You are on page 1of 13

BAB I

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN

A. PENGERTIAN Manajemen Pendidikan merupakan suatu cabang ilmu yang usianya relatif masih muda sehingga tidaklah aneh apabila banyak yang belum mengenal. Istilah lama yang sering digunakan adalah administrasi. Di UNY dahulu terdapat dua jurusan yang namanya menggunakan istilah administrasi yaitu Jurusan Administrasi Perkantoran yangbernaung di bawah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan Jurusan Administrasi Perkantoran Pendidikan yang merupakan salah satu jurusan di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Bagi orang-orang yang belum tahu betul keadaan dan missi kedua jurusan tersebut menganggap bahwa kedua jurusan itu sama, dan sering keliru menyebut atau keliru masuk. Sejak tahun 2005, jurusan Administrasi Pendidikan di FIP berubah nama menjadi Manajemen Pendidikan. Dalam membicarakan batasan dan ruang lingkup Manajemen Pendidikan, akan makin jelas beda antara kedua jurusan ini. Mengapa kedua istilah tersebut dikacaukan? Sebetulnya pengertian kedua istilah tersebut tidak sama persis. Istilah administrasi lebih cenderung menunjuk pada pekerjaan tulis menulis. Sebagai contoh, Ongkos administrasi penguruan surat keterangan adalah sepuluh ribu rupiah. Dalam kalimat tersebut pengertian administrasi sudah jelas, yaitu biaya mengerjakan membuat surat keterangan. Berbeda dengan administrasi, istilah manajemen lebih cenderung pada suatu pekerjaan yang dilakukan oleh pimpinan, jadi lebih menunjuk pada kegiatan sebuah organisasi. Bagi sebuah organisasi, manajemen merupakan kunci sukses, karena sangat menentukan kelancaran kinerja organisasi yang bersangkutan. Keluhan - keluhan yang sering dikeluarkan oleh sementara orang yang mendapatkan layanan dari kinerja organisasi antara lain sebagai berikut.

Urusannya lambat karena manajemennya buruk. Agar usahanya dapat maksimal, manajemennya diperbaiki dulu. Koperasi X itu kacau karena mismanagement, artinya salah urus.

Tiga contoh pernyataan tersebut menunjuk pada penyebab kesalahan yang terletak pada manajemen. Makna yang terkandung dalam contoh di atas memandang manajemen sebagai satu hal yang lingkupnya lebih luas dibandingkan dengan arti administrasi dalam kalimat : Ongkos administrasi penguruan surat keterangan adalah sepuluh ribu rupiah. Maksud dari kata administrasi dalam kalimat ini adalah layanan, yang merupakan aktualisasi dari manajemen, Dengan sedikit penjelasan di atas telah diketahui perbandingan ruang lingkup manajemen yang disebut dengan luas dan sempit. Manajemen dalam arti luas, menunjuk pada rangkaian kegiatan, dari perencanaan akan dilaksanakannya kegiatan

Manajemen Pendidikan

sampai penilaiannya. Manajemen dalam arti sempit, terbatas pada inti kegiatan nyata, mengatur atau mengelola kelancaran kegiatannya, mengatur kecekatan personil yang melaksanakan, pengaturan sarana pendukung, pengaturan dana, dan lain-lain, tetapi masih terkait dengan kegiatan nyata yang sedang berlangsung. Untuk memperjelas pengertian manajemen, tampaknya perlu ada penjelasan lain yang lebih bervariasi mengenai makna manajemen. Dalam kamus bahasa BelandaIndonesia disebutkan bahwa istilah manajemen berasal dari administratie yang berarti tata-usaha. Dalam pengertian tersebut, administrasi menunjuk pada pekerjaan tulismenulis di kantor. Pengertian inilah yang menyebabkan timbulnya contoh-contoh keluhan kelambatan manajemen yang sudah disinggung, karena manajemen dibatasi lingkupnya sebagai pekerjaan tulis-menulis. Pengertian lain dari manajemen berasal dari bahasa Inggris administration sebagai the management of executive affairs. Dengan batasan pengertian seperti ini maka manajemen disinonimkan dengan management suatu pengertian dalam lingkup yang lebih luas (Encyclopedia Americana, 1978, p. 171). Dalam pengertian ini, manajemen bukan hanya pengaturan yang terkait dengan pekerjaan tulis-menulis, tetapi pengaturan dalam arti luas. Pada waktu ini istilah-istilah yang digunakan dalam menunjuk pekerjaan pelayanan kegiatan adalah manajemen, pengelolaan, pengaturan dan sebagainya, yang didefinisikan oleh berbagai ahli secara bermacam-macam. Beberapa definisi yang kiranya ada manfaatnya disadur maknanya atau hanya dikutip dari sumbernya sebagai berikut. 1. Menurut Leonard D. White, manajemen adalah segenap proses, biasanya terdapat pada semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan. 2. Menurut The Liang Gie, manajemen adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya untuk memperoleh wawasan yang lebih luas, di sini dikutipkan lagi beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen dari sumber-sumber lain sebagai berikut : 3. Menurut Sondang Palan Siagian, manajemen adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. 4. Menurut Pariata Westra, manajemen adalah segenap rangkaian perbuatan penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. 5. Dalam kurikulum 1975 yang disebutkan dalam Buku Pedoman Pelaksanaan Kurikulum IIID, baik untuk Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah Atas, manajemen ialah segala usaha bersama untuk mendayagunakan semua sumber-sumber (personil maupun materiil) secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Dari definisi yang terakhir tersebut maka secara eksplisit disebutkan bahwa manajemen sebagaimana yang digunakan secara resmi oleh Departemen Pendidikan

Manajemen Pendidikan

Nasional seperti dimuat dalam kurikulum 1975 dan kurikulum kelanjutannya, diarahkan kepada tujuan pendidikan. Lebih luas lagi, apabila ditinjau dari definisi-definisi yang lain, pengertian manajemen tersebut masih dapat diartikan untuk semua jenis kegiatan, yang dapat diambil suatu kesimpulan definisi yaitu : Manajemen adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Definisi lain dari manajemen yang lebih lengkap sebagaimana dikemukakan oleh Mulyani A. Nurhadi adalah sebagai berikut : Manajemen adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien. Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam pengertian manajemen selalu menyangkut adanya tiga hal yang merupakan unsur penting, yaitu: (a). usaha kerjasama, (b). oleh dua orang atau lebih, dan (c) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pengertian tersebut sudah menunjukkan adanya gerak, yaitu usaha kerjasama, personil yang melakukan, yaitu dua orang atau lebih, dan untuk apa kegiatan dilakukan, yaitu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tiga unsur tersebut, yaitu gerak, orang, dan arah dari kegiatan, menunjukkan bahwa manajemen terjadi dalam sebuah organisasi, bukan pada kerja tunggal yang dilakukan oleh seorang individu. Jika pengertian ini diterapkan pada usaha pendidikan maka sudah termuat hal-hal yang menjadi objek pengelolaan atau pengaturan. Lebih tepatnya, definisi Manajemen Pendidikan adalah sebagai berikut : Manajemen Pendidikan adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan menerapkan definisi tersebut pada usaha pendidikan yang terjadi dalam sebuah organisasi, maka definisi selengkapnya adalah sebagai berikut : Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabug dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien. Lebih lanjut Mulyani A. Nurhadi menekankan adanya ciri-ciri atau pengertian yang terkandung dalam definisi tersebut sebagai berikut : (Mulyani A. Nurhadi, 1983, pp. 2-5) 1 Manajemen merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dilakukan dari, oleh dan bagi manusia. 2 Rangkaian kegiatan itu merupakan suatu proses pengelolaan dari suatu rangkaian kegiatan pendidikan yang sifatnya kompleks dan unik yang berbeda dengan tujuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya ; tujuan kegiatan

Manajemen Pendidikan

pendidikan ini tidak terlepas dari tujuan pendidikan secara umum dan tujuan endidikan yang telah ditetapkan oleh suatu bangsa. Proses pengelolaan itu dilakukan bersama oleh sekelompok manusia yang tergabung dalam suatu organisasi sehingga kegiatannya harus dijaga agar tercipta kondisi kerja yang harmonis tanpa mengorbankan unsur-unsur manusia yang terlibat dalam kegiatan pendidikan itu. Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, yang dalam hal ini meliputi tujuan yang bersifat umum (skala tujuan umum) dan yang diemban oleh tiap-tiap organisasi pendidikan (skala tujuan khusus). Proses pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya dapat dicapai secara efektif dan efisien. Apa yang dikemukakan oleh Mulyani A. Nurhadi ini cukup lengkap. Tetapi apabila akan dihubungkan dan diintegrasikan dengan definisi manajemen pendidikan yang tertera di dalam Pedoman Kurikulum tahun 1975 Buku IIID perlu ditambahkan adanya usaha bersama untuk mendayagunakan semua sumber-sumber (personil dan materiil). Jika unsur tersebut dimasukkan ke dalam pengertian manajemen pendidikan, bagaimanakah rumusan atau definisinya?

B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN Dalam membicarakan ruang lingkup Manajemen Pendidikan ini akan diwawas dari 4 (empat) sudut pandang, yaitu dari sudut wilayah kerja, obyek garapan, fungsi atau urutan kegiatan dan pelaksana. 1. Ruang Lingkup Menurut Wilayah Kerja. Sistem pendidikan di negara Republik Indonesia adalah sistem sentralisasi. Kebijaksanaan pendidikan dilakukan oleh pemerintah pusat yang berkedudukan di Jakarta sebagai ibukota negara. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan merupakan pejabat yang memikul tanggungjawab kebijaksanaan dan pelaksanaan pendidikan di seluruh negara. Sebagai pembantu pelaksana kebijaksanaan tersebut adalah pejabat-pejabat yang tersebar di seluruh propinsi, seterusnya di setiap kabupaten, kecamatan, serta unit-unit kerja. Berdasarkan atas tinjauan wilayah kerja seperti disinggung di atas, maka ruang lingkup manajemen pendidikan dipisahkan menjadi : a. Manajemen Pendidikan Seluruh Negara, yaitu manajemen pendidikan untuk urusan nasional. Yang ditangani dalam lingkup ini bukan hanya pelaksanaan pendidikan di sekolah saja tetapi juga pendidikan luar sekolah, pendidikan pemuda, penyelenggaraan latihan, penelitian, pengembangan masalahmasalah pendidikan serta meliputi pula kebudayaan dan kesenian. b. Manajemen Pendidikan Satu Propinsi, yaitu manajemen pendidikan yang meliputi wilayah kerja satu propinsi yang pelaksanaannya dibantu lebih lanjut oleh petugas manajemen pendidikan di kabupaten dan kecamatan.

Manajemen Pendidikan

c. Manajemen Pendidikan Satu Unit Kerja. Pengertian dalam Manajemen unit ini lebih dititik beratkan pada satu unit kerja yang langsung menangani pekerjaan mendidik misalnya ; Sekolah, Pusat Latihan, Pusat Pendidikan, dan kursus-kursus. Dengan demikian maka ciri dari unit ini adalah adanya (1) pemberi pelajaran, (2) bahan yang diajarkan dan (3) penerima pelajaran, ditambah semua sarana penunjangnya. d. Manajemen Kelas, sebagai suatu kesatuan kegiatan terkecil dalam usaha pendidikan yang justru merupakan dapur inti dari seluruh jenis manajemen pendidikan. Dalam manajemen kelas inilah kemudian terdapat istilah pengelolaan kelas baik yang bersifat instruksional maupun manajerial. 2. Ruang Lingkup Menurut Obyek Garapan Yang dimaksud dengan obyek garapan manajemen pendidikan dalam uraian ini adalah semua jenis kegiatan manajemen yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan mendidik. Sebagai titik pusat pandangan adalah kegiatan mendidik di sekolah. Namun karena kegiatan di sekolah tersebut tidak dapat dipisahkan dari jalur-jalur lingkungan formal maupun non-formal, maka tentu saja juga dibahas lingkup sistem pendidikan sampai ke tingkat pusat. Ditinjau dari obyek garapan manajemen pendidikan, dengan titik tolak pada kegiatan dapur inti yaitu kegiatan belajar-mengajar di kelas, maka sekurangkurangnya ada 8 (delapan) obyek garapan, yaitu : a. Manajemen murid b. Manajemen personil sekolah (baik tenaga kependidikan maupun tenaga manajemen) c. Manajemen kurikulum d. Manajemen sarana atau material e. Manajemen tatalaksana pendidikan atau ketatausahaan sekolah f. Manajemen pembiayaan atau manajemen anggaran g. Manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan h. Manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan. Apabila kita kembali memahami arti manajemen pendidikan yakni adanya usaha bersama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka usaha tersebut terjadi pada satu organisasi. Betapapun kecilnya suatu organisasi pendidikan, tentu memiliki unsur-unsur dari a sampai b seperti telah disebutkan di atas. Hanya proporsi dari masing-masing unsur saja yang tidak sama. 3. Menurut fungsi atau urutan kegiatan Selanjutnya ruang lingkup manajemen pendidikan dalam bagian ini akan ditinjau dari fungsi atau urutan kegiatan pengelolaan. Dalam definisi manajemen terdapat istilah rangkaian kegiatan yang dilakukan pertama sampai kepada hal yang dilakukan terakhir. Orang lain sering menyebut urutan kegiatan ini sebagai fungsi adminnistrasi. Adapun fungsi manajemen atau pengelolaan ini adalah : (1) merencanakan, (2) mengorganisasikan, (3) mengarahkan, (4) mengkoordinasikan, (5) mengkomunikasikan dan (6) mengawasi atau mengevaluasi. Apabila diambil kata-

Manajemen Pendidikan

kata intinya, maka dapat dipakai untuk mempermudah mengingat-ingat yaitu regarah kormus, rangkaian dari potongan-potongan kata kunci, yaitu (re = rencana; ga = organisasi; rah = pengarahan; kor = koordinasi; mu = komunikasi dan si = mengawasi atau mengevaluasi). Henry Fayol menyebutkan fungsi manajemen ini atas 7 jenis kegiatan, yaitu : planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting dan budgetting, yang oleh Ngalim Purwanto disingkat dengan POSDCORB (Ngalim Purwanto, 1981, 3). Bagaimanapun pembagiannya, atau apapun sebutannya, tetapi unsur-unsur kegiatannya tersebut tetap berkaitan satu sama lain. Kaitan tersebut bersifat bolakbalik. Jadi misalnya kita berpikir tentang perencanaan, tentu telah berpikir pula bagaimana nanti bentuk organisasinya, siapa-siapa yang akan menangani tugas (staffing), bagaimana pengarahannya dan sebagainya. Mc. Farland menggambarkan saling hubungan langkah-langkah yang olehnya disebutkan merupakan tiga fungsi pokok manajemen yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing) dan pengontrolan (controlling) ini sebagai berikut :

PLANNING

ORGANIZING

CONTROLLING

4.

Menurut pelaksana

Terakhir, ruang lingkup manajemen pendidikan ditinjau dari pelaksanaan. Banyak orang mengira bahwa yang bertanggungjawab melaksanakan manajemen pendidikan hanyalah kepala sekolah dan staf tata usaha. Pandangan seperti itu tentu saja keliru. Manajemen adalah suatu kegiatan yang sifatnya melayani. Dalam kegiatan belajar-mengajar, manajemen berfungsi untuk melancarkan jalannya proses tersebut, atau membantu terlaksananya kegiatan mencapai tujuan agar diperoleh hasil secara efektif dan efisien. Dalam lingkungan kelas, guru adalah administrator. Guru harus melaksanakan kegiatan manajemen. Di lingkungan sekolah, Kepala Sekolah adalah administrator. Dengan pengertian bahwa manajemen adalah pengelolaan, manajemen, maka Kepala Sekolah bertindak sebagai manajer di sekolah yang dipimpinnya. Selain para administrator di sekolah, masih ada lagi pelaksana manajemen pendidikan yaitu orang-orang yang bekerja di kantor-kantor pendidikan dan pusatpusat latihan atau kursus. Pelaksana manajemen di pusat-pusat latihan atau di kursuskursus mempunyai peranan dan tugas seperti pelaksana di sekolah. Tetapi pelaksanaan manajemen di kantor-kantor pendidikan agak berbeda dengan manajemen di sekolah. Pelaksanaan manajemen di kantor-kantor pendidikan merupakan pelayanan tidak langsung terhadap kegiatan belajar-mengajar. Kegiatannya adalah mengurus kurikulum, sarana, personil, siswa, biaya dan lain-lain kegiatan yang bersifat memperlancar pekerjaan guru dan murid yang terlibat langsung dalam kegiatan mendidik.

Manajemen Pendidikan

Setelah kita dalami ruang lingkup manajemen pendidikan dari beberapa sudut pandang, maka yang menjadi sentral pembahasan lebih lanjut adalah ruang lingkup menurut obyek garapan, sedangkan ruang lingkup menurut proses atau langkahlangkah akan diterapkan pada pelaksanaan masing-masing bidang garapan tersebut. Sebagai contoh dalam manajemen murid, jenis kegiatannya adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, komunikasi dan pengawasan. Demikian jugalah yang berlaku pada manajemen personil, manajemen sarana, manajemen kurikulum dan sebagainya. Berdasarkan atas ruang lingkup dan fungsi manajemen tersebut, maka dapat disusun visualisasi dalam bentuk matriks sebagai berikut :
Fungsi Manajemen Bidang Garapan Manajemen Pendidikan
Manajemen Murid Manajemen Personil Manajemen Kurikulum Manajemen Sarana Manajemen Tatalaksana atau Ketatausahaan Manajemen Pembiayaan atau Manajemen Anggaran Manajemen Lembaga Pendidikan dan Organisasi Pendidikan Manajemen Hubungan Masyarakat atau Komunikasi Pendidikan Menyusun GBPP Membagi tugas guru Menunjuk matapeljr. Menyusun jadwal pelj Kesepatan rapat guru Supervisi

Perencanaan

PengorGanisasian

Pengarahan

Pengkoordinasian

Pengkomunikasian

Pengawasan

Menghitung kapasitas calon siswa

Membagi kelompok untuk kelas

Manajemen Pendidikan

Mengingat betapa pentingnya fungsi manajemen ini dalam peranannya sebagai penunjang kegiatan untuk mencapai tujuan, maka akan diuraikan satu persatu mengenai tiap-tiap langkah. Untuk setiap langkah akan didekati dengan tiga jawaban atas pertanyaan : (a) apa atau bagaimana pengertiannya, (b) mengapa hal itu dilakukan dan (c) bagaimana cara melakukan. Dalam beberapa hal yang dipandang perlu, akan dijelaskan pula kapan dilaksanakan dan oleh siapa. C. URAIAN TENTANG FUNGSI MANAJEMEN Fungsi-fungsi manajemen ini dikenal dan dipelajari oleh semua program yang menelaah masalah manajemen. Kejelasan tentang apa pengertiannya, mengapa perlu adanya fungsi-fungsi, dan bagaimana implementasi fungsi-fungsi tersebut, kiranya perlu difahami oleh semua orang yang terlibat dalam manajemen. Adapun penjelasan dari masing-masing fungsi adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan a. Pengertian Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian keputusan untuk mengambil tindakan di masa yang akan datang yang diarahkan kepada tercapainya tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal (Yurmaini, Waspada, 1981, 9). Perencanaan ini menyangkut apa yang akan dilaksanakan, kapan dilaksanakan, oleh siapa, di mana dan bagaimana dilaksanakannya. Perencanaan dapat ditinjau dari dua hal yaitu menurut luas sempitnya masalah yang akan diselesaikan yang dapat berarti pula menurut dekat jauhnya mencapai tujuan dan menurut jangka waktu penyelesaian. Apakah hasil proses perencanaan? b. Mengapa Ada Perencanaan? Berkerja tanpa rencana ibarat melamun sepanjang masa. Akibatnya tentu dapat diramalkan, hasilnya tidak menentu dan biaya yang dikeluarkan tidak terkontrol. Beberapa manfaat adanya perencanaan adalah : 1). menghasilkan rencana yang dapat dijadikan kerangka kerja dan pedoman penyelesaian. 2). rencana menentukan proses yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. 3). dengan adanya rencana setiap langkah dapat diukur atau dibandingkan dengan hasil yang seharusnya dicapai. 4). mencegah pemborosan uang, tenaga dan waktu. 5). mempersempit kemungkinan timbulnya gangguan atau hambatan. c. Cara Melakukan Perencanaan Oleh karena rencana itu akan dijadikan pedoman bekerja, maka harus memenuhi persyaratan-persyaratan antara lain : 1). perencanaan harus dijabarkan dari tujuan yang telah ditetapkan dan dirumuskan secara jelas. 2). perencanaan tidak perlu muluk-muluk, tetapi sederhana saja, realistik, praktis hingga dapat dilaksanakan.

Manajemen Pendidikan

3) dijabarkan secara terperinci, memuat uraian kegiatan dan urutan atau rangkaian tindakan. 4). diupayakan agar memiliki fleksibilitas, sehingga memungkinkan untuk dimodifikasikan. 5) ada petunjuk mengenai urgensi dan atau tingkat kepentingan untuk bagian bidang atau kegiatan. 6) disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya pemanfaatan segala sumber yang ada sehingga efisien dalam tenaga, biaya dan waktu. 7) diusahakan agar tidak terdapat duplikasi pelaksanaan. 2. Pengorganisasian a. Pengertian Dalam definisi manajemen disebutkan adanya usaha bersama oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan mendayagunakan sumber-sumber yang ada agar dicapai hasil yang efektif dan efisien. Pendayagunaan sumber-sumber yang ada inilah yang disebut manajemen, sedangkan usaha untuk mewujudkan kerjasama antar manusia yang terlibat kerjasama ini adalah pengorganisasian. Banyak orang mengartikan manajemen sebagai pengaturan, dan memang inilah arti yang populer. Di dalam manajemen terdapat adanya kepemimpinan, yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bersedia menyumbangkan pikiran dan tenaganya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pengorganisasian terdapat suatu arti penyatuan atau penghimpunan pikiran dan tenaga orang-orang yang tergabung dalam organisasi. Agar pencapaian tujuan dapat tuntas dan pendayagunaan sumber dapat maksimal maka uraian kegiatan yang telah dijabarkan dalam perencanaan, dalam langkah pertama diujudkan dalam bidang-bidang yang di dalam organisasi usaha merupakan unit-unit yang ditangani secara khusus oleh orang-orang yang menguasai masalahnya. Pembidangan, peng-unitan, dan pembagian tugas inilah yang akhirnya melahirkan sebuah susunan kesatuan-kesatuan kecil yang membentuk satu kesatuan besar dan dikenal dengan nama struktur organisasi yang menggambarkan posisi setiap unit yang menunjukkan keseluruhan dengan bagian-bagiannya. b. Mengapa Perlu Pengorganisasian? Sekali lagi pengorganisasian adalah penyatuan dan penghimpunan sumber manusia dan sumber lain dalam sebuah struktur organisasi. Dengan adanya pembidangan dan pengunitan tersebut diketahui manfaatnya : 1). antara bidang yang satu dengan bidang yang lain dapat diketahui batas-batasnya, serta dapat dirancang bagaimana antar bagian dapat melakukan kerjasama sehingga tercapai sinkronisasi tugas. 2) dengan penugasan yang jelas terhadap orang-orangnya, masing-masing mengetahui wewenang dan kewajibannya. 3). dengan digambarkannya unit-unit kegiatan dalam sebuah struktur organisasi dapat diketahui hubungan vertikal dan horisontal, baik dalam jalur struktural maupun jalur fungsional.

Manajemen Pendidikan

c. Cara Pengorganisasian Agar tujuan usaha bersama dapat tercapai dalam tata kerja yang baik, maka sebuah organisasi harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut : 1). Memiliki tujuan yang jelas yang dipahami dan diterima oleh seluruh anggota sehingga dalam organisasi tersebut hanya terdapat satu kesatuan arah. Tujuan seperti ini lazim disebut sebagai visi, berasal dari bahasa Inggris vision, yaitu hasil yang dicita-citakan. Sementara orang mengatakan bahwa rumusan visi ini harus yang umum dan abstrak. Namun menurut penulis, karena visi ini adalah hasil yang akan dicapai, maka ujudnya harus jelas, difahami oleh semua anggota yang akan ikut bersama-sama mencapai tujuan. Dalam organisasi pendidikan, visi ini harus dirumuskan secara jelas dan rinci. Sebagai contoh, sebuah kursus komputer, perlu merumuskan visi dengan jelas agar siapa saja yang ingin belajar komputer di situ mengetahui dan dapat menuntut apabila setelah lulusa tiodak atau belum mencapai seperti yang dirumuskan dalam visi. Contoh visi: Lembaga kursus komputer ini menyelenggarakan pendidikan yang akan menghasilkan seseorang yang dapat mengoperasikan komputer dalam bentuk olah kata, olah bilangan dan olah gambar dalam tampilan yang bagus. 2). Memiliki struktur organisasi yang: a). menggambarkan adanya satu perintah, adanya keseimbangan tugas, wewenang dan tanggungjawab. b) sederhana agar mempermudah jalur dan tidak terlalu banyak orang yang terlibat dalam tanggungjawab. c). semua kegiatan terbagi habis sehingga tidak satupun kegiatan yang tidak tertangani, sebaliknya tidak ada satu kegiatan yang mendapat penanganan rangkap. 3. Pengarahan a. Pengertian Yang dimaksud dengan pengarahan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pimpinan untuk memberikan penjelasan, petunjuk serta bimbingan kepada orang-orang yang menjadi bawahannya sebelum dan selama melaksanakan tugas. b. Mengapa Perlu Pengarahan? Walaupun dalam pengorganisasian telah ditentukan pembidangan serta penentuan unit-unit kerja tetapi masih diperlukan adanya penjelasan, petunjuk dan pembimbingan terhadap para petugas yang terlibat baik struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar. Pengarahan yang dilakukan sebelum memulai bekerja berguna untuk menekankan hal-hal yang perlu ditangani, urutan prioritas, prosedur kerja dan lain-lainnya agar pelaksanaan pekerjaan dapat efektif dan efisien. Pengarahan yang dilakukan selama melaksanakan tugas bagi orang-orang yang terlibat dimaksudkan untuk

Manajemen Pendidikan

10

mengingatkan (refreshing) ataupun meluruskan apabila terjadi penyelewengan atau penyimpangan. c. Cara Pengarahan Pengarahan dapat dilakukan oleh pimpinan sendiri maupun wakil-wakil yang ditunjuk dengan cara antara lain : 1). mengadakan orientasi sebelum seseorang memulai melaksanakan tugas untuk mengenal tempat, situasi, alat-alat kerja, kawan dan sebagainya. 2) memberikan petunjuk dan penjelasan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan dengan secara lisan maupun tertulis (menjelaskan peraturan atau tatakerja tertulis). 3) memberikan kesempatan untuk berpartisipasi berupa pemberian sumbangan pikiran demi peningkatan usaha bersama. 4). mengikut sertakan pegawai dalam membuat perencanaan. 5). memberikan nasehat apabila seorang pegawai mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas. 4. Pengkoordinasian a. Pengertian Yang dimaksud dengan pengkoordinasian adalah suatu usaha yang dilakukan pimpinan untuk mengatur, menyatukan, menserasikan, mengintegrasikan semua kegiatan yang dilakukan oleh bawahan. b. Mengapa Ada Pengkoordinasian? Kegiatan p e n g k o o r d i n a s i a n perlu dilakukan pimpinan agar : 1). diperoleh kekuatan yang menyatu dan integral sehingga gerak organisasi bisa harmonis dan saling menunjang dan tercapai hasil secara efektif dan efisien. 2). tidak terdapat kesimpang-siuran kegiatan baik dalam bentuk, arah dan waktu pelaksanaan kerja. 3). tidak terdapat konkurensi antar bagian dan sebaliknya terjalin hubungan yang sehat dan saling membantu. c. Cara Pengkoordinasian Pimpinan dapat melakukan pengkoordinasian dengan berbagai cara, baik yang bentuknya langsung pada kegiatan melaksanakan tugas maupun secara tidak langsung berupa kondisi yang menunjang. Bentuk antara lain : 1). menciptakan kondisi rukun antar pegawai (lebih baik lagi disertai keluarga) agar dalam lembaga kerja para pegawai merasa seperti dengan famili atau kerabat. 2). membiasakan adanya kerja saling membantu. 3). mengadakan pertemuan berkala untuk membicarakan kemajuan kerja, kesulitan, pengajuan ide atau gagasan dan sebagainya. 4). memberikan contoh kerjasama dengan pimpinan sekolah lain atau dengan lembaga-lembaga lain sedemikian rupa rukun dan tampak adanya nilai keuntungan sehingga staf sekolah yang lain merasa ingin meniru.

Manajemen Pendidikan

11

5. Pengkomuikasian atau Komunikasi a. Pengertian Yang dimaksud dengan komunikasi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pimpinan lembaga untuk menyebarluaskan informasi yang terjadi di dalam maupun hal-hal di luar lembaga yang ada kaitannya dengan kelancaran tugas mencapai tujuan bersama. b. Mengapa Perlu Komunikasi? Jika dalam kelompok manusia tidak dimungkinkan adanya komunikasi maka antar mereka akan terjadi saling mencurigai, saling menutup diri. Akibatnya di samping akan menghambat pekerjaan juga akan terdapat kesimpangsiuran kerja. Komunikasi erat hubungannya dengan usaha pengarahan dan pengkoordinasian, karena komunikasi yang baik bukan hanya terjadi satu arah dari atasan, tetapi juga datang dari bawah ke atas atau antar kawan kerja. c. Cara Komunikasi Cara-cara yang digunakan untuk media komunikasi dalam suatu lembaga dapat bersifat lisan maupun tertulis. Ujudnya antara lain : 1). memberi pengumuman yang ditempel di papan pengumuman atau secara lisan pada waktu rapat atau upacara bendera. 2). dengan menerbitkan buletin yang memuat informasi baik yang bersifat berita keluarga maupun kedinasan. Buletin ini dapat dimanfaatkan untuk sarana mengemukakan ide-ide baru bagi para karyawan maupun beritaberita penting untuk memajukan usaha. 3). dengan pertemuan rutin yang bersifat kekeluargaan maupun kedinasan. 6. Pengawasan a. Pengertian Yang dimaksud dengan pengawasan adalah usaha pimpinan untuk mengetahui semua hal yang menyangkut pelaksanaan kerja, khususnya untuk mengetahui kelancaran kerja para pegawai dalam melakukan tugas mencapai tujuan. Kegiatan pengawasan sering juga disebut kontrol, penilaian, penilikan, monitoring, supervisi dan sebagainya. Tujuan utama pengawasan adalah agar dapat diketahui tingkat pencapaian tujuan dan menghindarkan terjadinya penyelewengan. Oleh karena itu pengawasan dapat diartikan sebagai pengendalian. b. Mengapa Perlu Pengawasan? Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pengawasan itu perlu dilakukan agar jalannya pelaksanaan kerja dapat diketahui tingkat penyampainnya ke tujuan dan agar tidak terjadi penyimpangan, atau toh sudah terjadi, tidak berlarut-larut. Menurut Mulyani A. Nurhadi (Mulyani, 1983, 9) pengawasan yang disebutkan sebagai kontrol bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas kegiatan kerja yang sudah dilaksanakan dan tingkat efisiensi penggunaan komponen, yang jika hal ini dilaksanakan dalam pendidikan, melihat efisiensi penggunaan

Manajemen Pendidikan

12

komponen pendidikan dan juga komponen lain yang menyertainya dalam proses pendidikan. Jelasnya, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah strategi, metode dan teknik yang telah ditetapkan dalam perencanaan sudah cukup cocok dengan langkah penyampaian tujuan dan dengan resiko yang sekecil-kecilnya. c. Cara Mengadakan Pengawasan Yang diuraikan dalam cara-cara pengawasan ini bukan semata-mata cara saja tetapi juga menyangkut hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan pengawasan. Hal-hal yang dimaksud adalah : 1. bahwa pekerjaan pengawasan tidak boleh dilakukan sebagai pekerjaan semata-mata tetapi harus terbuka, terang-terangan. 2. ilakukan terhadap semua bawahan, tidak pilih-pilih. 3. harus objektif, tidak disertai rasa sentimen pribadi. 4. dilakukan bukan hanya dengan pengamatan melalui mata, tetapi juga dengan indera-indera yang lain. 5. dilakukan di segala tempat dan setiap waktu. 6. menggunakan catatan secermat mungkin agar data yang terkumpul dapat lengkap, hal ini penting untuk menghindari subjektivitas. 7. jika ternyata diketemukan adanya penyimpangan, harus segera ditangani.

Manajemen Pendidikan

13

You might also like