya 1 Kadang-Kadang = skornya 2 Ya = skornya 3
Pernyataan nomor 4,dan 5
64 Hamzah. B Uno, op.cit, hlm 81
Kriteria : Tidak = skornya 3 Kadang-kadang = skornya 2 Ya = skornya 1 3. Tes digunakan untuk mendapatakan data kuantitatif yaitu berupa hasil skor tes, tugas kelompok maupun skor tes kelompok.
F. Teknik Pengumpulan Data Penggunaan teknik dan alat pengumpul data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a) Metode Observasi 1. Observasi Partisipatif Dalam hal ini pengamatan dapat diklasifikasikan dengan cara berperan serta dan yang tidak berperan serta, pengamatan yang berperan serta pengamat melakukan dua peranan sekaligus yaitu sebagai pengamat sekaligus sebagai anggota resmi dari kelompok yang diamatinya. Pada pengamat tanpa peran serta pengamat hanya malakukan pengamatan saja. Terkait dengan penelitian ini maka cara yang digunakan adalah pengamatan partisipatif yang maksudnya peneliti turut berpartisipatif secara lansung dan bersifat aktif dalam kegiatan subyek yang diteliti dan sekaligus sebagai fasilitator dan menjadi anggota penuh dari
kelompok yang diamatinya. Sehingga diharapkan dapat memperoleh informasi apa saja yang dibutuhkan dan diperlukan. 2. Observasi Aktivitas Kelas Observasi aktivitas kelas merupakan suatu pengamatan secara langsung kepada siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya dalam proses belajar mengajar maupun dalam model pembelajaran apapun, sehingga diperoleh gambaran suasana kelas dan peneliti dapat mengetahui tingkah laku siswa secara langsung, sehingga peneliti dapat memperoleh datadata yang diharapakan dan berguna bagi penelitiannya. b) Pengukuran Tes Hasil Belajar Data yang telah diperoleh dilapangan akan dikomparasikan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi perilaku siswa, out put dari data evaluasi tugas, angket ,dari hasil belajar siswa dan juga melihat dari keaktifan objeknya. c) Metode Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 65 Maksud diadakannya wawancara adalah untuk memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan langsung kepada guru bidang studi
matematika, siswa kelas IV untuk menambah kevalidan data yang akan diambil dan diteliti. d) Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah pencarian data terhadap halhal atau variabel yang berupa catatan, transkripsi, surat kabar, foto, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. 66 Dalam penelitian metode dokumentasi dipakai peneliti adalah untuk melengkapi metode observasi dan wawancara. Dokumendokumen yang akan digunakan dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.
G. Analisis data Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Terkait dengan penelitian ini maka data yang diperoleh melalui observasi di dalam kelas dianalisis untuk memastikan bahwa dengan menerapkan strategi kooperatif model think -pair-share dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran KPK dan FPB. Dalam menganalisis data akan digunakan prosedur dan teknikteknik yang sesuai dengan tujuan yang ada atau yang akan dicapai. Yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan pengetahuan yang baru didapatnya lebih berharga, karena itu merupakan hasil
temuan mereka sendiri sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan belajar dan memotivasi belajar siswa. Dalam menganalisis data dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu: 1. Reduksi Data Reduksi berarti proses kegiatan penyederhanaan atau merangkum, memilih halhal yang pokok, yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data. 2. Paparan Data Setelah kegiatan mereduksi data maka langkah selanjutnya adalah penyajian data atau paparan data, yaitu proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk naratif atau dalam bentuk uraian singkat. 3. Penarikan Kesimpulan (verifikasi ) Langkah ketiga setelah penyajian data adalah penarikan kesimpulan, yaitu proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisasi dalam bentuk pernyataan kalimat. Kesimpulan yang dikemukakan harus disertai oleh buktibukti yang valid, sehingga kesimpulan yang dikemukakan merupakan temuan yang baru yang dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan.
H. Pengecekan Keabsahan Temuan Untuk pengecekan keabsahan data dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data tersebut. 67 Maka dengan ini data yang dijadikan perbandingan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi perilaku siswa, hasil dari nilai tugas dan keaktifan siswa. Selain itu juga dengan mengadakan ketekunan yang berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh, mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Ketekunan pengamatan ini mempunyai maksud untuk menemukan ciriciri dan unsurunsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada halhal tersebut secara rinci. Dengan cara ini diharapkan dapat diperoleh suatu kepastian data dan urutan peristiwa secara pasti dan sistematis. Dan sebagai bahan untuk meningkatkan ketekunan tersebut adalah dengan cara membaca beberapa buku referensi, dari hasil penelitian atau dari dokumentasi yang berhubungan dengan hasil temuan yang diteliti, sehingga dapat menambah wawasan peneliti.
67 Ibid, hlm. 330
I. Tahap Tahap Penelitian 1. Perencanaan Tindakan Dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat mengetahui efektifitas dari penggunaan strategi coopertive learning model think-pair- share dalam meningkatkan motivasi siswa yang khususnya mata pelajaran matematika bagi siswa kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. Sebagai upaya untuk mencapai hasil yang maksimal maka perlu dirumuskan skenario. Adapun perencanaan skenario tersebut adalah : (a) observasi kondisi kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang, (b)identifikasi permasalahan dalam proses belajar mengajar matematika, (c)menyusun langkahlangkah pembelajaran yang sesuai, (d)menyusun materi yang akan disampaikan, (e)membuat alat observasi untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, (f)memakai strategi yang digunakan yaitu strategi kooperatif model think-pair-share, (g)menyusun alat evaluasi. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu guru sebagai peneliti bertindak sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran sekaligus sebagai pengamat. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan peneliti membagi menjadi dua siklus empat kali pertemuan dengan satu siklus dua kali pertemuan. Pada siklus I dilakukan dengan dua
kali pertemuan. Pada pertemuan pertama guru bidang studi dan peneliti memfasilitasi siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari yaitu mengenai KPK dan FPB, kemudian guru bidang studi menjelaskan tentang konsep KPK dan FPB disertai dengan contohcontohnya dan membagi siswa menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari tiap kelompok empat siswa. Pada pertemuan yang kedua guru memfasilitasi siswa dan siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan soal yang diberikan guru yaitu tentang KPK dan FPB dengan menerapkan strategi kooperatif think- pair-share, yaitu siswa diminta untuk memikirkan sendiri jawaban dari pertanyaan tersebut, kemudian siswa diminta berpasangan dengan pasanganya untuk berdiskusi untuk menemukan jawabannya dan yang terakhir siswa diminta untuk berbagi jawaban yang telah ditemukan tersebut kepada semua siswa dikelas. Pada siklus II adalah sebagai berikut pada pertemuan pertama guru dan peneliti memfasilitasi siswa untuk melakukan latihanlatihan untuk memecahkan masalah seharihari yang berkaitan dengan KPK dan FPB yang telah diberikan sesuai dengan kelompok masingmasing, yaitu dengan menerapkan strategi kooperatif think-pair-share, dan dilanjutkan dengan mempresentasikan hasil pekerjaan kelompok dan pada pertemuan kedua sama dengan pertemuan pertama yaitu guru dan peneliti memfasilitasi siswa untuk melakukan latihanlatihan tentang FPB dan KPK sesuai dengan kelompok masingmasing dengan menerapkan
strategi kooperatif think-pair-share, dan yang terakhir guru dan peneliti mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari yaitu dengan mengadakan test secara tertulis (post test). 3. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan menganalisis hasil pengamatan untuk menentukan sudah sejauh mana pengembangan strategi yang sedang dikembangkan telah berhasil memecahkan masalah dan apabila belum berhasil, faktor apa saja yang menjadi penghambat ketidak berhasilan tersebut. Pada tahap ini kegiatan difokuskan pada upaya untuk menganalisis, mensintesis, memaknai, menjelaskan dan menyimpulkan. Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini peneliti akan mendiskusikanya dengan para siswa yang diambil secara acak atas pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dan perasaan mereka. Adapun halhal yang perlu didiskusikan mencakup : kekurangan yang ada selama proses pembelajaran, kemajuan yang telah dicapai siswa dan rencana tindakan pembelajaran selanjutnya. 68
68 Wahidmurni, Penelitian Tindakan Kelas (Malang: UM Press, 2008), hlm. 78.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Sebelum kita meninjau dan mempelajari situasi dan kondisi MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang, kita terlebih dulu perlu mengetahui tentang sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang tersebut. Nama Madrasah : MI Islamiyah Dusun : Banjarpoh Desa : Pulorejo Kecamatan : Ngoro Kabupaten : Jombang Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang ini berdiri pada tahun 1946 bertempat di rumah bapak K. Noer Salim Musthofa dan Ibu Muslikhatin Musthofa di dusun Banjarpoh desa Pulorejo Ngoro Jombang. Pada awalnya Madrasah ini bernama Madrasah DINIYAH yang di pimpin oleh Bapak K. Noer Salim Musthafa dan Bapak Ahmad Sholeh, beliau adalah murid dari K.H. Hasyim Asy Ary dari Tebuireng. Pada tahun 1947 Bapak Ahmad Sholeh mempunyai sebuah usul agar dalam Madrasah Diniyah ini di berikan pelajaran umum bagi para
siswa, dan usulan tersebut diterima oleh Bapak K.Noer Salim kemudian di dukung oleh tokoh-tokoh masyarakat sekitar serta di dukung oleh keluarga besar Bani Musthofa. Tepat pada tanggal 15 Oktober 1947 yang pada mulanya bernama Madrasah Diniyah diganti dengan nama SRI (Sekolah Rakyat Islam) dengan kurikulum 50% pelajaran agama dan 50% pelajaran umum. Murid pertama sebanyak 12 siswa, adapun pengajarnya adalah semua alumni Pondok Pesantren Tebuireng yang bertempat di Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. Pada tahun 1952 Sekolah Rakyat Islam (SRI) di kelola oleh NU dan nama tersebut diganti menjadi SRINU Banjarpoh sampai pada tahun 1958, dan setelah itu atas anjuran Kandepag Kabupaten Jombang SRINU di ganti dengan MINU (Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama). Dan pada tahun 1968 telah berdiri sebuah gedung baru sebanyak 3 lokal yang menghadap kebarat berhadapan dengan Mushola Nur Musthofa, selanjutnya pada tahun 1977 nama MINU ini diganti lagi dengan nama MII (Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah) yang juga atas anjuran Kandepag Kabupaten Jombang sampai sekarang ini. Pada tahun 1984 mendapat rehab I yaitu perbaikan atap gedung, rehab II perbaikan jendela pada tahun 1985. Pada tahun 1986 mendapat rehap III untuk membangun MTS Syafiiyah, dan rehap IV untuk perbaikan dan perawatan gedung. Pada tahun 2000 telah mendapat dana OCEF sebesar 70.000.000 rupiah untuk perubahan bentuk gedung, dan
pada tahun 2003/2004 mendapat BKS sebesar 20.000.000 rupiah dan swadaya masyarakat untuk menambah gedung sampai sekarang ini. Berdasarkan hasil akreditasi madrasah yang dilakukan oleh Dewan Akretasi Madrasah Kab. Jombang maka, MI Islamiyah yang beralamatkan di Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang sebagai Madrasah Terakreditasi dengan peringkat B dengan nomor : B/Kw.13.4/MI/2348/2005 dengan nomor Statistik Madrasah 112351705071. 2. Visi, Misi dan Tujuan MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro a. Visi Unggul dalam prestasi berdasarkan IMTAQ dan IPTEQ b. Misi 1. Meningkatkan pembelajaran dan bimbingan secara efektif. 2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif. 3. Mengembangkan kemampuan berbahasa Arab dan bahasa Inggris 4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama c. Tujuan 1. Menumbuh kembangkan aqidah melalui pendidikan sehingga menjadi manusia yang beriman, bertaqwa dan berbudi pekerti luhur 2. Menciptakan karakter pada diri anak untuk mampu dengan baik dan benar serta istiqomah dalam mengamalkan ajaran agama hasil dari proses pembelajaran dan kegiatan pembahasan
3. Dengan matang menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. 4. Memiliki kepedulian dan kesadaran warga madrasah terhadap keamanan, kebersihan dan keindahan 5. Semakin meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas sarana prasarana dan fasilitas yang mendukung peningkatan prestasi akademik dan non akademik 6. Menciptakan lulusan (out put) yang berkualitas dan handal dari tahun ketahun dan siap bersaing dengan lulusan yang lain. 3. Fasilitas Pembelajaran MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro a. Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah yang berdiri di desa Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang b. Gedung lengkap dan milik sendiri c. Mushola d. Kegiatan ekstrakurikuler e. Perpustakaan 4. Kegiatan Ekstrakurikuler MI Islamiyah Banjrapoh Pulorejo Ngoro a. Pramuka b. Sepak bola c. Istiqosah d. Banjari
5. Prestasi yang pernah dicapai MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang a. Juara 2 Sepak Bola se Kec. Ngoro b. Juara 2 Lompat Jauh se. Kec. Ngoro c. Juara 3 Bulu Tangkis se. Kec. Ngoro d. Juara 3 Lari 100 M se. Kec. Ngoro e. Juara 3 Lempar Bola se. Kec. Ngoro
Tabel 4.1 PROFIL MI ISLAMIYAH BANJARPOH NGORO TAHUN PELAJARAN 2008/2009
1. Nama Madrasah : MI ISLAMIYAH 2. Nomor Identitas Madrasah (NIM) : 110130 3. Nomor Statistik Madrasah (NSM) : 111 235 170 076 4. Alamat Madrasah : BANJARPOH PULOREJO NGORO JOMBANG Tlp (0321)710061 5. Status Madrasah : Negeri Swasta 6. Nama Yayasan : ISLAMIYAH 7. Nomor Akte Pendirian : K 17/CXX/17471 8. Tahun Berdirinya Madrasah : 1947 10. Luas tanah madrasah : 910 m 2
11. Luas bangunan madrasah : 620 m 2
12. Kepemilikan tanah : Sendiri sewa numpang 13. Jika sewa/numpang, berapa lama tahun 14. Kepemilikan bangunan : Sendiri sewa numpang 15. Jika sewa/numpang, berapa lama tahun 16. Nomor sertifikat tanah : 7980245 17. Akreditasi : B
v V V
STRUKTUR PERSONALIA GURU MI ISLAMIYAH BANJARPOH NGORO TAHUN PELAJARAN 2008/2009
KEPALA MADRASAH : Shofiyul Ibad, S.PdI. WK KEP. MAD : Priwantoro, S.Pd. WK KURIKULUM : Sukardi , S.Pd. WK HUMAS : Maskan , S.PdI. TATA USAHA : Lina Nachla Farida. BENDAHARA : Siti Zulaikhah, S.Ag. WL KELAS I : Sukartiani, S.Pd. WL. KELAS II : Addiniyah, S.PdI. WL. KELAS III : Maskan, S.PdI. WL. KELAS IV : Nurul Huda. WL. KELAS V : Priwantoro, S.Pd. WL. KELAS VI : Jaka Pujiantara, A.Ma.
Tabel 4.2 DATA GURU MI ISLAMIYAH BANJARPOH PULOREJO NGORO TAHUN PELAJARAN 2008/2009 NO NAMA GURU NIY L/P TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR ALAMAT
1 SHOFIYUL IBAD,S.PdI. L Jombang 23/04/76 BANJARPOH PULOREJO NGORO 2 PRIWANTORO,S.Pd. L Jombang 10/12/1966 KATERBAN PULOREJO NGORO 3 KHOIRIYAH, S.Pd. P Mojokerto 5/5/1968 BANJARPOH PULOREJO NGORO 4 MAMIK MUJIANING,S.PdI P Jombang 14/04/75 PADAR KESAMBEN NGORO 5 SITI ZULAKHAH,S.Ag P Jombang 14/04/75 KWANGEN PULOREJO NGORO 6 NURUL HUDA L Jombang 9/9/1960 BANJARPOH PULOREJO NGORO 7 MASKAN,S.PdI. L Jombang 30/12/78 BAKALAN PULOREJO NGORO 8 MINUTFATIN NADHIROH,S.Ag P Jombang 18/07/74 BANJARPOH PULOREJO NGORO 9 LUKMAN WIBISONO,S.PdI. L Jombang 2/3/1979 BAKALAN PULOREJO NGORO 10 SUKARDI,S.Pd L Jombang 13/03/76 PULOREJO NGORO 11 JAKA PUJIANTARA,A.Ma. L Kediri 5/1/1975 BAKALAN PULOREJO NGORO 12 SUKARTIANI,S.Pd. P Jombang 4/7/1964 BAKALAN PULOREJO NGORO 13 LINA NACHLA FARIDA P Jombang 17/2/87 SANTREN PULOREJO NGORO 14 ADDINIYAH,S.PdI. P Tulung Agung 28/10/72 BREJEL PUCANGRO GUDO 15 YIYIN PUSWANTI,S.PdI. P Jombang 22/06/84 BANJARPOH PULOREJO NGORO
B. Paparan Hasil Penelitian Paparan hasil penelitian ini membahas tentang Penerapan strategi kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. Dengan mengacu pada tujuan penelitian yaitu: (1)mendeskripsikan
proses perencanaan pembelajaran menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share untuk meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro, (2)mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi kooperatif model think-pair- share untuk meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro, (3)mendeskripsikan proses evaluasi pembelajaran menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share untuk meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. 1. Siklus I a. Paparan Data Siklus I Pertemuan I 1). Perencanaan Tindakan Pada siklus I, pertemuan I peneliti merencanakan pembelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan KPK dan FPB dengan langkah awal adalah memberikan soal pretes kepada siswa, untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa mengenai konsep KPK dan FPB yang dilakukan sebelum kegiatan atau proses belajar mengajar berlangsung yaitu gunanya untuk mengetahui sejauh mana bahan-bahan atau materi yang akan diajarkan telah diketahui oleh peserta didik, setelah itu guru memberikan penjelasan mengenai materi yang akan diajarkan. Dari hasil pretes hasilnya belum begitu memuaskan banyak siswa yang kurang berminat mengikuti pelajaran dan belum nencapai
kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan, yaitu banyak siswa yang masih mendapat nilai dibawah rata-rata dan masih tergolong rendah, hanya beberapa siswa saja yang bisa mendapatkan nilai diatas rata-rata yang sudah sesuai dengan KKM yang di tentukan yaitu hanya 1 siswa mendapat nilai 75 dan 2 siswa mendapat nilai 70 dengan rata-rata nilai 56 Berikut ini hasil nilai pretes dapat dilihat dalam tabel. Tabel 4.3 Hasil Nilai Pretes
Dari hasil angket yang diberikan pada siswa tentang minat siswa terhadap mata pelajaran matematika menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan kurang menyenangkan. Hanya beberapa siswa saja yang menyukai mata pelajaran ini dan menganggapnya mudah. Berdasarkan keterangan di atas maka perlu diadakan perbaikan mutu pembelajaran. Untuk itu peneliti mencoba menerapkan strategi kooperatif model think-pair-share dengan tujuan agar siswa lebih semangat lagi dalam belajar matematika dan siswa termotivasi belajar dengan diterapkanya belajar
kelompok ini dan juga untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep KPK dan FPB. Adapun bahan-bahan yang dipersiapkan sebelum melakukan penelitian adalah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat pedoman observasi sikap antusiasme siswa selama proses pembelajaran matematika menggunakan strategi kooperatif think-pair-share, menyiapkan buku penunjang (matematika) yang akan di akan digunakan dalam pembelajaran. 2). Pelaksanaan Tindakan Kegiatan pembelajaran siklus I, pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2009. Adapun pelaksanaan tindakanya adalah sebelum masuk pada kegiatan inti pembelajaran, terlebih dahulu guru memberi salam kepada siswa dan menanyakan keadaan siswa, dan melakukan doa bersama, kemudian guru mengenalkan peneliti kepada siswa, mengingat peneliti disini belum mengenal secara keseluruhan dengan siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. Setelah itu guru memberitahu materi yang akan dipelajari, dan menanyakan materi yang telah dipelajari sebelumnya dan melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kelipatan dan faktor suatu bilangan. Kemudian memberikan soal pretes pada siswa.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi yang akan dipelajari kepada semua siswa yaitu mengenai konsep KPK dan FPB. Pada saat guru menjelaskan materi siswa masih begitu antusias, namun tidak begitu lama karena masih adanya salah satu siswa yang ramai sendiri pada waktu guru menjelaskan. Setelah guru menjelaskan materi kemudian guru langsung menyampaikan informasi mengenai pembelajaran kooperatif model think-pair-share kepada siswa, dilanjutkan dengan guru memberikan masalah kepada siswa untuk mencari jawaban sementara, setelah itu siswa di suruh untuk mencari pasangan dalam kelompoknya. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk membahas masalah tersebut dan mempresentasikan jawaban masing-masing kelompok. Pada saat ini masih banyak siswa yang masih begitu bingung dengan strategi yang diterapkan karena siswa belum terbiasa, dan masih baru, masih banyaknya siswa yang sulit diatur dan ramai sendiri, mengingat siswa kelas IV ini siswanya masih suka berjalan-jalan di kelas dan meninggalkan bangkunya terutama pada anak laki-laki. Selain itu masih adanya siswa yang belum hafal perkalian atau pembagian sehingga menyulitkan siswa dalam mengerjakan soal karena soal masih berkaitan dengan perkalian dan pembagian. Dalam proses belajar guru berkeliling mengamati siswa sambil melakukan penilaian proses dan memberikan motivasi kepada siswa dan mengarahkan dan menjawab pertanyaan apabila
ada kelompok yang kurang jelas. Pada pertemuan pertama ini terlihat bahwa sebagian besar siswa masih kesulitan dalam menyesuaikan diri bekerja kelompok dan masih kesulitan dalam mengerjakan soal. Dan tampak masih adanya siswa yang tidak bekerja dalam kelompok melainkan ngobrol sendiri dengan temanya dan hanya pasrah dengan teman yang mengerjakan, mereka belum memiliki tanggung jawab bersama. Setelah dirasa cukup dalam diskusi dan mengerjakan soal maka setiap kelompok secara acak dipersilahkan untuk membacakan hasil diskusinya tersebut, kelompok lain memberikan tanggapanya. Siswa yang ditunjuk pertama kali ada sedikit kendala yaitu siswa masih berebut tidak mau untuk membacakan hasil diskusinya dan saling lempar-melemparkan tugas, untuk ini guru mencoba untuk memberikan motivasi sampai akhirnya siswa tersebut mau mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Dan pada kelompok selanjutnya sudah sedikit lancar dengan siswa sudah tidak saling lempar-melemparkan tugas. Kegiatan akhir guru menganalisis hasil pekerjaan siswa dan menyimpulkan hasil pembelajaran. Sebelum mengakhiri guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari, guru memberitahukan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, dan guru menutup dengan salam dan berdoa bersama.
Tabel 4.4 Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa Terhadap KBM Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share Siklus I Pertemuan I
3). Refleksi Dari perencanaan dan pelaksanaan pada kegiatan siklus pertama pertemuan pertama, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan strategi kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang belum maksimal. Ada permasalahan dalam proses perencanaan tindakan dalam kegiatan pretes yaitu masih banyak siswa yang mendapat nilai kurang dan masih di bawah rata-rata dan dari data angket terhadap minat siswa pada mata pelajaran matematika banyak siswa yang masih merasa dan menganggap mata pelajaran ini sebagai mata pelajaran yang sulit dan kurang menyenangkan, dan hanya beberapa siswa saja yang menyukai dan menganggap pelajaran ini menyenangkan. Pada tahap pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa siswa masih perlu menyesuaikan diri karena selama ini belum terbiasa dengan pembentukan kelompok. Masih adanya siswa yang
ramai sendiri apabila kerja dalam kelompok. Selain itu berdasarkan hasil pretes dapat diketahui bahwa nilai siswa masih dibawah rata- rata hal ini disebabkan salah satunya adalah karena masih adanya siswa yang tidak hafal perkalian atau pembagian sehingga siswa sulit untuk mengerjakan karena soal masih berkaitan dengan perkalian dan pembagian yaitu menentukan kelipatan dan faktor suatu bilangan. Berdasarkan hal ini maka pembelajaran yang dilakukan perlu adanya perbaikan lagi agar motivasi belajar siswa dengan menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share dalam pelajaran matematika dapat meningkat. b. Paparan Data Siklus I Pertemuan II 1). Perencanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua ini siswa lebih difokuskan untuk melakukan latihan-latihan soal tentang menentukan KPK dan FPB dua bilangan dengan kerja kelompok sesuai dengan pada kelompok pada pertemuan sebelumnya, dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Sumber yang digunakan adalah buku Matematika kelas IV dari berbagai penerbit, LKS, pengalaman siswa. Adapun untuk mengevaluasi hasil belajar yang di capai siswa di gunakan instrumen pedoman observasi sikap siswa selama proses KBM dengan menggunakan strategi koperatif model think-pair-share.
2). Pelaksanaan Tindakan Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan yang kedua ini dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2009. Pada kegiatan awal seperti biasa sebelum memulai pelajaran guru mengucapkan salam, menanyakan keadaan siswa, menanyakan kepada siswa tentang pelajaran sebelumnya dan mengaitkanya dengan materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti guru menjelaskan secara singkat materi tentang KPK dan FPB dua bilangan pada siswa, kemudian guru menyampaikan informasi mengenai pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share kepada siswa seperti pada pertemuan pertama, dilanjutkan dengan guru memberikan masalah kepada siswa untuk mencari jawaban sementara setelah itu siswa di suruh untuk mencari pasangan dalam kelompoknya (sesuai dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya). Pada saat kegiatan ini keadaan siswa sudah sedikit berbeda tidak seperti pada pertemuan pertama, dimana siswa sudah tidak merasa kebingungan dengan kelompoknya dan sudah mulai membiasakan bekerja dalam kelompok. Dan guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk membahas masalah tersebut dan setiap kelompok mempresentasikan jawaban masing-masing kelompok secara acak. Kemudian siswa mengerjakan LKS secara berkelompok.
Dalam proses diskusi berlangsung guru berkeliling mengamati siswa dan menjawab apabila ada kelompok yang kurang jelas. Pada saat diskusi siswa diberi masalah dan disuruh untuk memikirkanya sejenak, pada saat itu masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan dan asyik main sendiri, namun hal ini dapat diantisipasi dengan cara guru memberikan motivasi agar siswa dan mengingatkan siswa agar tidak ramai sendiri. Dan pada waktu diskusi dengan masing-masing kelompok sebagian siswa sudah mulai bisa bekerja sama, dan sebagian siswa juga merasa senang dengan berdiskusi semacam ini karena sudah terbiasa dengan teman sebangku sehingga merasa enak diajak berdiskusi, meskipun belum semua siswa mau diajak berdiskusi, dan malah asyik ngobrol sendiri dengan teman sebangku, namun sudah ada sedikit perubahan dari pertemuan yang pertama. Kendala yang lain adalah masih adanya siswa yang merasa kesulitan dalam mengerjakan dalam kerja kelompok karena tidak semua siswa dalam sebangku memiliki kemampuan yang tinggi ada siswa yang memiliki kemampuan yang sama-sama tinggi, ada yang sedang sama sedang, bahkan ada yang kurang. Sehingga menyulitkan siswa dalam memecahkan masalah dalam kelompok. Pada kegiatan akhir guru menganalisis hasil kegiatan siswa, LKS, dan bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas di tutup dengan salam. Sebelum pelajaran berakhir peneliti melakukan tanya jawab dengan beberapa siswa tentang proses belajar mengajar yang baru dilakukan dengan menggunakan strategi kooperatif model think- pair-share. Berikut hasil wawancara responden dengan siswa: Saya menyukai strategi ini karena bisa berdiskusi memecahkan soal matematika dengan teman apalagi dengan teman sebangku karena sudah akrab maka menjadi mudah, karena kadang-kadang soal matematika itu sulit jadi kalau berdiskusi akan menjadi lebih mudah dalam menyelesaikanya, dan guru dalam menerangkan sudah baik, dan saya faham dengan materi yang dijelaskan, hanya kadang-kadang kurang bisa jika soalnya sulit. 69
Saya suka dengan strategi ini karena saya memang suka dengan pelajaran matematika, akan menjadi lebih faham lagi karena bisa tanya teman bila ada soal yang sulit dan bisa saling berbagi pengalaman. 70
Saya suka dengan strategi ini karena selama ini saya masih belum begitu hafal dengan perkalian jadi kalau bekerja dengan teman saya bisa hafalan perkalian dengan menyuruh teman menanyakan dan saya menjawabnya, selain itu saya bisa minta bantuan apabila saya kesulitan mengerjakan soal. 71
69 Wawancara dengan Auliya Rahma Habibah siswa kelas IV peringkat 1 dari 26 siswa, (31 Agustus 2009, Jam 09.30, di Ruang Kelas IV)
70 Wawancara dengan Ani Fikriyati Ulfa siswa kelas IV peringkat 2 dari 26 siswa, (31 Agustus 2009, Jam 09.30, di Ruang Kelas IV).
71 Wawancara dengan Miftahul Rizki siswa kelas IV. (31 Agustus 2009, Jam 09.30, di Ruang Kelas IV).
Tabel 4.5 Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa Terhadap KBM Menggunakan Strategi Kooperatif model Think-Pair-Share Siklus I Pertemuan II
3). Refleksi Pada kegiatan siklus I pertemuan kedua, menunjukkan tidak ada permasalahan pada perencanaan tindakan, karena telah terlaksanan sesuai dengan rencana. Pada pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa siswa sudah mulai terbiasa dengan kerja kelompok, namun masih ada beberapa kelompok khususnya anak laki-laki yang kurang memperhatikan, dan ramai sendiri. Jika dilihat dari hasil belajar dan penilaian individu dan kelompok ada sedikit peningkatan terhadap antusias siswa dalam melakukan pembelajaran matematika dengan strategi kooperatif model think- pair-share ini siswa sudah agak mulai senang dan terbiasa belajar bersama dan saling bertukar pendapat dengan teman terlebih dengan teman sebangku karena sudah terbiasa dan sudah cukup akrab, meskipun masih adanya kelompok yang merasa kesulitan dalam mengerjakan soal. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian sikap siswa yang sangat antusias sudah mulai meningkat yang
sebelumnya pada pertemuan pertama sebanyak 3 siswa sekarang menjadi 11 siswa. . Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa dapat dilihat bahwa siswa mulai senang dan terbiasa dengan strategi ini dan mereka pada umumnya menyukainya karena bisa saling bertukar pendapat dan berdiskusi dengan teman dan apabila ada soal yang kurang dimengerti atau sulit bisa saling berdiskusi dan memecahkan masalah bersama sehingga menjadi lebih mudah dalam menyelesaikan soal. 2. Siklus II a. Paparan Data Siklus 1I Pertemuan I 1). Perencanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua pertemuan pertama ini siswa lebih difokuskan untuk melakukan latihan-latihan soal tentang penyelesaian masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB dengan kerja kelompok sesuai dengan pada kelompok pada pertemuan sebelumnya, dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Sumber yang digunakan adalah buku Matematika kelas IV dari berbagai penerbit, LKS, pengalaman siswa. Bahan-bahan yang dipersiapkan adalah seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan untuk melihat hasil belajar yang di capai siswa di gunakan instrumen
pedoman observasi sikap siswa selama proses KBM dengan menggunakan strategi koperatif model think-pair-share dan pengamatan terhadap aktivitas kelompok selama proses pembelajaran berlangsung. 2). Pelaksanaan Tindakan Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan yang pertama ini dilaksanakan pada tanggal 2 September 2009. Pada kegiatan awal guru seperti biasa mengucapkan salam, menanyakan keadaan siswa, dan atas dasar hasil refleksi yang mengharuskan guru untuk lebih sering memberikan motivasi siswa, maka sebelum dimulai pada kegiatan inti guru memberikan masukan-masukan dan motivasi kepada siswa supaya mereka termotivasi, kemudian guru menanyakan kepada siswa tentang pelajaran sebelumnya dan mengaitkanya dengan materi yang akan dipelajari. Sebelum pelajaran dimulai untuk menambah motivasi siswa agar tidak tegang guru mengajak siswa dengan sedikit permainan dengan gerak badan, kemudian pada kegiatan inti guru menjelaskan secara singkat materi penyelesaian masalah sehari- hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB, guru menyampaikan informasi mengenai pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share kepada siswa, seperti pada pertemuan sebelumnya dilanjutkan dengan guru memberikan masalah kepada siswa agar siswa mencari jawaban sementara dan guru memberikan waktu kepada
siswa untuk memikirkanya setelah itu siswa di suruh untuk mencari pasangan dalam kelompoknya (sesuai dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya). Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk membahas masalah tersebut dan secara acak masing-masing kelompok mempresentasikan hasil jawaban kelompok kepada semua teman dikelas dan kelompok yang lain menanggapinya. Pada tahap ini tingkat motivasi belajar dan antusiame tiap-tiap siswa mulai nampak terlihat, mereka sudah bisa diajak bekerja sama untuk menyelesaikan tugas namun kendalanya adalah soal yang diberikan adalah KPK dan FPB yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yaitu soal dalam bentuk soal cerita sehingga siswa merasa sulit dalam memahaminya dan masih merasa bingung dengan maksud dari soal. Pada tahap ini guru juga memberikan motivasi supaya mereka lebih giat lagi dalam belajar bersama, guru berkeliling pada tiap-tiap kelompok untuk memantau dan membantu, memberikan arahan apabila ada kesulitan. Secara umum dapat terlihat antusiasme msiswa dalam belajar, namun masih ada juga siswa yang tidak bisa diam duduk manis mengerjakan dan malah menganggu temanya yang sedang mengerjakan, untuk itu guru memberikan peringatan dan apabila masih dilakukan lagi akan mendapat hukuman yaitu disuruh mengerjakan soal di depan kelas.
Untuk menambah semangat guru memberikan penghargaan pada kelompok yang presentasi dan yang menanggapi hasil presentasi dengan memberikan nilai tambahan. Pada saat siswa mempresentasikan hasil diskusinya masih banyak siswa yang tidak bisa dan kurang faham dengan soal yang diberikan dalam bentuk soal cerita. Untuk itu guru memberikan pemahaman lagi mengenai cara meyelesaikan soal cerita pada siswa. Pada kegiatan akhir guru menganalisis hasil kegiatan siswa, dan bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas di tutup dengan salam. Berikut ini hasil wawancara dengan beberapa siswa: Saya senang dengan strategi ini karena membuat saya bisa bertanya pada teman kalau ada kesulitan dalam pelajaran ini, karena bila bertanya pada teman yang mengerti lebih enak karena sudah akrab sehingga bisa lebih leluasa dalam bertanya, selain itu saya menjadi lebih faham. 72
Saya suka dengan strategi ini karena saya bisa menjadi lebih faham pada materi yang diberikan, dan saya bisa mengerjakan soal yang diberikan.dan saya menjadi lebih menyukai pelajaran matematika. 73
Saya menyukai strategi ini karena biasanya dalam mengerjakan soal saya merasa kesulitan karena kurang faham dan soalnya sulit, namun dengan strategi ini saya bisa bertanya dan saling berdiskusi apabila ada soal yang tidak bisa dikerjakan. Saya merasa kesulita pada soal yang diberikan karena soalnya dalam bentuk soal cerita. 74
72 Wawancara dengan Ifa Kifayatul Achyar, siswa kelas IV (2 September 2009, Jam 08.30. diruang kelas IV).
73 Wawancara dengan Putri Alfira D siswa kelas IV (2 September 2009, di ruang kelas IV).
74 Wawancara dengan Dwiki Rahman Hadi siswa kelas IV (2 September 2009, diruang kelas IV)
Tabel 4.6 Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa terhadap KBM Menggunakan Strategi Kooperatif model Think-Pair-Share Siklus II Pertemuan I
3). Refleksi Pada kegiatan siklus II pertemuan I, menunjukkan tidak ada permasalahan pada perencanaan tindakan, karena telah terlaksana sesuai dengan rencana. Pada pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa siswa sudah senang dengan strategi yang diterapkan. Jika dilihat dari hasil belajar dan penilaian individu dan kelompok ada peningkatan terhadap antusias siswa dalam melakukan pembelajaran matematika dengan strategi kooperatif model think- pair-share ini. Siswa sudah mulai senang belajar bersama dan berdiskusi bersama, namun masih ada beberapa siswa yang kurang faham dengan materi yang di berikan guru sehingga dalam pelaksanaanya masih kesulitan dalam mengerjakan soal karena pada materi ini siswa di berikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang mengandung dan berkaitan dengan KPK dan FPB, siswa mengalami kesulitan karena soal dalam bentuk soal cerita sehingga siswa benar-benar harus faham dan mengerti apa isi dari soal tersebut dan siswa biasanya masih
bingung dengan soal yang diberikan karena dalam bentuk uraian kata-kata, bagi siswa yang tidak faham dengan perintah soal maka akan salah dalam mengerjakannya. Dilihat dari hasil penilaian sikap siswa, antusias siswa terhadap strategi yang diterapkan sudah cukup antusias bahkan sudah banyak yang sangat antusias namun seperti yang di sebutkan diatas masih banyak siswa masih bingung dengan soal yang diberikan karena dalam bentuk soal cerita. Dari 26 siswa, siswa yang sangat antusias berjumlah 14 siswa b. Paparan Data Siklus II Pertemuan II 1). Perencanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua pertemuan kedua ini siswa lebih difokuskan untuk melakukan latihan-latihan soal tentang penyelesaian masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB yang masih berkaitan pada siklus kedua pertemuan pertama untuk lebih memantapkan lagi pemahaman siswa tentang KPK dan FPB khususnya tentang soal cerita karena pada pertemuan yang pertama pada siklus kedua masih banyak siswa yang kurang faham dan merasa kesulitan dalam mengerjakan soal cerita pelaksanaannya tetap yaitu dengan kerja kelompok sesuai dengan pada kelompok pada pertemuan sebelumnya, dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Sumber yang digunakan adalah masih tetap sama yaitu buku Matematika kelas IV dari berbagai penerbit, LKS, pengalaman siswa. Dan untuk melihat hasil belajar yang di capai siswa di gunakan instrumen pedoman observasi siswa selama proses KBM dengan menggunakan strategi koperatif model think-pair-share dan pengamatan terhadap aktivitas kelompok selama proses pembelajaran berlangsung. 2). Pelaksanaan Tindakan Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan yang kedua ini dilaksanakan pada tanggal 7 September 2009. seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya pada kegiatan awal guru mengucapkan salam, menanyakan keadaan siswa, dan memotivasi siswa, menanyakan kepada siswa tentang pelajaran sebelumnya dan mengaitkanya dengan materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti guru menjelaskan secara singkat materi yaitu tentang penyelesaian masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB yang masih serupa dengan pertemuan pada sebelumnya yaitu untuk lebih memantapkan pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan terlebih lagi tentang soal cerita, kemudian seperti biasanya sebelum memberikan soal guru menyampaikan informasi mengenai pembelajaran kooperatif model think-pair-share kepada siswa, seperti pada pertemuan sebelumnya dilanjutkan dengan guru memberikan masalah kepada siswa agar
siswa mencari jawaban sementara dan guru memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkanya setelah itu siswa di suruh untuk mencari pasangan dalam kelompoknya (sesuai dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya). Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk membahas masalah tersebut dan secara acak masing-masing kelompok mempresentasikan hasil jawaban kelompok kepada semua teman dikelas dengan maju mengerjakan di papan tulis dan kelompok yang lain menanggapinya. Pada tahap ini siswa terlihat sudah banyak yang antusias bahkan dapat dikatakan hampir sebagian siswa semua antusias dalam mengikuti pelajaran matematika, walaupun masih satu atau dua siswa yang masih ramai sendiri, dalam mengerjakan soal yang diberikan masing-masing kelompok sudah aktif dan terlihat begitu menghayati soal dan kerja sama antar siswa sudah bisa berjalan. Mereka sudah terbiasa untuk mengungkapkan pendapatnya dan semangat antar kelompok untuk saling mengajukan pertanyaan sudah nampak adanya peningkatan, antara kelompok satu dengan yang lainya dalam menjawab soal juga saling berebut, meskipun masih ada salah satu kelompok yang salah dalam menjawab soal dan pertanyaan yang diberikan dan guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang berbeda jawaban untuk memberikan jawaban kelompoknya,
kemudian guru memberikan kesimpulan dari jawaban dari beberapa kelompok dan meluruskan jawaban yang salah. Untuk menambah semangat guru memberikan penghargaan pada kelompok yang presentasi dan yang menanggapi hasil presentasi dengan memberikan nilai tambahan. Pada saat diskusi berlangsung guru berkeliling sambil mengamati siswa dan menjawab apabila ada kelompok yang kurang jelas. Pada kegiatan akhir guru menganalisis hasil kegiatan siswa, dan bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas di tutup dengan salam dan pemberian saran-saran dan motivasi sebelum mengakhiri pertemuan peneliti mengadakan wawancara dengan siswa tentang kesan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah saya mengikuti pelajaran dengan menggunakan strategi ini pelajaran menjadi menyenangkan karena saya sedikit demi sedikit menjadi mengerti dan menjadi menyukai pelajaran ini karena sebelumnya saya merasa kesulitan jika mengikuti pelajaran karena jika diberi soal saya merasa kesulitan tapi setelah menggunakan stategi ini saya bisa lebih mengerti karena bisa di diskusikan dan di selesaikan bersama teman . 75
Saya menyukai strategi ini karena saya menjadi lebih mudah mengerjakan soal karena saya bisa bertanya kepada teman apabila ada soal yang kurang saya mengerti dan bisa saling bertukar pendapat. 76
75 Wawancara dengan Nadya Firda R, siswa kelas IV (7 September 2009, Jam 08.30. diruang kelas IV).
76 Wawancara dengan Muhammad Ridwan siswa kelas IV (7 September 2009, Jam 08.30. diruang kelas IV).
Tabel 4.7 Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa terhadap KBM Menggunakan Strategi Kooperatif model Think-Pair-Share Siklus II Pertemuan II
3). Refleksi Pada kegiatan siklus II pertemuan kedua, menunjukkan tidak ada permasalahan pada perencanaan tindakan, karena telah terlaksanan sesuai dengan rencana. Pada pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa siswa sudah senang dengan strategi yang diterapkan. Jika dilihat dari hasil belajar dan penilaian individu dan kelompok ada peningkatan terhadap antusias siswa dalam melakukan pembelajaran matematika dengan strategi kooperatif model think-pair-share ini. Siswa sudah senang belajar bersama dan berdiskusi bersama, dan sudah mulai mengerti tentang materi yang diberikan dan dalam mengerjakan soal sudah mulai tidak kesulitan karena pada pertemuan sebelumnya sudah di jelaskan sehingga pada pertemuan ini siswa lebih di mantapkan lagi mengenai cara mengerjakan soal dalam bentuk soal cerita yang berkaitan dengan KPK dan FPB. Selain itu siswa bisa saling berdiskusi bersama teman untuk memecahkan permasalahan yang di hadapi dan saling melengkapi jika ada yang kurang faham
sehingga memudahkan siswa dalam memahami soal yang dikerjakan. Jika dilihat dari penilaian sikap siswa terhadap strategi ini antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran matematika sudah sangat baik sudah sebagian besar siswa sangat antusias dalam mengikuti pelajaran ini, yaitu ada 23 siswa sangat antusias sedangkan untuk siswa yang kurang antusias sudah tidak ada. Bila dilihat dari hasil tersebut maka terjadi peningkatan antusiasme dan motivasi siswa terhadap mata pelajaran ini yaitu dengan menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share ini.
C. Temuan Penelitian 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada siklus pertama peneliti menetapkan dua kali pertemuan sebagai kegiatan pembelajaran yaitu setiap kali pertemuan 2x35 menit. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk meningkatkan motivasi belajar matematika dan memberikan pemahaman secara garis besar kepada siswa tentang konsep KPK dan FPB. b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama ini pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2009 dan pertemuan kedua pada tanggal 31 Agustus 2009. Pada pertemuan
pertama ini siswa masih merasa bingung dalam memahami instruksi atau penjelasan dari guru mengenai strategi yang akan dilakukan yaitu kebanyakan siswa masih belum mengerti dan belum mengenal dengan strategi yang digunakan. Dan dalam melaksanaan kegiatan pembelajaran terlihat siswa masih merasa kesulitan dalam megerjakan soal karena masih adanya siswa yang belum hafal dengan perkalian dan pembagian, motivasi dan antusiasme siswa masih perlu ditingkatkan lagi, karena masih adanya siswa yang ramai sendiri pada saat proses pembelajaran berlangsung. Interaksi antar guru dengan siswa sudah cukup baik namun interaksi antara siswa dengan siswa lainya dalam kelompok masih mengalami kendala yaitu siswa belum terbiasa dengan kerja kelompok dan masih adanya siswa yang ramai sendiri apabila bekerja dalam kelompok. Indikator keberhasilan yang dicapai siswa adalah pada pertemuan yang kedua siswa sudah mulai membiasakan diri untuk bekerja kelompok dan interaksi siswa dengan kelompok sudah mulai terjalin baik. c. Tahap Pengevaluasian Evaluasi pada siklus pertama dalam penelitian ini dilakukan pada tiap pertemuan setelah proses pembelajaran berlangsung yaitu dengan membagikan lembar observasi sikap siswa terhadap strategi pembelajaran menggunakan kooperatif model think-pair-share. Untuk mengetahui sejauh mana pengembangan metode yang sedang dikembangkan telah berhasil sesuai dengan yang direncanakan.
Dari hasil evaluasi soal pretest dapat diketahui bahwa tingkat pemahaman siswa kelas IV MI Islamiayah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang tentang konsep KPK dan FPB masih tergolong rendah yaitu hanya mencapai nilai rata-rata kelas 56. pada pertemuan pertama antusiasme siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share ini masih sedikit sekali yaitu yang sangat antusias hanya sebanyak 3 siswa dan pada pertemuan yang kedua sudah mulai adanya peningkatan yaitu siswa yang sangat antusias meningkat menjadi 11 siswa. Maka untuk pertemuan- pertemuan selanjutnya masih perlu adanya pemberian motivasi lagi kepada siswa agar lebih termotivasi dan antusias dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share. 2. Siklus II a. Tahap Perencanaan Pada siklus kedua peneliti menetapkan dua kali pertemuan sebagai kegiatan pembelajaran yaitu setiap kali pertemuan 2x35 menit. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk meningkatkan motivasi belajar matematika dan memberikan pemahaman secara garis besar kepada siswa tentang pemahaman soal sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB.
b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua ini pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 2 September 2009 dan pertemuan kedua pada tanggal 7 September 2009. Pada pertemuan pertama ini siswa masih merasa bingung dalam memahami penjelasan materi dari guru mengenai penyelesaian soal sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB yaitu kebanyakan siswa masih belum mengerti dengan maksud dari soal karena soal dalam bentuk soal cerita sehingga siswa harus benar-benar faham dengan maksud dari soal tersebut. Waktu kurang panjang jadi dalam penerapanya kurang maksimal karena soal dalam bentuk soal cerita sehingga siswa lebih banyak membutuhkan waktu lagi dalam memahami soal. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa terlihat masih merasa kesulitan dalam megerjakan soal karena masih adanya siswa yang belum mengerti dengan apa yang harus dikerjakan, ssiwa masih merasa bingung dengan pengerjaan soal karena kurang faham dengan maksud perintah soal. Interaksi antar guru dengan siswa sudah cukup baik dan interaksi antara siswa dengan siswa lainya dalam kelompok sudah mulai terjalin dengan baik dan sudah mulai terbiasa namun tetap masih adanya siswa yang ramai sendiri apabila bekerja dalam kelompok. Indikator-indikator keberhasilan yang dicapai siswa pada pertemuan ini adalah siswa sudah mulai membiasakan diri untuk bekerja kelompok dan sudah mulai faham dengan maksud dan perintah
dari soal karena bentuk soal sama seperti pada pertemuan pertama dan untuk ini lebih sebagai pemantapan soal, siswa terlihat lebih aktif dalam proses pembelajaran, peningkatan motivasi dan atusiasme siswa nampak terlihat pada lembar observasi sikap yang meningkat dari siklus I ke siklus ke II. c. Tahap Pengevaluasian Evaluasi pada siklus kedua dalam penelitian ini dilakukan pada tiap pertemuan setelah proses pembelajaran berlangsung seperti pada siklus yang pertama yaitu dengan membagikan lembar observasi sikap siswa terhadap strategi pembelajaran menggunakan kooperatif model think-pair-share. Untuk mengetahui sejauh mana pengembangan metode yang sedang dikembangkan telah berhasil sesuai dengan yang direncanakan. Dari hasil evaluasi lembar penilaian observasi sikap siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share ini dapat diketahui bahwa pada pertemuan pertama antusiasme siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share ini ada peningkatan pada saat siklus pertama yaitu pada pertemuan yang pertama sebanyak 14 siswa dan pada pertemuan yang kedua sudah mulai adanya peningkatan yaitu siswa yang sangat antusias meningkat menjadi 23 siswa, dan untuk siswa yang kurang antusias sudah tidak ada.
Penerapan strategi kooperatif model think-pair-share pada siklus kedua pertemuan yang kedua sudah berhasil dengan baik, penerapan kooperatif model think-pair-share terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang, dengan indikator keberhasilan yang dicapai adalah pada saat pembelajaran dengan strategi kooperatif model think- pair-share, siswa terlihat sudah lebih bersemangat dan antusias, siswa terlihat lebih aktif, peningkatan motivasi belajar siswa sudah nampak pada lembar observasi sikap siswa yaitu siswa yang kurang antusias sudah tidak ada. Dengan demikian, peneliti menilai bahwa penelitian ini sudah cukup dan tidak perlu dilanjutkan lagi pada siklus selanjutnya. Hal ini atas pertimbangan bahwa hasil dari siklus II sudah meningkat, artinya dapat dilihat bahwa dari siklus I ke siklus II peningkatan motivasi belajar dapat meningkat dengan baik.
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Perencanaan Parencanaan pembelajaran dalam penelitian ini terdiri dari 2 siklus 4 kali pertemuan, siklus pertama terdiri dari dua kali pertemuan dan siklus kedua juga dua kali pertemuan. Pada siklus pertama dirancang untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang konsep KPK dan FPB, dan untuk siklus kedua dirancang untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang cara penyelesaian soal tentang masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB. Dengan menerapkan strategi kooperatif model think-pair-share dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok tersebut. Untuk sumber yang digunakan dalam pembelajaran adalah buku matematika kelas IV dari berbagai macam penerbit, kurikulum, standar kompetensi dan pengalaman siswa. Sedangkan untuk mengetahui hasil pembelajaran dan minat siswa terhadap mata pelajaran ini di gunakan instrumen penilaian individu dan kelompok berupa pedoman pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan berupa angket. Dalam observasi awal dan dari wawancara dengan guru mata pelajaran matematika dapat diketahui bahwa siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang kondisi pembelajaran matematika masih cenderung pasif dimana selama ini guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan. Dan siswa banyak yang kurang menyukai pelajaran matematika karena menganggap mata pelajaran ini sulit.
B. Pelaksanaan Setelah mengetahui kondisi awal MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang khususnya siswa kelas IV maka dalam pelaksanaan pembelajaran diterapkan strategi kooperatif model think-pair-share pada pembelajaran matematika, kelas dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan siswa bekerja dalam pasang-pasangan untuk berdiskusi dalam memecahkan masalah. Menurut Wina Sanjaya diskusi merupakan proses pembelajaran melalui interaksi dalam kelompok 77 . Pada siklus pertama pertemuan pertama yang dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2009 dapat diketahui bahwa masih banyak siswa yang merasa bingung dengan materi yang telah diberikan dan belum terbiasa dengan pembentukan kelompok, selain itu kendala yang lain adalah masih adanya siswa yang kurang hafal tentang perkalian atau pembagian karena materi ini masih menyangkut tentang perkalian dan pembagian sehingga siswa masih merasa bingung dan kesulitan dalam mengerjakan soal yang di berikan guru. Pada siklus pertama pertemuan kedua penelitian tetap difokuskan pada pembelajaran dengan menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas IV. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6
77 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hlm. 106
orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. 78
Dengan pembelajaran kooperatif siswa di dorong untuk bekerja sama, mengemukakan pendapat dan saling tolong-menolong, sehingga memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Sebagaimana menurut Sharan, siswa yang belajar dengan menggunakan metode cooperative learning akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebaya. 79 Selain itu menurut Lie mengungkapkan bahwa banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif dari pada pengajaran oleh guru. 80
Model think-pair-share adalah salah satu dari jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi think-pair-share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. 81 Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. Pada pelaksanaan siklus kedua pertemuan pertama yang dilaksanakan pada tanggal 2 September 2009 dapat diketahui bahwa kondisi pembelajaran bisa lebih baik lagi karena siswa sudah terbiasa dengan pembentukan kelompok dan siswa merasa senang jika berdiskusi dengan teman untuk
memecahkan masalah yang dianggap mereka sulit. Sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Selain itu guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) bersama peneliti. Motivasi siswa sudah mulai mengalami peningkatan yang cukup baik, dan kerja sama dengan kelompok sudah mulai ada, namun hal ini dirasa masih perlu adanya peningkatan lagi maka penelitian tetap dilanjutkan. Menyikapi hasil pelaksanaan dari siklus kedua pertemuan pertama maka pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan yang kedua yang dilaksanakan pada tanggal 7 September 2009 yaitu tetap menggunakan stategi kooperatif model think-pair-share pada pembelajaran matematika, dengan diterapkanya strategi ini diharapkan dapat lebih meningkatkan lagi motivasi belajar matematika siswa kelas IV. Dengan menerapkan strategi kooperatif model think-pair- share ini maka dapat membantu siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu siswa diberi kesempatan untuk melibatkan diri secara aktif dalam pembelajaran, siswa diberikan kesempatan untuk memikirkan sendiri dan secara kelompok tentang permasalahan atau soal yang telah diberikan oleh guru. Pembelajaran kooperatif kelompok kecil menawarkan kesempatan kepada semua anggota untuk bisa berhasil dalam matematika (dan dalam pelajaran yang lain). Masalah-masalah matematika disesuaikan dengan diskusi kelompok kooperatif karena mempunyai solusi yang bisa ditunjukkan secara obyektif. 82 Masalah- masalah matematika sering kali bisa dipecahkan
82 Shlomo Sharan, op.cit., hlm. 347
melalui beberapa pendekatamn berbeda, dan para siswa secara berkelompok bisa mendiskusikan manfaat dari solusi yang berbeda-beda itu. Dari hasil penelitian terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share ini mempunyai kelebihan yaitu situasi proses belajar menjadi lebih menyenangkan, mendorong siswa untuk berfiikir dan berkreasi atas inisiatif sendiri, dan siswa dapat berdiskusi dengan teman mereka, siswa menjadi lebih faham dengan materi pelajaran dimana siswa menjadi lebih aktif dan pengajaran berubah dari teacher centered menjadi student centered. Ketika siswa bekerja secara kooperatif, mereka mempelajari berbagai hal dalam sekali waktu, yaitu ketrampilan interaksi interpersonal, seperti mendengarkan dan mencoba memahami sudut pandang orang lain, ketrampilan akademik, seperti membaca, menulis, berhitung berpendapat, dan memahami proses dan konsep-konsep disiplin akademik (sains, sastra, matematika dan sebagainya). Sehingga dengan strategi kooperatif model think-pair-share ini siswa lebih mudah dalam membangun pemahaman suatu materi dalam kegiatan belajar mengajar. Setelah siklus kedua dilaksanakan dapat diketahui bahwa penerapan strategi kooperatif model think-pair-share dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas IV. Dari pelaksanaan siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada tingkat antusiasme dan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi kooperaif model think-pair-share ini. Siswa lebih bersemangat dan aktif
dalam mengikuti pembelajaran matematika dan dari lembar observasi sikap siswa terhadap kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share terbukti mengalami peningkatan dari setiap siklus. Hal ini dapat ditandai dengan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran, dengan indikator keberhasilanya siswa tampak bersemangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan, tampak senang selama mengikuti pembelajaran, terjalin kerja sama yang baik antar anggota kelompok. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. 83 Dalam pembelajaran motivasi sangat diperlukan, sebagaiman menurut Oemar Hamalik motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. 84 Sehingga motivasi mempunyai fungsi mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan, dan sebagai penggerak, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi kooperatif model think-pair-share dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas IV, dan dapat menumbuhkan sikap saling menghargai pendapat, sikap saling tolong-menolong sesama teman. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Maidah Ayat 2 yaitu:
Artinya :...........dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. 85
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa betapa pentingnya kerja sama dan tolong-menolong dalam hal kebaikan, strategi kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang menekankan adanya kerja sama dan menghargai pendapat orang lain.
C. Penilaian Evaluasi pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan pada tiap pertemuan setelah proses pembelajaran berlangsung untuk menentukan sejauh mana strategi yang sedang dikembangkan telah berhasil sesuai dengan yang direncanakan dan untuk mengetahui sejauh mana sikap siswa apakah termotivasi untuk mengikuti pembelajaran matematika. Dari hasil evaluasi dapat dibuktikan bahwa penerapan strategi kooperatif model think-pair-share dapat meningkatkan motivasi siswa terhadap mata pelajaran matematika yang pada awalnya mereka merasa kurang menyukai karena menganggap mata pelajaran ini sulit. Dengan strategi ini setidaknya dapat mengubah pemikiran siswa tentang pelajaran matematika tidak menyenangkan menjadi
85 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-quran dan Terjemahnya (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri), hlm. 106
menyenangkan sehingga siswa menjadi berminat dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran ini yaitu terbukti dengan meningkatnya sikap siswa terhadap pembelajaran dengan strategi ini yaitu dari data lembar pengamatan penilaian sikap dan angket. Pada siklus pertama pertemuan kedua siswa yang sangat antusias meningkat menjadi 11 siswa dari 26 siswa yang sebelumnya hanya 3 siswa. Untuk siswa yang kurang antusias berkurang yaitu menjadi 2 siswa. Pada siklus yang kedua pertemuan kedua tidak ada siswa yang kurang antusias dalam proses pembelajaran, untuk siswa yang sangat antusias meningkat menjadi 23 siswa dan siswa yang cukup antusias hanya 3 siswa. Hasil nilai pretes siswa rata-rata nilai 56, sedangkan pada hasil nilai postes meningkat menjadi rata-rata nilai 66 dari 26 siswa.
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Proses perencanaan pembelajaran menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang difokuskan siswa untuk mempelajari konsep KPK dan FPB dengan menerapkan strategi kooperatif model think-pair-share ini dengan mengerjakan lembar kegiatan (soal-soal latihan) secara kelompok dan mempresentasikannya. Langkah awal perencanaan tindakan ini adalah menetapkan materi pembelajaran, mengembangkan silabus, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyusun instrumen pengumpulan data yang meliputi instrumen observasi untuk mengamati guru dalam pelaksanaan pembelajaran, instrumen lembar observasi dan angket untuk mengetahui sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran. 2. Proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pada siklus I pertemuan pertama dan kedua siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan soal tentang KPK dan FPB, dilanjutkan dengan mempresentasikan hasil pekerjaan dan diskusi kelompok. Pada siklus II
pertemuan pertama dan kedua guru dan peneliti memfasilitasi siswa untuk bekerja dalam kelompok dalam meyelesaikan soal sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB serta mempresentasikan hasil pekerjaan dan diskusi pada seluruh siswa di kelas. 3. Proses evaluasi pembelajaran menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang dilakukan dengan menggunakan instrumen observasi dari setiap siklus yaitu pada setiap pertemuan setelah pembelajaran berlangsung yaitu siswa diberikan lembar observasi tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika yang telah dilakukan untuk diisi oleh masing-masing siswa untuk menentukan sejauh mana strategi yang diterapkan telah berhasil sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu juga dari hasil wawancara dengan siswa. Dari data hasil evaluasi dapat dibuktikan bahwa penerapan strategi kooperatif model think-pair-share pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran matematika yaitu terbukti dengan meningkatnya antusiasme siswa terhadap palajaran matematika dilakukan dengan strategi kooperatif model think-pair-share ini.
B. Saran 1. Bagi Siswa Hendaknya siswa lebih aktif dan lebih banyak terlibat dalam kegitan pembelajaran, tidak pasif menunggu informasi dari guru dan bisa berusaha memperoleh pengalaman sebanyak mungkin bisa dari teman atau dari sumber-sumber belajar yang lain, dapat menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dalam kelompok agar dapat saling bertukar pendapat tentang pengalaman belajar yang telah diperoleh. Selain itu yang paling penting menanamkan sikap untuk tidak takut mengikuti pelajaran khususnya pelajaran matematika dan tidak menganggap bahwa mata pelajaran ini sulit, dapat berfikir bahwa pelajaran matematika dapat menjadi pelajaran yang menyenangkan. 2. Bagi Guru Guru hendaknya tidak menggunakan pembelajaran yang monoton, dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan lebih bermakna sehingga dapat menarik minat siswa terhadap pelajaran, banyak menggunakan strategi atau metode yang sesuai agar pelajaran tidak menjadi bosan. Guru dapat membuat suasana belajar menjadi hidup dan menyenangkan dan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Jakarata : Remaja Rosdakarya.
Pasaribu, L , Simanjuntak, B. 1986. Didaktik Dan Metodik. Badung : Tarsito
Prayana, Indra, 2004. Matematika 4. Bandung: Acarya Media Utama
Rusyan, Tabrani, A. 1994. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosda Karya.
Sardiman. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar; Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: CV Rajawali
Sharan, Shlomon. 2009. Handbook Of Cooperative Learning. Yogyakarta : Imperium
Simanjuntak, Lisnawaty. 1993. Metode Mengajar Matematika 1. Jakarta: Rineka Cipta.
Sinaga, Mangatur, dkk. 2004. Terampil Berhitung Matematika SD kelas IV. Jakarta : Erlangga.
Sugiyono, 2009 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sumantri, Mulyani, Permana Johar. 1998/ 1999. Srategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primery Shcool Teacher Development Project).
Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif . Jakarta : Bumi Aksara
Wahidmurni. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang : UM Press
Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Yasin, A. Fattah. 2008. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN-Malang Press
Lampiran I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I Pertemuan I Nama Sekolah : MI Islamiayah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IV/I (satu) Alokasi Waktu : 2X 35 Menit
A. Standar Kompetensi Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor kelipatan persekutuan terbesar (FPB) C. Indikator 1. Menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan 2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan 2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB E. Materi Pembelajaran Kelipatan dan faktor bilangan F. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Diskusi Kelompok 4. Strategi Kooperatif Model think-pair-share G. Kegiatan Pembelajaran Langkah Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit)
Fase 1 : menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa a. Salam, berdoa dan menanyakan keadaan siswa serta memberi motivasi belajar b. Guru memberitahukan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari hari ini c. Guru melakukan tanya jawab tentang pelajaran sebelumnya dan dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari d. Guru memberikan soal pretes untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang Konsep kelipatan dan faktor. 2. Kegiatan Inti (50 menit) Fase 2: menyajikan informasi (Think) a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai konsep KPK dan FPB b. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran koopertif dengan model think-pair-share c. Guru meminta siswa untuk membaca materi pokok dan memikirkan mengenai contoh yang diberikan guru Fase 3 : Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar (Pair) d. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari 4 orang siswa dan dalam bangku yang berdekatan. Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar e. Guru meminta tiap kelompok untuk mendiskusikan materi pokok berdasarkan apa yang sudah dipikirkan oleh tiap masing-masing anggota kelompok. f. Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan materi pokok Fase 5 : Evaluasi (Share) g. Guru meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas.
h. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang di tunjuk. i. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjaannya 3. Kegiatan Akhir (10 menit) a. Guru bersama-sama murid untuk merangkum materi yang telah dipelajari b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang sudah dibahas dan yang belum dipahami. c. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam H. Alat dan Sumber Belajar 1. Buku paket matematika 4 hal 142-148 2. Buku matematika Erlangga hal 90-106 3. Pengalaman guru dan siswa I. Penilaian 1. Jenis Penilaian a. Tes tulis b. Tes Lisan c. Diskusi kelompok d. Kinerja 2. Rubrik Penilaian
Jombang, 26 Agustus 2009 Guru Matematika Guru Peneliti
Sukardi, S.Pd Ida Fitria Prastuti
Mengetahui, Kepala Madrasah
Shofiyul Ibad, S.PdI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I Pertemuan II Nama Sekolah : MI Islamiayah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IV/I (satu) Alokasi Waktu : 2X 35 Menit
A. Standar Kompetensi Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor kelipatan persekutuan terbesar (FPB) C. Indikator 1. Menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan 2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan 2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB E. Materi Pembelajaran Kelipatan dan faktor bilangan F. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Diskusi Kelompok 4. Strategi Kooperatif Model think-pair-share G. Kegiatan Pembelajaran Langkah Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit) Fase 1 : menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
a. Salam, berdoa dan menanyakan keadaan siswa serta memberi motivasi belajar b. Guru memberitahukan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari hari ini c. Guru melakukan tanya jawab tentang pelajaran sebelumnya dan dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari 2. Kegiatan Inti (50 menit) Fase 2: menyajikan informasi (Think) a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai cara menentukan KPK dan FPB dua bilangan b. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran koopertif dengan model think-pair-share c. Guru meminta siswa untuk membaca materi pokok dan memikirkan mengenai contoh yang diberikan guru Fase 3 : Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar (Pair) d. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari 4 orang siswa dan dalam bangku yang berdekatan. Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar e. Guru meminta tiap kelompok untuk mendiskusikan materi pokok berdasarkan apa yang sudah dipikirkan oleh tiap masing-masing anggota kelompok. f. Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan materi pokok Fase 5 : Evaluasi (Share) g. Guru meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas. h. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang di tunjuk. i. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjaannya
3. Kegiatan Akhir (10 menit) a. Guru bersama-sama murid untuk merangkum materi yang telah dipelajari b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang sudah dibahas dan yang belum dipahami. Fase 6: Memberi penghargaan c. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang presentasi dan kelompok yang menanggapi hasil presentasi dengan memberikan nilai tambahan d. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam H. Alat dan Sumber Belajar 1. Buku paket matematika 4 hal 142-148 2. Buku matematika Erlangga hal 90-106 3. Pengalaman guru dan siswa 4. LKS Matematika Kelas IV I. Penilaian 1. Jenis Penilaian a. Tes tulis b. Tes Lisan c. Diskusi kelompok d. Kinerja 2. Rubrik Penilaian Jombang, 31 Agustus 2009 Guru Matematika Guru Peneliti
Sukardi, S.Pd Ida Fitria Prastuti Mengetahui, Kepala Madrasah
Shofiyul Ibad, S.PdI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus II Pertemuan I Nama Sekolah : MI Islamiayah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IV/I (satu) Alokasi Waktu : 2X 35 Menit
A. Standar Kompetensi Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor kelipatan persekutuan terbesar (FPB) C. Indikator 1. Menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan 2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan 2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB E. Materi Pembelajaran Kelipatan dan faktor bilangan F. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Diskusi Kelompok 4. Strategi Kooperatif Model think-pair-share G. Kegiatan Pembelajaran Langkah Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit) Fase 1 : menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
a. Salam, berdoa dan menanyakan keadaan siswa serta memberi motivasi belajar b. Guru memberitahukan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari hari ini c. Guru melakukan tanya jawab tentang pelajaran sebelumnya dan dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari 2. Kegiatan Inti (50 menit) Fase 2: menyajikan informasi (Think) a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai penyelesaian masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB b. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran koopertif dengan model think-pair-share c. Guru meminta siswa untuk membaca materi pokok dan memikirkan mengenai contoh yang diberikan guru Fase 3 : Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar (Pair) d. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari 4 orang siswa dan dalam bangku yang berdekatan. Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar e. Guru meminta tiap kelompok untuk mendiskusikan materi pokok berdasarkan apa yang sudah dipikirkan oleh tiap masing-masing anggota kelompok. f. Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan materi pokok Fase 5 : Evaluasi (Share) g. Guru meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas. h. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang di tunjuk. i. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjaannya
3. Kegiatan Akhir (10 menit) a. Guru bersama-sama murid untuk merangkum materi yang telah dipelajari b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang sudah dibahas dan yang belum dipahami. Fase 6: Memberi penghargaan c. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang presentasi dan kelompok yang menanggapi hasil presentasi dengan memberikan nilai tambahan d. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam H. Alat dan Sumber Belajar 1. Buku paket matematika 4 hal 142-148 2. Buku matematika Erlangga hal 90-106 3. Pengalaman guru dan siswa 4. LKS Matematika Kelas IV I. Penilaian 1. Jenis Penilaian a. Tes tulis b. Tes Lisan c. Diskusi kelompok d. Kinerja 2. Rubrik Penilaian Jombang, 2 September 2009 Guru Matematika Peneliti
Sukardi, S.Pd Ida Fitria Prastuti Mengetahui, Kepala Madrasah
Shofiyul Ibad, S.PdI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus II Pertemuan II Nama Sekolah : MI Islamiayah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IV/I (satu) Alokasi Waktu : 2X 35 Menit
A. Standar Kompetensi Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor kelipatan persekutuan terbesar (FPB) C. Indikator 1. Menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan 2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan 2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB E. Materi Pembelajaran Kelipatan dan faktor bilangan F. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Diskusi Kelompok 4. Strategi Kooperatif Model think-pair-share G. Kegiatan Pembelajaran Langkah Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit) Fase 1 : menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
a. Salam, berdoa dan menanyakan keadaan siswa serta memberi motivasi belajar b. Guru memberitahukan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari hari ini c. Guru melakukan tanya jawab tentang pelajaran sebelumnya dan dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari 2. Kegiatan Inti (50 menit) Fase 2: menyajikan informasi (Think) a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai penyelesaian masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB b. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran koopertif dengan model think-pair-share c. Guru meminta siswa untuk membaca materi pokok dan memikirkan mengenai contoh yang diberikan guru Fase 3 : Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar (Pair) d. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari 4 orang siswa dan dalam bangku yang berdekatan. Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar e. Guru meminta tiap kelompok untuk mendiskusikan materi pokok berdasarkan apa yang sudah dipikirkan oleh tiap masing-masing anggota kelompok. f. Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan materi pokok Fase 5 : Evaluasi (Share) g. Guru meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas. h. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang di tunjuk. i. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjaannya
3. Kegiatan Akhir (10 menit) a. Guru bersama-sama murid untuk merangkum materi yang telah dipelajari b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang sudah dibahas dan yang belum dipahami. Fase 6: Memberi penghargaan c. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang presentasi dan kelompok yang menanggapi hasil presentasi dengan memberikan nilai tambahan d. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam H. Alat dan Sumber Belajar 1. Buku paket matematika 4 hal 142-148 2. Buku matematika Erlangga hal 90-106 3. Pengalaman guru dan siswa 4. LKS Matematika Kelas IV I. Penilaian 3. Jenis Penilaian e. Tes tulis f. Tes Lisan g. Diskusi kelompok h. Kinerja 4. Rubrik Penilaian Jombang, 7 September 2009 Guru Matematika Peneliti
Sukardi, S.Pd Ida Fitria Prastuti Mengetahui, Kepala Madrasah
Shofiyul Ibad, S.PdI
Lampiran II Soal pre tes Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IV/ I Pokok Bahasan : Kelipatan dan Faktor
Nama : No. Absen : Kelas :
Soal ! Jawablah Pertanyaan di Bawah Ini Dengan Benar! 1. Bilangan Kelipatan 2 adalah 2, 4, ,,, 2. Bilangan Kelipatan 5 adalah 5, 10, ,.,., 3. Bilangan Kelipatan 3 diperoleh dari : 1 x 3 = .. 4 x 3 = .. 2 x 3 = .. 5 x 3 = .. 3 x 3 = .. 6 x 3 = .. Jadi bilangan kelipatan 3 adalah ., ., ., ., .., ., .. 4. 4 x 6 = 24 , maka 24 adalah kelipatan dari 4 dan 6 5 x 7 = ., maka . adalah kelipatan dari . dan . 5. 15 = 1 x 15 15 = 3 x 5 Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15 18 = . x .. 18 = .x ... 18 = .. x .. Jadi faktor dari 18 adalah.., . ,., .., .., ..
Lembar Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan I Soal ! Jawablah Pertanyaan di Bawah Ini dengan Tepat ! 1. Tentukan Kelipatan Persekutuan 3 dan 9 Kelipatan 3 = .. Kelipatan 9 = . Kelipatan Persekutuan dari 3 dan 9 = .. 2. Tentukan Faktor Persekutuan dari Bilangan: a. 6 dan 10 b. 24 dan 12 3. Faktor dari 18 = Faktor Prima dari 18 = .. 4. Bilangan-bilangan yang merupakan kelipatan 4 dan 6 dari bilangan 10, 12, 15, 18, 24, 32, 36, dan 40 adalah .. 5. a. Tentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari bilangan 20 dan 24 b. Tentukan Faktor Persekutuan Terkecil dari bilangan 6 dan 8
Lembar Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan II
Soal ! Jawablah Pertanyaan di Bawah Ini dengan Tepat ! 1. Coba Tentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Bilangan-Bilangan Berikut a. KPK dari 18 dan 20 b. KPK dari 15 dan 20 2. Tentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari bilangan: a. 18 dan 30 b. 36 dan 45 3. Dengan Menggunakan Tabel Tentukan KPK dan FPB dari : 12 18 2 6 9 2 3 9 3 1 3 3 1 1
FPB kedua bilangan tersebut adalah . x .. = . KPK dari 12 dan 18 adalah . x .x .x . = .. a. KPK dan FPB dari 18 dan 24 b. KPK dan FPB dari 15 dan 25
Lembar Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan I
Soal ! Selesaikanlah Soal Berikut Ini ! 1. Rina minum jamu setiap 3 hari dan Tina minum jamu setiap 5 hari. Jika hari ini mereka minum jamu bersama-sama, berapa hari lagi mereka akan minum hjamu bersama-sama kembali? 2. Roni membeli 16 permen dan 20 coklat. Permen dan coklat tersebut akan dibungkus dan dibagikan kepada teman-temannya sama banyak. Berapa bungkusan yang dapat di buat Roni? dan berapakah jumlah permen dan coklat masing-masing pada setiap bungkus? 3. Dua buah lampu menyala secara berkala. Lampu A menyala setiap 12 detik kemudian padam dan menyala lagi. Lampu B menyala setiap 24 detik kemudian padam. Pada detik keberapa paling cepat kedua lampu itu menyala secara bersama-sama? 4. Pak Bakri membeli gas setiap 18 hari dan membeli air mineral setiap 4 hari. Jika hari ini Pak Bakri membeli gas dan air mineral, berapa hari lagi gas dan air mineral dibeli bersama-sama lagi? 5. Rini membeli 75 butir manik-manik merah dan kuning 45. Rini akan membuat kalung manik-manik dengan kombinasi merah dan kuning. Berapa kalung yang dapat dibuat? Dan berapa butir manik-manik merah dan kuning pada setiap kalung?
Lembar Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan II
Selesaikanlah soal di baah ini ! 1. Ali bermaksud membungkus dan mencampur buah-buahan yang terdiri dari dua jenis, yaitu apel ada 30 dan salak ada 36. Paling banyak berapa plastik yang dibutuhkan agar berisi apel dan salak yang sama ? (Gunakan FPB) 2. Rahman berenang setiap 8 hari, dan Koko berenang setiap 12 hari. Hari ini mereka berenang bersama-sama. Berapa hari lagi mereka akan berenang bersama-sama lagi ? 3. Pak Harun memanen setiap 28 hari sekali, dan bawang putih setiap 36 hari sekali. Pada hari keberapa Pak Harun memanen kedua jenis tanamanya ? 4. Saat pesta ulang tahun Santi menyediakan permen 75 buah dan coklat 50 buah. Keduanya akan dibungkus dan diberikan kepada teman-temannya yang hadir pada saat pesta. Berapa permen dan coklat yang dapat dibuat oleh Santi ? berapakah masing-masing permen dan coklat pada setiap bungkusan ? 5. Budi akan membeli 16 mangga dan 24 jambu. Budi akan memebrikan mangga dan jambu kepada beberapa tetangga dengan jumlah yang sama. Banyaknya tetangga yang diberi buah tersebut adalah ..
Soal Tes Formatif
Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IV/ I Pokok Bahasan : Kelipatan dan Faktor
Nama : . No. Absen : Kelas .
I. Pilihlah salah satu jawaban yang benar ! 1. Kelipatan 3 yang kurang dari 20 adalah . a. 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21 c. 9, 12, 15 b. 3, 6, 9, 12, 15, 18, 24 d. 3, 6, 9, 12, 15, 18 2. Faktor dari 16 adalah .. a. (1, 2, 4, 8, 16) c. (12, 24,) b. (1, 2, 3, 4, 6) d. (1, 2, 4, 8) 3. Faktor persekutuan terkecil dari 25 dan 30 adalah a. 120 c. 180 b. 150 d. 130 4. Faktor persekutuan terbesar dari 18 dan 30 adalah .. a. 4 c. 8 b. 6 d. 12 5. Faktor prima dari bilangan 18 adalah .. a. 2, 3, 3 c. 2, 3, 9 b. 2, 3 d. 2, 3, 9, 18 6. Pak Agus mendapat ronda malam setiap 32 hari, Pak Sabar mendapat ronda malam setiap 36 hari. Pak Agus dan Pak Sabar akan ronda malam secara berasama-sama pada hari ke . a. 216 c. 256 b. 224 d. 288
7. KPK dari bilangan 18 dan 24 adalah . a. 120 c. 144 b. 108 d. 72 8. FPB dari bilangan 12 dan 16 adalah . a. 2 c. 4 b. 3 d. 8 9. Faktor persekutuan terbesar dari 18 dan 24 adalah .. a. 4 c. 8 b. 6 d. 12 10. Kelipatan 12 yang lebih dari 24 dan kurang dari 80 adalah .. a. 36, 48, 60 c. 24, 36, 48, 60, 72 b. 36, 48, 60, 72 d. 12, 24, 36, 48, 60, 72, 84
II. Kerjakan soal-soal brikut ! 1. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari bilangan 36 dan 42 2. Faktor prima dari bilangan 72 adalah . 3. Faktor Persekutuan Terbesar dari bilangan 24 dan 36 adalah .. 4. Kelipatan persekutuan 4 dan 6 yang kurang dari 40 adalah . 5. Faktor persekutuan dari 8 dan 10 adalah ..
III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ! 1. Tulislah FPB dan KPK dari bilangan-bilangan berikut ini! a. 24 dan 32 b. 16 dan 20 2. Doni membeli 24 permen dan 32 coklat yang akan dimasukkan ke dalam beberapa kantong plastik. Jika tiap kantong plastik berisi permen dan coklat sama banyak, maka banyak bungkusan yang dapat di buat adalah 3. Andi bertepuk tangan setiap 12 detik. Dani bertepuk tangan setiap 18 detik. Jika sekarang mereka bertepuk tangan bersama-sama, pada detik ke berapa meraka akan bertepuk tangan bersama-sama lagi ?
Lampiran III Hasil Penilaian pre tes No.
Nama Siswa Nilai 1. Nurul Anam 60 2. Agus Ali Zakaria 55 3. Ahmad Aldi Mubarok 60 4. Ahmad Khuzaini 50 5. Ani Fikriyati Ulfa 70 6. Auliya Rahma Habibah 75 7. Husni Ramdani 60 8. Ina Purwanti 60 9. Ifa Kifayatul Achyar 55 10. Joko Rudianto 50 11. Luluk Susilowati 70 12. Lailatul Mubarok 65 13. Miftahul Rizki 55 14. Nur Qoriatul Laili 40 15. Nur Ani Miftahul R 60 16. Putri Alfira D 55 17. Purnomo Abdul Rozak 45 19. Riza Arif Muzaki 50 19. Dwiki Rahman Hadi 35 20. Nadya Firda R 65 21. Erwin Andy Prastian 60 22. Muhammad Ridwan 55 23. Ulul Azmi 60 24. Abdul Rohman 45 25. Idzul Sista Fitriana 60 26. M. Muzayin Abdillah 50 Jumlah Nilai 1465 Rata-Rata 56
Hasil Format Penilaian Terhadap Minat Siswa Pada Mata pelajaran Matematika
Lampiran IV Hasil Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Model Think-Phare-Share No Aspek yang diamati Penilaian 1 2 3 4 1. Pendahuluan 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Guru memotivasi siswa tentang pentingnya mempelajari materi KPK dan FPB. Dalam motivasi ini, guru menerapkan metode bertanya dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa.
2. Kegiatan inti (Think) 3. Guru menyajikan informasi sambil menerapkan berfikir (Thinking). 4. Guru menginformasikan bahwa siswa bisa menggunakan buku-buku yang relevan dengan materi yang sedang dipelajari. 5. Guru meminta siswa untuk membaca materi pokok secara individu. 6. Guru memberikan soal untuk dipikirkan oleh setiap siswa 7. Guru meminta siswa untuk memikirkan jawaban secara individu. ( Pair) 8. Guru membagi siswa dalam kelompok- kelompok belajar yang terdiri dari empat orang siswa dan sebaiknya dalam bangku yang berdekatan 9. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan materi pokok secara berpasangan. 10. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal.
(Share) 11. Guru meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas. 12. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang ditunjuk. 13. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal- soal sebagai umpan balik. 14. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjanya. 15. Guru bersama-sama siswa untuk merangkum materi yang telah dipelajari. 16. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang presentasi dan kelompok yang menanggapi hasil presentasi dengan memberikan nilai tambahan.
3. Penutup 1. Menegaskan kembali kesimpulan materi 2. Memberi tugas siswa
4. Pengelolaan waktu
5. Penampilan guru (ceria, bersih dan rapi)
6. Suasana kelas a. Antusias guru b. Antusias siswa
Lampiran V INSTRUMEN WAWANCARA RESPONDEN SISWA
1. Kemukakan alasanmu tentang kegiatan belajar mengajar yang telah kalian dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif model think- pair-share! a. Saya menyukai metode ini karena.. b. Saya tidak menyukai metode ini karena. 2. Bagaimana menurut pendapatmu tentang cara guru menerangkan dan menjelaskan materi pelajaran?
FOTO
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS TARBIYAH Jalan Gajayana No. 50 Telepon (0341) 552398 Faksimile (0341) 552398
BUKTI KONSULTASI
Nama Mahasiswa : Ida Fitria Prastuti NIM : 07140058 Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Dosen Pembimbing : Dr. Wahidmurni, M.Pd.,Ak Judul Skripsi :Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang
No Tanggal Materi Tanda Tangan 1 8 Mei 2009 Ujian Proposal 1. 2 11 Juni 2009 Konsultasi Proposal 2. 3 21 Juli 2009 Revisi Proposal 3. 4 15 Agustus 2009 Konsultasi Bab I, II, III 4. 5 6 Oktober 2009 Revisi Bab I, II, III 5. 6 9 Oktober 2009 Konsultasi Bab IV, V, VI 6. 7 12 Oktober 2009 Revisi Bab IV, V, VI 7. 8 15 Oktober 2009 ACC Keseluruhan 8.
Malang, 15 Oktober 2009 Mengetahui Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang