You are on page 1of 171

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

MODEL THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN


MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV
MI ISLAMIYAH BANJARPOH PULOREJO NGORO JOMBANG



SKRIPSI


Oleh
Ida Fitria Prastuti
NIM. 07140058















JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Oktober 2009

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MODEL THINK- PAIR-SHARE DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV
MI ISLAMIYAH BANJARPOH PULOREJO NGORO



SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah


Oleh
Ida Fitria Prastuti
NIM. 07140058













JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Oktober 2009

LEMBAR PERSETUJUAN


PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV
MI ISLAMIYAH BANJARPOH PULOREJO NGORO



SKRIPSI

Oleh
Ida Fitria Prastuti
NIM. 07140058



Telah Disetujui pada Tanggal 15 Oktober 2009
Oleh Dosen Pembimbing



Dr. Wahidmurni, M.Pd., AK
NIP. 150 303 049



Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah



Dra. Hj. Sulalah, M.Ag.
NIP 150 267 279

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV
MI ISLAMIYAH BANJARPOH PULOREJO NGORO JOMBANG

SKRIPSI

dipersiapkan dan disusun oleh
Ida Fitria Prastuti (07140058)
dengan nilai
telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal 25 Oktober 2009
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada tanggal 30 Oktober 2009

Panitia Ujian Tanda Tangan

Ketua Sidang
Abdul Ghofur, M.Ag
NIP. 150 368 773



:





Sekretaris Sidang
Dr. Wahidmurni, M.Pd., AK
NIP. 150 303 049


:




Pembimbing
Dr. Wahidmurni, M.Pd., AK
NIP. 150 303 049


:




Penguji Utama
Dra. Hj. Sulalah, M. Ag
NIP. 150 267 279


:





Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang





Dr. M. Zainuddin, MA
NIP. 150 275 502

PERSEMBAHAN



Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji syukur ku panjatkan
Kehadirat Allah SWT
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada Bapak, IBU, dan kedua Kakakku, dan
Keluargaku atas segala pengorbanan, doa, dan kasih sayang
yang selalu mengalir tiada henti.
Kepada para Bapak Ibu Guru dan Dosen
yang tiada pernah lelah dalam mencurahkan segala ilmunya untuk membimbingku.
Sahabat-sahabatku dan teman-teman PGMI angkatan 05
Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya
Kepada kita semua. Amin

























MOTTO


#$? ? 99# )G9# #$? ? O}# `9# #)?# !#
) !# >$)9#


Artinya : .dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah Ayat 2).
1






























1
Departemen Agama Republik Indonesia Al-Quran dan Terjemahnya (Solo: Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri), hlm. 106

Dr. Wahidmurni, M.Pd.,AK
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang


NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Skripsi Ida Fitria Prastuti, A. Ma Malang,13 Oktober 2009
Lamp : 4 (Empat) Eksemplar


Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
di
Malang


Assalaamualaikum Wr. Wb.

Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa, maupun
tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

Nama : Ida Fitria Prastuti
NIM : 07140058
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah ibtidaiyah (PGMI)
Judul Skripsi : Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Model
Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV MI Islamiyah
Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang

maka selaku pembimbing kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.

Demikian, mohon dimaklumi adanya.

Wassalaamualaikum Wr. Wb.



Pembimbing,




Dr.Wahidmurni, M.Pd.,AK
NIP. 150 303 049

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.


Malang, 13 Oktober 2009


Ida Fitria Prastuti




















KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur hanya bagi Allah Tuhan sekalian alam
yang menguasai semua makhluk dengan segala kebesaran-Nya yang senantiasa
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah serta karunia-Nya kepada kita semua,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Penerapan
Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV MI
Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang.
Sholawat serta salam semoga Allah selalu melimpahkan kepada beliau
Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah
membawa petunjuk kebenaran kepada umat manusia dan cahaya kebenaran yaitu
agama Islam.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dari keseluruhan
kegiatan perkuliahan yang telah dicanangkan oleh Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang sebagai bentuk pertanggung jawaban penulis
menjadi mahasiswa serta untuk memenuhi salah satu persyaratan guna
memperoleh gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Skripsi ini disusun dengan bekal ilmu pengetahuan yang terbatas dan jauh
dari kesempurnaan, sehingga tanpa bantuan pembimbing, dorongan dan petunjuk
dari berbagai pihak, maka sulit untuk menyelesaikanya. Oleh karena itu dengan

segala kerendahan hati dan penuh rasa syukur penulis ingin menyampaikan rasa
hormat serta ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang yang telah menyediakan fasilitas guna lancarnya
pembelajaran.
2. Bapak Dr. M. Zainuddin, M.A selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang.
3. Kedua Orang Tuaku dan keluarga yang telah ikhlas memberikan doa dan
dorongan spiritual maupun material dalam menuntut ilmu sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Hj. Sulalah, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah.
5. Bapak Dr. Wahidmurni, M.Pd., A.K. selaku Dosen Pembimbing yang
dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing dan memberikan
pengarahan serta meluangkan waktunya, sehingga skripsi ini dapat
tersusun.
6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
yang telah mendidik penulis selama belajar di UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang.
7. Bapak Syofiyul Ibad, S.Pdi selaku Kepala Sekolah MI Islamiyah
Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian.

8. Bapak Sukardi, S.Pd, selaku Guru Mata Pelajaran Matematika kelas IV MI
Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang, terima kasih atas waktu
dan kesediaan bapak dalam memberikan informasi dan jam pelajaran
untuk melakukan penelitian ini.
9. Semua staf dan guru-guru MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro yang
turut serta dalam membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabatku, Anita, Lalu, Oci, Cicik, Fety yang selalu membantu
dalam segala hal dan selalu memberikan support.
11. Teman-teman PGMI angkatan 2005 yang telah memberikan semangat dan
motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
Tiada kata yang patut penulis ucapkan selain ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya dan doa yang tulus semoga apapun yang telah disumbangkan
kepada penulis, sekecil apapun wujudnya tercatat sebagai amal yang diterima oleh
Allah SWT.
Dengan segala kerendahan hari, penulis menyadari bahwa penulisan
skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Malang, 13 Oktober 2009

Penulis

DAFTAR TABEL

Table 2.1: Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ....................................... 36
Table 3.1: Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share ....... 59
Table 3.2: Pedoman Observasi Sikap Siswa Terhadap KBM Menggunakan
Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share ................................... 61
Table 3.3: Kategori Sikap atau Minat Siswa ...................................................... 62
Table 3.4: Format Penilaian Terhadap Minat Siswa pada Mata Pelajaran
Matematika ...................................................................................... 63
Table 4.1: Profil MI Islamiyah Banjarpoh ........................................................ 77
Table 4.2: Data guru MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Tahun Pelajaran
2008/2009 ........................................................................................ 79
Table 4.3: Hasil Nilai Pretes ............................................................................. 81
Table 4.4: Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa terhadap
KBM Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Pair-share
siklus I Pertemuan I ......................................................................... 85
Table 4.5: Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa terhadap KBM
Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share Siklus I
Pertemuan II ..................................................................................... 90
Table 4.6: Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa terhadap KBM
Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share Siklus II
Pertemuan II .................................................................................... 95
Table 4.7: Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa terhadap KBM
Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share
Siklus II Pertemuan II.........................................................................100

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Foto 1 .......................................................................................... 149
Gambar 2. Foto 2 .......................................................................................... 150
Gambar 3. Foto 3 .......................................................................................... 151







































DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................. 121
Lampiran II Soal Lembar Kegiatan Siswa ................................................. 133
Lampiran III Hasil Penilaian ........................................................................ 140
Lampiran IV Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif model Think-Pair-
Share ...................................................................................... 146
Lampiran V Instrumen Wawancara Responden Siswa ................................ 148
LampiranVI Surat Penelitian ..................................................................... 152
Lampiran VII Surat Bukti Penelitian ........................................................... 153
Lampiran VIII Bukti Konsultasi ................................................................... 154





















DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v
HALAMAN NOTA DINAS ........................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiv
ABSTRAK .................................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 9
C. Tujuan ................................................................................................. 10
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 11
E. Hipotesis ............................................................................................ 12
F. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah .......................................... 12
G. Definisi Istilah ................................................................................... 13
H. Sistematika Uraian ............................................................................ 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar Matematika ............................................................... 16
1. Konsep Motivasi Belajar ................................................................. 16
2. Fungsi Motivasi Belajar ................................................................... 18
3. Peranan Motivasi Dalam Belajar dan Pembelajaran Matematika ...... 18

4. Teknik Memotivasi .......................................................................... 20
B. Matematika di SD ............................................................................... 21
1. Hakekat Matematika di SD .............................................................. 21
2 Strategi Pembelajaran Matematika di SD ......................................... 23
C. KPK dan FPB ...................................................................................... 25
1. Konsep Faktor dan Kelipatan ........................................................... 25
2. KPK dari 2 atau 3 Bilangan ............................................................. 27
3. FPB dari 2 atau 3 Bilangan .............................................................. 28
D. Strategi Pembelajaran Kooperatif ........................................................ 30
1. Konsep Strategi Pembelajaran ......................................................... 30
2. Hakekat Strategi Pembelajaran Kooperatif ....................................... 31
3. Langkah-langkah Pembelajaran kooperatif ...................................... 35
4. Macam-Macam Pembelajaran Kooperatif ....................................... 36
5. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ..................................................... 38
6. Teori yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif............................... 40
7. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif ...................... 42
8. Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share ............. 44
E. Penerapan Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share pada
Pembelajaran Matematika ................................................................... 47
F. Pembelajaran Kooperatif dalam Perspektif Islam ............................... 53

BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ................................................................................. 56
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................................... 56
C. Kehadiran Peneliti ............................................................................... 57
D. Sumber Data dan Jenis Data ................................................................ 58
E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 58
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 64
G. Analisis Data ....................................................................................... 66
H. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................... 68
I. Tahapan Penelitian .............................................................................. 69

BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Latar Belakang Obyek Penelitian ........................................................ 72
1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo ......... 72
2. Visi, Misi, Tujuan, MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo ...................... 74
3. Prestasi yang Pernah Diperoleh ....................................................... 75
4. Fasilitas Pembelajaran ..................................................................... 75
5. Kegiatan Ekstrakurikuler ................................................................. 76
6. Profil MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang ................. 77
7. Struktur Personalia Guru MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo ............. 78
B. Paparan Hasil Penelitian ...................................................................... 79
1. Siklus I .......................................................................................... 80
a. Paparan Data Siklus I Pertemuan I ........................................... 80
1) Perencanaan Tindaklan ..................................................... 80
2) Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 82
3) Refleksi Tindakan ............................................................. 85
b. Paparan Data Siklus I Pertemuan II .......................................... 86
1) Perencanaan Tindakan ....................................................... 86
2) Pelaksanaan Tindakan ....................................................... 87
3) Refleksi Tindakan ............................................................. 90
2. Siklus II ......................................................................................... 91
a. Paparan Data Siklus II Pertemuan I .......................................... 91
1) Perencanaan Tindakan ....................................................... 91
2) Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 92
3) Refleksi Tindakan ............................................................. 95
b. Paparan Data Siklus II Pertemuan II ........................................ 96
1) Perencanaan Tindakan ....................................................... 96
2) Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 97
3) Refleksi Tindakan ........................................................... 100
C. Temuan Penelitian
1. Siklus I..101
a. Perencanaan ..................................................................... .101

b. Pelaksanann ........................................................................... 101
c. Penilaian ............................................................................... 102
2. Siklus II. ............................................................... 103
a. Perencanaan .......................................................................... 103
b. Pelaksanaan ........................................................................... 104
c. Penilaian ............................................................................... 105

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Perencanaan ..................................................................................... 107
B. Pelaksanaan ...................................................................................... 108
C. Penilaian .......................................................................................... 113

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 115
B. Saran ................................................................................................. 117

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS











ABSTRAK
Prastuti, Ida Fitria. 2009. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Model
Think-PairShare dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika pada
Siswa Kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang.
Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah,
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
Dr. Wahidmurni, M.Pd.,Ak.

Kata Kunci: Cooperative Learning, Think-Pair-Share, Motivasi Belajar,
Matematika

Memperhatikan banyaknya masalah dalam pendidikan matematika di
Indonesia, salah satunya adalah selama ini matematika seringnya dipresepsikan
oleh siswa sebagai pelajaran yang sulit dipahami penerapannya baik teori maupun
konsep-konsepnya, maka sebaiknya penyelenggaraan pembelajaran matematika
mampu mengembangkan kreativitas dan kompetensi siswa, dengan menyajikan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Tujuan pembelajaran matematika akan
tercapai jika di dukung dengan iklim pembelajaran yang kondusif, guru
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan
belajar siswa, dimana kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi
oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam menggunakan metode pembelajaran.
Dalam pembelajaran matematika semakin aktif siswa dalam pembelajaran, maka
semakin berhasil kegiatan pembelajaran tersebut. Untuk itu peneliti menerapkan
strategi kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar
matematika. Strategi ini sebagai salah satu solusi untuk menjadikan pembelajaran
lebih efektif dan menyenangkan terutama pada pelajaran matematika.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses
perencanaan, proses pelaksanaan dan proses pengevaluasian penerapan strategi
pembelajaran kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi
belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro
Jombang.
Penelitian yang penulis lakukan ini adalah termasuk dalam penelitian
tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan metode observasi, metode dokumentasi, angket, metode
wawancara. Sumber data dari penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Islamiyah
Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. Analisis data dilakukan secara kualitatif
karena pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi kooperatif model
think-pair-share dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas IV
MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang, hal ini terbukti dengan adanya
perubahan yang signifikan pada tingkat antusiasme siswa dalam mengikuti
pembelajaran matematika, indikator yang dicapai adalah siswa tampak
bersemangat dalam mengerjakan tugas, tampak gembira dan senang selama
mengikuti pembelajaran. Dan strategi ini dapat mempererat hubungan kerjasama
antar siswa, saling menghargai pendapat anggota kelompok.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan dewasa ini sedang mengalami krisis, perubahan-
perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangan-tantangan yang
harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika praktek-praktek pengajaran dan
pendidikan di Indonesia tidak dirubah, bangsa Indonesia akan ketinggalan
oleh negara-negara lain.
Pada abad 21 ini, praktek-praktek pembelajaran dan pendidikan di
sekolah-sekolah perlu diperbaharui. Salah satu masalah yang dihadapi dunia
pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran, dimana anak
kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses
pembelajaran dikelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk
kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran,
pada mata pelajaran sains termasuk pelajaran matematika tidak dapat
mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir kritis dan sistematis, karena
strategi pembelajaran berpikir tidak digunakan secara baik dalam setiap proses
pembelajaran di kelas.
2
Untuk itu Peranan dunia pendidikan dalam
mempersiapkan anak didik agar optimal dalam kehidupan bermasyarakat,
maka proses dan model pembelajaran perlu terus diperbaharui.


2
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Kencana Media Group 2008) hlm. 1


Upaya pembaharuan proses tersebut, terletak pada tanggung jawab guru,
bagaimana pembelajaran yang disampaikan dapat dipahami oleh anak didik
secara benar. Dengan demikian, proses pembelajaran ditentukan sampai
sejauh mana guru dapat menggunakan metode atau strategi pembelajaran
dengan baik. Strategi pembelajaran itu banyak macamnya, setiap strategi
pembelajaran sangat ditentukan oleh tujuan pembelajaran dan kemampuan
guru dalam mengelola proses pengajaran.
Matematika sebagai suatu pertanda perkembangan intelegensi manusia,
matematika juga merupakan salah satu cara mengembangkan cara berpikir
oleh karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-
hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK. Sehingga matematika perlu
dibekalkan pada peserta didik sejak usia dini.
3

Matematika merupakan Ilmu Universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan
mengembangkan daya pikir manusia.
4
Matematika juga dapat menjadikan
siswa menjadi manusia yang dapat berfikir secara logis, kritis, rasional dan
percaya diri. Tetapi matematika seringnya dianggap oleh siswa sebagai mata
pelajaran yang sulit untuk dipahami penerapannya, baik teori maupun konsep-
konsepnya sehingga menyebabkan prestasi belajar matematika belum
menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari daftar nilai
ulangan harian, nilai tugas, nilai tes semester dan nilai ujian akhir nasional
yang belum sesuai dengan harapan guru dan siswa


3
Herman Hujono, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika (Malang : Um
Press, 2005), hlm.35

4
Depdiknas, Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (Jakarta: Depdiknas, 2006), hlm. 387

Banyaknya masalah dalam pendidikan matematika di Indonesia
merupakan salah satu alasan untuk mereformasi pendidikan matematika di
sekolah. Masalah umum matematika yang banyak orang awam tahu seperti
rendahnya daya saing diajang internasional, rendahnya rata-rata NEM nasional
(paling rendah dibandingkan dengan pelajaran lainnya dan untuk sekolah
menengah selalu dibawah nilai rata-rata yang diharapkan), ini menunjukkan
bahwa betapa lemahnya kemampuan penguasaan matematika di negara kita
ini. Menurut Morris Kline bahwa jatuh bangunya suatu negara dewasa ini
tergantung dari kemajuanya di bidang matematika.
5
Penggunaan matematika
atau berhitung dalam kehidupan seharihari telah menunjukkan hasil nyata
seperti dasar bagi disain ilmu teknik misalnya perhitungan untuk
pembangunan antariksa dan disamping dasar ilmu teknik metode matematika
memberikan inspirasi kepada pemikiran di bidang sosial dan ekonomi, oleh
karena itu sebagai langkah awal untuk mengarah pada tujuan yang diharapkan
adalah mendorong dan memberi motivasi belajar matematika bagi masyarakat
khususnya bagi para anakanak atau peserta didik mulai dari tingkat dasar
hingga sampai ke tingkat yang lebih tinggi.
Keberhasilan pengajaran matematika ditentukan oleh besarnya
partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, semakin aktif siswa
mengambil bagian dalam proses pembelajaran maka makin berhasil kegiatan
pembelajaran tersebut. Tanpa aktivitas siswa, belajar tidak akan memberi hasil
yang baik. Dalam proses pembelajaran di kelas, biasanya siswa menerima


5
Lisnawati, Simanjuntak, Metode Mengajar Matematika I (Jakarta : Rineka Cipta, 1993), hlm.
64.

informasi hanya dari guru, tanpa mencoba untuk menemukan sendiri
informasi tersebut. Akibatnya, pengetahuan yang diperoleh tidak bermakna
dalam kehidupan seharihari sehingga cepat terlupakan. Keberhasilan siswa
dalam belajar matematika sangat ditentukan oleh intensitas aktifitas siswa
yang menyertai proses belajarnya .
Selain itu juga keberhasilan proses belajar mengajar matematika tidak
terlepas oleh para tenaga pendidik dibidangnya dan bagi para peserta didik
yang sudah mempunyai minat (siap) untuk belajar matematika akan merasa
senang dan penuh perhatian mengikuti pelajaran tersebut. Akan tetapi jika
penyampaian guru cenderung bersifat monoton, hampir tanpa variasi kreatif,
maka kalau saja siswa ditanya ada saja alasan yang mereka kemukakan seperti
matematika sulit, tidak mampu menjawab, takut disuruh guru ke depan dan
sebagainya, sehingga menimbulkan adanya gejala matematika phobia
(ketakutan anak terhadap matematika) yang melanda sebagian besar siswa.
Para pendidik harus berupaya untuk memelihara maupun
mengembangkan minat atau kesiapan belajar anak didiknya, seorang pengajar
harus memahami betul-betul teori belajar yang akan diajarkan. Seorang
pengajar matematika yang tidak menguasai materi matematika yang akan
diajarkannya, tidak mungkin ia dapat mengajar matematika dengan baik.
Demikian juga seorang pengajar yang tidak menguasai berbagai cara
penyampaian, tidak memperhatikan kemampuan dan kesiapan peserta didik
akan mengakibatkan rendahnya mutu pengajaran matematika dan dapat
menimbulkan kesulitan peserta didik dalam memahami pelajaran matematika

sehingga menimbulkan keenggangan belajar matematika bahkan mungkin
menjadi frustasi dalam diri peserta didik, demikian juga halnya dengan
motivasi belajar peserta didik. Seorang guru atau pendidik harus mempunyai
suatu cara atau strategi tersendiri untuk dapat meningkatkan motivasi belajar
peserta didiknya karena tanpa adanya motivasi maka akan sulit tercapainya
keberhasilan suatu pembelajaran.
Pembelajaran yang baik dan efektif adalah pembelajaran yang mampu
memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara adil dan merata
sehingga mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek dan melibatkan berbagai
aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk menciptkan pembelajaran
yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai ketrampilan demi
tercapainya keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran adalah
keberhasilan peserta didik dalam membentuk kompetensi dan mencapai
tujuan, serta keberhasilan guru dalam membimbing peserta didik dalam
pembelajaran.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif adalah
strategi pembelajaran kooperatif dimana siswa diajak untuk menuangkan ide
atau gagasan yang dimilikinya dan dapat berdiskusi dengan temannya untuk
memecahkan persoalan yang sedang dihadapi, saling bertukar pendapat,
dengan demikian siswa menjadi lebih aktif dan mengurangi tingkat kebosanan
yang selama ini dialami selama proses pembelajaran sehingga dapat

menimbulkan motivasi dalam belajar khususnya belajar matematika menjadi
menyenangkan.
Untuk mengatasi masalah tersebut di atas, sebagai alternatif
pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan aktifitas siswa, meningkatkan
penguasaan materi dan mutu pembelajaran matematika sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, maka pembelajaran kooperatif dapat
diterapkan. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran
yang berorientasi pada pendekatan konstruktivis artinya siswa aktif dalam
memperoleh pengetahuan dan mereka membangun sendiri pengetahuan
tersebut. Model pembelajaran kooperatif ini memanfaatkan kecenderungan
siswa untuk berinteraksi dengan orang lain. Selain unggul dalam membantu
siswa memahami konsep-konsep sulit, model ini sangat berguna untuk
membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerja sama, berfikir kritis, dan
kemampuan membantu teman.
6

Pembelajaran kooperatif merupakan metodologi pengajaran yang dapat
dijadikan dan efektif untuk mengajarkan dan membelajarkan matematika dan
membantu menjadikan matematika menarik dan bisa di nikmati oleh siswa
maupun guru, sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar
matematika.
7
Strategi-strategi kooperatif bisa diintegrasikan pada semua
tingkatan sekolah dan untuk semua tema matematika. Siswa belajar
bekerjasama dengan siswa lain dan berkomunikasi dalam bahasa matematika.
Suasana kelas kooperatif cenderung santai dan informal, bantuan selalu ada,


6
Isjoni, Cooperative Learning, (Bandung : Alfabeta, 2009) hlm.12-13

7
Shlomo, Sharan, Handbook of Cooperative Learning (Yogyakarta : Imperium, 2009),
hlm.374

pertanyaan-pertanyaan diajukan secara bebas dan dijawab, sehingga siswa
pemalu bisa menjadi mudah untuk terlibat. Banyak siswa yang menunjukkan
minat tinggi dalam aktivitas-aktivitas matematika dan memiliki kesempatan
yang lebih menarik dan lebih kreatif.
Terdapat beberapa pendekatan dari model pembelajaran kooperatif,
yaitu: Student Team Achievement Division (STAD), Jigsaw, Investigasi
Kelompok (IK), Numbered-Head-Together (NHT), dan Think-Pair-Share
(TPS). Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk saling membantu antar
anggota dalam memahami pelajaran ataupun dalam menyelesaikan tugas
belajar. Siswa yang lemah akan mendapat bantuan dari temannya yang lebih
pandai. Sebaliknya, siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuannya
dengan materi pelajaran yang telah dikuasainya kepada temannya yang
berkemampuan rendah, sehingga pembelajaran kooperatif memberi peluang
kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling
bergantungan satu sama lain atas tugas-tugas bersama serta saling belajar untuk
saling menghargai satu sama lain.
Sehingga berdasarkan hal tersebut juga maka berdasarkan hasil observasi
dan wawancara dengan guru bidang studi matematika yaitu dengan Bapak
Sukardi, S.Pd dapat dikatakan bahwa :
Kondisi pembelajaran siswa kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh
Pulorejo Ngoro khususnya pada pelajaran matematika cenderung pasif,
sebagian besar siswa mengatakan kalau mata pelajaran matematika merupakan
mata pelajaran yang sulit sehingga sedikit sekali siswa yang suka dengan mata
pelajaran ini, hal ini dapat dilihat dari hasil nilai siswa yaitu ratarata nilai
yang diperoleh masih rendah, seperti halnya pada pembelajaran KPK dan FPB
siswa masih merasa kesulitan dan kurang paham dengan konsep KPK dan
FPB. Faktor lainnya adalah selama ini masih menggunakan metode yang
monoton yaitu ceramah, dan sebagai satu satunya sumber belajar, sehingga
peran siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif, kalau diperhatikan pada

saat pelajaran berlangsung siswa cukup antusias dalam mengikuti pelajaran
dan memperhatikan namun faktor yang kurang mendukung adalah peran orang
tua di rumah, mereka cenderung cuek atau kurang memperhatikan pendidikan
anakanaknya, dan tidak memberikan motivasi kepada anakanaknya hal ini
dapat diketahui pada saat siswa diberi pekerjaan rumah maka jarang sekali
siswa yang mengerjakan.
8


Untuk lebih meningkatkan motivasi siswa terhadap mata pelajaran
matematika guru mencoba mengoptimalkan penerapan strategi pembelajaran
kooperatif model think-pair-share dalam pembelajaranya, dengan tujuan agar
siswa lebih aktif dan membuat siswa menyukai pelajaran matematika sehingga
meningkatkan motivasi belajar matematika siswa. Karena selama ini
kebanyakan pembelajaran yang dilakukan adalah siswa hanya duduk
mendengarkan ceramah dari guru, menulis, dan mengerjakan apa yang guru
berikan.
Dari situasi yang demikian ini maka tidak ada kesempatan bagi siswa
untuk menuangkan kreatifitas dan menuangkan gagasan yang dimilikinya, dan
berbagi (sharing) dengan temannya. Oleh sebab itu model pembelajaran aktif
merupakan jawaban atas permasalahan tentang rendahnya mutu kualitas
pembelajaran selama ini, dan diharapkan dapat lebih meningkat dengan model
pembelajaran ini keaktifan siswa lebih diutamakan. Dengan melibatkan siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran, mereka akan mengalami,dan
menemukan ilmu yang akan menjadi pengetahuan yang melekat pada diri
mereka.




8
Wawancara dengan guru bidang studi matematika Bapak Sukardi, S.Pd, Agustus 2009

Dengan pembelajaran kooperatif model think-pair-share siswa tidak
hanya bekerja dalam kelompok, namun siswa juga bisa bekerja sendiri dan
setidaknya memberi kesempatan delapan kali lebih banyak kepada siswa
untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.
9
Selain
itu siswa biasanya dipasangkan dengan teman sebangku dan pada bangku
yang berdekatan sehingga dapat menambah motivasi siswa karena siswa sudah
akrab dan saling mengenal satu sama lain sehingga memudahkan siswa untuk
sharing bersama teman, dan dapat memberikan keuntungan bagi siswa yang
pemalu untuk mengemukakan pendapatnya, dengan teknik ini setidaknya
siswa berani mengemukakan pendapatnya karena sudah saling mengenal satu
sama lain dengan pasanganya dalam kelompok.
Berdasarkan pada uraian diatas maka untuk memperlancar proses
pembelajaran dan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik agar
tercapai pembelajaran yang efektif dan menyenangkan maka dari itu peneliti
mencoba mengadakan penelitian tentang Penerapan Strategi Pembelajaran
Kooperatif Model Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh
Pulorejo Ngoro Jombang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses perencanaan penerapan strategi pembelajaran
kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar


9
Isjoni, Ibid , hlm. 78

matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro
Jombang?
2. Bagaiman proses pelaksanaan penerapan strategi pembelajaran kooperatif
model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika
pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang?
3. Bagaimana proses pengevaluasian penerapan strategi pembelajaran
kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar
matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro
Jombang?

C. Tujuan Masalah.
1. Untuk mendeskripsikan proses perencanaan penerapan strategi
pembelajaran kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan
motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh
Pulorejo Ngoro Jombang.
2. Untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan penerapan strategi
pembelajaran kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan
motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh
Pulorejo Ngoro Jombang.
3. Untuk mendeskripsikan proses pengevaluasian penerapan strategi
pembelajaran kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan
motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh
Pulorejo Ngoro Jombang.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi lembaga / sekolah
Sebagai pemberi informasi tentang hasil dari penerapan strategi kooperatif
model thinkpairshare dalam proses pembelajaran matematika serta
sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga dalam memberikan kebijakan
kepada guru dalam penyampaian materi, dan sebagai perbaikan sistem
pembelajaran di sekolah. Diharapakan juga dapat menghasilkan calon
guru-guru yang profesional di masa depan. Dengan demikian hasilnya
dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mempersiapkan calon guru
yang profesional jika penelitian berhasil, sekolah mampu menghasilkan
out put yang maksimal.

2. Bagi Peneliti / Guru
Manfaat bagi peneliti atau guru agar guru lebih mudah dalam
menyampaikan materi, yaitu secara praktis, efektif dan efisien dalam
mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, serta untuk menambah
wawasan tentang strategi, metode, ataupun media pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan atau kompetensi dasar pembelajaran. Selain itu guru
atau peneliti dapat menyadari bahwa dalam penciptaan kondisi
pembelajaran, selain menggunakan metode, srtategi dan media juga
diperlukan kreativitas dalam pengelolaan kompetensi dasar yang ada.



3. Siswa
Agar siswa lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan guru
serta dapat membantu siswa yang bermasalah dalam pembelajaran atau
mengalami kesulitan dalam belajar. Dengan adanya straregi kooperatif
model think-pair-share ini maka diharapkan siswa mampu memahami dan
termotivasi untuk belajar pada pembelajaran matematika dengan lebih
mudah sehingga kemampuanya dapat bertambah.

E. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah jika straregi kooperatif
model think-pair-share diterapkan dalam pembelajaran matematika maka
dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas IV MI Islamiyah
Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang.

F. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah
Pembahasan penelitian ini tidak terlepas dari ruang lingkup pembahasan.
Hal ini untuk menghindari kekaburan dan kesimpangsiuran dalam
pembahasan, sehingga dapat mengarah pada pokok bahasan yang ingin di
capai.
Adapun ruang lingkup penelitian meliputi siswa. Yang dimaksud siswa
disini adalah khusus siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro
Jombang, karena dalam kelas IV siswanya sangat heterogen dan motivasi
belajar Matematika siswa masih kurang.

Materi matematika yang dikaji dalam penelitian ini adalah materi pada
pokok bahasan tentang KPK dan FPB pada siswa kelas IV.
Pada penelitian ini strategi pembelajaran yang diterapkan adalah
kooperatif model think-pair-share dalam proses pembelajaran Matematika
siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang.

G. Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman antara yang dimaksud peneliti
dengan persepsi pembaca, agar tercipta arah pemikiran yang sama terhadap isi
penelitian ini, maka peneliti memandang perlu mendefinisikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Kooperatif
Kooperatif atau pembelajaran kelompok adalah suatu bentuk pembelajaran
dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk
memecahkan masalah tentang problem yang dihadapi. Ada empat unsur
dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu adanya peserta dalam
kelompok, adanya aturan kelompok, adanya upaya belajar setiap anggota
kelompok, dan adanya tujuan yang harus dicapai.
2. Think- Pair- Share
Teknik think-pairshare adalah salah satu dari teknik pembelajaran
Cooperative Learning, teknik ini juga disebut dengan teknik berpikir-
berpasangan-berempat yaitu memberi siswa kesempatan untuk bekerja
sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Model thinkpairshare ini

mempunyai 3 tahap, yaitu think (berfikir) yaitu guru memberikan
pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta
untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara mandiri untuk beberapa saat,
kemudian Pair (berpasangan) yaitu guru meminta siswa untuk
berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah
mereka pikirkan pada tahap pertama dan yang terakhir adalah Share
(berbagi) yaitu guru meminta beberapa pasang siswa untuk berbagi hasil
diskusi masing-masing kepada seluruh kelas.

H. Sistematika Uraian
Untuk lebih terarahnya pembahasan dalam penulisan ini penulis
mensistematiskan pembahasan dalam beberapa bab. Adapun sistematika
pembahasannya adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan. Dalam bab pendahuluan ini terdiri dari latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, ruang lingkup dan pembatasan masalah,
definisi istilah dan sistematika pembahasan.
BAB II : Kajian Pustaka. Dalam bab ini berisi tentang kajian pustaka
yaitu tinjauan mengenai motivasi belajar matematika,
hakekat matematika di Sekolah Dasar, pembelajaran KPK
dan FPB, konsep pembelajaran kooperatif, serta penerapan
strategi kooperatif pada pembelajaran matematika. Sajian ini
dimaksudkan untuk memberikan penjelasan secara teoritik

terhadap masalah yang disajikan.
BAB III : Metode Penelitian. Dalam bab ini berisi tentang lokasi
penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran
peneliti, data dan sumber data, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data,
dan tahapan penelitian.
BAB IV : Hasil penelitian. Pada bab ini memuat uraian tentang data dan
temuan yang diperoleh dari gambaran obyek penelitian
mengenai latar belakang MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo
Ngoro Jombang dan penerapan strategi pembelajaran
kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan
motivasi belajar Matematika pada siswa kelas IV di MI
Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang.
BAB V : Pembahasan hasil penelitian. Dalam bab ini dipaparkan
pembahasan terhadap temuan-temuan penelitian yang terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian yang diperoleh
dari penerapan strategi pembelajaran kooperatif model think-
pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika
pada siswa kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo
Ngoro Jombang.
BAB VI Penutup. Bab ini merupakan akhir dari pembahasan yang
berisi tentang kesimpulan terhadap pembahasan data yang
telah dianalisis dan saran sebagai bahan pertimbangan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar Matematika
1. Konsep Motivasi Belajar
Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.
10
Istilah lain
menyebutkan motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat.
11

Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung
dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu di mana sebelumnya tidak
ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut. Motivasi dapat berupa
dorongan-dorongan dasar atau internal dan insentif di luar diri individu
atau hadiah, sedangkan sebagai suatu masalah dikelas motivasi adalah
proses membangkitkan, mempertahankan dan mengontrol minatminat.
Menurut Mc. Donald Motivasi adalah suatu perubahan energi di
dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi
untuk mencapai tujuan. Perumusan ini mengandung tiga unsur yang saling


10
Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum &
Konsep Islami ( Bandung : Refika Aditama, 2009), hlm.19

11
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukuranya (Jakarta : Bumi Aksara 2007), hlm. 3

berkaitan yaitu:
12
(1). Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi
dalam pribadi, (2) Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective
arousal), (3) Motivasi ditandai oleh reaksireaksi untuk mencapai tujuan
Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat
dalam dari seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku
yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
Dari sudut sumber yang menimbulkannya, motif dibedakan dua
macam, yaitu:
13
motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik,
timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah
ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan
kebutuhannya. Sedangkan motif ekstrinsik timbul karena adanya
rangsangan dari luar individu.
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif
permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau
penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai
tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik,
berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar,
harapan akan citacita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang
menarik.


12
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar ( Bandung : Sinar Baru, 1992), hlm.
173-175

13
Hamzah B. Uno, op. cit,. hlm. 4

Hakekat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal
pada siswasiswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung, meliputi adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya
dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan citacita masa
depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik
dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga
memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
14

2. Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta
mengubah kelakuan, sehingga fungsi motivasi adalah
15
:
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi
tidak akan timbul perbuatan seperti belajar
b. Sebagai pengarah, yaitu mengarahkan perbuatan kepada pencapaian
tujuan yang diinginkan
c. Sebagai penggerak, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat
atau lambatnya suatu pekerjaan.
3. Peranan Motivasi Dalam Belajar dan Pembelajaran Matematika
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan
menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang


14
Ibid ., hlm 34

15
Oemar Hamalik, op cit., hlm. 175

belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan
pembelajaran , antara lain:
16

a. Menentukan halhal yang dapat dijadikan penguat belajar
b. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai
c. Menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar
d. Menentukan ketekunan belajar.
Begitu juga dengan pembelajaran matematika siswa perlu
dimotivasi agar lebih antusias dalam mengikuti pelajaran ini, karena
banyak siswa yang merasa takut dengan mata pelajaran matematika karena
menganggap mata pelajaran ini sulit. Dengan adanya motivasi belajar akan
membuat siswa menjadi menyukai pelajaran matematika karena ada
keinginan untuk mempelajarinya.
Menurut Otto Wilmann di dalam uraianya tentang pertumbuhan
dan pembentukan manusia di dapat 6 buah macam motif yang
menggerakkan anak mau belajar yaitu:
17

a. Motif psikologi. Pada tiaptiap makhluk yang hidup terdapat dorongan
alam untuk berkembang sesuai dengan caranya masingmasing.
b. Motif praktis. Semua pengetahuan dan kecekatan itu mempunyai nilai
praktis. Perkembangan dan pembentukan adalah alat yang baik sekali
untuk memperoleh suatu kedudukan dalam hidup.


16
Hamzah B Uno, op. cit., hlm. 27

17
I.L. Pasaribu dan B. Simanjuntak, Didaktik Dan Metodik (Bandung : Tarsito, 1986),
hal.13.

c. Motif pembentukan kepribadian. Pengetahuan dan kecekatan tidaklah
hanya menghasilkan saja, tetapi juga menaikkan kepribadian manusia
dalam segi estetik dan intelektualistik.
d. Motif kesusilaan. Terbentuknya kepribadian berarti bahwa wataknya
ikut terbentuk pula dalam kesusilan. Belajarlah agar engkau menjadi
lebih berkesusilaan.
e. Motif sosial. Sebagai makhluk sosial manusia harus belajar segala
sesuatu yang layak diketahui dan dikerjakan dalam hidup pergaulan.
f. Motif ke-Tuhanan. Belajarlah agar dapat mengabdi pada Tuhan. Segala
pengetahuan dan kecakapan kita, harus kita arahkan pada suatu
tingkatan di mana kita dapat menyadari hubungan kita sebagai manusia
dengan Tuhan.
4. Teknik Memotivasi.
Menyadari pentingnya motivasi di dalam kegiatan mengajar belajar
matematika belumlah cukup apabila pengajar tidak mengetahui bagaimana
cara atau teknik memberikan motivasi. Berikut ini beberapa cara/teknik
memotivasi peserta didik dalam pembelajaran
18
:
a. Berikan kepada peserta didik rasa puas sehingga ia berusaha mencapai
keberhasilan selanjutnya.
b. Kembangkan pengertian (konsep, teorema, langkah pembuktian dan
sebagainya) peserta didik secara wajar. Pengertian baru haruslah
didasarkan atas pengalaman- pengalaman belajar yang lama.


18
Hamzah B Uno, op.cit hal. 34-37

c. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.
d. Bawalah suasana kelas yang menyenangkan peserta didik suasana yang
menyenangkan dapat menimbulkan minat belajar.
e. Buatlah peserta didik marasa ikut ambil bagian di dalam program yang
di susun.
f. Usahakan pengaturan kelas yang bervariasi sehingga rasa bosan
berkurang dan perhatian peserta didik meningkat.
g. Timbulkan minat peserta didik terhadap materi yang dipelajari peserta
didik.
h. Berikan komentar kepada hasilhasil yang dicapai, komentar yang
mendorong dan membesarkan hati dapat menimbulkan motivasi
belajar.
i. Berikan kepada peserta didik kesempatan untuk berkompetisi
j. Membuat suasana persaingan yang sehat diantara para siswa.

B. Matematika di Sekolah Dasar
1. Hakekat Matematika di Sekolah Dasar
Matematika, menurut Rusefendi adalah bahasa simbol ilmu
deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang
pola keteraturan dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsurunsur
yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, keaksioma atau
postulat, dan akhirnya ke dalil. Sedangkan hakikat matematika menurut

Soedjadi yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan,
dan pola pikir yang deduktif.
19

Dengan merujuk pada berbagai pendapat para ahli matematika
maka pembelajaran matematika disekolah dasar dalam mengembangkan
kreativitas dan kompetensi siswa maka guru hendaknya dapat menyajikan
pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan kurikulum dan
potensi siswa. Siswa Sekolah Dasar (SD) umumnya umurnya berkisar
antara 6-7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada
pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini
adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah
kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat
konkrit.
20
Sebagaimana keunikan dan karakteristik kegiatan belajar anak
usia sekolah dasar, Peget, Vygotsky dan Bruner mengetengahkan cara
cara yang khas bagi seorang guru dalam mendorong terjadinya proses
belajar bagi mereka.
Berdasarkan hal tersebut maka terdapat tujuan belajar yang
sewajarnya dapat diwujudkan seorang guru dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah dasar termasuk dalam belajar matematika, diantaranya
adalah :
21
(1) menjadikan anakanak senang, bergembira dan riang dalam
belajar, (2) memperbaiki berpikir kreatif anakanak, sifat keingintauan,


19
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (Bandung : Rosda Karya,
2007), hlm.1

20
Ibid,. hlm. 1

21
Mulyani Sumantri, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan
Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1998/1999), hlm. 21

kerja sama, harga diri dan rasa percaya diri sendiri, (3) mengembangkan
sifat positif anakanak dalam belajar.
Dalam matematika setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami
siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama
dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola
tindakanya.
Dalam pembelajaran matematika di tingkat SD diharapkan terjadi
reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan
suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran dikelas
22
.
Walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang
yang telah mengetahuai sebelumnya, tetapi bagi siswa SD penemuan
tersebut merupakan sesuatu hal yang baru. Pada pembelajaran matematika
harus terdapat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya
dengan konsep yang akan diajarkan. Dalam matematika setiap konsep
berkaitan dengan konsep lain, dan suatu konsep menjadi prasyarat bagi
konsep yang lain. Oleh sebab itu siswa harus lebih banyak diberi
kesempatan untuk melakukan keterkaitan tersebut.
2. Strategi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Matematika sebagai studi obyek abstrak, tentu saja sangat sulit
dapat dicerna anakanak usia Sekolah Dasar. Siswa SD masih belum
mampu berpikir formal karena orientasinya masih terikat dengan benda


22
Heruman, op. cit., hlm. 4

benda konkret.
23
Ini bukan berarti bahwa matematika tidak mungkin dapat
diajarkan di SD. Keanekaragaman kemampuan siswa juga perbedaan
minat mempersulit penyampaian matematika sebab matematika yang
universal itu bersifat abstrak dan formal terlepas dari obyek konkret. Oleh
sebab itu agar siswa mau belajar matematika maka diperlukannya suatu
strategi belajar mengajar matematika, yang mana mengandung arti
kegiatan yang dipilih pengajar dalam proses mengajar matematika yang
dapat memberikan fasilitas belajar sehingga memperlancar tercapaianya
tujuan belajar matematika.
Strategi yang dapat digunakan dalam pengajaran matematika di
tingkat dasar yang perlu diperhatikan yaitu:
24

a. Bagi sekelompok besar siswa yang berkemampuan sedang perlu
diperkenalkan terlebih dahulu matematika sebagai aktivitas manusia,
dekat dengan penggunaan seharihari yang diatur secara kreatif (oleh
guru) agar kegiatan tersebut disesuaikan dengan topik matematika.
Sedangkan bagi siswa yang cerdas akan mudah mengasimilasi dan
mengakomodasi teori matematika dan masalahmasalah yang tertera di
dalam buku teks.
b. Dalam mengajar guru tidak terikat dengan pola buku teks, melainkan
dengan melihat lingkungan sekitarnya bersamasama siswa untuk
mengeksplor lingkungan, kegiatannya diatur sedekatdekatnya dengan
lingkungan sehingga konsep matematika lebih mudah diserap siswa


23
Herman Hujono, op. cit., hlm. 149

24
Ibid ., hlm. 157.

c. Mengajar matematika di lingkungan SD, harus didahului dengan
bendabenda konkrit, pengembangan bahasa matematika ditekankan
lebih kepada proses dari pada hasil. Model konsep seyogyanya
dibentuk oleh siswa sendiri (siswa menjadi penemu), siswa akan
menjadi senang bila merasa menemukan.
d. Guru menyusun materi matematika sedemikian hingga siswa dapat
menjadi lebih aktif sesuai dengan tahap perkembangan mentalnya.
Kerja sama antar siswa (diskusi) dapat mengembangkan kemampuan
matematikanya dan sekaligus memberikan motivasi mereka.
e. Matematika yang disajikan sebaiknya dalam bentuk yang bervariasi
pengajaranya dilandasi latar belakang yang realistis dari siswa

C. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan
Terbesar (FPB)
1. Konsep Faktor dan Kelipatan
Faktor suatu bilangan
Bila bilangan A habis dibagi oleh bilangan B maka dikatakan B
adalah faktor dari A sehingga Faktor suatu bilangan merupakan bilangan
bilangan yang habis untuk membagi bilangan itu. Ada bilangan yang
mempunyai 2 faktor, 3 faktor, 4 faktor dan seterusnya. Bilangan yang
mempunyai 2 faktor disebut bilangan prima.
Bilangan prima merupakan bilangan yang tepat mempunyai dua
faktor yaitu mempunyai faktor 1 dan bilangan itu sendiri. Faktor prima

suatu bilangan adalah bilangan prima yang terkandung dalam faktor
bilangan itu.
25

Setiap bilangan mempunyai faktor 1 dan bilangan itu sendiri. 2
merupakan satusatunya bilangan prima genap, selain 2 semua bilangan
prima adalah ganjil dan tidak semua bilangan ganjil adalah bilangan
prima
26
.
Contoh dari faktor bilangan adalah :
1. Faktor dari 6
1 faktor dari 6 karena 1 x 6 = 6
2 faktor dari 6 karena 2 x 3 = 6
3 faktor dari 6 karena 3 x 2 = 6
6 faktor dari 6 karena 6 x 1 = 6
Jadi, faktor dari 6 adalah 1, 2, 3, 6
2. Faktor dari 8
1 faktor dari 8 karena 1 x 8 = 8
2 faktor dari 8 karena 2 x 4 = 8
4 faktor dari 8 karena 4 x 2 = 8
8 faktor dari 8 karena 8 x 1 = 8
Jadi, faktor dari 8 adalah 1, 2, 4, 8
Menentukan Faktor Persekutuan dari Dua Bilangan
Faktor dari 12 dan 16


25
Sinaga, Mangantur, Terampil Berhitung Matematika Kelas IV (Jakarta : Erlangga, 2004),
hlm.133

26
Soenaryo, Matematika SD dan MI Kelas 5 (Surabaya: JePe Press Media Utama, 2008),
hlm. 32

Faktor dari 12 : 1, 2, 3, 4, 6, 12
Faktor dari 16 : 1, 2, 4, 8, 16
Faktor persekutuan dari 12 dan 16 adalah 1, 2, dan 4
Kelipatan Suatu Bilangan
Bilangan kelipatan 3. Bilangan ini diperoleh dari :
1 x 3 = 3 4 x 3 = 12
2 x 3 = 6 5 x 3 = 15
3 x 3 = 9 6 x 3 = 18
Bilangan kelipatan 4 diperoleh dari :
1 x 4 = 4 4 x 4 = 16
2 x 4 = 8 5 x 4 = 20
3 x 4 = 12 6 x 4 = 24
Jadi, bilangan kelipatan 4 adalah 4, 8, 12, 16, 20, 24,.
Kelipatan Persekutuan Dua Bilangan
Bilangan Kelipatan 2 adalah 2, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24,
Bilangan Kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27,
Kelipatan Persekutuan dari 2 dan 3 adalah 6, 12, 18, 24,
2. KPK dari 2 atau 3 Bilangan
Cara menentukan KPK:
a. Tentukan kelipatan dari kedua atau ketiga bilangan tersebut
b. Tentukan kelipatan persekutuan dari kedua atau ketiga bilangan
c. KPK merupakan kelipatan persekutuan kedua bilangan yang nilainya
terkecil.

KPK dari Dua Bilangan
Contoh KPK dari 4 dan 6
Bilangan kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24,
Bilangan kelipatan 6 = 6, 12, 18, 24, 30, .
Kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah 12, 24, 36,
Kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 yang terkecil adalah 12
Jadi, KPK dari 4 dan 6 adalah 12
KPK dari Tiga Bilangan
Contoh KPK dari 3, 4 dan 6
Bilangan kelipatan 3 = 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36,.
Bilangan kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36,.
Bilangan kelipatan 6 = 6, 12, 18, 24, 30, 36,
Kelipatan persekutuan dari 3, 4, dan 6 adalah 12, 24, 36
Kelipatan persekutuan dari 3, 4, dan 6 yang terkecil adalah 12
Jadi KPK dari 3, 4, dan 6 adalah 12
3. FPB dari 2 atau 3 Bilangan
Dalam matematika, Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan
adalah bilangan bulat positif terbesar yang dapat membagi habis kedua
bilangan itu.
Dalam bahasa Inggris FPB dikenal dengan Greatest Common Division
(GCD), sering juga disebut sebagai Greatest Common Factor (GCF) atau
Highest Common Factor (HCF).


Cara menentuka FPB :
a. Tentukan faktor dari masingmasing bilangan
b. Tentukan faktor persekutuan dari kedua atau ketiga bilangan
c. FPB merupakan faktor persekutuan kedua atau ketiga bilangan yang
nilainya terbesar.
FPB dari Dua Bilangan
Contoh FPB dari 12 dan 8
Faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, dan 12
Faktor dari 8 adalah 1, 2, 4, dan 8
Faktor persekutuan dari 12 dan 8 adalah 1, 2, dan 4
Faktor persekutuan dari 12 dan 8 yang nilainya terbesar adalah 4
Jadi FPB dari 12 dan 8 adalah 4
FPB dari Tiga Bilangan
Contoh FPB dari 6, 8, dan 12
Faktor dari 6 = 1, 2, 3, dan 6
Faktor dari 8 = 1, 2, 4, dan 8
Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12
Faktor persekutuan dari 6, 8, dan 12 adalah 1 dan 2
Faktor persekutuan dari 6, 8, dan 12 yang terbesar adalah 2
Jadi FPB dari 6, 8, dan 12 adalah 2




D. Strategi Pembelajaran Kooperatif
1. Konsep Strategi Pembelajaran
Secara bahasa, strategi dapat diartikan sebagai siasat, kiat, trik, atau
cara. Sedangkan secara umum strategi adalah suatu garis besar haluan
dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
27

Dalam perkembangannya, konsep strategi telah digunakan dalam
berbagai situasi, termasuk untuk situasi pendidikan, implementasi konsep
strategi dalam kondisi pembelajaran ini telah melahirkan pengertian
diantaranya, (1) strategi dalam proses belajar mengajar merupakan suatu
rencana (mengandung serangkaian aktivitas) yang dipersiapkan secara
seksama untuk mencapai tujuantujuan belajar, (2) strategi merupakan
garis besar haluan bertindak dalam mengelola proses belajar mengajar
untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien, (3) dalam
dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of
aktivities to achieves a paticular educational goal. Jadi dengan demikian
strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
28

Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan
dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya
pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.


27
Pupuh Fathurrohman , op. cit., hlm. 3

28
Ibid ., hlm. 126



Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan
belajar yang dilakukan peserta didik.
Secara singkat strategi pembelajaran, pada dasarnya mencakup
empat hal utama, yaitu menetapkan tujuan pembelajaran, pemilihan sistem
pendekatan belajar mengajar, pemilihan dan penetapan prosedur, metode
dan teknik belajar mengajar, dan penetapan kriteria keberhasilan proses
belajar mengajar dari evaluasi yang dilakukan. Selain itu strategi
pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang memelihara konsistensi dan
kekompakan setiap komponen pengajaran yang tidak hanya terjadi pada
tahap perencanaan tetapi juga terjadi pada tahap implementasi atau
pelaksanaan, bahkan pada tahap pelaksanaan evaluasi.
2. Hakekat Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif atau pembelajaran kelompok
adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham
konstruktivis, yaitu strategi yang digunakan untuk proses belajar, dimana
siswa akan lebih mudah menemukan secara komprehensif konsepkonsep
yang sulit jika mereka mendiskusikanya dengan siswa yang lain tentang
problem yang dihadapi.
29
Dalam strategi kooperatif siswa belajar dalam
pasanganpasangan atau kelompok untuk saling membantu memecahkan
problem yang dihadapi. Pembelajaran ini lebih menekankan pada
lingkungan sosial belajar dan menjadikan kelompok belajar sebagai tempat


29
Isjoni, op. cit., hlm.11-12

untuk mendapatkan pengetahuan, mengeksplorasi pengetahuan, dan
menentang pengetahuan yang dimiliki oleh individu.
Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu
model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan
kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented),
terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam
mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain,
siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model pembelajaran
ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan
berbagai usia.
30

Istilah cooperative learning dalam pengertian Bahasa Indonesia
dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Falsafah yang mendasari
model pembelajaran gotong royong atau kelompok dalam pendidikan
adalah falsafah homo homoni socius, falsafah ini menekankan bahwa
manusia adalah makhluk sosial. Kerja sama merupakan kebutuhan yang
sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama tidak
akan ada individu, keluarga, organisasi atau sekolah
31
.
Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tidak sama
dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsurunsur dasar
pembelajaran cooperative leraning yang membedakanya dengan
pembagian kelompok yang dilakukan asalasalan. Pengelolaan prosedur


30
Ibid hlm. 16

31
Anita Lie, Cooperative Learning (Jakarta: PT.Grasindo, 2007) hlm. 28.

model cooperative learning dengan benar akan memungkinkan pendidik
mengelola kelas dengan lebih baik.
Unsur-unsur untuk mencapai hasil yang maksimal dalam
pembelajaran cooperative learning menurut Lungdren yang harus
diterapkan yaitu :
32

a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka tenggelam atau
berenang bersama
b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta
didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri
sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan
yang sama.
d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab diantara para
anggota kelompok.
e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar.
g. Setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual
materi yang akan ditangani dalam kelompok kooperatif.
Strategi pembelajaran kooperatif akhirakhir ini menjadi perhatian
dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan dengan alasan yang


32
Isjoni, op. cit,. hlm. 13

pertama adalah beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan
pembelajaran ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus
dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap
menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga
diri. Kedua dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir,
memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan
ketrampilan, dan dari hasil penelitian Suryadi pada pembelajaran
matematika menyimpulkan bahwa salah satu model pembelajaran yang
efektif untuk meningkatkan kemampuan berfikir siswa adalah cooperative
learning. Selanjutnya menurut Sharan, siswa yang belajar menggunakan
metode cooperative learning akan memiliki motivasi yang tinggi karena di
dorong dan didukung dari rekan sebaya.
33
Berdasarkan hal ini belajar
dengan model kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa untuk
berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman dan
saling memberikan pendapat.
34

Hal yang menarik dari pembelajaran kooperatif adalah adanya
harapan selain memiliki dampak pembelajaran, yaitu berupa peningkatan
prestasi belajar peserta didik (student achievement) dan meningkatnya
motivasi, juga mempunyai dampak pengiring seperti relasi sosial,
penerimaan peserta didik yang dianggap lemah, penghargaan terhadap
waktu dan suka memberi pertolongan kepada orang lain.
35




33
Ibid, hlm. 23

34
Ibid, hlm.12-13

35
Wina Sanjaya, op. cit., hlm. 243

3. Langkah-Langkah Pembejararan Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah model pembelajaran
yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya
melalui kerja sama dalam sebuah kelompok.
36
Langkah-langkah yang
ditempuh dalam penerapan pembelajaran kooperatif menurut Etin
Solihatin adalah sebagai berikut:
37
(1)tahap perencanaan program
pembelajaran, (2) penyajian materi, (3) pendampingan dan pembimbingan,
kemudian dilanjutkan presentasi.
Setelah masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja,
maka guru harus memberikan komentar/penjelasan dan memberikan
pujian atau merayakan hasil usaha siswa melalui kerja kelompok tersebut,
di samping itu guru juga perlu mengulas sedikit materi dan mengajukan
beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengukur tingkat ketercapaian
dalam belajar.
38

Menurut Arends yang dikutip oleh Masnur Muslich, terdapat enam
fase atau langkah utama dalam pembelajaran kooperatif. Keenam fase atau
langkah pembelajaran kooperatif tersebut dirangkum dalam tabel berikut:











36
A. Fattah Yasin, Dimensi-Dimensi Islam ( Malang: UIN-Malang Press, 2008), hlm. 178

37
Ibid., hlm. 179-180

38
Ibid..

Tabel 2.1
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
39


Fase Kegiatan Guru
Fase 1:
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar
Fase 2:
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada
siswa, baik dengan peragaan atau teks
Fase 3:
Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok-kelompok
belajar
Guru menjelaskan siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar
dan membantu setiap kelompok agar
melakukan perubahan yang efisien
Fase 4:
Membantu kerja kelompok
dalam belajar
Guru membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas
Fase 5:
Mengetes materi
Guru mengetes materi pelajaran atau
kelompok menyajikan hasil-hasil
pekerjaan mereka
Fase 6:
Memberikan penghargaan
Guru memberikan cara-cara untuk
menghargai, baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok

4. Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif
a) Mencari Pasangan (Make a Mach)
Teknik belajar mengajar mencari pasangan (make a mach)
dikembangkan oleh Lorna Curran. Salah satu keunggulannya adalah
siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau
topik dalam suasana yang menyenangkan.
40
Teknik ini bisa digunakan
dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia.




39
Masnur Muslich KTSP, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2007) hlm. 230

40
Isjoni, op cit., hlm. 77

b) Bertukar Pasangan
Teknik bertukar pasangan memberi siswa kesempatan untuk
bekerja sama dengan orang lain. Pasangan bisa ditunjuk oleh guru atau
berdasarkan teknik mencari pasangan.
c) Berpikir-Berpasangan Berempat (Think-Pair-Share)
Teknik berpikir-berpasangan berempat dikembangkan oleh
Frank Lyman, teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja
sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.
41
Keunggulan teknik ini
adalah optimalisasi partisipasi siswa, yaitu memberi kesempatan
delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan
menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.
d) Berkirim Salam dan Soal
Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk melatih
pengetahuan dan ketrampilan mereka. Siswa membuat pertanyaan
sendiri sehingga akan merasa terdorong untuk belajar dan menjawab
pertanyaan yang dibuat teman sekelasnya.
e) Kepala Bernomor (Numbered Heads)
Teknik ini dikembangkan oleh Spencer kagan, teknik ini
memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide
dan pertimbangan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini
mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka.



41
Ibid, hlm 78

f) Jigsaw
Teknik ini dikembangkan oleh Aronson et all, teknik ini bisa
digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengar ataupun
berbicara.
42
Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara. Teknik ini cocok untuk semua kelas/
tingkatan. Dalam teknik ini guru memperhatikan skemata atau latar
belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan
skemata ini agar pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa
bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan
mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
g) Dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray)
Teknik ini dikembangkan oleh Spancer Kagan dan bisa
digunakan dengan teknik kepala bernomor
43
. Teknik ini memberi
kesempatan kepada siswa untuk membagikan hasil informasi dengan
kelompok lain.
5. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar
cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara
berkelompok bersama temantemannya dengan cara saling menghargai
pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
mengemukakan gagasanya dengan menyampaikan pendapat mereka secara


42
Anita Lie, op cit,. hlm. 69

43
Ibid, hlm. 79

berkelompok.
44
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk
mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil
belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan
ketrampilan sosial
45

Tujuan penting pertama model pembelajaran kooperatif adalah
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli
bependapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan
bahwa struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan
penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang
berhubungan dengan hasil belajar.
Pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi
tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi siswa kelompok bawah
memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi
dan bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas
akan meningkatkan kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan
sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang hubungan
ide-ide yang terdapat dalam materi tertentu.
Tujuan penting kedua dari model pembelajaran kooperatif adalah
penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya,


44
Isjoni, op.cit,. hlm. 21

45
Ibid, hlm.27

kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan. Pembelajaran
kooperatif memberikan peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang
dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugastugas
akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling
menghargai satu sama lain.
Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah
pengembangan keterampilan sosial (kooperatif) untuk mengajarkan
kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini
sangat penting dimiliki karena di dalam masyarakat, banyak pekerjaan
dapat diselesaikan dengan cara kerja sama dalam suatu organisasi yang
saling bergantung satu sama lainnya.
6. Teori yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa teori dalam kita mempelajari cooperative
leraning. Tiga diantaranya adalah sebagaimana berikut ini :
46

a. Teori Ausubel
David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan.
Menurut Ausubel bahan pelajaran yang dipelajari haruslah bermakna
(meaning full). Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses
mengaitkan informasi baru pada konsepkonsep relevan yang terdapat
dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif ialah faktafakta,
konsepkonsep, dan generalisasigeneralisasi yang telah dipelajari dan
di ingat siswa.


46
Ibid, hlm. 35-40

Menurut Ausubel pemecahan masalah yang cocok adalah lebih
bermanfaat bagi siswa dan merupakan strategi yang efisien dalam
pembelajaran.
b. Teori Piaget
Menurut Piaget setiap individu mengalami tingkattingkat
perkembangan intelektual sebagai berikut :
1). Sensori motor (0-2 tahun)
2). Pra operasional (2-7 tahun)
3). Operasional konkret (7-11 tahun)
4). Operasional formal (11 tahun ke atas).
Dalam hubunganya dengan pembelajaran, teori ini mengacu
kepada kegiatan pembelajaran yang harus melibatkan partisipasi
peserta didik. Sehingga menurut teori ini pengetahuan tidak hanya
sekedar dipindahkan secara verbal tetapi harus dikonstruksi dan
direkonstruksi peserta didik. Sebagai realisasi teori ini, maka dalam
kegiatan pembelajaran peserta didik haruslah bersifat aktif.
Cooperative learning adalah sebuah model pembelajaran aktif dan
partisipatif.
c. Teori Vygotsky
Vygotsky mengemukakan pembelajaran merupakan suatu
perkembangan pengertian. Ia membedakan adanya dua pengertian
yang spontan dan yang ilmiah. Pengertian spontan adalah pengertian
yang didapatkan dari pengalaman anak seharihari. Pengertian ilmiah

adalah pengertian yang didapat dari ruangan kelas, atau yang diperoleh
dan dipelajari di sekolah.
Sumbangan dari teori Vygostky adalah penekanan pada bakat
sosiokultural dalam pembelajaran. Menurutnya pembelajaran terjadi
saat anak bekerja dalam zona perkembangan proksimal (zona of
proximal development). Zona perkembangan proksimal adalah tingkat
perkembangan sedikit diatas tingkat perkembangan seseorang pada
saat ini.
Ide penting lain yang diturunkan Vygostky adalah scaffolding,
yaitu memberikan sejumlah bantuan kepada anak pada tahaptahap
awal pembelajaran, kemudian menguranginya dan memberi
kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab saat
mereka mampu. Bantuan tersebut berupa petunjuk, peringatan,
dorongan, menguraikan masalah pada langkahlangkah pemecahan,
memberi contoh atau yang lainnya yang memungkinkan pelajar
tumbuh mandiri.
7. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif
Kelebihan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi
pembelajaran adalah sebagai berikut:
47

a. Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi dapat menambah
kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari
berbagai sumber dan belajar dari siswa yang lain.


47
Wina Sanjaya, op. cit., hlm. 249-250

b. Mengembangkan kemampuan ide atau gagasan dengan katakata
secara verbal dan membandingkannya dengan ideide orang lain.
c. Membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan
segala kekurangannya serta menerima segala perbedaan,
d. Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung
jawab dalam belajar
e. Untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial
f. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan
pemahamanya sendiri, menerima umpan balik.
g. Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan
kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.
h. Interaksi antar kelompok dapat meningkatkan motivasi dan
memberikan rangsangan untuk berpikir.
Disamping keunggulan, pembelajaran kooperatif juga memiliki
kekurangan atau kelemahan, diantara kelemahannya adalah sebagai
berikut:
48

a. Membutuhkan waktu, antara siswa yang satu dengan yang lainya tidak
sama untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan mereka akan
merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki
kemampuan, sehingga keadaan ini dapat menghambat kerja sama
dalam kelompok


48
Ibid ,hlm. 250-251

b. Keberhasilan dengan strategi pembelajaran ini dalam upaya
mengembangkan kesadaran kelompok memerlukan periode waktu
yang cukup panjang, dan tidak mungkin hanya dengan satu atau
sesekali penerapan
c. Penilaian yang diberikan didasarkan pada hasil kerja kelompok.
Namun guru perlu menyadari bahwa hasil atau prestasi yang
diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
8. Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Think - Pair - Share
Model thinkpairshare merupakan salah satu dari model
pembelajaran cooperative learning. Model ini juga disebut dengan
berpikir-berpasangan-berempat. Model belajar thinkpair-share
dikembangkan oleh Frank Lyman (Universitas Maryland) sebagai struktur
kegiatan pembelajaran cooperative learning.
49

Pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share (TPS) memiliki
prosedur yang ditetapkan secara implisit untuk memberi siswa waktu lebih
banyak untuk berfikir, menjawab permasalahan dan saling membantu satu
sama lain. Prosedur tersebut telah disusun dan dibentuk sedimikian rupa
sehingga dapat memberikan waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk
dapat berfikir serta merespon yang nantinya akan membangkitkan
partisipasi siswa.
Think-Pair-Share (TPS) mula-mula dikembangkan oleh Frank
Lyman dkk dari Universitas Maryland. Ini merupakan cara yang efektif


49
Anita Lie, op.cit., hlm. 57

untuk mengelola pola diskursus di dalam kelas, strategi ini menentang
asumsi bahwa seluruh resitasi dan diskusi perlu dilakukan didalam setting
seluruh kelompok dimana guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh
kelas dan siswa memberikan jawaban dan ditunjuk.
Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta
bekerja sama dengan orang lain. Dengan metode klasikal yang
memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk
seluruh kelas, teknik think-pair-share ini memberi kesempatan sedikitnya
delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan
menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain, yaitu pada saat guru
mempresentasikan sebuah pelajaran di kelas, siswa duduk berpasangan di
dalam tim mereka.
50

Think (memikirkan )
Think (memikirkan) yaitu guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan
dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan sendiri
jawaban dari pertanyaan tersebut.
Pair (berpasangan)
Setelah siswa diminta untuk memikirkan sendiri jawaban dari pertanyaan
itu, kemudian siswa berpasangan dengan pasangannya untuk berdiskusi
untuk mencapai jawaban tersebut.




50
Ibid, hlm. 57

Share (berbagi)
Setelah berpasangan untuk berdiskusi akhirnya siswa diminta untuk
berbagi jawaban yang mereka sepakati tersebut kepada semua siswa
dikelas.
Model ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkatan usia anak didik. Cara pembelajaran dalam model think-pair-
share:
51

a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan
tugas kepada semua kelompok.
b. Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri.
c. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan
berdiskusi dengan pasanganya.
d. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa
mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada
kelompok berempat.
Teknik ini mempunyai kelebihan dan juga kekurangan. Kelebihan
yang didapat dalam model pembelajaran tipe Think-Pair-Share (TPS)
adalah melatih siswa mengungkapkan atau menyampaikan
gagasan/idenya, melatih siswa untuk menghargai pendapat atau gagasan
orang lain, menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial, memberi siswa
waktu lebih banyak untuk berfikir, menghemat waktu dalam
mengorganisir kedalam kelompok, mempermudah siswa dalam memahami


51
Ibid, hlm. 58

konsep-konsep sulit karena siswa saling membantu dalam menyelesaikan
masalah..
Sedangkan kekurangan dari teknik thik-pair-share adalah kadang
hanya beberapa siswa yang aktif dalam kelompok, membutuhkan
koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas, kendala teknis,
misalnya masalah tempat duduk kadang sulit atau kurang mendukung
untuk diatur kegiatan kelompok, agak memakan waktu banyak yaitu
Peralihan dari seluruh kelas kekelompok kecil dapat menyita waktu
pengajaran
Kelemahan di atas dapat diatasi dengan pengelolaan waktu yang
tepat dan hanya sebagian kelompok yang mempresentasikan hasil kerja
kelompok di depan kelas.

E. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share
pada Pembelajaran Matematika
Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai
dengan tuntutan masyarakat di era globalisasi ini dan untuk mengatasi
masalah dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan matematika di
Indonesia, diperlukan suatu perubahan dalam dunia pendidikan, dan upaya
pembaharuan proses tersebut terletak pada tanggung jawab guru
bagaimana pembelajaran yang di sampaikan dapat dipahami peserta didik
secara benar.

Proses pembelajaran di tentukan sampai sejauh mana guru dapat
menggunakan metode dan strategi pembelajaran dengan baik. Oleh sebab
itu dalam dunia pendidikan diperlukan adanya sumber daya manusia yang
berkualitas sebagai insan yang berilmu pengetahuan, berketrampilan,
berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, dan bertanggung jawab. Untuk
memikirkan cara yang terbaik untuk mempersiapkan siswa menghadapi
semua tantangan dunia, para pendidik mengubah isi kurikulum
matematika dan cara kita mengajarkannya. Beralih dari fokus aritmatika
dan ketrampilan berhitung menjadi kurikulum yang mampu
mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir, bernalar dan
berkomunikasi secara matematis, dengan tujuan membantu siswa
membangun pemahaman konseptual matematika mereka, bukan sekedar
mengingat fakta dan aturan-aturanya.
52

Pengajaran matematika sepertinya perlu diubah agar memenuhi
tujuan tersebut, yaitu bukan lagi mengajar dengan cara memberitahu atau
demonstrasi, campuran dari metodologi-metodologi pengajaran dianjurkan
agar mampu memasukkan kerja kelompok dan individu serta pengajaran
langsung.
53
Fokusnya adalah menyediakan kesempatan kepada siswa
untuk menelusuri dan memecahkan masalah, secara individu maupun
bersama teman dan untuk mengembangkan kemampuan matematika
mereka.


52
Shlomo, Sharan, Handbook of Coopertive Learning. (Yogyakarta: Imperium, 2009), hlm
345

53
Ibid

Pembelajaran kooperatif menempati tempat utama dalam
pengajaran matematika karena penelitian tentang matematika seringkali
dianggap sebagai terbatas, individualistik atau kompetitif, yang semata-
mata ditujukan untuk memahami materi atau memecahkan masalah yang
ditugaskan. Mungkin tidaklah mengejutkan kalau banyak siswa sekolah
dan orang dewasa yang takut dengan matematika dan berusaha
menghindarinya. Mereka seringkali percaya kalau hanya ada sedikit orang
berbakat yang bisa sukses dalam matematika. Pembelajaran kooperatif
kelompok kecil memperhatikan masalah-masalah ini dalam beberapa cara.
Strategi-strategi kooperatif bisa dengan mudah dimasukkan ke dalam kelas
matematika dasar. Pilihan atas strategi dan ukuran kelompok akan
tergantung pada tahun pelajaran, pengalaman siswa dengan pemecahan
masalah kooperatif dan aktivitas matematika itu sendiri.
54

Berdasarkan pemikiran diatas maka peran pendidik sangat penting
dalam menciptakan keberhasilan dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu
seorang guru atau pendidik harus mempunyai strategi tersendiri untuk
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didiknya karena tanpa adanya
motivasi maka akan sulit untuk mencapai keberhasilan suatu
pembelajaran. Maka salah satu strategi pembelajaran yang dapat membuat
siswa aktif adalah guru dapat menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif model think-pair-share dalam pembelajaran matematika karena
disini siswa dapat sharing, berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk


54
Ibid, hlm. 345-353

memecahkan masalah yang dianggap sulit, siswa dapat saling berbagi
pengalaman dan dapat mengurangi kebosanan dalam proses pembelajaran
sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar dan proses belajar
matematika menjadi menyenangkan.
Penerapan strategi pembelajaran koperatif model think-pair-share
pada pembelajaran matematika dilakukan dengan beberapa fase.
Fase-fase dalam pembelajaran model Think-Pair-Share (TPS)
adalah sebagai berikut :
55

a. Fase 1
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Guru memotivasi siswa tentang pentingnya mempelajari materi
dengan menghubungkan materi pelajaran yang lalu. Dalam
motivasi ini, guru menerapkan metode bertanya dengan
mengajukan pertanyaan kepada siswa.
b. Fase 2
1. Guru menyajikan informasi sambil menerapkan berfikir
(Thinking).
2. Guru menginformasikan bahwa siswa bisa menggunakan buku-
buku yang relevan dengan materi yang sedang dipelajari.
Tahap 1 (Think)
1. Guru meminta siswa untuk membaca materi pokok secara individu.
2. Guru meminta siswa untuk memikirkan jawaban secara individu.
c. Fase 3
Tahap 2 ( Pair)


55
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik (Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher, 2007), hlm. 61-62

Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri
dari 4 orang siswa dan sebaiknya dalam bangku berdekatan .
d. Fase 4
1. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan materi pokok secara
berpasangan dan siswa kembali dalam kelompok berempat.
2. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal.
e. Fase 5
Tahap 3 (Share)
1. Guru meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan
hasil kelompoknya didepan kelas.
2. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi
kelompok yang ditunjuk.
3. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal sebagai umpan
balik.
f. Fase 6
1. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjanya.
2. Guru bersama-sama siswa untuk merangkum materi yang telah
dipelajari.
3. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang presentasi
dan kelompok yang menanggapi hasil presentasi dengan
memberikan nilai tambahan.
Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) memungkinkan
semua siswa aktif bekerja dalam kelompok dan siswa dituntut untuk lebih
berperan aktif dalam proses belajar mengajar, karena dalam model
pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) siswa dikelompokkan dengan
teman sebangku. Dengan demikian, siswa lebih termotivasi untuk belajar

sebab mereka sudah saling cocok dan lebih memahami satu sama lain.
Apabila jumlah siswa dalam suatu kelas ganjil, maka guru
menggabungkan siswa tersebut kedalam kelompok yang dirasa guru
memiliki prestasi belajar yang rendah, karena akan banyak masukan-
masukan atau pendapat-pendapat dalam menyelesaikan soal-soal.
Soal tes diberikan kepada siswa yang duduk dalam satu bangku
untuk didiskusikan bersama (fase 4). Selama siswa bekerja dalam
kelompok, guru memberikan bimbingan kepada kelompok atau siswa yang
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal (fase 4). Setelah
waktu yang ditetapkan habis, maka guru meminta beberapa kelompok
untuk mempresentasikan kerja kelompoknya secara bergiliran dan
membahas bersama-sama siswa (fase 5). Banyaknya kelompok yang
presentasi tergantung pada banyaknya jumlah soal.
Dalam fase 5 pembelajaran kooperatif, guru menunjuk beberapa
kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan
didiskusikan bersama semua siswa. Hal ini akan membuat siswa lebih
termotivasi dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan sehingga
diharapkan semua siswa akan lebih memahami materi yang diberikan dan
pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan akan meningkat. Fase
terakhir (fase 6), dalam pembelajaran kooperatif adalah memberikan
penghargaan kepada beberapa kelompok yang sudah presentasi.

F. Pembelajaran Kooperatif dalam Perspektif Islam

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
siswa, dimana guru berupaya untuk membantu peserta didik dalam
melakukan kegiatan belajar. Belajar adalah perubahan yang terjadi di
dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu.
56
Dalam belajar
yang terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya
belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain hanya
sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu
dapat berhasil dengan baik. Dalam keseluruhan proses pendidikan kegiatan
belajar dan mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok.
Perubahan perilaku pada siswa dalam kontek pengajaran jelas
merupakan produk dan usaha guru melalui kegiatan mengajar. Perubahan
yang didapatkan siswa yang dapat membawa manfaat yaitu siswa
memperoleh perubahan dan pengembangan skill (ketrampilan), attitude
(sikap), appreciation (penghargaan), dan knowledge (pengetahuan). Hal
ini menunjukkan bahwa besar sekali manfaat dari adanya proses belajar
mengajar. Oleh sebab itu pendidikan perlu diberikan kepada anak sejak
usia dini agar anak bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih baik. Dalam
Islam sendiri pendidikan sangatlah penting, sehingga perlu dibekalkan
pada anak sejak usia dini, sebagaimana tercantum dalam Al-Quran surat
Luqman ayat 13.


56
Pupuh Fathurrohman, op.cit., hlm. 6

) $% )9 / _6 8@ !$/ ) 89#
'=9 '

Artinya : dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar".
57


Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi siapapun
juga, dalam Al-Quran dijelaskan bahwa orang yang mempunyai ilmu
maka akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT, yaitu terdapat dalam
surat Al- Mujadillah ayat 11.
$' %!# #`# #) % 39 #s? =f9# #s$
x !# 39 #) % #'# #'$ !# %!# #`# 3
%!# #?& =9# M_ !# $/ =? 7 z

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
58


Sorang pendidikan yang baik selalu berusaha agar dapat
memberikan pembelajaran yang terbaik bagi peserta didiknya, yaitu dalam
memilih, maupun menetapkan metode pembelajaran yang sesuai


57
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan terjemahnya (Solo:Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri), hlm. 412

58
Ibid., hlm. 543

berdasarkan kondisi yang ada agar tercapai pembelajaran yang optimal dan
mencapai hasil yang diinginkan. Pembelajaran kooperatif merupakan
strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan mempunyai
banyak manfaat, yaitu mengembangkan sikap saling kerja sama,
bermusyawarah dalam memecahkan masalah, menciptakan sikap saling
mengahargai pendapat orang lain, dan sikap saling tolong-menolong antar
sesama teman dalam hal kebaikan. Pernyataan ini sesuai dengan firman
Allah dalam surat Al-Maidah ayat 2.
. #$? ? 99# )G9# #$? ? O}# `9# #)?#
!# ) !# >$)9#

Artinya :...........dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.
59







BAB III
METODE PENELITIAN



59
Ibid., hlm. 106

A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro
yang terletak di desa Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. Penelitian ini akan
difokuskan pada peserta didik kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo
Ngoro Jombang.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan
data kualitatif dan data kuantitatif. Menggunakan data kualitatif karena dalam
melakukan tindakan kepada subyek penelitian yang sangat diutamakan adalah
mengungkap makna, yaitu makna dan proses pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan motivasi, kegairahan dan prestasi belajar melalui tindakan yang
dilakukan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Biklen; Lincoln dan Guba
bahwa ciriciri pendekatan kualitatif adalah menggunakan latar alamiah,
lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung, manusia merupakan alat
(instrumen) utama pengumpul data, analisis data dilakukan secara induktif,
penelitian bersifat deskriptif analitik, lebih mementingkam proses dari pada
hasil, hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama.
60
Sedangkan data
kuantitatif berupa hasil skor tes, skor tugastugas yang lain, nilai tes akhir.
Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian
yang bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan
profesionalisme guru, menyiapkan pengetahuan, pemahaman dan wawasan


60
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan ( Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hal. 37

tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar. Dalam hal ini PTK
dilakukan secara kolaboratif parsipatoris yaitu adanya kerja sama antara
peneliti dengan praktisi dilapangan (guru) .
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses di mana guru-dosen
dan siswamahasiswa menginginkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan
perubahan pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pembelajaran di kelas
tercapai secara optimal. Di samping itu penelitian tindakan kelas adalah salah
satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan
proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan
masalah.
61


C. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di lapangan sebagai instrumen kunci penelitian
mutlak diperlukan karena terkait dengan desain penelitian yang dipilih yaitu
penelitian tindakan kelas yaitu dengan pendekatan kualitatif jenis kolaboratif
partisipatoris.
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai peneliti sekaligus sebagai
pengumpul data. Instrumen selain manusia seperti angket, pedoman
wawancara, pedoman observasi, dll diperlukan namun hanya sebagai
pendukung tugas penelitian sebagai instrumen, sehingga kehadiran peneliti
mutlak diperlukan yaitu sebagai pengamat aktivitas guru dan siswa dalam
proses pembelajaran.


61
M. Djunaidi Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang : UIN Malang Press, 2008) hlm. 8


D. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan
data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari seluruh peserta didik/siswa
kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang, dari datadata
tentang tanggapan mereka terhadap proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan, dari kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran matematika
berlangsung, kreativitas dan tugas siswa baik secara individu maupun secara
kelompok, kreativitas guru selama proses pembelajaran berlangsung,
wawancara dengan guru, kepala sekolah. Sedangkan data sekunder adalah data
yang berasal dari hasil tes siswa, dokumen hasil belajar siswa.

E. Instrumen Penelitian
Insntrumen penelitian di sini dimaksudkan sebagai alat untuk
mengumpulkan data seperti pada penelitian kualitatif. Adapun isntrumen yang
dapat dijadikan penunjang lainya adalah pengamatan dengan lembar pedoman
observasi perilaku siswa di dalam proses belajar mengajar dikelas, nilai tugas
dari setiap siklus dan angket. Secara terperinci instrumen penelitian yang
digunakan adalah :
1. Pengamatan : a) menggunakan pedoman observasi guru untuk mengamati
aktivitas guru dalam proses pembelajaran sesuai rencana pembelajaran
menggunakan metode kooperatif model TPS di dalam kelas. Aspek-aspek

yang diamati adalah aspek persiapan (secara keseluruhan), aspek
pelaksanaan, kegiatan inti, dan penutup.
Tabel 3.1
Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share

No Aspek yang diamati
Penilaian
1 2 3 4
1. Pendahuluan
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Guru memotivasi siswa tentang pentingnya
mempelajari materi KPK dan FPB. Dalam
motivasi ini, guru menerapkan metode
bertanya dengan mengajukan pertanyaan
kepada siswa.





2. Kegiatan inti
(Think)
1. Guru menyajikan informasi sambil
menerapkan berfikir (Thinking).
2. Guru menginformasikan bahwa siswa bisa
menggunakan buku-buku yang relevan dengan
materi yang sedang dipelajari.
3. Guru meminta siswa untuk membaca materi
pokok secara individu.
4. Guru memberikan soal untuk dipikirkan oleh
setiap siswa
5. Guru meminta siswa untuk memikirkan
jawaban secara individu.
( Pair)
6. Guru membagi siswa dalam kelompok-
kelompok belajar yang terdiri dari empat orang
siswa dan sebaiknya dalam bangku yang
berdekatan .
7. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan
materi pokok secara berpasangan.
8. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan



























































soal-soal.
(Share)
9. Guru meminta kelompok secara acak untuk
mempresentasikan hasil kelompoknya di depan
kelas.
10.Guru meminta kelompok lain untuk
menanggapi hasil presentasi kelompok yang
ditunjuk.
11.Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-
soal sebagai umpan balik.
12.Guru meminta siswa untuk mengumpulkan
hasil kerjanya.
13.Guru bersama-sama siswa untuk merangkum
materi yang telah dipelajari.
14.Guru memberikan penghargaan pada
kelompok yang presentasi dan kelompok yang
menanggapi hasil presentasi dengan
memberikan nilai tambahan.


































3. Penutup
1. Menegaskan kembali kesimpulan materi
2. Memberi tugas siswa




4. Pengelolaan waktu
5. Penampilan guru (ceria, bersih dan rapi)
6. Suasana kelas
a. Antusias guru
b. Antusias siswa





Keterangan : A = kurang (skornya 1) C = baik (skornya 3)
B = cukup (skornya 2) D = baik sekali (skornya 4)

b). Pedoman observasi siswa untuk mengamati sikap siswa terhadap
kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode kooperatif

model Think-Pair-Share, dan diberikan setelah proses belajar mengajar
selesei.
Tabel 3.2
Pedoman Observasi Sikap Siswa Terhadap KBM Menggunakan
Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share
62


No Pernyataan
Pilihan
SS S N TS STS
1.
Lebih mudah
memahami materi

2.
Merasa aktif dalam
pelajaran

3.
Lebih mudah
mengingat materi

4.
Menjadi lebih
menyenangkan

5.
Menjadi lebih mudah
dalam memecahkan
masalah matematika


Keterangan :
SS = Sangat setuju (skornya 5) S = Setuju (skornya 4)
N = Netral (skornya 3) TS = Tidak setuju (skornya 2)
STS = Sangat tidak setuju (skornya 1)







Tabel 3.3
Katagori Sikap atau Minat Siswa
63




62
. Bahan aJar Evaluasi Pembelajaran Kumpulan Berbagai Pedoman Evaluasi
Pembelajaran dari Departemen Pendidikan Nasional. ( Malang : UIN Malang, 2004), hlm. 17



63
Ibid., hlm25

No Skor Siswa Katagori
1. 20 25 sangat tinggi/sangatantusias
2. 15 19 tinggi/ antusias
3. 10 14 rendah/kurang antusias
4. 5 9 sangat rendah/tidak antusias

2. Angket digunakan untuk mengamati sikap siswa terhadap pembelajaran
matematika di kelas yang berisi ungkapan pernyataan tentang materi
pelajaran, pre-test dan post-test, suasana belajar di kelas, cara belajar, cara
guru mengajar, pendapat siswa tentang pembelajaran kooperatif model
think-pair-share yang telah diikuti.












Tabel 3.4.

Format Penilaian Terhadap Minat Siswa pada Mata Pelajaran
Matematika
64


No Pernyataan
Pilihan
Ya
Kadang-
Kadang
Tidak
1. Apakah matematika adalah pelajaran
yang menarik

2. Apakah matematika adalah pelajaran
yang menyenangkan

3. Apakah kamu senang belajar
matematika

4. Apakah pelajaran matematika sulit bagi
kamu

5. Apakah kamu tegang dalam mengikuti
pelajaran matematika

6. Apakah kamu selalu memperhatikan
pelajaran matematika pada waktu guru
menerangkan

7. Apakah kamu sering bertanya pada guru
apabila ada materi yang tidak jelas

8. Apakah matematika membantu kamu
dalam memecahkan masalah kehidupan
sehari-hari




9. Apakah belajar matematika membuat
kamu tertib

10. Apakah kamu belum merasa puas
sebelum mampu menyelesaikan soal-
soal matematika yang kamu jumpai


Dengan distribusi skor sebagai berikut :
Pernyataan nomor 1,2,3,6,7,8,9,10
Kriteria : Tidak = skornya 1
Kadang-Kadang = skornya 2
Ya = skornya 3

Pernyataan nomor 4,dan 5


64
Hamzah. B Uno, op.cit, hlm 81

Kriteria : Tidak = skornya 3
Kadang-kadang = skornya 2
Ya = skornya 1
3. Tes digunakan untuk mendapatakan data kuantitatif yaitu berupa hasil skor
tes, tugas kelompok maupun skor tes kelompok.

F. Teknik Pengumpulan Data
Penggunaan teknik dan alat pengumpul data yang tepat memungkinkan
diperolehnya data yang objektif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
a) Metode Observasi
1. Observasi Partisipatif
Dalam hal ini pengamatan dapat diklasifikasikan dengan cara
berperan serta dan yang tidak berperan serta, pengamatan yang
berperan serta pengamat melakukan dua peranan sekaligus yaitu
sebagai pengamat sekaligus sebagai anggota resmi dari kelompok yang
diamatinya. Pada pengamat tanpa peran serta pengamat hanya
malakukan pengamatan saja.
Terkait dengan penelitian ini maka cara yang digunakan adalah
pengamatan partisipatif yang maksudnya peneliti turut berpartisipatif
secara lansung dan bersifat aktif dalam kegiatan subyek yang diteliti
dan sekaligus sebagai fasilitator dan menjadi anggota penuh dari

kelompok yang diamatinya. Sehingga diharapkan dapat memperoleh
informasi apa saja yang dibutuhkan dan diperlukan.
2. Observasi Aktivitas Kelas
Observasi aktivitas kelas merupakan suatu pengamatan secara
langsung kepada siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya dalam
proses belajar mengajar maupun dalam model pembelajaran apapun,
sehingga diperoleh gambaran suasana kelas dan peneliti dapat
mengetahui tingkah laku siswa secara langsung, sehingga peneliti
dapat memperoleh datadata yang diharapakan dan berguna bagi
penelitiannya.
b) Pengukuran Tes Hasil Belajar
Data yang telah diperoleh dilapangan akan dikomparasikan oleh
peneliti dengan menggunakan lembar observasi perilaku siswa, out put
dari data evaluasi tugas, angket ,dari hasil belajar siswa dan juga melihat
dari keaktifan objeknya.
c) Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu.
65
Maksud diadakannya wawancara adalah
untuk memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain. Dalam
penelitian ini wawancara dilakukan langsung kepada guru bidang studi


65
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005),
hlm. 186

matematika, siswa kelas IV untuk menambah kevalidan data yang akan
diambil dan diteliti.
d) Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah pencarian data terhadap halhal atau variabel
yang berupa catatan, transkripsi, surat kabar, foto, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda dan sebagainya.
66
Dalam penelitian metode
dokumentasi dipakai peneliti adalah untuk melengkapi metode observasi
dan wawancara. Dokumendokumen yang akan digunakan dipilih yang
sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.

G. Analisis data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Terkait dengan penelitian ini maka data yang diperoleh melalui observasi di
dalam kelas dianalisis untuk memastikan bahwa dengan menerapkan strategi
kooperatif model think -pair-share dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran KPK dan FPB.
Dalam menganalisis data akan digunakan prosedur dan teknikteknik
yang sesuai dengan tujuan yang ada atau yang akan dicapai. Yaitu dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan
pengetahuan yang baru didapatnya lebih berharga, karena itu merupakan hasil


66
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta : Rineka Cipta,
1998), hlm. 236

temuan mereka sendiri sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
kemampuan belajar dan memotivasi belajar siswa. Dalam menganalisis data
dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi berarti proses kegiatan penyederhanaan atau merangkum,
memilih halhal yang pokok, yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan
dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data.
2. Paparan Data
Setelah kegiatan mereduksi data maka langkah selanjutnya adalah
penyajian data atau paparan data, yaitu proses penampilan data secara
lebih sederhana dalam bentuk naratif atau dalam bentuk uraian singkat.
3. Penarikan Kesimpulan (verifikasi )
Langkah ketiga setelah penyajian data adalah penarikan kesimpulan,
yaitu proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisasi
dalam bentuk pernyataan kalimat. Kesimpulan yang dikemukakan harus
disertai oleh buktibukti yang valid, sehingga kesimpulan yang
dikemukakan merupakan temuan yang baru yang dapat menjawab
rumusan masalah yang telah dirumuskan.




H. Pengecekan Keabsahan Temuan
Untuk pengecekan keabsahan data dalam penelitian tindakan kelas ini
peneliti menggunakan triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding data tersebut.
67
Maka dengan ini data
yang dijadikan perbandingan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi
perilaku siswa, hasil dari nilai tugas dan keaktifan siswa.
Selain itu juga dengan mengadakan ketekunan yang berarti melakukan
pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Mencari suatu usaha
membatasi berbagai pengaruh, mencari apa yang dapat diperhitungkan dan
apa yang tidak dapat. Ketekunan pengamatan ini mempunyai maksud untuk
menemukan ciriciri dan unsurunsur dalam situasi yang sangat relevan
dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri
pada halhal tersebut secara rinci.
Dengan cara ini diharapkan dapat diperoleh suatu kepastian data dan
urutan peristiwa secara pasti dan sistematis. Dan sebagai bahan untuk
meningkatkan ketekunan tersebut adalah dengan cara membaca beberapa buku
referensi, dari hasil penelitian atau dari dokumentasi yang berhubungan
dengan hasil temuan yang diteliti, sehingga dapat menambah wawasan
peneliti.




67
Ibid, hlm. 330

I. Tahap Tahap Penelitian
1. Perencanaan Tindakan
Dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat mengetahui
efektifitas dari penggunaan strategi coopertive learning model think-pair-
share dalam meningkatkan motivasi siswa yang khususnya mata pelajaran
matematika bagi siswa kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo
Ngoro Jombang. Sebagai upaya untuk mencapai hasil yang maksimal
maka perlu dirumuskan skenario.
Adapun perencanaan skenario tersebut adalah : (a) observasi kondisi
kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang,
(b)identifikasi permasalahan dalam proses belajar mengajar matematika,
(c)menyusun langkahlangkah pembelajaran yang sesuai, (d)menyusun
materi yang akan disampaikan, (e)membuat alat observasi untuk
mengetahui keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, (f)memakai
strategi yang digunakan yaitu strategi kooperatif model think-pair-share,
(g)menyusun alat evaluasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu guru
sebagai peneliti bertindak sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran
sekaligus sebagai pengamat. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Dalam pelaksanaan
tindakan peneliti membagi menjadi dua siklus empat kali pertemuan
dengan satu siklus dua kali pertemuan. Pada siklus I dilakukan dengan dua

kali pertemuan. Pada pertemuan pertama guru bidang studi dan peneliti
memfasilitasi siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari yaitu
mengenai KPK dan FPB, kemudian guru bidang studi menjelaskan
tentang konsep KPK dan FPB disertai dengan contohcontohnya dan
membagi siswa menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari tiap
kelompok empat siswa.
Pada pertemuan yang kedua guru memfasilitasi siswa dan siswa
bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan soal yang diberikan guru
yaitu tentang KPK dan FPB dengan menerapkan strategi kooperatif think-
pair-share, yaitu siswa diminta untuk memikirkan sendiri jawaban dari
pertanyaan tersebut, kemudian siswa diminta berpasangan dengan
pasanganya untuk berdiskusi untuk menemukan jawabannya dan yang
terakhir siswa diminta untuk berbagi jawaban yang telah ditemukan
tersebut kepada semua siswa dikelas.
Pada siklus II adalah sebagai berikut pada pertemuan pertama guru
dan peneliti memfasilitasi siswa untuk melakukan latihanlatihan untuk
memecahkan masalah seharihari yang berkaitan dengan KPK dan FPB
yang telah diberikan sesuai dengan kelompok masingmasing, yaitu
dengan menerapkan strategi kooperatif think-pair-share, dan dilanjutkan
dengan mempresentasikan hasil pekerjaan kelompok dan pada pertemuan
kedua sama dengan pertemuan pertama yaitu guru dan peneliti
memfasilitasi siswa untuk melakukan latihanlatihan tentang FPB dan
KPK sesuai dengan kelompok masingmasing dengan menerapkan

strategi kooperatif think-pair-share, dan yang terakhir guru dan peneliti
mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari yaitu dengan
mengadakan test secara tertulis (post test).
3. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan menganalisis hasil pengamatan untuk
menentukan sudah sejauh mana pengembangan strategi yang sedang
dikembangkan telah berhasil memecahkan masalah dan apabila belum
berhasil, faktor apa saja yang menjadi penghambat ketidak berhasilan
tersebut.
Pada tahap ini kegiatan difokuskan pada upaya untuk menganalisis,
mensintesis, memaknai, menjelaskan dan menyimpulkan. Dalam
pelaksanaan kegiatan penelitian ini peneliti akan mendiskusikanya dengan
para siswa yang diambil secara acak atas pembelajaran yang telah
dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dan perasaan mereka. Adapun
halhal yang perlu didiskusikan mencakup : kekurangan yang ada selama
proses pembelajaran, kemajuan yang telah dicapai siswa dan rencana
tindakan pembelajaran selanjutnya.
68








68
Wahidmurni, Penelitian Tindakan Kelas (Malang: UM Press, 2008), hlm. 78.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro
Sebelum kita meninjau dan mempelajari situasi dan kondisi MI
Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang, kita terlebih dulu perlu
mengetahui tentang sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah
Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang tersebut.
Nama Madrasah : MI Islamiyah
Dusun : Banjarpoh
Desa : Pulorejo
Kecamatan : Ngoro
Kabupaten : Jombang
Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro
Jombang ini berdiri pada tahun 1946 bertempat di rumah bapak K. Noer
Salim Musthofa dan Ibu Muslikhatin Musthofa di dusun Banjarpoh desa
Pulorejo Ngoro Jombang. Pada awalnya Madrasah ini bernama Madrasah
DINIYAH yang di pimpin oleh Bapak K. Noer Salim Musthafa dan
Bapak Ahmad Sholeh, beliau adalah murid dari K.H. Hasyim Asy Ary
dari Tebuireng.
Pada tahun 1947 Bapak Ahmad Sholeh mempunyai sebuah usul
agar dalam Madrasah Diniyah ini di berikan pelajaran umum bagi para

siswa, dan usulan tersebut diterima oleh Bapak K.Noer Salim kemudian di
dukung oleh tokoh-tokoh masyarakat sekitar serta di dukung oleh keluarga
besar Bani Musthofa. Tepat pada tanggal 15 Oktober 1947 yang pada
mulanya bernama Madrasah Diniyah diganti dengan nama SRI (Sekolah
Rakyat Islam) dengan kurikulum 50% pelajaran agama dan 50% pelajaran
umum. Murid pertama sebanyak 12 siswa, adapun pengajarnya adalah
semua alumni Pondok Pesantren Tebuireng yang bertempat di Banjarpoh
Pulorejo Ngoro Jombang.
Pada tahun 1952 Sekolah Rakyat Islam (SRI) di kelola oleh NU
dan nama tersebut diganti menjadi SRINU Banjarpoh sampai pada tahun
1958, dan setelah itu atas anjuran Kandepag Kabupaten Jombang SRINU
di ganti dengan MINU (Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama). Dan pada
tahun 1968 telah berdiri sebuah gedung baru sebanyak 3 lokal yang
menghadap kebarat berhadapan dengan Mushola Nur Musthofa,
selanjutnya pada tahun 1977 nama MINU ini diganti lagi dengan nama
MII (Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah) yang juga atas anjuran Kandepag
Kabupaten Jombang sampai sekarang ini.
Pada tahun 1984 mendapat rehab I yaitu perbaikan atap gedung,
rehab II perbaikan jendela pada tahun 1985. Pada tahun 1986 mendapat
rehap III untuk membangun MTS Syafiiyah, dan rehap IV untuk
perbaikan dan perawatan gedung. Pada tahun 2000 telah mendapat dana
OCEF sebesar 70.000.000 rupiah untuk perubahan bentuk gedung, dan

pada tahun 2003/2004 mendapat BKS sebesar 20.000.000 rupiah dan
swadaya masyarakat untuk menambah gedung sampai sekarang ini.
Berdasarkan hasil akreditasi madrasah yang dilakukan oleh Dewan
Akretasi Madrasah Kab. Jombang maka, MI Islamiyah yang beralamatkan
di Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang sebagai Madrasah Terakreditasi
dengan peringkat B dengan nomor : B/Kw.13.4/MI/2348/2005 dengan
nomor Statistik Madrasah 112351705071.
2. Visi, Misi dan Tujuan MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro
a. Visi
Unggul dalam prestasi berdasarkan IMTAQ dan IPTEQ
b. Misi
1. Meningkatkan pembelajaran dan bimbingan secara efektif.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif.
3. Mengembangkan kemampuan berbahasa Arab dan bahasa Inggris
4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama
c. Tujuan
1. Menumbuh kembangkan aqidah melalui pendidikan sehingga
menjadi manusia yang beriman, bertaqwa dan berbudi pekerti luhur
2. Menciptakan karakter pada diri anak untuk mampu dengan baik
dan benar serta istiqomah dalam mengamalkan ajaran agama hasil
dari proses pembelajaran dan kegiatan pembahasan

3. Dengan matang menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai bekal untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan
yang lebih tinggi.
4. Memiliki kepedulian dan kesadaran warga madrasah terhadap
keamanan, kebersihan dan keindahan
5. Semakin meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas sarana
prasarana dan fasilitas yang mendukung peningkatan prestasi
akademik dan non akademik
6. Menciptakan lulusan (out put) yang berkualitas dan handal dari
tahun ketahun dan siap bersaing dengan lulusan yang lain.
3. Fasilitas Pembelajaran MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro
a. Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah yang berdiri di desa Banjarpoh
Pulorejo Ngoro Jombang
b. Gedung lengkap dan milik sendiri
c. Mushola
d. Kegiatan ekstrakurikuler
e. Perpustakaan
4. Kegiatan Ekstrakurikuler MI Islamiyah Banjrapoh Pulorejo Ngoro
a. Pramuka
b. Sepak bola
c. Istiqosah
d. Banjari

5. Prestasi yang pernah dicapai MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo
Ngoro Jombang
a. Juara 2 Sepak Bola se Kec. Ngoro
b. Juara 2 Lompat Jauh se. Kec. Ngoro
c. Juara 3 Bulu Tangkis se. Kec. Ngoro
d. Juara 3 Lari 100 M se. Kec. Ngoro
e. Juara 3 Lempar Bola se. Kec. Ngoro











Tabel 4.1
PROFIL MI ISLAMIYAH BANJARPOH NGORO
TAHUN PELAJARAN 2008/2009

1. Nama Madrasah : MI ISLAMIYAH
2. Nomor Identitas Madrasah (NIM) : 110130
3. Nomor Statistik Madrasah (NSM) : 111 235 170 076
4. Alamat Madrasah : BANJARPOH PULOREJO
NGORO JOMBANG Tlp
(0321)710061
5. Status Madrasah : Negeri Swasta
6. Nama Yayasan : ISLAMIYAH
7. Nomor Akte Pendirian : K 17/CXX/17471
8. Tahun Berdirinya Madrasah : 1947
10. Luas tanah madrasah : 910 m
2

11. Luas bangunan madrasah : 620 m
2

12. Kepemilikan tanah : Sendiri sewa
numpang
13. Jika sewa/numpang, berapa lama tahun
14. Kepemilikan bangunan : Sendiri sewa
numpang
15. Jika sewa/numpang, berapa lama tahun
16. Nomor sertifikat tanah : 7980245
17. Akreditasi : B









v
V
V

STRUKTUR PERSONALIA GURU MI ISLAMIYAH BANJARPOH
NGORO
TAHUN PELAJARAN 2008/2009


KEPALA MADRASAH : Shofiyul Ibad, S.PdI.
WK KEP. MAD : Priwantoro, S.Pd.
WK KURIKULUM : Sukardi , S.Pd.
WK HUMAS : Maskan , S.PdI.
TATA USAHA : Lina Nachla Farida.
BENDAHARA : Siti Zulaikhah, S.Ag.
WL KELAS I : Sukartiani, S.Pd.
WL. KELAS II : Addiniyah, S.PdI.
WL. KELAS III : Maskan, S.PdI.
WL. KELAS IV : Nurul Huda.
WL. KELAS V : Priwantoro, S.Pd.
WL. KELAS VI : Jaka Pujiantara, A.Ma.

GURU
1. Khoiriyah, S.Pd.
2. Mamik Mujianing, S.pdi.
3. Minutfatin Nadhiroh, S.Ag.
4. Luqman Wibisono, S.Pdi.
5. Yiyin Puswanti, S.Pdi.







Tabel 4.2
DATA GURU MI ISLAMIYAH BANJARPOH PULOREJO NGORO
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
NO NAMA GURU NIY L/P
TEMPAT
LAHIR
TANGGAL
LAHIR
ALAMAT

1 SHOFIYUL IBAD,S.PdI. L Jombang 23/04/76
BANJARPOH
PULOREJO NGORO
2 PRIWANTORO,S.Pd. L Jombang 10/12/1966
KATERBAN
PULOREJO
NGORO
3 KHOIRIYAH, S.Pd. P Mojokerto 5/5/1968
BANJARPOH
PULOREJO NGORO
4 MAMIK MUJIANING,S.PdI P Jombang 14/04/75
PADAR KESAMBEN
NGORO
5 SITI ZULAKHAH,S.Ag P Jombang 14/04/75
KWANGEN
PULOREJO NGORO
6 NURUL HUDA L Jombang 9/9/1960
BANJARPOH
PULOREJO NGORO
7 MASKAN,S.PdI. L Jombang 30/12/78
BAKALAN
PULOREJO NGORO
8 MINUTFATIN NADHIROH,S.Ag P Jombang 18/07/74
BANJARPOH
PULOREJO NGORO
9 LUKMAN WIBISONO,S.PdI. L Jombang 2/3/1979
BAKALAN
PULOREJO NGORO
10 SUKARDI,S.Pd L Jombang 13/03/76 PULOREJO NGORO
11 JAKA PUJIANTARA,A.Ma. L Kediri 5/1/1975
BAKALAN
PULOREJO NGORO
12 SUKARTIANI,S.Pd. P Jombang 4/7/1964
BAKALAN
PULOREJO NGORO
13 LINA NACHLA FARIDA P Jombang 17/2/87
SANTREN
PULOREJO NGORO
14 ADDINIYAH,S.PdI. P
Tulung
Agung 28/10/72
BREJEL
PUCANGRO GUDO
15 YIYIN PUSWANTI,S.PdI. P Jombang 22/06/84
BANJARPOH
PULOREJO NGORO

B. Paparan Hasil Penelitian
Paparan hasil penelitian ini membahas tentang Penerapan strategi
kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar
matematika pada siswa kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro
Jombang. Dengan mengacu pada tujuan penelitian yaitu: (1)mendeskripsikan

proses perencanaan pembelajaran menggunakan strategi kooperatif model
think-pair-share untuk meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa
kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro, (2)mendeskripsikan proses
pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi kooperatif model think-pair-
share untuk meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV
MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro, (3)mendeskripsikan proses evaluasi
pembelajaran menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share untuk
meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah
Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang.
1. Siklus I
a. Paparan Data Siklus I Pertemuan I
1). Perencanaan Tindakan
Pada siklus I, pertemuan I peneliti merencanakan pembelajaran
matematika khususnya pada pokok bahasan KPK dan FPB dengan
langkah awal adalah memberikan soal pretes kepada siswa, untuk
mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa mengenai konsep
KPK dan FPB yang dilakukan sebelum kegiatan atau proses belajar
mengajar berlangsung yaitu gunanya untuk mengetahui sejauh
mana bahan-bahan atau materi yang akan diajarkan telah diketahui
oleh peserta didik, setelah itu guru memberikan penjelasan
mengenai materi yang akan diajarkan.
Dari hasil pretes hasilnya belum begitu memuaskan banyak siswa
yang kurang berminat mengikuti pelajaran dan belum nencapai

kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan, yaitu banyak siswa
yang masih mendapat nilai dibawah rata-rata dan masih tergolong
rendah, hanya beberapa siswa saja yang bisa mendapatkan nilai
diatas rata-rata yang sudah sesuai dengan KKM yang di tentukan
yaitu hanya 1 siswa mendapat nilai 75 dan 2 siswa mendapat nilai
70 dengan rata-rata nilai 56 Berikut ini hasil nilai pretes dapat
dilihat dalam tabel.
Tabel 4.3
Hasil Nilai Pretes

Nilai Frekuensi
70 79
60 69
50 59
40 49
30 39
3
11
8
3
1

Dari hasil angket yang diberikan pada siswa tentang minat siswa
terhadap mata pelajaran matematika menunjukkan bahwa masih
banyak siswa yang menganggap matematika sebagai mata
pelajaran yang sulit dan kurang menyenangkan. Hanya beberapa
siswa saja yang menyukai mata pelajaran ini dan menganggapnya
mudah.
Berdasarkan keterangan di atas maka perlu diadakan
perbaikan mutu pembelajaran. Untuk itu peneliti mencoba
menerapkan strategi kooperatif model think-pair-share dengan
tujuan agar siswa lebih semangat lagi dalam belajar matematika
dan siswa termotivasi belajar dengan diterapkanya belajar

kelompok ini dan juga untuk meningkatkan pemahaman siswa
tentang konsep KPK dan FPB.
Adapun bahan-bahan yang dipersiapkan sebelum
melakukan penelitian adalah membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), membuat pedoman observasi sikap
antusiasme siswa selama proses pembelajaran matematika
menggunakan strategi kooperatif think-pair-share, menyiapkan
buku penunjang (matematika) yang akan di akan digunakan dalam
pembelajaran.
2). Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pembelajaran siklus I, pertemuan I dilaksanakan
pada tanggal 26 Agustus 2009. Adapun pelaksanaan tindakanya
adalah sebelum masuk pada kegiatan inti pembelajaran, terlebih
dahulu guru memberi salam kepada siswa dan menanyakan
keadaan siswa, dan melakukan doa bersama, kemudian guru
mengenalkan peneliti kepada siswa, mengingat peneliti disini
belum mengenal secara keseluruhan dengan siswa kelas IV MI
Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. Setelah itu guru
memberitahu materi yang akan dipelajari, dan menanyakan materi
yang telah dipelajari sebelumnya dan melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang kelipatan dan faktor suatu bilangan.
Kemudian memberikan soal pretes pada siswa.

Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi yang akan dipelajari
kepada semua siswa yaitu mengenai konsep KPK dan FPB. Pada
saat guru menjelaskan materi siswa masih begitu antusias, namun
tidak begitu lama karena masih adanya salah satu siswa yang ramai
sendiri pada waktu guru menjelaskan. Setelah guru menjelaskan
materi kemudian guru langsung menyampaikan informasi
mengenai pembelajaran kooperatif model think-pair-share kepada
siswa, dilanjutkan dengan guru memberikan masalah kepada siswa
untuk mencari jawaban sementara, setelah itu siswa di suruh untuk
mencari pasangan dalam kelompoknya. Guru membagi siswa
menjadi beberapa kelompok untuk membahas masalah tersebut dan
mempresentasikan jawaban masing-masing kelompok. Pada saat
ini masih banyak siswa yang masih begitu bingung dengan strategi
yang diterapkan karena siswa belum terbiasa, dan masih baru,
masih banyaknya siswa yang sulit diatur dan ramai sendiri,
mengingat siswa kelas IV ini siswanya masih suka berjalan-jalan di
kelas dan meninggalkan bangkunya terutama pada anak laki-laki.
Selain itu masih adanya siswa yang belum hafal perkalian atau
pembagian sehingga menyulitkan siswa dalam mengerjakan soal
karena soal masih berkaitan dengan perkalian dan pembagian.
Dalam proses belajar guru berkeliling mengamati siswa
sambil melakukan penilaian proses dan memberikan motivasi
kepada siswa dan mengarahkan dan menjawab pertanyaan apabila

ada kelompok yang kurang jelas. Pada pertemuan pertama ini
terlihat bahwa sebagian besar siswa masih kesulitan dalam
menyesuaikan diri bekerja kelompok dan masih kesulitan dalam
mengerjakan soal. Dan tampak masih adanya siswa yang tidak
bekerja dalam kelompok melainkan ngobrol sendiri dengan
temanya dan hanya pasrah dengan teman yang mengerjakan,
mereka belum memiliki tanggung jawab bersama.
Setelah dirasa cukup dalam diskusi dan mengerjakan soal
maka setiap kelompok secara acak dipersilahkan untuk
membacakan hasil diskusinya tersebut, kelompok lain memberikan
tanggapanya. Siswa yang ditunjuk pertama kali ada sedikit kendala
yaitu siswa masih berebut tidak mau untuk membacakan hasil
diskusinya dan saling lempar-melemparkan tugas, untuk ini guru
mencoba untuk memberikan motivasi sampai akhirnya siswa
tersebut mau mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Dan
pada kelompok selanjutnya sudah sedikit lancar dengan siswa
sudah tidak saling lempar-melemparkan tugas.
Kegiatan akhir guru menganalisis hasil pekerjaan siswa dan
menyimpulkan hasil pembelajaran. Sebelum mengakhiri guru
melakukan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap materi yang sudah dipelajari, guru memberitahukan
materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, dan guru
menutup dengan salam dan berdoa bersama.

Tabel 4.4
Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa Terhadap
KBM Menggunakan Strategi Kooperatif
Model Think-Pair-Share Siklus I Pertemuan I

No Kriteria penilaian Frekwensi
1. 20 25 (sangat tinggi/sangatantusias) 3
2. 15 19 (tinggi/ antusias ) 18
3. 10 14 (rendah/kurang antusias) 5
4. 5 9 (sangat rendah/tidak antusias) 0

3). Refleksi
Dari perencanaan dan pelaksanaan pada kegiatan siklus
pertama pertemuan pertama, dapat ditarik kesimpulan bahwa
penerapan strategi kooperatif model think-pair-share dalam
meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas IV di MI
Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang belum maksimal.
Ada permasalahan dalam proses perencanaan tindakan dalam
kegiatan pretes yaitu masih banyak siswa yang mendapat nilai
kurang dan masih di bawah rata-rata dan dari data angket terhadap
minat siswa pada mata pelajaran matematika banyak siswa yang
masih merasa dan menganggap mata pelajaran ini sebagai mata
pelajaran yang sulit dan kurang menyenangkan, dan hanya
beberapa siswa saja yang menyukai dan menganggap pelajaran ini
menyenangkan.
Pada tahap pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa
siswa masih perlu menyesuaikan diri karena selama ini belum
terbiasa dengan pembentukan kelompok. Masih adanya siswa yang

ramai sendiri apabila kerja dalam kelompok. Selain itu berdasarkan
hasil pretes dapat diketahui bahwa nilai siswa masih dibawah rata-
rata hal ini disebabkan salah satunya adalah karena masih adanya
siswa yang tidak hafal perkalian atau pembagian sehingga siswa
sulit untuk mengerjakan karena soal masih berkaitan dengan
perkalian dan pembagian yaitu menentukan kelipatan dan faktor
suatu bilangan.
Berdasarkan hal ini maka pembelajaran yang dilakukan
perlu adanya perbaikan lagi agar motivasi belajar siswa dengan
menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share dalam
pelajaran matematika dapat meningkat.
b. Paparan Data Siklus I Pertemuan II
1). Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua ini
siswa lebih difokuskan untuk melakukan latihan-latihan soal
tentang menentukan KPK dan FPB dua bilangan dengan kerja
kelompok sesuai dengan pada kelompok pada pertemuan
sebelumnya, dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Sumber yang digunakan adalah buku Matematika kelas IV
dari berbagai penerbit, LKS, pengalaman siswa. Adapun untuk
mengevaluasi hasil belajar yang di capai siswa di gunakan
instrumen pedoman observasi sikap siswa selama proses KBM
dengan menggunakan strategi koperatif model think-pair-share.

2). Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan yang kedua ini
dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2009. Pada kegiatan awal
seperti biasa sebelum memulai pelajaran guru mengucapkan salam,
menanyakan keadaan siswa, menanyakan kepada siswa tentang
pelajaran sebelumnya dan mengaitkanya dengan materi yang akan
dipelajari.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan secara singkat materi
tentang KPK dan FPB dua bilangan pada siswa, kemudian guru
menyampaikan informasi mengenai pembelajaran kooperatif tipe
think-pair-share kepada siswa seperti pada pertemuan pertama,
dilanjutkan dengan guru memberikan masalah kepada siswa untuk
mencari jawaban sementara setelah itu siswa di suruh untuk
mencari pasangan dalam kelompoknya (sesuai dengan kelompok
pada pertemuan sebelumnya). Pada saat kegiatan ini keadaan siswa
sudah sedikit berbeda tidak seperti pada pertemuan pertama,
dimana siswa sudah tidak merasa kebingungan dengan
kelompoknya dan sudah mulai membiasakan bekerja dalam
kelompok. Dan guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
untuk membahas masalah tersebut dan setiap kelompok
mempresentasikan jawaban masing-masing kelompok secara acak.
Kemudian siswa mengerjakan LKS secara berkelompok.

Dalam proses diskusi berlangsung guru berkeliling
mengamati siswa dan menjawab apabila ada kelompok yang
kurang jelas. Pada saat diskusi siswa diberi masalah dan disuruh
untuk memikirkanya sejenak, pada saat itu masih terdapat siswa
yang kurang memperhatikan dan asyik main sendiri, namun hal ini
dapat diantisipasi dengan cara guru memberikan motivasi agar
siswa dan mengingatkan siswa agar tidak ramai sendiri. Dan pada
waktu diskusi dengan masing-masing kelompok sebagian siswa
sudah mulai bisa bekerja sama, dan sebagian siswa juga merasa
senang dengan berdiskusi semacam ini karena sudah terbiasa
dengan teman sebangku sehingga merasa enak diajak berdiskusi,
meskipun belum semua siswa mau diajak berdiskusi, dan malah
asyik ngobrol sendiri dengan teman sebangku, namun sudah ada
sedikit perubahan dari pertemuan yang pertama. Kendala yang lain
adalah masih adanya siswa yang merasa kesulitan dalam
mengerjakan dalam kerja kelompok karena tidak semua siswa
dalam sebangku memiliki kemampuan yang tinggi ada siswa yang
memiliki kemampuan yang sama-sama tinggi, ada yang sedang
sama sedang, bahkan ada yang kurang. Sehingga menyulitkan
siswa dalam memecahkan masalah dalam kelompok.
Pada kegiatan akhir guru menganalisis hasil kegiatan siswa,
LKS, dan bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran

yang telah dilaksanakan. Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk menanyakan materi yang belum jelas di tutup dengan salam.
Sebelum pelajaran berakhir peneliti melakukan tanya jawab
dengan beberapa siswa tentang proses belajar mengajar yang baru
dilakukan dengan menggunakan strategi kooperatif model think-
pair-share. Berikut hasil wawancara responden dengan siswa:
Saya menyukai strategi ini karena bisa berdiskusi
memecahkan soal matematika dengan teman apalagi dengan teman
sebangku karena sudah akrab maka menjadi mudah, karena
kadang-kadang soal matematika itu sulit jadi kalau berdiskusi akan
menjadi lebih mudah dalam menyelesaikanya, dan guru dalam
menerangkan sudah baik, dan saya faham dengan materi yang
dijelaskan, hanya kadang-kadang kurang bisa jika soalnya sulit.
69


Saya suka dengan strategi ini karena saya memang suka
dengan pelajaran matematika, akan menjadi lebih faham lagi
karena bisa tanya teman bila ada soal yang sulit dan bisa saling
berbagi pengalaman.
70


Saya suka dengan strategi ini karena selama ini saya
masih belum begitu hafal dengan perkalian jadi kalau bekerja
dengan teman saya bisa hafalan perkalian dengan menyuruh teman
menanyakan dan saya menjawabnya, selain itu saya bisa minta
bantuan apabila saya kesulitan mengerjakan soal.
71













69
Wawancara dengan Auliya Rahma Habibah siswa kelas IV peringkat 1 dari 26 siswa, (31
Agustus 2009, Jam 09.30, di Ruang Kelas IV)

70
Wawancara dengan Ani Fikriyati Ulfa siswa kelas IV peringkat 2 dari 26 siswa, (31 Agustus
2009, Jam 09.30, di Ruang Kelas IV).

71
Wawancara dengan Miftahul Rizki siswa kelas IV. (31 Agustus 2009, Jam 09.30, di Ruang
Kelas IV).

Tabel 4.5
Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa
Terhadap KBM Menggunakan Strategi Kooperatif
model Think-Pair-Share Siklus I Pertemuan II

No Kriteria penilaian Frekwensi
1. 20 25 (sangat tinggi/sangat antusias) 11
2. 15 19 (tinggi/ antusias ) 13
3. 10 14 (rendah/kurang antusias) 2
4. 5 9 (sangat rendah/tidak antusias) 0


3). Refleksi
Pada kegiatan siklus I pertemuan kedua, menunjukkan tidak
ada permasalahan pada perencanaan tindakan, karena telah
terlaksanan sesuai dengan rencana. Pada pelaksanaan tindakan
menunjukkan bahwa siswa sudah mulai terbiasa dengan kerja
kelompok, namun masih ada beberapa kelompok khususnya anak
laki-laki yang kurang memperhatikan, dan ramai sendiri. Jika
dilihat dari hasil belajar dan penilaian individu dan kelompok ada
sedikit peningkatan terhadap antusias siswa dalam melakukan
pembelajaran matematika dengan strategi kooperatif model think-
pair-share ini siswa sudah agak mulai senang dan terbiasa belajar
bersama dan saling bertukar pendapat dengan teman terlebih
dengan teman sebangku karena sudah terbiasa dan sudah cukup
akrab, meskipun masih adanya kelompok yang merasa kesulitan
dalam mengerjakan soal. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian
sikap siswa yang sangat antusias sudah mulai meningkat yang

sebelumnya pada pertemuan pertama sebanyak 3 siswa sekarang
menjadi 11 siswa. .
Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa dapat dilihat
bahwa siswa mulai senang dan terbiasa dengan strategi ini dan
mereka pada umumnya menyukainya karena bisa saling bertukar
pendapat dan berdiskusi dengan teman dan apabila ada soal yang
kurang dimengerti atau sulit bisa saling berdiskusi dan
memecahkan masalah bersama sehingga menjadi lebih mudah
dalam menyelesaikan soal.
2. Siklus II
a. Paparan Data Siklus 1I Pertemuan I
1). Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua pertemuan pertama
ini siswa lebih difokuskan untuk melakukan latihan-latihan soal
tentang penyelesaian masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
KPK dan FPB dengan kerja kelompok sesuai dengan pada
kelompok pada pertemuan sebelumnya, dan mempresentasikan
hasil diskusi kelompok.
Sumber yang digunakan adalah buku Matematika kelas IV
dari berbagai penerbit, LKS, pengalaman siswa. Bahan-bahan yang
dipersiapkan adalah seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya
yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan untuk
melihat hasil belajar yang di capai siswa di gunakan instrumen

pedoman observasi sikap siswa selama proses KBM dengan
menggunakan strategi koperatif model think-pair-share dan
pengamatan terhadap aktivitas kelompok selama proses
pembelajaran berlangsung.
2). Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan yang pertama
ini dilaksanakan pada tanggal 2 September 2009. Pada kegiatan
awal guru seperti biasa mengucapkan salam, menanyakan keadaan
siswa, dan atas dasar hasil refleksi yang mengharuskan guru untuk
lebih sering memberikan motivasi siswa, maka sebelum dimulai
pada kegiatan inti guru memberikan masukan-masukan dan
motivasi kepada siswa supaya mereka termotivasi, kemudian guru
menanyakan kepada siswa tentang pelajaran sebelumnya dan
mengaitkanya dengan materi yang akan dipelajari.
Sebelum pelajaran dimulai untuk menambah motivasi siswa
agar tidak tegang guru mengajak siswa dengan sedikit permainan
dengan gerak badan, kemudian pada kegiatan inti guru
menjelaskan secara singkat materi penyelesaian masalah sehari-
hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB, guru menyampaikan
informasi mengenai pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share
kepada siswa, seperti pada pertemuan sebelumnya dilanjutkan
dengan guru memberikan masalah kepada siswa agar siswa
mencari jawaban sementara dan guru memberikan waktu kepada

siswa untuk memikirkanya setelah itu siswa di suruh untuk
mencari pasangan dalam kelompoknya (sesuai dengan kelompok
pada pertemuan sebelumnya). Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok untuk membahas masalah tersebut dan secara
acak masing-masing kelompok mempresentasikan hasil jawaban
kelompok kepada semua teman dikelas dan kelompok yang lain
menanggapinya. Pada tahap ini tingkat motivasi belajar dan
antusiame tiap-tiap siswa mulai nampak terlihat, mereka sudah bisa
diajak bekerja sama untuk menyelesaikan tugas namun kendalanya
adalah soal yang diberikan adalah KPK dan FPB yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari yaitu soal dalam bentuk soal cerita
sehingga siswa merasa sulit dalam memahaminya dan masih
merasa bingung dengan maksud dari soal. Pada tahap ini guru juga
memberikan motivasi supaya mereka lebih giat lagi dalam belajar
bersama, guru berkeliling pada tiap-tiap kelompok untuk
memantau dan membantu, memberikan arahan apabila ada
kesulitan. Secara umum dapat terlihat antusiasme msiswa dalam
belajar, namun masih ada juga siswa yang tidak bisa diam duduk
manis mengerjakan dan malah menganggu temanya yang sedang
mengerjakan, untuk itu guru memberikan peringatan dan apabila
masih dilakukan lagi akan mendapat hukuman yaitu disuruh
mengerjakan soal di depan kelas.

Untuk menambah semangat guru memberikan penghargaan
pada kelompok yang presentasi dan yang menanggapi hasil
presentasi dengan memberikan nilai tambahan. Pada saat siswa
mempresentasikan hasil diskusinya masih banyak siswa yang tidak
bisa dan kurang faham dengan soal yang diberikan dalam bentuk
soal cerita. Untuk itu guru memberikan pemahaman lagi mengenai
cara meyelesaikan soal cerita pada siswa. Pada kegiatan akhir guru
menganalisis hasil kegiatan siswa, dan bersama-sama siswa
menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru
memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan materi
yang belum jelas di tutup dengan salam. Berikut ini hasil
wawancara dengan beberapa siswa:
Saya senang dengan strategi ini karena membuat saya bisa
bertanya pada teman kalau ada kesulitan dalam pelajaran ini,
karena bila bertanya pada teman yang mengerti lebih enak karena
sudah akrab sehingga bisa lebih leluasa dalam bertanya, selain itu
saya menjadi lebih faham.
72


Saya suka dengan strategi ini karena saya bisa menjadi
lebih faham pada materi yang diberikan, dan saya bisa
mengerjakan soal yang diberikan.dan saya menjadi lebih menyukai
pelajaran matematika.
73


Saya menyukai strategi ini karena biasanya dalam
mengerjakan soal saya merasa kesulitan karena kurang faham dan
soalnya sulit, namun dengan strategi ini saya bisa bertanya dan
saling berdiskusi apabila ada soal yang tidak bisa dikerjakan. Saya
merasa kesulita pada soal yang diberikan karena soalnya dalam
bentuk soal cerita.
74


72
Wawancara dengan Ifa Kifayatul Achyar, siswa kelas IV (2 September 2009, Jam 08.30.
diruang kelas IV).

73
Wawancara dengan Putri Alfira D siswa kelas IV (2 September 2009, di ruang kelas IV).

74
Wawancara dengan Dwiki Rahman Hadi siswa kelas IV (2 September 2009, diruang kelas
IV)

Tabel 4.6
Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa terhadap KBM
Menggunakan Strategi Kooperatif
model Think-Pair-Share Siklus II Pertemuan I

No Kriteria penilaian Frekwensi
1. 20 25 (sangat tinggi/sangat antusias) 14
2. 15 19 (tinggi/ antusias ) 10
3. 10 14 (rendah/kurang antusias) 2
4. 5 9 (sangat rendah/tidak antusias) 0

3). Refleksi
Pada kegiatan siklus II pertemuan I, menunjukkan tidak ada
permasalahan pada perencanaan tindakan, karena telah terlaksana
sesuai dengan rencana. Pada pelaksanaan tindakan menunjukkan
bahwa siswa sudah senang dengan strategi yang diterapkan. Jika
dilihat dari hasil belajar dan penilaian individu dan kelompok ada
peningkatan terhadap antusias siswa dalam melakukan
pembelajaran matematika dengan strategi kooperatif model think-
pair-share ini. Siswa sudah mulai senang belajar bersama dan
berdiskusi bersama, namun masih ada beberapa siswa yang kurang
faham dengan materi yang di berikan guru sehingga dalam
pelaksanaanya masih kesulitan dalam mengerjakan soal karena
pada materi ini siswa di berikan soal yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari yang mengandung dan berkaitan dengan
KPK dan FPB, siswa mengalami kesulitan karena soal dalam
bentuk soal cerita sehingga siswa benar-benar harus faham dan
mengerti apa isi dari soal tersebut dan siswa biasanya masih

bingung dengan soal yang diberikan karena dalam bentuk uraian
kata-kata, bagi siswa yang tidak faham dengan perintah soal maka
akan salah dalam mengerjakannya.
Dilihat dari hasil penilaian sikap siswa, antusias siswa terhadap
strategi yang diterapkan sudah cukup antusias bahkan sudah
banyak yang sangat antusias namun seperti yang di sebutkan diatas
masih banyak siswa masih bingung dengan soal yang diberikan
karena dalam bentuk soal cerita. Dari 26 siswa, siswa yang sangat
antusias berjumlah 14 siswa
b. Paparan Data Siklus II Pertemuan II
1). Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua pertemuan kedua ini
siswa lebih difokuskan untuk melakukan latihan-latihan soal
tentang penyelesaian masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
KPK dan FPB yang masih berkaitan pada siklus kedua pertemuan
pertama untuk lebih memantapkan lagi pemahaman siswa tentang
KPK dan FPB khususnya tentang soal cerita karena pada
pertemuan yang pertama pada siklus kedua masih banyak siswa
yang kurang faham dan merasa kesulitan dalam mengerjakan soal
cerita pelaksanaannya tetap yaitu dengan kerja kelompok sesuai
dengan pada kelompok pada pertemuan sebelumnya, dan
mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

Sumber yang digunakan adalah masih tetap sama yaitu buku
Matematika kelas IV dari berbagai penerbit, LKS, pengalaman
siswa. Dan untuk melihat hasil belajar yang di capai siswa di
gunakan instrumen pedoman observasi siswa selama proses KBM
dengan menggunakan strategi koperatif model think-pair-share dan
pengamatan terhadap aktivitas kelompok selama proses
pembelajaran berlangsung.
2). Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan yang kedua ini
dilaksanakan pada tanggal 7 September 2009. seperti pada
pertemuan-pertemuan sebelumnya pada kegiatan awal guru
mengucapkan salam, menanyakan keadaan siswa, dan memotivasi
siswa, menanyakan kepada siswa tentang pelajaran sebelumnya
dan mengaitkanya dengan materi yang akan dipelajari.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan secara singkat materi yaitu
tentang penyelesaian masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
KPK dan FPB yang masih serupa dengan pertemuan pada
sebelumnya yaitu untuk lebih memantapkan pemahaman siswa
tentang materi yang telah diajarkan terlebih lagi tentang soal cerita,
kemudian seperti biasanya sebelum memberikan soal guru
menyampaikan informasi mengenai pembelajaran kooperatif model
think-pair-share kepada siswa, seperti pada pertemuan sebelumnya
dilanjutkan dengan guru memberikan masalah kepada siswa agar

siswa mencari jawaban sementara dan guru memberikan waktu
kepada siswa untuk memikirkanya setelah itu siswa di suruh untuk
mencari pasangan dalam kelompoknya (sesuai dengan kelompok
pada pertemuan sebelumnya).
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk
membahas masalah tersebut dan secara acak masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil jawaban kelompok kepada
semua teman dikelas dengan maju mengerjakan di papan tulis dan
kelompok yang lain menanggapinya. Pada tahap ini siswa terlihat
sudah banyak yang antusias bahkan dapat dikatakan hampir
sebagian siswa semua antusias dalam mengikuti pelajaran
matematika, walaupun masih satu atau dua siswa yang masih ramai
sendiri, dalam mengerjakan soal yang diberikan masing-masing
kelompok sudah aktif dan terlihat begitu menghayati soal dan kerja
sama antar siswa sudah bisa berjalan. Mereka sudah terbiasa untuk
mengungkapkan pendapatnya dan semangat antar kelompok untuk
saling mengajukan pertanyaan sudah nampak adanya peningkatan,
antara kelompok satu dengan yang lainya dalam menjawab soal
juga saling berebut, meskipun masih ada salah satu kelompok
yang salah dalam menjawab soal dan pertanyaan yang diberikan
dan guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang
berbeda jawaban untuk memberikan jawaban kelompoknya,

kemudian guru memberikan kesimpulan dari jawaban dari
beberapa kelompok dan meluruskan jawaban yang salah.
Untuk menambah semangat guru memberikan penghargaan
pada kelompok yang presentasi dan yang menanggapi hasil
presentasi dengan memberikan nilai tambahan. Pada saat diskusi
berlangsung guru berkeliling sambil mengamati siswa dan
menjawab apabila ada kelompok yang kurang jelas. Pada kegiatan
akhir guru menganalisis hasil kegiatan siswa, dan bersama-sama
siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan
materi yang belum jelas di tutup dengan salam dan pemberian
saran-saran dan motivasi sebelum mengakhiri pertemuan peneliti
mengadakan wawancara dengan siswa tentang kesan siswa
terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Setelah saya mengikuti pelajaran dengan menggunakan
strategi ini pelajaran menjadi menyenangkan karena saya sedikit
demi sedikit menjadi mengerti dan menjadi menyukai pelajaran ini
karena sebelumnya saya merasa kesulitan jika mengikuti pelajaran
karena jika diberi soal saya merasa kesulitan tapi setelah
menggunakan stategi ini saya bisa lebih mengerti karena bisa di
diskusikan dan di selesaikan bersama teman .
75


Saya menyukai strategi ini karena saya menjadi lebih mudah
mengerjakan soal karena saya bisa bertanya kepada teman apabila
ada soal yang kurang saya mengerti dan bisa saling bertukar
pendapat.
76




75
Wawancara dengan Nadya Firda R, siswa kelas IV (7 September 2009, Jam 08.30. diruang
kelas IV).

76
Wawancara dengan Muhammad Ridwan siswa kelas IV (7 September 2009, Jam 08.30.
diruang kelas IV).


Tabel 4.7
Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa terhadap
KBM Menggunakan Strategi Kooperatif
model Think-Pair-Share Siklus II Pertemuan II

No Kriteria penilaian Frekwensi
1. 20 25 (sangat tinggi/sangat antusias) 23
2. 15 19 (tinggi/ antusias ) 3
3. 10 14 (rendah/kurang antusias) 0
4. 5 9 (sangat rendah/tidak antusias) 0

3). Refleksi
Pada kegiatan siklus II pertemuan kedua, menunjukkan
tidak ada permasalahan pada perencanaan tindakan, karena telah
terlaksanan sesuai dengan rencana. Pada pelaksanaan tindakan
menunjukkan bahwa siswa sudah senang dengan strategi yang
diterapkan. Jika dilihat dari hasil belajar dan penilaian individu dan
kelompok ada peningkatan terhadap antusias siswa dalam
melakukan pembelajaran matematika dengan strategi kooperatif
model think-pair-share ini. Siswa sudah senang belajar bersama
dan berdiskusi bersama, dan sudah mulai mengerti tentang materi
yang diberikan dan dalam mengerjakan soal sudah mulai tidak
kesulitan karena pada pertemuan sebelumnya sudah di jelaskan
sehingga pada pertemuan ini siswa lebih di mantapkan lagi
mengenai cara mengerjakan soal dalam bentuk soal cerita yang
berkaitan dengan KPK dan FPB. Selain itu siswa bisa saling
berdiskusi bersama teman untuk memecahkan permasalahan yang
di hadapi dan saling melengkapi jika ada yang kurang faham

sehingga memudahkan siswa dalam memahami soal yang
dikerjakan.
Jika dilihat dari penilaian sikap siswa terhadap strategi ini
antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran matematika sudah
sangat baik sudah sebagian besar siswa sangat antusias dalam
mengikuti pelajaran ini, yaitu ada 23 siswa sangat antusias
sedangkan untuk siswa yang kurang antusias sudah tidak ada. Bila
dilihat dari hasil tersebut maka terjadi peningkatan antusiasme dan
motivasi siswa terhadap mata pelajaran ini yaitu dengan
menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share ini.

C. Temuan Penelitian
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada siklus pertama peneliti menetapkan dua kali pertemuan
sebagai kegiatan pembelajaran yaitu setiap kali pertemuan 2x35 menit.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk meningkatkan motivasi belajar
matematika dan memberikan pemahaman secara garis besar kepada
siswa tentang konsep KPK dan FPB.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama ini
pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2009 dan
pertemuan kedua pada tanggal 31 Agustus 2009. Pada pertemuan

pertama ini siswa masih merasa bingung dalam memahami instruksi
atau penjelasan dari guru mengenai strategi yang akan dilakukan yaitu
kebanyakan siswa masih belum mengerti dan belum mengenal dengan
strategi yang digunakan. Dan dalam melaksanaan kegiatan
pembelajaran terlihat siswa masih merasa kesulitan dalam megerjakan
soal karena masih adanya siswa yang belum hafal dengan perkalian
dan pembagian, motivasi dan antusiasme siswa masih perlu
ditingkatkan lagi, karena masih adanya siswa yang ramai sendiri pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Interaksi antar guru dengan
siswa sudah cukup baik namun interaksi antara siswa dengan siswa
lainya dalam kelompok masih mengalami kendala yaitu siswa belum
terbiasa dengan kerja kelompok dan masih adanya siswa yang ramai
sendiri apabila bekerja dalam kelompok. Indikator keberhasilan yang
dicapai siswa adalah pada pertemuan yang kedua siswa sudah mulai
membiasakan diri untuk bekerja kelompok dan interaksi siswa dengan
kelompok sudah mulai terjalin baik.
c. Tahap Pengevaluasian
Evaluasi pada siklus pertama dalam penelitian ini dilakukan pada
tiap pertemuan setelah proses pembelajaran berlangsung yaitu dengan
membagikan lembar observasi sikap siswa terhadap strategi
pembelajaran menggunakan kooperatif model think-pair-share. Untuk
mengetahui sejauh mana pengembangan metode yang sedang
dikembangkan telah berhasil sesuai dengan yang direncanakan.

Dari hasil evaluasi soal pretest dapat diketahui bahwa tingkat
pemahaman siswa kelas IV MI Islamiayah Banjarpoh Pulorejo Ngoro
Jombang tentang konsep KPK dan FPB masih tergolong rendah yaitu
hanya mencapai nilai rata-rata kelas 56. pada pertemuan pertama
antusiasme siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan strategi
kooperatif model think-pair-share ini masih sedikit sekali yaitu yang
sangat antusias hanya sebanyak 3 siswa dan pada pertemuan yang
kedua sudah mulai adanya peningkatan yaitu siswa yang sangat
antusias meningkat menjadi 11 siswa. Maka untuk pertemuan-
pertemuan selanjutnya masih perlu adanya pemberian motivasi lagi
kepada siswa agar lebih termotivasi dan antusias dalam mengikuti
pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi kooperatif
model think-pair-share.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada siklus kedua peneliti menetapkan dua kali pertemuan
sebagai kegiatan pembelajaran yaitu setiap kali pertemuan 2x35 menit.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk meningkatkan motivasi belajar
matematika dan memberikan pemahaman secara garis besar kepada
siswa tentang pemahaman soal sehari-hari yang berkaitan dengan KPK
dan FPB.



b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua ini
pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 2 September 2009 dan
pertemuan kedua pada tanggal 7 September 2009. Pada pertemuan
pertama ini siswa masih merasa bingung dalam memahami penjelasan
materi dari guru mengenai penyelesaian soal sehari-hari yang berkaitan
dengan KPK dan FPB yaitu kebanyakan siswa masih belum mengerti
dengan maksud dari soal karena soal dalam bentuk soal cerita sehingga
siswa harus benar-benar faham dengan maksud dari soal tersebut.
Waktu kurang panjang jadi dalam penerapanya kurang maksimal
karena soal dalam bentuk soal cerita sehingga siswa lebih banyak
membutuhkan waktu lagi dalam memahami soal.
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa terlihat masih
merasa kesulitan dalam megerjakan soal karena masih adanya siswa
yang belum mengerti dengan apa yang harus dikerjakan, ssiwa masih
merasa bingung dengan pengerjaan soal karena kurang faham dengan
maksud perintah soal. Interaksi antar guru dengan siswa sudah cukup
baik dan interaksi antara siswa dengan siswa lainya dalam kelompok
sudah mulai terjalin dengan baik dan sudah mulai terbiasa namun
tetap masih adanya siswa yang ramai sendiri apabila bekerja dalam
kelompok. Indikator-indikator keberhasilan yang dicapai siswa pada
pertemuan ini adalah siswa sudah mulai membiasakan diri untuk
bekerja kelompok dan sudah mulai faham dengan maksud dan perintah

dari soal karena bentuk soal sama seperti pada pertemuan pertama dan
untuk ini lebih sebagai pemantapan soal, siswa terlihat lebih aktif
dalam proses pembelajaran, peningkatan motivasi dan atusiasme siswa
nampak terlihat pada lembar observasi sikap yang meningkat dari
siklus I ke siklus ke II.
c. Tahap Pengevaluasian
Evaluasi pada siklus kedua dalam penelitian ini dilakukan pada
tiap pertemuan setelah proses pembelajaran berlangsung seperti pada
siklus yang pertama yaitu dengan membagikan lembar observasi sikap
siswa terhadap strategi pembelajaran menggunakan kooperatif model
think-pair-share. Untuk mengetahui sejauh mana pengembangan
metode yang sedang dikembangkan telah berhasil sesuai dengan yang
direncanakan.
Dari hasil evaluasi lembar penilaian observasi sikap siswa
terhadap pembelajaran dengan menggunakan strategi kooperatif model
think-pair-share ini dapat diketahui bahwa pada pertemuan pertama
antusiasme siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan strategi
kooperatif model think-pair-share ini ada peningkatan pada saat siklus
pertama yaitu pada pertemuan yang pertama sebanyak 14 siswa dan
pada pertemuan yang kedua sudah mulai adanya peningkatan yaitu
siswa yang sangat antusias meningkat menjadi 23 siswa, dan untuk
siswa yang kurang antusias sudah tidak ada.

Penerapan strategi kooperatif model think-pair-share pada siklus
kedua pertemuan yang kedua sudah berhasil dengan baik, penerapan
kooperatif model think-pair-share terbukti dapat meningkatkan
motivasi belajar matematika siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh
Pulorejo Ngoro Jombang, dengan indikator keberhasilan yang dicapai
adalah pada saat pembelajaran dengan strategi kooperatif model think-
pair-share, siswa terlihat sudah lebih bersemangat dan antusias, siswa
terlihat lebih aktif, peningkatan motivasi belajar siswa sudah nampak
pada lembar observasi sikap siswa yaitu siswa yang kurang antusias
sudah tidak ada.
Dengan demikian, peneliti menilai bahwa penelitian ini sudah
cukup dan tidak perlu dilanjutkan lagi pada siklus selanjutnya. Hal ini
atas pertimbangan bahwa hasil dari siklus II sudah meningkat, artinya
dapat dilihat bahwa dari siklus I ke siklus II peningkatan motivasi
belajar dapat meningkat dengan baik.









BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Perencanaan
Parencanaan pembelajaran dalam penelitian ini terdiri dari 2 siklus 4 kali
pertemuan, siklus pertama terdiri dari dua kali pertemuan dan siklus kedua
juga dua kali pertemuan. Pada siklus pertama dirancang untuk memberikan
pemahaman kepada siswa tentang konsep KPK dan FPB, dan untuk siklus
kedua dirancang untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang cara
penyelesaian soal tentang masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan
FPB. Dengan menerapkan strategi kooperatif model think-pair-share dan
mempresentasikan hasil diskusi kelompok tersebut. Untuk sumber yang
digunakan dalam pembelajaran adalah buku matematika kelas IV dari
berbagai macam penerbit, kurikulum, standar kompetensi dan pengalaman
siswa. Sedangkan untuk mengetahui hasil pembelajaran dan minat siswa
terhadap mata pelajaran ini di gunakan instrumen penilaian individu dan
kelompok berupa pedoman pengamatan selama proses pembelajaran
berlangsung dan berupa angket.
Dalam observasi awal dan dari wawancara dengan guru mata pelajaran
matematika dapat diketahui bahwa siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh
Pulorejo Ngoro Jombang kondisi pembelajaran matematika masih cenderung
pasif dimana selama ini guru hanya menggunakan metode ceramah dan
penugasan. Dan siswa banyak yang kurang menyukai pelajaran matematika
karena menganggap mata pelajaran ini sulit.

B. Pelaksanaan
Setelah mengetahui kondisi awal MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo
Ngoro Jombang khususnya siswa kelas IV maka dalam pelaksanaan
pembelajaran diterapkan strategi kooperatif model think-pair-share pada
pembelajaran matematika, kelas dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan
siswa bekerja dalam pasang-pasangan untuk berdiskusi dalam memecahkan
masalah. Menurut Wina Sanjaya diskusi merupakan proses pembelajaran
melalui interaksi dalam kelompok
77
.
Pada siklus pertama pertemuan pertama yang dilakukan pada tanggal
26 Agustus 2009 dapat diketahui bahwa masih banyak siswa yang merasa
bingung dengan materi yang telah diberikan dan belum terbiasa dengan
pembentukan kelompok, selain itu kendala yang lain adalah masih adanya
siswa yang kurang hafal tentang perkalian atau pembagian karena materi ini
masih menyangkut tentang perkalian dan pembagian sehingga siswa masih
merasa bingung dan kesulitan dalam mengerjakan soal yang di berikan guru.
Pada siklus pertama pertemuan kedua penelitian tetap difokuskan pada
pembelajaran dengan menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share
untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas IV.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana sistem
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6


77
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hlm. 106

orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah
dalam belajar.
78

Dengan pembelajaran kooperatif siswa di dorong untuk bekerja sama,
mengemukakan pendapat dan saling tolong-menolong, sehingga
memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan
demokratis. Sebagaimana menurut Sharan, siswa yang belajar dengan
menggunakan metode cooperative learning akan memiliki motivasi yang
tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebaya.
79
Selain itu menurut
Lie mengungkapkan bahwa banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran
oleh teman sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif dari pada pengajaran
oleh guru.
80

Model think-pair-share adalah salah satu dari jenis pembelajaran
kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi
think-pair-share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu
tunggu.
81
Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir
sendiri dan bekerja sama dengan orang lain.
Pada pelaksanaan siklus kedua pertemuan pertama yang dilaksanakan
pada tanggal 2 September 2009 dapat diketahui bahwa kondisi pembelajaran
bisa lebih baik lagi karena siswa sudah terbiasa dengan pembentukan
kelompok dan siswa merasa senang jika berdiskusi dengan teman untuk


78
Isjoni, op.cit., hlm. 15

79
Ibid., hlm. 23

80
Ibid., hlm. 45

81
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik (Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher, 2007), hlm. 61

memecahkan masalah yang dianggap mereka sulit. Sehingga pembelajaran
dapat berlangsung dengan baik. Selain itu guru telah melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan pada rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) bersama peneliti. Motivasi siswa sudah
mulai mengalami peningkatan yang cukup baik, dan kerja sama dengan
kelompok sudah mulai ada, namun hal ini dirasa masih perlu adanya
peningkatan lagi maka penelitian tetap dilanjutkan.
Menyikapi hasil pelaksanaan dari siklus kedua pertemuan pertama maka
pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan yang kedua yang dilaksanakan pada
tanggal 7 September 2009 yaitu tetap menggunakan stategi kooperatif model
think-pair-share pada pembelajaran matematika, dengan diterapkanya strategi
ini diharapkan dapat lebih meningkatkan lagi motivasi belajar matematika
siswa kelas IV. Dengan menerapkan strategi kooperatif model think-pair-
share ini maka dapat membantu siswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran, yaitu siswa diberi kesempatan untuk melibatkan diri secara
aktif dalam pembelajaran, siswa diberikan kesempatan untuk memikirkan
sendiri dan secara kelompok tentang permasalahan atau soal yang telah
diberikan oleh guru. Pembelajaran kooperatif kelompok kecil menawarkan
kesempatan kepada semua anggota untuk bisa berhasil dalam matematika (dan
dalam pelajaran yang lain). Masalah-masalah matematika disesuaikan dengan
diskusi kelompok kooperatif karena mempunyai solusi yang bisa ditunjukkan
secara obyektif.
82
Masalah- masalah matematika sering kali bisa dipecahkan


82
Shlomo Sharan, op.cit., hlm. 347

melalui beberapa pendekatamn berbeda, dan para siswa secara berkelompok
bisa mendiskusikan manfaat dari solusi yang berbeda-beda itu.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan
strategi kooperatif model think-pair-share ini mempunyai kelebihan yaitu
situasi proses belajar menjadi lebih menyenangkan, mendorong siswa untuk
berfiikir dan berkreasi atas inisiatif sendiri, dan siswa dapat berdiskusi dengan
teman mereka, siswa menjadi lebih faham dengan materi pelajaran dimana
siswa menjadi lebih aktif dan pengajaran berubah dari teacher centered
menjadi student centered.
Ketika siswa bekerja secara kooperatif, mereka mempelajari berbagai hal
dalam sekali waktu, yaitu ketrampilan interaksi interpersonal, seperti
mendengarkan dan mencoba memahami sudut pandang orang lain,
ketrampilan akademik, seperti membaca, menulis, berhitung berpendapat, dan
memahami proses dan konsep-konsep disiplin akademik (sains, sastra,
matematika dan sebagainya). Sehingga dengan strategi kooperatif model
think-pair-share ini siswa lebih mudah dalam membangun pemahaman suatu
materi dalam kegiatan belajar mengajar.
Setelah siklus kedua dilaksanakan dapat diketahui bahwa penerapan
strategi kooperatif model think-pair-share dapat meningkatkan motivasi
belajar matematika siswa kelas IV. Dari pelaksanaan siklus I dan siklus II
dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada tingkat antusiasme dan
motivasi siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi
kooperaif model think-pair-share ini. Siswa lebih bersemangat dan aktif

dalam mengikuti pembelajaran matematika dan dari lembar observasi sikap
siswa terhadap kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi
kooperatif model think-pair-share terbukti mengalami peningkatan dari setiap
siklus. Hal ini dapat ditandai dengan antusiasme siswa dalam mengikuti
pembelajaran, dengan indikator keberhasilanya siswa tampak bersemangat
dalam mengerjakan tugas yang diberikan, tampak senang selama mengikuti
pembelajaran, terjalin kerja sama yang baik antar anggota kelompok.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang
tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan
aktivitas belajar.
83
Dalam pembelajaran motivasi sangat diperlukan,
sebagaiman menurut Oemar Hamalik motivasi mendorong timbulnya
kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan.
84
Sehingga motivasi
mempunyai fungsi mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan,
mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan, dan
sebagai penggerak, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya
suatu perbuatan.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
penerapan strategi kooperatif model think-pair-share dapat meningkatkan
motivasi belajar matematika siswa kelas IV, dan dapat menumbuhkan sikap
saling menghargai pendapat, sikap saling tolong-menolong sesama teman. Hal
ini sesuai dengan Firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Maidah Ayat 2
yaitu:


83
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm. 115

84
Oemar hamalik, op.cit., hlm. 175

.. #$? ? 99# )G9# #$? ? O}# `9# #)?# !# ) !#
>$)9#

Artinya :...........dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat
berat siksa-Nya.
85


Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa betapa pentingnya kerja sama dan
tolong-menolong dalam hal kebaikan, strategi kooperatif merupakan salah satu
bentuk pembelajaran yang menekankan adanya kerja sama dan menghargai
pendapat orang lain.

C. Penilaian
Evaluasi pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan pada tiap
pertemuan setelah proses pembelajaran berlangsung untuk menentukan sejauh
mana strategi yang sedang dikembangkan telah berhasil sesuai dengan yang
direncanakan dan untuk mengetahui sejauh mana sikap siswa apakah
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran matematika. Dari hasil evaluasi
dapat dibuktikan bahwa penerapan strategi kooperatif model think-pair-share
dapat meningkatkan motivasi siswa terhadap mata pelajaran matematika yang
pada awalnya mereka merasa kurang menyukai karena menganggap mata
pelajaran ini sulit. Dengan strategi ini setidaknya dapat mengubah pemikiran
siswa tentang pelajaran matematika tidak menyenangkan menjadi


85
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-quran dan Terjemahnya (Solo: Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri), hlm. 106

menyenangkan sehingga siswa menjadi berminat dan termotivasi untuk
mengikuti pelajaran ini yaitu terbukti dengan meningkatnya sikap siswa
terhadap pembelajaran dengan strategi ini yaitu dari data lembar pengamatan
penilaian sikap dan angket.
Pada siklus pertama pertemuan kedua siswa yang sangat antusias
meningkat menjadi 11 siswa dari 26 siswa yang sebelumnya hanya 3 siswa.
Untuk siswa yang kurang antusias berkurang yaitu menjadi 2 siswa. Pada
siklus yang kedua pertemuan kedua tidak ada siswa yang kurang antusias
dalam proses pembelajaran, untuk siswa yang sangat antusias meningkat
menjadi 23 siswa dan siswa yang cukup antusias hanya 3 siswa. Hasil nilai
pretes siswa rata-rata nilai 56, sedangkan pada hasil nilai postes meningkat
menjadi rata-rata nilai 66 dari 26 siswa.












BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Proses perencanaan pembelajaran menggunakan strategi kooperatif model
think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika pada
siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang
difokuskan siswa untuk mempelajari konsep KPK dan FPB dengan
menerapkan strategi kooperatif model think-pair-share ini dengan
mengerjakan lembar kegiatan (soal-soal latihan) secara kelompok dan
mempresentasikannya. Langkah awal perencanaan tindakan ini adalah
menetapkan materi pembelajaran, mengembangkan silabus, menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran, menyusun instrumen pengumpulan
data yang meliputi instrumen observasi untuk mengamati guru dalam
pelaksanaan pembelajaran, instrumen lembar observasi dan angket untuk
mengetahui sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran.
2. Proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi kooperatif model
think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika pada
siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pada siklus I
pertemuan pertama dan kedua siswa bekerja dalam kelompok untuk
menyelesaikan soal tentang KPK dan FPB, dilanjutkan dengan
mempresentasikan hasil pekerjaan dan diskusi kelompok. Pada siklus II

pertemuan pertama dan kedua guru dan peneliti memfasilitasi siswa untuk
bekerja dalam kelompok dalam meyelesaikan soal sehari-hari yang
berkaitan dengan KPK dan FPB serta mempresentasikan hasil pekerjaan
dan diskusi pada seluruh siswa di kelas.
3. Proses evaluasi pembelajaran menggunakan strategi kooperatif model
think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika pada
siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang
dilakukan dengan menggunakan instrumen observasi dari setiap siklus
yaitu pada setiap pertemuan setelah pembelajaran berlangsung yaitu siswa
diberikan lembar observasi tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran
matematika yang telah dilakukan untuk diisi oleh masing-masing siswa
untuk menentukan sejauh mana strategi yang diterapkan telah berhasil
sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu juga dari hasil wawancara
dengan siswa.
Dari data hasil evaluasi dapat dibuktikan bahwa penerapan strategi
kooperatif model think-pair-share pada siswa kelas IV MI Islamiyah
Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang terbukti dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa terhadap pelajaran matematika yaitu terbukti dengan
meningkatnya antusiasme siswa terhadap palajaran matematika dilakukan
dengan strategi kooperatif model think-pair-share ini.




B. Saran
1. Bagi Siswa
Hendaknya siswa lebih aktif dan lebih banyak terlibat dalam kegitan
pembelajaran, tidak pasif menunggu informasi dari guru dan bisa berusaha
memperoleh pengalaman sebanyak mungkin bisa dari teman atau dari
sumber-sumber belajar yang lain, dapat menjalin komunikasi dan
kerjasama yang baik dalam kelompok agar dapat saling bertukar pendapat
tentang pengalaman belajar yang telah diperoleh. Selain itu yang paling
penting menanamkan sikap untuk tidak takut mengikuti pelajaran
khususnya pelajaran matematika dan tidak menganggap bahwa mata
pelajaran ini sulit, dapat berfikir bahwa pelajaran matematika dapat
menjadi pelajaran yang menyenangkan.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya tidak menggunakan pembelajaran yang monoton, dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan lebih bermakna
sehingga dapat menarik minat siswa terhadap pelajaran, banyak
menggunakan strategi atau metode yang sesuai agar pelajaran tidak
menjadi bosan. Guru dapat membuat suasana belajar menjadi hidup dan
menyenangkan dan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran yang sedang berlangsung.




DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta

Bahri, Syaiful Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka cipta.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

. 2004. Bahan aJar Evaluasi Pembelajaran Kumpulan Berbagai
Pedoman Evaluasi Pembelajaran dari Departemen Pendidikan Nasional. .
Malang : UIN Malang.

Depdiknas, 2006. Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup. Jakarta: Depdiknas

Dimyati dan Mudjiono. 2006 Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta

Fathurrohman, Pupuh, dkk. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Pendekatan
Konsep Umum & konsep islami.bandung : PT. Refika Aditama

Ghony, M Djunaidi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UIN-Malang
Press

Hasibuan, J.J dan Moedjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika. Malang : UM Press.

Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
Rosda Karya.

Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru.

Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta.

Lie, Anita. 2007. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang Ruang Kelas). Jakarta : PT.Grasindo

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Rosda
Karya


Muslich, Masnur. 2007. KTSP; Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: PT Bumi Aksara

Mulyana, Dedi. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Jakarata : Remaja Rosdakarya.

Pasaribu, L , Simanjuntak, B. 1986. Didaktik Dan Metodik. Badung : Tarsito

Prayana, Indra, 2004. Matematika 4. Bandung: Acarya Media Utama

Rusyan, Tabrani, A. 1994. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung
: Rosda Karya.

Sardiman. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar; Pedoman Bagi Guru
dan Calon Guru. Jakarta: CV Rajawali

Sharan, Shlomon. 2009. Handbook Of Cooperative Learning. Yogyakarta :
Imperium

Simanjuntak, Lisnawaty. 1993. Metode Mengajar Matematika 1. Jakarta: Rineka
Cipta.

Sinaga, Mangatur, dkk. 2004. Terampil Berhitung Matematika SD kelas IV.
Jakarta : Erlangga.

Sugiyono, 2009 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sumantri, Mulyani, Permana Johar. 1998/ 1999. Srategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (Primery Shcool Teacher Development Project).

Suprijono, Agus, 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Soenaryo, RJ. 2008. Matematika SD dan MI kelas 5. Surabaya: JePe Press Media
Utama (jawa pos group).

Suwarna. 2005. Pengajaran Micro Pendekatan Praktis Dalam Menyiapkan
Pendidik Profesional. Yogyakarta : Tiara Wacana.


Tim Pustaka Yustisia. 2007. Panduan Penyusun KTSP Lengkap; Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan SD, SMP, dan SMA. Yogyakarta: Pustaka
Yustisia

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.

Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif . Jakarta : Bumi Aksara

Wahidmurni. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang : UM Press

Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya

Yasin, A. Fattah. 2008. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN-Malang
Press




















Lampiran I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Siklus I Pertemuan I
Nama Sekolah : MI Islamiayah Banjarpoh Pulorejo Ngoro
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/I (satu)
Alokasi Waktu : 2X 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor kelipatan
persekutuan terbesar (FPB)
C. Indikator
1. Menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan
2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
KPK dan FPB
E. Materi Pembelajaran
Kelipatan dan faktor bilangan
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi Kelompok
4. Strategi Kooperatif Model think-pair-share
G. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)

Fase 1 : menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
a. Salam, berdoa dan menanyakan keadaan siswa serta memberi motivasi
belajar
b. Guru memberitahukan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran dan
materi yang akan dipelajari hari ini
c. Guru melakukan tanya jawab tentang pelajaran sebelumnya dan dikaitkan
dengan materi yang akan dipelajari
d. Guru memberikan soal pretes untuk mengetahui pengetahuan siswa
tentang Konsep kelipatan dan faktor.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
Fase 2: menyajikan informasi
(Think)
a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai konsep KPK dan FPB
b. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran koopertif dengan
model think-pair-share
c. Guru meminta siswa untuk membaca materi pokok dan memikirkan
mengenai contoh yang diberikan guru
Fase 3 : Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar
(Pair)
d. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari
4 orang siswa dan dalam bangku yang berdekatan.
Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar
e. Guru meminta tiap kelompok untuk mendiskusikan materi pokok
berdasarkan apa yang sudah dipikirkan oleh tiap masing-masing anggota
kelompok.
f. Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan materi pokok
Fase 5 : Evaluasi
(Share)
g. Guru meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya didepan kelas.

h. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi
kelompok yang di tunjuk.
i. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjaannya
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Guru bersama-sama murid untuk merangkum materi yang telah dipelajari
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang sudah dibahas dan yang belum dipahami.
c. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam
H. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku paket matematika 4 hal 142-148
2. Buku matematika Erlangga hal 90-106
3. Pengalaman guru dan siswa
I. Penilaian
1. Jenis Penilaian
a. Tes tulis
b. Tes Lisan
c. Diskusi kelompok
d. Kinerja
2. Rubrik Penilaian

Jombang, 26 Agustus 2009
Guru Matematika Guru Peneliti


Sukardi, S.Pd Ida Fitria Prastuti

Mengetahui,
Kepala Madrasah


Shofiyul Ibad, S.PdI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Siklus I Pertemuan II
Nama Sekolah : MI Islamiayah Banjarpoh Pulorejo Ngoro
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/I (satu)
Alokasi Waktu : 2X 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor kelipatan
persekutuan terbesar (FPB)
C. Indikator
1. Menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan
2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
KPK dan FPB
E. Materi Pembelajaran
Kelipatan dan faktor bilangan
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi Kelompok
4. Strategi Kooperatif Model think-pair-share
G. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
Fase 1 : menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

a. Salam, berdoa dan menanyakan keadaan siswa serta memberi motivasi
belajar
b. Guru memberitahukan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran dan
materi yang akan dipelajari hari ini
c. Guru melakukan tanya jawab tentang pelajaran sebelumnya dan dikaitkan
dengan materi yang akan dipelajari
2. Kegiatan Inti (50 menit)
Fase 2: menyajikan informasi
(Think)
a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai cara menentukan KPK
dan FPB dua bilangan
b. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran koopertif dengan
model think-pair-share
c. Guru meminta siswa untuk membaca materi pokok dan memikirkan
mengenai contoh yang diberikan guru
Fase 3 : Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar
(Pair)
d. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari
4 orang siswa dan dalam bangku yang berdekatan.
Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar
e. Guru meminta tiap kelompok untuk mendiskusikan materi pokok
berdasarkan apa yang sudah dipikirkan oleh tiap masing-masing anggota
kelompok.
f. Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan materi pokok
Fase 5 : Evaluasi
(Share)
g. Guru meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya didepan kelas.
h. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi
kelompok yang di tunjuk.
i. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjaannya

3. Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Guru bersama-sama murid untuk merangkum materi yang telah dipelajari
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang sudah dibahas dan yang belum dipahami.
Fase 6: Memberi penghargaan
c. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang presentasi dan
kelompok yang menanggapi hasil presentasi dengan memberikan nilai
tambahan
d. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam
H. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku paket matematika 4 hal 142-148
2. Buku matematika Erlangga hal 90-106
3. Pengalaman guru dan siswa
4. LKS Matematika Kelas IV
I. Penilaian
1. Jenis Penilaian
a. Tes tulis
b. Tes Lisan
c. Diskusi kelompok
d. Kinerja
2. Rubrik Penilaian
Jombang, 31 Agustus 2009
Guru Matematika Guru Peneliti

Sukardi, S.Pd Ida Fitria Prastuti
Mengetahui,
Kepala Madrasah


Shofiyul Ibad, S.PdI


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Siklus II Pertemuan I
Nama Sekolah : MI Islamiayah Banjarpoh Pulorejo Ngoro
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/I (satu)
Alokasi Waktu : 2X 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor kelipatan
persekutuan terbesar (FPB)
C. Indikator
1. Menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan
2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
KPK dan FPB
E. Materi Pembelajaran
Kelipatan dan faktor bilangan
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi Kelompok
4. Strategi Kooperatif Model think-pair-share
G. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
Fase 1 : menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

a. Salam, berdoa dan menanyakan keadaan siswa serta memberi motivasi
belajar
b. Guru memberitahukan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran dan
materi yang akan dipelajari hari ini
c. Guru melakukan tanya jawab tentang pelajaran sebelumnya dan dikaitkan
dengan materi yang akan dipelajari
2. Kegiatan Inti (50 menit)
Fase 2: menyajikan informasi
(Think)
a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai penyelesaian masalah
sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB
b. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran koopertif dengan
model think-pair-share
c. Guru meminta siswa untuk membaca materi pokok dan memikirkan
mengenai contoh yang diberikan guru
Fase 3 : Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar
(Pair)
d. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari
4 orang siswa dan dalam bangku yang berdekatan.
Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar
e. Guru meminta tiap kelompok untuk mendiskusikan materi pokok
berdasarkan apa yang sudah dipikirkan oleh tiap masing-masing anggota
kelompok.
f. Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan materi pokok
Fase 5 : Evaluasi
(Share)
g. Guru meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya didepan kelas.
h. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi
kelompok yang di tunjuk.
i. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjaannya

3. Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Guru bersama-sama murid untuk merangkum materi yang telah dipelajari
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang sudah dibahas dan yang belum dipahami.
Fase 6: Memberi penghargaan
c. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang presentasi dan
kelompok yang menanggapi hasil presentasi dengan memberikan nilai
tambahan
d. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam
H. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku paket matematika 4 hal 142-148
2. Buku matematika Erlangga hal 90-106
3. Pengalaman guru dan siswa
4. LKS Matematika Kelas IV
I. Penilaian
1. Jenis Penilaian
a. Tes tulis
b. Tes Lisan
c. Diskusi kelompok
d. Kinerja
2. Rubrik Penilaian
Jombang, 2 September 2009
Guru Matematika Peneliti

Sukardi, S.Pd Ida Fitria Prastuti
Mengetahui,
Kepala Madrasah


Shofiyul Ibad, S.PdI


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Siklus II Pertemuan II
Nama Sekolah : MI Islamiayah Banjarpoh Pulorejo Ngoro
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/I (satu)
Alokasi Waktu : 2X 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor kelipatan
persekutuan terbesar (FPB)
C. Indikator
1. Menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan
2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
KPK dan FPB
E. Materi Pembelajaran
Kelipatan dan faktor bilangan
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi Kelompok
4. Strategi Kooperatif Model think-pair-share
G. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
Fase 1 : menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

a. Salam, berdoa dan menanyakan keadaan siswa serta memberi motivasi
belajar
b. Guru memberitahukan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran dan
materi yang akan dipelajari hari ini
c. Guru melakukan tanya jawab tentang pelajaran sebelumnya dan dikaitkan
dengan materi yang akan dipelajari
2. Kegiatan Inti (50 menit)
Fase 2: menyajikan informasi
(Think)
a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai penyelesaian masalah
sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB
b. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran koopertif dengan
model think-pair-share
c. Guru meminta siswa untuk membaca materi pokok dan memikirkan
mengenai contoh yang diberikan guru
Fase 3 : Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar
(Pair)
d. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari
4 orang siswa dan dalam bangku yang berdekatan.
Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar
e. Guru meminta tiap kelompok untuk mendiskusikan materi pokok
berdasarkan apa yang sudah dipikirkan oleh tiap masing-masing anggota
kelompok.
f. Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan materi pokok
Fase 5 : Evaluasi
(Share)
g. Guru meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya didepan kelas.
h. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi
kelompok yang di tunjuk.
i. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjaannya

3. Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Guru bersama-sama murid untuk merangkum materi yang telah dipelajari
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang sudah dibahas dan yang belum dipahami.
Fase 6: Memberi penghargaan
c. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang presentasi dan
kelompok yang menanggapi hasil presentasi dengan memberikan nilai
tambahan
d. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam
H. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku paket matematika 4 hal 142-148
2. Buku matematika Erlangga hal 90-106
3. Pengalaman guru dan siswa
4. LKS Matematika Kelas IV
I. Penilaian
3. Jenis Penilaian
e. Tes tulis
f. Tes Lisan
g. Diskusi kelompok
h. Kinerja
4. Rubrik Penilaian
Jombang, 7 September 2009
Guru Matematika Peneliti

Sukardi, S.Pd Ida Fitria Prastuti
Mengetahui,
Kepala Madrasah


Shofiyul Ibad, S.PdI


Lampiran II
Soal pre tes
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/ I
Pokok Bahasan : Kelipatan dan Faktor

Nama :
No. Absen :
Kelas :

Soal !
Jawablah Pertanyaan di Bawah Ini Dengan Benar!
1. Bilangan Kelipatan 2 adalah 2, 4, ,,,
2. Bilangan Kelipatan 5 adalah 5, 10, ,.,.,
3. Bilangan Kelipatan 3 diperoleh dari :
1 x 3 = .. 4 x 3 = ..
2 x 3 = .. 5 x 3 = ..
3 x 3 = .. 6 x 3 = ..
Jadi bilangan kelipatan 3 adalah ., ., ., ., .., ., ..
4. 4 x 6 = 24 , maka 24 adalah kelipatan dari 4 dan 6
5 x 7 = ., maka . adalah kelipatan dari . dan .
5. 15 = 1 x 15
15 = 3 x 5
Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15
18 = . x ..
18 = .x ...
18 = .. x ..
Jadi faktor dari 18 adalah.., . ,., .., .., ..




Lembar Kegiatan Siswa
Siklus I Pertemuan I
Soal !
Jawablah Pertanyaan di Bawah Ini dengan Tepat !
1. Tentukan Kelipatan Persekutuan 3 dan 9
Kelipatan 3 = ..
Kelipatan 9 = .
Kelipatan Persekutuan dari 3 dan 9 = ..
2. Tentukan Faktor Persekutuan dari Bilangan:
a. 6 dan 10
b. 24 dan 12
3. Faktor dari 18 =
Faktor Prima dari 18 = ..
4. Bilangan-bilangan yang merupakan kelipatan 4 dan 6 dari bilangan 10, 12,
15, 18, 24, 32, 36, dan 40 adalah ..
5. a. Tentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari bilangan 20 dan 24
b. Tentukan Faktor Persekutuan Terkecil dari bilangan 6 dan 8















Lembar Kegiatan Siswa
Siklus I Pertemuan II


Soal !
Jawablah Pertanyaan di Bawah Ini dengan Tepat !
1. Coba Tentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Bilangan-Bilangan
Berikut
a. KPK dari 18 dan 20
b. KPK dari 15 dan 20
2. Tentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari bilangan:
a. 18 dan 30
b. 36 dan 45
3. Dengan Menggunakan Tabel Tentukan KPK dan FPB dari :
12 18
2 6 9
2 3 9
3 1 3
3 1 1

FPB kedua bilangan tersebut adalah
. x .. = .
KPK dari 12 dan 18 adalah
. x .x .x . = ..
a. KPK dan FPB dari 18 dan 24
b. KPK dan FPB dari 15 dan 25







Lembar Kegiatan Siswa
Siklus II Pertemuan I


Soal !
Selesaikanlah Soal Berikut Ini !
1. Rina minum jamu setiap 3 hari dan Tina minum jamu setiap 5 hari. Jika hari
ini mereka minum jamu bersama-sama, berapa hari lagi mereka akan minum
hjamu bersama-sama kembali?
2. Roni membeli 16 permen dan 20 coklat. Permen dan coklat tersebut akan
dibungkus dan dibagikan kepada teman-temannya sama banyak. Berapa
bungkusan yang dapat di buat Roni? dan berapakah jumlah permen dan coklat
masing-masing pada setiap bungkus?
3. Dua buah lampu menyala secara berkala. Lampu A menyala setiap 12 detik
kemudian padam dan menyala lagi. Lampu B menyala setiap 24 detik
kemudian padam. Pada detik keberapa paling cepat kedua lampu itu menyala
secara bersama-sama?
4. Pak Bakri membeli gas setiap 18 hari dan membeli air mineral setiap 4 hari.
Jika hari ini Pak Bakri membeli gas dan air mineral, berapa hari lagi gas dan
air mineral dibeli bersama-sama lagi?
5. Rini membeli 75 butir manik-manik merah dan kuning 45. Rini akan membuat
kalung manik-manik dengan kombinasi merah dan kuning. Berapa kalung
yang dapat dibuat? Dan berapa butir manik-manik merah dan kuning pada
setiap kalung?








Lembar Kegiatan Siswa
Siklus II Pertemuan II



Selesaikanlah soal di baah ini !
1. Ali bermaksud membungkus dan mencampur buah-buahan yang terdiri dari
dua jenis, yaitu apel ada 30 dan salak ada 36. Paling banyak berapa plastik
yang dibutuhkan agar berisi apel dan salak yang sama ? (Gunakan FPB)
2. Rahman berenang setiap 8 hari, dan Koko berenang setiap 12 hari. Hari ini
mereka berenang bersama-sama. Berapa hari lagi mereka akan berenang
bersama-sama lagi ?
3. Pak Harun memanen setiap 28 hari sekali, dan bawang putih setiap 36 hari
sekali. Pada hari keberapa Pak Harun memanen kedua jenis tanamanya ?
4. Saat pesta ulang tahun Santi menyediakan permen 75 buah dan coklat 50
buah. Keduanya akan dibungkus dan diberikan kepada teman-temannya yang
hadir pada saat pesta. Berapa permen dan coklat yang dapat dibuat oleh Santi
? berapakah masing-masing permen dan coklat pada setiap bungkusan ?
5. Budi akan membeli 16 mangga dan 24 jambu. Budi akan memebrikan mangga
dan jambu kepada beberapa tetangga dengan jumlah yang sama. Banyaknya
tetangga yang diberi buah tersebut adalah ..











Soal Tes Formatif

Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/ I
Pokok Bahasan : Kelipatan dan Faktor

Nama : .
No. Absen :
Kelas .

I. Pilihlah salah satu jawaban yang benar !
1. Kelipatan 3 yang kurang dari 20 adalah .
a. 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21 c. 9, 12, 15
b. 3, 6, 9, 12, 15, 18, 24 d. 3, 6, 9, 12, 15, 18
2. Faktor dari 16 adalah ..
a. (1, 2, 4, 8, 16) c. (12, 24,)
b. (1, 2, 3, 4, 6) d. (1, 2, 4, 8)
3. Faktor persekutuan terkecil dari 25 dan 30 adalah
a. 120 c. 180
b. 150 d. 130
4. Faktor persekutuan terbesar dari 18 dan 30 adalah ..
a. 4 c. 8
b. 6 d. 12
5. Faktor prima dari bilangan 18 adalah ..
a. 2, 3, 3 c. 2, 3, 9
b. 2, 3 d. 2, 3, 9, 18
6. Pak Agus mendapat ronda malam setiap 32 hari, Pak Sabar mendapat ronda
malam setiap 36 hari. Pak Agus dan Pak Sabar akan ronda malam secara
berasama-sama pada hari ke .
a. 216 c. 256
b. 224 d. 288

7. KPK dari bilangan 18 dan 24 adalah .
a. 120 c. 144
b. 108 d. 72
8. FPB dari bilangan 12 dan 16 adalah .
a. 2 c. 4
b. 3 d. 8
9. Faktor persekutuan terbesar dari 18 dan 24 adalah ..
a. 4 c. 8
b. 6 d. 12
10. Kelipatan 12 yang lebih dari 24 dan kurang dari 80 adalah ..
a. 36, 48, 60 c. 24, 36, 48, 60, 72
b. 36, 48, 60, 72 d. 12, 24, 36, 48, 60, 72, 84

II. Kerjakan soal-soal brikut !
1. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari bilangan 36 dan 42
2. Faktor prima dari bilangan 72 adalah .
3. Faktor Persekutuan Terbesar dari bilangan 24 dan 36 adalah ..
4. Kelipatan persekutuan 4 dan 6 yang kurang dari 40 adalah .
5. Faktor persekutuan dari 8 dan 10 adalah ..

III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut !
1. Tulislah FPB dan KPK dari bilangan-bilangan berikut ini!
a. 24 dan 32
b. 16 dan 20
2. Doni membeli 24 permen dan 32 coklat yang akan dimasukkan ke dalam
beberapa kantong plastik. Jika tiap kantong plastik berisi permen dan coklat
sama banyak, maka banyak bungkusan yang dapat di buat adalah
3. Andi bertepuk tangan setiap 12 detik. Dani bertepuk tangan setiap 18 detik.
Jika sekarang mereka bertepuk tangan bersama-sama, pada detik ke berapa
meraka akan bertepuk tangan bersama-sama lagi ?


Lampiran III
Hasil Penilaian pre tes
No.

Nama Siswa Nilai
1. Nurul Anam 60
2. Agus Ali Zakaria 55
3. Ahmad Aldi Mubarok 60
4. Ahmad Khuzaini 50
5. Ani Fikriyati Ulfa 70
6. Auliya Rahma Habibah 75
7. Husni Ramdani 60
8. Ina Purwanti 60
9. Ifa Kifayatul Achyar 55
10. Joko Rudianto 50
11. Luluk Susilowati 70
12. Lailatul Mubarok 65
13. Miftahul Rizki 55
14. Nur Qoriatul Laili 40
15. Nur Ani Miftahul R 60
16. Putri Alfira D 55
17. Purnomo Abdul Rozak 45
19. Riza Arif Muzaki 50
19. Dwiki Rahman Hadi 35
20. Nadya Firda R 65
21. Erwin Andy Prastian 60
22. Muhammad Ridwan 55
23. Ulul Azmi 60
24. Abdul Rohman 45
25. Idzul Sista Fitriana 60
26. M. Muzayin Abdillah 50
Jumlah Nilai 1465
Rata-Rata 56









Hasil Format Penilaian Terhadap Minat Siswa Pada Mata pelajaran
Matematika

No
Kode
Siswa
Skor dari pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 A 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1
2 B 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2
3 C 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2
4 D 3 3 3 3 1 2 3 2 2 3
5 E 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3
6 F 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
7 G 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1
8 H 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1
9 I 3 3 1 2 1 2 2 1 2 2
10 J 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2
11 K 1 2 3 1 2 3 1 1 1 1
12 L 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2
13 M 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2
14 N 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2
15 O 2 3 3 1 2 3 2 2 1 1
16 P 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2
17 Q 2 2 3 1 2 2 3 2 2 2
18 R 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2
19 S 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2
20 T 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3
21 U 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2
22 V 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3
23 W 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
24 X 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3
25 Y 3 2 3 1 2 2 2 2 1 2
26 Z 1 2 2 2 2 3 2 1 1 2











Hasil Penilaian Individu Proses Pengamatan Sikap Terhadap KBM
Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Phare-Share
Siklus I Pertemuan I

No Kode siswa Penyataan Nomor
Jumlah
1 2 3 4 5
1. Nurul Anam 3 3 3 4 3 16
2. Agus Ali Zakaria 3 3 4 4 4 18
3. Cahmad Aldi Mubarok 3 3 2 4 3 15
4. Ahmad Khuzaini 2 3 3 4 4 16
5. Ani Fikriyati Ulfa 5 5 5 5 4 24
6. Auliya Rahma Habibah 5 5 5 5 5 25
7. Husni Ramdani 3 2 3 4 2 14
8. Ina Puewanti 3 3 3 4 3 16
9. Ifa Kifayatul Achyar 3 3 3 4 3 16
10. Joko Rudianto 3 2 2 4 3 14
11. Luluk Susilowati 3 2 3 4 3 18
12. Lailatul Mubarok 4 3 4 4 4 19
13. Miftahul Rizki 3 3 3 4 3 16
14. Nur Qoriatul Laili 4 3 3 4 4 18
15. Nur Aini Miftahul 3 3 4 4 4 18
16. Putri Alfira D 3 3 4 4 4 18
17. Purnomo Andul Rozak 2 2 3 4 3 14
18. Riza Arif Muzaki 4 3 4 5 4 20
19. Dwiki rahman Hadi 3 3 3 4 3 16
20. Nadya Firda R 3 2 2 4 3 14
21. Erwin Andy Prastian 4 2 3 5 4 18
22. Muhammad Ridwan 2 3 3 4 4 16
23. Ulul Azmi 3 2 3 3 3 14
24. Abdul Rohman 4 3 3 4 4 18
25. Idzul Sista Fitriana 3 4 3 5 4 19
26. M. Muzayin Abdillah 2 3 3 4 3 15









Hasil Penilaian Individu Proses Pengamatan Sikap Terhadap KBM
Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Phare-Share
Siklus I Pertemuan II

No Kode siswa Penyataan Nomor
Jumlah
1 2 3 4 5
1. Nurul Anam 4 4 3 5 4 20
2. Agus Ali Zakaria 4 3 4 4 3 18
3. Cahmad Aldi Mubarok 4 3 5 4 4 20
4. Ahmad Khuzaini 2 3 3 4 4 16
5. Ani Fikriyati Ulfa 5 5 5 5 5 25
6. Auliya Rahma Habibah 5 5 5 5 5 25
7. Husni Ramdani 3 3 3 4 4 17
8. Ina Puewanti 5 3 4 5 3 20
9. Ifa Kifayatul Achyar 2 3 3 4 3 16
10. Joko Rudianto 3 2 2 4 3 14
11. Luluk Susilowati 2 3 4 4 3 16
12. Lailatul Mubarok 3 3 3 2 3 14
13. Miftahul Rizki 4 2 4 5 3 18
14. Nur Qoriatul Laili 5 4 4 5 2 20
15. Nur Aini Miftahul 4 4 3 4 3 18
16. Putri Alfira D 4 5 4 5 4 22
17. Purnomo Andul Rozak 3 2 3 4 3 16
18. Riza Arif Muzaki 3 4 5 3 2 17
19. Dwiki rahman Hadi 4 5 2 2 3 16
20. Nadya Firda R 3 4 4 4 3 18
21. Erwin Andy Prastian 4 5 3 3 2 17
22. Muhammad Ridwan 4 4 4 5 5 22
23. Ulul Azmi 2 3 5 4 3 18
24. Abdul Rohman 3 4 3 5 3 20
25. Idzul Sista Fitriana 5 4 3 5 5 22
26. M. Muzayin Abdillah 3 4 4 5 4 20









Hasil Penilaian Individu Proses Pengamatan Sikap Terhadap KBM
Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Phare-Share
Siklus II Pertemuan I

No Kode siswa
Penyataan Nomor
Jumlah
1 2 3 4 5
1. Nurul Anam 4 4 4 5 4 21
2. Agus Ali Zakaria 4 3 4 4 4 19
3. Cahmad Aldi Mubarok 4 3 4 4 4 19
4. Ahmad Khuzaini 3 4 3 5 4 19
5. Ani Fikriyati Ulfa 5 5 5 5 5 25
6. Auliya Rahma Habibah 5 5 5 5 5 25
7. Husni Ramdani 3 3 4 4 3 17
8. Ina Puewanti 4 3 4 5 3 19
9. Ifa Kifayatul Achyar 4 4 4 4 4 20
10. Joko Rudianto 2 3 3 3 3 14
11. Luluk Susilowati 3 3 4 5 4 19
12. Lailatul Mubarok 3 3 3 4 3 18
13. Miftahul Rizki
4 3 4 5 4
20
14. Nur Qoriatul Laili 4 5 4 5 5 23
15. Nur Aini Miftahul 4 4 3 5 4 20
16. Putri Alfira D 4 4 3 5 5 21
17. Purnomo Andul Rozak 3 4 3 4 4 18
18. Riza Arif Muzaki 3 4 5 3 4 19
19. Dwiki rahman Hadi 3 2 3 3 3 14
20. Nadya Firda R 4 4 4 5 5 22
21. Erwin Andy Prastian 4 4 3 5 4 20
22. Muhammad Ridwan 4 4 4 4 5 21
23. Ulul Azmi 3 4 4 5 4 20
24. Abdul Rohman 2 4 3 5 3 17
25. Idzul Sista Fitriana 4 4 3 5 4 20
26. M. Muzayin Abdillah 3 4 4 5 5 21









Hasil Penilaian Individu Proses Pengamatan Sikap Terhadap KBM
Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Phare-Share
Siklus II Pertemuan II

No Kode siswa
Penyataan Nomor
Jumlah
1 2 3 4 5
1. Nurul Anam 4 4 4 5 5 22
2. Agus Ali Zakaria 4 4 4 4 4 20
3. Cahmad Aldi Mubarok 4 4 4 5 4 21
4. Ahmad Khuzaini 4 4 4 5 4 21
5. Ani Fikriyati Ulfa 5 5 5 5 5 25
6. Auliya Rahma Habibah 5 5 5 5 5 25
7. Husni Ramdani 4 3 4 4 4 19
8. Ina Puewanti 4 4 4 5 4 21
9. Ifa Kifayatul Achyar 5 5 5 5 5 25
10. Joko Rudianto 4 4 4 5 4 21
11. Luluk Susilowati 4 3 4 4 4 19
12. Lailatul Mubarok 4 4 4 5 5 22
13. Miftahul Rizki
5 4 4 5 5
23
14. Nur Qoriatul Laili 4 5 4 5 5 23
15. Nur Aini Miftahul 5 4 4 5 4 22
16. Putri Alfira D 5 4 4 5 5 23
17. Purnomo Andul Rozak 5 4 4 5 5 23
18. Riza Arif Muzaki 4 4 5 5 4 22
19. Dwiki rahman Hadi 3 4 4 4 4 19
20. Nadya Firda R 4 4 5 5 5 23
21. Erwin Andy Prastian 4 5 4 5 4 22
22. Muhammad Ridwan 5 4 4 5 5 23
23. Ulul Azmi 3 4 4 5 4 20
24. Abdul Rohman 5 5 5 5 5 25
25. Idzul Sista Fitriana 5 4 3 5 5 22
26. M. Muzayin Abdillah 4 4 4 5 5 22









Lampiran IV
Hasil Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Model Think-Phare-Share
No Aspek yang diamati
Penilaian
1 2 3 4
1. Pendahuluan
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Guru memotivasi siswa tentang pentingnya
mempelajari materi KPK dan FPB. Dalam
motivasi ini, guru menerapkan metode
bertanya dengan mengajukan pertanyaan
kepada siswa.





2. Kegiatan inti
(Think)
3. Guru menyajikan informasi sambil
menerapkan berfikir (Thinking).
4. Guru menginformasikan bahwa siswa bisa
menggunakan buku-buku yang relevan
dengan materi yang sedang dipelajari.
5. Guru meminta siswa untuk membaca materi
pokok secara individu.
6. Guru memberikan soal untuk dipikirkan oleh
setiap siswa
7. Guru meminta siswa untuk memikirkan
jawaban secara individu.
( Pair)
8. Guru membagi siswa dalam kelompok-
kelompok belajar yang terdiri dari empat
orang siswa dan sebaiknya dalam bangku
yang berdekatan
9. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan
materi pokok secara berpasangan.
10. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan
soal-soal.
































































(Share)
11. Guru meminta kelompok secara acak untuk
mempresentasikan hasil kelompoknya di
depan kelas.
12. Guru meminta kelompok lain untuk
menanggapi hasil presentasi kelompok yang
ditunjuk.
13. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-
soal sebagai umpan balik.
14. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan
hasil kerjanya.
15. Guru bersama-sama siswa untuk merangkum
materi yang telah dipelajari.
16. Guru memberikan penghargaan pada
kelompok yang presentasi dan kelompok
yang menanggapi hasil presentasi dengan
memberikan nilai tambahan.













































3. Penutup
1. Menegaskan kembali kesimpulan materi
2. Memberi tugas siswa



4. Pengelolaan waktu


5. Penampilan guru (ceria, bersih dan rapi)


6. Suasana kelas
a. Antusias guru
b. Antusias siswa















Lampiran V
INSTRUMEN WAWANCARA
RESPONDEN SISWA

1. Kemukakan alasanmu tentang kegiatan belajar mengajar yang telah kalian
dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif model think-
pair-share!
a. Saya menyukai metode ini karena..
b. Saya tidak menyukai metode ini karena.
2. Bagaimana menurut pendapatmu tentang cara guru menerangkan dan
menjelaskan materi pelajaran?

















FOTO



































DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jalan Gajayana No. 50 Telepon (0341) 552398 Faksimile (0341) 552398

BUKTI KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Ida Fitria Prastuti
NIM : 07140058
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Dosen Pembimbing : Dr. Wahidmurni, M.Pd.,Ak
Judul Skripsi :Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Model
Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV MI
Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang

No Tanggal Materi Tanda Tangan
1 8 Mei 2009 Ujian Proposal 1.
2 11 Juni 2009 Konsultasi Proposal 2.
3 21 Juli 2009 Revisi Proposal 3.
4 15 Agustus 2009 Konsultasi Bab I, II, III 4.
5 6 Oktober 2009 Revisi Bab I, II, III 5.
6 9 Oktober 2009 Konsultasi Bab IV, V, VI 6.
7 12 Oktober 2009 Revisi Bab IV, V, VI 7.
8 15 Oktober 2009 ACC Keseluruhan 8.

Malang, 15 Oktober 2009
Mengetahui
Dekan Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang






Drs. M. Zainuddin, MA
NIP. 150275502

You might also like